• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL HUBUNGAN METODE KANGURU DENGAN KELANCARAN ASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROPOSAL HUBUNGAN METODE KANGURU DENGAN KELANCARAN ASI"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa 54 persen kematian bayi disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk. Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan lebih dari 80 persen kematian bayi. Di Negara berkembang, sekitar 10 juta bayi mengalami kematian, dan sekitar 60 persen dari kematian tersebut seharusnya dapat ditekan salah satunya adalah dengan menyusu, karena air susu ibu (ASI) sudah terbukti meningkatkan status kesehatan bayi sehingga 1,3 juta bayi dapat diselamatkan. Bayi kemungkinan besar akan mengalami gizi buruk, apabila tidak diberikan zat gizi untuk meningkatkan imunitas, seperti terkandung dalam ASI (WHO, 2007). ASI Eksklusif adalah memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan,kecuali obat dan vitamin. (WHO, 2011).

Di Indonesia presentase menyusu eksklusif menurut umur anak dan karakteristik responden, presentase menyusu bayi usia 0-1 bulan (45%), usia 2-3 bulan (38,3%), dan usia 4-5 bulan (31%). (Riskesdas, 2006). American Academy of pediatrics (AAP) merekomendasikan agar ibu menyusu anaknya pada bulan pertama sebanyak 8 – 12 kali sehari, bergantian dari payudara kanan dan kiri dan indikasi bahwa anak tersebut cukup ASI terlihat ketika bayinya BAK minimal 6 kali sehari.

(2)

Bayi menyusu dengan intensitas yang berbeda, bayi akan menyusu 8-9 kali diusia 2 bulan, dan bayi akan menyusu 7-8 kali di usia 3 bulan. (Isma, 2015). Banyak hal yang mempengaruhi frekuensi menyusu ASI pada bayi salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan pijat bayi. Menurut Roesli 2008, Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling populer. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam. Laporan tertua tentang seni pijat untuk pengobatan tercatat di Papyrus Ebers, yaitu catatan kedokteran pada zaman Mesir Kuno. Ayur Veda adalah buku kedokteran tertua (sekitar 1800 SM) yang menuliskan tentang pijat, diet, dan olahraga, sebagai cara penyembuhan utama pada masa itu di India. Para dokter di Cina dan Dinasti Tang, sekitar 5000 tahun yang lalu, meyakini bahwa pijat adalah salah satu dari empat teknik pengobatan yang penting.Menurut Kusmini, Melyana dan Sutarmi, 2015 mengatakan bahwa pijat merupakan salah satu bentuk dari terapi sentuh yang berfungsi sebagai salah satu pengobatan penting. Bahkan menurut penelitian modern, pijat bayi secara rutin akan membantu tumbuh kembang fisik dan emosi bayi disamping mempertahankan kesehatannya.

(3)

Manfaat pijat bayi dari segi fisik yaitu pijat dapat merangsang fungsi pencernaan (Riksani, 2015). Menurut Galenia Mom and Child Center,2015 mengatakan bahwa memijat anak secara teratur dapat memberikan manfaat untuk mempengaruhi rangsangan saraf dan kulit serta memproduksi hormon-hormon yang berpengaruh dalam meningkatkan nafsu makan, seperti hormon-hormon gastrin dan insulin yang berperan aktif dalam penyerapan makanan. Menurut dr. Narulita Dewi dalam Kusmini, Melyana dan Sutarmi, 2015 mengatakan bahwa manfaat pijat bagi bayi salah satunya adalah memaksimalkan aktivitas nervus vagus yang berfungsi untuk meningkatkan volume asi, tidak hanya itu penyerapan makanan yang lebih baik karena peningkatan aktivitas nervus vagus akan menjadikan bayi cepat lapar sehingga akan lebih sering menyusu ibunya.

(4)

ada 11 orang (64,7%) yang termasuk dalam kategori baik, sedangkan 6 orang (35,3%) lainnya masuk ke kategori cukup, setelah dilakukan pijat bayi sebanyak 17 orang (100%) masuk dalam kategori baik.

Penulis melakukan studi pendahuluan di Wilayah Puskesmas Sumowono pada bayi umur 3-6 bulan . Penulis melakukan pemijatan pada bayi Ny.I yang frekuensi menyusu masih kurang baik yaitu 6-8x/hari dalam waktu 5-7 menit, setelah dilakukan pemijatan bayi mau menyusu selama 10 menit. Hasil studi pendahuluan di Desa Sumowono melalui pengamatan dan wawancara terhadap 5 ibu yang yang mempunyai bayi 1-3 bulan, dan bayinya sudah pernah dipijat dengan pertanyaan seputar frekuensi menyusu, diperoleh data bayi yang menyusu lebih kuat dan lebih sering setelah dilakukan pijat bayi ada 4 bayi (83.3%), dan 1 bayi (16,7%) tidak mengalami perubahan yang berarti.

Dari uraian latar belakang yang ada, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Frekuensi Menyusu Pada Bayi Usia 3-6 Bulan Sebelum dan Sesudah dilakukan Pijat Bayi Di Wilayah Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang”

B. Rumusan Masalah

(5)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui “pengaruh pijat bayi terhadap frekuensi menyusu pada bayi usia 3-6 bulan sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi di wilayah puskesmas sumowono kabupaten semarang.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk menggambarkan pijat bayi terhadap frekuensi menyusu pada bayi usia 3-6 bulan sebelum dilakukan pijat bayi di Wilayah Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang.

b. Untuk menggambarkan pijat bayi terhadap frekuensi menyusu pada bayi usia 3-6 bulan sesudah dilakukan pijat bayi di Wilayah Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang

c. Untuk menganalisa pengaruh pijat bayi terhadap frekuensi menyusu pada bayi usia 3-6 bulan sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi di Wilayah Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat

(6)

2. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengalaman penulis khususnya dalam hal penelitian mengenai perbedaan frekuensi menyusu pada bayi usia 3-6 bulan sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Untuk dijadikan sebagai tambahan sumber bacaan di perpustakaan khususnya tentang perbedaan frekuensi menyusu pada bayi usia 3-6 bulan pada bayi sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi.

