• Tidak ada hasil yang ditemukan

Post 417e17dfeaeee533

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Post 417e17dfeaeee533"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DALAM MEMBENTUK

PRIBADI ANAK YANG SHALIHAH

(Menurut Umar Bin Ahmad Baradja dalam Kitab

Al Akhlaq Lil Banat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun Oleh :

ULIN NADLIFAH UMMUL KHOIR

NIM : 111 06 117

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)

ii Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ULIN NADLIFAH UMMUL KHOIR

NIM : 111 06 117

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 05 Agustus 2010 Yang menyatakan,

(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudari :

Nama : ULIN NADLIFAH UMMUL KHOIR

NIM : 111 06 117

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DALAM

MEMBENTUK PRIBADI ANAK YANG SHALIHAH (Menurut Umar Bin Ahmad Baradja dalam Kitab Al Akhlaq Lil Banat)

telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 05 Agustus 2010 Pembimbing,

M. Ghufron, M.Ag

(4)

iv

P E N G E S A H A N

SKRIPSI Saudari : Ulin Nadlifah Ummul Khoir dengan Nomor Induk Mahasiswa: 111 06 117 yang berjudul: Konsep Pendidikan Islam dalam Membentuk Pribadi Anak Yang Shalihah (Menurut Umar bin Ahmad

Baradja dalam Kitab Al Akhlaq Lil Banat)” telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Selasa, tanggal 31 Agustus 2010. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Salatiga,

Panitia Ujian Ketua Sidang

Dr. Imam Sutomo, M.Ag

NIP. 19580827 198303 1 002

Sekretaris Sidang

Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005

Penguji I

Dra. Siti Zumrotun, M. Ag

NIP : 19670115 199803 2 002

Penguji II

Drs. Djoko Sutopo

NIP : 19560603 198703 1 002

Pembimbing

M. Ghufron, M. Ag NIP. 19720814 200312 004

(5)

v MOTTO

).

ﻢ ﻠ ﺴ ﻣ ه ا و ر

(

Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara : Shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaan,

dan anak sholeh yang mau mendoakannya. (HR. Muslim)

َاْﻛ

ِﺮُﻣ

ْﻮَاا

ْْو

َﻻَد

ُﻛْﻢ

َوَا

ْﺣ

ِﺴُﻨ

ْﻮَاا

َد

َﺑ ا

ْﻢ

)

ر

و

ﺪ ﺟ ﺎ ﻣ ﻦ ﺑ ا ه ا

(

Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah budi pekerti yang luhur”.

(6)

vi

Skripsi sederhana ini penulis persembahkan kepada: 1. Keluarga tercinta Abi Abdullah Chayyun dan

Umi Mudrikah yang telah mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menikmati dan mengenyam pendidikan sedari kecil hingga sekarang. Penulis persembahkan tulisan ini sebagai bukti ketulusan dan bakti penulis.

2. Kepada Kakanda Abdul Choliq yang senantiasa mendoakan dan memberikan bantuan kepada penulis selama proses menuntut ilmu. Adik-adik tercinta, Dek Afif dan si Ragil Ilut yang memotivatori penulis untuk terus bersemangat menuntut ilmu.

(7)

vii

ABSTRAK

KHOIR, ULIN NADLIFAH UMMUL. 2010. KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DALAM MEMBENTUK PRIBADI ANAK YANG SHALIHAH (Menurut Umar Bin Ahmad Baradja dalam KitabAl Akhlaq Lil Banat). SKRIPSI. JURUSAN TARBIYAH. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. Salatiga. Pembimbing : M. Ghufron, M. Ag

Kata kunci : konsep pendidikan islam dalam membentuk pribadi anak yang shalihah

Akhlaq yang mulia merupakan cermin kepribadian seseorang, selain itu akhlaq yang mulia akan mampu mengantarkan seseorang kepada martabat yang tinggi.

Akhir-akhir ini akhlaq yang baik merupakan hal yang mahal dan sulit dicari. Minimnya pemahaman akan nilai-nilai akhlaq yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits akan semakin memperparah kondisi kepribadian seseorang, bahkan hidup ini seakan-akan terasa kurang bermakna. Untuk membentuk pribadi yang mulia, hendaknya penanaman akhlaq terhadap anak digalakkan sejak dini, karena pembentukannya akan lebih mudah dibanding setelah anak tersebut menginjak dewasa.

KitabAl Akhlaq Lil Banat membahas tentang beberapa akhlaq yang perlu kita aplikasikan dalam kehidupan, baik lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat. Sehingga akan tercipta pribadi yang santun sesuai dengan tuntunan

Al Qur’an. Jenis skripsi ini merupakan skripsi hasil kajian pustaka. Dengan mengulas beberapa Akhlaq kepada siapa saja dan metode dalam proses pendidikan. Untuk memperoleh data yang representatif dalam pembahasan skripsi ini, digunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dengan cara mencari, mengumpulkan, membaca, dan menganalisa buku-buku yang ada relevansinya dengan masalah penelitian. Kemudian diolah sesuai dengan kemampuan penulis.

(8)

viii

Segala puja teriring puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT.

dengan karunia dan hidayah-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul: . “KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DALAM MEMBENTUK

PRIBADI ANAK YANG SHALIHAH (Menurut Umar Bin Ahmad Baradja

dalam KitabAl Akhlaq Lil Banat)”dan dapat diselesaikan dengan baik.

Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah-curahkan kepada

seorang reformis sejati pembawa risalah suci yakni Nabi Muhammad SAW. yang

telah membawa umat manusia keluar dari kubangan lumpur jahiliyah menuju

jalan yang diridhai oleh Allah SWT..

Skripsi ini diajukan kepada Ketua Progdi Pendidikan Agama Islam STAIN

Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan S1 (Strata

1).

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak

bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, baik secara moril maupun

materil. Oleh karena itu, patutlah dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih:

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri Salatiga.

2. Bapak M.Ghufron, M. Ag sebagai pembimbing penulis dalam penyusunan

skripsi ini yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk

pengembangan pemikiran penulis dan senantiasa memberikan arahan dan

(9)

ix

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si, Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam

beserta staffnya yang telah membantu penulis selama menjalani kuliah dan

ketika penyusunan skripsi ini.

4. Kepada Para Dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan

dan pengalaman kepada penulis dengan penuh kesungguhan serta penuh

kesabaran.

5. Para Pimpinan beserta staff Perpustakaan yang telah berkenan meminjamkan

buku-buku dan literatur lainnya yang dibutuhkan penulis

6. Keluarga tercinta Ayahanda Abdullah Chayyun dan Ibunda Mudrikah yang

telah mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menikmati dan mengenyam pendidikan sedari kecil hingga sekarang. Penulis

persembahkan tulisan ini sebagai bukti ketulusan dan bakti penulis. Kepada

Kakanda Abdul Choliq yang senantiasa mendoakan dan memberikan bantuan

kepada penulis selama proses menuntut ilmu. Adik-adik tercinta, Dek Afif dan

si Ragil “Ilut” yang memotivatori penulis untuk terus bersemangat menuntut

ilmu. Untuk tante umi sabil terimakasih atas inspirasinya.

7. Kepada Sahabat Alam yang selalu menyemangati penulis untuk segera

menyelesaikan skripsi ini. Sahabat-sahabati secita di PMII, sahabat perjuangan

di ma’had Al Falah (mbakyu ju azoes, ela, mae, sibadut, doweex, tipeh, zaki,

phela, uzli dan kaif) terimakasih telah mengukir canda menjadi diskusi yang

unik, dan teman-temanMa’had STAIN (Spesial untuk bpk Ali sekalian, mbk

(10)

x

Rowosari (keluarga besar Simbah KH. Ma’sum, para ustadz&ustadzah, nyak

thoif, neha malikha, mbk nayla, n mbk tia), serta seluruh teman-teman PAI

kelas D Angkatan 2006 (Pakdhe) yang dikomandani oleh Trisna, Rina, Paijo,

Shela, Hanik, Wida, Esti, Iim, Siba dan Yasin, yang sudah menerima penulis

sebagai teman belajar dan berdiskusi. Dan sahabat lainnya yang tidak dapat

penulis sebutkan semuanya.

Akhirnya kepada Allah SWT. jualah penulis serahkan segalanya serta

panjatkan doa semoga amal kebajikan mereka diterima di sisi-Nya, serta diberikan

pahala yang berlipat ganda sesuai dengan amal perbuatannya. Penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta bagi pembaca

pada umumnya.

Salatiga, 05 Agustus 2010

Penulis

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Pembatasan Masalah ... 67

F. Penegasan Istilah ... 8

G. Metode Penelitian ... 9

H. Sistematika Penulisan Skripsi ... 11

BAB II BIOGRAFI DAN SEJARAH PENULISAN KITAB AL-AKHLAQ LIL BANAT A. Biografi Umar bin Ahmad Baradja ... 13

(12)

xii

A. Konsep Pokok Materi KitabAl Akhlaq Lil Banat ... 25

B. Metode Pendidikan Akhlaq menurut Kitab Al Akhlaq Lil

Banat... 49

C. Sasaran Penulisan ... 55

BAB IV PEMBAHASAN

A. Signifikasi Pemikiran Umar bin Ahmad Baradja dalam

Kitab Al Akhlaq Lil Banat dalam Pendidikan di

Indonesia ... 56

B. Relevansi Pemikiran Umar bin Ahmad Baradja dalam

Kitab Al Akhlaq Lil Banat dalam Pendidikan di

Indonesia ... 60

C. Implikasi Pemikiran Umar bin Ahmad Baradja dalam

Kitab Al Akhlaq Lil Banat dalam Pendidikan di

Indonesia ... 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran-saran ... 68

C. Kata Penutup ... 72

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesungguhnya anak adalah amanah Allah yang perlu kita syukuri,

“Jika amanah itu disia-siakan, maka tunggulah saat kehancuran” (Jamal

Abdurrahman, Terj. Ardianingsih, 2003: v).

Pengertian anak bukan sekedar yang terlahir dari tulangsulbi kita atau

anak cucu keturunan kita saja, namun termasuk juga anak seluruh orang

muslim di manapun mereka berada, atau berasal dari bangsa manapun

kesemuanya adalah termasuk generasi umat, yang menjadi tumpuan harapan

kita, untuk dapat mengembalikan kesatuan umat seutuhnya, sebagaimana

firman Allah SWT:







Artinya:”Dan sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu” (Q.S Al-Mu’minun: 52). (www.al

qur’an_word.com)

Anak laki-laki adalah sumber dari kepayahan yang dirasakan oleh para

orang tua, sedangkan anak perempuan adalah sosok manusia yang paling

lemah, dan rentan menimbulkan fitnah (Ahmad Shodiqin, 2005: vii). Ada

pula yang menyebutkan perempuan adalah kaum hawa, yaitu sejenis makhluk

dari jenis manusia yang halus kulitnya, lemah tulangnya, lembut suaranya dan

(14)

Dari perbedaan bentuk dan kondisi yang dimiliki antara laki-laki dan

perempuan tersebut, Allah bermaksud untuk membedakan pola hidup dan cara

hidup antar laki-laki dan perempuan karena dari perbedaan tersebut

terkandung hikmah yang sangat besar bagi manusia dimana manusia tidak

mampu menyangkalnya.

Namun dalam nilai ibadah kepada Allah, antara laki-laki dan

perempuan tidak mempunyai perbedaan karena Allah menciptakan jin dan

manusia untuk menyembah Allah, sebagaimana firman Allah SWT:







Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (Q.S Al-dzariyat: 56). (www.al

qur’an_word.com)

Dari ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia laki-laki dan

perempuan dalam konteks ibadah dihadapan Allah adalah sama.

Anak perempuanlah yang membuat para ayah mencucurkan keringat

dalam mendidiknya, bahkan harus bersikap lemah lembut dalam mendidik,

akan tetapi setelah menginjak dewasa, diri mereka mengalami perubahan

drastis. Perubahan tersebut bukanlah dari dirinya atau dari wataknya yang

buruk akan tetapi akibat pengaruh dari perubahan lingkungan yang kita hidup

di tengahnya. Apalagi di era modern sekarang ini sosok perempuan dalam

lingkungan kehidupan manusia di berbagai segi sudah begitu tampak dalam

berbagai tatanan kehidupan. Wanita sudah mulai tampil mendampingi bahkan

(15)

3

kelebihan yang dimiliki wanita menjadikan sebagai satu sarana untuk

mencapai satu tujuan yang semu. Kehadiran wanita dalam kancah kehidupan

modern telah memberi gambaran yang semakin berantakan dalam pandangan

Islam.

Gaya hidup dan penampilan wanita seakan sudah sangat mirip dengan

laki-laki, bahkan terkadang kita sulit untuk membedakan antara laki-laki dan

perempuan, mereka seolah sudah lupa akan hakikatnya sebagai kaum hawa

dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan sudah begitu bebas, seolah

batas muhrim dan bukan tidak menjadi penghalang bagi hubungan mereka.

Juga penanaman konsep akhlaq sejak dini dipandang penting dan perlu,

sebagaimana Rosulullah bersabda yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari

Ibnu Abbas R.A yang berbunyi:

ْو َا ا ْﻮ ُﻣ ِﺮ ْﻛ َا

َﻟ

َد ﺎ

ُﻛْﻢ

ْﻮ ُﻨ ِﺴ ْﺣ َا َو

ا

أَد

َﺑ ا

û

ْﻢ

)

رو

ﺔ ﺟ ﺎ ﻣ ﻦ ﺑ ا ه ا

(

Artyinya : “Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah budi pekerti yang luhur”.(H.R. IbnuMajah).

Ketika seorang gadis bergaul dengan sesamanya di dalam sebuah

lingkungan, Allah-lah yang lebih mengetahui tata cara mendidiknya.

Terkadang ia terpana melihat suatu perilaku yang dilakukan oleh temannya

padahal perilaku tersebut jauh dari nilai-nilai yang benar, oleh karena itu kita

wajib berhati-hati dalam masalah ini. Sebagaimana kita wajib menanamkan

(16)

luruslah yang membentuk mereka menjadi sosok perempuan-perempuan yang

shalikhah yang berakhlaq mulia.

Pendidikan Islam bukanlah untuk membentuk sosok pribadi lain di

luar kepribadian manusia, tetapi pendidikan Islam justru membantu manusia

untuk menemukan jati dirinya sebagai manusia muslim yang beriman dan

bertaqwa.

Oleh karena itu program utama dan perjuangan pokok dari suatu usaha

pendidikan adalah pembinaan yang baik, yang harus ditanamkan sejak dini

kepada anak, bahkan kepada seluruh lapisan masyarakat sekalipun di tingkat

bawah, sebab akhlaq suatu bangsa itulah yang akan menentukan tegak dan

runtuhnya suatu bangsa. Jadi tepat apa yang dikatakan sang penyair besar

Ahmad Syauqi Bey dalam kitab yang ditulis oleh Umar bin Ahmad Baradja,

yaitu sebagai berikut: “Sesungguhnya kejayaan suatu umat (bangsa) terletak

pada akhlaqnya selagi mereka berakhlaq/berbudi perangai utama, jika pada

mereka telah hilang akhlaqnya, maka jatuhlah umat (bangsa) ini”. (Umar Al

Baradja, 1987:12).

Syair tersebut menunjukkan bahwa akhlaq dapat dijadikan tolak ukur

tinggi rendahnya suatu bangsa. Seseorang akan dinilai bukan karena jumlah

materinya yang melimpah, ketampanan wajahnya dan bukan pula karena

jabatannya yang tinggi. Allah SWT akan menilai hamba-Nya berdasarkan

tingkat ketakwaan dan amal (akhlaq baik) yang dilakukannya. Seseorang yang

(17)

5

sekitarnya merasa tenteram dengan keberadaannya dan orang tersebut menjadi

mulia di lingkungannya.

Rendahnya akhlaq di dalam masyarakat, generasi bangsa dan di tubuh

pejabat akan membawa kehancuran bangsa ini. Untuk menyelamatkan bangsa,

seluruh rakyat dari lapisan yang paling bawah sampai lapisan yang paling atas

harus dikembalikan kepada akhlaq. Caranya dengan membiasakan anak

dengan akhlaq yang baik pada usia dini agar tercipta kebiasaan yang bagus

pada generasi, dan agar generasi penerus memiliki kepribadian yang sempurna

dan dapat menghadapi tantangan hidup di zaman sekarang.

Keterkaitan antara akhlak dan pendidikan sangatlah erat sekali,

pendidikan merupakan pengetahuan yang terserap oleh peserta didik

sedangkan akhlak merupakan pengaruh dari pendidikan itu sendiri. Namun

tidak jarang masyarakat mendidik anak-anak khususnya usia sekolah dasar

memaksakan kehendaknya tanpa mempertimbangkan dampak dari pemaksaan

pendidikan itu sendiri. Padahal memberikan pemahaman dan keyakinan akan

pentingnya akhlak bagi anak membutuhkan suatu metode penyampaian agar

anak atau peserta didik menganggap itu merupakan suatu kebutuhan dan

bukan sesuatu yang tidak manfaat. Sehingga proses internalisasi dapat berjalan

dengan baik, lebih penting adalah anak mampu menerima konsep akhlak

dengan baik serta mampu mewujudkan dalam kehidupan keseharian. Perlu

materi dan metode yang tepat dan mudah digunakan oleh orang tua,

(18)

Jadi jelaslah bahwa betapa pentingnya pembinaan akhlaq pada anak

terutama anak perempuan demi tercapainya kesejahteraan dan kebahagiaan

hidup, baik dunia maupun akhirat. Kitab Al Akhlaq Lil Banat merupakan

sebuah kitab pegangan yang digunakan oleh beberapa lembaga pendidikan

islam di Indonesia, kitab tersebut sangatlah urgen dalam proses pembinaan

akhlaq. Jika kitab ini dijadikan panduan pada semua lembaga pendidikan

islam di Indonesia, maka akan lahirlah generasi Islam yang yang berkualitas

yang sesuai dengan tujuan Pendidikan Islam

Melihat fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk lebih mendalami

lagi dalam mengkaji tentang “KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DALAM MEMBENTUK PRIBADI ANAK YANG SHALIHAH (Menurut Umar Bin

Ahmad Baradja dalam KitabAl Akhlaq Lil Banat)

B. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan judul dan uraian dalam latar belakang

permasalahan di atas, maka ada beberapa rumusan permasalahan, antara

lain:

1. Bagaimana konsep akhlaq menurut Umar bin Ahmad Baradja dalam kitab

Al Akhlaq Lil Banat?

2. Apakah relevansi pemikiran Umar bin Ahmad Baradja dalam kitab Al

(19)

7

C. Tujuan Peneltian

Peneliti dalam melakukan penelitian memiliki beberapa tujuan, yang

telah dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui konsep akhlaq menurut Umar bin Ahmad Bardja dalam

kitab Al Akhlaq Lil Banat.

2. Untuk mengetahui relevansi pemikiran Umar bin Ahmad Baradja dalam

konteks Pendidikan Islam di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Memberikan informasi dan memperluas cakrawala tentang pendidikan,

juga untuk memperkaya wacana kajian kependidikan keislaman di Indonesia,

mengenal sosok seorang pemikir pendidikan dan cendekiawan muslim yaitu

Umar bin Ahmad Baradja sebagai tolak ukur pola pendidikan di Indonesia di

zaman sekarang. Serta meningkatkan kualitas pendidikan Islam di era

globalisasi dan memberikan kontribusi pemikiran bagi peningkatan kualitas

sumber daya manusia, khususnya generasi umat Islam Indonesia

E. Pembatasan Masalah

Untuk lebih mempertajam dan mempermudah analisa serta kajian

selanjutnya, penulis memberikan pembatasan masalah sehingga kajian skripsi

ini berfokus pada kajian pandangan dan gagasan yang dirumuskan oleh Umar

bin Ahmad Baradja tentang Pendidikan Islam dalam kitab yang ditulisnya

(20)

fokus penulisan skripsi adalah pendidikan akhlaq anak menurut kitab Al

Akhlaq Lil banat.

1. Pendidikan Akhlaq Anak

Pendidikan akhlaq anak adalah suatu bimbingan oleh si pendidik

terhadap anak didik dengan tujuan membentuk kebiasaan atau sikap yang

baik sehingga anak memiliki kepribadian yang utama.

2. Al Akhlaq Lil Banat

KitabAl Akhlaq Lil Banat adalah karya Umar bin Ahmad Baradja,

yang terdiri dari tiga juz. Diterbitkan oleh Maktabah Muhammad bin

Ahmad Nabhan Waauladuha di kota Surabaya Indonesia.

Kitab ini ditulis untuk semua peserta didik Islam di Indonesia. Isi

kitab ini sangatlah komprehensif dalam konteks keseluruhan kehidupan

insan, adanya pelajaran tentang pendidikan akhlaq, baik melalui jalur

komunikasi vertikal maupun horizontal.

F. Penegasan Istilah

Untuk lebih mempertegas dan memperjelas tentang judul skripsi ini,

serta untuk menghindari salah pengertian, maka perlu diuraikan beberapa

penegasan istilah yang bersangkut paut dengan uraian ini, yaitu:

1. Pendidikan Islam

Yaitu pendidikan yang falsafah, dasar, tujuan serta teori-teori yang

dibangun untuk melaksanakan praktek pendidikan dan nilai-nilai dasar

(21)

9

2. Anak

Yaitu makhluk yang masih membawa kemungkinan untuk

mengembangkan jasmani maupun rohani, ia memiliki jasmani yang belum

mencapai taraf kematangan, baik bentuk, ukuran maupun perkembangan

bagian-bagiannya (Nur Uhbiyati, 1989: 91).

3. Sholikhah

Yaitu wanita sholihah, yang bersikap taat dan sungguh-sungguh

menjalankan ibadah suci dan beriman, baik dalam menjalankan perintah

agama maupun dalam pergaulan sehari-hari di lingkungan masyarakat

(Depdikbud, 1999: 772).

4. KitabAl-Akhlaq Lil Banat

Yaitu kitab akhlaq karangan Ustad Umar bin Ahmad Baradja,

sebagai sebuah studi kritis mengenai konsep yang sebaiknya diterapkan

pada anak, yang berperan banyak dalam menciptakan sebuah generasi

yang mampu dan berakhlaqul karimah. Kitab tersebut terdiri dari tiga jilid

dan masing-masing jilid berisi tentang akhlaq anak terhadap Tuhan,

Malaikat, Rosul, orang tua, tetangga, teman, dan sebagainya.

G. Metode Penelitian

Dalam penulisan metode skripsi ini, penulis mengunakan beberapa

metode penelitian, baik untuk memperoleh data maupun untuk menganalisis

(22)

1. Library Research

Library Research adalah salah satu research atau penelitian

kepustakaan (Hadi, 1991: 9).

Dalam penyusunan skripsi ini menggunakan jenis studi

kepustakaan atau library research. Dalam arti bahwa bahan-bahan atau

data-data penulisan skripsi ini diperoleh dari penelitian buku-buku dan

literatur-literatur yang berkenaan dengan topik yang sedang dibahas.

Maka sumber data yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini

dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu:

a. Sumber data primer

Yaitu sumber data yang langsung berkaitan dengan obyek riset.

(Tahzidulum Dharaha,1989: 60). Dalam penelitian ini sebagai sumber

primernya adalah kitabAl Akhlaq Lil Banat.

b. Sumber data sekunder

Yaitu sumber data yang mengandung dan melengkapi sumber data

primer. Adapun sumber data sekunder dalam penyusunan skripsi ini

adalah buku-buku lain yang menjadi referensi, yang isinya dapat

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

2. Metode Analisis Data

a. Metode Induktif

Metode induktif adalah suatu pola pikir yang berangkat dari

(23)

11

sebagaimana yang dikemukakan Sutrisno Hadi: “Berfikir induksi

adalah berangkat dari fakta- fakta khusus, peristiwa-peristiwa khusus

dan kongkrit itu ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat

umum”(Hadi, 1991: 42).

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan

pendapat-pendapat serta keterangan-keterangan dari literatur yang ada, yang

bersifat khusus yakni kitabAl Akhlaq Lil Banat kemudian disimpulkan

secara umum, berangkat dari konsep Pendidikan Islam dalam

membentuk pribadi anak shalihah menurut kitab Al Akhlaq Lil Banat

kemudian ditarik generalisasi yang mempunyai sifat umum.

b. Metode Komparatif

Metode komparatif adalah penyimpulan yang diambil dengan

membandingkan pendapat yang satu dengan yang lainnya.

Metode ini digunakan untuk membandingkan pemikiran Umar

bin Ahmad Baradja dalam kitab Al Akhlaq Lil Banat dengan para

pemikir yang lain.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagian Muka

Bagian ini berisi: Halaman Judul, Halaman Persetujuan, Halaman

Pengesahan, Halaman Motto, Halaman Persembahan, Abstrak, Kata

(24)

2. Bagian Tengah

Bagian inti merupakan bagian inti dari skripsi yang terbagi dalam

bab-bab sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Permasalahan,

Tujuan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian dan

Sistematika Penulisan Skripsi.

Bab II : Biografi dan Sejarah Penulisan KitabAl-Akhlaq Lil Banat

Meliputi: Riwayat Hidup dan Latar Sosial Kultural Pengarang

Kitab Al-Akhlaq Lil Banat dan Sejarah Penulisan Kitab

Al-Akhlaq Lil Banat.

