• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PPB 1103489 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PPB 1103489 Chapter1"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu kehidupanindividu. Proses pendidikan berlangsung secara formal, informal

maupun nonformal. Dalam pendidikan formal yaitu sekolah memiliki peranan penting untuk setiap individu dalam pengembangan intelektual, potensi, dan keterampilan pada segi-segi afektif. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan menurut UU tahun 2003 yang menyatakan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (Depdiknas, 2003, hlm. 2).

Mengacu pada pengertian pendidikan diatas dapat dinyatakan bahwa pendidikan tidak terlepas dari proses belajar dan mengajar antara peserta didik dan pendidik agar individu menjadi lebih baik dalam menjalani kehidupannya. Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling memengaruhi antar pendidik dan peserta didik (Sukmadinata,2009.hlm.10).

Dalam pencapaian tujuan pendidikan formal disekolah peserta didik harus melewati proses belajar. Belajar merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu karena tanpa belajar individu tidak akan pernah memperoleh sesuatu

yang diinginkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Witherington (dalam Sukmadinata, 2009. hlm.155) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanisfestasikan sebagai pola-pola respons yang baru dalam bentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Manisfestasi dari

(2)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keberhasilan belajar peserta didik dilihat dengan tercapainya nilai yang

memenuhi standar kompetensi kelulusan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Terkait standar kompetensi kelulusan ini dinyatakan bahwa untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan profil kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan, Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Depdikbud,2013, hlm. 1).Selain itu menurut Bloom (dalam Makmun, 2007, hlm.161) manisfestasi dalam hasil belajar dikategorikan dalam tiga domain yang pertama adalah kognitif (pengetahuan dan penguasaan materi) ,kedua adalah afektif (sikap-sikap apresiasi dan penghayatan) dan ketiga adalah psikomotorik (keterampilan).

Terkait dengan adanya standar kompetensi kelulusan sebagai acuan keberhasilan belajar peserta didik, maka dalam interaksi selama proses belajar diharapkan dapat membantu peserta didik mencapai keberhasilan dalam belajar dan standar kompetensi kelulusan guna tercapainya prestasi belajar. Menurut Winkel (1996) prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami siswa untuk

menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, dan evaluasi. Prestasi belajar merupakan hasil belajar berupa angka yang diperoleh siswa selama pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam setiap mata pelajaran disekolah. hal ini sesuai dengan pendapat Suryabrata(1993) yang menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah hasil evaluasi dari suatu proses yang biasanya dinyatakan dalam bentuk kuantitatif (angka) yang khusus dipersiapkan untuk proses evaluasi, misalnya raport.

(3)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kognitif sedangkan faktor dari luar adalah lingkungan belajar dan instrumental

yang terkait dalam proses belajar. Makmun (2007, hlm.165) mengugkapkan secara sistematik dan visual faktor-faktor yang memengaruhi perilaku belajar mengajar (PBM) dalam pendidikan adalah sebagai berikut.

Gambar 1.1 sistematik komponen P.B.M

(Makmun,2007,hlm.165)

Dari gambar diatas secara sistematik keempat komponen utama dari proses belajar mengajar akan memengaruhi perfomance dan outputnya. Ra w input menunjukan sebagai faktor yang terdapat dalam diri individu yang dapat menjadi fasilitas maupun penghambat, the expected output menunjukan kepada tingkat kualifikasi ukuran yang dapat menjadi daya penarik dan motivasi,

instrumentalinput adalah sarana yag dapat menunjang pelaksanaan belajar

mengajar serta enviromental adalah situasi dan keadaan iklim sekolah.

Terkait dengan proses belajar yang dilaksanakan disekolah seiring dengan perkembangan zaman, ada beberapa tujuan dalam pembelajaran yang harus dicapai. Menurut Graffin,dkk (2012) dalam bukunya yang berjudul Assesment and

Teaching 21 st Century Skillsmenyebutkan bahwa kebutuhan pendidikan dan

keterampilan pada abad ke 21 adalah cara berpikir peserta didik harus kreatif dan inovasi, berpikir kritis, menguasai pemecahan masalah, pengembangan metakognisi, menguasai teknologi informasi dan komunikasi, terciptaya hubungan

(4)

lain-Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sosial, perkembangan karir, pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai-nilai dan

etika.