4. Bagi Keluarga

(7)

A. Tinjauan Teori 1. ASI Eksklusif

a. Pengertian

ASIEksklusif adalah pemberian makanan tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan bayi tidak diberi apa-apa, kecuali makanan yang langsung diproduksi,oleh karena itu bayi memperoleh nutrisi terbaiknya melalui ASI. (Yuliatri, 2010).

ASI Eksklusif adalah memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan,kecuali obat dan vitamin. (WHO, 2011).

Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu yang diberikan kepada bayisejak dilahirkan selama 6 bulan tanpa tambahan makanan lain kecuali vitamin dan obat-obatan yang dikenal dengan ASI Eksklusif. (Depkes, 2005).

b. Waktu dan Frekuensi menyusui

Lamanya menyusu berbeda – beda tiap periode menyusu. Rata - rata bayi menyusu selama 5 - 15 menit, walaupun terkadang lebih, proses menyusu terkadang sangat lama dan hal ini merupakan hal yang wajar (IDAI, 2008).

(8)

Bayi yang sudah semakin besar akan memiliki interval menyusui yang lebih panjang. Lamanya pun bervariasi tergantung tiap- tiap bayi. Perlu diketahui bahwa bayi ASI akan lebih cepat lapar daripada bayi dengan susu formula. ASI lebih mudah dicerna sehingga bayi lebih cepat lapar (Nursanti, 2012). Jadi interval menyusu bayi ASI lebih sering daripada bayi dengan susu formula.

Waktu dan frekuensi menyusu bayi sebaiknya tanpa di jadwal (on demand) karena bayi menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan 1 payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam waktu 2 jam. Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara dan diusahakan sampai payudara kosong agar produksi ASI tetap baik. Ibu sebaiknya dianjurkan untuk menyusui sebagai respon isyarat bayi dan berhenti menyusui bila bayi tampak kenyang (isyarat kenyang meliputi relaksasi seluruh tubuh, tidur saat menyusu dan melepaskan puting). (Verney, 2007).

Bayi disebut menyusu jika bayi membuka rahang lebar dan menyusu minimal 10 menit (bukan hanya sekedar ngempeng). (Anonim, 2011).

(9)

Menurut jurnal Annisa Falikhah 2015 pembagian penialian frekuensi menyusu dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Baik jika frekuensi menyusu > 10 x/hari. 2) Cukup jika frekuensi menyusu 8-10 x/hari. 3) Buruk jika frekuensi menyusu < 8x/hari.

Frekuensi menyusui yang baik akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi yang dapat dilihat dari adanya kenaikan berat badan bayi setiap bulan. Kandungan nutrisi alami yang mudah diserap saluran cerna bayi serta growth factor dalam ASI dapat menunjang pertumbuhan bayi terutama dari segi berat badan. Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa bayi yang diberi ASI dengan frekuensi menyusu yang tepat akan memiliki pertambahan berat badan yang normal (Riordan, 2004).

c. Volume ASI

(10)

d. Tanda bayi cukup ASI

1) Bayi kencing 6-8 kali dalam sehari.

2) Terdapat kenaikan BB rata-rata 500 gram perbulan.

3) Bayi tampak sehat, warna kulit dan turgor kulit baik,anak cukup aktif.

Beberapa ibu merasa bahwa dia tidak cukup ASI, padahal sesugguhnya tidak ada masalah sama sekali dengan ASInya. Mereka khawatir akan gejala-gejalayang tidak ada hubungannya dengan ASI atau mereka tidak biasa dengan variasi normal yang terdapat pada bayi yang minum. Apabila bayi tumbuh baik dan kencingnya cukup, tidak perlu khawatir jika :

1) Bayi menyusui sering 8-12 kali perhari.

2) Bayi tampak lapar ASI dicerna lebih cepat dari susu formula dan lebih sesuai untuk usus bayi yang masig matur, sehingga bayi yang minum ASI perlu menyusu lebih sering.

3) Kebiasaan menyusui bayi anda, kenaikan berat badannya dan pola tidurnya jangan dibandingkan dengan bayi lain, karena tiap bayi adalah individu yang unik dan terdapat variasi yang luas, asalkan masih dalam batas-batas yang normal.

(11)

sering dari biasanya untuk mendapatkan lebih banyak ASI untuk memenuhi kebutuhannya.

5) Bayi tiba-tiba menurun lamanya menyusui, kurang dari 5-10 menit tiap payudara. Mungkin karena dia lebih berpengalaman menyusu, sehingga mendapatkan ASI yang diperlukan lebih cepat.

6) Bayi tiba-tiba tidak mau menyusu. Kemungkinan karena hidungnya tersumbat karena tumbuh gigi.

7) Bayi tampak gelisah. Bisa karena lapar atau keadaan lingkungan yang tidak nyaman, missal bayi kepanasa atau selimut tebal.

8) Dari payudara ibu hanya sedikit/sama sekali tidak ada ASI yang menetes kalau lama disusukan. ASI yang menetes tersebut tidak ada hubungannya dengan jumlah ASI yang diproduksi. 9) Payudara ibu tiba-tiba tampak lembek. Hal ini mungkinkarena

anak menyusu lebih kuat dan lebih sering sehingga payudara tidak penuh. (Siregar, 2015)

2. Pijat Bayi

a. Pengertian Pijat Bayi

(12)

darah dapat meningkatkan jaringan otot ataupun posisi otot dapat dipulihkan dan diperbaiki sehingga dapat meningkatkan fungsi-fungsi organ tubuh dengan sebaik-baiknya (Roesli, 2007).

