• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Analisis Data

1. Analisis perhitungan harga pokok produksi menurut Usaha Dakak-Dakak Kurnia Simabur

Harga pokok produksi meliputi seluruh komponen biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, harga pokok produksi akan menunjukan total harga perolehan barang yang disajikan saat proses produksi dalam satu periode. (Samryn, 2012:378). Usaha Dakak-Dakak Kurnia Simabur merupakan salah satu jenis usaha yang bergerak dalam bidang manufaktur yang memproduksi makanan yaitu dakak-dakak.

Usaha Dakak-Dakak Kurnia Simabur sudah melakukan perhitungan harga pokok produksi namun masih dilakukan dengan sederhana, Berikut perhitungan harga pokok produksi Usaha Dakak- Dakak Kurnia Simabur:

Tabel 4. 1

Usaha Dakak- Dakak Kurnia Simabur Biaya produksi per satu kali produksi Tahun 2017

Keterangan Satuan Kuantitas Harga

(Rp) Total (Rp) Beras Kg 100 11.000 1. 100.000 Minyak Kg 30 14.500 435.000 Garam Kg 2 10.000 10.000 Gas Tabung 3 kg 8 20.000 160.000 Solar Lt 10 5.500 55.000 Upah Pekerja 11 500.000 Total Biaya 2.260.000 Hasil produksi Kg 100 2.260.000/100 HPP/Kg 22.600

Sumber: Data biaya produksi dari usaha Dakak- DakakKurniaSimabur Berdasarkan table 4.1 di atas dapat dilihat bahwa total biaya

produksi yang dikeluarkan oleh Usaha Dakak-Dakak Kurnia Simabur dalam satu kali produksi adalah sebesar Rp. 2.260.000 dengan harga pokok perkilogramnya Rp.22.600. Upah karyawan terdiri dari bagian perendangan 1 orang, bagian penggilingan beras 1 orang, bagian penggorengan 1 orang, bagian pengemasan 1 orang, dan bagian pencetakan 7 orang. Total upah karyawan yang dikeluarkan dalam satu kali produksi yaitu sebesar Rp. 500.000. Dalam satu bulan perusahaan bisa melakukan hingga 20 kali produksi dan menghasilkan dakak-dakak sebanyak 2000 kg.

Usaha Dakak-Dakak Kurnia Simabur sudah melakukan perhitungan harga pokok produksi dakak-dakak, namun penghitungan yang dilakukan masih dengan metode yang sederhana dan belum merinci seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Dalam melakukan penghitungan harga pokok produksi dakak-dakak, perusahaan hanya membebankan biaya bahan baku yaitu beras, minyak, garam, solar, biaya tenaga kerja dan biaya penggunaan gas LPG 3 kg.

Penghitungan yang dilakukan perusahaan ini belum memasukkan seluruh biaya overhead pabrik. Biaya overhead yang dibebankan

perusahaan hanya biaya penggunaan gas LPG 3 kg. Sedangkan biaya overhead lainnya seperti biaya listrik, air, biaya pemeliharaan peralatan, biaya pemeliharaan mesin dan biaya penyusutan peralatan dan mesin belum dibebankan oleh perusahaan.

Pencatatan dengan cara tersebut masih kurang mendukung dan tidak menghasilkan harga pokok produk yang wajar, akan berbeda jika dalam penentuan harga pokok produksi menggunakan metode full costing, yaitu dengan memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat variable maupun tetap. Sehingga informasi pokok produksi yang dihasilkan dapat diandalkan, baik untuk penentuan harga jual produk maupun untuk perhitungan laba rugi satu periode.

2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Menggunakan Metode Full Costing

a. Biaya Produksi

1) Biaya Bahan Baku

Berikut harga bahan baku dakak-dakak pada tahun 2017 dalam satu kali produksi :

Tabel 4. 2

Biaya Bahan Baku Dakak-Dakak Kurnia Simabur Per Satu Kali Produksi

Keterangan Satuan Kuantitas Harga

(Rp) Total (Rp)

Beras Kg 100 11.000 1. 100.000

Minyak Kg 30 14.500 435.000

Jumlah BBB 1.535.000

Sumber: Data yang penulis olah

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp. 1.535.000

2) Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang berkaitan langsung dengan proses produksi suatu produk. Tenaga kerja yang ada di Usaha Dakak-Dakak Kurnia Simabur yaitu berjumlah 11 orang yang terdiri dari biaya tenaga kerja tetap dan biaya tenaga kerja variabel Dengan rincian upah sebagai berikut :