Dalam pandangan psikologi perkembangan, individu yang berada dalam jenjang pendidikan menengah atas termasuk ke dalam fase perkembangan masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang paling penting dalam setiap fase perkembangan, pada masa ini merupakan masa transisi dari fase anak menuju dewasa. Remaja memiliki berbagai macam tujuan yang hendak dicapai, karena dalam masa ini remaja mulai memikirkan pencapaian prestasi agar dapat meraih suatu keberhasilan dimasa yang akan datang. Remaja selalu ingin sukses dalam hidupnya dan memiliki cita-cita dimasa depan. Menurut Havighurst (dalam

Yusuf,2008)salah satu tugas perkembangan pada masa remaja adalah

mengembangkan kemampuan intelektual, salah satu tujuan peserta didik pada masa remaja adalah mencapai prestasi belajarsebaik mungkin karena dengan demikian mereka dapat menunjukan eksistensi kepada teman, keluarga dan lingkungan sekitar. Prestasi menjadi hal yang sangat penting bagi remaja, dan remaja mulai menyadari bahwa pada saat inilah mereka dituntut untuk menghadapi kehidupan yang sebenarnya(Santrock, 2003).

(5)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bukan karena tidak mampu, tetapi karena tidak yakin bahwa setiap orang dapat

mencapai apa yang diharapkan.

Menurut Bandura, dkk (dalam Nilsen. 2009) motivasi, Self efficacy dan nilai harapan merupakan faktor paling berpengaruh terhadap kinerja akademik peserta didik.Peserta didik yang memiliki self efficacy yang rendah akan mudah menyerah saat menghadapi kesulitan-kesulitanmenghadapi tugas sekolah. Sebaliknya remaja dengan self efficacy yang tinggi akan bertahandalam menghadapi kesulitan, dan mencoba mengatasinya hingga tuntas (Schunkdalam Steinberg, 2002). Self efficacy akan memberi landasan bagi remaja untukbertingkah laku secara tekun, ulet, dan berani menghadapi permasalahan (Bandura,1997).

Self efficacy berkaitan dengan keyakinan seseorang akan kemampuannya

untuk menangani tugas-tugas akademik secara efektif dan melakukan tindakan yang diperlukan. Keberhasilan memungkinkan individu membandingkan kemampuan pribadi dengan kemampuan orang lain maupun kemampuan dirinya dalam menghadapi tugas serupa di masa lalu. Ketika seseorang mendapati dirinya berhasil dalam pencapaian prestasi, berarti orang tersebut mempunyai cukup

kemampuan untuk berhadapan dengan situasi yang mengharuskannya melakukan pencapain prestasi dengan baik. Bila seseorang gagal dalam pencapaian prestasi, maka akan menilai negatif pada dirinya pada saat berhadapan dengan situasi yang mengharuskan untuk terus berusaha mencapai tujuan.

Reivich dan Shatte (dalam Wahyuni, 2013, hlm. 2) mendefinisikan self

efficacysebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan

memecahkan masalah dengan efektif. Keyakinan yang timbul dari diri peserta didik diharapkan dapat menjadi bekal berprestasi dalam menghadapi hambatan dan tantangan pada pencapaian prestasi akademik. Prestasi tidak datang begitu saja pada diri peserta didik yang hanya mengandalkan kesempatan, tetapi dengan adanya rasa keyakinan dan sikap sungguh-sungguh akan menuntun peserta didik pada pencapaian prestasi belajar.

(6)

sumber-Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sumber kognitif, dan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk memenuhi

tuntutan-tuntutan dari situasi yang dihadapi.