Bab III : Deskripsi Pemikiran

Meliputi: Konsep akhlaq dalam kitab Al-Akhlaq Lil Banat,

Metode Pendidikan Akhlaq Menurut KitabAl-Akhlaq Lil Banat

Sasaran dari Penulisan kitabAl-Akhlaq Lil Banat.

Bab IV : Pembahasan

Meliputi: Signifikansi Pemikiran Umar bin Ahmad Baradja

dalam Kitab Al Akhlaq Lil Banat, Relevansi Pemikiran dan

Implikasinya.

Bab V : Penutup

Meliputi: Kesimpulan, Saran-Saran, Kata Penutup.

3. Bagian Akhir

Bagian ini berisikan: Daftar Pustaka, Daftar Riwayat Pendidikan

(25)

13 BAB II

BIOGRAFI DAN SEJARAH PENULISAN

KITABAL AKHLAK LIL BANAT

A. Biografi Umar Bin Ahmad Baradja

1. Riwayat Hidup

Umar bin Ahmad Baradja merupakan seorang ulama besar. Beliau

lahir di kampung Ampel Magfur kota Surabaya pada tanggal 10 Jumadil

Akhir 1331 H, yang bertepatan dengan 17 Mei 1913 M. Sejak dari waktu

kecil beliau diasuh dan dididik oleh kakeknya dari pihak ibu, kakek beliau

bernama Syaikh Hasan bin Muhammad Baradja, yang merupakan seorang

ulama ahli ilmu dan fiqih.

Silsilah nasab beliau yang berasal dan berpusat di kota Saiwoon

Hadromaut di Negeri Yaman, nama nenek moyang beliau yang ke-18 yang

bernama Syaikh Sa’ad, yang dijuluki (laqob) Abi Roja’ (yang selalu

berharap), maka silsilah keturunan tersebut bertemu kepada Nabi

Muhammad SAW yang ke-5 yang bernama Kilab bin Murroh. Umar bin

Ahmad Baradja wafat dalam usia 77 tahun, pada hari Sabtu malam Ahad

tepatnya pada tanggal 16 Robiul Tsani 1414 H atau 3 November 1990 M

pada pukul 23.10 WIB di Rumah Sakit Islam Surabaya. Jenazah beliau

dimakamkan keesokan harinya, yaitu pada hari Ahad sekitar jam setengah

4. Jenazah beliau disholatkan di Masjid Agung Sunan Ampel dan diimami

(26)

Ustadz Ahmad bin Umar Baradja. Jenazah beliau dimakamkan di

Pemakaman Islam Pegirian Surabaya. Prosesi pemakaman dihadiri oleh

ribuan orang (Al Kisah, 2007: 85-89).

2. Riwayat Intelektual Umar bin Ahmad Baradja

Umar bin Ahmad Baradja muda menuntut ilmu agama dan bahasa

arab dengan tekun, sehingga menguasai dan memahaminya. Pelbagai ilmu

agama dan bahasa Arab yang beliau dapatkan dari para ulama, asatidz

ataupun masyayikh baik melalui pertemuan langsung atau tidak langsung

(melalui surat), pada masa itu tradisi belajar melalui surat masih banyak

yang menggunakannya.

Realitas di masyarakat, para alim ulama dan orang-orang saleh

telah menyaksikan ketakwaan dan kedudukan beliau sebagai ulama yang

‘amil (ulama yang mengamalkan ilmunya).

Dalam lingkungan pedagogis beliau adalah salah satu alumni yang

berhasil sukses. Beliau juga mengenyam pendidikan di Madrasah Al

Khairiyah di kampung Ampel Madrasah, Surabaya. Yang didirikan dan

dibina oleh Al Habib Al Imam Muhamad bin Ahmadi Al Mahdlar pada

tahun 1895, sebuah sekolah yang berdasarkan Islam Ahlu Sunnah wal

Jamaah dan bermazdhabkan Syafi’i.

Guru-guru beliau yang berada di Indonesia diantaranya:

a. Al Ustadz Abd Kadir bin Ahmad Bilfagih (Malang)

b. Al Ustadz Muhammad bin Husein Ba’abud (Lawang)

(27)

15

d. Al Habib Muhammad bin Achmad Assegaf (Surabaya)

e. Al Habib Alwi bin Abdullah Assegaf (Solo)

f. Al Habib Achmad bin Alwi Aldjufri (Pekalongan)

g. Al Habib Ali bin Husein bin Syahab (Gresik)

h. Al Habib Zein bin Abdullah Alkaff (Gresik)

i. Al Habib Achmad bin Ghalib Alhamid (Surabaya)

j. Al Habib Alwi bin Muhammad Al Muhdhar (Bondowoso)

k. Al Habib Abdullah bin Hasan Maulahela (Malang)

l. Al Habib Hamid bin Muhammad As Sery (Malang)

m. Syeikh Robaah Hussanah Al Kholili - Palestina, yang bertugas

mengajar di Indonesia

n. Syeikh Muhammad Mursidi - Mesir, yang bertugas mengajar di

Indonesia

Guru-guru beliau yang berada di luar Negeri, diantaranya:

a. Al Habib Alwi bin Abbas Al Maliki (Mekah)

b. As Sayyid Muhammad Amin Al Quthbi (Mekah)

c. Asy Syeikh Muhammad Seif Nur (Mekah)

d. As Syeikh Hasan Muhammad Al Masyssyaath (Mekah)

e. Al Habib Alwi bin Salim Alkaff (Mekah)

f. Asy Syeikh Muhammad Said Al Hadrawi Al Makky (Mekah)

g. Al Habib Muhammad bin Hadi Assegaf

(Seiwoon-Hadramaut-Yaman)

(28)

i. Al Habib Hadi bin Ahmad Alhadlar(‘Innat-Hadramaut-Yaman) j. Al Habib Abdullah bin Thahir Alhaddad (Geidon-Hadramaut-Yaman)

k. Al Habib Abdullah bin Umar Asy Syathiri (Tarim-Hadramaut-Yaman)

l. Al Habib Hasan bin Ismail bin Syeikhbubakar (‘Innat -Hadramaut-Yaman)

m. Al Habib Ali bin Zein Al Hadi (Tarim-Hadramaut-Yaman)

n. Al Habib Alwi bin Abdullah bin Syahab (Tarim-Hadramaut-Yaman)

o. AlHabib Abdullah binHamid Assegaf (Seiwoon-Hadramaut-Yaman)

p. Al Habib Muhammad bin Abdullah AlHaddar (Al Baidhaa-Yaman)

q. Al Habb Ali bin Zain Bilfagih (Abu Dhabi-Emirat Arab)

r. As syeikh Muhammad Bakhith Al Muthi’i (Mesir)

s. Sayyidi Muhammad Al Fatih Al Kattani (Fass-Maroko)

t. Sayyidi Muhammad Al Muntashir Al Kattani (Marakisy-Maroko)

u. Al Habib Alwi bin Thohir Al Haddad (Johor-Malasia)

v. SyeikhAbdul ‘Alim Ash-shidiqi (India) w. Syeih Hasannain Muhammad Makhluf (Mesir)

x. Al Habib Abdul Kadir Bin Ahmad Assegaf (Jeddah-Saudi Arabia).

Ilmu-ilmu yang beliau kuasai diantaranya adalah bahasa Arab dan

sastra, ilmu tafsir dan hadis, ilmu fiqih dan tasawuf, ilmu sirrah dan tarikh

dan beliau juga sedikit menguasai bahasa Belanda dan Inggris. Berangkat

dari berbagai ilmu yang dikuasai, beliau juga pandai dalam menulis karya

(29)

17

3. Latar Sosial Kultural dan Kiprah Dakwah

a. Kultur Sosial Umar bin Ahmad Baradja

Dalam lingkungan masyarakat Umar bin Ahmad Baradja

merupakan sosok pribadi yang sosialis. Salah satu gerakan sosial yang

dilakukan oleh beliau adalah mencarikan dana untuk kebutuhan para

janda, fakir miskin dan yatim piatu, khususnya para santri beliau agar

mereka lebih konsentrasi dalam menimba ilmu.

Dalam membentuk keturunan yang baik dan shalih, beliau

bekerjasama dengan Al Habib Idrus bin Umar Alaydrus, menjodohkan

wanita-wanita muslimah dengan pemuda muslim yang baik menurut

pandangan beliau sekaligus mengusahakan biaya perkawinannya.

Salah satu karya monumentalnya adalah membangun masjid Al

Khoir Danakarya I Surabaya pada tahun 1971 bersama K.H. Adnan

Chamim, setelah mendapat petunjuk dari Al Habib Sholih bin Muhsin

Alhamid (Tanggul) dan Al Habib Zain bin Abdullah Alkaf (Gresik).

Masjid ini sekarang digunakan untuk berbagai aktivitas yang berkaitan

dengan dakwah masyarakat Surabaya.

b. Kiprah Dakwah

Sebagai awal karirnya beliau mengamalkan ilmunya dengan

mengabdi di Madrasah Al Khairiyah Surabaya pada tahun 1935

sampai 1945, beliau berhasil mencetak beberapa ulama/asatidz yang

telah menyebar ke berbagai pelosok tanah air. Murid beliau yang

(30)

Ahmad Baradja di antaranya; Almarhum Al Ustadz Ahmad bin Hasan

Assegaf, Almarhum Al Habib Umar bin Idrus Al masyhur, Almarhum

Al Ustadz Ahmad bin Ali Bebgei, Al Habib Idrus bin Hud Assegaf, Al

Habib Hasan bin Hasim Al Habsyi, Al Habib Hasan bin abdul Kadir

Assegaf, Al Ustadz Ahmad Dzaki Ghufron dan Al Ustadz Ja’far bin

Agil Assegaf.

Setelah beliau mengabdi di Madrasah Al Khairiyah

Bondowoso, beliau lalu pindah mengajar di madrasah Al Arabiyyah Al

Islamiyyah Gresik setelah itu pada tahun 1951–1957 beliau

memperluas serta membangun lahan baru bersama dengan Al Habib

Zein bin Abdullah Alkaff, sehingga wujudlah Gedung Yayasan Badan

Wakaf yang diberi nama Yayasan Perguruan Islam Malik Ibrahim.

Selain mengajar di lembaga pondok beliau juga mengajar di

rumah pribadinya, di waktu pagi hari dan sore hari, juga majlis

taklim/pengajian rutin malam hari. Karena sempitnya tempat dan

banyaknya murid, maka beliau berusaha mengembangkan pendidikan

itu dengan mendirikan Yayasan Perguruan Islam atas nama beliau Al

Ustadz Ahmad Baradja, Hal ini sebagai wujud nyata dari hasil

pendidikan dan pengalaman yang telah beliau dapat selama 50 tahun,

dan berjalan sampai sekarang ini di bawah asuhan putranya yaitu Al

(31)

19

c. Kepribadian

Penampilan Umar bin Ahmad Baradja sangat bersahaja, juga

dihiasi sifat -sifat ketulusan niat yang disertai keikhlasan dalam segala

amal perbuatan duniawi dan ukhrawi. Beliau juga menjabarkan akhlak

ahlul bait, keluarga Nabi dan para sahabat, yang mencontoh baginda

Nabi Muhammad SAW. Beliau tidak suka membangga-banggakan

diri, baik tentang ilmu, amal, maupun ibadah. Ini karena sifattawadhu’

dan rendah hatinya sangat tinggi.

Dalam beribadah, beliau selalu istiqamah baik sholat fardhu

maupun sholat sunnah qabliyah dan ba’diyah. Sholat dhuha dan

tahajud hampir tidak pernah dia tinggalkan walaupan dalam bepergian.

Kehidupannya beliau usahakan untuk benar-benar sesuai dengan yang

digariskan agama.

Cintanya kepada keluarga Nabi Muhammad SAW dan

dzuriyah atau keturunannya sangat kental tak tergoyahkan. Juga

kepada para sahabat anak didik Rasulullah SAW. Itulah pertanda

keimanan yang teguh dan sempurna.

Dalam buku Kunjungan Habib Alwi Solo kepada Habib Abu

Bakar Gresik, catatan Habib Abdul Kadir bin Hussein Assegaf,

penerbit Putra Riyadi tahun 2003 halaman 93, disebutkan, “… kami

(rombongan Habib Alwi Al-Habsyi) berkunjung ke rumah Syeikh

(32)

senangnya, ia sujud syukur di kamar khususnya. Ia meminta Sayyidi

Alwi untuk membacakan doa dan fatihah”(Al Kisah, 2007: 85-89).

Sifat wara’nya sangat tinggi. Perkara yang meragukan dan

subhat beliau tinggalkan, sebagaimana meninggalkan perkara-perkara

yang haram. Beliau juga selalu berusaha berpenampilan sederhana.

Sifat Ghirah Islamiyah (semangat membela Islam) dan iri dalam

beragama sangat kuat dalam jiwanya. Konsistensinya dalam

menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, misalnya dalam menutup

aurat, khususnya aurat wanita, dia sangat keras dan tak kenal

kompromi. Dalam membina anak didiknya, pergaulan bebas antara

laki-laki dan perempuan beliau tolak keras. Juga bercampurnya murid

laki-laki dan perempuan dalam satu kelas.

4. Karya-karya Umar bin Ahmad Baradja

Karya-karya Umar bin Ahmad Baradja sekitar 11 judul buku yang

telah diterbitkan seperti:

a. Al Akhlak lil Banin (4 jilid)

b. Al Akhlak lil Banat (3 jilid)

c. Sullam Fiqih (2 jilid)

d. 17 Jauharah (17 mutiara doa) dan Ad’iyah Ramadhan (doa bulan

Ramadhan)

Yang semuanya dalam Bahasa Arab, di mana sejak tahun 1950

telah dipakai sebagai buku kurikulum di seluruh pondok pesantren di

(33)

21

Buku-buku tersebut pernah dicetak di Kairo Mesir pada tahun 1969

yang dibiayai oleh Syeikh Siraj Ka’ki dermawan Mekkah, dan dibagikan

secara cuma-cuma ke seluruh Negara Islam.

Syukur Alhamdulillah, atas ridha beliau dan niat agar buku-buku

itu menjadi jariyah dan bermanfaat luas, maka pada tahun 1992 telah

diterbitkan buku-buku tersebut ke dalam bahasa Indonesia, Jawa, Madura

dan Sunda.

Syair-syair beliau dalam Bahasa Arab dengan sastra yang tinggi

cukup banyak dan belum sempat dibukukan, juga karya-karya yang masih

bertuliskan tangan.

B. Sejarah Penulisan Kitab

Umar bin Ahmad Baradja lahir dan dibesarkan dalam lingkungan

keluarga yang agamis. Beliau sangat tekun beribadah dan mengamalkan

ilmunya dengan niat tulus ikhlas, serta selalu menghiasi dirinya dengan akhlak

yang mulia. Ustadz Umar juga tekun dalam menuntut ilmu agama dan Bahasa

Arab, sehingga ia menguasai dan memahaminya.

Sebagai seorang pendidik di beberapa madrasah beliau sangat

memperhatikan masa depan anak didiknya dan masa depan bangsanya. Sebab,

masa depan bangsa terletak pada generasi muda. Akhlak yang baik adalah

tujuan setiap agama dan setiap aliran filsafat. Karena dengan akhlak yang

baik, akan tercipta kebaikan dan perdamaian dalam masyarakat maupun dalam

(34)

tidak berakhlak lapang, maka sempitlah bagi mereka Negeri yang luas(Umar

Al Baradja, 1993:12 ).

Untuk menciptakan suatu Negara yang aman dan makmur, maka

warga Negaranya harus berakhlak mulia. Sebab jika warga Negaranya

berakhlak buruk, maka negara itu akan hancur. Perspektif atau cara

memandang keberadaan suatu bangsa bagi setiap bangsa pastilah memiliki

standar dan tolak ukur yang berbeda. Salah satunya dengan urgennya

penanaman akhlak pada anak.

Sebagaimana syair yang dikutip oleh Umar bin Ahmad Baradja di

dalam kitabnya

ِاﱠﻧ

َﻤﺎ

ْﻟ اُﺎ

َﻣُﻢ

ْﻟ اَﺎ

ْﺧَﻠ

ُق ﺎ

َﻣﺎ

َﺑِﻘ

ﯿ

ْﺖ

*

َﻓِﺎ

ْن

ُھ

ُﻤْﻮ

اَذ

َھ

َﺒ

ْﺖ

َا

ْﺧَﻠ

ُﻗ ﺎ

ُﮭ

ْﻢ

َذ

َھ

ُﺒْﻮ

ا

Artinya :“Kekalnya suatu bangsa adalah selama akhlaknya kekal, akhlaknya sudah lenyap, musnah pula bangsa itu.” .(Umar Al Baradja, 1993).

Pentingnya akhlak dalam kehidupan manusia baik kehidupan individu

maupun kehidupan masyarakat, Umar bin Ahmad Baradja berharap kepada

orang tua atau wali murid dan pengajar atau guru-guru, untuk memperhatikan

pendidikan anak dengan sebaik-baiknya, dengan mengawasi dan

memperhatikan tingkah laku putra-putri dan anak didik yang menjadi

tanggungjawab kita semua, menanamkan tingkah laku yang lahir di lubuk hati

mereka dari tingkah laku yang tercela agar mereka menjadi orang-orang yang

terdidik dan beradab, yang berguna bagi diri dan bangsa mereka.

Memahami akhlak adalah masalah fundamental dalam Islam. Namun

(35)

23

seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki akhlak.

Jika seseorang sudah menanamkan akhlak dan menghasilkan kebiasaan hidup

dengan baik, yakni perbuatan itu selalu diulang–ulang dengan kecenderungan

hati (sadar) (Akhlak Mulia, 1996: 27). Akhlak merupakan kelakuan yang

timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan

kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak

yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Semua yang telah dilakukan

itu akan melahirkan perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia itu

sendiri sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan

mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana

yang cantik dan mana yang buruk.

Apalagi hidup di tengah-tengah zaman yang mengalami dekadensi

moral atau akhlak, dimana juga pendidikan akhlak telah tersisihkan,

memperhatikan tingkah laku dan putra-putri anak didik dari awal

perkembanganya adalah merupakan suatu hal yang sangat penting sekali dan

tidak boleh diremehkan. Karena hal itu merupakan kunci kebahagiaan bagi

anak didik di masa depan. Sebaliknya jika membiarkan anak didik hingga

terbiasa dengan tingkah laku yang buruk, maka masa depan anak didik akan

menjadi buruk, sulit untuk di didik kembali, atau tidak mungkin dididik

kembali selama-lamanya.

Melihat pentingnya pendidikan akhlak atau moral, maka Umar bin

Ahmad Baradja terdorong hatinya untuk menulis kitab yang berisikan tentang

(36)

di rumah serta guru-guru atau pengajar sebagai pedoman untuk membimbing

akhlak anak didiknya. Kitab akhlak tersebut ada dua versi, yang pertama kitab

Al Akhlaq Lil Banin adalah khusus untuk anak laki-laki. Yang ke dua kitab Al

Akhlaq Lil Banat adalah khusus untuk anak perempuan.

Peranan Umar bin Ahmad Baradja yang sangat memperhatikan dan

merasa bertanggungjawab pada kepribadian anak perempuan yang lebih lemah

dan rentan menimbulkan fitnah sebagai penerus bangsa yaitu diungkapkan

pada karyanyaAl Akhlaq Lil Banat. Sebagai warisan pada generasi pada masa

(37)

25 BAB III

DESKRIPSI PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARADJA

DALAM KITABAL AKHLAQ LIL BANAT

A. Konsep Akhlaq Dalam KitabAl Akhlaq Lil Banat

KitabAl Akhlaq Lil Banat terdiri dari tiga jilid, selebihnya akan kami

paparkan kandungan dari kitab tersebut agar dapat kita pahami dengan lebih

mudah.

Pada juz satu secara garis besar berisi bagaimana cara membentuk

akhlaq yang baik, contoh perilaku akhlaq yang baik, perilaku yang dilarang

oleh agama dan contoh perilaku yang dilarang agama. Memperkenalkan Allah

pada anak, memperkenalkan Nabi dan Malaikat Allah dalam artian bahwa

Allah-lah yang menciptakan alam semesta ini untuk kita manfaatkan, sebagai

sarana menyembah dan bertakwa kepada Allah. Menerangkan tentang taat

terhadap perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangan Allah,

menerangkan tentang akhlaq kepada orang tua, bagaimana akhlaq kepada

guru, bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih muda dan lebih tua, dan

bagaimana sopan santun kita ketika kita bertetangga, berteman. Pada bagian

akhir juz pertama diterangkan sopan santun murid ketika dia menerima

pelajaran dari guru dan diakhri dengan nasihat yang ditujukan untuk umum

(masyarakat).

Pada juz dua secara garis besar menerangkan tentang hakikinya

(38)

menjauhi segala larangan-larangan Allah, memberikan panduan kepada anak

agar anak selalu mencontoh apa yang telah Nabi Muhammad SAW. lakukan

dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai anak yang telah dibesarkan oleh orang

tua sudah selayaknya kita mencintai kedua orang tua yang telah melahirkan,

membesarkan serta merawat kita tanpa mengenal lelah, menggambarkan

tamsil-tamsil tentang orang yang senantiasa berbuat kebaikan, dan akan

mendapatkan apa yang dia inginkan, adab kepada saudara laki-laki dan

perempuan untuk saling hormat menghormati dan kasih sayang antar sesama,

kesederhanaan yang menjadi kunci kebahagiaan di dunia dan akhirat,

menerangkan bagaimana cara kita bertetangga yang baik, kewajiban kita

terhadap teman-teman kita menjadi penutup pada juz dua ini.

Pada juz tiga secara garis besar menerangkan tentang bagaimana

sebaiknya kalau kita sedang berjalan, duduk, berbicara, makan, bertamu

dengan sesama muslim, menengok orang yang sedang sakit, adab ketika

takziyah, adab ketika kita ditimpa sebuah musibah, dan diakhiri dengan adab

ketika kita akan pergi serta adab meminta sesuatu kepada Allah. Intinya pada

bab tiga ini merupakan keterangan yang menerangkan tentang hubungan

antara manusia dengan manusia atau ibadahghairu mahdloh.

1. Akhlaq terhadap Allah SWT

Telah kita ketahui bahwa Allah telah memberikan kepada kita

berbagai nikmat dan anugrah yang sangat besar, maka kita wajib

bersyukur atas nikmat tersebut yaitu dengan berakhlaq terhadap Allah

(39)

27

a. Mengabdi atau beribadah hanya kepada Allah SWT

b. Menyayangkan atau mamuliakan Allah SWT

c. Melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya

d. Mencintai Allah SWT melebihi kecintaanya kepada bapak, ibu dan diri

kita sendiri

e. Berusaha dan berdoa memohon kepada Allah SWT agar selamanya

diberi petunjuk jalan yang benar dan memohon keselamatan juga

memohon agar Allah SWT menjadikan anak-anak perempuan yang

baik dan beruntung dunia dan akhirat

f. Bersyukur atas semua nikmat yang diberikan Allah SWT

Apabila kita bersyukur atas nikmat-Nya dengan melakukan

perintah-Nya, maka Allah akan mencintai kita dengan menjadikan

manusia lain juga mencintai kita, menjaga dari bahaya dan penyakit,

dan juga akan memberikan segala sesuatu yang kita inginkan. Allah

juga akan menambahi nikmat-Nya kepada kita, seperti firman Allah

SWT:



























(40)

Dengan semua itu maka hidup kita akan beruntung dan bahagia

dunia dan akhirat.

g. Mencintai Malaikat-Malaikat Allah, para Rasul dan Nabi Allah, dan

orang-orang shalih dari hamba-hamba Allah, karena sesungguhnya

Allah SWT juga mencintai mereka. (Umar Baradja, 1987 : 5-6)

2. Akhlaq terhadap Rasulullah SAW

Jika kita mencintai Allah SWT maka kitapun harus mencintai

Rasul Allah yaitu dengan taat kepada Rasulullah SAW juga merupakan

bagian ketaatan kepada Allah SWT, seperti firman Allah :





























Artinya: “Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Ali Imran: 31). (www.al

qur’an_word.com)

Maka lakukanlah nasihat-nasihat Nabi yang manunjukan kepada

kebaikan dan menjauhkan kejelekan. Karena nasihat tersebut akan

mendatangkan kebahagiaan.

Cinta kepada Nabi Muhammad SAW. tidak cukup sekedar

dilahirkan dalam bentuk pengakuan kata-kata, melainkan harus dibuktikan

dalam bentuk yang nyata antara lain dengan :

a. Mengamalkan dan mematuhi agama Islam yang diajarkannya, baik

(41)

29

b. Berjuang menegakkan, mengembangkan dan membela

ajaran-ajarannya, termasuk pula menjaga kemurniannya dari bid’ah dan

kufarat.

c. Memuliakan Nabi Muhammad SAW. dan memperbanyak shalawat

kepadanya.

d. Memuliakan keluarga dan sahabat-sahabatnya.

e. Mengikuti nasehat-nasehatnya dan mengamalkannya dalam

kehidupan.

Selain kita diwajibkan untuk memuliakan Allah SWT kita juga

diwajibkan untuk memuliakan Rasulullah SAW melebihi cinta kita kepada

dua orang tua dan dirinya sendiri. Karena sesungguhnya Rasulullah SAW

yang mengajarkan agama Islam dan karena Rasulullah kita mengetahui

Tuhan kita, juga bisa membedakan antara halal dan haram. (Umar Baradja,

1987 : 9)

3. Akhlaq terhadap Orang Tua

Ketika kita tahu betapa beratnya tanggung jawab orang tua kita

dalam mendidik dan membesarkan kita hingga kita tumbuh dewasa, betapa

besar kecintaan mereka kepada kita. Maka dengan apa kita akan

membalasnya? Sesungguhnya kita tidak dapat membalasnya, yaitu kecuali

dengan berakhlaq yang baik terhadap mereka. Adapun dasar-dasar akhlaq

(42)

a. Harus menaati kedua orang tua dengan senang hati dan juga

melakukan sesuatu yang kita senangi oleh mereka dan berbuat baik,

kepada mereka Allah berfirman:

















 ...

Artinya : “Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan

sebaik-baiknya... (Q.S.Al Isra’: 23)(www.al qur’an_word.com)

b. Tersenyum di hadapan orang tua

c. Bersalaman kepada orang tua pada waktu pagi ketika hendak mau

pergi dan pada waktu sore ketika pulang ke rumah

d. Mendoakan keduanya selalu dalam kesehatan dan panjang umur

e. Membantunya dengan ikut menjaga kitab-kitab dan pakaian serta

perabot-perabot juga merapikan pada tempatnya

f. Bersungguh-sungguh dalam belajar

g. Melakukan hal-hal yang membahagiakan keduanya, baik di dalam

rumah maupun di luar rumah

h. Menjauhi hal-hal yang dibenci oleh keduanya

i. Tidak berbicara keras di hadapan keduanya akan tetapi berbicaralah di

hadapan mereka dengan cara yang lembut, firman Allah SWT:



...





















(43)

31

ucapkanlah kepada mereka perkaa4taan yang mulia” (Q.S. Al-Isra’:

23).(www.al qur’an_word.com)

j. Jika meminta sesuatu kepada orang tua janganlah memaksa apalagi di

depan tamu

k. Tidak boleh bermuka masam di hadapan keduanya, dengan alasan

apapun

l. Tidak boleh berbohong

m. Berbuat baik kapada ibunya dulu kemudian baru kepada bapaknya,

seperti dalam hadist:

َو

َﻋْﻨ

َر

ِﺿ

َﻲ

َﻗ ﷲ ا

َل ﺎ

:

َﺟ

َء ﺎ

َر

ُﺟ

ٌﻞ

ِاَﻟ

ﱠﻨ ﻟ ا

ِﺒ

ﱢﻲ

َﺻﱠﻠ

ُﷲ ا ﻲ

َﻋَﻠ

َو

َﺳَّﻠ

َﻓ ﻢ

َﻘ

َل ﺎ

:

َر ﺎ

ُﺳْﻮ

َل

ِﷲ ا

َﻣ

ْﻦ

َا

َﺣ

ّﻖ

ﱠﻨ ﻟ ا

ِس ﺎ

ِﺑ

ُﺤ

ْﺴ

ِﻦ

َﺻ

َﺤ

َﺑ ﺎ

ِﺘ

؟ ﻲ

َﻗ

َل ﺎ

ُاﱡﻣ

َﻚ

.

َﻗ

َل ﺎ

ُﺛﱠﻢ

َﻣ

ْﻦ

َﻗ ؟

َل ﺎ

ُاﱡﻣ

َﻚ

.

َﻗ

َل ﺎ

ُﺛﱠﻢ

َﻣ

ْﻦ

َﻗ ؟

َل ﺎ

ُاﱡﻣ

َﻚ

.

َﻗ

َل ﺎ

ُﺛﱠﻢ

َﻣ

ْﻦ

َﻗ ؟

َل ﺎ

َاُﺑ

ْﻮ

َك

)

(

Artinya: ”Dan Abu Hurairah r.a., dia berkata:” Ada seorang laki-laki mendatangi Nabi Muhammad Saw. seraya bertanya: Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk ku pergauli dengan cara yang baik?” Beliau menjawab,”Ibumu”. Dia bertanya,” kemudian siapa lagi”, Beliau menjawab,”Ibumu”.Dia bertanya, ”kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab,”Ibumu”. Dia bertanya ”kemudian siapa lagi?”, Beliau menjawab,”Bapakmu” (H.R. Asy Syaikhani).

Cara berbuat baik kepada Orang tua yang telah meninggal dunia,

yaitu dengan :

1) Berdoa untuk orang tua yang sudah meninggal serta

memohonkan ampun kepada Allah SWT. atas segala

dosa-dosanya.

(44)

4. Akhlaq terhadap Saudara

Seseorang yang lebih dekat setelah kedua orang tua adalah saudara

laki-laki ataupun saudara perempuan kita. Mereka akan senang kepada kita

jika sopan santun terhadap mereka dengan cara berakhlaq sebagai berikut:

a. Memuliakan saudara laki-laki dan saudara perempuan yang lebih besar

b. Menaati dan melakukan perintahnya dan jangan menentangnya

c. Menyayangi saudara laki-laki dan saudara perempuan yang lebih kecil

d. Jangan melukai baik dengan memukul ataupun memarahinya,

memutuskan tali persaudaraan, ataupun merusak dan mengambil

permainan mereka tanpa izin keduanya

e. Selalu memaafkan kesalahan mereka

f. Jangan bertengkar atau berebut dengan mereka ketika akan masuk

kamar mandi atau berebut mainan atau tempat duduk dan yang lainnya

g. Jadilah kamu anak perempuan, orang yang sabar yang suka memberi

maaf dan janganlah cepat marah. Ketika saudaramu berbuat jelek

terhadapmu, janganlah dibalas dengan kejelekan pula akan tetapi

maafkanlah mereka

h. Janganlah terlalu banyak bergurau dengan mereka karena

sesungguhnnya kebanyakan bergurau menyebabkan iri, dengki dan

pertengkaran

i. Ketika melihat saudaramu melakukan hal-hal yang tidak sesuai, maka

(45)

33

Itulah beberapa akhlaq yang perlu diperhatikan dan tidak diragukan

lagi bahwa orang tua kita akan bahagia, ketika kita melakukan akhlaq

seperti ini maka hidup kita akan bahagia dan tenteram bersama

saudara-saudara kita. (Umar baradja, 1987 : 44)

5. Akhlaq terhadap Kerabat

Kerabat adalah siapa pun yang mempunyai ikatan persaudaraan

dengan kita seperti kakek, nenek, saudara laki-laki dan perempuan, paman

dan bibi dari pihak ayah maupun pihak ibu.

Firman Allah SWT:

...











....

Artinya:“…Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu, karib kerabat....” (Q.S.

An-Nisa’:36).(www.al qur’an_word.com)

Mereka semua akan senang kepada kita apabila kita melakukan

akhlaq sebagai berikut:

a. Bekerja sama atau bergotong royong kepada mereka

b. Sopan dalam berbicara dengan mereka

c. Memprioritaskan pemberian bantuan kepada mereka yang sangat

membutuhkan

d. Tidak saling membenci dan memutuskan tali silaturahmi

e. Tidak bermuka masam di hadapan mereka

f. Saling mengunjungi dari satu waktu ke lain waktu, seperti pada hari

raya, atau waktu tertentu misal ketika sakit atau pun habis melahirkan

(46)

h. Menjauhkan perbuatan yang menyakitkan atau membuat marah

mereka.

Apabila anak perempuan melakukan akhlaq seperti di atas maka

akan hidup dengan enak dan disenangi. Allah juga akan memperbanyak

rezeki, memperpanjang umurnya. (Umar baradja, 1987 : 47)

6. Akhlaq terhadap Tetangga

Diwajibkan bagi kita yaitu senang dengan tetangga kita yaitu

dengan cara berakhlaq sebagai berikut:

a. Memuliakan tetangga kita

b. Tidak menyakitkan seperti memarahinya, menghinanya atau

mengeraskan suara ketika mereka sedang tidur, tidak boleh melempari,

mengotori lantai atau tembok rumahnya

c. Mengucapkan salam terlebih dahulu ketika melihat mereka

d. Tersenyum di hadapannya

e. Apabila salah satu dari mereka tidak ada maka tanyakanlah karena itu

menunjukan bahwa kita perhatian kepada mereka

f. Menjenguknya tatkala sakit

g. Memberikan makanan (Umar baradja, 1987 : 56)

7. Akhlaq terhadap Guru

Ketika di rumah orang tualah yang mendidik kita tetapi ketika kita

(47)

35

dan gurulah yang mengajari tentang akhlaq dan mengajari kita tentang

ilmu yang bermanfaat. Menasihati kita dengan nasihat-nasihat yang

berguna dengan harapan menjadi anak yang berbudi pekerti baik.

Akhlaq terhadap guru antara lain:

a. Memuliakan guru kita seperti kita memuliakan orang tua kita

b. Berbicara dengan sopan, jangan memotong perkataan ketika gurumu

berbicara, akan tetapi tunggulah sampai beliau selesai

c. Dengarkanlah dengan baik pelajaran yang disampaikan bila tidak

paham atau menemui kesulitan mintalah kepada gurumu dengan sopan

untuk mengulangi menerangkannya lagi

d. Apabila gurumu bertanya tentang sesuatu hal denganmu maka

jawablah dengan baik dan dengan suara yang jelas

e. Apabila kamu mengharapkan disenangi gurumu maka lakukanlah hal

yang menyenangkan gurumu, seperti: rajin berangkat, datang tepat

pada waktunya, jangan telat masuk kelas kecuali ada keperluan yang

sangat penting dan jika istirahat sudah selesai cepat-cepatlah masuk

kelas, jangan sampai terlambat

f. Ketika gurumu menegur janganlah membuat alasan di depannya

dengan alasan yang tidak benar

g. Taat dan tunduk semua perintahnya dari lubuk hati, bukan kerena takut

dengan hukuman

h. Apabila kamu dihukum maka janganlah kamu marah karena

(48)

kewajibanmu dan semua itu akan kamu rasakan manfaatnya di

kemudian hari atau ketika kamu sudah dewasa. (Umar baradja, 1987 :

60)

8. Akhlaq terhadap Teman

Bahwasanya ketika kamu belajar di sekolah maka kamu memiliki

teman atau bersama teman, sesungguhnya mereka seperti

saudara-saudaramu yang ada di rumah, maka senangilah mereka seperti kamu

senang kepada saudara-saudara, dan berakhlaqlah yang baik terhadap

mereka seperti:

a. Memuliakan/menghormati teman yang lebih besar, dan menyayangi

teman yang lebih kecil

b. Apabila salah seorang temanmu mendapat kesulitan dalam memahami

pelajaran dan meminta penjelasan kepada guru maka dengarkan dan

perhatikan jawaban yang diterangkan oleh guru

c. Bermainlah dengan temanmu di waktu istirahat dan di halaman

sekolah, jangan di kelas

d. Jangan pelit (bakhil) ketika temanmu meminjam sesuatu kepadamu

kerena sesungguhnya sifat bakhil itu adalah sifat yang sangat buruk

sekali

e. Janganlah kamu sombong ketika kamu lebih memiliki keutamaan

darinya seperti kecerdasan, kaya dan tekun atau rajin

f. Ketika melihat temanmu malas maka nasihatilah dia supaya

(49)

37

g. Bantulah temanmu jika membutuhkan pertolongan dalam memahami

suatu pelajaran

h. Jangan melakukan perbuatan yang menyesalkan dan menyakitkan hati

seperti mendesak atau mempersempit tempat duduk, menyembunyikan

alat-alat tulis ataupun membuka tas tanpa izin temanmu

i. Jika meminjam maka janganlah dirusakkan dan jangan dikotori

kemudian cepat-cepat dikembalikan

j. Ketika berbicara maka bicaralah dengan lembut dan tersenyumlah,

jangan mengeraskan suara atau bermuka masam

k. Jauhkanlah dari pertengkaran dan dengki, juga omongan yang jelek.

l. Janganlah berbohong dan adu domba

m. Janganlah bersumpah walaupun perkataanmu itu benar

n. Janganlah menyontek karangan temanmu karena hal itu merugikan

dirimu sendiri. (Umar baradja, 1987 : 66)

9. Akhlaq Berjalan

Wajib diingat dan harus diketahui oleh anak perempuan yang baik

adalah akhlaq ketika berjalan, diantaranya adalah:

a. Mendahulukan kaki kiri ketika keluar dari rumah dan berdo’a

b. Jangan terlalu cepat juga jangan terlalu pelan, sedang-sedang saja

c. Tidak boleh memakai alas kaki (sandal) hanya satu

d. Menjawab salam baik dari orang yang telah engkau kenal maupun

(50)

e. Berjalan di sisi jalan sebelah kanan supaya selamat dari kecelakaan,

dan hindarilah berjalan di tempat-tempat yang licin supaya tidak

terpeleset, juga jangan berjalan di jalan yang sempit dan kotor

walaupun jalan itu lebih dekat dari tujuanmu

f. Sopan dan tidak sombong

g. Berjalan jangan sambil makan, bernyanyi atau bersendau- gurau

h. Menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang sifatnya

mengganggu, yakni tidak membuang hajat di jalan akan tetapi

sebaiknya disunahkan bagi kamu menghilangkan gangguan dari jalan

yang biasanya dilewati manusia

i. Ketika sudah kembali dan mau masuk rumah didahulukan kaki kanan

dan berdo’a.(Umar baradja, 1987 : 19)

Kemudian baru salam kepada ahli rumah, seperti firman Allah:

ا َ

























Artinya: “Apabila kamu memasuki suatu rumah hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkah lagi baik”.(An-nur : 61)(www.al qur’an_word.com)

10. Akhlaq Duduk

(51)

39

a. Duduklah dengan tegap, jangan memiringkan kepala ke kanan atau ke

kiri, juga jangan membengkokkan badanmu

b. Ketika duduk di kursi, jangan meletakkan kaki yang satu di atas kaki

yang lainnya

c. Bisa menempatkan diri, artinya apabila di dalam pertemuan suatu

majelis yang sedang bergembira maka ikutlah bergembira, akan tetapi

jika orang dalam majlis bersedih atau berduka jangan bergurau atau

tertawa keras

d. Hendaknya tidak duduk di tempat duduk seseorang yang berdiri untuk

keperluan yang tidak lama

e. Hendaknya tidak memberdirikan seseorang dari tempat duduknya lalu

tempat duduknya engkau duduki

f. Janganlah duduk di tengah– tengah lingkungan

g. Jikalau memungkinkan duduklah menghadap kiblat

h. Duduklah di tempat yang dekat dari kamu masuk, jangan duduk di

tengah jalan

i. Menghindari hal-hal buruk seperti memasukkan jari ke hidung atau

mulut, ketika batuk, tutuplah dengan tangan dan jangan mengeraskan

suara

j. Saling menasehati dengan sikap yang baik

k. Bila telah selesai pertemuan mengucapkan istighfar, sebagaimana telah

(52)

ُﺳْﺒ

َﺤ

َﻧ ﺎ

َﻚ

ّﻠ ﻟ ا

ﱠﻢ

َوِﺑ

َﺤْﻤ

ِﺪ

َك

َا

ْﺷ

ُﺪ

َا

ْن

َﻟ

ِا ﺎ

َﻟ

ِاﱠﻟ

َا ﺎ

ْﻧ

َﺖ

َا

ْﺳَﺘ

ْﻐِﻔ

ُﺮ

َك

َوَاُﺗ

ْﻮ

ُب

ِاَﻟ

َﻚ

Artinya : “ Maha Suci Engkau ya Allah dan segala pujian hanya untuk -MU, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku mohon ampunan–MU dan aku bertaubat kepada -MU”. (Umar baradja, 1987 : 23)

11. Akhlaq Berbicara

Ketika akan berbicara maka harus diperhatikan beberapa hal,

diantaranya adalah:

a. Sebelum berbicara hendaknya menimbang dulu, apakah yang akan

dibicarakan itu baik atau tidak, jika baik maka bicarakanlah, jika tidak

baik maka lebih baik diam

b. Berbicara pada tempatnya, artinya jangan membuat tertawa di waktu

susah atau sebaliknya

c. Berbicara dengan pelan-pelan atau tidak tergesa-gesa

d. Berbicara seperlunya saja

e. Hendaknya

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

KPK sebagai lembaga negara baru yang dibentuk dengan amanat UU Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan UU KPK, KPK

Agama (yakni agama wahyu) bukanlah pengetahuan melainkan pemberitaan, yakni pemberitaan dari Tuhan (dalam hal ini pemberitahuan Tuhan atau agama wahyu itu adalah obyek yang

ServiceOrientedArchitecture adalah suatu bentuk pendekatan arsitektur sistem yang dibangun berdasarkan sekumpulan service yang membentuk SOA.SOA adalah sebuah framework

ketika pertahanan dari inang tidak mampu atau tidak dapat menghancurkan bakteri patogen maka pemberian bakteriosidal dapat membunuh mikroba patogen dengan beberapa kondisi

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 2 Tahun 2010 tentang Retribusi Jasa Usaha (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar dan kedisiplinan pengumpulan tugas dengan menggunakan aplikasi Google Classroom pada siswa kelas IVB SD

Hari ulang tahun Sensei (Bu guru) kita, dan dia mendapatkan hadiah istimewa: muridnya bisa mengarang dengan tenang.. Hari – hari di Kyoushitsu (kelas) dilaluinya