Tabel 4. 3

Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Usaha Dakak-Dakak Kurnia Simabur Per Satu Kali Produksi

Departemen Jumlah Pekerja Upah Total Perendangan 1 60.000 60.000 Penggilingan 1 50.000 50.000 Penggorengan 1 60.000 60.000 Pengemasan 1 50.000 50.000 Pencetakan 7 40.000 280.000

Jumlah upah yang dibayarkan 500.000 Sumber: Data yang penulis olah

Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa biaya tenaga kerja yang dikeluarkan perusahaan pada bagian perendangan sebesar Rp.60.000, bagian penggilingan sebesar Rp. 50.000, bagian penggorengan Rp. 60.000, bagian pengemasan Rp. 50.000, dan bagian pencetakan sebesar Rp. 280.000. Jadi untuk satu kali produksi perusahaan harus mengeluarkan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 500.000

3) Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya pabrik selain dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung(Sumarsan, 2013:102). Dalam penghitungan biaya overhead pabrik yang dilakukan oleh Usaha Dakak-Dakak Kurnia Simabur, perusahaan tidak memasukan seluruh biaya overhead yang ada terlibat saat proses produksi. Untuk biaya overhead pabrik, penulis melakukan

perhitungan yaitu biaya untuk plastik kemasan, biaya listrik dan air, biaya pemeliharaan peralatan, biaya perlengkapan pabrik, biaya penyusutan mesin penggiling, biaya penyusutan mesin press, biaya penyusutan mesin ginset, biaya penyusutan bangunan, biaya penyusutan wajan, biaya bahan bakar mesin ginset dan kendaran, biaya pajak kendaraan, dan biaya penyusutan kendaraan. Berikut perhitungan biaya overhead pabrik yang dikeluarkan perusahaan : a) Biaya bahan penolong

Biaya bahan penolong yang digunakan perusahaan untuk proses produksi adalah berupa garam. Untuk satu kali produksi perusahaan menghsbidksn 2 kg garam dengan harga perkilogram Rp. 5.000, jadi biaya bahan penolong yang dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp.10.000.

b) Biaya listrik dan air

Biaya listrik yang dikeluarkan perusahaan untuk satu bulan adalah sebesar Rp. 750.000, dan biaya air yang dikeluarkan perusahaan tiap bulan mencapai Rp. 3.000.000.

Total biaya listrik dan air untuk satu bulan adalah sebesar Rp. 3.750.000. jadi untuk satu kali produksi perusahaan harus mengeluarkan biaya listrik dan air sebesar Rp. 412.500

c) Biaya bahan bakar gas

Biaya bahan bakar gas pada proses perendangan dan penggorengan untuk menghasilkan 100 kg dakak-dakak menghabiskan 8 tabung gas dengan ukuran 3 kg, dengan harga satu tabung gas Rp. 20.000, jadi biaya bahan bakar gas yang dikeluarkan perusahaan dalam satu kali produksi adalah sebesar Rp. 160.000.

d) Biaya pemeliharaan peralatan

Biaya pemeliharaan peralatan yang dikeluarkan perusahaan selama satu bulan yaitu sebesar Rp. 250.000, jadi pada satu kali

produksi perusahaan mengeluarkan biaya pemeliharaan peralatan sebesar Rp. 12.500

e) Biaya bahan bakar mesin

Bahan bakar untuk mesin penggilingan menggunakan minyak solar, dalam satu kali produksi mesin penggilingan menghabiskan 10 liter minyak solar, dengan harga perliter sebesar Rp. 5.500. Jadi biaya bahan bakar solar yang dikeluarkan perusahaan dalam satu kali produksi adalah sebesar Rp. 55.000.

f) Biaya bahan bakar minyak kendaraan

Dalam satu bulan biaya bahan bakar kendaraan untuk membeli bahan baku diperkirakan perusahaan sebesar Rp.500.000, jadi dalam satu kali produksi perusahaan mengeluarkan biaya bahan bakar minyak kendaraan sebesar Rp. 25.000.

g) Biaya penyusutan mesin penggiling

Harga perolehan mesin penggiling adalah sebesar Rp.10.000.000 yang diperoleh pada tahun 2017, dengan Umur Ekonomis 8 tahun. Dengan menggunakan metode garis lurus besarnya penyusutan pertahun akan selalu sama. Berikut adalah perhitungannya.

