PENENTUAN
HARGA POKOK
Dlm metode variable costing produk hanya dibebani biaya variabel, yaitu biaya bahan
baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variabel.
Dlm metode absortion costing (full costing)
produk dibebani dgn biaya tetap dan variabel. Metode ini membebani produk dgn biaya
periode yg merup fungsi dari waktu & tdk dipengaruhi oleh perubahan volume.
Harvey Company menhasilkan sebuah produk
dengan informasi biaya sbb:
Unit
product cost
is determined as follows:
Beban penjualan dan adm selalu diperlakukan sebagai beban periode dan dikurangkan dari
Kebaikan:
1.
Data yang diperoleh lebih baik dan
sesuai dengan metode akuntansi yang
umum
2.
Menyediakan data yang lebih dapat
dimengerti mengenai biaya, volume,
pendapatan, dan laba kpd manajer yg
tdk ahli dlm tehnik dan prosedur
akuntansi.
3.
Data yang disajikan lebih sederhana
yang hubungannya dengan
pendapatan karena tidak
menyebabkan penyimpangan laba
selama periode fluktuasi produksi dan
penjualan.
4.
Membantu perencanaan manajemen
sebab dia memberikan gambaran yang
lebih jelas tentang efek tambahan
Kelemahan:
1.
Masih kontroversial karena tidak
sesuai dengan teori akuntansi.
2.
Sulitnya memisahkan biaya tetap dan
biaya variabel sehingga data biaya
kurang valid.
3.
Metode ini tidak memasukkan BOP
tetap dalam persediaan BDP dan
AKUNTANSI
VARIABLE COSTING
DENGAN METODE
HARGA POKOK
PT Eliona berusaha dlm bisnis percetakan. Proses produksinya dilaksanakan
berdasarkan pesanan dr pelanggan.
Metode penentuan harga pokok produksi yg
digunakan adalah metode
variable
costing
, krn menurut pertimbanganPencatatan pemakaian bahan baku
dan bahan penolong
Brg dlm proses- by bhn baku Rp 240.000
Persediaan bahan Rp 240.000
By overhead pabrik ssgnya Rp 25.000
Pencatatan biaya tenaga kerja
Brg dlm proses- by tenaga lgs Rp 260.000
BOP Sesungguhnya 50.000
Biaya pemasaran 125.000
Biaya administrasi dan umum 140.000
Pencatatan pembeban BOP
variabel ke produk
Brg dlm proses- BOP variabel Rp 130.000
BOP variabel yg dibebankan Rp 130.000
Pencatatan BOP yang sesungguhnya terjadi
BOP sesungguhnya Rp 192.000
Berbagai rek yg dikreditkan Rp 192.000
Pencatatan pemisahan BOP sesungguhnya
ke dalam biaya variabel dan biaya tetap
BOP variabel sesungguhnya Rp 142.000
BOP tetap sesungguhnya 125.000
Berdasarkan data pemakaian bahan
baku dan biaya tenaga kerja
langsung yang terjadi, biaya
produksi untuk tiap pesanan dicatat
dalam kartu harga pokok tiap
pesanan seperti berikut:
AKUNTANSI
VARIABLE COSTING
DENGAN METODE
HARGA POKOK
PT X memproduksi produknya melalui 2
departemen produksi: Departemen 1 dan
Departemen 2.
Perusahaan menggunakan metode variable
costing dlm penentuan harga pokok
produksi.
Penentuan harga produk jadi dilakukan dgn
menggunakan metode harga pokok rata-rata
tertimbang.