Menurut Sukmadinata (2009, hlm.70) menyatakan bahwa dalam dunia pendidikan peserta didik memiliki banyak motivasi dasar yang berperan penting dalam dunia pendidikan yaitu motivasi berprestasi, motivasi berkuasa dan motivasi berafiliasi. Dari ketiga motivasi dasar tersebut, motivasi berprestasi memiliki peranan yang sangat besar dalam dunia pendidikan karenadengan motivasi berprestasi yang tinggi peserta didikakanberusaha secara terusmenerus dalam meraihprestasi belajar. Oleh sebab itumotivasi berprestasi sangat diperlukan dalam masa remaja agar dapat tercapaianya tugas perkembangan dalam hal meraih prestasi belajar dalam jenjang pendidikan sekolah menengah atas.

McCelland (1975) menyebutkan motivasi berprestasi adalah suatu pikiran yang berhubungan dengan bagaimana melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya bila dibandingkan dengan apa yang dilakukan sebelumnya dan lebih efisien dengan hasil maksimal.Santrock (2011) menjelaskan bahwa motivasi berprestasi merupakan keinginan untuk menyelesaikan sesuatu untuk mencapai suatu standar

kesuksesan, dan untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan.

Menurut Morgan (1990) menyatakan bahwa banyak faktor yang memengaruhi motivasi berprestasi yaitu harapan orang tua, pengalamanan yang dialami individu, latar belakang kehidupan, lingkungan serta observasiona l

learningyaitu proses peniruan atas model yang menjadi idola dari setiap individu.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fu (2011) di Cina menyatakan bahwaadanya hubungan yang positif signifikan antara self efficacy dengan motivasi berprestasi, dengan korelasi positif kuat antara self efficacy dengan motif untuk meraih sukses dan korelasi negatif kuat antara self efficacy dengan motif menghindari kegagalan. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat self

efficacy maka akan semakin tinggi pula tingkat motivasi berprestasi, sedangkan

(7)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil penelitian lain oleh Mazub dan Yusuf (2012) di

Malaysia menyatakan adanya hubungan antara self efficacy dengan motivasi berprestasi tetapi hubungan antara self efficacy dengan motivasi berprestasi memiliki hubungan lebih rendah dibandingkan dengan dengan hubungan motivasi berprestasi dengan strategi belajar. Penelitian menunjukan adanya gap antara penelitian sebelumnya yang dilakukan Fu di Cina yang menyatakan bahwa adanya hubungan yang tinggi positif signifikan antara self efficacy dengan motivasi berprestasi.

Selanjutnya berdasarkan hasil obeservasi didapatkan informasi bahwa sebagian besar peserta didik di SMAN 6 Bandung memiliki tingakatan prestasi belajar yang beragam, hal ini dapat dilihat dari nilai raport yang sudah memenuhi standar nilai yang ditentukan. Namun ada pula siswa yang belum mencapai standar nilai, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti bermalas-malasan dalam belajar, sering tidak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas, tidak memperhatikan guru pada saat menjelaskan pelajaran, dan ada pulapeserta didik tidak mengetahui tujuan yang jelas buat apa pergi ke sekolah, serta mengalami kebingungan dalam pemilihan karir sehingga membuat peserta didik tidak

termotivasi mengejar prestasi belajar dalam pencapaian nilai yang maksimal. Mengacu pada pentingnya self efficacydan motivasi berprestasi dalam menentukan prestasi belajar peserta didik maka Berdasarkan informasi mengenai fenomena di sekolah serta gap penelitian di cina dan di malaysia, perlu adanya kajian kembali mengenai pengaruh antara self efficacydan motivasi berprestasi tehadap prestasi belajar peserta didik di SMAN 6 Bandung.

