• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA USAHA DAKAK-DAKAK KURNIA SIMABUR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA USAHA DAKAK-DAKAK KURNIA SIMABUR SKRIPSI"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA USAHA DAKAK-DAKAK KURNIA SIMABUR”

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Batusangkar

RIZKI GUSRIZAL Nim : 14 231 097

JURUSAN EKONOMI SYARIAH KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar 2018

Dalam menghitung harga pokok produksi Usaha Dakak-Dakak Kurnia Simabur masih melakukan perhitungan dengan metode yang sederhana, tidak membebankan seluruh biaya yang terlibat selama proses produksi. Seharusnya dalam menghitung harga pokok produksinya perusahaan menggunakan metode full costing yang membebankan seluruh biaya yang terjadi selama proses produksi ke dalam penetapan harga pokok produksi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara perhitungan yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan perhitungan menggunakan metode full costing. Dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah field risearch (penelitian lapangan) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa memang terdapat perbedaan perhitungan harga pokok produksi. Hasil perhitungan harga pokok produksi menurut metode full costing lebih besar dari perhitungan yang dilakukan perusahaan, yang mana terdapat selisih sebesar Rp. 7.210 dalam satu kali produksi. Hal tersebut terjadi karena perusahaan tidak membebankan seluruh biaya-biaya yang terlibat selama proses produksi

(6)

ii ABSTRAK ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR GAMBAR ... v BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Perumusan masalah ... 5

D. Tujuan penelitian ... 6

E. Manfaat penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Akuntansi Biaya... 7 B. Biaya ... 11 1. Pengertian Biaya ... 11 2. Objek biaya ... 13 3. Penggolongan biaya ... 14 4. Biaya Produksi ... 25

C. Harga Pokok Produksi ... 35

D. Metode Full Costing ... 45

E. Penelitian yang Relevan ... 49

F. Definisi Operasional Variabel ... 51

G. Kerangka Berpikir ... 52

BAB III METODE PENELITIAN ... 53

A. Jenis Penelitian ... 53

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 53

C. Jenis dan Sumber Data... 53

(7)

iii

C. Produk yang Dihasilkan ... 57

D. Proses Produksi ... 57

E. Alat yang Digunakan ... 58

F. Analisis Data ... 58

G. Pembahasan hasil penelitian ... 70

BAB V PENUTUP ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA

(8)

iv

Tabel 4.1 Usaha Dakak- Dakak Kurnia Simabur Biaya produksi per satu kali produksi Tahun 2017 ... 59 Tabel 4.2 Biaya Bahan Baku Dakak-Dakak Kurnia Simabur Per Satu Kali

Produksi ... 60 Tabel 4.3 Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Usaha Dakak-Dakak

Kurnia Simabur Per Satu Kali Produksi ... 61 Tabel 4.4 Usaha Dakak-Dakak Kunia Simabur Perhitungan Harga Pokok

Produksi Menggunakan Metode Full Costing Per Satu Kali Produksi ... 69 Tabel 4.5 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Usaha Dakak-Dakak Kurnia Simabur Dengan Perhitungan Menggunakan Metode Full Costing Per Satu Kali Produksi ... 70

(9)
(10)

1

Persaingan dalam dunia usaha semakin pesat, menuntut para pelaku usaha untuk mempertahankan bahkan meningkatkan daya saing atas produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya, agar mampu menghadapi persaingan yang ketat dengan perusahaan yang ada di Indonesia pada umumnya, serta perusahaan yang sejenis khususnya. Untuk mengatasi hal tersebut salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan serta memperlihatkan keunggulan mereka masing-masing.

Era globalisasi merupakan gerbang menghadapi persaingan yang ketat bagi perusahaan. Perusahaan akan berupaya untuk menjadi yang terdepan dalam persaingan agar dapat memperoleh laba yang diharapkan. Laba adalah jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya. (Kasmir, 2011: 45) Setiap perusahaan akan berlomba dalam menghasilkan produk barang dan jasa. Dalam hal ini menghasilkan produk barang dan jasa disebut dengan kegiatan produksi. Dengan adanya kegiatan produksi tersebut diharapkan perusahaan dapat bertahan dan berkembang di tengah persaingan yang ketat. (Rudianto, 2009: 2)

Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksi ini akan menghasilkan barang dan jasa yang kemudian akan dikonsumsi oleh para konsumen. Kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi ini harus sejalan dengan moral islam yaitu untuk meraih falah ( kebahagiaan dunia dan akhirat) sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Jumu’ah ayat 10 yang berbunyi:

               

(11)

Artinya : apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.(QS. AL-Jumuah :10)

Ayat diatas menjelaskan untuk melanjutkan jual beli setelah shalat ditunaikan. Ada sebagian riwayat dari sebagian salaf yaitu “Barangsiapa melakukan jual beli setelah shalat jum’at, maka semoga Allah memberikan ia keberkahan sebanyak 70 kali. (Ibnu Katsir, 2012 : 9)

Dalam melakukan kegiatan produksi perusahaan menetapkan harga pokok produksi untuk nantinya sebagai acuan dalam menjual barang yang akan diproduksi. Harga pokok produksi adalah kumpulan biaya yang terdiri dari bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik ditambah persediaan dalam proses awal dikurangi persediaan proses akhir periode. Harga pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam proses awal dan akhir.

Pada dasarnya informasi harga pokok produksi akan memberikan manfaat kepada manajemen untuk menentukan harga jual produk, memantau realisasi biaya produksi, menghitung laba atau rugi periodic dan menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca (Bustami, 2010:49). Setiap perusahaan harus menghitung besarnya Harga Pokok Produksi dari masing-masing produk. Karena besarnya harga pokok produksi akan menentukan besarnya harga jual.

Dalam harga pokok produksi adanya penentuan biaya produksi. Penentuan biaya produksi terbagi 2 (dua) metode pendekatan yaitu metode full costing dan metode variable costing. Full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat variabel maupun tetap. Variable costing merupakan metode penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang bersifat variabel ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel (Mulyadi, 2010:17-18)

(12)

Menurut metode full costing jika biaya overhead pabrik tetap tidak diperhitungkan dalam harga pokok persediaan dan harga pokok penjualan akan menghasilkan informasi harga pokok produksi yang tidak wajar, biaya overhead pabrik tetap, seperti halnya biaya overhead pabrik variable diperlukan untuk memproduksi, oleh karena itu harus dibebankan sebagai biaya produksi (Mulyadi, 2010:152).

Usaha Dakak- Dakak Kurnia Simabur adalah kegiatan usaha yang bergerak di bidang pembuatan dakak- dakak.Usaha Dakak- Dakak Kurnia Simabur sudah cukup terkenal dikalangan masyarakat Sumbar, produk yang di hasilkannya sangat memuaskan para konsumennya.

Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari pemilik Usaha Dakak- Dakak Kurnia Simabur, Bapak Kurnia (Wawancara pra-riset, 3April 2018) dalam menentukan harga pokok produksi, pemilik menghitung biaya produksi akan tetapi tidak secara penuh, yang kemudian di bagi dengan unit produksi yang di hasilkan. Berikut perhitungan harga pokok produksi Usaha Dakak- Dakak Kurnia Simabur:

Tabel 1. 1

Usaha Dakak- Dakak Kurnia Simabur Biaya produksi per satu kali produksi Tahun 2017

Keterangan Satuan Kuantitas Harga

(Rp) Total (Rp) Beras Kg 100 11.000 1. 100.000 Minyak Kg 30 14.500 435.000 Garam Kg 2 10.000 10.000 Gas Tabung 3 kg 8 20.000 160.000 Solar Lt 10 5.500 55.000 UpahPekerja 11 500.000 Total Biaya 2.260.000 Hasil produksi Kg 100 2.260.000/100 HPP/Kg 22.600

Sumber: Data dari Dakak- Dakak Kurnia Simabur

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa total biaya produksi untuk pembuatan dakak- dakak adalah sebesar Rp 2.260.000. Dibagi dengan hasil produksi sebanyak 100 Kg, maka didapatkan harga pokok produksi sebesar

(13)

Rp.22.600/Kg. Sedangkan harga jual dakak-dakak ditetapkan pemilik sebesar Rp.40.000/Kg dan untuk 1 kg dakak-dakak,perusahaan mendapat keuntungan sebesar Rp. 17.400. Dalam sebulan perusahaan bisa melakukan hingga 20 kali produksi dan menghasilkan sebanyak 2000 kg dakak-dakak setiap bulannya. Dikali dengan harga dakak-dakak yang ditetapkan oleh perusahaan, maka perusahaan mendapatkan omset satu bulannya sebesar Rp.80.000.000. Total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam 20 kali produksi adalah sebesar Rp. 45.200.000. Jadi perusahaan mendapat keuntungan sebesar Rp.34.800.000 setiap bulannya, perhitungan tersebut hanya menurut perusahaan saja.

Produksi dakak-dakak yang 2 Ton tersebut habis terjual setiap bulannya. Dakak-dakak ini tidak hanya dijual di Toko Kurnia saja namun juga dijual ke berbagai daerah dalam wilayah Sumbar seperti Bukittinggi, Padang, Padang Panjang, dan Sawah Lunto. Usaha Dakak-Dakak Kurnia Simabur sudah melakukan perhitungan harga pokok produksi dakak-dakak, namun penghitungan yang dilakukan masih dengan metode yang sederhana dan belum merinci seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Dalam melakukan penghitungan harga pokok produksi dakak-dakak, perusahaan hanya membebankan biaya bahan baku yaitu beras, minyak, garam, solar, biaya tenaga kerja dan biaya penggunaan gas LPG 3 kg.

Penghitungan yang dilakukan perusahaan ini belum memasukkan seluruh biaya overhead pabrik. Biaya overhead yang dibebankan perusahaan hanya biaya penggunaan gas LPG 3 kg. Sedangkan biaya overhead lainnya seperti biaya listrik, air, biaya pemeliharaan peralatan, biaya pemeliharaan mesin dan biaya penyusutan perelatan dan mesin belum dibebankan oleh perusahaan.

Pencatatan dengan cara tersebut masih kurang mendukung dan tidak menghasilkan harga pokok produk yang wajar, akan berbeda jika dalam penentuan harga pokok produksi menggunakan metode full costing, yaitu dengan memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat variable maupun tetap. Sehingga

(14)

informasi pokok produksi yang dihasilkan dapat diandalkan, baik untuk penentuan harga jual produk maupun untuk perhitungan laba rugi satu periode. Dalam menghitung harga pokok produksi tidak hanya menggunakan metode full costing ada juga metode variabel costing, namun disini penulis lebih memilih dengan menggunakan metode full costing, karna dalam pencatatan biaya overhead pabrik tidak ada pemisahahn antara biaya tetap dan biaya varibel sehingga akan memudahkan perusahaan dalam proses pencatatannya. Sedangkan metode variabel costing perusahaan harus memisahkan antara biaya overhead pabrik tetap dengan biaya overhead pabrik variabel, yang mana akan menyulitkan perusahaan untuk membedakan antara biaya tetap dengan biaya variabel.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang perhitungan dan penerapan dengan judul “Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan menggunakan Metode Full Costing pada Usaha Dakak- Dakak Kurnia Simabur”

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut:

1. Perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh Usaha Dakak- Dakak Kurnia Simabur

2. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing pada Usaha Dakak- Dakak Kurnia Simabur

C. Perumusan masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah adalah: Bagaimana perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing pada Usaha Dakak- Dakak Kurnia Simabur?

(15)

D. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh perusahaan dan perhitungan dengan menggunakan metode full costing pada Usaha Dakak- Dakak Kurnia Simabur. E. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan sebagai berikut:

1. Manfaat penelitian bagi penulis

Manfaat ini bagi penulis adalah untuk menambah ilmu pengetahuan secara teoritis dan praktis dalam bidang akuntansi mengenai pengaruh harga pokok produksi terhadap harga jual suatu perusahaan. Disamping itu, juga untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negri (IAIN) Batusangkar.

2. Manfaat bagi akademik

a. Dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutya

b. Dapat menjadi referensi di perpustakaan IAIN Batusangkar dan dijadikan jurnal ilmiah di bidang akuntansi.

3. Manfaat bagi perusahaan

Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan atau masukan bagi perusahaan untuk menghitung harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing.

(16)

7

Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk dan jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Akuntansi biaya dalam penghitungan harga pokok produksi berperan untuk menetapkan, menganalisa dan melaporkan pos-pos biaya yang mendukung laporan keuangan sehingga dapat menunjukkan data yang wajar. Akuntansi biaya juga menyediakan data yang berkaitan dengan biaya untuk berbagai tujuan salah satunya untuk penetapan harga pokok penjualan maka biaya yang terjadi dalam perusahaan harus digolongkan dan dicatat dengan sebenarnya sehingga memungkinkan penghitungan harga pokok produksi dilakukan secara teliti, (Mulyadi,2010:7).

Akuntansi biaya membantu manajemen dalam masalah klasifikasi biaya, yaitu pengelompokan biaya kedalam kelompok tertentu menurut persamaan yang ada untuk memberi informasi yang sesuai dengan kebutuhan manajemen. Pengklasifikasian biaya adalah proses pengklasifikasian secara sistematis atau keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan tertentu untuk dapat memberikan yang lebih punya arti atau lebih penting. Informasi biaya harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan informasi biaya oleh pemakainya.

Konsep akuntansi biaya diperlakukan untuk kegiatan pengklasifikasian, analisis dan pengumpulan mengenai biaya, sehingga pembahasan akuntansi biaya dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan biaya. Bagi pihak manajemen, informasi mengenai biaya bermanfaat untuk menyelesaikan tugas-tugas sebagai berikut: (Muchlis, 2013: 5)

(17)

1. Membuat dan melaksanakan rencana dan anggaran untuk beroperasi dalam kondisi kompotitif dan ekonomi yang telah diprediksikan sebelumnya.