Biaya penyusutan pertahun = 10.000.000-0 8 = Rp. 1.250.000 Biaya penyusutan perbulan = 1.250.000

12

Biaya penyusutan = Harga Perolehan-Nilai Sisa Umur Ekonomis

= 104.000 (dibulatkan) Biaya penyusutan per produksi = 104.000

20 = Rp. 5.200

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa biaya penyusutan mesin penggiling yang harus dikeluarkan perusahaan untuk satu kali produksi adalah sebesar Rp. 5.200 . h) Biaya penyusutan mesin press

Dengan menggunakan metode garis lurus besarnya penyusutan pertahun akan selalu sama. Harga perolehan mesin press adalah sebesar Rp. 500.000. Tahun pembelian mesin press yaitu tahun 2015, dengan masa manfaat selama 4 tahun.

Biaya penyusutan = Harga Perolehan-Nilai Sisa Umur Ekonomis

Biaya penyusutan pertahun = 500.000-0 4 = Rp. 125.000 Biaya penyusutan perbulan = 125.000

12

= Rp. 10.500 (dibulatkan) Biaya penyusutan per produksi = 10.500

20 = Rp. 525

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa penyusutan mesin press untuk satu kali produksi sebesar Rp. 525. Untuk proses produksi perusahaan menggunakan 4 buah mesin press yang diperoleh dengan tahun dan harga yang sama. Jadi untuk

biaya penyusutan mesin press perusahaan mengeluarkan biaya sebesar Rp. 2.100.

i) Biaya penyusutan kompor gas

Untuk membantu proses penggorengan perusahaan menggunakan 4 buah kompor gas dengan harga per unit Rp. 700.000, yang diperoleh pada tahun 2015. Berikut perhitungannya:

Biaya penyusutan = Harga Perolehan-Nilai Sisa Umur Ekonomis

Biaya penyusutan pertahun = 2.800.000-0 4 = Rp. 700.000 Biaya penyusutan perbulan = 700.000

12

= Rp. 58.500 (dibulatkan) Biaya penyusutan per produksi = 58.500

20 = Rp. 2.925

Dari perhitungan di atas dapat kita lihat bahwa untuk satu kali produksi perusahaan harus mengeluarkan biaya penyusutan kompor gas sebesar Rp. 2.925

j) Biaya penyusutan kendaraan

Harga perolehan untuk mobil Pick Up Carry tahun 2010 adalah sebesar Rp 95.000.000 dengan umur ekonomis 8 tahun. Dengan nilai sisa yang ditetapkan oleh pemilik Usaha Dakak-Dakak Kurnia Simabur sebesar Rp. 8.000.000. Berikut adalah perhitungan penyusutan kendaraan dengan menggunakan metode garis lurus :

Biaya penyusutan = Harga Perolehan-Nilai Sisa Umur Ekonomis

Biaya penyusutan pertahun = 95.000.000-8.000.000 8

= Rp. 10.875.000 Biaya penyusutan perbulan = 10.875.000

12 = Rp. 906.250 Biaya penyusutan per produksi= 906.250

20

= Rp. 45.312 (dibulatkan)

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa perusahaan harus mengeluarkan biaya penyusutan kendaraan dalam satu kali produksi sebesar Rp. 45.312.

k) Biaya penyusutan pabrik

Harga perolehan bangunan pada tahun 1990 adalah sebesar Rp. 150.000.000, dan pada tahun 2005 perusahaan melakukan perombakan bangunan sehingga nilai bangunannya pada saat itu menjadi Rp 500.000.000 dengan umur ekonomis diperkirakan perusahaan selama 20 tahun. Berikut perhitungannya :

