34
ANALISIS PERBANDINGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING DAN ACTIVITY BASED COSTING SERTA
PENENTUAN LABA RUGI PADA LAUNDRY
Dewi Mardliyah1, Khoirul Hidayat2, Heny Widya Kusuma Dewi3, Ita Rakhmawati4 Jurusan Manajemen Bisnis Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Kudus1,
dewimardliyah716@gmail.coml1, khoirulhidayat0801@gmail.com2. heniyy027@gmail.com 3. itarakhmawati@iainkudus.ac.id4
ABSTRACT
This study aims to produce calculations on the cost of production and compare using the Full Costing method and Activity Base Costing which can be used for making decisions and determining the cost used. In addition to calculating Cost, the researchers also calculate the business loss and profit as a financial record which can be used as a future guideline. The research method which is used is a descriptive quantitative method. The data collecting technique uses interviews and observations directly at the business location. From the calculation result, the Activity Costing method is more suitable and recommended for the company than the Full Costing method because it's more detailed, the cost of production is lower, and the profit obtained is higher. In the UKM Izza Laundry report during March 2023, after its net profit indicates the profit according to the owner's estimation.
Keyword: Cost of Products; Full Costing; Activity Based Costin; Loss & Profit
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produksi serta membandingkan dengan menggunakan metode Full Costing dan Activity Based Costing yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan penentuan biaya yang digunakan. Selain melakukan perhitungan Harga Pokok Produksi peneliti juga menganalisis laba rugi usaha sebagai catatan keuangan untuk dapat dijadikan pedoman kedepannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif. Teknik pengambilan data menggunakan wawancara dan observasi secara langsung ke lokasi usaha. Dari hasil perhitungan metode Activity Based Costing lebih cocok dan disarankan untuk jasa laundry dibandingkan metode Full Costing karena lebih terperinci, harga pokok produksi lebih rendah, dan keuntungan yang diperoleh lebih banyak. Pada laporan laba rugi jasa laundry periode Maret 2023 setelah laba bersihnya mengindikasikan mendapatkan keuntungan yang sesuai dengan estimasi owner.
Kata Kunci: Harga Pokok Produk; Full Costing; Activity Based Costing; Laba Rugi
PENDAHULUAN
Salah satu komponen kunci dari pengendalian biaya adalah perhitungan biaya produksi. Biaya keseluruhan yang dibelanjakan untuk menciptakan atau membuat barang atau jasa dikenal sebagai biaya produksi. Biaya produksi yang ada dalam Perusahaan laundry meliputi biaya tenaga kerja, pengeluaran terkait bahan baku, dan biaya overhead. Strategi yang tepat harus diterapkan untuk mengoptimalkan operasi dan mengendalikan biaya produksi karena persaingan antar perusahaan semakin ketat.
Metodologi penetapan biaya lengkap dan penetapan biaya berdasarkan aktivitas keduanya dapat digunakan untuk menentukan biaya produksi dalam situasi dunia nyata. Metode full costing merupakan strategi konvensional yang mendistribusikan biaya overhead secara merata berdasarkan volume produksi atau jumlah jam kerja. Pendekatan ini sering digunakan di banyak UKM sebagai cara mudah untuk menentukan biaya produksi. Namun, karena operasi perusahaan yang semakin rumit, seluruh pendekatan penetapan biaya mungkin tidak lagi
35
memberikan data yang tepat dan relevan sangat penting dalam proses pengambilan keputusan.
Akibatnya, tampak bahwa metode penetapan biaya berdasarkan aktivitas (ABC) merupakan pilihan yang lebih tepat untuk mengalokasikan biaya overhead. Teknik ABC menghitung biaya secara lebih tepat dengan mengatribusikan biaya overhead berdasarkan aktivitas terkait produksi khusus, sehingga memberikan gambaran yang lebih akurat tentang besaran biaya yang terkait dengan setiap aktivitas.
Dalam konteks ini, penentuan laba rugi juga merupakan hal yang penting. Laba Rugi merupakan hasil dari selisih antara pemasukan dan pengeluaran produksi. Dengan mengetahui laba rugi yang dihasilkan, Perusahaan dapat mengevaluasi kinerja keuangan mereka dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Namun kenyataannya, banyak perusahaan yang tidak memperhitungkan biaya produksi saat menentukan harga jual jasanya. namun hanya mengamati harga jual pasar saat ini tanpa memperhitungkan biaya produksi. Penentuan laba rugi untuk UKM juga masih disepelekan bahkan banyak yang tidak paham untuk menyusun laporan laba rugi usahanya. Padahal kedua hal tersebut dianggap sangat penting dan berguna untuk kemajuan usahanya agar tidak mengalami kerugian dan bertahan dalam jangka panjang karena dapat mengendalikan dengan melihat laporan yang ada.
Menurut (Milania1 et al., 2019) menyatakan bahwa hasil analisis ini lebih fokus pada pengelolaan estimasi biaya pokok produksi dengan full costing saja, namun belum menyajikan laporan laba rugi untuk UMKM Aulia Laundry ataupun perhitungan harga pokok produksi menggunakan activity based costing.
Menurut (Berdaya Mandiri et al., 2020) menyatakan hasil penelitian berisi tentang aspek umum pengelolan keuangan laundry dan penentuan biaya primer produksinya dengan cara full costing, belum menggunakan perbandingan dengan pendekatan activity based costing ataupun terdapat laporan laba rugi.