2. Menetapkan metode perhitungan biaya yang memungkinkan pengendalian aktivitas, mengurangi biaya, dan memperbaiki kualitas. 3. Mengendalikan kualitas fisik dari persediaan, dan menentukan biaya

dari setiap produk ataupun jasa yang dihasilkan untuk tujuan penetapan harga dan untuk evaluasi kinerja dari suatu produk, depertemen atau divisi

4. Menentukan biaya dan laba perusahaan untuk periode akuntansi satu tahun atau untuk periode lain yang lebih pendek. Hal ini termasuk menentukan nilai persediaan dan harga pokok penjualan sesuai dengan aturan pelaporan eksternal.

5. Memilih diantara dua atau lebih alternatif jangka pendek atau jangka panjang yang dapat mengubah pendapatan atau biaya.

Dalam pengelolaan perusahaan, akuntansi biaya merupakan bagian penting dari ilmu akuntansi dan telah berkembang menjadi tool of managament, yang berfungsi menyediakan informasi biaya bagi kepentingan manajemen agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Informasi akuntansi biaya (cost accounting) membahas akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen dengan menyediakan informasi biaya dari produk untuk pihak eksternal (pemegang saham, kreditor, dan berbagai pihak lain yang terkait) untuk keputusan investasi dan kredit serta para manajer internal untuk melakukan perencanaan, pengendalian, pengambilan keputusan, dan pengevaluasian kerja untuk kepentingan eksternal, yaitu penyajian laporan keuangan untuk informasi biaya produk dikembangkan sesuai dengan tujuan GAAP. Namun untuk kepentingan intenal, perusahaan mempertimbangkan prinsip manfaat dan biaya dari informasi akuntansi yang disajikan. ( Wasilah, 2011:4)

(18)

Akuntansi biaya biasanya digunakan untuk pengambilan keputusan internal yang tidak memerlukan standar akuntansi yang berlaku umum atau generally accepted accounting standards (GAAP), sehingga perusahaan mengembangkan standar rahasia mereka sendiri, yang akan membantu perusahaan dan memberikan pengetahuan dalam proses pembuatan keputusan. Hal ini menyebabkan perkembangan akuntansi biaya mengalami perlambatan. Walaupun demikian tiga badan penting yaitu Institute of Managament Accountants, Sosiety of Managament Accountants of Canada, dan Cost Accounting Standards Board mengeluarkan standar-standar dan pedoman-pedoman akuntansi biaya. Walaupun sifatnya tidak mengikat namun, ketiga badan tersebut memberikan pedoman kepada perusahaan agar metode-metode yang diterapkan telah sesuai dengan kebutuhan internal perusahaan.

Akuntansi biaya mempunyai 3 tujuan pokok antara lain (Mulyadi, 2010 :7) :

1. Penentuan kos produk yaitu akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya yang di sajikan dan dikumpulkan adalah biaya yang terjadi lampau atau biaya historis.

2. Pengendalian biaya yaitu pengendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan produk. Jika biaya yang seharusnya ini telah ditetapkan, akuntansi biaya bertugas untuk memantau apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya sesuai dengan biaya yang seharusnya tersebut.

3. Pengambilan keputusan yaitu akuntansi biaya untuk pengambilan keputusan khusus menyajikan biaya masa yang akan datang (future cost). Informasi biaya ini tidak tidak dicatat dalam catatan akuntansi biaya, melainkan hasil dari suatu proses peramalan

(19)

Konsep dan termonologi akuntansi biaya diperlukan untuk dasar pembahasan akuntansi biaya dengan tujuan supaya dapat dipakai pedoman didalam penyusunan laporan biaya. Berikut ini akan dibahas beberapa konsep dan termonologi yang sering dipakai (Supriyono, 2011:16) sebagai berikut :

1. Harga perolehan atau harga pokok (cost).

Harga perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang-dalam bentuk: a. Kas yang dibayarkan, atau

b. Nilai aktiva lainnya yang diserahkan/dikorbankan, c. Nilai jasa yang diserahkan /dikorbankan, atau d. Tambahan modal.

2. Biaya (expenses)

Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenues) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. Biaya digolongkan kedalam harga pokok penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya bunga dan biaya pajak perseroan.

3. Penghasilan (revenues)

Penghasilan adalah jumlah yang dapat diukur dalamsatuan uang dalam bentuk :

a. Kas yang diterima, atau b. Piutang yang timbul, atau

c. Nilai aktiva lainnya yang diterima, atau d. Nilai jasa yang diterima, atau

e. Pengurangan hutang, atau f. Pengurangan modal. 4. Rugi dan laba (profit and loss)

Rugi dan laba adalah hasil dari proses mempertemukan secara wajar antar semua penghasilan

(20)

dengan semua biaya dalam periode akuntansi yang sama. Apabila semua penghasilan lebih besar dibandingkan biaya maka selisihnya adalah laba bersih. Akan tetapi apabila semua penghasilan lebih kecil dibandingkan dengan biaya, selisihnya adalah rugi bersih.

5. Rugi (losses)

Rugi adalah berkurangnya aktiva atau kekayaan perusahaan yang bukan karena pengambilan modal oleh pemilik, dimana tidak ada manfaat yang diperoleh dari berkurangnya aktiva tersebut

B. Biaya

1. Pengertian Biaya

Mulyadi (2011:9) menjelaskan bahwa definisi biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang dihitundalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan masa ini dan masa datang untuk organisasi. Menurut Mulyadi (2010:9) juga menjelaskan biaya dalam arti luas bahwa biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

klasifikasi biaya dapat dibuat dengan basis, yaitu:

1. Fungsi bisnis, terdiri dari riset dan pembangunan, perancangan produk, jasa, dan proses, produksi, pemasaran, distribusi, pelayanan konsumen, strategi dan administrasi.

2. Pembagian ke objek biaya, terdiri dari biya langsung dan tidak langsung.

3. Pola perilaku dihubungkan dengan perubahan pemicu biaya, terdiri dari biaya variable dan biaya tetap.

(21)

4. Agregat atau rata, terdiri dari biaya total dan biaya unit. 5. Aktiva atau beban, terdiri dari:

a) Capitalized cost : biaya yang mula-mula dicatat sebagai aktiva dan selanjutnya menjadi beban.

b) Inventoriable cost: biaya yang dikaitkan dengan pembelian barang untuk dijual kembali atau biaya yang dikaitkan dengan perolehan atau konversi material dan masukan pabrikasi lain menjadi barang untuk dijual.

c) Periode cost: biaya yang dilaporkan sebagai beban dari periode yang dilaporkan.

Menurut Carter (2009:23) klasifikasi biaya adalah sangat penting untuk membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Klasifikasi yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini:

1. Produk (satu lot, batch, atau unit dari suatu barang jadi atau barang jasa).

2. Volume produksi.

3. Departemen, proses, pusat biaya (cost center), atau subdivisi lain dari manufaktur.

4. Periode akuntansi.

5. Suatu keputusan, tindakan, atau evaluasi

Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi , yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti sempit biaya diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.

Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan dapat memberi manfaat saat ini atau dimasa yang akan datang bagi perusahaan atau organisasi (Mowen,2009:46). Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan

(22)

(Revenue). Biaya digolongkan kedalam harga pokok penjualan, biaya administrasi dan umum ( Supriyono,2011:16).

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi atau sumber daya berupa barang atau jasa yang diukur dalam satuan uang atau bernilai ekonomi dengan tujuan untuk memperoleh suatu manfaat yaitu peningkatan laba dimasa yang akan datang. Pengorbanan sumber ekonomi tersebut bisa merupakan biaya yang telah terjadi danbiayamasa yang akan datang.

2. Objek biaya

Objek biaya adalah unsur berupa apapun yang kepadanya dibebankan (Siregar dkk, 2013:39). Objek biaya (Cost objective) menurut Bustami dan Nurlela (2010:8) adalah tempat dimana biaya atau aktivitas diakumulasikan atau diukur. Unsur aktivitas-aktivitas yang dapat dijadikan sebagai objek biaya adalah:

a. Produk b. Produksi

c. Departemen dan pusatnya d. Divisi

e. Batch dari unit-unit sejenis f. Lini produk g. Kontrak h. Pesanan pelanggan i. Proyek j. Proses k. Tujuan strategis

Objek biaya tersebut dapat digunakan untuk menelusuri biaya dan menentukan seberapa objektif biaya tersebut dapat diandalkan dan seberapa berartinya ukuran biaya yang dihasilkan (Bustami dan Nurlela,2010:8). Objek biaya juga merupakan pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu (barang atau jasa). Barang atau jasa akan dijual

(23)

dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan penggerak utama kemajuan suatu perusaaan.

Para pengambil keputusan (pemilik kreditur dan manager) harus mengetahui dan memahami objek-objek biaya agar mereka bisa merencanakan laba, mengendalikan kegiatan bisnis, dan mengevaluasi kinerja dengan baik. Objek biaya merupakan fokus utama pengambilan keputusan karena memerlukan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, material yang dapat diukur dengan satuan uang (Prawironegoro, 2007:16).

3. Penggolongan biaya

Penggolongan biaya atau klasifikasi biaya merupakan suatu proses pengelompokan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada kedalam golongan–golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan penting. Organisasi bisnis pada umumnya menggolongkan biaya menurut kebutuhan informasi. Dalam akuntans, penggelompokan biaya itu sangat penting sesuai dengan tujuan apa informasi biaya tersebut digunakan. sehingga dikenal suatu konsep dalam pengelompokan biaya ini yakni “Different Cost For Different Purpose” Artinya biaya berbeda untuk tujuan berbeda.

Dalam penggolongan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari biaya yang disajikan. Ada beberapa cara penggolongan biaya yang sering dilakukan, antara lain :

a. Pengolongan biaya atas dasar fungsi pokok dalam perusahaan. Pada perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu di dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu ;

(24)

1) Biaya produksi

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku untuk menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku tersebut yang diolah dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat diidentifikasi secara langsung terhadap produk tertentu. Sedangkan biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. Biaya produksi yang masuk dalam kelompok biaya overhead pabrik adalah:

a) Biaya bahan baku langsung

Biaya bahan baku lansung adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai. Contohnya yaitu sebagai berikut: kayu dalam pembuatan maubel, kain dalam pembuatan pakayan, karet dalam pembuatan ban, minyak mentah dalam pembuatan bensin. b) Tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang digunakan dalam merubah atau mengonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Contohnya upah asuransi pabrik, penyusutan pabrik, peralatan pabrik.

2) Biaya non produksi

Biaya non produksi adala biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi. Biaya non produksi ini disebut dengan biaya komersial atau biaya operasi. Biaya komersial atau biaya operasi ini digolongkan sebagai biaya periode yaitu biaya-biaya

(25)

yang dapat dihubungkan dengan interval waktu. Biaya ini dapat dikelompokan menjadi elemen:

a) Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasan produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya pendalaman dinas dan lain-lain.

b) Biaya administrasi dan umum

Merupakan biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan kegiatan pemasaran produk. Seluru biaya yang berkaitan dengan penelitian, pengembangan dan administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat dibebankan pada pemasaran atau produksi, dikelompokan sebagai biaya administrasi. Administrasi umum bertanggung jawab dalam memastikan bahwa sebagai aktifiatas organisasi terintegrasi secara tepat sehingga misi perusahaan secara keseluruhan dapat terealisasi (Mowen,2010:hal 59).

b. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau department. Dalam hubungan dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokan menjadi dua golongan:

1) Biaya Langsung (Direct Cost)

Biaya langsung adalah suatu objek biaya berkaitan dengan suatu objek biaya tertentu dengan cara yang layak secara ekonomi (biaya ektifitas).

2) Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Biaya tidak langsung adalah biay yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah

(26)

biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah diidentifikasi dengan produk tertentu. c. Penggolongan biaya menurut perilaku dalam hubungannya dengan

perubahan volume kegiatan.

Penggolongan biaya sesuai dengan aktifitas perubahan terutama untuk tujuan perencanaan, pengendalian serta pengemban gan keputusan. Berdasarkan perilakunya terhadap kegiatan perusahan biaya dapat dikelompokan menjadi:

1) Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang tidak akan berubah secara total untuk jangka waktu tertentu, sekalipun terjadi perubahan yang besar atas tingkat aktivitas atau volume yang terkait. Karakteristik biaya tetap adalahbiaya yang jumlah totalnya tidak berubah dalam kaisaran volume tertentu, cost per unit berubah dalam kaisaran relevan, dapat dibebankan ke departemen-departemen degan dasar keputusan manajemen atau metode alokasi biaya arbitrer, dan tanggung jawab pengendalian berada di tangan manajemen eksekutif dari supervisor operasional (surjadi,2009: hal 4).

2) Biaya Variable (Variable Cost)

Pengertian harga pokok variable “Harga pokok variabel (variable costing) adalah salah satudari 23 konsep penentuan harga pokok produk yang hanya memasukkan semua elemen biaya produksi variabel ke dalam harga pokok produk”. Harga pokok variabel merupakan metode penentuan Harga Pokok Produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam Harga Pokok Produksi yang terdiri dari Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead Pabrik variabel. Biaya-biaya produksi tetap dikelompokkan sebagai biaya periodik bersamasama dengan biaya tetap non produksi.

(27)

Harga pokok variabel juga dapat disebut variabel costing. Harga pokok variabel merupakan suatu format laporan laba rugi yang mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya dimana biaya-biaya dipisahkan menurut kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan menurut fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan. Dalam pendekatan ini biaya-biaya berubah sejalan dengan perubahan out put yang diperlakukan sebagai elemen Harga Pokok Produksi. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan pihak internal oleh karena itu tidak harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Metode harga pokok variabel mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan dibandingkan dengan metode harga pokok penuh.

