• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci: harga pokok produksi, full costing, variable costing, harga jual

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci: harga pokok produksi, full costing, variable costing, harga jual"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1

Penerapan Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Metode Full Costing dan Metode Variable Costing untuk Menentukan Harga Jual

(UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” Magelang)

Oleh:

Nidya Navita Dewi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Email: [email protected] ABSTRAK

Harga pokok produksi merupakan kumpulan dari biaya- biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami metode perhitungan biaya produksi pada UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR”. Selain itu untuk menghitung harga pokok produksi pada UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” dalam menentukan harga jual. Dan untuk mengetahui metode apa yang sebaiknya diterapkan pada UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” untuk menentukan harga jual. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan data sekunder. Data primer yang diambil dari UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” adalah dengan melakukan wawancara. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan perbandingan dengan menggunakan metode full costing dan metode variabel costing dalam perhitungan harga pokok produksi perusahaan, metode full costing memiliki angka nominal lebih tinggi sebesar Rp 14.222.646 dan mendapat harga jual sebesar Rp 3.700. Sedangkan menggunakan metode variabel costing sebesar Rp 13.785.246 dan harga jual sebesar Rp 3.600. Hal ini disebabkan karena perhitungan harga pokok produksi pada metode full costing memasukkan semua akun biaya baik yang berjenis variabel maupun tetap. Perusahaan sebaiknya memasukkan akun- akun seperti biaya penyusutan mesin, peralatan dan kendaraan dalam harga pokok produksi dan penentuan harga pokok produk menjadi lebih akurat untuk menentukan harga jual.

(2)

2 ABSTRACT

The cost of production is a collection of the costs incurred to process raw materials into finished materials. This research aims to understand the method of calculation of production costs on UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR”. Moreover to calculate the cost of production in UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” in determining the selling price. And to determine what methods should be applied to UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” to determine the selling price. The type of data used in this study is quantitative data. This study uses primary data source and secondary data. Primary data where taken from UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” is to do interview. While the data analysis method used is quantitative and qualitative analysis. By comparison with using the method of full costing and variable costing method in the calculation of the cost of production companies, a full costing method has a higher nominal rate of Rp 17.162.646 and get the selling price of Rp 4.500, while using the variable costing method of Rp 16.725.246 and the sale price of Rp 4.350. This is because the calculation of the cost of production on a full costing method include all costs account both variable and fixed manifold. Company should include the accounts as depreciation cost of machinery, equipment and vehicles in the cost of production and determining the cost of the product to be more accurate for determining the selling price .

Key words : cost of production , a full costing , variable costing , the selling price

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Harga pokok produksi secara umum adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan untuk mengubah bahan baku menjadi produk. Perhitungan Harga pokok Produk dapat digunakan untuk menentukan harga jual yang akan diberikan kepada pelanggan sesuai dengan biaya- biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Informasi yang dibutuhkan dalam perhitungan harga pokok produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Ketiga komponen tersebut harus diperhitungkan secara tepat dan akurat. Perhitungan harga pokok produksi yang tepat akan menghasilkan harga jual yang tepat.

Kriteria UMKM adalah untuk usaha mikro assetnya maksimal 50 juta, sedangkan omset yang dimilikinya maksimal berjumlah 300 juta. Usaha kecil memiliki asset lebih besar dari 50 juta sampai dengan 500 juta, sedangkan omset yang dimiliki lebih besar dari 300 juta sampai dengan 2.5 miliar. Usaha memiliki asset lebih dari 500 juta sampai 10 miliar, dan omset yang dimiliki lebih besar dari 300 juta sampai dengan 2,5 miliar.

Banyak kendala yang terjadi di UMKM dalam masalah keuangan baik berupa modal awal maupun dalam penghitungan harga pokok produksi. Biasanya para

(3)

3

usahawan kurang rinci dalam penghitungan harga pokok produksi sehingga terjadi ketidak akuratan dalam menghasilkan biaya produksi.

Informasi dan pengumpulan biaya produksi yang benar akan menentukan perhitungan harga pokok produksi yang benar. Kemudian dengan perhitungan harga produksi yang benar maka akan menghasilkan penetapan harga jual yang tepat. Tetapi jika dalam pengumpulan biaya kurang tepat, maka akan mengakibatkan perusahaan tidak mampu menghasilkan laba atau bahkan akan mengalami kerugian.