Pijatan bayi merupakan salah satu cara yang menyenangkan untuk menghilangkan ketegangan dan kerewelannya. Karena pijatan lembut akan membantu mengendurkan otot-ototnya sehingga ia menjadi tenang dan tertidur. Pemijatan bayi merupakan sarana ikatan yang indah antara bayi dan orang tuanya.Sejak awal kelahirannya bayi mengenali orang tuanya melalui sentuhan, dan memijat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Penelitian klinis menunjukkan bahwa sentuhan sayang dan pijatan membantu bayi tumbuh lebih kuat dan tidur lebih nyenyak.

Pijatan bayi merupakan rangsangan atau stimulasi taktil kinestik,komunikasi verbal dan perwujudan rasa cinta kasih orangtua terhadap bayi. Pijatan berpengaruh positif terhadap perkembangan bayi sehingga stimulasi pijat seharusnya dilakukan oleh ibu ataupun ayah.

Perkembangan bayi merupakan kemampuan yang didapatkan dari kematangan suatu sistem saraf puast (otak).Adanya perkembangan ini sangat berkaitan dengan semakin bertambahnya ketrampilan serta kecerdasan anak. Biasanya anak yang terlihat sehat maka perkembangan pun juga demikian.

(13)

Hal ini dikarenakan rangkaian pijat bayi bertujuan merangsang pijat saraf sensoris dan motoris bayi lebih dini dengan stimulus-stimulus tertentu sehingga bayi dapat tumbuh aktif serta lebih optimal baik secara fisik maupun mentalnya.

Terapi sentuhan bisa jadi senjata orangtua untuk melawan batuk pilek yang dialami bayi. Sentuhan yang diterima bayi mampu menurunkan hormon stres sehingga membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. Selain itu, sentuhan pada kulit bayi juga dapat merangsang hormon pertumbuhan serta hormon serotonin yang membuatnya merasa lebih nyaman.

(14)

b. Usia Ideal Bagi Bayi Untuk Melakukan Pijat Bayi

Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah terlahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi selalu menjadi perhatian utama. Yang disebut bayi adalah anak berumur dibawah 12 bulan atau satu tahun. Berdasarkan psikologi, pengertian bayi adalah periode perkembangan yang merentang dari waktu kelahiran seseorang hingga berusia 18 atau 24 bulan (WHO,2009).

Usia 3-6 bulan adalah saat tepat bagi bayi untuk mulai melakukan pijat bayi. Setelah usia 3 bulan neck control sudah baik sehingga kepala bayi dapat tegak. Bayi juga memiliki sepasang refleks yang dapat membuat mereka berenang dengan baik yaitu refleks menyelam (dive reflek) dan reflek berenang (swim reflek). Refleks menyelam, yang disebut dengan respon bradycardic, menyebabkan bayi untuk menahan nafas mereka dan membuka mata mereka ketika terendam. Refleks renang bayi ada sampai bayi berumur sekitar 6 bulan, bayi yang ditempatkan di air akan menggerakkan lengan dan kaki dalam gerakan renang. Ketika refleks berenang dan refleks menyelam keduanya terlibat, bayi bisa terlihat seperti perenang yang alami.

(15)

Sentuhan dan pijatan bayi setelah lahir dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan juga akan merangsang sistem peredaran darah dan menambah energi karena gelombang oksigen yang segar akan banyak dikirim ke otak dan seluruh tubuh (Roesli,2009).

Stimulasi sentuh dapat merangsang semua sistem sensorik dan motorik yang berguna untuk pertumbuhan otak membentuk kecerdasan emosi, intrapersonal dan untuk merangsang kecerdasan-kecerdasan yang lainnya.

d. Manfaat Pijat Bayi Untuk Bayi 1) Menstimulasi syaraf otak

Bayi yang dipijat secara rutin akan membuat bayi mudah dalam merekam memori apa yang dilihat, dan didengarkannya. Bayi juga dapat tidur dengan lelap dan nyenyak

2) Melatih respon syaraf pada tubuh bayi yang dapat memacuperkembangan reflek tubuh bayi

3) Membantu, dan menstimulasi sistem pencernaan pada perut bayi karena pada pijat bayi dapat meningkatkan kerja peristaltik usus, dan membantu produksi enzim-enzim pencernaan

(16)

5) Melancarkan pernafasan bayi karena dapat membantu suplai oksigen pada tubuh bayi dan membantu perkembangan susunan otot bayi

6) Meningkatkan daya tahan tubuh bayi Manfaat pijat bayi dari segi psikologis:

7) Apabila pijat bayi dilakukan oleh orang tua bayi maka akan menambah kedekatan atau hubungan batin antara bayi dan orang tua karena bahasa sentuhan cinta mempengaruhi perasaan bayi. 8) Mengembangkan terjadinya komunikasi bayi, karena dapat

merangsang kontak mata,ekspresi wajah, dan ekspresi tubuh bayi 9) Membuat bayi lebih tenang, dan tidak mudah rewel. Umumnya

bayi yang mendapat pijatan secara teratur akan lebih rileks dan tenang, dengan sirkulasi darah dan oksigen yang lancar otomatis membuat imunitas tubuh bayi lebih baik.

e. Manfaat Pijat Bayi Untuk Orangtua

1) Memberikan perhatian khusus dan mempererat keterdekatan dengan bayi.

2) Membantu orangtua mengetahui bahasa (isyarat) non verbal bayi. 3) Membuat rasa percaya diri dalam mengasuh bayi.

4) Meningkatkan komunikasi orangtua dan bayi.

5) Meningkatkan kemampuan orangtua membantu bayi untuk relaksasi.

(17)

7) Membuat suasana yang menyenangkan. f. Mekanisme Dasar Pijat Bayi

Beberapa mekanisme yang dapat menerangkan mekanisme dasar pijat bayi, antara lain pengeluaran beta endorpine, aktivitas nervus vagus, dan produksi serotinin.