Menurut (Wulandari et al., 2020) menyatakan bahwa pendapatan bersih non-detail dalam studi ini, termasuk pengeluaran bahan baku, biaya upah langsung, dan biaya operasional. Hasil pendampingan dalam rangka membuat neraca laba bersih untuk perusahaan Laundry Nafia masih belum nampak sepenuhnya, ketelitian dalam perhitungan, pencatatan, dan pengorganisasian masih diperlukan. Biaya pembuatan per produk tidak dirinci. Alhasil, penentuan laba bersih perusahaan membutuhkan waktu, dan bisa dikatakan 75% biaya yang terkait dengan bisnis Laundry Nafia ini bisa dipilah.
Menurut (Kadek et al., 2023), pada jurnal ini mengkaji mengenai pehitungan biaya produksi primer secara rinci memakai pendekatan full costing dan pendampingan pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) pada jasa Cahaya Laundry , tetapi dalam menghitung dan mencatat laba rugi belum dicantumkan.
Menurut (Safitry & Muntiah, 2022) menyatakan hasil perbandingan antara teknik full costing dan activity based costing pada UMKM Wisna Fresh Ponorogo periode Februari sampai April 2021 mengindikasikan bahwa metode Activity Based Costing lebih tepat dan menguntungkan karena keuntungan yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode full costing.
metode penetapan biaya.
Sedangkan menurut (Maulana & Ramadhan Keman, 2021) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara hasil membandingkan biaya produksi mengenakan metodologi Activity Based Costing dan metode tradisional dalam kenyataan. Pendekatan Penetapan Activity Based Costing di sisi lain, menganalisis setiap biaya yang dikeluarkan secara rinci, mengarahkan penulis pada kesimpulan bahwa menggunakannya menghasilkan perhitungan laba yang signifikan jika dikomparasikan dengan menggunakan teknik perhitungan tradisional.
36
Dapat disimpulkan, penelitian sebelumnya belum secara khusus memfokuskan pada komparasi antara teknik biaya penuh (Full) dan activity based costing pada konteks usaha laundry, serta dampaknya terhadap penentuan laba rugi. Oleh karena itu, terdapat kebutuhan yang mendesak untuk mengisi celah penelitian (research gap) ini.
Sehubungan dengan hal tersebut maka penelitian pada Usaha Laundry Kudus ini bermaksud untuk mengkaji variasi antara metodologi biaya penuh (Full) dan Activity Based Costing untuk menghitung biaya produksi total serta laba rugi yang tercipta pada usaha laundry tersebut.
Diyakini bahwa penelitian ini akan berkontribusi pada pengetahuan yang lebih baik dalam memperkirakan biaya produksi dan menentukan untung rugi yang lebih baik dalam konteks usaha laundry dengan memeriksa variasi dan implikasinya.
KAJIAN PUSTAKA Harga Pokok Produksi
Menurut(Purwanto & Watini, 2020) penetapan biaya mencakup banyak konsep penting. Salah satunya adalah membuat keputusan khusus, mengendalikan biaya, menentukan biaya produk.
Biaya akuntansi mencatat, mengklasifikasi, dan merangkum biaya pembuatan barang atau jasa untuk tujuan menentukan biaya produk. Seluruh biaya yang diperoleh dalam memperoleh bahan baku dan mengubahnya menjadi barang jadi termasuk dalam biaya produksi. Metode produksi, baik berbasis desain atau produksi massal, secara signifikan meningkatkan metode perhitungan biaya produksi.
Menurut Ratna Sari (2019), biaya produksi meningkat untuk semua tugas atau layanan yang dilakukan atau digunakan selama proses manufaktur. Hal ini termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja, overhead, dan total biaya produksi.(Kodong et al., 2019)
Menurut (Fadli & Rizka ramayanti, 2020) Manfaat yang mungkin dari identifikasi dan penentuan biaya produksi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Ini termasuk menetapkan harga jual produk, memantau realisasi biaya produksi, menghasilkan keuntungan secara teratur, dan menentukan biaya penyimpanan produk jadi dalam laporan keuangan.
Ada beberapa sumber yang menyatakan bahwa industri akuntansi membutuhkan konsep dasar manajemen biaya, pengambilan keputusan, dan penentuan harga produk. Tujuan dari metode akuntansi biaya adalah menyusun dan mengklasifikasikan dokumen yang merangkum biaya produksi barang atau jasa, dengan tujuan akhir untuk menentukan berapa biayanya. Biaya produksi mencakup biaya total yang diperlukan untuk pengadaan dan pengolahan bahan baku, termasuk biaya tenaga kerja, biaya operasional, dan biaya produksi secara keseluruhan. Cara pelaporan biaya produksi bervariasi tergantung pada mode produksi yang digunakan. Manfaat yang mungkin dari menetapkan harga produksi termasuk kemampuan untuk memantau biaya produksi dan menentukan harga yang tepat untuk produk tersebut.
Full Costing
Dengan menggunakan metode ini, perusahaan dapat memperoleh informasi yang lebih akurat tentang biaya-biaya yang timbul selama proses produksi dengan mengurangi atau menghilangkan semua biaya yang muncul, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead.(Restu Anugerah Harefa et al., 2022)
Metode penghitungan biaya penuh memungkinkan perusahaan untuk menurunkan harga produk dengan mengurangi semua biaya yang terkait dengan produksi, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja, overhead tetap, dan variabel. Oleh karena itu, metode ini memiliki dua jenis overhead, yaitu overhead tetap dan variabel. Full Costing, juga dikenal sebagai Absorption atau konvensional costing, adalah teknik yang mengubah semua biaya produksi, baik yang tetap maupun variabel, menjadi biaya produksi..(Pitahloka et al., n.d.)
37
Menurut (Thenu et al., 2021), Metode Full Costing adalah suatu metode untuk menentukan biaya produksi yang memperhitungkan semua biaya dalam proses produksi, termasuk sumber daya yang digunakan, tenaga kerja, jam kerja yang melebihi batas normal, dan pengeluaran lainnya.
Dapat ditunjukkan bahwa full costing seperti gaji, administrasi, dan overhead dapat dikurangi dengan total biaya. Metode ini memberikan informasi terperinci tentang biaya yang terjadi selama proses produksi dengan membatasi biaya seperti bahan baku, tenaga kerja dalam jangka waktu yang lebih lama, dan overhead.
Activity Based Costing
Metode Activity Based Costing (ABC) merupakan kemajuan dari metode konvensional dalam menghitung biaya produksi. Menurut Hansen dan Mowen dalam buku Sujarweni (2015: 98), Activity Based Costing adalah metode untuk menghitung biaya per unit output dengan memperhatikan berbagai faktor biaya. Proses tersebut dilakukan dengan mengurangi biaya aktivitas terlebih dahulu, kemudian mentransfer biaya tersebut ke produk akhir. Produksi barang menggunakan metode Activity Based Costing dibagi menjadi dua tahap. Supriyono menyatakan dalam Sujarweni (2015) bahwa tugas pertama melibatkan empat langkah:
mengoordinasikan aktivitas, menghubungkan biaya dengan aktivitas, mengidentifikasi penggerak biaya, mengamankan biaya berkualitas tinggi, dan membentuk tarif pool. Pada tahap kedua, biaya gudang overhead untuk setiap kelompok pelanggan diterapkan pada berbagai jenis produk..(Ridwan et al., 2021)
Menurut Sa'adah (2019), Biaya berbasis aktivitas adalah cara untuk mengukur biaya produksi yang didasarkan pada aktivitas. Metode ini mengurangi biaya administrasi, keuangan, pra- produksi, dan produksi, baik itu biaya tetap maupun biaya variabel.
Menurut(Sa et al., n.d.), Biaya berbasis aktivitas adalah teknik untuk meningkatkan nilai barang, termasuk barang, jasa, dan orang. Biaya sumber daya aktivitas organisasi dari awal hingga akhir ditunjukkan dalam metode ABC. Kemudian, biaya untuk aktivitas-aktivitas tersebut dikirimkan ke bangunan, kantor, dan orang-orang yang membutuhkan aktivitas tersebut untuk menjaga kelancaran proses tersebut.
Metode yang paling efektif untuk mengurangi biaya produk adalah dengan menggunakan penetapan harga berdasarkan aktivitas daripada waktu. Metode ini memungkinkan kita untuk memperoleh informasi harga produk yang lebih akurat dan presisi. Selain itu, metode ini memberikan informasi yang akurat tentang pembayaran dan jam kerja yang terkait dengan aktivitas dan jam kerja. Selain itu, metode ini memungkinkan kita untuk mentransfer biaya ke jenis mata uang lainnya, seperti pelanggan dan distributor. Para pengusaha dapat menghadapi persaingan yang lebih intens dalam proses mengembangkan bisnis mereka jika mereka memiliki informasi yang lebih presisi.
Menurut penelitian (Laily & Fajar, n.d.), Pembayaran untuk biaya hidup melibatkan dua langkah.
Langkah pertama adalah menyimpan uang ke dalam suatu pool di mana uang tersebut akan disesuaikan dengan aktivitas yang konsisten atau seragam. Langkah kedua adalah mencari dan menghitung biaya setiap produk dengan menggunakan cost driver yang sesuai. Dalam situasi ini, biaya dari tugas utama ditransfer ke biaya untuk produk yang menggunakan faktor penetrasi biaya tersebut.
Dari semua definisi di atas, aspek paling penting dari produktivitas berbasis aktivitas adalah metode ABC, yang merupakan inovasi dalam bidang penetapan harga produk. ABC mengurangi biaya produk dengan memanfaatkan cost driver. Pengelompokan aktivitas, hubungan biaya,
38
penentuan cost driver, penggabungan biaya serupa, dan penentuan tarif pool adalah bagian dari prosesnya. ABC juga memberikan informasi yang akurat tentang pembayaran dan aktivitas kerja, serta kemampuan untuk mentransfer uang dari satu rekening ke rekening lainnya. ABC memberikan informasi yang akurat untuk membantu bisnis mencapai kesuksesan.
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah jenis laporan yang disusun secara sistematis dengan menggunakan jaminan standar dan menyajikan hasil operasional untuk satu tahun atau periode jaminan tertentu. Dokumen ini memberikan informasi sistematis tentang syarat pembayaran, biaya, dan honorarium lab serta nama sunber untuk syarat pembayaran yang berlaku..(Laily & Fajar, n.d.) Neraca laba rugi memberikan informasi tentang pendapatan, keuntungan, dan kerugian entitas tertentu selama periode waktu tertentu. Paragraf ini menyoroti kinerja karyawan dan bisnis selama periode waktu yang relevan..(Yessi & Rato, 2021)
Laporan laba rugi adalah dokumen yang digunakan untuk memberikan informasi kepada kreditur dan pemegang saham apakah suatu bisnis menguntungkan atau tidak. Pada laporan ini terdapat dua akun yang ditunjukkan, yaitu pendapatan dan beban. Tujuan dari laporan laba rugi adalah untuk menentukan apakah perusahaan akan menghasilkan keuntungan atau kerugian selama periode waktu yang diberikan. Sebuah bisnis akan menguntungkan jika pendapatan total melebihi total biaya. Perusahaan akan menghasilkan keuntungan jika pendapatannya secara keseluruhan melebihi anggarannya. Namun, jika pendapatan total kurang dari total biaya, maka bisnis akan mengalami kerugian.(Apriyanti et al., 2022)
KEUNTUNGAN: PENDAPATAN > BEBAN KERUGIAN: PENDAPATAN < BEBAN
Berdasarkan beberapa definisi yang diberikan di atas, laporan laba rugi adalah jenis laporan keuangan yang menunjukkan keuntungan dan kerugian suatu organisasi selama periode waktu tertentu. Tujuan dari laporan laba rugi adalah untuk mengevaluasi modal kerja perusahaan; jika keuntungan melebihi biaya, perusahaan akan menguntungkan; namun, jika keuntungan kurang dari biaya, perusahaan akan mengalami kerugian.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penulis menggunakan jenis data deskriptif dalam penelitiannya dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik ini digunakan untuk menentukan tujuan penelitian serta menganalisis informasi yang terdiri dari data primer.
Sumber Data
Data yang didapat termasuk kategori data primer yang diperoleh melalui wawancara dan penelitian lapangan dengan narasumber. Selain itu, peneliti juga mendapatkan informasi langsung dari perusahaan, seperti harga jual produk dan biaya produksi dasar. Harga jual produk mengikuti harga jual yang berlaku di pasar.
39
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data secara umum:
1. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan di Izza Laundry Kudus dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran umum tentang karakteristik usaha laundry, operasional usaha, serta informasi tentang biaya produksi. Metode ini digunakan sebagai sarana untuk mengumpulkan data ketika seorang peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mengidentifikasi masalah yang akan diteliti.
2. Penelitian Lapangan
Penelitian Lapangan merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam observasi, peneliti secara langsung mengamati dan mencatat informasi tentang proses dan aktivitas yang terjadi di dalam Izza Laundry Kudus. Metode ini membantu peneliti untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai aspek operasional usaha.
Tempat Penelitian
Tempat yang dituju peneliti untuk penelitian yaitu Izza Laundry Kudus yang bergerak dibidang jasa. yang beralamat Desa Klumpit RT 03/ RW 05, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus.
Teknik analisa data.
Dalam penelitian ini, digunakan teknik analisis data berupa metode analisis deskriptif kuantitatif. Metode ini melibatkan penggunaan metode job order costing untuk menghitung biaya, serta perhitungan menggunakan rumus dasar menggunakan metode full costing dan Activity based costing. Selain itu, juga digunakan metode analisis perhitungan laba rugi yang telah dijelaskan sebelumnya.
HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Teknik Full Costing
Dalam hasil penelitian yang telah dilakukan, perhitungan harga pokok produksi di UKM Izza Laundry terdiri dari 3 tahap sebagai berikut:
Tabel 1. Mengidentifikasi Pengeluaran di Izza Laundry
KOMPONEN HARGA SATUAN (RP) ASUMSI HARGA / Kg (RP)
Detergen 200.000/20 L 5 Ml/Kg Laundry 5 Ml X 200.000/20.000 Ml= 50 Kg Pemutih 8.500/360 Ml 2 Ml/Kg Laundry 2 Ml X 8.500/360 Ml= 47/Kg Parfume Laundry 250.000/10 L 20 Ml/Kg
Laundry 20 Ml X 250.000/10.000 Ml=
500/Kg
Plastik Packing 172.500/1.500 Lembar 1 Pcs/Kg 1X172.500/1.500 Lembar=115/Kg Solatip 25.000/5 Rol
Alat Tulis Kantor 10.000
Nota 31.500/500 Lembar 1 Lembar/Orang 1X31.500/500 Lembar= 63/Lembar