UMKM Getuk goreng “BUNGA MAWAR” ini dalam menghitung harga pokok produksi hanya memperhitungkan unsur biaya yang bersifat langsung seperti biaya bahan baku langsung, bahan penolong langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya listrik. Sedangkan untuk biaya lain yang tidak langsung seperti pemeliharaan mesin, adminstrasi dan penyusutan dialokasikan pada tiap produksi. Sedangkan metode yang digunakan oleh pemilik usaha hanya menghitung pemasukan dan pengeluarannya saja, tanpa memperhitungkan secara lebih terperinci. Hal inilah yang akan mengakibatkan ketidaktepatan dalam perhitungan harga pokok produksi.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan perhitungan harga pokok produksi dan penentuan harga jual pada getuk goreng “BUNGA MAWAR” dengan menggunakan pendekatan Full costing dan Variable costing. Karena pentingnya biaya bagi perusahaan yang dikeluarkan untuk suatu produksi yang dihasilkan. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Untuk memahami metode perhitungan biaya produksi pada UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR”. (2) Untuk menghitung harga pokok produksi pada UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” dalam menentukan harga jual. (3) Untuk mengetahui metode apa yang sebaiknya diterapkan pada UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” untuk menentukan harga jual.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Biaya

Menurut Mulyadi (2010) akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara- cara tertentu serta penafsiran terhadapnya dan objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya. Menurut Witjaksono (2013) akuntansi biaya merupakan salah satu dari sekian banyak disiplin ilmu dalam akuntansi. Akuntansi biaya secara sederhana dapat diartikan dari istilahnya sebagai akuntansi yang khusus digunakan untuk pengukuran dan pelaporan biaya. Dari beberapa definisi tersebut, dapat

(4)

4

disimpulkan bahwa akuntansi biaya adalah suatu ilmu akuntansi yang mempelajari tentang penggolongan biaya secara sistematis, menentukan harga pokok produksi dan menyajikan informasi biaya kedalam bentuk laporan biaya.

Pengertian dan Klasifikasi Biaya

Terdapat beberapa pengertian biaya, yaitu menurut Hansen dan Mowen (2009) biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau masa depan bagi organisasi. Biaya dikatakan setara kas karena sumber non kas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan. Sedangkan menurut Carter (2009) biaya adalah semua pengorbanan yang harus dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang ditetapkan, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.

Pengertian Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi menurut Hansen dan Mowen (2000) yaitu harga pokok produksi mewakili jumlah biaya barang yang diselesaikan pada periode tersebut. Satu- satunya biaya yang diberikan pada barang yang diselesaikan adalah biaya produksi dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya lain- lain.

Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ini, terdapat dua pendekatan yaitu:

1. Full costing

Mulyadi (2010) full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat variabel maupun tetap. Harga pokok produk dapat dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum). Unsur- unsur harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari yang digambarkan pada gambar 2.1.

Biaya Bahan Baku xxx

Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx Biaya Overhead Pabrik Variabel xxx Biaya Overhead Pabrik Tetap xxx +

(5)

5

Menurut Mulyadi (2010) Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi pihak luar perusahaan. Oleh karena itu sistematikanya harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk menjamin informasi yang tersaji dalam laporan tersebut. Berikut bentuk penyajian laporan laba rugi menurut pendekatan full costing:

Tabel 1

Laporan Laba Rugi Full Costing

Sumber: Mulyadi (2010) 2. Variable costing

Variable costing merupakan metode penetuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya- biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel Mulyadi (2010). Harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overheaf pabrik variabel) ditambah dengan biaya non produksi

Hasil Penjualan xxx

Dikurangi: Harga Pokok Penjualan xxx –

Laba Bruto xxx

Dikurangi:

Biaya Administrasi dan Umum xxx

Biaya Pemasaran xxx +

xxx –

(6)

6

variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum tetap). Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur biaya produksi yang digambarkan pada gambar 2.2.

Sumber: Mulyadi (2010)

Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan pihak internal. Berikut bentuk penyajian laporan laba rugi menurut pendekatan variable costing:

Biaya Bahan Baku xxx

Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx Biaya Overhead Pabrik Variable xxx +

(7)

7 Tabel 2

Laporan Laba- Rugi Variable Costing

Sumber: Mulyadi (2010)

Sumber: Mulyadi (2010) Harga Jual

Harga jual merupakan hal yang penting untuk menentukan tingkat laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut Mulyadi (2009) cara menentukan harga jual sebagai berikut:

Taksiran biaya produksi untuk jangka waktu tertentu xxx

Biaya non produksi xxx +

xxx Produk yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu xxx :

xxx

Laba per unit produk yang dihasilkan xxx +

Taksiran harga jual xxx

Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan referensi dan rujukan terhadap analisis dari hasil penelitian ini, maka diperlukan penelitian terdahulu diantaranya terlampir dibawah ini:

Hasil penjualan xxx

Dikurangi biaya- biaya variabel:

Biaya produksi variabel xxx Biaya pemasaran variabel xxx Biaya administrasi & umum variabel xxx +

xxx +

Laba kontribusi (contribution margin) xxx

Dikurangi biaya- biaya tetap:

Biaya produksi tetap xxx

Biaya pemasaran tetap xxx

Biaya administrasi & umum tetap xxx +

xxx +

(8)

8 Tabel 3

No Judul dan Penulis Judul Metode

Penelitian

Hasil Penelitian 1. Amelia A.A

Lambajang(2013)

Analisis Perhitungan Biaya Produksi Menggunakan Metode Variabel Costing PT. Tropica Cocoprima Menggunakan metode analisis kualitatif dan analisis kuantitatif Perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode variable costing, dapat membantu perusahaan dalam menghitung biaya produksi dimana metode variable costing memisahkan antara biaya- biaya produksi dan non produksi yaitu biaya tetap, biaya semi variabel dan variabel 2. Christy Oentoe(2013),Anal isis Perhitungan Biaya Produksi Menggunakan Metode Variable Costing Menganalisis perhitungan biaya produksi dengan menggunakan pendekatan variable costing pada Perusahaan Roti Jordan

Menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif Terdapat perbedaan utama antar perhitungan riil perusahaan dengan perhitungan variable costing yaitu terletak pada perlakuan biaya overhead

3. Dewi Sartika Kiay, Jenny Morasa, Winston Pontoh (2013)

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Variable Costing pada PT. Celebes Minapratama Bitung Metode yang digunakan deskriptif Perusahaan mengalami kesulitan dalam memisahkan unsur- unsur biaya tetap dan biaya variable dari biaya yang tergolong semi variabel

4. Farahdiba, Grace B. Mogi, Stanly Kho Walandow (2013),

Analisis Alokasi Biaya Bersama untuk Menentkan Harga Pokok Produksi pada UD. Vanela

Metode deskriptif

Perusahaan telah melakukan

perhitungan harga pokok produk dengan cara perusahaan sendiri, namun biaya- biaya tersebut tidak dialokasikan sesuai dengan yang diajarkan dalam buku sumber yang ada. Dengan menggunakan metode

(9)

9

Penelitian Terdahulu

Kerangka Konseptual

Perusahaan ataupun UMKM tentunya akan membutuhkan suatu informasi yang berkaitan dengan proses produksi, mulai dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja hingga overhead pabrik. Biaya- biaya tersebut harus dihitung secara keseluruhan agar dapat diperoleh hasil perhitungan yang sebenarnya, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual dan laba yang diperoleh. Salah satu metode yang akurat adalah dengan menggunakan metode Full Costing dan Variable Costing. Alur penelitian ini telah disusun secara sistematis pada gambar 2.3.

nilai harga jual relative,

pengalokasian biaya- biaya menjadi lebih jelas sesuai dengan pengalokasian biaya- biaya yang seharusnya. 5. Nienik H Samsul(2013) Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costing untuk Harga Jual CV. Pyramid

Metode deskriptif

Perbandingan metode full costing dan

variable costing dalam perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan untuk penetuan harga jual menunjukkan metode full costing memiliki angka nominal jauh lebih tinggi dalam perhitungan harga pokok produksi daripada metode variable costing, karena disebabkan dalam perhitungan harga pokok produksi pada metode full costing memasukkan semua akun biaya baik yang berjenis variabel maupun tetap.

(10)

10 Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

Penentuan harga pokok produksi yang digunakan Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” masih menggunakan

Perhitungan di perusahaan: Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi belum dilakukan pengelompokan biaya dan pengidentifikasian biaya produksi secara jelas.