1) Pengeluaran Beta Endorphine

Pengeluaran Beta Endorphine dapat menyebabkan terjadinya kondisi:

a) Penurunan enzim ODC (oritinin decarboxylase). Suatu enzim yang merupakan petunjuk yang peka bagi pertumbuhan sel. b) Penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan

c) Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian hormon pertumbuhan. Pengurangan sensasi taktil dan meningkatkan pengeluaran auatu neuromichal beta-endhopine

yang akan mengurangi pembentukan hormon pertumbuhan karena menurunnya jumlah dan aktivitas ODC jaringan.

2) Peningkatan tonus otak ke 10

(18)

3) Peningkatan aktivitas Neurotransmitter Serotinin

Pemijatan ini dilakukan pada bayi dapat meningkatkan aktivitas neurotransmitter serotinin, yaitu meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi mengikat adrenalin. Proses ini sangat membantu dalam penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stress), yang efeknya dapat meningkatkan daya tahan tubuh terutama IgM (imunoglobin M) dan IgG (Imunoglobin G) (Roesli,2010)

g. Minyak Yang Baik Untuk Pijat Bayi

1) Minyak yang tidak bau yang berasal dari tumbuhan alami. 2) Hindari dari bahan-bahan kimia.

3) Esensial Oil (Minyak Astri) yang berasal dari tanaman obat. h. Waktu Pijat Bayi

Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai dengan keinginan orangtua. Dan lebih cepat mengawali pemijatan bayi akan mendapat keuntungan lebih besar, apalagi jika pemijatan dapat dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6 bulan. (Roesli,2009).

(19)

Menurut Oktaprianti (2011), pemijatan dapat dilakukan kapanpun, namun waktu yang dianjurkan adalah :

1) Pagi hari

Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi, sebab sisa-sisa minyak pijat akan lebih mudah dibersihkan, selain itu pemijatan pada pagi hari memberikan nuansa ceria bagi sang bayi.

Yang harus diperhatikan jangan memijat bayi usai ia makan / setelah bayi menyusu. Jangan pula membangunkan bayi hanya untuk di pijat, atau memijat bayi saat ia sakit, memijat paksa, dan memasakan posisi bayi saat dipijat.

2) Sore Hari

Pemijatan pada sore hari sangatlah baik, sebab telah pemijatan bayi biasanya akan santai dan mengantuk. Hal ini berguna untuk bayi tidur lebih nyenyak.

i. Syarat-syarat dilakukan Pijat Bayi

1) Bayi dalam keadaan sehat, tidak sakit. 2) Bayi tidak dalam keadaan lapar.

3) Bayi sudah selesai minum susu sekitar satu jam yang lalu.

4) Jangan sekali-kali memaksa bayi bila terlihat ia sedang tidak ingin dipijat.

5) Buka seluruh baju bayi.

(20)

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pemijatan: 1) Tangan bersih dan hangat.

2) Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan luka pada kulit bayi.

3) Ruangan untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap. 4) Secara khusus menyediakan waktu untuk tidak diganggu minum

selama 15 menit guna melalukan seluruh tahap pemijatan. 5) Duduk pada posisi yang nyaman.

6) Beri mainan secukupnya pada sekeliling tempat pemijatan bayi.

k. Hal-Hal Yang Perlu DiPerhatikan Dalam Pijat Bayi

Menurut Riksani (2014), hal-hal yang harus anda perhatikan dalam melakukan pijat bayi. Hal ini penting agar kegiatan pijat bayi efektif,menyenangkan, dan tentunya memberikan manfaat positif bagi bayi diantaranya adaah :

1) Waktu pemijatan yang cukup baik adalah pada pagi hari sebelum aktivitas mandi dan pada malam hari sebelum tidur. Jangan melakukan aktivitas lain ketika memijat bayi, misalnya sambil menonton televisi, memasak, atau aktivitas lainnya. Waktu yang dibutuhkan sekitar 10-15 menit.

(21)

3) Siapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan selama proses pijat, seperti : handuk, pakaian ganti, popok, dan minyak bayi yang tidak berbau dan tidak menimbulkan rasa panas dikulit.

4) Pastikan anda sudah membersihkan tangan dan tangan terasa hangat. Sebaiknya lepaskan perhiasan dan tidak memanjangkan kuku karena dapat menggores atau melukai kulit bayi.

5) Bayi tidak dalam keadaan lapar, setelah makan, atau setelah menyusu

6) Tidak terganggu selama dilakukan proses pemijatan (15 menit) 7) Bayi dibaringkan di tempat yang nyaman dan rata dengan alas kain

yang lembut. Posisi ibu saat memijat juga harus nyaman sehingga tidak menyebabkan masalah atau keluhan pada kesehatan ibu. 8) Pastikan selalu kontak mata dengan bayi dan pandangan penuh

kasih sayang selama pemijatan berlangsung. Ajak bayi bicara, tersenyum, atau bersenda gurau. Hal ini baik memberikan stimulasi yang maksimal.

9) Dapat bernyanyi atau memutarkan lagu-lagu slow dan lembut untuk membantu menciptakan suasana tenang dn nyaman selama melakukan proses pemijatan pada bayi.

(22)

apabilasudah merasa yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan yang sering dilakukan.

11) Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi anda. Jika bayi menangis, cobalah untuk menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan. Jika bayi menangis lebih keras hentikan pemijatan karena mungkin bayi mengharapkan untuk digendong, disusui, atau sudah mengantuk dan sangat ingin tidur.

12) Sebelum melakukan pemijatan, lumuri dengan baby oil atau lotion ke tangan sesering mungkin agar licin dan saat dipijat kulit bayi tidak perih dan memerah.

13) Sebaiknya, pemijatan dilakukan atau dimulai dari kaki karena umumnya bayi lebih menerima apabila dipijat pada derah kaki. Dengan demikian, akan memberi kesempatan kepada bayi untuk membiasakan pijat sebelum bagian lain dari badan disentuh. Oleh karena itu, urutan pemijatan yang dianjurkan mulai dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka, dan diakhiri pada bagian punggung.

