• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ringkasan PROSEDUR PENANGANAN KONFLIK SOSIAL Final

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ringkasan PROSEDUR PENANGANAN KONFLIK SOSIAL Final"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PROSEDUR PENANGANAN KONFLIK SOSIAL

Latar Belakang

Sebagai perusahaan penghasil minyak kelapa sawit yang terintegrasi, GAR/SMART peduli pada pentingnya penerapan prinsip-prinsip produksi minyak sawit berkelanjutan. Oleh karena itu GAR/SMART berkomitmen untuk meniadakan jejak deforestasi; menerapkan praktik dan standar industri terbaik; pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab; menghormati hak-hak masyarakat asli dan komunitas setempat, pemberdayaan masyarakat yang berada di sekitar operasional perusahaan dengan tetap memaksimalkan keuntungan jangka panjang yang diperoleh para pemegang saham.

Sebagai bagian dari penerapan Kebijakan Sosial dan Keberperanan Komunitas yang dalam penyusunannya memperoleh masukan dari The Forest Trust, GAR/SMART menilai perlunya penanganan konflik sosial secara bertanggung jawab.

Tujuan

Prosedur ini disusun sebagai rujukan bagi perusahaan dalam menangani konflik sosial dengan bertanggung jawab terhadap semua konflik sosial yang muncul di seluruh wilayah operasional GAR/SMART.

Ruang Lingkup

(2)

Bagan Alur Prosedur

Penjelasan Prosedur

1. Menerima Laporan Konflik

a. Pihak yang terlibat memberikan pendapat yang berbeda mengenai suatu obyek yang

berakibat pada konflik.

b. Unit Operasional menerima informasi mengenai suatu konflik yang terjadi di dalam/di

sekitar wilayah operasional.

c. Unit operasional berkoordinasi dengan Tim Penanganan Konflik untuk mengidentifikasi dan

menganalisis konflik.

2. Merencanakan Penanganan Konflik

a. Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis konflik, unit operasional terkait dan tim

penanganan konflik menyusun rencana penanganan konflik.

b. Tim Penanganan Konflik meminta persetujuan Pucuk Pimpinan untuk penanganan konflik.

3. Penanganan Konflik

a. Tahap pertama penanganan konflik dilakukan dengan cara negosiasi. Pihak yang berkonflik

dengan perusahaan berhak untuk memilih wakil mereka dalam proses perundingan.

b. Jika negosiasi tidak berhasil, proses penanganan konflik ditingkatkan menjadi mediasi. Di

dalam proses ini dimungkinkan pelibatan pihak ketiga yang disetujui oleh pihak berkonflik.

Prosedur PADIATAPA

Unit Operasional Terkait

Pihak Berkonflik Tim Penanganan Konflik Pucuk Pimpinan

P e rs iap an P e re n can aan P e n an g an an K o n fl ik

Mengajukan Klaim Penerimaan Laporan Konflik Identifikasi dan Analisis Konflik Formulir P e n an g an an K o n fl ik

Menyusun Rencana Penanganan Konflik

Penanganan Konflik melalui Negosiasi dan Mediasi Formulir Identifikasi Konflik Formulir Analisis Konflik Persetujuan Tidak Ya Kesepakatan P e man tau an d an E val u as i

Pemantauan Pelaksanaan Kesepakatan

(3)

c. Jika proses mediasi tidak berhasil maka penanganan konflik dilakukan dengan cara litigasi, dan seluruh proses harus didokumentasikan dengan baik.

4. Pemantauan dan Evaluasi

a. Pemantauan terhadap kesepakatan yang dicapai dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali di

setiap akhir semester.

b. Evaluasi terhadap kesepakatan yang dicapai dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali pada akhir

tahun.

Referensi

Dokumen terkait

Diksi (pilihan kata). Berdasarkan data di atas, diperoleh gambaran atau temuan bahwa kemampuan PHQXOLV NHPEDOL LVL FHUSHQ ³ Sepotong Burger ´ NDU\D 6DQLFH $OILHWD oleh siswa

Dalam studi kasus ini akan dilakukan analisis terhadap jumlah mahasiswa yang melakukan undur diri, drop out (DO) dilihat dari beberapa atribut atau variabel yang terkait, yaitu

Dalam bulan Februari 2002 laju inflasi mencapai 1,50% antara lain disebabkan oleh bencana banjir yang melanda beberapa daerah dan dampak lanjutan dari kenaikan harga BBM

reinforcement (penguatan) untuk meningkatkan kedisiplinan mahasiswa mahasiswa semester III B Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Bangun Nusantara

Excel ini sangat membantu Perusahaan Sinar Harapan dalam masalah pencatatan transaksi dan masalah hutang piutang sehingga dapat bekerja lebih cepat,tepat dan

Dari data tersebut diatas dapat terlihat bahwa nilai PNT > 15% yang berarti tanah tambak di Kabupaten Takalar adalah tergolong dalam kelompok tanah salin.. Tanah bukan

Untuk mengerti mengapa anda tidak dapat menggunakan bukti bersyarat dalam kasus ini, pertama perhatikan bahwa tidak ada aturan untuk merubah sebuah pernyataan dalam bentuk x & y

Perkembangan teknologi informasi yang semakin bersaing mendorong penggunaan dan pemanfaatan di berbagai aspek bidang, seperti pada perusahaan penyedia air bersih (PDAM)