• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan tentang pengetahuan pemberian ASI dengan status gizi bayi umur 0-6 bulan yang berkunjung ke R.S.U. Mitra Sejati Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan tentang pengetahuan pemberian ASI dengan status gizi bayi umur 0-6 bulan yang berkunjung ke R.S.U. Mitra Sejati Medan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Payudara

Gambar 2.1 : Gambaran anatomi payudara

(Sumber :

Bagian-bagian payudara terdiri dari: )

1. Pabrik ASI (alveoli)

a) Berbentuk seperti buah anggur

b) Dindingnya terdiri dari sel-sel yang memproduksi ASI jika dirangsang oleh hormon prolaktin

2. Saluran ASI (lactiferous duct)

Berfungsi untuk menyalurkan ASI dari pabrik ke gudang 3. Gudang ASI (lactiferous sinus)

Tempat penyimpanan ASI yang terletak dibawah areola. 4. Otot polos (myoepitel)

(2)

2.2. Fisiologi laktasi

Selama masa kehamilan, hormon estrogen dan progesteron menginduksi perkembangan alveoli dan duktus laktiferous di dalam payudara, serta merangsang produksi kolostrum. Produksi ASI tidak berlangsung sampai masa sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormon estrogen menurun ini memungkinkan naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI.

Pelepasan ASI dibawah kendali neuro-endokrin. Rangsangan sentuhan pada payudara (bayi menghisap) akan merangsang produksi oksitoksin yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel. Proses ini disebut sebagai “reflex prolaktin” atau milk production reflects.

Hisapan bayi memicu pelapasan ASI dari alveolus mamae melalui duktus ke sinus laktiferous. Hisapan merangsang produksi oksitoksin oleh kelenjar hypophysis anterior. Oksitoksin memasuki darah dan memyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel yang mengelilingi alveolus mamae dan duktus laktiferous. Kontraksi sel-sel ini mendorong ASI keluar dari alveoli melalui duktus laktiferous menuju sinus laktiferous, tempat ASI disimpan. Pada saat bayi menghisap, ASI di dalam sinus tertekan keluar ke mulut bayi (Chloe, 1996).

2.3 Air Susu Ibu (ASI) 2.3.1 Pengertian ASI

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan natural yang pertama untuk bayi. ASI mengandungi semua jumlah energi dan nutrisi yang diperlukan oleh bayi (Lucen et all, 2012).

Menurut Hala (2013), ASI terdiri dari vitamin, zat antibodi dan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi untuk enam bulan pertama dan tidak ada cairan lain atau makanan yang diperlukan.

(3)

2.3.2 Pengertian ASI eksklusif

Yang dimaksud dengan ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman pendamping (termasuk air jeruk, madu, air gula), yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan. Komposisi ASI sampai dengan 6 bulan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, meskipun tanpa tambahan makanan atau produk minuman pendamping (Ari, 2009).

Pada laporan kesihatan Riskesdas 2013, persentase proses mulai menyusu pada anak umur 0 – 23 bulan menurut provinsi, Indonesia menunjukkan bahwa persentase pemberian ASI saja dalam 24 jam terakhir semakin menurun seiring meningkatnya umur bayi dengan persentase terendah pada bayi umur 6 bulan (30.2%).

2.3.3 Pengertian Kolostrum

Menurut Hala (2013), kolostrum merupakan cairan kental warna kekuning-kuningan yang pertama disekresi setelah bayi lahir dan kolostrum direkomendasikan oleh WHO sebagai makanan yang paling unggul untuk bayi baru lahir.

Kolostrum yang kaya akan protein, mineral, dan antibodi. Kolostrum berubah menjadi ASI yang matur kira-kira 15 hari sesudah bayi lahir (Ari, 2009). 2.3.4 Komposisi Gizi ASI

1. Protein

Menurut Ari (2009), protein ASI paling rendah, berkisar 1,3g/ml pada bulan pertama dengan rata-rata 1,15g/100 ml dihitung berdasarkan total nitrogen x 6,25. ASI mengandung whey protein dan casein. Casien adalah protein yang sukar dicerna dan whey protein adalah protein yang membantu menyebabkan isi pencernaan bayi menjadi lebih lembut dan mudah dicerna oleh usus bayi.

(4)

Menurut Gerald et al (1991), protein yang terdapat di susu ASI diklasifikasikan ke dua kelompok by Jenness, yang organ dan spesis spesifik (casein, alpha-lactalbumin, beta-lactoalbumin dan lactoferin) ; dan yang spesis spesifik tapi bukan organ spesifik (albumin, immunoglobulin dan transferrin). Alpha-lactalbumin telah diidentifikasikan sebagai satu komponen enzim yang akan mensintesa laktosa.

2. Lemak

Lemak ASI terdiri dari trigliserida (98-99%) yang dengan enzim lipase akan terurai menjadi trigliserol dan asam lemak. Enzim lipase tidak hanya terdapat pada sistem pencernaan bayi, tapi juga dalam ASI. Lemak ASI lebih mudah dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi. Salah satu keunggulan lemak ASI adalah kandungan asam lemak esensial, docosahexaenoic acid (DHA) dan arachnoic acid (AA) yang berperan penting dalam pertumbuhan otak sejak trimester I kehamilan sampai 1 tahun usia bayi.Yang merupakan asam lemak esensial sebenarnya adalah kelompok Omega-3 yang dapat diubah menjadi DHA dan Omega-6 yang dapat diubah menjadi AA.

Konsentrasi lemak meningkat dari 2.0 g/ 100 ml pada kolostrum menjadi sekitar 4 – 4,5 g/ ml pada 14 hari setelah persalinan. Kadar lemak jenuh adalah 42% dan tidak jenuh adalah 57% (Ari, 2009).

3. Vitamin

Menurut Gerald et al (1991), Pada ASI, Vitamin A terdapat pada pelbagai bentuk, retinol, retinyl esters, dan beta-carotene. Jumlah vitamin A pada ASI matur adalah 40µg/100 pada golongan ibu Swedish yang ternutrisi baik. Jumlah Vitamin K pada susu ASI yang matur adalah 15µg/ liter. Vitamin D pada susu ASI adalah sejumlah 0,5µ/ liter.

(5)

4. Zat Besi

Menurut Ari (2009), meskipun ASI mengadung sedikit zat besi (0.5-1.0 mg/liter), namun bayi yang menyusui jarang terkena anemia. Bayi lahir dengan cadangan zat besi dan zat besi dari ASI diserap dengan baik (>70%) dibandingkan dengan penyerapan 30% dari susu sapi dan 10% dari susu formula.

Ada bukti menyatakan bahwa asam folat yang terdapat pada ASI lebih mudah untuk diabsorpsi. Pada 35 bayi yang disusui, plasma dan jumlah folat sel darah merah lebih tinggi berbanding yang diberi susu formula (Gerald et al, 1991).

5. Zat anti Infeksi

ASI mengandungi anti infeksi terhadap berbagai macam penyakit, seperti penyakit saluran pernafasan atas, diare, dan penyakit saluran pencernaan. ASI sering disebut “darah putih” yang mengandung enzim, immunoglobulin, dan leukosit. Leukosit terdiri atas fagosit 90% dan limfosit 10%, yang meskipun sedikit tetap dapat memberikan efek protektif yang signifikan terhadap bayi.Immunoglobulin merupakan protein yang dihasilkan oleh sel plasma sebagai respon terhadap adanya imunogen atau antigen (zat yang menstimulasi tubuh untuk memproduksi antibodi). Ada 5 macam Immunoglobulin : IgA, IgM, IgD, dan IgG. Dan kelimanya, secretory IgA (sIgA) disekresi oleh makrofag (disintesa dan disimpan dalam payudara), yang berperan dalam fungsi antibodi ASI melalui alur limfosit (lymphocyte pathway). Antibodi IgA yang terbentuk dalam payudara ibu (melalui ASI) setelah ibu terdedah pada antigen disaluran pencernaan dan saluran pernafasan disebut BALT. (bronchus associated immunocompetent lymphoid tissue) dan GALT (gut associated immunocompetent lymphoid tissue).

Bayi baru lahir mempunyai cadangan IgA sedikit dan karena itulah ia sangat memerlukan tambahan proteksi sIgA dalam ASI terhadap penyakit infeksi.

6. Laktoferin

(6)

7. Faktor Bifidus

Faktor bifidus dalam ASI meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dalam usus bayi (Lactobacillus Bifidus) yang melawan pertumbuhan bakteri patogen (seperti Shigela, Salmonela dan E.Coli), yang ditandai dengan pH rendah (5-6), bersifat asam, dari tinja bayi.

8. Lisozim

Lisozim termasuk whey protein yang bersifat bakteriosidal, antiinflamasi dan mempunyai kekuatan beberapa ribu kali tinggi dari susu sapi. Lisozim dapat melawan serangan E.Coli dan Salmonela, serta lebih unik dibandingkan dengan antibodi lain karena jika yang lain menurun maka kadar lisozim akan meningkat di ASI setelah bayi berumur diatas 6 bulan- saat bayi sudah mulai diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Oleh karena itu, kemungkinan terkena infeksi semakin tinggi.

9. Taurin

Taurin adalah asam amino dalam ASI yang terbanyak kedua dan tidak terdapat dalam susu sapi. Berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting dalam maturasi otak bayi. Karena itu, susu formula bayi kebanyakkan berusaha menambah taurin di dalam formulanya (Ari, 2009).

2.3.5 Volume ASI

(7)

2.4. Manfaat ASI 2.4.1 Pada bayi

Menurut penelitian Sheila dan Timothy (2003) tentang manfaat pemberian ASI, dinyatakan bahwa bayi yang diberi ASI mendapat kelebihan nutrisi dan perkembangan yang meningkatkan kesihatan seumur hidup. Bayi yang diberi ASI menunjukan daya tahan yang kuat terhadap penyakit infeksi dan sistem imun yang kuat berbanding yang diberi susu formula.

Penelitian berulang kali menunjukan kurangnya penyakit infeksi pada bayi yang mendapat ASI. Penjelasannya menunjukan meningkatnya daya tahan terhadap penyakit dijumpai pada biologi ASI. Apabila ibu yang menyusui terkena agen infeksi, sistem imun yang matur pada ibu akan menproduksi immunoglobulin A [ S-IgA], senyawa yang melawan penyakit primer dalam sistem imun manusia. Substansi ini disekresikan kedalam ASI dan dikonsumsi oleh bayi. Sistem imun pada bayi juga akan memproduksi S-IgA, namun sistem imun anak yang berumur kurang dari 2 tahun belum matur yang kadang kala tidak dapat mencegah penyakit. Konsumsi dari S-IgA dari ibu bukan saja memberikan daya tahan yang aktif terhadap penyakit, ia juga menstimulasi produksi S-IgA yang berlebihan pada bayi yang akan meningkatkan respon imun pada bayi yang diberi ASI berbanding susu formula.

Gastroenteritis, kelompok dari penyakit pencernaan yang mempunyai simptom primer seperti diare terjadi dalam jumlah yang kurang pada bayi yang disusui ASI dan tidak parah bagi yang terjadi. Howie, Forsyth, Ogstan, Clark dan du V Florey (1990) telah melakukan studi menilai penyakit gastrointestinal pada bayi di Dundae, UK. Prevelansi penyakit gasrointestinal antara bayi yang diberi ASI eksklusif (bayi tidak mendapat nutrisi sampingan hingga 13 minggu umur) adalah 2,1 %, manakala 19,5 % yang diberi susu formula menderita diare.

(8)

Satu studi akan faktor resiko untuk antibiotik resisten pneumonia menampakan pemberian ASI melindungi bayi dari penyakit infeksi ini. Studi case-control ini dianalisa tentang angka terjadi antibiotik resisten pneumonia

untuk bayi umur 2 – 59 bulan di Amerika Utara. Pemberian ASI membuktikan menjadi faktor pelindungi bayi dari invasive pnemoccocal diseases antara umur 2- 11 bulan, resikonya berkurang sebanyak 73 %.

Efek pelindung pemberian ASI terhadap infeksi juga sampai saluran kemih merujuk satu studi pada bayi umur sampai 6 bulan. Penelitian ini adalah studi case control dengan peserta dari Hospital dari Medical School of Naples, di Italy. Studi

menemukan pernah disusui mengurangi resiko bayi tertular Infeksi Saluran Kemih (ISK) sebanyak 62%.

2.4.2 Pada ibu

a. Pemberian ASI membantu ibu untuk memulihkan diri dari proses persalinannya. Pemberian ASI selama berberapa hari pertama membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambatkan perdarahan (hisapan pada putting susu merangsang dikeluarkanya hormon oksitoksin alami yang membantu kontraksi rahim)

b. Wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih/ turun berat badannya dari berat badan yang bertambah masa kehamilan

c. Ibu yang menyusui, yang menstruasinya belum muncul kembali akan kecil kemungkinan untuk menjadi hamil (kadar prolaktin yang tinggi akan menekan hormon FSH dan ovulasi)

d. Pemberian ASI adalah cara terbaik bayi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada buah hatinya (Ari, 2009).

2.5 Cara Menyusui yang benar 2.5.1. Posisi ibu dan bayi yang benar a. Berbaring Miring

(9)

b. Duduk

Untuk posisi menyusui dengan duduk, ibu dapat memilih beberapa posisi tangan dan bayi yang paling nyaman.

The football Hold

Pegang bayi disamping ibu dengan kaki di blakang ibu, dan bayi terselip dibawah lengan ibu, seolah-olah ibu sedang memang bola. Ini adalah posisi terbaik untuk ibu yang melahirkan dengan operasi caesar atau ibu-ibu dengan payudara besar. Posisi ini memerlukan bantal untuk menompang tubuh bayi.

The cradle

Posisi ini sangat baik untuk bayi baru lahir. Pastikan punggung ibu benar-benar mandukung untuk posisi ini. Jaga bayi diperut ibu, sampai kulit bayi dan kulit ibu saling bersentuhan. Biarkan tubuh bayi menghadap ke arah ibu, dan letakkan kepala bayi di siku ibu.

The Cross Cradle Hold

Satu lengan mendukung tubuh bayi dan yang lain mendukung kepala, mirip dengan posisi dudukan tetapi ibu memiliki kontrol lebih besar atas kepala bayi. Posisi menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau ibu dengan putting payudara kecil.

Saddle Hold

Cara yang menyenangkan untuk menyusui dengan posisi duduk dan akan baik jika sedang flu atau sakit telinga. Caranya bayi duduk tegak dengan kaki mengangkangi ibu sendiri (Ari, 2009).

(10)

2.5.2 Tanda–tanda pelekatan yang benar.

• Tampak areola masuk sebanyak mungkin. Areola bagian atas tampak lebih banyak terlihat

• Mulut bayi terbuka lebar

• Bibir atas dan bawah terputar keluar

• Dagu bayi menempel pada payudara

• Gudang ASI termasuk dalam jaringan yang masuk

• Bayi menyusu pada payudara, bukan putting susu

2.5.3. Tanda bayi cukup ASI

• Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam sehari dan warnanya jernih sampai

kuning muda

• Bayi disusui setiap 2 jam, siang dan malam hari dengan lama menyusui 10

– 15 menit di setiap payudara

• Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan ‘berbiji’

• Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun, dan tidur cukup.

• Bayi setidaknya menyusui 10 – 12 kali dalam 24 jam

• Payudara ibu terasa kosong dan lembut setiap kali selesai menyusui

• Bayi bertambah berat badannya (Ari, 2009).

2.6 Pertumbuhan Bayi

2.6.1 Pengertian pertumbuhan bayi

Menurut Suganda (2002), Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tumbuh dalam arti sebagian atau keseluruhan. Jadi bersifat kuantitatif sehingga dengan demikian dapat kita ukur dengan mempergunakan satuan panjang atau satuan berat.

2.7 Gizi untuk tumbuh kembang bayi

(11)

manusia itu ada. ASI dengan komposisi yang unik diciptakan sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi manusia. Hal ini karena ASI mempunyai banyak keunggulan, seperti : kandungan gizi yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi; ASI mengandung bermacam- macam zat anti baik yang selular maupun yang humoral,sehingga morbiditas dam moralitas bayi yang minum ASI lebih rendah dari pada yang minum susu formula; memdekatkan hubungan ibu dan bayi, sehingga menimbulkan perasaan aman bagi bayi,yang penting untuk mengembangkan dasar kepercayaaan; mengurangi angka kejadian karies gigi dan malokulsi rahang; ASI mengandung enzim enzim yang membantu mencerna makanan, dan juga enzim yang berfungsi anti bakteri seperti lisozim,katalase dan peroksidase; ASI mengandung hormon – hormon misalnya ACTH, TRH, TSH. EFG, prolaktin, kortikosteroid, prostagalandin dan lain-lain.

Pada umunya dianjurkan pemberian ASI eksklusif sampai bayi umur 6 bulan, tetapi harus diperhatikan pertumbuhan bayi pada periode tersebut, karena tidak semua ibu memproduksi sejumlah ASI yang cukup. Pemberian ASI dianjurkan sampai anak umur 2 tahun, dimana saat itu diharapkan anak ssudah bias makan dengan baik.

Diet ibu mempengaruhi kandungan nutrient dalam ASI; contoh : diet ibu yang rendah vitamin A dan DHA, mengakibatkan kandungan vitamin A dan DHA pada ASI juga rendah.

Keberhasilan perkembangan bayi ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan otak. Jadi dapat dikatakan bahwa nutrisi, selain mempengaruhi pertumbuhan, juga mempengaruhi perkembangan otak. Sampai umur 6 bulan ASI adalah makanan yang ideal untuk bayi baik ditinjau dari segi kesihatan fisik maupun pskis.

(12)

2.8 Antropometri

2.8.1 Pengertian Antropometri

Menurut Supariasa (2002), antropometri berasal dari kata anthropos dan metros yang berarti ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dar tubuh. Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh, dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan masukan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik, dan proposi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.

Pengukuran antropometri yang umum dilakukan pada kelompok anak balita adalah sebagai berikut :

1. Berat badan

Ukuran ini merupakan yang terpenting, dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada setiap kelompok umur. Berat badan merupakan hasil pertambahan seluruh jaringan tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dan lainnya. Ukuran ini merupakan indikator tunggal yang terbaik pada waktu ini untuk keadaan gizi dan tumbuh kembang anak.

2. Tinggi badan

Ukuran ini merupakan ukuran antropometri kedua yang terpenting. Perlu diketahui bahwa nilai tinggi badan meningkat terus, walaupun laju-tumbuh berubah dari pesat pada masa bayi muda kemudian melambat dan menjadi pesat lagi pada masa remaja. Tinggi badan hanya menyusut pada usia lanjut. Oleh karena itu, nilai tinggi badan dipakai untuk dasar perbandingan seperti nilai berat dan lingkaran lengan atas.

3. Lingkaran kepala

(13)

2.8.2 Parameter Penilaian Pertumbuhan Fisik

Untuk menilai pertumbuhan fisik anak sering digunakan ukuran-ukuran antropometri yang dibedakan menjadi 2 kelompok yang meliputi (Soetjiningsih, 2010) :

a. Tergantung umur (age dependence) i. Berat badan menurut umur (BB/U) ii. Panjang badan menurut umur (PB/U) iii. Lingkaran kepala menurut umur (LK/U) iv. Lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U) b. Tidak tergantung umur

i. Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)

ii. Lingkar lengan atas menurut tinggi badan (LLA/TB)

Ukuran-ukuran ini dikonversikan oleh KeMenKes RI dengan baku rujukan WHO 2005. Kategori dan ambang batas status gizi anak adalah sebagai mana terdapat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks

(14)

2.8.3 Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik untuk melihat keadaan gizi dan laju pertumbuhan fisik anak. Keuntungan indikator ini adalah sensitifitas terhadap perubahan yang sedikit, pengukuran obyektif dan dapat diulangi, dapat digunakan timbangan relatif murah serta mudah dan tidak memerlukan banyak waktu.

Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik, keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, kemungkinan perkembangan berat badan lebih cepat atau lambat dari keadaan normal (Supariasa, 2002).

Tabel 2.2 Berat Badan (Kg) Menurut Umur Anak Laki-Laki Umur 0-6 Bulan

Sumber : Standrar antropometri penilaian status gizi anak, Menteri Kesehatan RI,

2010

Tabel 2.3 Berat Badan (Kg) Menurut Umur Anak Perempuan Umur 0-6 Bulan

Sumber : Standrar antropometri penilaian status gizi anak, Menteri Kesehatan RI,

Gambar

Gambar 2.1 : Gambaran anatomi payudara
Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks
Tabel 2.2 Berat Badan (Kg) Menurut Umur Anak Laki-Laki Umur 0-6 Bulan

Referensi

Dokumen terkait

The physical connection and wiring architecture for the B95 Plus system will be identical for any bus configuration: Bricks installed to acquire measurements and equipment

Diharapkan materi penyuluhan yang telah diberikan pada pengusaha emping melinjo di Desa Bernung Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran menghasilkan perubahan sikap yang

Bahwa benar, kemudian atas inisiatif Terdakwa-I sendiri pada tanggal 20 November 2010 memerintahkan Terdakwa- II untuk membuat pengajuan ulang dari Yonif 756/WMS,

6) Melaporkan kepada Kapolda dan Irwasda atas tindak lanjut penangan- an Dumas. Penanganan Dumas secara tidak langsung yang diterima oleh Polres, di tindaklanjuti oleh

Kendal Pengadaan Jasa Cleaning service Dinas Kependudukan dan pencatatan sipil 2 Penyediaan Alat Tulis Kantor 36.460.000 APBD Kab. Kendal Pengadaan Alat Tulis Kantor

Kegiatan Normalisasi Sungai Pekerjaan Normalisasi Afour Trucuk Ds Gaden Kec Trucuk.

Bagi REKANAN yang berminat dapat mendaftarkan diri pada Kantor Sekretariat. DPRD Kabupaten

Dalam penelitian ini dilakukan perancangan alat bantu pada proses mengangkat beban yang mampu meminimasi gaya tekan pada lempeng tulang belakang bagian