14) Mandikan segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa segar dan bersih setelah dilumuri minyak bayi. Namun, jika pemijatan dilakukan pada malam hari, sebaiknya cukup seka badan bayi dengan menggunakan air hangat.

(23)

16) Hindarkan mata bayi dari baby oil secara langsung atau minyak yang digunakan untuk pijat bayi.

l. Cara Pemijatan Sesuai Umur

Menurut Roesli (2009), cara pemijatan bayi sesuai umur dibagi menjadi 3 yaitu:

1) 0-1 bulan

Pijatan yang sebaiknya diberikan adalah pijatan yang berupa gerakan halus dan tidak melakukan pemijatan di daerah perut sebelum tali pusat bayi lepas.

2) 1-3 bulan

Pijatan yang sebaiknya diberikan adalah berupa gerakan halus disertai tekanan rigan dalam waktu yang singkat.

3) 3 bulan-3tahun

Pijatan sebaiknya diberikan berupa gerakan dengan tekanan dan waktu yang meningkat.

m. Urutan Gerakan Pijat Bayi

Setiap gerakan pada tahapan pemijatan bisa diulang sebanyak enam kali.Berikut tahapan-tahapan pijat bayi.

1) Kaki

a) Perahan Cara India (Indian Milking)

(24)

b) Peras dan Putar (Huge and Glide)

Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan. Remas kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha kearah mata kaki. Lakukan secara bergantian dengan kaki yang lain.

c) Telapak Kaki

Pijatlah telapak kaki menggunakan kedua ibu jari secara bergantian, pijat ini dari arah tumit ke perbatasan jari kaki. Lakukan sebanyak 6 kali pada 1 telapak kaki, dan lanjutkan pada telapak kaki yang lain.

d) Jari Kaki

Pijat jari-jari satu per satu dengan telunjuk jari dan ibu jari tangan kanan, pemijatan pada jari kaki dengan gerakan memilin. Lakukan secara bergantian dengan kaki yang lain. e) Pergelangan

Dengan menggunkan sisi dari jari telunjuk, tekan ujung telapak kaki bayi dengan ibu jari, sedangkan telunjuk ibu menekan bantalan kaki atau bagian bawah jari. Lakukan pemijatan sebanyak 6 kali. Dan ulangi dengan kaki yang lain.

f) Titik Tekanan (Thumb Press)

(25)

g) Memijat punggung Kaki

Gerakan mengurut dengan kedua ibu jari pada punggung kaki, dan jari kaki kearah pergelangan kaki. Lakukan sebanyak 6 kali. Dan lakukan pada kaki yang lain.

h) Peras dan Putar-Putar Pergelangan Kaki

Gerakan tangan ibu jari anda dengan membuat lingkaran-lingkaran kecil disekeliling pergelangan kaki dan mata kaki. Lakukan gerakan ini dengan lembut sebanyak 6 kali. Dan lakukan di kaki yang lain.

i) Perahan cara Swedia (Swedish Milking)

Gerakan tangan seperti memeras susu sapi atau memeras dari pergelangan kaki menuu pangkal paha. Lakukan sebanyak 6 kali secara bergantian dengan kaki yang lain.

j) Gerakan Menggulung

Melakukan gerakan memilin atau rolling dari pangkal paha dengan kedua tangan anda. Lakukan sebanyak 6 kali. Dan lakukan secara bergantian dengan kaki yang lain.

k) Gerakan Akhir

(26)

2) Perut

Pada bagian ini, hindari melakukan pemijatan pada daerah tulang rusuk atau ujung tulang rusuk untuk mencegah terjadinya cidera pada tulang bayi.

a) Mengayuh Sepeda

Lakukan gerakan memijat bayi seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas kebagian bawah perut, bergantian dengan menggunakan tangan kiri dan tangan kanan. Lakukan sebanyak 6 kali.

b) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat

Angkat kedua kaki byi dengan salah satu tangan, kemudia n tangan yang lain pijat perut bayi dari perut kebagian atas sampai kejari-jari kaki. Lakukan sebanyak 15 kali.

c) Ibu jari ke samping

Letakkan kedua jari disamping kiri dan kanan pusar, kemudian secara perlahan gerakan kedua ibu jari ke arah tepi kanan dan kiri.

d) Gerakan bulan dan matahari

(27)

Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan).

Lakukan kedua gerakan ini secara bersamaan. Tangan kiri membentuk bulan penuh (matahari), sedangkan tangan kanan membuat gerakan setengah lingkaran (bulan).

e) Gerakan pijat I Love You

Gerakan “I” adalah pijat perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari tangan kanan membentuk huruf “I”.

Gerakan “Love” adalah pijat perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas perut, kemudian dari kiri atas ke bawah.

Gerakan “U” adalah pijat perut bayi dengan mmbentuk huruf “U” terba;ok, mulai dari kanan bawah ke atas, kemudian ke kiri, kebawah dan berakhir di perut kiri bagian bawah. f) Jari-jari berjalan (walking fingers)

(28)

3) Dada

a) Jantung Besar

Letakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan anda di tengah dada dan membentuk gambar jantung. Buat gerakan ke atas sampai bawah leher, kemudian kesamping diatas tulang selangka, kemudian kebawah membentuk gambar jantung dan kembali ke ulu hati.

b) Gerakan Butterfly

Letakkan tangan diatas dada membentuk gambar kupu-kupu. Buat gerakan memijat menyilang dari tengah / ulu hati kearaha bahu kanan, kembali ke ulu hati. Gerakan tangan anda ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati.

