No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan pesat masa sekarang ini memerlukan sumber daya manusia yang tangguh. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang tidak diimbangi oleh penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas, maka akan sia-sia. Oleh karena itu, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan pesat dewasa ini harus disertai dengan peningkatan sumber daya manusia yang utuh, yaitu manusia yang cerdas dan mandiri. Adapun salah satu wahana dan alat yang dipergunakan dalam menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas
adalah melalui pendidikan.
Pendidikan sebagai satu-satunya wadah yang berfungsi sebagai sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki ilmu pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, memiliki kepribadian yang baik dan mandiri serta memiliki tanggungjawab terhadap kemajuan pembangunan masyarakat, bangsa dan negaranya. Dengan demikian pendidikan memiliki fungsi yang sangat strategis dalam menciptakan sumber daya manusia yang seutuhnya yang dapat menghadapi tantangan era globalisasi yang berkembang semakin pesat.
UUD 1945 mengamanahkan agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu system pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam Undang-Undang.
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014 jawab bersama pemerintah, orang tua dan masyarakat. Pendidikan dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu : Pendidikan Formal, Pendidikan Non Formal, dan Pendidikan Informal. Pendidikan Non Formal sebagai pelengkap pendidikan Formal menyajikan berbagai kegiatan belajar mengajar yang belum termuat dalam kurikulum pendidikan formal.
Anak usia dini adalah anak yang berada dalam usia rentan dikarenakan pada
usia 0-6 tahun adalah masa keemasan (golden ege). Dimana pada usia ini adalah waktu yang yang sangat tepat untuk memberikan stimulasi-stimulasi yang akan membantu anak dalam perkembangannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Comenius (Jamaris,2003:1) bahwa “ Pendidikan harus dimulai sejak dini karena usia dini merupakan usia emas (golden age) di mana seluruh aspek perkembangan anak berkembang dengan capat”. Sehingga pada masa inilah waktu yang sangat tepat untuk menstimulasi perkembangannya agar sesuai dengan kematangannyadan tercapai dengan optimal.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menegaskan bahwa, “Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (pasal 1, butir 14)”. Berdasarkan bunyi undang-undang tersebut maka kita selaku guru sangatlah diharapkan agar sensitif dalam memahami permasalahan anak didik khususnya anak usia dini.
Disebutkan lebih lanjut dalam pasal 28 Undang-undang tersebut antara lain
bahwa PAUD diselenggarakan dalam jalur pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal. Pendidikan anak usia dini merupakan
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014 mandiri dan mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya yang meliputi
pengembangan moral dan nilai-nilai agama, fisik, sosial emosional, bahasa, seni, pengatahuan dan ketrampilan.
Bersamaan dengan adanya pasal tersebut dan semakin modern nya globalisasi salah satunya dalam bidang pendidikan, hal ini menjadikan masyarakat dan orang tua dapat merasakan dan sadar tentang pentingnya pendidikan anak usia dini,
sehingga saat ini PAUD menjadi populer. Orang tua semakin merasakan pentingnya memberikan pendidikan kepada anak sejak dini dan berlomba-lomba memasukkan anaknya ke TK/PAUD yang dinilai oleh orang tua memiliki akreditasi yang baik.
Dikarenakan usia ini fase yang fundamental dalm mempengaruhi perkembangan anak maka pendidikan anak usia dini seharusnya diselenggarakan dengan bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Seperti yang diungkapkan oleh (Sujiono,2004) yakni karakteristik anak usia dini yang aktif, rasa ingin tahunya yang tinggi, banyak bertanya, dan senang bereksplorasi dengan lingkungannya, yang tercermin dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.
Untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki anak maka diperlukan pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran pada PAUD hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut :
1. Berorientasi pada kebutuhan anak 2. Belajar melalui bermain
3. Kreatif dan inovatif
4. Lingkungan yang kondusif
5. Menggunakan pembelajaran terpadu 6. Mengembangkan ketrampilan hidup
7. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar
Kanak-No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014 kanak Kartika IX-8, Asrama Yonif Linud 305 Kecamatan Telukjambe Timur
Kabupaten Karawang, di mana salah satu program bimbingan anaknya adalah bertujuan untuk meningkatkan matematika anak dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “Gepuk Pole”.
Metode bermain merupakan suatu cara untuk meningkatkan kemampuan matematika anak yang berisi kegiatan yang terjadi secara alamiah, tanpa ada
paksaan. Metode bermain bertujuan membantu anak-anak memahami dan mengungkapkan dunianya baik dalam taraf berpikir maupun perasaan untuk berkreasi.