Peserta didik yang memiliki self efficacy tinggi akan mampu mengatasi masalah yang timbul akibat stimulus-stimulus yang terbentuk dari lingkungan. Motivasi peserta didik terbentuk karena adanya rasa percaya akan kemampuan diri dalam menyelesaikan dan persepsi dalam menghadapi tugas. Peserta didik yang memiliki komitmen tinggi terhadap tujuannya akan memilih strategi dan berusaha semaksimal mungkin agar segala usaha yang sudah dilakukan mendapatkan hasil yang maksimal. Begitupun sebaliknya individu yang memiliki

self efficacy rendah maka akan cenderung menghindar dari tugas tertentu agar

(8)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyebutkan bahwa motivasi berprestasi adalah kecenderungan seseorang untuk

berusaha meraih kesuksesan dan memiliki orientasi tujuan, aktivitas sukses atau gagal. Menurut Woolfolk (2008) pengertian motivasi berprestasi sebagai suatu keinginan untuk berhasil, berusaha keras dan mengungguli orang lain berdasarkan suatu standar mutu tertentu.

Setiap individu pasti memiliki potensi dan tujuan yang ingin dicapai, ketika individu memiliki potensi yang besar tetapi tidak memiliki keyakinan serta motivasi yang tinggi apakah dapat mencapai prestasi belajar yang baik, apabila peserta didik tidak memiliki keyakinan maka tidak dapat mengontrol dan menghadapai setiap hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan dalam pencapaian prestasi belajar. Dalam perkembangan potensi setiap individu merupakan tujuan yang harus dicapai, menurut Graffin,dkk (2012) pada perkembangan abad 21 Guru harus semakin fokus pada perkembangan belajar individu secara personal untuk masing-masing peserta didik,mereka juga harus bekerja sama dengan timberdasarkan strategi intervensi dan penggunaan sumber daya keputusan agar siswa dapat meciptakan hasil dari pembelajaran dengan bukti karya bukan hanya sekedar pada pengetaguan dan wawasan.

Pengembangan potensi, kecakapan dalam belajar yang terkait dengan self

efficacyserta peningkatan motivasi berprestasi yang ada dalam diri peserta didik

(9)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan yang optimal, yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan

sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.perkembangan optimal bukan semata-mata pencapaian tingkat kemampuan intelektual tetapi menyangkut individu mampu mengenal dan memahamai diri, berani menerima kenyataan diri secara objektif, mengarahkan diri sesuai dengan kemampuan, kesempatan dan sistem nilai serta melakukan pilihan dan mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri.

Dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional yang mengacu pada tercapainya prestasi belajar bagi peserta didik menjadi peranan bimbingan dan konseling sebagai sistem integral dari tercapainya tujuan pendidikan. Salah satu bagian layanan dari bimbingan dan konseling adalah pemberian bimbingan belajar, hal ini dapat membantu peserta didik dalam mengoptimalkan prestasi belajar yang ingin dicapai. Dalam Pemberian layanan bimbingan belajar agaroptimal maka diperlukannya penelitian mengenai beberapa faktor yang memengaruhi prestasi belajar peserta didik yaitu self efficacy dan motivasi berprestasi. Maka dalam penelitian ini difokuskan untuk melihat dan membuktikan sejauh mana self efficacydan motivasi berprestasi memberikan

pengaruh terhadapprestasi belajarpeserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2014/2015.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Prestasi belajar merupakan suatu tolak ukur keberhasilan peserta didik selama proses belajar dilaksanakan. Prestasi belajar banyak dipengaruhi oleh

beberapa faktor dari dalam dan luar diri individu, salah satu faktor yang utama adalah dalam diri individu. Prestasi tidak semata-mata ditentukan hanya dari tingkat intelegensi tetapi ada faktor lain yaitu self efficacy dan motivasi berprestasi yang dapat ikut berkontribusi dalam pencapaian prestasi belajar peserta didik. Menurut Sudrajat (2008, hlm. 21) “kuatnya keyakinan dan kemampuan (self

efficacy) seseorang berpengaruh terhadap perilakunya”. Hal ini menunjukan

(10)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hlm.44) yang menyatakan bahwa keyakinan, usaha dan ketekunan akan menjadi

kuat dibandingkan dengan kemampuan potensial.

Masa remaja merupakan suatu titik kritis dalam hal prestasi (Ecles, dkk dalam Santrock, 2011, hlm. 147). Tekanan sosial dan akademik memaksa remaja untuk memegang berbagai peran yang melibatkan tanggung jawab yang lebih besar. Prestasi belajar menjadi hal yang sangat penting bagi remaja, dan remaja mulai menyadari bahwa pada saat inilah mereka dituntut untuk menghadapi kehidupan yang sebenarnya (Santrock,2003).

Adanya prestasi belajar sebagai outcome dari usaha remaja untuk menjadi lebih baik tidak terlepas dari peranan self efficacy dan motivasi. Dalam pencapaian prestasi belajar yang ditampilkan oleh siswa bergantung pada usaha dan ekpetasi yang dilakukan oleh siswa, kombinasi dari ekspetasi dan nilai yang ada dalam diri individu merupakan fokus dari sejumlah upaya yang dilakukan untuk dapat memahami motivasi berprestasi para siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Graffin,dkk (2012) yang menyatakan bahwa Individu semakin perlu mengembangkan keterampilan dengan cara baru untuk bekerja, hidup, belajar dan berpikir. Mereka membutuhkan keterampilan baru untuk memanipulasi informasi

baru berbasis alat kerja.

Self efficacy penting bagi siswa dalam proses belajarnya karena self

efficacy dapat memengaruhi tingkah laku belajar yaitu, menentukan seberapa

besar usaha yang diberikan seseorang dalam melakukan aktivitasnya, seberapa lama mereka dapat bertahan menghadapi sesuatu yang berlawanan dengan keyakinan mereka" Terpacu atau tidaknya anak untuk belajar dan mengerjakan semua tugas didorong oleh kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi yang disebut dengan motivasi untuk berprestasi (Sepyaningtyas, 2009). Self

efficacy mempunyai peran penting pada pengaturan motivasi seseorang.

Seseorang percaya akan kemampuannya memiliki motivasi tinggi dan berusaha untuk sukses.

(11)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan prestasinya. Siswa yang memiliki keyakinan untuk dapat menguasai suatu

keahlian atau melaksanakan tugas akan lebih siap untuk berpartisipasi, bekerja keras, lebih ulet dalam menghadapi kesulitan dan mencapai level yang lebih tinggi.

Salah satu jenis motivasi terpenting bagi psikoogi pendidikan ialah motivasi berprestasi (Achievement Motivation) atau kecenderungan umum untuk berjuang demi keberhasilan dan memilih kegiatan keberhasilan/kegagalan yang berorientasi sasaran (McClelland & Atkinson , 1975).

Motivasi berprestasi sangat diperlukan dalam proses belajar. Peserta didik yang tidak memiliki motivasi berprestasi akan berakibat buruk terhadap prestasi akademiknya (Agustin,2011,hlm.19). Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan berusaha sehingga memiliki prestasi belajar yang baik dalam bidang akademik maupun non akademik.

Menurut Atkinson (1982), motivasi berprestasi dapat tinggi atau rendah, didasari pada dua aspek yang terkandung didalamnya yaitu harapanuntuk sukses atau berhasil (motive of success) dan juga ketakutan akankegagalan(motive to

avoid failure). Seseorang dengan harapan untuk berhasil lebih besardaripada

ketakutan akan kegagalan dikelompokkan kedalam mereka yangmemiliki motivasi berprestasi tinggi, sedangkan seseorang yang memilikiketakutan akan kegagalan yang lebih besar daripada harapan untuk berhasildikelompokkan kedalam mereka yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah.

Prestasi belajar yang ingin diteliti dari para siswa yang berhubungan dengan bagaimana siswa tersebut mempunyai keyakinan atas kemampuannya untuk dapat mencapai prestasi belajardan dapat menentukan danmelaksanankan berbagai macam tugas serta dapat menampilkan performa perilaku untuk menyelesaikan tugas tertentu dengan baik dan efektif selama proses belajar.