4) Tangan

a) Memijat Ketiak

Buatlah gerakan memijat pada derah ketiak dari arah atas ke arah bawah sebanyak 6 kali. Perlu diingat jika terjadi pembengkaan kelenjar di daerah ketiak sebaiknya gerakan ini tidak perlu dilakukan

b) Perahan Cara India (Indian Milking)

(29)

Peganglah tangan bayi pada bagian pundak dengan tangan kanan seperti sedang memegang pemukul softball. Sementara tangan kiri dari pundak kearah pergelangan tangan kiri memegang pergelangan tangan/

Gerakan tangan kanan dan kiri kibawah secara bergantian dan berulang-ulang seperti memerah susu.

c) Peras dan Putar (Hug and Glide)

Dengan menggunakan kedua tangan, anda peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak hingga ke pergelangan tangan.

d) Membuka Tangan

Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari dari pergelangan tangan ke arah jari-jari

e) Putar Jari-Jari

Pijat lembut satu per satu jari menuju ujung jari dengan gerakan memutar. Lalu akhiri gerakan ini denga tarikan lembut pada tiap ujung jari.

f) Punggung Tangan

(30)

g) Perasdan Putar Pergelangan Tangan

Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk.

h) Perah cara Swedia (Swedish Milking)

Arah pijatan dari pergelangan tangan ke arah badan (dari bawah keatas). Pijatan ini bermanfaat untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru-paru.

Gerakan tangan kanan dan kiri anda secara bergantian mulai dari pergelangan tangan kanan bayi kearah pundak.

Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi kearah pundak.

i) Gerakan Menggulung

Pegang lengan bayi bagian atas/bahu kedua telapak tangan. Bentuk gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju kearah pergelangan tangan atau jari-jari.

5) Muka

Untuk memijat muka bayi, anda tidak perlu menggunakan minyak/baby oil

a) Dahi

(31)

Gerakan kebawah jedaerah pelipis, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis, lalu gerakan kedalam melalui daerah pipi dan dibawah mata.

b) Alis

Letakan kedua ibu jari anda diantara kedua alis. Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis dan diatas kelopak mata, mulai dari tengah, kemudian ke samping.

c) Hidung

Letakan ibu jari pada pertengahan alis. Tekankan ibu jari anda pada pertengahan kedua alis, lalu turun melalui tepi hidung kearah pipi dengan membuat gerakan kesamping dan keatas seolah bayi tersenyum.

d) Mulut bagian atas

Letakan kedua ibu jari anda dari tengah ke samping dan keatas ke derah pipi seolah membuat bayi tersenyum.

e) Mulut bagian bawah

Letakan kedua ibu jari anda ditengah dagu, kemudian kedua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke samping, lalu keatas kearah pipi seolah bayi tersenyum.

f) Membuat lingkaran kecil pada rahang

(32)

g) Belakang telinga

Dengan menggunakan ujung jari-jari anda, berikan tekanan pada daerah belakang telinga kanan dan kiri. Gerakan kearah pertengahan dagu dibawah dagu.

6) Punggung

a) Gerakan seperti kursi goyang

Tengkurapkan bayi melintang dengan kepala sebelah kiri dan kaki disebelah kanan anda.Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju mundur seperti kursi goyang dengan menggunakan telapak tangan anda, dari bawah leher hingga kepantat bayi, lalu kembali lagi ke bagian leher. b) Gerakan menyetrika

Pegang pantata bayi dengan tangan kanan, sementara tangan kiri mulai memijat dari leher ke bawah hingga bertemu dengan tangan kanan seperti gerakan menyetrika.

c) Gerakan kombinasi

Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya pada kali ini tangan kanan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan hingga ke tumit kaki bayi.

d) Gerakan melingkar

(33)

Mulai dari lingkaran-lingkaran kecil di daerah leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di derah pantat.

e) Gerakan menggaruk

(34)

B. KerangkaTeori

Bagan 2.1. Kerangka Teori (Niki & Alan dalam Mutiah, 2006)

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi

hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang diteliti.

Manfaat pijat bayi antara lain :

a. Melancarkan sIstem peredaran darah.

b. Menstimulasi saraf otak dan melatif system syaraf.

c. Meningkatkan daya tahan tubuh dan system imun.

d. Meningkatkan frekuensi menyusu e. Mengurangi stress dan tekanan. f. Mengurangi nyeri.

g. Memperbaiki gangguan tidur. h. Memperbaiki pencernaan.

i. Meningkatkan kenyamanan psikologis. j. Meningkatkan kesadaran bayi atas tubuhnya. k. Meningkatkan kemampuan sensoris.

l. Meningkatkan masa otot. Hal – hal yang

diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan anak : a. Stimulasi Fisik b. Stimulasi Emosi c. Stimulasi Spiritual d. Stimulasi

(35)

Sedangkan konsep adalah suatu abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan suatu pengertian.

Oleh sebab itu, konsep tidak dapat diukur dan diamati secara langsung.Agar dapat diamati dan dapat diukur, maka konsep tersebut harus dijabarkan kedalam variabel-variabel. Dari variabel itulah konsep dapat diamati dan diukur. Variabel independent atau variabel bebas merupakan variabel penyebab atau variabel pengaruh, sedangkan variabel dependent atau variabel terikat merupakan variabel akibat atau variabel pengaruh (Notoatmodjo,2012).

[image:35.595.138.502.365.446.2]

Variabel Independent Variabel dependent

Gambar 2. 3 Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2009). Rumusan hipotesis pada penelitian ini adalah :

Ada pengaruh frekuensi menyusu pada bayi usia 3-6 bulan sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi di wilayah Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang.

(36)

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain eksperimental, pendekatan one group pretest-post test. Pada desain penelitian ini sudah dilakukan observasi pertama (pretest) sehingga peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya perlakuan, tetapi dalam desain ini ada kelompok kontrol (pembanding) (Agus Riyanto,2011).