DEPARTEMEN 1
Menghitung ekuivalen produk (Ep)
Ep = produk selesai + (BDP akhir x % peny)
Jadi:
– Ep by.bahan:
35.000 unit + (9.000 unit x 100%) = 44.000 unit
– Ep by.Tenaga kerja:
35.000 unit + (9.000 unit x 70%) = 41.300 unit
– Ep Bop variabel:
Menghitung by produksi per satuan
Unsur Biaya produksi Total biaya Unit ekuivalensi (Ep) Biaya prod per satuan (Rp)(1) (2) (3) (2) : (3)
Bahan baku Tenaga kerja BOP variabel 22.000.000 30.975.000 39.235.000 44.000 41.300 41.300 500 750 950
Harga pokok Produk jadi:
Rp 2.200 x 35.000 unit = Rp 77.000.000
Harga pokok Produk Dalam Proses:
BBB: 100% x 9.000 unit x Rp 500 = Rp 4.500.000 BTK: 70% x 9.000 unit x Rp 750 = Rp 4.725.000 BOPV: 70% x 9.000 unit x Rp 950 = Rp 5.985.000
Total Rp 15.210.000
By prod yg dipertanggungjawabx di Depart 1
Rp 92.210.000
Data Produksi
Produk dalam proses awal 4.000 unit Dimasukkan dalam proses 40.000 unit Produk jadi yang ditransfer ke depart 2 35,000 unit
Produk dalam proses akhir 9,000 unit
Jumlah produk yang dihasilkan 44.000 unit
Biaya yang dibebankan selama bulan September 2008: Total
Biaya bahan baku Rp 22,000,000 Rp 500 Biaya tenaga kerja 30,975,000 750
Biaya overhead pabrik 39,235,000 950 Rp 92,210,000 Rp 2,200
Perhitungan Biaya:
Hrg pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang:
35.000 unit x Rp 2.200 Rp 77,000,000 Hrg pokok persedian produk dalam proses:
Biaya bahan baku Rp 4,500,000 Biaya tenaga kerja 4,725,000 Biaya overhead pabrik 5,985,000
Rp 15,210,000 Jumlah biaya prod yg dibebankan selama Januari 2008 Rp 92,210,000
Per unit PT X
DEPARTEMEN 1
Untuk Bulan Berakhir 31 Januari 2008 LAPORAN BIAYA PRODUKSI
DEPARTEMEN 2
Menghitung ekuivalen produk (Ep)
Ep = produk selesai + (BDP akhir x % peny)
Jadi:
– Ep dr depart 1:
38.000 unit + (3.000 unit x 100%) = 41.000 unit
– Ep by.Tenaga kerja:
38.000 unit + (3.000 unit x 40%) = 39.200 unit
– Ep Bop variabel:
Menghitung by produksi per satuan
Unsur Biaya produksi Total biaya Unit ekuivalensi (Ep) Biaya prod per satuan (Rp)(1) (2) (3) (2) : (3)
Bahan baku Tenaga kerja BOP variabel 88.150.000 38.220.000 48.480.000 41.000 39.200 40.400 2.150 975 1.200
Harga pokok Produk jadi:
Rp 4.325 x 38.000 unit = Rp 164.350.000
Harga pokok Produk Dalam Proses:
BBB: 100% x 3.000 unit x Rp 2.150 = Rp 6.450.000 BTK: 40% x 3.000 unit x Rp 975 = Rp 1.170.000 BOPV: 80% x 3.000 unit x Rp1.200 = Rp 2.880.000
Total Rp 10.500.000
By prod yg dipertanggungjawabx di Depart 2 Rp 174.850.000
Data Produksi
Produk dalam proses awal 6.000 unit
Dimasukkan dalam proses 35.000 unit
Produk jadi yang ditransfer ke depart 2 38,000 unit Produk dalam proses akhir 3,000 unit
Jumlah produk yang dihasilkan 41.000 unit
Biaya yang dibebankan selama bulan September 2008:
Total
Biaya dr depart 1 Rp 88,150,000 Rp 2150
Biaya tenaga kerja 30,975,000 975
Biaya overhead pabrik 30,235,000 1200
Rp 149,360,000 Rp 4,325
Perhitungan Biaya:
Hrg pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang:
38.000 unit x Rp 4.325 Rp 164,350,000
Hrg pokok persedian produk dalam proses:
Biaya bahan baku Rp 6,450,000
Biaya tenaga kerja 1,170,000
Biaya overhead pabrik 2,880,000
Rp 10,500,000 Jumlah biaya prod yg dibebankan selama Januari 2008 Rp 174,850,000