Biaya penyusutan = Harga Perolehan-Nilai Sisa Umur Ekonomis

Biaya penyusutan pertahun = 500.000.000 - 0 20

= Rp. 25.000.000 Biaya penyusutan perbulan = 25.000.000

12

Biaya penyusutan perproduksi = 2.085.000 20

= Rp. 104.250

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa perusahaan harus mengeluarkan biaya penyusutan gedung untuk tiap kali sebesar Rp. 104.250

l) Biaya service kendaraan

Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk service kendaraan mobil satu bulan adalah sebesar Rp.2.0000.000. jadi untuk satu kali produksi perusahaan harus mengeluarkan biaya service kendaraan sebesar Rp. 100.000

m) Biaya penyusutan wajan

Harga perolehan wajan sebesar Rp. 750.000 dengan masa manfaat selama 4 tahun. Berikut adalah perhitungannya : Biaya penyusutan = Harga Perolehan-Nilai Sisa

Umur Ekonomis

Biaya penyusutan = 750.000-0 4 = Rp. 187.500

Biaya penyusutan perbulan = 187.500 12

= Rp. 15.600 (dibulatkan) Biaya penyusutan per produksi = 15.600

20 = Rp. 780

Dari perhitungan diatas dapat kita lihat bahwa penyusutan wajan untuk satu kali produksi sebesar Rp. 780. Untuk proses produksi perusahaan menggunakan 2 buah wajan, jadi biaya penyusutan wajan yang dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp. 1.560

n) Biaya penyusutan kuali

Harga perolehan kuali adalah sebesar Rp. 350.000, dengan masa manfaat selama 4 tahun. Berikut perhitungannya :

Biaya penyusutan = Harga Perolehan-Nilai Sisa Umur Ekonomis

Biaya penyusutan = 350.000-0 4 = Rp. 87.500

Biaya penyusutan perbulan = 87.500 12

= Rp. 7.300 (dibulatkan) Biaya penyusutan per produksi = 7.300

20 = Rp. 365

Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa penyusutan kuali untuk satu kali produksi sebesar Rp. 365. Untuk proses produksi perusahaan menggunakan 2 buah kuali besar. Jadi biaya penyusutan kuali yang harus dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp. 730.

o) Biaya pajak kendaraan

Pajak yang dikeluarkan perusahaan untuk mobil Pick Up Carry sebesar Rp. 2.120.000, untuk satu bulan biaya pajak kendaraan sebesar Rp. 177.000 (dibulatkan). Jadi untuk satu kali produksi perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk pajak kendaraan sebesar Rp. 8.850

b. Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Full Costing

Tabel 4. 4

Usaha Dakak-Dakak Kunia Simabur

Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Full Costing Per Satu Kali Produksi

Biaya bahan baku Rp. 1.535.000

Biaya tenaga kerja Rp. 500.000

Biaya overhead pabrik Bop tetap

Biaya pemeliharaan peralatan Rp. 12.500 Biaya pajak kendaraan Rp. 8.850 Biaya penyusutan mesin

penggiling

Rp. 5.200 Biaya penyusutan mesin

press

Rp. 2.100 Biaya penyusutan kompor

gas

Rp. 2.925 Biaya penyusutan kendaraan Rp. 45.310 Biaya penyusutan pabrik Rp. 104.250 Biaya penyusutan wajan Rp. 1.560 Biaya penyusutan kuali Rp. 730

Total bop tetap Rp. 183.425

Bop variabel

Biaya bahan penolong Rp. 10.000 Biaya listrik dan air Rp. 412.500 Biaya bahan bakar gas Rp. 160.000 Biaya bahan bakar mesin Rp. 55.000 Biaya bahan bakar kendaraan Rp. 25.000 Biaya service kendaraan Rp. 100.000 Total bop variabel Rp. 762.500

Total biaya overhead pabrik Rp. 945.925

Biaya produksi Rp. 2.980.925

Barang dalam proses awal Rp. 0

Barang tersedia untuk dijual Rp. 2.980.925

Barang dalam proses akhir ( Rp. 0 )

Harga pokok produksi Rp. 2.980.925

Jumlah produksi 100 kg

Harga pokok produksi dakak-dakak/kg Rp. 29.810

Sumber: Data yang penulis olah

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing untuk menghasilkan 100 kg

dakak-dakak pada Usaha Dakak-Dakak Kurnia Simabur mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp. 2.980.925 dengan harga pokok produksi Rp. 29.810/kg. Dengan menggunakan metode full costing biaya yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang dihitung oleh Usaha Dakak-Dakak Kurnia Simabur. Jadi terdapat selisih sebesar Rp 7.210/Kg. Hal ini terjadi karena perusahaan tidak menghitung biaya overhead pabrik secara keseluruhan.

Dokumen terkait