Di dalam desain observasi dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu sebelum eksperimen (01) disebut pre test dan sesudah eksperimen (02) disebut post test, dan responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi adalah kelompok yang diberikan intervensi pijat bayi selama 2 kali dalam seminggu masing-masing ±15 menit dan kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi intervensi pijat bayi.

A X 1

B 2

Skema. Desain penelitian Keterangan :

A = responden (Bayi yang dilakukan pijat) kelompok intervensi. B = responden (Bayi yang tidak dilakukan pijat) kelompok kontrol. X = intervensi pijat bayi

(37)

1 = Peningkatan frekuensi menyusu bayi pada post test kelompok intervensi.

2 = Peningkatan frekuensi menyusu bayi pada kelompok kontrol (Notoatmojo, 2010)

Sebelum dilakukan tindakan sejumlah 10 orang diberikan kuesioner berisi pertanyaan seputar frekuensi menyusu sebelum pemijatan, selanjutnya sebanyak 10 responden di beri intervensi pijat bayi 2 kali selama 1 minggu, setelah dilakukan pemijatan selama seminggu diberikan pertanyaan yang sama seputar frekuensi menyusu.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli 2017. Penelitian mengambil lokasi di Wilayah Puskesmas Sumowono, Kabupaten Semarang.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

(38)

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dalam pengambilan sampel penelitian ini digunakan cara atau teknik-teknik tertentu, sehingga sampel tersebut sedapat mungkin mewakili populasinya. Teknik ini biasanya disebut metode sampling atau teknik sampling (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 3-6 bulan di wilayah Puskesmas Sumowono. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Non-Random Sampling dengan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang telah dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Besar sampel yang akan diteliti menggunakan rumus:

Z1–a/2 x P (1-P) n =

d Keterangan :

n = Besar Sampel

Z1–a/2 = Nilai Z pada derajat kemaknaan (Biasanya 95%= 1.96) P = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila

tidak diketahui proporsinya, ditetapkan 50% (0,50) d = Derajat penyimpangan terhadap populasi yang

diinginkan: 10% (0,10), 5% (0,05), atau 1% (0,01). Perhitungan:

1.96 x 0,50 ( 1- 0,50) n =

(0,05)

(39)

Sampel yang dikehendaki merupakan bagian dari populasi target yang akan diteliti secara langsung, kelompok ini meliputi subjek yang memenuhi kriteria inklusi.

a. Kriteria Inklusi merupakan karakteristik umum subjek penelitian dari pada populasi target dan sumber (Riyanto, 2011).

Yang menjadi kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Semua bayi berumur 3-6 bulan pada bulan Juli di Wilayah Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang.

2) Ibu bersedia bayinya dilakukan pijat 3) Bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif b. Kriteria Eksklusi :

1) Bayi yang tidak menetap di Wilayah Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang.

2) Bayi yang sedang sakit. 3) Ibu menolak bayinya dipijat 4) Bayi yang mendapatkan ASI perah

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen.

(40)

Variabel bebas adalah variabel penyebab atau variabel pengaruh (Notoatmodjo, 2010). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pijat bayi.

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel terikat adalah variabel yang merupakan akibat atau terpengaruh (Notoatmodjo, 2010). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Frekuensi menyusu bayi.

E. Definisi Operasional

[image:40.595.133.514.450.744.2]

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati (Nursalam, 2003). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah

Table 3.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur

Pijat bayi Suatu teknik

sentuhan yang dapat memberikan manfaat pengobatan pada bayi.

Pijat bayi yang dilakukan 2 kali

selama 1

minggu

Jumlah pijatan yang dilakukan selama seminggu

-Frekuensi

menyusu Jumlah menyusudalam 1 hari yang dilakukan dengan lama setiap menyusu oleh bayi selama > 10 menit

Kuesioner yang berisi

pertanyaan mengenai seberapa sering bayi menyusu

Jumlah frekuensi menyusu dengan kriteria sebagai berikut :

1. Baik: Bila

frekuensi menyusu >10x/hari 2. Cukup: Bila frekuensi menyusu 8-10x/hari 3. Kurang:

Bila frekuensi menyusu < 8x/hari

(41)

F. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Sumber Data

a. Data Primer

Data diperoleh secara langsung dari responden dengan cara peneliti membagikan kuesioner pada responden untuk menilai frekuensi menyusu dalam periode 24 jam. Pengumpulan data dilakukan di Wilayah Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia yaitu kohort

2. Cara Pengambilan Data a. Tahap Persiapan

1) Mempersiapkan materi dan konsep yang mendukung penelitian. 2) Menyusun proposal penelitian yang terlebih dahulu

dikonsultasikan kepada pembimbing I dan II proposal penelitian Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran.

(42)

4) Peneliti menyerahkan surat ijin penelitian kepada bidan dilanjutkan meminta data bayi umur 3-6 bulan pada bulan Juli. Untuk melihat jumlah bayi usia 3-6 bulan yang akan dijadikan responden.

5) Peneliti menentukan yang akan membantu selama melakukan penelitian ini yaitu berjumlah 3 orang dan sebelumnya dilakukan persamaan persepsi dengan kedua pihak mengenai penelitian yang akan dilakukan terutama dalam penilaian yang akan dilakukan peneliti dan kedua pihak terhadap responden.

6) Selanjutnya, peneliti akan mengidentifikasikan calon responden dan menetapkan sasaran penelitian. Responden diambil dari bayi umur 3-6 bulan pada bulan Juli.

7) Peneliti melakukan pendekatan kepada calon responden untuk memberikan penjelasan dan membuat kesepakatan bahwa calon responden bersedia menjadi responden.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan setelah mendapatkan ijin penelitian dari pihak Ngudi Waluyo Ungaran dan ijin dari Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang.

2) Memberikan penjelasan kepada bidan Suharti Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang mengenai prosedur, maksud, dan tujuan penelitian yang akan dilakukan.

(43)

belum yakin dengan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan.