Keunggulan metode penentuan harga pokok variable adalah sebagai berikut (Halim dan Supomo, 2012:42):

a) Alat perencanaan operasi b) Penetapan harga jual

c) Alat bantu pengambilan keputusan manajemen d) Penentuan titik impas atau pulang pokok e) Alat pengendalian manajemen.

Di samping keunggulan-keunggulan di atas, penentuan harga pokok variabel mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan-kelemahan metode penentuan harga pokok variable adalah sebagai berikut (Supriyono, 2011: 471):

a) Tidak sesuai dengan pelaporan eksternal

b) Kesulitan pemisahan biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel

c) Tidak sesuai dengan pemanfaatan fasilitas (sumber) d) Cenderung menganggap remeh elemen biaya tetap

(28)

Sedangkan menurut Mulyadi (2010:13) biaya dapat digolongkan menurut:

a. Objek Pengeluaran

Dalam hal ini nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”

b. Fungsi dalam perusahaan

Dalam perusahaan ada 3 fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Sehingga dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi:

1) Biaya produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

2) Biaya Pemasaran, merupakan biaya- biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya angkut dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran.Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegitan produksi dan pemasaran produk. Contohnya biaya gaji bagian keuangan , Akuntansi, Personalia dan bagian hubungan masyarakat.

a. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departeman. dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai biaya dapat dikelompokkan menjadi :

(29)

1) Biaya langsung adalah biaya yang terjadi yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Contohnya biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. 2) Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya

disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Contoh gaji mandor, listrik, dan lain sebaginya.

b. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat digolongkan menjadi:

1) Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan jumlah volume kegiatan. Contohnya biaya bahan baku dan tenagakerja langsung.

2) Biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya ini mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.

3) Biaya semi fixed adalah Biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.

4) Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contohnya gaji direktur produksi

c. Jangka waktu manfaat

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua: pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan

1) Pengeluaran modal (capital expenditure)

Pengeluaran modal adalah biaya yang memiliki manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender). Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai kos aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortasi, atau

(30)

dideplesi. Contoh pembelian aktiva seperti gedung, peralatan, pengeluaran untuk riset dan pengembangan.

2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)

Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dab dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. Contoh biaya iklan.

Sedangkan menurut menurut Supriyono (2011:18-20), menjelaskan bahwa ada beberapa cara dalam penggolongan biaya yang sering dilakukan, antara lain:

1. Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan / aktivitas perusahaan.

Fungsi pokok dari kegiatan perusahaan-perusahaan terdiri atas fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan umum, dan fungsi keuangan (financial). Atas dasar fungsi tersebut, biaya dapat dikelompokan menjadi:

a) Biaya produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya produksi digolongkan menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overheadpabrik. b) Biaya pemasaran, yaitu biaya dalam rangka penjualan produk

selesai sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas.

c) Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya yang terjadi dalam rangka penentuan kebijakan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan.

d) Biaya keuangan, adalah semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keuangan, misalnya biaya bunga.

(31)

2. Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya akan dibebankan.

Penggolangan biaya berdasarkan pengeluaran (expenditure), dimana pengeluaran tesebut berhubungan dengan kapan pengeluaran tersebut akan menjadi biaya. Pengeluaran tersebut terdiri atas pengeluaran untuk membeli mesin, pengeluaran untuk membeli alat-alat kecil, pengeluaran yang hanya bermanfaat pada periode akuntansi misalnya gaji, dan pengeluaran yang jumlahnya relatif besar yang memerlukan keputusan manajemen untuk memastikan sebagai pengeluaran modal atau pengeluaran penghasilan.

3. Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap aktivitas atau kegiatan atau volume.

Biaya menurut tendensi perubahannya terhadap aktivitas terutama untuk tujuan perencanaan dan pengendalian biaya serta pengambilan keputusan. Biaya ini terdiri atas biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel.

a) Biaya tetap (fixedcost), yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.

b) Biaya variabel (variable cost), yaitu biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proposional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah total biaya variabel.

c) Biaya semi variabel (semi variablecost), yaitu biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

(32)

4. Penggolongan biaya sesuai dengan objek atau pusat biaya yang dibiayai.

Di dalam perusahaan objek atau pusat biaya dapat dihubungkan dengan produk yang dihasilkan, depertemen-depertemen yang ada dalam pabrik, daerah pemasaran, bagian-bagian dalam organisasi yang lain atau bahkan individu. Biaya-biaya ini terdiri atas biaya lansung (direct cost) dan biaya tidak lansung (indirect cost).Biaya langsung adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu. Dalam hubungannya dengan produk biaya ini terdiri atas biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan biaya tidak langsung merupakan biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasi pada objek atau pusat biaya tertentu. Contoh biaya tidak lanssung yaitubiaya overheadpabrik. 5. Penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian biaya.

Untuk pengendalian biaya informasi biaya yang ditujukan kepada manajemen dikelompokkan dalam biaya terkendalikan (controllable cost), yaitu biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu. Dan biaya tidak terkendalikan (uncontrollable cost), yaitu biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan dalam jangka waktu tertentu. 6. Penggolongan biaya sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan.

Biaya untuk tujuan pengambilan keputusan oleh manajemen terdiri atas biaya relevan (relevant cost) dan biaya tidak relevan (irrelevan cost). Biaya relevan yaitu biaya yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan perusahaan. Pengambilan keputusan dapat berupa pemilihan dua alternatif atau pemilihan lebih dari dua alternatif. Sedangkan biaya tidak relevan yaitu biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan perusahaan

(33)

Dalam akuntansi biaya terdapat dua fungsi yang relevan yaitu sebagai alat control atau pengendalian dan sebagai alat pengambilan keputusan karena itu, biaya dibagi atas dua jenis yaitu, Control Costs dan Decision Costs. Berkenaan sebagai alat kontrol atau Control Costs yaitu untuk menyediakan data dalam penetapan standar, anggaran, dan lain sebagainya yang digunakan sebagai alat prediksi. Sedangkan sebagai alat pengambilan keputusan. Decision Costs yaitu membandingkan data yang diperoleh dari biaya kontrol sehingga memperoleh data yang efesien yang digunakan sebagai proses pengambilan keputusan bagi pihak manajer perusahaan.

Informasi biaya diperlukan oleh pihak manajemen untuk tujuan sebagai berikut: (Wasilah, 2011;4).

1) Penentuan harga pokok.

Dalam penentuan harga pokok, biaya-biaya dihimpun menurut pekerjaan (job), bagian-bagian (depertements), atau dirinci lagi menurut pusat-pusat biaya ( cost pools), produk-produk, dan jasa-jasa. 2) Perencanaan biaya

Informasi biaya akan membantu manajemen dalam membuat keputusan dan merumuskan strategi-strategi perusahaan seperti harga jual dan volume penjualan, profitabilitas dan produk, pembelian, pengeluaran barang modal, dan perluasan pabrik.

3) Pengendalian biaya.

Merupakan usaha manajemen untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan dengan melakukan perbandingan secara terus-menerus antara pelaksanaan dengan rencana.