Sebagai cara penyelenggaraan pembelajaran metode bermain pada program pendidikan anak usia dini mempunyai fungsi memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran secara alamiah untuk meningkatkan kemampuan matematika anak sesuai dengan tingkat usianya.
Melalui program pendidikan anak usia dini yang menggunakan metode bermain itu diharapkan kemampuan matematika anak dapat meningkat.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa guru sangat berperan dalam membantu anak untuk meningkatkan kemampuan matematikanya, sehingga guru harus memberikan motivasi pada setiap kegiatan positif yang dilakukan anak sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Guru harus bijak dalam menghargai kemampuan anak dalam bentuk apapun sehingga anak akan merasa bangga atas kemampuan dirinya.
Melalui metode bermain, seperti yang dilakukan oleh guru TK Kartika IX-8, asrama Yonif linud 305, matematika anak dapat meningkat secara alami sesuai perkembangan anak usia dini, karena melalui bermain dapat dikembangkan
berbagai aspek pendidikan, seperti penanaman nilai-nilai kemanusiaan, menumbuhkan kreatifitas, melatih berbagai ketrampilan, meningkatkan kepekaan
rasa, melatih ketangkasan gerak, serta menumbuhkan rasa persahabatan
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014 Berhitung Melalui Permainan Tradisional “Gepuk Pole”. Pada TK Kartika
IX-8, Asrama Yonif Linud 305 Kecamatan Telukjambe Timur Kabupaten Karawang.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat menghasilkan beberapa rumusan masalah antara lain :
1. Bagaimana kemampuan matematika dalam konsep berhitung pada anak kelompok B di TK Kartika IX-8 ?
2. Bagaimana penerapan permainan tradisional “Gepuk Pole” dalam upaya meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung pada anak kelompok B di TK Kartika IX-8?
3. Bagaiman peningkatan kemampuan matematika dalam konsep berhitung
setelah melakukan permainan tradisional “Gepuk pole” pada anak
kelompok B di TK Kartika IX-8 ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1. Mengetahui penguasaan kemampuan matematika dalam konsep berhitung pada anak kelompok B di TK Kartika IX-8.
2. Mengetahui bagaimana penerapan permainan tradisional “Gepuk Pole” dalam meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung pada anak kelompok B di TK Kartika IX-8.
3. Mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan matematika dalam konsep berhitung setelah dilakukan permainan tradisional “Gepuk Pole”pada anak kelompok B di TK Kartika IX-8.
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh suatu informasi tentang peningkatan kemampuan matematika anak dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “Gepuk Pole”.
2. Secara Praktis
a. Bagi Anak
1) Agar sejak dini mampu berpikir logis dan sistematis dalam berhitung dengan menggunakan peralatan sederhana dari bahan alam sekitar. 2) Dapat mengikuti kegiatan pembelajaran menyenangkan dan penuh
semangat.
3) Menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat dalam keseharian memerlukan keterampilan berhitung.
4) Mengenal permainan tradisional yang merupakan budaya daerah yang harus dilestarikan.
b. Bagi Guru
1) Dapat lebih banyak menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan anak dengan menggunakan media sederhana alam sekitar.
2) Memahami penggunaan media permainan tradisional juga bisa menarik anak sehingga dapat merubah suasana belajar yang lebih menyenangkan.
c. Lembaga Taman kanak-Kanak
1) Agar sekolah mempunyai kegiatan dan media yang menyenangkan dalam mengajarkan matematika di taman kanak-kanak.
2) Agar sekolah bisa mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan proses belajar mengajar denganmetode bermain tradisional salah satunya melalui permainan tradisional “Gepuk Pole”.
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014 1) Manfaat bagi peneliti sendiri yaitu memberikan pengalaman atau
sumber informasi mengenai pengaruh permainan tradisional pada kemampuan matematika anak dalam konsep berhitung.
2) Untuk menjadi referensi berharga dari permasalahan yang sama bagi para pebeliti berikutnya.
E. Struktur Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam lima BAB yang rangkuman pembahasannya sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan pada bab ini berisikan : latar belakang penulisan penelitian yang berjudulkan “Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “Gepuk Pole” , rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian dan struktur
penulisan penelitian.
Bab II Kajian Teori pada bab ini membahas kajian pustaka antara lain argumen dan opini penelliti mengenai matematika, berhitung dan permainan tradisional “Gepuk Pole” yang didukung oleh teori dasar dari para ahli.
Bab III Metode Penelitian pada bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian, yaitu metode penelitian tindakan kelas (PTK).
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan bab ini berisi tentang hasil penellitian dan pembahasan.