4) Melakukan pre test dengan memberikan kuisioner kepada ibu untuk mengetahui frekuensi menyusu ASI sebelum dilakukan pijat bayi.

5) Melakukan pijat bayi selama seminggu, banyaknya 2 kali dilakukan door to door, kepada 10 bayi yang dijadikan sebagai responden.

6) Melakukan post test dengan memberikan kuisioner kepada ibu untuk mengetahui frekuensi menyusu setelah dilakukan pijat bayi. 7) Membandingkan dengan kelompok control untuk mengetahui

apakah ada pengaruhnya pada frekuensi menyusu.

G. Etika Penelitian

Etika dalam penelitian meliputi beberapa hal yaitu : 1. Anonymity (Tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, maka pada lembar alat ukur pengumpulan data tidak mencantumkan nama responden/subjek penelitian tetapi diganti dengan menggunakan insial.

2. Confidentiality (Kerahasiaan)

(44)

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

3. Pengumpulan Data Akhir

Peneliti mengumpulkan data dari pengisian kuisioner yang telah diisi oleh ibu baik sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi untuk kemudian dilakukan analisa data.

H. Instrument Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan lembar kuesioner (angket) yang menilai frekuensi menyusu sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mampu mengukur apa yang diukur. Instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain mengenai variabel yang dimaksud (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini tidak dilaksanakan uji validitas

2. Uji Reliabilitas

(45)

Uji pengolahan dan analisa data

a. Editing

Editing dimaksudkan untuk meneliti tiap daftar pertanyaan atau mengkoreksi data yang meliputi kelengkapan pengisian jawaban. Pada penelitian ini, editing dilakukan ditempat pengumpulan data yaitu di tempat posyandu setiap dusun. Setelah pengisian kuisioner, peneliti mengoreksi semua kuisioner sehingga jika ada kekurangan data atau ketidaksesuaian dapat segera dilengkapi. Setelah semua kuisioner dipastikan telah terisi lengkap kemudian ibu baru diperbolehkan pulang.

b. Scoring

Pemberian scoring dimaksudkan untuk mempermudah proses pengubahan jawaban-jawaban soal tes menjadi angka-angka atau bisa disebut suatu tindakan kuantifikasi terhadap jawaban-jawaban yang diberikan oleh tes dalam suatu tes hasil belajar. Data pengetahuan diperoleh dari kuesioner yang terdiri dari 3 pernyataan yang diisi oleh ibu yang memiliki bayi berumur 3-6 bulan.

Interprestasi data dari hasil penelitian, untuk item frekuensi menyusu dikelompokkan dalam 3 kategori, yang mengacu pada teori Nursalam (2003), yaitu:

(46)

c. Coding

Pemberian kode dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengolahan dan proses selanjutnya melalui tindakan pengklasifikasian data. Maka peneliti memberikan kode pada data yang diperoleh untuk mempermudah dalam pengelompokan dan klasifikasi data. Pada item Frekuensi Menyusu kode berdasarkan jumlah nilai dari jawaban responden yaitu :

1) Baik : diberi kode 3 2) Cukup : diberi kode 2 3) Kurang : diberi kode 1

d. Entry data

Entry data yaitu kegiatan memasukkan data ke dalam komputer untuk selanjutnya dilakukan analisa data dengan menggunakan program dan Statistical Package for Social Science (SPSS) for Windows.

e. Tabulating

(47)

I. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat menganalisis variabel-variabel yang ada secara deskriptif disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase dengan menggunakan program SPSS versi 11.5 meliputi Frekuensi menyusu bayi usia 1-3 bulan sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi.

2. Analisis Bivariat

Untuk mencari adanya pengaruh pijat bayi terhadap frekuensi menyusu ASI, maka diuji dahulu kenormalannya dengan uji saphiro wilk. Uji Shapiro wilk menunjukkan semua data distribusi normal, maka dianalisis dengan menggunakan uji t dependen / paired sample t test(Dependen sample t test). Taraf kesalahan ditetapkan 5 % atau taraf kepercayaan 95 % (Hastono, 2004).

J. Etika Penelitian 1. Informed Consent

(48)

2. Anonymity

Menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden, namun hanya menulis kode angka pada responden sehingga privasi responden tetap terjaga.

3. Confidentiality

Peneliti menjamin kerahasiaan semua informasi yang diberikan oleh responden dan dijaga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian yaitu dengan tidak mempublikasikan data yang diperoleh dan memusnahkan setelah penelitian ini selesai.

4. Beneficiency

Gambar

Gambar 2. 3 Kerangka Konsep
Table 3.2 Definisi Operasional

Referensi

Dokumen terkait

Adanya sinergitas antara Presiden, DPR, serta Jaksa Agung sejatinya merupakan satu-satunya solusi utama penegakkan keadilan terkait kasus pelanggaran HAM, terlebih

Dari hasil penelitian yang dilakukan dari empat informan terhadap pelaksanaan kebijakan KTR di SMPN 07 Pekanbaru diketahui dari ke empat informan ini seluruhnya

(1) Dalam mengelola kawasan hutan dengan tujuan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 dan Pasal 57, lembaga litbang kehutanan dan lembaga diklat kehutanan

Namun pada prakteknya, pembiayaan murabahah wal wakalah yang terjadi di BNI Syariah Cabang Kendari telah menggugurkan salah satu rukun dan syarat dalam jual beli yaitu

respon yang berbeda-beda ditunjukkan oleh keragaan dan hasil produksi yang diperoleh, seperti varietas Inpari 6 walau memiliki panjang malai dan jumlah gabah permalai

Dengan demikian, berdasarkan variasi kecepatan pengadukan dan berat adsorben yang paling efektif dalam penurunan kadar besi adalah pada kecepatan 70 rpm dengan

Nilai-nilai tersebut adalah nilai baru yang tumbuh dalam kehidupan bangsa Indonesia yang sedang membangun,dalam konteks pengembangan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam