• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PKN 1104823 CHAPTER 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PKN 1104823 CHAPTER 5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Syelvia Shofyanti, 2015

PERAN GURU PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN D ALAM MENGEMBANGKAN CIVIC PARTICIPATORY SKILL (studi deskriptif di SMA Negeri 1 Margahayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah

dipaparkan dalam bab IV, maka pada bab V ini pene liti akan merumuskan

beberapa simpulan sebagai intisari dari kajian hasil penelitian. Selanjutnya, pada

bagian akhir penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang

terkait sebagai berikut:

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Dikembangkannya keterampilan berpartisipasi siswa yang dilakukan oleh

guru Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting dalam membentuk siswa

sebagai warga negara yang baik dan cerdas sesuai dengan amanat UUD, karena

guru sebagai pendidik yang profesional dapat membimbing siswa agar dapat

menjadi warga negara ideal yang salah satu komponennya adalah keterampilan

berpartisipasi kewarganegaraan (Civic participatory skill).

2. Simpulan Khusus

Disamping simpulan umum di atas, simpulan khusus dari hasil penelitian

ini yakni:

a. Proses pengembangan keterampilan berpartisipasi (Civic participatory skill)

oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMAN 1 Margahayu yang

dilakukan melalui program akademik dan non akademik. Program akademik

diintegrasikan langsung pada proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan dikelas. Sedangkan program non akademik berupa kegiatan

OSIS dan ekstrakulikuler.

b. Keterampilan berpartisipasi (pa rticipatory skill) yang paling dominan

dikembangkan guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMAN 1 Margahayu

adalah kemampuan menyampaikan pendapat dikelas, memiliki

kemelekwacanaan terhadap isu yang sedang hangat diperbincangkan

(2)

Syelvia Shofyanti, 2015

PERAN GURU PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN D ALAM MENGEMBANGKAN CIVIC PARTICIPATORY SKILL (studi deskriptif di SMA Negeri 1 Margahayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masukan terhadap kebijakan yang dibuat Pemerintah Kabupaten Bandung.

Sedangkan keterampilan berpartisipasi diluar kelas seperti dalam mengikuti

kegiatan OSIS dan ekstrakulikuler adalah dengan diikutinya berbagai macam

kejuaraan yang siswa ikuti dari masing- masing bidang.

c. Kendala yang dihadapi guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam

mengembangkan keterampilan berpartisipasi siswa yakni (1) Kurang

terjalinnya interaksi yang baik antara guru dengan siswa saat pembelajaran

dikelas; (2) Karakteristik siswa yang berbeda-beda dikelas dengan jumlah

siswa yang cukup banyak; (3) Bukan hanya tugas guru Pendidikan

Kewarganegaraan untuk membangun keterampilan berpartisipasi siswa,

sedangkan hambatan yang dirasakan oleh siswa yakni (1) K ualitas guru yang

di rasa berbeda (2) Sikap diri sendiri yang masih malu atau belum berani

memperlihatkan partisipasinya di kelas maupun sekolah (3) Banyaknya

harapan yang bersebrangan dengan realita yang ada, sela njutnya kendala yang

dirasakan sekolah yakni: (1) Tidak adanya pengamatan secara langsung untuk

peran guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengembangkan

keterampilan berpartisipasi siswa; (2) Sekolah ikut berperan dalam

pengembangan keterampilan berpartisipasi siswa yakni dengan menyediakan

sarana dan prasarana untuk kegiatan OSIS dan ekstrakulikuler.

d. Upaya mengatasi kendala yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan

keterampilan berpartisipasi siswa (1) Siswa terus berusaha menjalin

komunikasi yang baik dengan guru, diskusi bersama teman, serta selalu

mencari hal baru yang tidak ketahui diluar kelas; (2) Untuk di lingkungan

sekolah, siswa juga berusaha berpartisipasi aktif dengan mengikuti kegiatan

OSIS dan ekstrakulikuler diluar kelas. (3) S iswa mengutamakan kewajibannya

belajar dikelas meskipun terkadang ada rasa malas belajar dengan guru yang

sedang bersangkutan, sedangkan upaya yang dilakukan guru yakni (1)

Menjalin komunikasi yang baik antara guru dengan siswa dimu lai saat awal

pembelajaran (2) Memahami bahwa siswa memiliki karekter yang berbeda

dan memerlukan penanganan khusus karena mereka berada pada usia mencari

(3)

Syelvia Shofyanti, 2015

PERAN GURU PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN D ALAM MENGEMBANGKAN CIVIC PARTICIPATORY SKILL (studi deskriptif di SMA Negeri 1 Margahayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

namun peran guru Pendidikan Kewarganegaraan yang paling menonjol dalam

pengembangan keterampilan berpartisipasi siswa, selanjutnya upaya yang

dilakukan sekolah yaitu (1) Dengan menegur secara langsung apabila ada

kesalahan (2) Melakukan pengawasan seperti adanya supervisi yang pada satu

kesempatan mengawasi bagaimana sikap mengajar guru dikelas.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan saran atau rekomendasi dengan

mempertimbangkan hasil temuan maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan

saran atau rekomendasi adalah sebagai berikut:

1. Bagi sekolah

a. Sekolah hendaknya menjalin kerjasama dengan guru Pendidikan

Kewarganegaraan agar guru dapat lebih mengembangkan keterampilan

berpartisipasi siswa melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

b. Sekolah hendaknya lebih mengawasi kegiatan OSIS dan ekstrakulikuler yang

berada diluar jam pelajaran.

2. Bagi guru

a. Guru hendaknya membangun interaksi dan komunikasi yang lebih baik lagi

dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

b. Guru hendaknya mengembangkan keterampilan berpartisipasi siswa bukan

hanya dikelas pada saat pembelajaran, namun juga pada luar jam pembelajaran

seperti pada kegiatan OSIS dan ekstrakulikuler.

3. Bagi siswa

a. Siswa hendaknya dapat menerapkan keterampilan berpartisipasi (Civic

participatory skill) di lingkungan kelas maupun di lingkungan sekolah pada

kehidupannya sehari- hari, seperti dalam kegiatan OSIS dan kegiatan

ekstrakulikuler.

b. Siswa lebih mempunyai keberanian dan kesadaran untuk dapat berpartisipasi

Referensi

Dokumen terkait

[r]

yang sama dengan daftar tally, bentuk visualisasi ini juga memiliki.. beberapa kelebihan seperti dapat digunakan dalam pembuatan

PERILAKU SOPAN SANTUN ANAK TUNAGRAHITA SEDANG TERHADAP GURU BERDASARKAN POLA ASUH ORANG TUA DI SLB NEGERI TAMANSARI

Microsoft Visual Basic 6.0 adalah software yang penulis gunakan untuk membuat program aplikasi penjualan tersebut, dan Microsoft Access sebagai Data Base. Selain mudah dipahami

Creemers and Reezigt.(2005) The Role of School and Classroom Climate in Elementary School Learning Environments School Climate: Measuring, Improving and Sustaining

Perlindungan dan Pemeliharaan Benda Cagar Budaya. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 064/U/1995 Tentang Penelitian dan Penetapan Benda Cagar Budaya.

Setelah melalui proses penghitungan nilai korelasi dari masing-masing item dengan skor total untuk mengetahui daya pembedanya, selanjutnya skala psikologi akan

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi cross sectional (studi potong lintang) yang dilaksanakan pada Juli hingga Desember