Manajer perusahaan dapat mengambil keputusan berupa; membuat produk baru, menghentikan atau meneruskan suatu produk tertentu, meneriman atau menolak pesanan-pesanan tertentu, membeli atau membuat sendiri, dan menjual lansung atau memproses lebih lanjut.

(34)

4. Biaya Produksi

1. Pengertian Biaya Produksi

Salah satu tujuan utama sistem manajemen biaya adalah perhitungan harga pokok produk untuk pelaporan keuangan eksternal. Dalam perhitungan harga pokok produk menyatakan biaya dapat diklasifikasikan menurut tujuan atau fungsi yang hendak dicapai. Biaya dikelompokkan dalam 2 kategori utama yaitu biaya produksi dan biaya non produksi.

Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan biaya-biaya tersebut dapat dihubungkan dengan suatu produk (Mowen, 2009:56).

2. Klasifikasi Biaya Produksi

Biaya produksi dapat diklasifikasikan sebagan bahan langsung, tenaga kerja langsung, overhead. Dalam pelaporan keuangan eksternal, hanya ketiga elemen biaya ini yang dapat dibebankan ke produk (Mowen, 2009:57).

a. Biaya Bahan Baku Langsung

Biaya bahan langsung adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai (Bastian dan Nurlela, 2010:12). Biaya bahan ini dapat langsung dibebankan pada produk karena pngamatan secara fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang konsumsi setiap produk. Bahan baku langsung (direct raw material) adalah bahan yang dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke barang jadi. Bahan baku yang menjadi komponen utama barang jadi merupakan bahan baku langsung karena bahan itu dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke barang jadi. Contohnya, kayu untuk pembuatan perabot, kain untuk pembuatan baju dan kulit untuk pembuatan sepatu. Biaya bahan baku lansung (direct raw material cost) adalah biaya untuk bahan baku langsung yang dipakai (Riwayadi, 2016:48).

(35)

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang digunakan dalam merubah atau mengonversikan bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai, seperti halnya bahan baku langsung, pengamatan secara fisik dapat digunakan dalam mengukur kuantitas karyawan yang terlibat dalam memproduksi suatu produk atau jasa.

c. Biaya Overhead Pabrik

Bastian dan Nurlela (2010:227) Overhead pabrik adalah bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung lainnya yang tidak dapat ditelusri secara langsung keproduk selesai atau tujuan akhir biaya.

Biaya Overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik merupakan biaya tidak langsung produk. jika dikaitkan dengan konsep biaya tidak langsung, biay overhead pabrik adalah semua biaya produksi yang tidak dapat secara mudah ditelusuri ke produk. (Riwayadi, 2016:69).

Biaya overhead pabrik dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1) Biaya Bahan Baku Tidak Langsung

Biaya bahan baku tidak langsung merupakan bahan yang digunakan dalam penyelesaian produk tetapi pemakaiannya relatif kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai.

2). Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan tenaga kerja yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri langsung kepada produk selsai.

3). Biaya Tidak Langsung Lainnya

Biaya tidak langsung lainnya merupakan biaya selain bahan tidak langsung dan tenaga kerja langsung yang embantu dalam pengolahan

(36)

produk selesai. tetapi tidak dapat ditelusuri langsung kepada produk elesai.

3. Manfaat Biaya Produksi

Dalam perusahaan yang berproduksi massa, biaya produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk : (Bastian dan Nurlela, 2010:12)

a. Pengawasan

b. Menetapkan Harga Jual

Penetapan Harga jual dapat dilakukan malalui seuruh biaya yang dikeluarkan dan volume penjualan masa lalu. Perusahaan yang berproduksi massa memproses produknya untuk memenuhi persediaan digudang. Dengan penetapan harga jual agar dapat mendapatkan keuntungan untuk itu produsen harus mengetahui seluruh biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu produk atau harga pokok produksi ditambah dengan laba yang diharapkan perusahaan.

c. Menghitung laba Rugi periodik

Perhitungan laba rugi periodic untuk suatu perusahaan harus dilakukan dengan jelas. Selain itu juga dapat digunakan untuk memperoleh suatu dasar penilaian untuk neraca dari produk-produk yang dihasilkan yang masih terdapat dalam persediaan.

d. Pengendalian biaya e. Pengambilan keputusan

f. Untuk mengetahui atau menilai Efisisensi proses produksi

4. Metode pengumpulan biaya produksi

a. Metode Harga Pokok Proses / Proccess Costing Method

Pengumpulan harga pokok proses ditentukan oleh biaya yang terbentuk dari kumpulan biaya produksi berdasarkan pada produksi massa. Perusahaan yang berproduksi secara massa melaksanakan pengolahan produksinya untuk memenuhi

(37)

persediaan gudang. Dengan metode ini biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan kos produksi per satuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan (Mulyadi, 2010:17).

b. Metode Harga Pokok Pesanan / Joborder costing Method

Harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan identitasnya. Metode harga pokok pesanan biasanya digunakan oleh perusahaan–perusahaan yang membuat produksinya berdasarkan pesanan, bentuk dan kualitas produk dibuat sesuai dengan keinginan pemesan sehingga setiap produk memiliki sifat yang berbeda. Produk dibuat berdasarkan pemesanan dan bukan untuk memenuhi stok gudang (Supriyono, 2011:36)

5. Metode Penentuan Biaya Produksi

Menurut Mulyadi (2010:17) metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur – unsur biaya kedalama kos produksi. dalam memperhitungkan unsur- unsur biaya kedalam kos produksi, terdapat 2 pendekatan yaitu:

a. Pendekatan Full Costing

Pendekatan full costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang berprilaku variable maupun tetap. dengan demikian biaya produksi menurut metode full costing terdapat dari unsur- unsur biaya produksi berikut ini:

(38)

Biaya Bahan Baku xx

Biaya Tenaga Kerja Langsung xx

Biaya Overhead Pabrik Variable xx

Biaya Overhead Pabrik Tetap xx

Biaya Produksi xx

Biaya produksi Yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biayaoverhead pabrik variable, biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum) (Mulyadi, 2010:17)

b. Pendekatan Variable Costing

Pendekatan variable costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berlaku variable kedalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variable. Dengan demikian biaya produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut:

Biaya Bahan Baku xx

Biaya Tenaga Kerja Langsung xx

Biaya Overhead Pabrik xx

Biaya Produksi xx

Biaya produksi yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari 2 unsur biaya produksi variable (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya produksi variabel (biaya pemasaran variabel, biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap ( Biaya overhead ttap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap) (Mulyadi, 2010:18)

(39)

Secara garis besar cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua macam yaitu (mulyadi, 2010:18):

1) Produksi Berdasarkan Massa

Sistem penentuan biaya pokok proses (Process Costing system) adalah sistem penentuan biaya pokok yang dipakai oleh perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk yang serupa atau mempunyai aliran produksi secara terus menerus.