40
Mesin Cuci 6.000.000/2Mesin/5
Tahun 6.000.000/60 Bulan (5 Tahun)=
100.000
Pengering 5.550.000/5 Tahun 550.000/60 Bulan (5 Tahun)=
92.500 Paket Setrika 2.700.000/Paket
Alas Setrika 100.000/Pcs Keranjang 60.000/3Pcs Timbangan 290.000
Spanduk 230.000
Ember 25.000
Gas 506.000/23 Biji 506.000/1.500 Kg= 338/Kg
Sikat Cuci 10.000
Biaya Listrik 150.000/Bulan 150.000/30 Hari/50 Kg= 100/Kg
Biaya Pemasaran 80.000/Bulan Gaji Karyawan 1.000.000/Bulan Biaya penyusutan
Mesin 192.500
Biaya Asuransi 50.000/Bulan Sumber : Data primer diolah,2023
2. Biaya-biaya tersebut dapat dikelompokkan menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
.Tabel 2. Menentukan BBB
Sumber : Data Asli yang Sudah Diproses, 2023
Asumsi jumlah rata-rata pakaian yang dicuci di laundry setiap hari adalah 50 kg, dan dalam sebulan dengan 30 hari buka. Dengan demikian, total BBB yang digunakan dalam 1 bulan adalah:
Detergen Rp. 50
Pemutih Rp. 47
Parfume Laundry Rp. 500
Plastik Packing Rp. 115
Gas Rp. 338
Liatrik Rp. 100
Jumlah Biaya Bahan Baku Rp. 1035/Kg
41
Total biaya baban baku / Kg X 50 Kg X 30 hari
= 1035 X 50 X 30
= Rp. 1.552.500/Bulan
Jadi, jumlah BBB yang dikeluarkan dalam sebulan sebesar Rp.1.552.500 Tabel 3. Menentukan BTKL
BTKL Rp. 1.000.000
Sumber : Data Asli yang Sudah Diproses, 2023
Tabel 4. Menentukan BOP BOP
Biaya Perlengkapan Rp. 66.500
Biaya Pemasaran Rp. 310.000
Biaya Penyusutan Mesin Rp. 192.500
BTKTL Rp. 50.000
Jumlah BOP Rp 619.000
Sumber : Data Asli yang Sudah Diproses, 2023
3. Melakukan perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) Tabel. 5 Perhitungan HP Produksi
dalam rupiah Harga Pokok Produksi
BBB 1.552.500
BTKL 1.000.000
BOP 619.000
Jumlah HP Produksi 3.171.500
HP Produksi per Kg 3.171.500/30 hari/50 Kg= 2.172 Sumber : Data Asli yang Sudah Diproses, 2023
Jadi, HP produksi menggunakan teknik Full Costing pada Izza Laundry Rp. 2.172/Kg.
42
Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Activity Based Costing Tahap Pertama
a. Pengidentifikasi dan Pengelompokkan Aktivitas Izza Laundry Tabel 6. Pengelompokan Aktivitas Izza Laundry
No Aktivitas Tingkatkan Aktivitas
1. Penggunaan Listrik Aktivitas Tingkat Unit
2. Penggunaan deterjen Aktivitas Tingkat Unit
3. Penggunaan parfum laundry Aktivitas Tingkat Unit
4. Penggunaan pemutih Aktivitas Tingkat Unit
5. Penggunaan plastik packing Aktivitas Tingkat Unit 6. Penggunaan gas setrika Aktivitas Tingkat Unit 7. Aktivitas cuci dan setrika Facility Sustaining Activity 8. Depresiasi mesin cuci dan pengering Facility Sustaining Activity
Sumber : Data Asli yang Sudah Diproses, 2023 b. Mengkaitkan Biaya dengan Setiap Aktivitas
Setelah mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang terlibat, langkah selanjutnya adalah mengaitkan biaya dengan aktivitas tersebut. Depresiasi mesin cuci dan pengering dilakukan dengan menggunakan straight line method selama 5 tahun. Dengan demikian, depresiasi untuk 2 mesin cuci dan 1 pengering dengan harga total Rp. 11.550.000,00 adalah sebesar Rp. 192.500,00 (Rp.11.550.000,00 x 1 / 5 x 1/12). Berikut adalah tabel yang menunjukkan besaran biaya rill:
Tabel 7. Biaya Rill yang Digunakan Izza Laundry Maret 2023
No Aktivitas Biaya Rill (Rp)
1. Penggunaan Listrik 150.000
2. Penggunaan deterjen 200.000
3. Penggunaan parfum laundry 250.000
4. Penggunaan pemutih 8.500
5. Penggunaan plastik packing 172.500
6. Penggunaan gas setrika 506.000
7. Aktivitas cuci dan setrika 1.000.000
8. Depresiasi mesin cuci dan pengering 192.500
JUMLAH 2.479.500
Sumber : Data Asli yang Sudah Diproses, 2023
43
c. Mengklasifikasikan Biaya Aktivitas Sesuai dengan Kelompok Biaya Sejenis
Setelah mengaitkan biaya dengan aktivitas, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan biaya- biaya aktivitas (cost pool) ke dalam kategori biaya yang serupa (cost driver). Pengelompokan biaya-biaya aktivitas dapat ditemukan dalam tabel berikut:
Tabel 8. Penentuan Cost Activities dan Cost Driver Maret 2023
No Aktivitas Cost Driver
1. Penggunaan Listrik Kwh
2. Penggunaan deterjen Kg
3. Penggunaan parfum laundry Kg
4. Penggunaan pemutih Kg
5. Penggunaan plastik packing Kg
6. Penggunaan gas setrika Kg
7. Aktivitas cuci dan setrika JKL
8. Depresiasi mesin cuci dan pengering JKL
Sumber : Data Asli yang Sudah Diproses, 2023
Penjelasan tentang pengklasifikasian biaya aktivitas dalam tabel, sebagai berikut:
1) Pemakaian listrik
Untuk menjalankan operasionalnya, setiap mesin dan peralatan yang ada di Izza Laundry membutuhkan pasokan listrik. Pada bulan Maret 2023 Izza Laundry telah menggunakan 110,94 Kwh listrik.
2) Pemakaian deterjen
Deterjen digunakan sekelompok jasa laundry. Cost driver biaya ini yaitu jumlah kilogram.
3) Pemakaian parfum laundry
Parfum laundry digunakan untuk mengharumkan pakaian yang sedang dilaundry.
Pembebanan biaya ini sebagai cost driver kg.
4) Pemakaian pemutih
Pemutih digunakan khusus untuk pakaian putih agar terjaga warna dan menghilangkan noda yang sulit hilang. Cost driver biaya ini adalah kg.
5) Penggunaan plastik packing
Plastik packing digunakan untuk membungkus pakaian yang sudah selesai dilaundry untuk diserahkan kepada konsumen. Biaya ini dibebankan dengan cost driver kg.
6) Pemakaian gas setrika
Gas ini digunakan untuk menyetrika karena setrika yang digunakan adalah setrika uap.
Cost driver biaya ini sebagai kg.
7) Buruh cuci dan setrika
Buruh cuci dan setrika bekerja selama 10 jam setiap hari dalam sebulan penuh di Izza Laundry, kecuali pada tanggal merah atau hari besar. Jam kerja dimulai dari jam 07.00 - 17.00. Biaya yang dikenakan pada setiap layanan jasa laundry yang membutuhkan buruh cuci dan setrika dihitung berdasarkan jam kerja langsung sebagai cost driver. Total jam upah langsung untuk bulan Maret 2023 adalah: 10 jam x 30 hari x 1 orang = 300 jam kerja langsung.
8) Biaya depresiasi mesin cuci dan pengering
44
Biaya depresiasi peralatan dialokasikan ke semua layanan laundry. Cost driver untuk biaya ini adalah jam upah langsung.
Setelah menetapkan faktor biaya untuk setiap aktivitas, diperlukan perbandingan yang tepat untuk mengalokasikan faktor biaya pada setiap layanan. Perbandingan faktor biaya untuk setiap jenis layanan dihitung dengan membagi jumlah kilogram layanan yang diberikan dengan total kilogram layanan pada bulan Maret, kemudian dikalikan dengan total faktor biaya. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan layanan pencucian dan faktor biaya yang digunakan:
Tabel 9. Jumlah Cost Driver pada Jasa Laundry Nama Jasa Jumlah
Kilogram Cost Driver Jam Kerja
Langsung Cost Driver Kwh (1) (2) (3)=(2)/1.500 x 300 (4)=(2)/1.500 x110,94
Jasa Cuci Setrika 1.500 Kg 300 JKL 110,94 Kwh
Jumlah 1.500 Kg 300 JKL 110,94 Kwh
Sumber : Data Asli yang Sudah Diproses, 2023 d. Menetapkan Sekelompok Biaya
Menetapkan harga untuk sekolompok harga yang dilakukan dengan membagi harga rill dengan jumlah faktor penggerak. Berikut adalah tabel kalkulasi harga untuk setiap sekelompok harga:
Tabel 10. Kalkulasi Harga Cost Pool / Kg
No Nama Kegiatan Jumlah Biaya (Rp)
1. Penggunaan deterjen 200.000
2. Penggunaan parfum laundry 250.000
3. Penggunaan pemutih 8.500
4. Penggunaan plastik packing 172.500
5. Penggunaan gas setrika 506.000
Total 1.137.000
Total Cost Driver 1.500 Kg
Harga Cost Pool 758
Sumber : Data Asli yang Sudah Diproses, 2023
45
Tabel 11. Kalkulasi Harga Cost Pool / Jam Upah Langsung
No Nama Kegiatan Total Biaya (Rp)
1. Kegiatan cuci dan setrika 1.000.000
2. Penyusutan mesin cuci dan pengering 192.500
Jumlah 1.192.500
Jumlah Cost Driver 300 Kwh
Harga Cost Pool 3.975
Sumber : Data Asli yang Sudah Diproses, 2023
Tabel 12. Kalkulasi Harga Cost Pool / Jam Upah Langsung
Nama Aktivitas Keterangan
Biaya pemakaian listrik wRp. 150.000
Kwh terpakai 110,94 Kwh
Harga per Kwh Rp. 1.352
Sumber : Data Asli yang Sudah Diproses, 2023 Langkah Kedua
Pada Langkah kedua, biaya yang ditujukan kepada obyek atau layanan akan diatribusikan berdasarkan cost driver. Berikut adalah tabel kalkulasi alokasi biaya ke layanan:
Tabel 13. Kalkulasi Total Biaya yang Dibebankan pada Jasa Cuci Setrika Cost Pool Cost Driver Harga Cost Pool
(Rp) Total Biaya
dibebankan (Rp)
Kilogram (Kg) 1.500 758 1.137.000
Jam Upah langsung 300 3.975 1.192.500
Kwh 110,94 1.352 150.000
Jumlah 2.479.500
Sumber : Data Asli yang Sudah Diproses, 2023
Dari tabel kalkulasi, dapat disimpulkan bahwa biaya yang dimasukkan dalam jasa dapat dilihat pada tabel rekapitulasi di bawah ini:
Tabel 14. Jumlah Biaya Dibebankan Pada Jasa Izza Laundry
dalam rupiah
Jenis Jasa Biaya Dibebankan
Cuci Setrika 2.479.500
Jumlah 2.479.500
Sumber : Data Asli Sudah yang Diproses, 2023
46
Kalkulasi Harga Pokok ABC pada Jasa Laundry
Kalkulasi tiap layanan pencucian dapat dihitung dengan Teknik membagi total biaya yang dibebankan dengan jumlah kg yang telah dicuci. Detail penghitungan tiap layanan pencucian tersedia dalam tabel di bawah ini:
Tabel 15. Kalkulasi Harga Pokok ABC pada Jasa Laundry
dalam rupiah Jenis Jasa Biaya Dibebankan Jumlah Kilogram Harga Pokok ABC
per Kg
Cuci Setrika 2.479.500.00 1.500 1.653
Sumber : Data Asli Sudah yang Diproses, 2023
Setelah menerapkan metode Activity Based Costing untuk menentukan harga jasa laundry, UKM Izza Laundry telah mengumumkan harga tetap sebesar Rp. 4.000 per kilogram untuk layanan laundry mereka.
Tabel 16. Perbandingan Harga Jasa Laundry antara Metode ABC dengan Tarif Menurut Jasa Laundry
Nama Jasa Harga Pokok ABC (Rp)
Harga yang Berlaku di Izza
Laundry (Rp)
Selisih
Rp %
Cuci Setrika 1.653 4.000 2.347 58,68%
Sumber : Data Asli yang Sudah Diolah, 2023
Setelah memahami semua harga untuk barang-barang yang diproduksi, baik menggunakan teknik Full Costing maupun metode Activity Based Costing, berikut adalah harga-harga untuk barang-barang yang diproduksi yang akan dihitung:
Tabel 17. Perbandingan Tingkat Laba/Rugi dengan perhitungan Harga Pokok Produksi metode Full Costing dan Activity Based Costing Per Kilogram
dalam rupiah Produk Jasa Harga Jual Harga Pokok Produksi Laba /Rugi
Full Costing ABC Full Costing ABC
Setrika Cuci 4.000 2.172 1.653 1.828 2.347
Sumber : Data Asli Sudah yang Diproses, 2023 Penentuan Laporan Laba Rugi Jasa Laundry
Berikut ini adalah laporan laba rugi jasa Laundry periode Maret 2023 :
47
Tabel 18. Laporan Laba Rugi
Izza Laundry Laporan Laba Rugi Periode Maret 2023
(dalam rupiah)
Pendapatan 6.000.000
Harga Pokok Pendapatan
Pemakaian Detergen 200.000
Pemaikaian Pemutih 8.500
Pemakaian Parfume 250.000
Pemakaian Plastik 172.500
Pemakaian Gas 506.000
Pemakaian Listrik 150.000
Penyusutan Alat Laundry 192.500
Jumlah Harga Pokok
Pendapatan 1.329.500
Laba Kotor Pendapatan 4.670.500
Biaya Usaha
Gaji Karyawan 1.000.000
Beban Perlengkapan 66.500
Beban Pemasaran 310.000
Beban Asuransi 50.000
Jumlah Biaya Usaha 1.426.500
Laba Bersih 3.244.000
Sumber : Data Asli Sudah yang Diproses, 2023
Peneliti telah menyelesaikan audit menggunakan metode Full Costing untuk menentukan biaya set-up sebesar Rp. 2.172. Namun, ketika menggunakan metode Activity Based Costing, biaya setrika dan cuci sebesar Rp. 1.653. Izza Laundry menetapkan harga jual jasa cuci setrika sebesar Rp 4.000, metode Full Costing mampu menghasilkan keuntungan sekitar Rp. 1.828. Sebaliknya, metode Activity Based Costing menghasilkan keuntungan sekitar Rp. 2.347 dan biaya produksi sekitar Rp. 1.653. Kedua metode ABC memiliki biaya produksi sekitar Rp. 2.172 per kg. Setelah menghitung semua biaya dan tarif yang terkait dengan Laporan Laba Rugi dalam satu bulan (yaitu bulan Maret 2023), perusahaan laundry menghasilkan laba bersih sekitar Rp. 3.244.000
48
pada bulan yang sama. Hasil penelitian ini tentunya dapat dikembangkan dan digunakan untuk memperkuat penelitian sebelumnya yang telah disebutkan di atas.
KESIMPULAN
Ketika menggunakan metode full costing, perkiraan biaya produk adalah Rp. 2.172, namun metode activity-based costing hanya memperkirakan biaya sebesar Rp. 1.653. Hal ini dapat dijelaskan dengan perbedaan metode activity-based costing dalam menghitung biaya overhead berdasarkan aktivitas yang terlibat dalam memproduksi suatu produk tertentu. Akibatnya, biaya produksi menggunakan metode activity-based costing lebih tinggi dibandingkan complete costing. Metode complete costing menghasilkan keuntungan sekitar Rp. 1.828, sedangkan metode activity-based costing menghasilkan keuntungan yang sama. Secara keseluruhan, metode activity-based costing lebih menguntungkan karena harga produknya yang lebih tinggi.
Disarankan kepada izza laundry untuk mengadopsi pendekatan activity based costing, karena memberikan perincian biaya yang lebih komprehensif. Berdasarkan laporan laba rugi bulan maret 2023, izza laundry memperoleh keuntungan sebesar rp. 3.244.000. Namun penelitian ini memiliki keterbatasan tertentu, seperti fakta bahwa biaya listrik hanya berdasarkan perkiraan dari pemilik izza laundry, dan data yang diperoleh melalui wawancara mungkin tidak selalu mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengatasi kekurangan tersebut dan memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang pokok bahasan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanti, R., Sosial, I. I., & Stiami, M. (2022). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Laporan Laba Rugi Pada Bank Syariah. In Jurnal Akuntansi Terapan (Vol. 3, Issue 2). http://ojs.stiami.ac.id Berdaya Mandiri, J., Jatu Nilawati, Y., Gesang Widodo Budi, A., Ekonomi dan Bisnis, F., Trisakti Jl
Kyai Tapa, U., & Barat, J. (n.d.). PELATIHAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI USAHA LAUNDRY DI BEKASI JAWA BARAT (COST CALCULATION TRAINING FOR LAUNDRY BUSINESS TRAINING IN BEKASI, WEST JAVA).
Fadli, I., & Rizka ramayanti. (2020). Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Full Costing ( Studi Kasus Pada UKM Digital Printing Prabu ). Jurnal Akuntansi Kajian Ilmiah Akuntansi (JAK), 7(2), 148–161. https://doi.org/10.30656/jak.v7i2.2211 Kadek, N., Marchaeni, F. D., & Wafa, Z. (2023). Pendampingan Pembuatan Nomor Induk Berusaha
dan Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada UMKM. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat Indonesia, 3(1).
https://journal.amikveteran.ac.id/index.php/jpkmihttps://journal.amikveteran.ac.id/
Kodong, T. I., Sabijono, H., & Kalalo……, M. Y. B. (2019). ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN DALAM PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI PADA PT SEDERHANA KARYA JAYA ANALYSIS OF REVENUE AND EXPENSE RECOGNITION IN THE PRESENTATION OF THE INCOME STATEMENT AT PT. SEDERHANA KARYA JAYA. 4397 Jurnal EMBA, 7(3), 4397–
4406.
Laily, R. N., & Fajar, G. (n.d.). ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN KARUNG DI SURABAYA Titik Mildawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.
Maulana, A., & Ramadhan Keman, R. (n.d.). Analisis Perbandingan Metode Biaya Tradisional dan Metode Activity Based Costing Dalam Perhitungan Food Cost di Hotel Batiqa Pekanbaru.
Milania1, L., Kartika2, T., Adira, D., Wanda, P., & Agustin4, A. (2019). DETERMINING PRODUCTION COSTS TO CALCULATE SERVICES AT UMKM AULIA LAUNDRY PENENTUAN BIAYA
49
PRODUKSI UNTUK MENGHITUNG JASA PADA UMKM AULIA LAUNDRY. In Research In Accounting Journal (Vol. 2, Issue 1). http://journal.yrpipku.com/index.php/raj|
Pitahloka, I. S., Sarwono, A. E., Saptantinah, D., & Astuti, P. (n.d.). PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA UKM TENUN LURIK DENGAN PENDEKATAN METODE FULL COSTING.
Purwanto, E., & Watini, S. S. (2020). ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL (STUDI KASUS UNIT USAHA REGAR FRUIT). In JOURNAL OF APPLIED MANAGERIAL ACCOUNTING (Vol. 4, Issue 2).
Restu Anugerah Harefa, P., Zebua, S., & Bawamenewi, A. (2022). Analisis Biaya Produksi Dengan Menggunakan Metode Full Costing Dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi. 1(2), 218–
223. https://doi.org/10.56248/jamane.v1i2.36
Ridwan, N. F., Suherman, A., & Author, C. (2021). ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI. BALANCE : JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS, 6(1), 10–16. http://jurnal.um-palembang.ac.id/balance
Sa, L., Muchfaidzah, C., Ekonomi, F., KHAWahab Hasbullah, U., & lailatus, J. (n.d.). PENERAPAN METODE ACTIVITIES BASED COSTING (ABC) TERHADAP HARGA POKOK PRODUKSI PADA UMKM BATIK SEKAR JATI (Vol. 02, Issue 02). http://trianglesains.makarioz.org
Safitry, S. E., & Muntiah, N. S. (2022). ISOQUANT: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing dan Activity Based Costing.
http://studentjournal.umpo.ac.id/index.php/isoquant
Thenu, G., Manossoh, H., Runtu, T., Akuntansi, J., & Ekonomi dan Bisnis, F. (2021). ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK AYU ANALYSIS OF COST OF PRODUCTION USING THE FULL COSTING METHOD IN DETERMINING THE SELLING PRICE OF THE RAMBAK AYU CRACKERS BUSINESS. 9(2), 305–314.
Wulandari, W., Pri Handini, D., Ekonomi dan Bisnis, F., & Widyagama Malang, U. (2020). Seminar Nasional Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Prefix-PkM PENDAMPINGAN MENGHITUNG LABA BERSIH BAGI USAHA LAUNDRY NAFIA.
Yessi, E., & Rato, D. (2021). LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF. In Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha (Vol. 12, Issue 01).