(12)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penting pada pengaturan motivasi seseorang. Bandura (2002) “Perceived self

efficacy contributes to motivation’’. Self efficacyseseorang memiliki efek utama

terhadap perilaku individu, salah satunya adalah motivasi. Individu dengan self

efficacyyang tinggi mengerahkan usaha yang lebih besar untuk meraih prestasi

belajar sedangkan individu dengan self efficacy yang rendah cenderung menghindarkan tugas-tugas dalam proses pencapaian prestasi belajar yang akan dicapai.

Dari pemaparan latar belakang dan identifikasi masalah penelitian di atas, diperoleh sebuah pertanyaan umum sebagai arahan perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: “Bagaimana pengaruhSelf efficacydan motivasi berprestasi terhadapprestasi belajarpeserta didik di SMA Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2014/2015”.

Rumusan umum ini, diturunkan menjadi sembilanpertanyaan penelitian sebagai berikut:

1) Bagaimana gambaranself efficacypeserta didik?

2) Bagaimana gambaran motivasi berprestasi peserta didik? 3) Bagaimana gambaran prestasi belajar peserta didik?

4) Apakah terdapat hubungan antara self efficacy dengan prestasi belajar peserta didik?

5) Apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar peserta didik?

6) Apakah terdapat hubungan antara self efficacydan motivasi berprestasi peserta didik?

7) Apakah terdapat pengaruh self efficacyterhadap prestasi belajarpeserta didik?

8) Apakah terdapat pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar peserta didik kelas?

(13)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan secara umum untuk memberikan gambaran

empiris tentang menganalisis pengaruhself efficacydan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajarpeserta didik di SMA Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2014/2015. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah menghasilkan gambaran empirik mengenai:

1) Profil self efficacyyang dimiliki peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung.

2) Profil motivasi berprestasi yang dimiliki peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung.

3) Profil prestasi belajar yang dimiliki peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung.

4) Hubungan antara self efficacy dengan prestasi belajar pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung?

5) Hubungan antara motivasi berprestasidengan prestasi belajar pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung?

6) Hubungan antara self efficacydan motivasi berprestasiterhadap prestasi belajar pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung?

7) Pengaruh self efficacy terhadap prestasi belajar pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung.

8) Pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung.

9) Pengaruh self efficacy dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Manfaat teoretis

Hasil penelitian diharapkan dapat berkontribusi dalam perkembangan keilmuan bimbingan dan konseling mengenai pengaruh self efficacy dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar peserta didik.

(14)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara praktis penelitian diharapkan dapat menganalisis secara mendalam

terkait pengaruh self efficacydan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar peserta didik, sehingga dapat membantu guru bimbingan dan konseling dalam merancang suatu layanan bimbingan belajar untuk dapat meningkatkan self

efficacy dan motivasi berprestasi peserta didik agar mencapai prestasi belajar yang

optimal.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Gambar

Gambar 1.1 sistematik komponen P.B.M

Referensi

Dokumen terkait

untuk membantu individu dalam memilih karir yang tepat sesuai dengan.

mengambil inisiatif, dan kemampuan untuk bertanggung jawab.. sebagai individu memiliki kemampuan untuk memilih respon yang akan. ditampilkan kepada orang lain. Sesuai

Perlunya bantuan supervisi terhadap guru bimbingan dan konseling berakar mendalam dalam kehidupan masyarakat. 252), menyatakan bahwa ada dua hal yang mendasari

Kompleksitas permasalahan serta kehidupan yang penuh dengan tantangan, tekanan dan persaingan tersebut sangat mungkin dihadapi oleh peserta didik hal inilah sebagai

berlangsung hingga pembinaan selesai. Kehidupan yang lebih terarah dapat terwujud melalui perencanaan karir. Perencanaan karir merupakan bagian dari bimbingan

Berdasarkan hal tersebut, guru Bimbingan dan Konseling memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memahami dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal

Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memerhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang

percaya diri siswa, bimbingan pribadi sosial memiliki peran penting dalam. perkembangan pribadi siswa, sebab pada prinsipnya percaya diri