• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PLB 1001490 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PLB 1001490 Chapter3"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Ismie Dewi Maryan, 2014

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN

Metode merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu penelitian agar

memberikan gambaran yang jelas serta dapat menjadi pemandu peneliti

untuk mengetahui bagaimana penelitian itu dilaksanakan, sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

dengan pendekatan kualitatif supaya peneliti dapat memahami dan

memberikan penjelasan tentang fenomena yang terjadi di lapangan atau

mendapat gambaran tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran

keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI

Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Sebagaimana dikemukakan oleh Nazir, M. (1983, hlm. 63) bahwa “suatu metode dalam meneliti status sekeklompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Untuk dapat memperoleh data penelitian yang lebih akurat dari individu secara utuh, peneliti

menggunakan pendekatan kualitatif. Basrowi dan Suwardi (2008, hlm. 1)

menjelaskan bahwa: “Penelitian kualitatif adalah salah satu metode

penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir induktif”. Melalui penelitian ini juga, peneliti dapat merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan

sehari-hari. Bogdan dan Tailor [dalam Moleong, L.J. (1975, hlm. 4) mendefinisikan “pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

(2)

Ismie Dewi Maryan, 2014

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 25

diyakini mampu mengarahkan pencarian-pencarian konsep baru dari

kombinasi antara perspektif yang diteliti dan pespektif peneliti

Situasi di lapangan penelitian bersifat natural dan sebagaimana

adanya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nasution, S (1996, hlm. 18), yaitu: “Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik”, karena data yang dikumpulkan bercorak kualitatif. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, metode deskriptif dengan pendekatan

kualitatif merupakan metode yang tepat, sejalan dengan tujuan dari

penelitian naturalistik kualitatif, yaitu mengungkap kenyataan yang ada

dilapangan kemudian di deskripsikan melalui kata-kata, foto maupun

gambar dokumentasi.

B. DEFINISI OPERASIONAL

1. Kegiatan Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian

kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Winarno (1983, hlm. 50) bahwa: pembelajaran adalah proses

berlangsungnya kegiatan belajar dan membelajarkan siswa di kelas.

Pelaksanaan pembelajaran adalah interaksi guru dan siswa dalam rangka

menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

2. Keterampilan Anyaman adalah bentuk kerajinan tradisional yang sudah

lama tumbuh di Indonesia. Menganyam merupakan suatu kegiatan

menjalin bahan yang berbentuk pita sehingga satu sama lainnya saling

kuat-menguatkan dan menggunakan teknik tertentu untuk menghasilkan

motif yang berulang. Dalam masa perjalanannya yang cukup panjang,

keterampilan anyaman mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai hal

(3)

Ismie Dewi Maryan, 2014

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 26

produk sesuai permintaan konsumen. Perubahan ini tumbuh dan berjalan

seiring dengan bentuk, motif, serta fungsi dari tradisional sampai yang

baru. Keanekaragaman bentuk, motif, maupun fungsi dari keterampilan

anyaman menjadikan produk anyaman mempunyai daya tarik tersendiri

dan khas dalam penampilan.

3. Anak tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam

penglihatan. Tunanetra dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu

buta total (blind) dan low vision. Karena tunanetra memiliki keterbatasan

dalam indra penglihatan, maka proses belajar mengajar menekankan pada

alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran. Oleh karena

itu, prinsip harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada

individu tunanetra adalah media yang digunakan harus bersifat taktual dan

bersuara. Anak tunanetra memiliki karakteristik kognitif, sosial, emosi,

motorik dan kepribadian yang sangat bervariasi. Hal ini sangat tergantung

pada waktu anak mengalami ketunanetraan, tingkat ketajaman

penglihatannya, usianya, dan tingkat pendidikannya.

Jadi dari definisi operasional variabel diatas dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud judul penelitian ini adalah suatu upaya yang dilakukan

peneliti dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran keterampilan anyaman

pada anak tunanetra, sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai

pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman yang sesuai dengan

kemampuan anak tunanetra yang tersusun dalam persiapan pembelajaran,

proses, hambatan dan evaluasi pembelajaran keterampilan anyaman pada

anak tunanetra.

C. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen utama pengumpulan data pada sebuah penelitian kualitatif

(4)

Ismie Dewi Maryan, 2014

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 27

(Bungin, 2001, hlm. 71 dan Danim, 2002, hlm. 135). Panduan bagi penelitian

yang digunakan adalah pedoman wawancara/insterview guide. Penggunaan

model wawancara tentu saja disesuaikan dengan keberadaan data data

lapangan yang dicari dan diperlukan oleh peneliti.

Sebagaimana disebutkan, tujuan kualitatif bersifat mendeskripsikan

keadaan atau fenomena yang sedang terjadi, oleh sebab itu instrumen

diperlukan karena peneliti dituntut dapat menemukan data yang diangkat dari

fenomena atau peristiwa tertentu, peneliti dalam melaksana walaupun

wawancara sifatnya tak terstruktur tetapi minimal peneliti menggunakan

pokok-pokok pertanyaan yang akan ditanyakan sebagai catatan, yang juga

disebut sebagai pedoman wawancara interview guide. (Suharsimi, 1998, hlm.

137).

Wawancara tak terstruktur identik dengan wawancara bebas, sifatnya

hanya membimbing dan membantu dalam proses wawancara. Peneliti hanya

mengajukan sejumlah pertanyaan yang mengandung jawaban/komentar

informan yang diwawancarai tidak banyak dipengaruhi pewawancara dan

biasanya berlangsung secara informal. Penulis melakukan 3 (tiga) langkah

yang perlu dalam melakukan wawancara, yaitu:

1. Pembukaan, yaitu peneliti menciptakan suasana kondusif, memberi

penjelasan fokus yang dibicarakan, tujuan wawancara, waktu yang akan

dipakai dsb.

2. Pelaksanaan, yaitu ketika memasuki inti wawancara, sifat kondusif tetap

diperlakukan dan juga suasananya informal.

3. Penutup yaitu berupa pengakhiran dari wawancara, ucapan terima kasih,

kemungkinan wawancara lebih lanjut, tindak lanjut yang bakal

(5)

Ismie Dewi Maryan, 2014

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 28

D. PROSEDUR PENELITIAN

Tahap-tahap penelitian merupakan aspek-aspek yang sangat berperan

penting dalam membantu proses penelitian, karena usaha inilah yang nantinya

akan memberikan gambaran tentang keseluruhan perencanaan, pelaksanaan,

pengumpulan data, analisis data, penafsiran data hingga penulisan laporan

hasil penelitian. Tahap-tahap penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Menyusun Rancangan penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menyusun

rancangan/proposal penelitian yang diajukan kepada Dewan Skripsi,

kemudian disetujui untuk mengikuti seminar proposal penelitian.

Selanjutnya peneliti melakukan bimbingan dan konsultasi dengan Dosen

Pembimbing I dan Dosen Pembimbing 2 untuk melengkapi dan

menyempurnakan rancangan penelitian.

2. Memilih Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini berdasarkan hasil pengamatan peneliti mengenai

kegiatan pembelajaran tunanetra di SLB ABC PGRI Ciawi yang memang

di Sekolah tersebut tidak adanya guru yang berasal dari spesialisasi

tunanetra, sehingga guru kelas mendapatkan kesulitan untuk mengajarkan

keterampilan terhadap anak tunanetra. Dari hasil pengamatan tersebut,

pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) siswa tunanetra di

SLB ABC PGRI Ciawi hanya mempelajari beberapa aspek saja seperti

musik, menyanyi dan memasak, tetapi untuk pembelajaran keterampilan

anyaman tidak dipelajari walaupun sudah ada dalam buku paket pelajaran

SBK. Pembelajaran keterampilan anyaman hanya disebutkan teori

mengenai ciri-ciri anyaman dan daerah asal anyaman tersebut dibuat,

(6)

Ismie Dewi Maryan, 2014

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 29

mengetahui teorinya saja. Maka dalam kesempatan ini peneliti mencoba

mengamati, mengetahui, menggali dan menggambarkan bagaimana

pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman untuk anak tunanetra

kelas VI tersebut.

3. Mengurus Perizinan

Kegiatan penelitian ini memerlukan perizinan yang tepat pada setiap

lembaga yang bersangkutan dimulai dari jurusan Pendidikan Khusus,

kemudian Fakultas Ilmu Pendidikan hingga samapai pada tingkat institut

yaitu Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) UPI.

Kemudian mengurus perizinan ke pemerintahan Provinsi Jawa Barat yaitu

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) Jawa Barat dan

selanjutnya merekomendasikan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

dan memeberikan surat rekomendasi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Barat kepada Kepala Sekolah untuk mengadakan penelitian di sekolah

tersebut.

4. Persiapan Perlengkapan Penelitian

Persiapan perlengkapan penelitian ini meliputi perlengkapan segala

sesuatu yang berkenaan dengan kegiatan penelitian untuk membantu dan

mempermudah kelancaran dalam pengumpulan data yang tepat,

diantaranya pedoman wawancara, pedoman observasi, dokumentasi serta

peralatan penunjang kegiatan penelitian yag dibutuhkan.

E. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya yang berlokasi di Jl. K.H Moh Bagowi Desa Sukamantri

(7)

Ismie Dewi Maryan, 2014

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 30

1. Identitas Sekolah

a. Nama Sekolah : SLB ABC PGRI Ciawi

b. No. Statistik Sekolah : 80.2.02.12.36.001

c. Tanggal Pendirian : 24 Juli 1986

d. Status Sekolah : Swasta

e. Penyelenggaraan : PPLP/PGRI/KPT

f. Alamat Yayasan : Jl. Talaga Bodas No.56 Bandung

g. Akreditasi : C

h. E-mail : [email protected]

i. Luas Lahan Sekolah : 432 M2 (31 Bata)

j. Luas Bangunan : 144 M2

k. Status Kepemilikan : Hak Guna Pakai/Milik Yayasan

l. Jumlah Pendidik : 9 Orang

m. Jumlah PTK : 1 Orang

n. Waktu Belajar : Pagi

o. Pemanfaatan lahan : 1) Bangunan

2) Sarana Olahraga

3) Sarana Pertanian

p. Bangunan

(8)

Ismie Dewi Maryan, 2014

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 31

2) Ruang Kepsek : Satu Bangunan permanen

3) Ruang Guru : Satu Bangunan permanen

4) Dapur : Satu Bangunan permanen

5) Kamar Mandi : Dua Bangunan permanen

q. Penyediaan Air Bersih: Sumur, Pompa

r. Penerangan : Listrik 440

2. Peserta Didik SLB ABC PGRI Ciawi Tasikmalaya

a. Anak Tunanetra (Low Vision)

b. Anak Tunarungu

c. Anak Tunagrahita

d. Anak Tunadaksa

e. Anak Tunaganda

3. Satuan Pendidikan

a. TKLB

b. SDLB

c. SMPLB

d. SMALB

4. Visi Misi Sekolah

(9)

Ismie Dewi Maryan, 2014

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 32

Terwujudnya Sekolah Luar Biasa yang memfasilitasi peserta didik dalam hal kemandirian, kedisiplinan, kerja keras dan

bertanggung jawab dengan mengembangkan potensi diri melalui

pendidikan layanan terpadu yang dijiwai oleh nilai-nilai budaya dan

karakter bangsa .”

b. Misi Sekolah

(1) Menumbuhkan sikap kemandirian untuk beraktifitas dalam

menjalani kehidupannya (ADL).

(2) Mengembangkan sikap bersosialisasi dengan lingkungan

disekitarnya

(3) Membentuk peserta didik yang dapat berkomunikasi secara

komunikatif

(4) Mewujudkan siswa yang berprestasi dalam bidang olahraga,

kesenian, dan keterampilan baik di tingkat kabupaten, provinsi,

dan nasional

(5) Menanamkan sikap disiplin untuk melaksanakannya

kewajibannya sebagai umat muslim

(6) Memenuhi target bidang akademik dengan menyelesaikan

pendidikan sampai ke jenjang SMPLB di SLB ABC PGRI

Ciawi

c. Motto Sekolah

(10)

Ismie Dewi Maryan, 2014

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 33

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data adalah bahan keterangan tentang sesuatu obyek penelitian yang

lebih menekankan pada aspek materi, segala sesuatu yang hanya

berhubungan dengan keterangan tentang suatu fakta yang ditemui peneliti di

daerah penelitian (Bungin, 2001, hlm 123). Dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang menjadi instrumen adalah peneliti itu

sendiri. Selain itu peneliti sebagai instrumen, peneliti bisa menggunakan

hubungan langsung dengan responden dan objek lainnya untuk memahami

kaitan-kaitan dengan kenyataan. Oleh karena itu, pada waktu

mengumpulkan data dilapangan, peneliti berperanserta pada situs penelitia

dan mengikuti secara aktif kegiatan penelitian tersebut. Teknik

pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Studi literatur atau kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dengan cara

mempelajari buku-buku dan dokumen yang berhubungan dengan pokok

penelitian. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk menjaring data

sekunder.

2. Studi lapangan, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan langsung pada objek penelitian. Studi lapangan ini

menggunakan tiga bentuk kegiatan, yaitu :

a. Observasi, yaitu pengumpulan data atau informasi dengan mengamati

langsung terhadap objek yang sedang diteliti untuk mengetahui

kondisi yang sebenarnya. Dengan observasi, maka data yang

diperoleh akan lebih lengkap sampai mengetahui pada tingkat makna

dari setiap perilku yang nampak. Observasi ini dilakukan terhadap

dua siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi.

b. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan mengadakan tanya

jawab secara langsung dengan berbagai pihak yang terkait dengan

(11)

Ismie Dewi Maryan, 2014

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 34

berpedoman pada instumen yang telah dibuat, dimana setiap

wawancara peneliti melakukan tatap muka secara langsung dengan

bantuan alat rekam, buku catatan, dan alat tulis.

c. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan mempelajari

data-data yang ada, dan merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara.

G. ANALISIS DATA

Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menyusun

data berarti menggolongkannya dalam pola, tema atau katagori (Nasution,

1988, hlm 126). Data hanya akan bermakna jika dianalisis secara akurat dan

seksama untuk diberi makna. Dalam analisis data, peneliti dilibatkan

sedemikian rupa agar kesimpulan dan keputusan dapat dirumuskan secara

baik dan benar. Analisis data merupakan proses pencandraan/discription dan

penyusunan transkrip interview serta material lain yang telah terkumpul.

Maksudnya agar peneliti dapat menyempurnakan pemahaman terhadap data

tersebut untuk kemudian menyajikannya kepada orang lain dengan lebih

jelas tentang apa yang telah ditemukan atau dapatkan dari lapangan (Danim,

2002, hlm 210).

Proses analisis data di mulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang ditulis dalam

catatan lapangan. Setelah semua data penelitian diperoleh, kemudian dibuat

reduksi data yakni memilih data-data yang dianggap penting, setelah dipilih

data yang dianggap penting kemudian data yang tidak penting dibuang, lalu

disajikan dalam pola, kemudian ditarik kesimpulan dari data-data yang akan

Referensi

Dokumen terkait

Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan,

oleh para penderita TB paru dalam melakukan pengobatan dan hal-hal yang. memengaruhi perilaku tersebut atau yang disebut sebagai determinan

Gambar 5.21 Grafik Perubahan Garis Pantai dengan Kombinasi Pengamanan Seawall atau Revetment dan Breakwater

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dalam melakukan penilaian, agar penilaian yang dilakukan dapat memberi gambaran yang sebenarnya tentang keberhasilan siswa

Anggota, beberapa Anggota, atau penguasa internasional yang bersangkutan dapat sewaktu-waktu, dimana ratifi kasi Konvensi ini dapat dicabut sesuai dengan ketentuan Pasal

Menurut AI Muchlar (2004:2) pendldikan IPSsebagai salah satu program pendidikan, dihadapkan pada lanlangan untuk dapat menlngkatkan mutu pendidikan di Indonesia, sehingga

Delta plain merupakan baigan daratan dari delta dan terdiri atas endapan sungai yang lebih dominan daripada endapan laut dan membentuk suatu daratan rawa-rawa

Usaha konservasi tradisional pada masyarakat Suku Yali Kampung Hubakma secara langsung sudah terlihat dari cara pengambilan kulit kayu yang dijadikan sebagai bahan baku pembuatan