Karakteristik produksi perusahaan yang berproduksi secara massal adalah sebagai berikut:

a) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar b) Produk yang dihasilkan bulan ke bulan adalah sama c) Kegitan produksi dimulai dengan perintah produksi

entang rencana produksi produk standar untuk jangka waktu yang tertentu.

Dalam prakteknya penggunaan metode harga pokok proses dapat menghadapi kesulitan- kesulitan diantaranya:

1) Penentuan kualitas produksi dan tahap-tahap penyelesaian seringkali menjadi masalah

2) Perhitungan biaya bahan memerlukan analisis yang cermat, Sehingga biaya bahan mungkin akan dicatat dalam laporan terpisah guna memudahkan manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan persediaan bahan.

3) Industri yang menggunakan prosedur biaya proses merupkan jenis industri yang menghasilkan banyak produk yang dihasilkan dari proses tersebut.

Perusahaan yang berproduksi masa, mengumpulkan kos produksinya dengan menggunakan metode kos produksi (proses cost method). Dalam metode ini biaya-biaya produksi

(40)

dikumpulkan untuk periode tertentu dan kos produksi per satuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. Karakteristik penentuan biaya proses (Bastian dan Nurlela, 2010:91) :

a) Aktivitas produksi bersifat terus- menerus

b) Produksi bersifat masssa, dengan tujuan mengisi persediaan yang siap dijual

c) Produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya relatif homogen dan berdasarkan standar

d) Biaya dibebankan kesetiap unit dengan membagi total biaya yang dibebankan kepusat biaya dengan total unit yang di produksi.

2) Produksi Berdasarkan pesanan

Bustami dan Nurlela (2010:61) Perhitungan biaya pesanan merupakan salah satu metode atau cara mengakumulasi biaya yang dapat diterapkan pada perusahaan yang menggunakan produksi terputus-putus. Dimana dalam metode ini, biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan secara terpisah sesuai dengan identifikasi masing-masing atau kontrak. perhitungan biaya berdasarkan pesanan adalah suatu sistem akuntansi yang menelusuri biaya pada unit individual atau pekerjaan, kontrak, tumpukan produk atau pesanan pelanggan yang spesifik.

Untuk menentukan biaya berdasarkan pesanan secara teliti dan akurat, setiap pesanan harus dapat diidentifikasi secara terpisah dan terlihat terperinci dalam kartu biaya pesanan untuk masing-masing pesanan.

(41)

Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat diterapkan untuk pekerjaan pada persahaan manufaktur, pekerjaan kostruksi, industri percetakan, jasa pelayanan hukum, jasa arsitek, jasa akuntansi serta jasa konsultasi lainnya.

a. Karakteristik biaya pesanan:

i. Sifat proses produksi yang dilakukan terputus-putus, dan tergantung pada pesanan yang diterima ii. Spesifikasi dan bentuk produk tergantung pada

pemesan

iii. Pencatatan biaya produksi masing-masing pesanan dilakukan pada kartu biaya pesanan secara terperinci untuk masing-masing pesanan iv. Total biaya produksi untuk setiap elemen biaya

dikalkulasi setelah pesanan selesai

v. Biaya perunit dihitung, dengan membagi total biaya produksi yang terdiri dari: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead dibebankan, dengan total unit yang dipesan

vi. Akumulasi biaya pada umumnya menggunakan biaya normal

vii. Produk yang sudah selesai dapat disimpan di gudang atau langsung diserahkan pada pesanan

b. Manfaat perhitungan biaya pesanan

Penentuan biaya pesanan sangat bermanfaat untuk penetapan harga jual dan pengendalian biaya. Umumnya calon pelanggan selalu meminta estimasi biaya terlebih dahulu sebelum mereka memesan, dan seringkali mereka memesan atau memberi pekerjaan, membandingkannya

(42)

dengan pesaing. Oleh sebab itu perusahaan harus dapat mengestimasi biaya secara akurat agar dapat bersaing dengan perusahaan lain dan menghasilkan laba yang optimal.

c. Tujuan harga pokok proses pesanan

Witjaksono (2013:47) tujuan harga pokok proses pesanan, adalah setelah pengumpulan (akumulasi) biaya produksi selesai dilakukan, maka dapat dihitung harga pokok produksi untuk setiap pesanan.

6. Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik

Dalam memilih dasar pembebanan yang akan dipakai, tujuan utamanya adalah untuk membebankan biaya overheadpabrik dengan adil dan teliti, untuk itu harus diperhatikan faktor-faktor (Supriyono, 2011:304-311) sebagai berikut :

1. Penyebab fluktuasi pembebanan biaya overheadpabrikApabila perubahan biaya overheadpabrik misalnya banyak dipengaruhi jam mesin dapat digunakan dasar jam mesin, akan tetapi bila perubahan biaya banyak dipengaruhi bahan baku dapat digunakan dasar biaya bahan baku.

2. Kebebasan dari dasar yang dipakaiApabila digunakan dasar pembebanan atas persentase tertentu dari biaya, atau nilai jual, kenaikan harga biaya atau harga jual yang dipakai dasar berakibat biaya overhead pabrik yang dibebankan menjadi bertambah, meskipun harga biaya overhead pabrik tidak mengalami kenaikan, hal ini tidak menunjukkan kebebasan dasar yang dipakai terhadap harga yang tidak berhubungan. Penggunaan dasar pembebanan kuantitas, misalnya produk atau jam mesin atau jam kerja, dapat menghindari kelemahan diatas, karena dasar yang dipakai sifatnya

(43)

lebih bebas dari pengaruh harga yang tidak berhubungan dengan biaya overhead pabrik.

3. Memadai untuk pengendalian biaya dasar yang dipakai hendaknya memadai untuk dipakai sebagai dasar pengendalian biaya overhead pabrik, oleh karena itu dasar yang dipakai harus menggambarkan tingkat variabilitas biaya.

4. Mudah dan praktis untuk dipakai apabila terdapat dua atau lebih dasar pembebanan yang memenuhi faktor-faktor tersebut diatas, dasar yang dipilih adalah yang mudah dan praktis dipakai

7. Penentuan Harga Biaya Plus(Cost Plus Pricing Method)

Cost plus pricing method yaitu metode penentuan harga jual produk dimana harga dihitung berdasarkan biaya produksi dan biaya penjualan serta tambahan mark-up yang pantas. Metode cost plus pricing merupakan metode penentuan harga melalui pendekatan biaya yang didasarkan atas biaya produksi maupun biaya non produksi yang tidak lepas dari penentuan harga pokok produksi. Pada metode cost plus pricing semakin perusahaa memproduksi dalam jumlah yang banyak maka harga jualnya semakin murah, sebaliknya semakin perusahaan memproduksi dalam jumlah yang sedikit maka harga jual semakin mahal. Hal ini dikarenakan adanya kos tetap yang dikeluarkan tiap bulannya sama. Jadi semakin perusahaan memproduksi dalam jumlah yang banyak maka kos tetap per unit semakin sedikit. Kos per unit yang besar akan menambah harga jual.

Metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing akan dipengaruhi oleh biaya tetap maupun biaya variabel. Dalam proses produksibiaya tetap yang dikeluarkan tiap bulannya akan sama. Artinya biaya tetap akan timbul meskipun kegiatan produksi meningkat atau pun rendah. Hal ini dikarenakan biaya tetap tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas produksi. Menurut Supriyono, (2011;28) bahwa pada biaya tetap, biaya satuan

(44)

(unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan. Secara sederhana cost plus pricing biasa dihitung dengan menggunakan rumus:

HARGA JUAL = TOTAL BIAYA + MARGIN

Dimana marjin merupakan persentase laba yang diinginkan atau yang diharapakan perusahaan.

Metode cost plus pricing merupakan metode pendekatan perusahaan untuk dapat menentukan harga jual produk persatuan, dimana dengan harga jual yang telah ditetapkan akan mampu menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dan menghasilkan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan perusahaan. Dalam mengambil keputusan yang menyankut biaya dan jumlah unit yang terjual, perusahaan memerlukan beberapa pertimbangan. Pertimbangan tersebut dapat berupa kisaran biaya yang diperlukan untuk memproduksi produk perjenisnya atau persatuan. Sehingga perusahaan dapat mengetahui konstribusi marjin produk perjenis dan persatuan

C. Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditambah produk dalam proses awal dan dikurang produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu. harga pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam proses awal dan akhir (Bustami dan Nurlela, 2010:49).

(45)

Harga pokok produksi merupakan jumlah keseluruhan biaya yang ditrasfer mulai dari departemen produksi sampai kepada gudang barang jadi, biaya ini akan membentuk sistem biaya paralel (Garison,Noreen, Brewer, 2013:29). Menurut Rainborn dan Kinney (2011:56) Harga pokok produksi adalah total biaya barang-barang yang telah selesai dikerjakan dan ditransfer dalam persediaan barang jadi selama sebuah periode.

Biaya produksi adalah biaya yang terjadi dalam fungsi produksi. Fungsi produksi adalah fungsi yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Untuk menghasilkan produk diperlukan bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, tenaga kerja tidak langsung, bahan penolong, dan fasilitas seperti gudang, mesin dan peralatan lainnya. karena biaya yang berkaitan dengan tenaga kerja tidak langsung, bahan penolong dan fasilitas yang digunakan umumnya tidak dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke produk, biaya ini diklasifikasikan sebagaibiaya overhead pabrik (Riwayadi, 2016:43).

Jadi, harga pokok produksi adalah seluruh biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang atau suatu produk yang dilakukan selama periode tertentu. Berikut adalah cara untuk menentukan harga pokok produksi:

Biaya Bahan Baku Langsung XXX

Biaya TKL XXX

Biaya Overhead Pabrik XXX +

Total Biaya Produksi XXX

Biaya Dalam Proses Awal XXX+

Harga Pokok Sebelum disesuaikan XXX

Biaya Dalam Proses Akhir XXX_

Harga Pokok Produksi XXX

(46)

Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi Dalam memproduksi suatu produk akan diperlukan beberapa biaya untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi siap dijual. Dalam harga pokok produksi, biaya produksi yang bersangkutan dengan pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi, biaya dalam perusahaan manufaktur dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok biaya (Rudianto, 2013:157) sebagai berikut :

1. Biaya Produksi, terdiri dari : a. Biaya Bahan Baku.

Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang akan digunakan untuk menghasilkan suatu produk jadi dalam volume tertentu.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung.

Biaya yang dikeluarkan untuk membayar pekerja yang terlibat secara langsung dalam proses produksi. Tidak semua pekerja yang terlibat dalam proses produksi selalu dikategorikan sebagai biaya tenaga kerja langsung. Hanya pekerja yang terlibat secara langsung dalam proses menghasilkan produk perusahaan yang dapat dikelompokkan sebagai tenaga kerja.

c. Biaya Overhead Pabrik.

Biaya selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung tetapi juga tetap dibutuhkan dalam proses produksi. Termasuk dalam kelompok biaya overhead pabrik ini adalah sebagai berikut :

1) Biaya bahan penolong (bahan tidak langsung) adalah bahan tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Bahan penolong merupakan unsur bahan baku yang tetap dibutuhkan oleh suatu produk jadi, tetapi bukan merupakan unsur utama. Tanpa bahan penolong, suatu produk

(47)

tidak akan pernah menjadi produk yang siap pakai dan siap dijual.

2) Biaya tenaga kerja penolong (tenaga kerja tidak langsung) adalah pekerja yang dibutuhkan dalam proses menghasilkan suatu barang tetapi tidak terlibat secara langsung dalam proses produksi. Tenaga kerja penolong merupakan tenaga kerja yang tetap dibutuhkan, tetapi bukan merupakan unsur utama. Namun tanpa tenaga kerja penolong, proses produksi dapat terganggu.

3) Biaya pabrikasi lain

Adalah biaya-biaya tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk selain biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja penolong.

d. Biaya Non produksi, terdiri dari :

a. Biaya pemasaran adalah untuk menampung keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan demi mendistribusikan barang dagangannya hingga sampai ke tangan pelanggan.

b. Biaya administrasi dan umum adalah untuk menampung keseluruhan biaya operasi kantor

1. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi

Dalam perusahaan yang berproduksi massa, informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk : (Mulyadi, 2010:65)

a. Menentukan Harga Jual

Perusahaan yang berproduksi massa memproses produknya untuk memenuhi persediaan digudang. dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertenu untuk menghasilkan informasi biaya produksi satuan produk. b. Menghitung laba Rugi Bruto Periode Tertentu

(48)

Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto, manajemen memelukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk. informasi laba atau rugi diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi.

c. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk dalam proses yang disajikan dalam Neraca

Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. didalam neraca manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses. untuk tujuan tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi setiap periode. berdasakan catatan tersebut, manajemen dapat pula menentukan biaya produksi yang melekat pada produk pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan. biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal neraca disajikan, neraca sebagai harga pokok persediaan produk jadi. biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan disdajikan delam neraca sebagai harga pokok persediaan dalam proses.

d. Memantau Realisasi Biaya Produksi

Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk dilaksanakan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan didalam pelaksanaan rencana produksi tersebut. Oleh karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi

Gambar

Gambar 2. 1  Kerangka Berfikir

Referensi

Dokumen terkait

Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku,

Harga pokok penuh merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya

full costing , seluruh unsur biaya dimasukkan dalam perhitungan harga pokok penjualan baik biaya produksi maupun non produksi, selain itu metode full costing juga lebih

Setelah dilakukan perhitungan beberapa biaya seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik, maka menghasilkan harga pokok produksi dan harga

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitung akan semua unsu biaya produksi kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku,

Mulyadi (2015: 17) menyatakan bahwa full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi,

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku,

9 Harga pokok produksi kerupuk kulit Peto mengggunakan metode full costing per hari produksi Kerupuk kulit sapi peto Harga pokok produksi Januari 2023 Biaya bahan baku langsung