Teori dari Akuntansi Biaya: Biaya produksi yang

diidentifikasi dengan

menggunakan full costing adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, biaya overhead pabrik tetap sedangkan variabel costing adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.

Penentuan harga pokok produksi Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” ditentukan dengan menggunakan metode full costing dan variabel costing.

Alat analisis:

- Menghitung harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing dan variable costing

- Menetapkan laba - Menghitung harga jual

(11)

11

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” yang berlokasi di JL.Blimbing 2/5 Kalinegoro Magelang. Waktu pelaksanaan penelitian adalah pada hari/ tanggal, Sabtu 15 Maret 2014. Dengan menggunakan analisa berdasarkan metode analisa data deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data yang diperoleh dengan sebenarnya kemudian data tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang terjadi diperusahaan tersebut.

Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian ini adalah dengan cara mengumpulkan data- data sesuai dengan sebenarnya kemudian data disusun, diolah dan dianalisis untuk mendapatkan gambaran masalah yang terjadi di perusahaan tersebut. Metode pengumpula data yang digunakan meliputi:

a. Studi Lapangan

Yaitu dengan mengamati objek secara langsung yang diteliti melalui: 1. Wawancara (Interview)

Yaitu metode pengumpuln data dengan metode tanya jawab secara langsung yang berkaitan dengan penelitian.

2. Survey (Observasi)

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengamati proses yang terjadi pada objek yang diteliti.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan cara peneliti untuk memperoleh informasi dari bermacam- macam sumber tertullis atau dokumen yang berupa gambar, foto dan lampiran dari responden yang mendukung penelitian Sukardi (2009).

b. Studi Pustaka

Dengan cara mencari buku dan literature yang berkaitan dengan masalah yang diteliti sebagai landasan teori bagi penulis.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitaif adalah data yang dapat diukur dengan skala numerik. Data kuantitatif terdiri dari biaya produksi yaitu bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dan jumlah produksi Farahdiba (2013). Data kuantitatif yang diperoleh berupa informasi biaya- biaya yang digunakan untuk memproduksi produk jadi yang siap untuk dijual.

(12)

12

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitaif adalah data yang dapat diukur dengan skala numerik. Data kuantitatif terdiri dari biaya produksi yaitu bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dan jumlah produksi Farahdiba (2013). Data kuantitatif yang diperoleh berupa informasi biaya- biaya yang digunakan untuk memproduksi produk jadi yang siap untuk dijual.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang diambil dari UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” adalah dengan melakukan wawancara. Wawancara dilakukan untuk memperoleh keterangan dengan membuat daftar pertanyaan untuk memperoleh jawaban yang sesuai dengan tujuan penelitian ini. Sedangkan menurut Farahdiba (2013), data sekunder merupakan data yang dihasilkan dari penelitian orang lain atau yang telah dipublikasikan sehingga data tersebut sudah tersedia seperti data yang diperoleh melalui perpustakaan umum. Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah penelitian terdahulu yang mempunyai judul hampir serupa dengan yang diteliti saat ini sehingga menjadi sumber acuan untuk membuat penelitian ini, dan selain buku- buku yang terkait pun juga menjadi acuan penelitian ini.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif merupakan analisis data yang diukur dalam skala numerik atau angka, analisis yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing dan variable costing.

Sedangkan kualitatif yaitu dengan menggunakan analisis deskriptif, dimana dalam metode ini penulis memperoleh data yang berupa struktur organisasi, peralatan yang digubakan dalam produksi, dan proses pelaksanaan produksi. Selain itu penulis juga dapat menyajikan data yang sudah jadi kepada pemilik berupan harga jual dengan perhitungan menggunakan metode full costing dan variable costing.

a. Metode Full Costing

Menurut Mulyadi (2010) full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat variabel maupun tetap. Unsur- unsur harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari yang digambarkan pada gambar 2.1.

(13)

13

Menurut Mulyadi (2010) Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi pihak luar perusahaan. Berikut bentuk penyajian laporan laba rugi menurut pendekatan full costing:

Tabel 1

Laporan Laba Rugi Full Costing

Sumber: Mulyadi (2010)

Sumber: Mulyadi (2010) b. Metode Variable Costing

Variable costing merupakan metode penetuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya- biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel Mulyadi (2010). Dengan demikian harga pokok produksi

Biaya Bahan Baku xxx

Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx Biaya Overhead Pabrik Variabel xxx Biaya Overhead Pabrik Tetap xxx +

Harga Pokok Produksi xxx

Hasil Penjualan xxx

Dikurangi: Harga Pokok Penjualan xxx –

Laba Bruto xxx

Dikurangi:

Biaya Administrasi dan Umum xxx

Biaya Pemasaran xxx +

xxx –

(14)

14

menurut metode variable costing terdiri dari unsur biaya produksi yang digambarkan pada gambar 2.2.

Sumber: Mulyadi (2010)

Penyajian laporan laba rugi pendekatan variable costing menurut Mulyadi (2010) dikenal sebagai contribution approach, yaitu merupakan suatu format laporan laba rugi yang mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya, dimana biaya-biaya dipisahkan menurut kategori biaya-biaya variabel dan biaya-biaya tetap, dan tidak dipisahkan menurut fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan. Berikut bentuk penyajian laporan laba rugi menurut pendekatan variable costing:

Biaya Bahan Baku xxx

Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx Biaya Overhead Pabrik Variable xxx +

(15)

15 Tabel 2

Laporan Laba- Rugi Variable Costing

Sumber: Mulyadi (2010)

Sumber: Mulyadi (2010)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Tabel 1

Biaya Bahan Baku Getuk Goreng No. Bahan Harga per

kg (Rp) QTY per hari (Kg) QTY per bulan (Kg) Total Biaya per hari (Rp)

Total Biaya per bulan (Rp)

1. Ketela 1.500 30 750 45.000 1.125.000

2. Gula Aren 13.000 10 250 130.000 3.250.000

Total Biaya 175.000 4.375.000

Sumber : Diolah dari data primer UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR”, Juni 2014

Hasil penjualan xxx

Dikurangi biaya- biaya variabel:

Biaya produksi variabel xxx Biaya pemasaran variabel xxx Biaya administrasi & umum variabel xxx +

xxx +

Laba kontribusi (contribution margin) xxx

Dikurangi biaya- biaya tetap:

Biaya produksi tetap xxx

Biaya pemasaran tetap xxx

Biaya administrasi & umum tetap xxx +

xxx +

(16)

16

Berdasarkan tabel 1, UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” dalam sebulan membutuhkan 750 kg ketala dan gula aren 250 kg. Dalam sebulan pembelian gula aren dapat dilakukan sebanyak 4 kali. Dari perhitungan diatas keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku setiap bulannya adalah sebesar Rp 4.375.000.

Tabel 2

Biaya Overhead Pabrik

Keterangan Total Biaya (Rp)

A. Biaya Overhead Pabrik Variabel: 1. Biaya Bahan Penolong:

5.475.000

2. Listrik dan air 210.246

3. Telepon 150.000

4. Gas 2.575.000

Jumlah Biaya overhead pabrik variabel 8.350.246 B. Biaya Overhead Pabrik Tetap:

1. Biaya Penyusutan Peralatan 187.400

2. Biaya perawatan dan pemeliharaan mesin dan kendaraan

250.000

Jumlah biaya overhead pabrik tetap 437.400

Total biaya overhead pabrik 8.787.646

Sumber : Data diolah, Juni 2014

Total biaya overhead pabrik yang ditunjukkan pada tabel 2 sebesar Rp 8.787.646. Setelah menghitung biaya yang dikeluarkan selama melakukan proses produksi seperti biaya baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik. Maka selanjutnya menghitung harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing. Perhitungan harga pokok produksi dapat dirinci pada tabel 3.

Tabel 3

Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing

Keterangan Total Biaya

Biaya Bahan Baku 4.375.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung 4.000.000

Biaya Overhead Pabrik

a. Biaya Overhead Pabrik Variabel 8.350.246 b. Biaya Overhead Pabrik Tetap 437.400

Harga Pokok Produksi 17.162.646

Sumber : Data diolah, Juni 2014

Pada tabel 3 harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing selama bulan Juni 2014 sebesar Rp 17.162.646. Perhitungan harga

(17)

17

pokok produksi digunakan untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan selama melakukan proses produksi.

Tabel 4

Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Variable Costing

Keterangan Total Biaya

Bahan Langsung 4.375.000

Biaya Tenaga Langsung 4.000.000

Biaya Overhead Pabrik Variable 8.350.246

Harga Pokok Produksi 16.725.246

Sumber : Data diolah, Juni 2014

Pada tabel 4 harga pokok produksi dengan menggunakan metode variable costing selama bulan Juni 2014 sebesar Rp 16.725.246.

Tabel 5

Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Perusahaan

No Bahan Persediaan Digunakan Harga

Satuan Total Pembelian Total Penggunaan se bulan (Rp) 1. Ketela 30 kg 30 kg 1.500 45.000 1.125.000

2. Minyak goreng 10 liter 5 liter 17.000 170.000 2.125.000

3. Gula aren 10 kg 10 kg 13.000 130.000 3.250.000

4. Beras 5 kg 5 kg 6.000 30.000 750.000

5. Panili 1 ons 1 ons 27.500 27.500 687.500

6. Garam yodium 1 bungkus ½ bungkus 1.500 1.500 37500

7. Besek 10 kodi 10 kodi 7.500 75.000 1.875.000

9. Gas elpiji 12 kg 12 kg 103.000 103.000 2.575.000

10. Biaya Tenaga

Kerja Estimasi Perusahaan

210.000 5.250.000

TOTAL 177.000 792.000 17.675.000

Sumber : Diolah dari data primer UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR”, Juni 2014

(18)

18

Tabel 6

Perhitungan Harga Jual Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” dengan Metode Full Costing

Keterangan Biaya

HPP 17.162.646

Presentase yang diharapkan 30%

5.148.793,8

Harga Jual 22.311.439,8

Jumlah Produksi 5000

Harga Jual per Besek 4.462,28

Sumber : Data diolah, Juni 2014

Pada tabel 6 terlihat harga jual per besek sebesar Rp 4.462,28 atau Rp 4.500 (pembulatan).

Tabel 7

Perhitungan Harga Jual Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” dengan Metode Variable Costing

Keterangan Biaya

HPP 16.725.246

Presentase yang diharapkan 30%

5.017.573,8

Harga Jual 21.742.819,8

Jumlah Produksi 5000

Harga Jual per Besek 4.348,56

Sumber : Data diolah, Juni 2014

Pada tabel 7 terlihat harga jual per besek sebesar Rp 4.348,56 atau Rp 4.350 (pembulatan). Harga jual dengan menggunakan metode variable costing lebih rendah daripada menggunakan metode full costing. Berikut rincian perhitungan harga jual dengan menggunakan metode perusahaan.

(19)

19

Tabel 8

Perhitungan Harga Jual dengan Menggunakan Metode Perusahaan

Keterangan Biaya

HPP 17.675.000

Presentase yang diharapkan 30%

5.302.500

Harga Jual 22.977.500

Jumlah Produksi 5000

Harga Jual per Besek 4.595,5

Sumber : Diolah dari data primer UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR”, Juni 2014

Dari tabel 8 diketahui bahwa perhitungan harga jual dengan menggunakan metode perusahaan sebesar Rp 4.595,5 atau Rp 4.600 (pembulatan). Dari perbandingan harga jual dengan menggunakan metode full costing, metode variable costing, dan metode perusahaan terlihat bahwa metode perusahaan harga jualnya lebih tinggi daripada kedua metode tersebut.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan dalam bab- bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Perhitungan harga pokok produksi adalah sebagai dasar untuk menghitung harga jual yang dilakukan oleh UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR”. Biaya yang dihitung sebagai biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dalam melakukan proses produksi terdapat biaya overhead pabrik yang dikeluarkan perusahaan tetapi biaya tersebut tidak diperhitungkan. Biaya overhead pabrik yang tidak dihitung adalah biaya penyusutan alat, mesin, dan kendaraan, biaya perawatan mesin dan kendaraan serta gaji pemilik. Harga jual yang diperoleh perusahaan dengan keuntungan laba 30% sebesar Rp 4.600.

2. Perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing pada UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” yaitu dengan menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi Getuk Goreng “BUNGA MAWAR”. Biaya yang dibebankan dalam proses produksi adalah biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Hasil perhitungan dengan menggunakan metode full costing sebesar Rp 17.162.646. Kemudian dari perhitungan harga pokok tersebut dilakukan

(20)

20

perhitungan untuk menentukan harga jual produk. Harga jual yang diperoleh dengan menggunakan metode full costing sebesar Rp 4.500.

3. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode variable costing pada UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” yaitu dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi getuk goreng. Biaya yang dibebankan dalam proses produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Hasil perhitungan dengan menggunakan metode variable costing adalah sebesar Rp 16.725.246 kemudian dari perhitungan harga pokok tersebut dilakukan perhitungan harga jual produk. Harga jual yang diperoleh dengan menggunakan metode variable costing sebesar Rp 4.350.

Saran

Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran yang dapat bermanfaat bagi UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” yaitu:

1. Penetuan harga pokok produksi menjadi salah satu hal yang penting bagi perusahaan, karena kesalahan perhitungan harga pokok produksi dapat mengakibatkan penentuan harga jual yang lebih tinggi maupun lebih rendah sehingga perusahaan kesulitan dalam bersaing dengan perusahaan pesaing yang sejenis.

2. UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” sebaiknya menggunakan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing dalam proses produksi dibandingkan dengan menggunakan metode perusahaan dan variable costing yang kurang efektif, karena dalam perhitungannya pada variable costing tidak ditambah biaya overhead pabrik tetap hanya biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variable.

3. UMKM Getuk Goreng “BUNGA MAWAR” sebaiknya menggunakan biaya penyusutan dalam perhitungan harga pokok produksi, karena biaya biaya penyusutan dalam perhitungan merupakan hal yang penting untuk menghitung biaya overhead pabrik. Sehingga perhitungan harga pokok produksi lebih akurat dan tepat dalam penetapan harga jual serta mampu memaksimalkan laba yang diharapkan.

(21)

21

DAFTAR PUSTAKA

Carter, Wiliam K, 2009. Akuntansi Biaya. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Daljono, 2009. Akuntansi Biaya, edisi 3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Farahdiba dkk. 2013. Analisis Alokasi Biaya Bersama Untuk Menentukan Harga Pokok Produksi pada UD. Vanela. Universitas Sam Ratulangi Manado.

Hansen, Mowen, 2000. Akuntansi Manajemen. Erlangga. Jakarta.

_____________ 2009. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.Jono12, 2012. Manfaat dan Kelemahan Metode Variable Costing

http://id.shvoong.com/business-management/2278701-manfaat-dan-kelemahan-metode-variabel/#ixzz32OrdJwnZ

Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia www.Depkop.go.id/attachments/article/129/259.KRITERIA_UU_U MKM_Nomor_20_Tahun_2008.pdf. Mei, 21, 2014

Kiay, Dewi Sartika dkk. 2013. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Variable Costing Pada PT. Celebes Minapratama Bitung. Universitas Sam Ratulangi Manado.

Lambajang, Amelia A.A. 2013. Analisis Perhitungan Biaya Produksi Menggunakan Metode Variable Costing PT. Tropica Cocoprima,ISSN: 2303-1174 (Print)-Jurnal EMBA vol.1 No.3 September 2013, hal. 366-373.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai ADC yang digunakan adalah 900 pada lampu TL dan lampu pijar sebagai acuan untuk menentukan kondisi lampu yang di aplikasikan pada interface di server. 4.4 Pengujian

Limbah kotoran manusia mengandung nilai tinggi yang dapat dibuat kompos untuk menghasilkan pupuk tanaman yang berkualitas dan enhancer tanah dengan harga yang jauh

Dengan interpretasi variabel pendidikan memberi pengaruh sebesar 0,867 terhadap faktor primer angka kemiskinan, variabel buta huruf memberi pengaruh sebesar 0,739

Berdasarkan hasil analisa data diatas, maka dapat dilihat bahwa hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan, artinya bahwa

Penelitian dilakukan dengan menganalisis peran dari APIP dan Aparatur Desa terkait dalam pengelolaan keuangan desa.Selanjutnya,tujuannya untuk menuju tata kelola

Namun karena pandemi, pemerintah Saudi masih menutup tanah suci, sehingga kemungkinan (ibadah haji) ditunda tahun 2021,” terang Kepala Kemenag Kabupaten malang, Dr musta’in

Kemudian setelah berlakunya Hukum Agraria Nasional dengan dikeluarkannya UUPA peran Kepala Desa digantikan oleh PPAT (Pejabat Pembuat Akte Tanah ), yang membuat Akte Jual-Beli Tanah

Menjamin kepastian layanan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan; Uraian di atas tidak jauh berbeda dengan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan