BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terminologi Judul
Kantor
Kantor, berasal dari bahasa Belanda“kantoor” , adalah sebutan untuk
tempat yang digunakan untuk perniagaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor hanya berupa suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan bertingkat tinggi.
Menurut Cyril M. Harris dalam bukunya “Dictionary of Architecture and Construction” , kantor berarti bangunan yang digunakan untuk tujuan professional ataupun administrasi dan tidak ada bagian yang dipergunakan untuk keperluan hunian, kecuali oleh para penjaga dan pembersih kantor.
Sewa atau rent berarti perjanjian peralihan hak milik dari bangunan,
tanah dan lain-lain, selama jangka waktu tertentu dan biasanya dengan pembayaran pada waktu tertentu pula.
Kantor Sewa
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa kantor sewa adalah suatu wadah atau tempat (bangunan) komersial dengan fungsi utama menyediakan ruang usaha untuk mewadahi kegiatan bisnis dengan pelayanan profesional dengan cara menyewakan lantai (ruangan) kepada pihak-pihak yang memerlukan demi kelancaran kerjanya selama jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran pada waktu tertentu pula.
2.2 Tinjauan Umum
Tabel 2.1 Produksi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Domestik
T
Sumber: Direktorat Jendral Perhubungan Udara- Kementerian Perhubungan
Tabel 2.2 Produksi Angkutan Udara Niaga Berjadwal International
Sumber: Direktorat Jendral Perhubungan Udara- Kementerian Perhubungan
Tabel 2.3 Lalu Lintas Penumpang dan Barang Angkutan Udara Penerbangan Luar Negeri di Lima Bandar Udara Utama
Tabel 2.4 Lalu Lintas Penumpang dan Barang Angkutan Udara Penerbangan Dalam Negeri di Lima Bandar Udara Utama
Sumber: Laporan dari PT. Angkasa Pura I, II
Berdasarakan tabel diatas akan diprediksi jumlah barang (ton) yang akan ada pada Bandara Kualanamu sampai pada tahun 2025.
x= . − . + . − . + . − . + . − . + . − .
x= − . + + + . + . = . = ton
x=rata-rata kenaikan per tahun, maka prediksi pada tahun 2025 adalah
P = P + n. x
P − =p + − . �)
Tabel 2.5 Prediksi Jumlah Barang Pada Kargo Bandara Kualanamu, 2009-2025
Tahun Jumlah (Ton)
2009 12.096
2010 13.681
2011 16.168
2012 16.867
2013 17.373
2014 16.241
2015 17.070
2016 17.899
2017 18.728
2018 19.557
2019 20.386
2020 21.215
2021 22.044
2022 22.873
2023 23.702
2024 24.531
2025 25.360
2.2.1 Tenaga Kerja
Tabel 2.6 Penduduk Yang Bekerja di Deli Serdang (%)
Uraian 2012 2013 2014
Sektor pertanian 19,12 16,95 17,01
Sektor industri pengolahan
14,59 13,37 13,90
Sektor konstruksi 22.14 24,71 22,75
Sektor perdagangan, hotel, dan restoran
18,54 18,88 18,89
Sektor jasa
kemasyarakatan
17,28 17,96 18,74
Sektor lainnya *) 8,33 8,13 8,71
Keterangan: *) Sektor lainnya: (Pertambangan dan Penggalian, Listrik, Gas dan Air, Angkutan, dan Komunikasi, Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah Dan Jasa Perusahaan)
Sumber: Statistika Daerah Kabupaten Deli Serdang 2015 dan 2014
Berdasarakan tabel diatas akan diprediksi presentase jumlah pekerja di bidang Jasa Perusahaan, Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan sampai pada tahun 2025.
x= , − , + , − ,
x= , + − , = , = , %
x=rata-rata kenaikan per tahun, maka prediksi pada tahun 2025 adalah
P = P + n. x
P − =p + − . �)
P = , + . ,
P = , + ,
P = , % (prediksi pada tahun 2025),
Tabel 2.7 Jumlah Tenaga Kerja Kabupaten Deli Serdang Tahun Jumlah Penduduk
(Orang)
Sumber: Statistika Daerah Kabupaten Deli Serdang 2015 dan 2014 Jumlah Penduduk yang bekerja, adalah:
a = 835.162 - 754.545 = 80.708
x = .
. � % = , % = 0,0966
Untuk memproyeksikan jumlah pekerja di Deli Serdang pada tahun 2025, menggunakan rumus Eksponensial yang dipakai.
Perhitungan dengan Eksponensial menggunakan rumus matematis sebagai berikut:
P = P + �
Dimana:
P : Jumlah Pekerja Tahun Ke − n P : Jumlah Pekerja Awal
r: Rata-rata Pertumbuhan Pekerja n: Jumlah Tahun
P − =p + . −
P = . ,
P = . ,
P = . . orang (prediksi tahun 2025)
Maka banyaknya pekerja yang bekerja di sektor Jasa Perusahaan, Keuangan, Asuransi, dan Usaha Persewaan Bangunan, adalah:
,
� . . orang = . orang (prediksi tahun 2025)
Gambar 2.1 Presentase Jumlah Penduduk Bekerja Per Sektor 2014 (%)
Sumber: BPS Kabupaten Deli Serdang
2.2.3 Perkembangan Ekonomi Kab. Deli Serdang
2.2.4 Perkembangan Keuangan, Persewaan, dan Perusahaan Jasa a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2014 mengalami perlambatan bila dibandingkan dengan tahun 2013. Berdasarkan perhitungan PDRB atas harga konstan 2010, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 adalah sekitar 7,67 persen. Nilai PDRB atas harga konstan 2010 pada tahun 2013 adalah 51.892,42 milyar rupiah, pada tahun 2014 meningkat menjadi 55.870,48 milyar rupiah.
b. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita
Tabel 2.8 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama Dan Jenis Kelamin
Tabel 2.9 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Deli Serdang Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Milyar)
Tabel 2.10 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Deli Serdang Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Persen)
Tabel 2.11 Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Deli Serdang Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (2010=100)
Berdasarkan tabel-tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Urutan jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha utama di
Kabupaten Deli Serdang,
Jumlah tenaga kerja di sektor Keuangan, Asuransi, Usaha, Persewaan
Bangunan, Tanah, dan Jasa Perusahaan . orang (prediksi tahun 2025).
Jika dilihat dari banyaknya penduduk menurut kecamatan dan status
kewarganegaraan 2014, Kecamatan Batang Kuis berada pada urutan ke-11.
Berdasarkan penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja menurut
lapangan usaha utama di Kabupaten Deli Serdang, dalam kategori “Keuangan, Asuransi, Usaha, Persewaan Bangunan, Tanah, dan Jasa Perusahaan” berada di urutan ke-7 (21.909 orang) dengan pekerja laki-laki lebih banyak daripada perempuan.
Produk domestik regional bruto Kabupaten Deli Serdang atas dasar harga
konstan 2010 menurut lapangan usaha, kategori keuangan dan asuransi, real estate, dan jasa perusahaan (bisnis) meningkat setiap tahunnya hingga 2014.
Laju pertumbuhan produk domestik regional bruto Kabupaten Deli Serdang atas dasar harga konstan 2010 menurut lapangan usaha, kategori keuangan dan asuransi, real estate, dan jasa perusahaan (bisnis)) mengalami naik dan turun setiap tahunnya hingga 2014.
Indeks perkembangan produk domestik regional bruto Kabupaten Deli
2.2.5 Tinjauan Fungsi
Klasifikasi Gedung Perkantoran
Menurut KADIN (Kamar Dagang dan Industri), gedung perkantoran dibagi atas beberapa kategori, yaitu berdasarkan:
a. Tujuan usaha dan lingkungan bersama Kantor administrasi pemerintah
Kantor administrasi perusahaan
Kantor administrasi sosial
b. Kepemilikan
Milik pemerintah
Milik swasta
c. Sifat dari bangunan kantor Kantor bersifat komersil
Bangunan kantor ini adalah bangunan kantor yang disewakan untuk memperoleh keuntungan materi. Klasifikasi kantor sewa dibedakan atas faktor jumlah lantai dan fasilitas perkantoran, sedangkan sistem pemanfaatan kantor sewa dilakukan dengan sistem hak milik untuk tiap lantai bangunan (strata title)
dan sistem sewa (leasing). Kantor bersifat non komersil
Sistem dan tujuan administrasi
1. Kantor profit
2. Kantor non profit
Pemakaian bangunan kantor
1. Kantor untuk badan usaha sejenis
2. Kantor untuk berbagai bidang usaha
Hirarki
1. Kantor induk / pusar
2. Kantor cabang
Commercial Office
Jenis perkantoran yang termasuk golongan ini adalah perkantoran untuk umum (yang disewakan), perusahaan dagang (trading company), asuransi dan transportasi.
Industrial Office
Jenis perkantoran ini terikat harus mempunyai hubungan fisik dengan pabriknya.
Professional Office
Jenis perkantoran ini tidak dipakai dalam waktu yang panjang dan merupakan perkantoran dengan jumlah modal yang digunakan relatif kecil.
Institutional / Governmental Office
Jenis perkantoran ini bersifat usaha yang teratur dalam bentuk lembaga yang berpedoman pokok untuk hidup lama dan kokoh. Biasanya digunakan waktu yang lama atau panjang.
Dari jenis-jenis kantor di atas dipilih jenis Commercial Office sebagai
fungsi utama proyek ini. A. Menurut Peruntukkannya
Klasifikasi kantor menurut peruntukannya:
1. Tenant Owned Office Building
Kantor yang direncanakan dan dibangun oleh pemilik yang biasanya tergabung dalam yayasan atau institusi untuk digunakan oleh perusahaan yang dibawahi, dilindungi, atau yang memiliki hubungan erat dan disewakan kepada siapa saja yang membutuhkan.
2. Bangunan Investasi
Kantor yang direncanakan dan dibangun oleh suatu perusahaan berupa pengembang untuk disewakan kepada beberapa penyewa (Multy Tenancy Building).
3. Bangunan Kantor Spekulatif
B. Menurut Sistem Sewa
Sistem sewa perkantoran pada umumnya terbagi menjadi 2 jenis berdasarkan perhitungan luasan yang disewa, yaitu :
1. Net System artinya
Sewa per meter persegi diperhitungkan atas dasar luasan lantai bersih (tidak termasuk koridor ataupun common space dan biasanya harga sewa per meter persegi lebih tinggi.
2. Gross System artinya
Sewa per meter persegi diperhitungkan atas dasar luas lantai kotor sehingga luasan lantai yang digunakan untuk kantor lebih kecil dari jumlah luasan yang disewa pada awalnya karena penyewa dikenakan beban biaya untuk koridor ataupun common space. Hal ini menyebabkan penyewa lebih baik menyewa per dipakai di Indonesia. Semi-gross system artinya penyewa dikenakan biaya sewa akumulasi luasan lantai yang dipakai ditambah luasan
common space seperti lobby, area parkir, dan sebagainya yang
telah dibagi sama rata dengan penyewa lainnya. Untuk hal ini fleksibilitas dapat dicapai dengan negosiasi antara pengelola gedung dengan penyewa melihat varietas usaha, varietas penyewa dan varietas luasan yang dipakai oleh penyewa.
C. Menurut Jumlah Penyewa 1. Single Tenancy Building
Bangunan kantor yang disewakan kepada satu penyewa atau perusahaan dengan jangka waktu tertentu.
2. Single Tenancy Floor
Luas kotor ruang satu lantai bangunan dikurangi ruang-ruang fasilitas seperti elevator umum, ruang mesin, dan tangga umum yang disewakan kepada penyewa atau perusahaan.
Satu lantai bangunan kantor yang disewakan kepada beberapa penyewa atau perusahaan. Luas ruang yang disewakan tidak termasuk fasilitas umum seperti lift, elevator, ruang mesin, dsb. D. Wadah Perkantoran
1. Kompleks perkantoran
Kompleks perkantoran merupakan bangunan perkantoran yang terpadu; seperti kantor pemerintah, perkantoran umum, pusat perbelanjaan, klub eksekutif, hotel, hunian, pusat rekreasi, dan lain-lain.
Wadah tersebut terbentuk seiring dengan perkembangan kota yang mencakup perkembangan kebutuhan manusia yang terus bertumbuh, yang dinilai dari perkembangan ekonomi dan lahan yang semakin sempit. Pertimbangan akan lahan yang semakin sempit dipengaruhi pertumbuhan penduduk, aktivitas bekerja, tempat tinggal isirahat dan berekreasi/bermain.
2. Gedung perkantoran
Gedung perkantoran merupakan bangunan perkantoran tunggal yang direncanakan dan dirancang sesuai dengan fungsi dan dilengkapi dengan fasilitas pendukung. Bangunan tersebut dibedakan berdasarkan jumlah lantai, yang saat ini dapat dapat
dibagi tiga yaitu; bangunan tingkat rendah (memiliki 1-5 lantai), bangunan tingkat menengah (memiliki 6-19 lantai), bangunan tingkat tinggi (20 tingkat lebih).
Gedung perkantoran memiliki karakter masing-masing dan
konfigurasi yang berbeda.
Gambar 2.1 Diagram Klasifikasi Gedung Perkantoran
Sumber:Dokumentasi Pribadi, 2016
Tinjauan Bisnis
Berikut ini beberapa penjelasan dari defenisi bisnis. Dalam bentuk dasar kepemilikan bisnis, meskipun bentuk kepemilikan bisnis berbeda-beda pada setiap negara, ada beberapa bentuk yang dianggap umum: a. Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang kepemilikannya
dipegang oleh satu orang. Pemilik perusahaan perseorangan memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. b. Persekutuan adalah bentuk bisnis di mana dua orang atau lebih
bekerja sama mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Sama seperti perusahaan perseorangan, setiap sekutu (anggota persekutuan) memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi persekutuan komanditer dan firma.
c. Perseroang adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh beberapa orang dan diawasi oleh dewan direktur. Setiap pemilik memiliki tanggung jawab yang terbatas atas harta perusahaan. d. Koperasi adalah bisnis yang beranggotakan orang-orang atau
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
Berdasarkan klasifikasi, bisnis terdiri dari berbagai macam tipe, dan, bisnis dapat dikelompokkan dengan cara yang berbeda-beda. Cara yang dapat digunakan adalah dengan mengelompokkan bisnis berdasarkan aktivitas yang dilakukannya dalam menghasilkan keuntungan.
a. Manufaktur adalah bisnis yang memproduksi produk yang berasal dari barang mentah atau komponen-komponen, kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan. Contoh manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi barang fisik seperti mobil atau pipa. b. Bisnis jasa adalah bisnis yang menghasilkan barang intangible, dan
mendapatkan keuntungan dengan cara meminta bayaran atas jasa yang mereka berikan. Contoh bisnis jasa adalah konsultan dan psikolog.
c. Pengecer dan distributor adalah pihak yang berperan sebagai perantara barang antara produsen dengan konsumen. Kebanyakan toko dan perusahaan yang berorientasi-konsumen adalah distributor atau pengecer.
d. Bisnis pertanian dan pertambangan adalah bisnis yang memproduksi barang-barang mentah, seperti tanaman atau mineral tambang.
e. Bisnis finansial adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dari investasi dan pengelolaan modal.
f. Bisnis informasi adalah bisnis menghasilkan keuntungan terutama dari pejualan-kembali properti intelektual (intelellectual property). g. Utilitas adalah bisnis yang mengoperasikan jasa untuk publik,
h. Bisnis real estate adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan dengan cara menjual, menyewakan, dan mengembangkan properti, rumah, dan bangunan.
i. Bisnis transportasi adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dengan cara mengantarkan barang atau individu dari sebuah lokasi ke lokasi yang lain.
Berdasarkan pembahasan diatas, disimpulkan Kantor Sewa Kualanamu adalah sebuah bangunan yang menyediakan fasilitas bisnis jasa, real estate, dan transportasi untuk mendapatkan keuntungan serta terlibat dalam perkembangan ekonomi. Fungsi utamanya adalah menyediakan layanan informasi, promosi dan sebagainya yang berhubungan dengan kegiatan bisnis.
E. Struktur Organisasi Umum
Seiring dengan pertumbuhan suatu perkantoran, seorang manajer pengelola gedung tidak dapat bekerja sendiri untuk melakukan perencanaan dan pengembangan perusahaan. Maka dibentuklah suatu tim kerja yang dapat diekspresikan dalam bentuk bagan yang umum seperti bagan di bawah ini. Garis-garis penghubung dapat diartikan sebagai pendelegasian atas tugas dari atasan kepada tim yang dibentuknya.
Gambar 2.2 Diagram Struktur Organisasi Pengelola Gedung Perkantoran
Sumber:Dokumentasi Pribadi, 2016
2.3 Tinjauan Lokasi Perancangan 2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Bangunan kantor sewa yang akan direncanakan tentunya bersifat komersil untuk perusahaan jasa pengiriman ekpress. Oleh karena itu diperlukan kriteria lokasi sebagai berikut:
a. Lokasi penempatan kantor jasa terintegrasi dengan kargo bandara karena adanya kegiatan pengiriman dan pengambilan barang dari kargo.
b. Karena melibatkan jasa pengiriman barang, diharapkan berada di lokasi dapat dijangkau dengan berbagai macam kendaraan jasa pengiriman barang dan sirkulasi yang mudah dan lancar.
c. Bangunan direncanakan akan menggunakan struktur bangunan tinggi. Keberadaan bangunan tinggi diharapkan dapat terintegrasi dengan bangunan sekitarnya.
Beberapa kriteria dalam pemilihan site:
1. RUTRK dan RDTRK
Kajian utama dalam penilaian site yaitu kesesuaian dengan RUTRK Deli Serdang dan RDTRK Batang Kuis, bangunan dengan fungsi perkantoran sesuai dengan tata guna lahan untuk jasa komesial.
2. Lingkungan
Lingkungan yang diharapkan untuk mendukung perencanaan proyek ini adalah lokasi yang strategis dalam dunia lokal maupun internasional. Tidak hanya dalam hubungan dengan , tetapi juga diharapkan mampu memperkuat citra kawasan perkantoran.
3. Fungsi Sekitar
Fungsi bangunan sekitar site akan mempengaruhi citra kawasan. Penempatan bangunan dengan fungsi seragam di suatu kawasan tentu akan memperkuat citra fungsi tersebut, dalam hal ini bangunan perkantoran.
4. Fungsi Lahan Sekarang
5. Pencapaian
Pegawai adalah salah satu pengguna bangunan perkantoran yang lebih aktif dan mengharapkan pencapaian ke lokasi yang relatif singkat. Di samping jarak pencapaian ke site, sirkulasi jalan raya juga mempengaruhi waktu dalam pencapaian ke lokasi.
6. Ukuran Lahan
Lahan yang menjadi tempat gedung yang direncanakan diharapkan memiliki kapasitas untuk dapat menampung program fungsional dan pengembangannya di kemudian hari. Dalam proyek ini lahan yang diperkirakan kurang lebih 1,5 ha.
7. Potensi Fasilitas Lingkungan
Fasilitas umum yang terdapat pada suatu kawasan perkantoran juga memiliki pengaruh dalam perancangan, yang memungkinkan pemanfaatan fasilitas lebih maksimal.
8. View
View salah satu hal yang diperhatikan dalam proyek ini. View yang diharapkan mampu mendukung fungsi gedung sebagai perkantoran.
9. Pelayanan dan Service
Dalam kasus ini diharapkan pelayanan dan service mudah masuk dan keluar site.
10. Entrance
Suatu bangunan kantor yang menampung banyak pekerja akan memiliki nilai tambah bila memiliki pintu masuk/keluar alternatif ke tapak. Dengan demikian, pencapaian dari berbagai arah jalan dapat disebar sehingga tidak menimbulkan kemacetan pada saat jam-jam masuk/pulang kerja.
11. Aktivitas kantor dengan lingkungan
dan lain-lain. Tekanan-tekanan tersebut dapat dihilangkan dengan merubah suasana ruang sejenak untuk mengembalikan kinerja.
2.3.2 Tinjauan terhadap struktur kota
Keadaan Geografis dan Demografis Deli Serdang
Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, letaknya sangat strategis mengelilingi kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara. Di sebelah Utara, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka, di sebelah Selatan dengan Kabupaten Simalungun, di sebelah Barat dengan Kabupaten Karo dan di sebelah Timur dengan Kabupaten Serdang Bedagai. Secara geografis letak kabupaten ini antara 2°57’ sampai dengan 3°16’ Lintang Utara dan 98°33’ sampai dengan 99°27’ Bujur Timur.
Wilayah Kabupaten Deli Serdang tergolong ke dalam daerah beriklim tropis. Suhu udara rata-rata pada tahun 2014 berkisar antara 23,9oC sampai dengan 33,5oC. Jumlah hari hujan selama tahun tersebut sebanyak 174 hari dengan curah hujan tertinggi tercatat sebesar 427 mm pada bulan Desember dan curah hujan terendah 24 mm pada bulan Januari.
Tabel 2.12 Statistika Geografi dan Iklim Kabupaten Deli Serdang
Uraian Satuan 2014
Luas km 2.497,72
Letak di Atas Permukaan Laut
m 0-500
Kecepatan Angin m/dtk 1,20
Kelembapan Udara % 84
Hari Hujan hari 174
Curah Hujan mm 2.040
Suhu Minimum o 23,9
Suhu Rata-rata o 27,4
Suhu Maksimum o 33,5
Penguapan Mm/hari 3,8
Penyinaran Matahari % 47
Terletak di kawasan aerotropolis Bandara Kualanamu, Kabupaten Deli Sedang, Sumatera Utara. Kawasan aerotropolis ini sudah dirancang oleh PT. Angkasa Pura II. Kawasan ini dirancang di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Beringin dan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Gambar 2.2 Peta Provinsi Sumatera Utara
Sumber: Gambar Peta Sumatera Utara
Dengan pertimbangan penggunaan lahan di kawasan aerotropolis ini akan sejalan dengan pertumbuhan pembangunan yang akan terjadi beberapa tahun kemudian, makan kantor dapat menjadi salah satu fasilitas pendukung kegiatan angkutan udara.
Gambar 2.3 Kawasan Aerotropolis Angkasa Pura II
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
wilayah Deli Serdang terbagi secara imaginer menjadi zona-zona kawasan keselamatan yang lazim kemudian disebut sebagai ring 1, ring 2, dan ring 3 dengan ketentuan ketinggian yang bervariasi. Terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.4 Lingkar (ring) Zonasi Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Berdasarkan pertimbangan faktor pola pemanfaatan, faktor kebisingan dan faktor komponen pendukung Bandar Udara Kualanamu dinyatakan bahwa
Tabel 2.13 Estimasi Penggunaan Tanah di sekitar Bandar Kualanamu Kabupaten Deli Serdang
Komponen Ring Keterangan
RTH 1 RTH berfungsi sebagai peredam kebisingan yang ditimbulkan oleh bandar udara dan dapat sebagai lahan cadangan untuk mengantisipasi apabila dibutuhkan pengembangan lahan bandar udara. Rekreasi Terbuka dan
Olahraga
1 Diletakkan di luar perpanjangan landasan karena berhubungan dengan aktivitas manusia sehingga tidak berpengaruh terhadap kebisingan yang ditimbulkan oleh bandar udara.
Perumahan, Apartemen, dan Asrama
2 Diperuntukkan bagi karyawan bandar udara dan para pengguna jasa angkutan udara.
Rumah Sakit 2 Diletakkan pada ring 2 untuk mengurangi kebisingan dan untuk mengantisipasi apabila terjadi korban kecelakaan penerbangan.
Jasa Komersial 2 Untuk melayani kebutuhan para pengguna jasa angkutan udara sehingga dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya.
Perdagangan 2 Untuk melayani kebutuhan para pengguna jasa angkutan udara, karyawan bandar udara, dan masyarakat sekitar bandar udara.
Komponen Penunjang 2,3 Tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas bandar udara hanya sebagai pelengkap saja.
Fasilitas Pelayanan Masyarakan Perdagangan
3 Disesuaikan dengan perkampungan yang dipindahkan ke ring 3, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya tetapi hanya skala lingkungan.
Pendidikan 2,3 Pada ring 2 dan ring 3 ada perumahan dan perkampungan.
Kesehatan 3 Melayani kebutuhan pendudukan setempat.
Peribadatan 2,3 Melayani kebutuhan ibadah bagi penduduk di sekitar bandar udara dan para pengguna jasa angkutan udara.
Sumber:Studi Perkembangan Penggunaan Tanah Di Sekitar Bandara Kualanamu Kab.
Deli Serdang 2009
Tabel 2.14 Rencana Sistem Perkotaan di Kab. Seli Serdang Tahun 2025
No. Hirarki Kota Fungsi yang Dikembangkan
1. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
Tanjung Morawa
Perdagangan dan jasa lokal Industri
Perumahan dan permukiman Batang Kuis Perdagangan dan jasa lokal
Pengolahan perdagangan dan perkebunan
TOD
Perumahan dan permukiman Percut Sei
Tuan
Perdagangan dan jasa regional Pengolahan pertanian dan
perikanan
Perumahan dan permukiman Industri
Pusat pendidikan dan olahraga Hamparan
Perak
Perdagangan dan jasa Industri
Perumahan dan permukiman Sunggal Perdagangan dan jasa lokal
Industri
Perumahan dan permukiman Deli Tua Perdagangan dan jasa regional
(pasar induk sayuran) TOD
Pelayanan sosial
Perumahan dan permukiman Pagar
Merbau
Perdagangan dan jasa lokal Pengolahan pertanian dan
perkebunan
Perumahan dan permukiman Tembung Perdagangan dan jasa
Industri
Perumahan dan permukiman Galang Perdagangan dan jasa lokal
Pengolahan pertanian dan perkebunan
TOD Militer
Perumahan dan permukiman Sibolangit Perdagangan dan jasa lokal
Pariwisata Agropolitan
Kawasan konservasi (kawasan suaka alam)
No. Hirarki Kota Fungsi yang Dikembangkan Gunung
Meriah
Pengolahan pertanian Kehutanan
Namo Rambe Pengolahan pertanian Perumahan
Pariwisata Bangun
Purba
Pengolahan pertanian dan perkebunan
Perumahan dan permukiman Patumbak Pengolahan pertanian dan
perkebunan Perumahan Industri
Perdagangan dan jasa
Sumber: RTRW Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010-2030
Gambar 2.5 Lokasi Perancangan Kantor Jasa Kualanamu
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Lokasi Perancangan terletak di Kecamatan Batang Kuis.
Batang Kuis merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Deli Serdang. Di sebelah Utara, kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Pantai Labu, di sebelah Selatan dengan Kecamatan Tanjung Morawa, di sebelah Barat
Kecamatan ini terletak di 35 - 41 LU dan - BT dengan ketinggian 4 – 30 meter diatas permukaan laut. Curah hujan di Kecamatan Batang kuis sebesar 1.821 mm/tahun dan kecepatan angin 1,33 mm/tahun. Rata-rata iklim di kecamatan ini maksimum 320C dan minimum 22,40C
dengan tingkat penguapan 4,08 mm/tahun.
Pada umumnya keadaan tanah di Kecamatan Batang Kuis putih bercampur pasir dan memiliki topografi yang relatif datar.
A. Analisis Pemilihan Lokasi
Gambar 2.6 Tata Guna Lahan Kab. Deli Serdang
Sumber:RDTR Kualanamu
Alternatif Pemilihan Lokasi Alternatif Lokasi A
Luas lahan : 1,5 ha (15.000� )
Lokasi : Kec. Batang Kuis, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara Kelebihan :
• Berada di tepi jalan kolektor, yaitu Jalan ke Bandara (dapat menjadi akses langsung ke kargo bandara).
• Pencapaian ke lokasi site mudah.
Kekurangan:
• Site berada di zona transisi yang diperuntukkan lahannya untuk RTH (Ruang Terbuka Hijau).
Alternatif Lokasi B
Luas lahan : 1,5 ha (15.000� )
Lokasi : Kec. Batang Kuis, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara Kelebihan :
• Berada di tepi jalan kolektor, yaitu Jalan ke Bandara (dapat menjadi akses langsung ke cargo bandara).
• Pencapaian ke lokasi site mudah.
• Kawasan ini merupakan kawasan yang lalu lintasnya tidak begitu padat.
• Site berada di zona Ring II yang diperuntukkan lahannya untuk jasa komersil
Kekurangan:
• Lahan sekitar site, masih banyak lahan untuk perkebunan. Alternatif Lokasi C
Luas lahan : 1,5 ha (15.000� )
Lokasi : Kec. Batang Kuis, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara Kelebihan :
Kekurangan:
• Lahan sekitar site, banyak rumah penduduk lantai 1. • Akses pencapaian ke lokasi site susah.
• Kawasan ini merupakan kawasan yang lalu lintasnya padat. B. Penilaian Alternatif Lokasi
Berdasarkan kriteria pemilihan lokasi dibuat suatu tabel penilaian potensi site dalam perancangan gedung perkantoran.
Tabel 2.15 Penilaian Terhadap Site
No.
Kriteria Penilaian Lokasi A Jalan Raya ke
7. Potensi fasilitas lingkungan
C. Analisis dan Penetapan Lokasi
Dari hasil penilaian dapat diambil kesimpulan, bahwa Site B di Jalan Raya ke Bandara adalah site yang paling berpotensi dan akan digunakan sebagai lahan/site dalam proyek ini.
D. Figure Ground / Bangunan Kawasan
Pada sisi timur site, terdapat figure ground atau susunan bangunan rumah penduduk jarang (rumah tinggal dan tempat usaha digabung), sedangkan di sisi barat site ada lahan perkebunan jagung.
Daerah di sekitar site didominasi oleh bangunan rumah penduduk 1-2 lantai, perumahan 1 lantai yang dialihfungsikan menjadi tempat usaha juga, seperti rumah makan/restoran, salon, bengkel, kedai/warung, dan sebagainya.
1. Akses Pencapaian Lokasi
Gambar 2.7 Pecapaian ke Lokasi Site
Sumber: Dokumentasi, 2106
Lokasi site dapat dicapai dari Jl. Batang Kuis dan jalan bandara. Jalan bandara merupakan jalan kolektor dan Jl. Batang Kuis merupakan jalan lingkungan. Keduanya memiliki volume kendaraan yang tinggi pada jam-jam tertentu.
Pencapaian menuju site dapat dicapai dengan beberapa moda
transportasi yang ada, baik melalui angkutan pribadi.
Lokasi site terhadap pusat Kota Medan (Medan-Tembung-Batang
Kuis-Aras Kabu-Lubuk Pakam (Kualanamu) sepanjang 33,8 kilometer dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi.
Lokasi site terhadap simpang Kayu Besar sampai Kualanamu
sepanjang 15 kilometer dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi. 2. Area pelayanan
Gambar 2.8 Area Pelayanan
Sumber:Peta Sumatera Utara
Kantor Sewa Kualanamu ini melayani kota-kota di Provinsi Sumatera Utara dengan yang terlihat pada gambar diatas.
3. Deskripsi kondisi Eksiting Lokasi
Lokasi lahan terletak di Jalan ke Bandara Kualanamu dekat dengan persimpangan Jl. Batang Kuis-Kualanamu. Batas-batas site:
Sebelah Timur : Rumah Penduduk
Sebelah Selatan : Jalan Raya ke Bandara Kualanamu Sebelah Barat : Perkebunan Jagung
Sebelah Utara : Jalan Lingkungan (asumsi) Data Umum Site
Luas lahan : 1,5 ha (15.000 � ) Kontur : Relatif rata
GSB :
Jarak dari pusat kota : Medan – Tembung – Batang Kuis- Aras Kabu- Lubuk Pakam (Kualanamu) sepanjang 33,8 km.
Pemilik : Persero
Berdasarkan kelompok aktivitas yang mungkin dalam gedung pelaku aktivitas perlu dikelompokkan atas kegiatan berdasarkan kepentingannya menjadi :
Kelompok Pengelola Kelompok Service
Kelompok Kegiatan Utama (yaitu penyewa kantor) Kelompok Kegiatan Pelengkap
Kelompok-kelompok ini memiliki kebutuhan ruang masing-masing sesuai dengan fungsinya. Hubungan antar kelompok kegiatan yang dapat digambarkan pada bagan berikut.
Gambar 2.3 Diagram Hubungan antar kelompok aktivitas di dalam gedung
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Dari bentuk hubungan dan kelompoknya, ada ruang-ruang yang umum terdapat pada perkantoran. Kelompok kegiatan utama adalah kelompok yang melakukan aktivitas terbanyak di ruang-ruang perkantoran yang disewakan. Ruang kelompok kegiatan pengelola yang terdiri dari :
Ruang direksi Ruang manager Ruang sekretaris Ruang kepala bagian Ruang tenaga ahli Ruang rapat
Ruang tamu dan lobby pengelola
Ruang kelompok kegiatan service : Toilet
Kelompok Service
Kelompok Kegiatan Utama
Klinik Gudang
Mekanikal Elektrikal
Kelompok kegiatan pelengkap merupakan fasilitas pelengkap dalam gedung perkantoran. Fasilitas ini dipengaruhi oleh potensi lingkungan dan site.
Deskripsi perilaku
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan:
Gambar 2.4 Diagram Deskripsi Perilaku
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
2.4.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang
Dari kelompok kegiatan dan pengguna diperoleh acuan kebutuhan ruang untuk menjadi dasar perancangan.
Tabel 2.16 Tabel Kebutuhan Ruang Kantor Jasa
Jenis Ruang Pengguna Kegiatan Nama Ruang Zona
Ruang
Sekretaris -Membantu tugas General Manager dan kepala tiap bidang -Berkoordinasi dengan tiap kepala bagian
-Beristirahat
-R. Sekretaris Privat
(Perkantoran)
Teknisi -Distribusi listrik darurat
-Distribusi penghawaan buatan
-Distribusi air bersih
-ATM Center
2.4.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang a. Deskripsi Persyaratan Ruang
Beberapa persyaratan dan kriteria ruang dalam kaitannya dengan kebutuhan ruang ditunjukkan pada tabel dibawah ini.
1. Fleksibilitas
Dinding penyekat fleksibel dan dapat memenuhi adanya perubahan fungsi ruang. Dalam perancangan kantor jasa, pemilihan layout tata ruang bergantung pada instansi yang menyewa karena kebutuhan privasi dan luasan lantai (modul) yang disewa berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan jenis kegiatannya. Dalam perancangan kantor sewa, biasanya hanya ditawarkan modul-modul ruang sehingga konsumen dapat memilih sesuai kebutuhan kantornya.
2. Akustika dan Kebisingan
Pengendalian kebisingan dalam kantor mencakup:
Perlindungan terhadap sumber kebisingan eksternal (lalu
lintas dan kegiatan di sekitar kantor).
Insulasi horisontal dan vertikal antar masing-masing ruang
untuk menjamin kerahasiaan pembicaraan (speech privacy). Reduksi kebisingan internal pada ruang kantor (alat mekanik
Berikut persyaratan penting dalam perancangan akustika kantor: Daerah lantai harus diberi karpet untuk menyerap bunyi dan
menghindari bising langkah kaki. Karpet harus tebal dan dipasang di lapisan bawah (underlay) yang elastis.
Langit-langit harus dilapisis dengan bahan penyerap bunyi
dengan koefisien serap yang baik.
Luas total dari kaca jendela tidak boleh melebihi 40% luas tembok luar, dipandang dari ruang kantor bagian dalam. Tirai penyerap bunyi harus digunakan di sepanjang bukaan dinding.
Seluruh permukaan dinding yang mengelilingi ruang kantor
harus dilapisi karpet dengan daya serap bunyi yang tinggi. Pembagian ruang atau peletakan partisi sebagai pemisah
visual harus dilapisi dengan bahan penyerap bunyi untuk menghindari penyebaran gelombang bunyi berfrekuensi rendah.
Distribusi peralatan kantor yang menimbulkan kebisingan
(mesik tik, telepon, printer, dll) harus serata mungkin di semua ruang kantor.
Perlengkapan kantor yang tidak berhubungan secara langsung
dengan pekerjaan kantor (genset, mesin photocopy, dll) yang menimbulkan kebisingan harus diletakan dalam ruang tertentu serta terpisah secara visual pada bagian yang tersisa dari kantor.
Tanaman dan bunga di dalam ruang kantor dapat
memberikan pengaruh menenangkan secara psiko-akustik. 3. Pencahayaan
Tabel 2.17 Rekomendasi Nilai Maksimum Indeks Silau
Sumber: Data Arsitek Jilid 1, hal 17
Kegiatan pada kantor adalah kegiatan rutin sehingga maksimum indeks silau pada kantor adalah 19. Berikut
pencahayaan yang dibutuhkan ruang menurut kegiatan: Tabel 2.18 Perhitungan Cahaya Rata-Rata
Sumber: Data Arsitek Jilid 1, hal 17
4. Penghawaan
Penghawaan untuk kegiatan rutin di perkantoran pada umumnya menggunakan sistem penghawaan buatan yaitu AC (Air Conditioner), karena dalam pengaturan suhu dapat diatur sesuai kebutuhan dan tidak dipengaruhi faktor eksternal seperti iklim dan cuaca. Namun untuk faktor kesehatan pekerja kantor, maka ruang kantor memiliki bukaan yang memungkinkan terjadinya pertukaran udara secara berkala.
Pertimbangan dan Peraturan dalam Perencanaan Kantor
dilengkapi agar juru tulis dapat bekerja sepanjang hari tanpa pemborosan gerakan, tanpa gangguan, dan tanpa terpengaruh secara tidak perlu oleh keletihan mental yang dapat menyertai pekerjaan di belakang meja.
Tabel ini menawarkan beberapa tipe gedung kantor beserta kriteria umumnya (mulai dari jumlah lantai sampai jenis sistem HVAC yang digunakan).
Tabel 2.19 Kriteria Perencanaan dan Desain bagi Beberapa Jenis Gedung Kantor
Gambar 2.9 Perbandingan Jenis Layout Kantor. Layout bervariasi tergantung pada: derajat kedekatan, kepadatan pengguna, dan distribusi ruang
.
Gambar 2.10 Tipikal Layout Structured Open Plan Office
Gambar 2.12 Tipikal Layout Self-Regulatory Office
Gambar 2.13 Tipikal Layout Combi Office
Gambar 2.15 Jangkauan rata-rata yang Gambar 2.16 Meja dengan duduk di kursi. Untuk menjangkau tempat untuk meletakkankertas daerah luar, orang harus membungkuk, pada satu sisi
tetapi tidak sampai berdiri
Gambar 2.17 Dimensi meja untuk Gambar 2.18 Meja dengan tempat pekerjaan dasar: menulis dan mengetik untuk meletakkan kertas pada dua
sisi
Gambar 2.19 Meja dengan tempat Gambar 2.20 Meja dengan untuk kertas, alat tulis, dan telepon tempat untuk kertas dan referensi
Gambar 2.23 Kebutuhan ruang untuk unit filing lateral
Gambar 2.24 Kebutuhan ruang dan sirkulasi berbagai peralatan kantor
Gambar 2.27 Layout meja kerja Gambar 2.28 Layout meja kerja dengan dengan meja tambahan dan jalur meja tambahan yang digunakan bersama sirkulasi beserta jalur sirkulasinya
Gambar 2.29 Layout alternatif meja kerja dengan meja tambahan dan jalur sirkulasi
Gambar 2.30 Layout meja kerja Gambar 2.31 Meja gambar dengan dengan meja tambahan bersama front reference: luas 7�
Gambar 2.32 Meja gambar dengan back reference: luas 6,6�
Gambar 2.33 Meja gambar dengan side reference: luas 7,1�
Gambar 2.34 Meja gambar yang Gambar 2.35 Kebutuhan ruang yang digunakan sirkulasi: luas 6� bagi pertemuan informal
A. Deskripsi Kriteria Ruang Tabel 2.20 Kriteria Ruang
No. Nama
Meja dan bangku Sejuk Nyaman
Tenang
√
Pencahayaan lampubuatan. Bagian Rapat Terdapat satu meja
dan beberapa kursi
4. Utilitas dan Servis
Ruang Istirahat
Terdapat pantry Sejuk Nyaman
Gudang - - - - Secukupnya, dengan penerangan buatan.
-
5. Fasilitas Pendukung
Food
Tenang
√
Secukupnya, denganRamai
√
Secukupnya, denganArsitektur berasal dari bahasa Latin ’Architecture’ dan bahasa Yunani yaitu ’arkhi’ yang berarti ketua dan ’tekton’ yang berarti pembangun, tukang kayu, orang yang memimpin pembangunan.
kawasan aman yang berpenduduk dalam dunia fana dan cukup berbahaya, menekankan sosial dan menonjolkan status.
1. Bangunan hijau menurut Office of the Federal Environmental Executive (AS), adalah bangunan yang meningkatkan efisiensi bangunan dan lahannya terhadap penggunaan energi, air, bahan material bangunan, dan mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan, lingkungan melalui penataan tapak, desain, konstruksi, operasional, pemeliharaan serta akibat produk limbahnya.
2. Bangunan hijau menurut GBCI (Green Building Council I ndonesia, 2010), bangunan baru yang direncanakan dan dilaksanakan atau bangunan sudah terbangun yang dioperasikan dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan/ekosistem dan memenuhi kinerja dalam guna lahan, hemat air, hemat energi, hemat bahan kurangi limbah, kualitas udara dalam ruangan.
b. Pengertian Arsitektur Hijau
Ilmu seni merancang bangunan yang dapat berdiri kokoh dan yang memberikan kenyamanan yang berhubungan dengan alam.
Jadi, Arsitektur Hijau secara sederhana mempunyai pengertian bangunan atau lingkungan binaan yang dapat mengurangi atau dapat melakukan efisiensi sumber daya material, air dan energi. Dalam
pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan binaan, yaitu:
1. efisien dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang ada.
2. mampu menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya dalam mengembangkan produktivitas penghuninya, mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan lingkungan. c. Perkembangan bangunan dengan tema arsitektur hijau
Saat ini seiring kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh manusia yang mengakibatkan pencemaran yang menjadikan bumi semakin panas, merugikan juga bagi manusia itu sendiri, dan bisa berpotensi dapat memusnahkan peradaban. Oleh karena itu, timbulah kesadaran global tentang lingkungan hidup. “Gerakan hijau”
tetapi juga pada penerapannya dalam rangka efisiensi penggunaan energi dan meminimalisir kerusakan lingkungan. Dalam hal ini, perancangan arsitektur sedikit banyak telah berubah, sikap masyarakat yang makin peduli terhadap lingkungan hidup, dan ketersediaan produk ramah lingkungan yang makin mudah diperoleh di pasar.
Secara umum dapat disampaikan bahwa menuju bangunan yang ramah lingkungan adalah mengukur dampak pada lingkungan luar (bangunan) dan membantu memperbaiki lingkungan dalam (bangunan). Biasanya beberapa aspek yang diperiksa adalah antara lain rancangan arsitektur bangunan, metodologi membangun, material bangunan, efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan air dan life cycle ecological living.
2.5.2 Kriteria Tema Arsitektur Hijau
Terdapatnya beberapa pendekatan desain yang dilakukan oleh berbagai kelompok arsitek dan konsultan dalam memasyarakatkan Arsitektur Hijau berdengan aplikasi yang berbeda-beda sesuai lingkungan dan keahlian masing-masing. Beberapa contoh diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Robert dan Brenda Vale
Terdapat 6 prinsip arsitektur hijau yang diajukan oleh Brenda dan Robert
Vale yang dapat dijadikan sebagai acuan, yaitu :
1. Konservasi energi •Bangunan seharusnya meminimalkan penggunaan kebutuhan akan energi. •Perlindungan sumber daya alam. •Pendayagunaan alam sebagai sumber energi bagi keperluan studi dan rekreasi. •Memanfaatkan limbah sebaik-baiknya seperti dengan manjadikan limbah sebagai sumber energi biogas atau pupuk.
•Penentuan lokasi yang paling tepat guna dengan cara pemilihan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan dari fungsi bangunan atau proyek.
2. Bekerja sama dengan iklim
•Memanfaatkan energi yang tersedia di alam seperti matahari, angin, hujan, dan air. •Pencahayaan alami pada siang hari. •Penghawaan alami.
3. Meminimalisasi sumber-sumber daya baru
•Penggunaan material daur ulang. •Penggunaan material yang dapat diperbaharui.
•Merancang bangunan dari sisa bangunan yang sebelumnya. •Penggunaan material yang ramah lingkungan.
4.Menghargai pemakai •Green Architecture menyadari bahwa pengguna atau pemakai dari bangunan harus diperhatikan kebutuhannya. Untuk itu dilakukan pendekatan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya namun selaras dengan prinsip Green Architecture yang lainnya.
5. Menghargai site •Seminimal mungkin merubah tapak. Misalnya dengan mempertahankan kontur tanah. Tidak mengambil jalan pintas dengan cara cut dan fill site dalam pembangunan di tapak. Memberi pori-pori bagi tanah agar tetap memiliki aliran udara.
1. Holistik •Seluruh prinsip-prinsip Green Architecture digabungkan dalam suatu pendekatan holistik pada lingkungan yang dibangun.
b. Heinz Frick
Heinz Frick (1999) memberikan empat kriteria arah pembangunan secara Green Architecture, yaitu:
1. Pembangunan berwawasan lingkungan menuntut adanya proses yang melestarikan lingkungan alam dan peredarannya, sehingga menghemat energi.
3. Pembangunan psikospiritual, berkaitan dengan jiwa manusia, rasa dan karsa, serta susunan organisme manusia yang mengerti arsitektur sebagai pengalaman kesadaran.
4. Pembangunan organik yang bobot arsitekturalnya terletak pada fungsi pembentukan dan kesenian.
Masih menurut Frick, 1997, pola perencanaan green architecture
selalu memanfaatkan alam , sebagai berikut:
1. Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan mengirit penggunaan energi.
2. Memelihara sumber lingkungan(udara, tanah, air).
3. Memelihara dan memperbaiki peredaran alam.
4. Mengurangi ketergantungan pada sistem pusat energi (listrik, air) dan limbah (air, limbah dan sampah).
5. Penghuni ikut serta secara aktif dalam perencanaan pembangunan dan pemeliharaan perumahan.
6. Tempat kerja dan pemukiman terdekat.
7. Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhan sehari-hari.
8. Penggunaan teknologi sederhana.
9. Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan maupun yang digunakan pada saat pembangunan harus seminimal mungkin.
10. Kulit (dinding dan atap)sebuah gedung harus sesuai dengan tugasnya harus melindungi dirinya dari sinar panas, angin dan hujan.
11. Bangunan sebaiknya diarahkan beorientasi timur barat dengan bagian utara selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan.
12. Dinding bangunan harus memberikan perlindungan terhadap panas, daya serap panas dn tebalnya dinding harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya.
14. Bangunan sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan penyegaran udara secara alamiah dan memanfaatkan angin sepoi-ssepoi untuk membuat ruang menjadi sejuk.
15. Semua gedung harus bisa mengadakan regenrasi dari segala bahan bangunan, bahan limbah, dan mudah dipelihara.
2.5.3 Keterkaitan Tema Dengan Judul
Tinjauan Umum Kantor Dengan Konsep Arsitektur Hijau
Sebagai gedung berkinerja tinggi yang dibuat berwawasan lingkungan, menguntungkan secara ekonomi dan sehat bagi kehidupan maupun tempat kerja, maka diperlukan efisiensi energi, konsep keberlanjutan dan pendekatan yang terhadap lingkungan. Bangunan yang baik dapat meminimalkan dampak lingkungan melalui konservasi sumber daya dan memberikan kontribusi kesehatan bagi penghuninya. Jadi, tema arsitektur hijau dapat diterapkan pada bangunan kantor sewa ini. Penekanan tema ini pada aspek kekuatan, kenyamanan, estetika, dan komposisi yang tetap mementingkan efisiensi
energi, konsep berkelanjutan, dan pendekatan terhadap lingkungan.
Aspek-aspek yang menjadi pencapain bangunan dengan tema arsitektur hijau yang berprinsip pada ramah lingkungan adalah penempatan dan efisiensi desain struktur, efisiensi energi, efisiensi air, efisiensi material, peningkatan kualitas lingkungan dalam ruang, optimalisasi operasional dan perawatan, dan pengurangan sampah.
USGBC , U.S : Green Building Council
Beberapa faktor pertimbangan sebagai acuan ‘Green Building’ menurut LEED-NC (Leadership in Energy and environmental design-New Contruction). 1. Lokasi yang sustainable
menyediakan sirkulasi bukan kendaraan (pedestrian) melestarikan ruang terbuka
mengatur pemanfaatan air hujan
mengurangi efek panas pada lingkungan
mengurangi pemakaian energi untuk penggunaan lampu yang
2. Penyimpanan air berguna untuk mengurangi penggunaan air minum untuk irigasi dan penggunaan air bangunan serta pengaturan selokan. 3. Efisiensi energi dan proteksi terhadap atmosfer
mengurangi penggunaan energi, mesin menggunakan mesin
pendingin yang minim akan bahan kimia yang berbahaya menghasilkan energi yang dapat diperbaharui pada lokasi site adanya penyimpanan energi
penggunaan green power dalam proyek
4. Material yang tahan lama
menggunakan sumber yang mampu untuk di daur ulang mengurangi sampah hasil konstruksi
menggunakan material regional
5. Kualitas lingkungan dalam
memperbaiki kualitas udara dalam ruangan meningkatkan ventilasi udara dari luar
mengatur kualitas air selama proses konstruksi menggunakan bahan-bahan kimia yang aman
menyediakan kontrol bagi kenyamanan seperti memelihara standar
kenyamanan suhu dan menyediakan penerangan dan view keluar
Gambar 2.37 Konsep pada bangunan
Gambar 2.5 Diagram Konsep Pada Pemakaian Material
Sumber:Conceptual Drawing of Green Building
2.5.4 Penerapan Tema Dalam Bangunan
Prinsip yang dikemukakan oleh Robert meliputi 3 hal yang kemudian diaplikasikan terhadap bangunan . Adapun prinsip – prinsip tersebut adalah :
Vertical
energi listrik dari
Green Area Penanaman
tumbuh-Reservoir Tempat
flushing
A. Bangunan dengan fungsi sejenis ENERGEX HEADQUARTERS Location: Newstead, Victoria, Australia
Queensland sebagai penyedia terkemuka sumber LPG dan gas alam (listrik), bahwa daerah tersebut adalah tempat pabrik gas bersejarah Brisbane. Bangunan ini bersama-sama dirancang oleh Cox Rayner (arsitek) dan BVN Donovan untuk memenuhi fungsi Enegex dalam komunitas kerja yang dinamis dan kohesif, seperti kepada orang-orang Brisbane.
Bangunan ini terdiri dari 7 lantai, yang masing-masing memiliki luas sebesar 4.180 meter persegi, terbagi oleh atrium dengan jembatan yang menghubungkan interior ke ruang publik di luar. Bentuknya membungkus di sekitar sudut utara Riverpark seperti gesper, ditekankan oleh "engsel" memproyeksikan bahwa terdiri dari ruang sosial dengan jalan besar pada depan bangunan.
Desain bangunan ini menggunakan beberapa orientasi berkembang dari ekspresi arsitektur yang beraneka ragam yang menyamarkan ukuran, difokuskan pada tenunan khas dan berlapis jala yang membuat fasad menghidupkan jalan utama di depan bangunan. The Energex Headqurters sebagai predikat gedung kantor pertama di Queensland yang memiliki 6 bintang-Green Star (Desain).
Gambar 2.38 Perspektif Bangunan
Gambar 2.39 Ground Plan
Sumber:ISSU Building
Gambar 2.40 Tampak dan Potongan Bangunan
Gambar 2.41 Suasana Eksterior dan Interior Bangunan
Sumber:ISSU Building
MEWC (Ministry of Energy, Water & Communication) Building
Gambar 2.42 Eksterior MEWC Building, Energy Elemen Design
Lokasi : Malaysia Pengembang : Putrajaya Holding Sdn. Bhd (PJH) Kontraktor D & B : Putra Perdana Construction Sdn. Bhd
Arsitek : SNO Architects Sdn Bhd
Konsultan EE Design : Danish International Development Agency Biaya Dasar Bangunan : RM 50 Juta
Masa Konstruksi : Maret 2002 - September 2004 Jumlah Lantai : 6 Luas Lantai Kotor : 38.606 m2 Luas Parkir Mobil : 8.602 m2
Luas Lantai Dikondisikan : 19.237 m2 Luas Kantor Dikondisikan : 17.280 m2
Penghargaan : 1st prize 2006 Asean Energy Efficient Buildings Best Practices Competition (new and existing category).
Elemen Desain Pasif : Orientasi Bangunan, Selubung Bangunan, Ventilasi Udara
Alami, Desain Layout Interior Elemen Aktif : AC & Ventilasi Mekanis, Sistem Pencahayaan Inovatif, Peralatan kantor yang hemat energi, Sistem Manajemen Energi yang Komprehensif.
Elemen Desain Pasif :
1. Orientasi Bangunan
Gambar 2.43 Orientasi Bangunan MEWC Building
Sumber:MEWC Building
Jadi, mengurangi intensitas sinar matahari langsung yang masuk ke bangunan, meminimalkan perolehan panas dari sinar matahari, dan mengurangi beban pendinginan.
Gambar 2.44 Fasad Barat dan Timur
Sumber:MEWC Building
Gambar 2.45 Fasad Utara dan Selatan
Sumber:MEWC Building
2. Selubung Bangunan
Gambar 2.46 Atap Ganda MEWC Building
Atap utama diinsulasi dengan polystyrene foam setebal 100mm. Atap kedua
membayangi bangunan dan atap utama.
Dinding blok beton ringan autoclaved setebal 200mm—nilai insulasinya 2,5 kali lebih tinggi daripada dinding bata tradisional (dengan ketebalan normal 115mm). Permukaan dinding eksterior dicat dengan warna muda untuk mengurangi tingkat penyerapan panas.
3. Jendela Punch Hole dengan Light Shelves
Kedalamannya bergantung pada posisi hadap jendela (pada dinding yang
menghadap ke timur—100mm, Utara & Selatan— 600mm).
Memiliki efek pembayangan yang lebih baik—mendifusikan lebih banyak sinar matahari ke dalam bangunan.
Memungkinkan cahaya merambat lebih jauh ke dalam bangunan.
Gambar 2.47Jendela Punch Hole dengan Light Shelve
Sumber: MEWC Building
4. Elemen pembayang & window glazing
Gambar 2.48 Elemen Pembayang dan Window Glazing
Sumber:MEWC Building •Ketebalan 12mm (normal 10mm)
• Kaca warna hijau muda
• Melewatkan lebih banyak cahaya dan lebih sedikit panas
5. Penggunaan cahaya alami secara optimal
Gambar 2.49 Penggunaan Cahaya Alami secara Optimal 6. Ventilasi dan cahaya alami dalam atrium
Gambar 2.50 Ventilasi dan Pencahayaan Alami pada Atrium
• Ventilasi alami yang dibantu dengan cerobong matahari (tidak memerlukan AC)
• Memasukkan cahaya lebih jauh ke dalam inti bangunan.
• Internal landscaping dan cahaya siang hari membantu menciptakan suasana
alami.
Ventilasi alami dengan ’Thermal Flue atau Chimney Effect’:
Gambar 2.51 Ventilasi alami dengan Thermal Flue/Chimney Effect Thermal Flue
Stack
Penggunaan light shelf,
memungkinkan cahaya alami dapat didifusikan lebih jauh ke dalam bangunan, penurunan pencahayaan buatan, dan penurunan energi
Dinding bagian dalam cerobong dicat warna hitam sehingga memaksimalkan penyerapan panas dari sinar matahari langsung.
• Udara panas akan naik dan keluar melalui cerobong akibat adanya perbedaan tekanan.
• Udara di dalam atrium akan mengalir menuju cerobong untuk menggantikan udara panas yang keluas dan dengan demikian akan menciptakan aliran udara (ventilasi alami).
Pencahayaan Alami:
• Skylight pada atrium memungkinkan cahaya alami pada siang hari untuk masuk lebih jauh ke dalam bangunan.
Kanopi warna putih yang dikendalikan secara otomatis akan membayangi
atrium dari sinar matahari langsung pada tengah hari.
Gambar 2.52 Pencahayaan Alami pada MEWC Building Sumber:MEWC Building
7. Landscaping
Gambar 2.53 Landscaping pada MEWC Building
Bangunan dengan tema sejenis BSD Green Office Park
Gambar 2.54 Eksterior BSD Office Park Nama Proyek : BSD Office Park
Pengembang : PT. Bumi Serpong Damai (BSD) Lokasi : BSD City, Tangerang
Konsultan Arsitektur : PT. Airmas Asri Luas Tapak : 8.245 m2
Luas Lantai Dasar : 3.144 m2 Luas Bangunan Total : 13.329 m2
Jumlah Lantai : 5 lantai dan 1 semi basement
Green Architecture, sebuah konsep bangunan arsitektur berwawasan lingkungan hijau mengemuka dalam berbagai diskursus pada dua dekade belakangan ini sebagai salah satu solusi untuk mengurangi laju pemanasan global
(global warming). PT Bumi Serpong Damai (BSD), pengembang BSD City, akan membangun kompleks perkantoran hijau (green office) di kawasan Central Business District (CBD) BSD City. Kompleks perkantoran tersebut menggabungkan konsep high-tech office dengan lingkungan hijau.
dari BSD City – Business Park adalah BSD Office Park. Bangunan dengan luas sekitar 13.000 m2 dengan peruntukan kantor sewa ini terdiri dari empat lantai tipikal dan satu lantai penthouse. Area pendukung berupa parkir kendaraan kapasitas 170 mobil dan ruang-ruang mekanikal elektrikal terdapat di lantai semi basement sehingga pemaksimalan sirkulasi udara pasif dapat tercapai. Bangunan ini menerapkan konsep green architecture sebagai diferensiasi market rental office. Hal ini menarik karena ada keberanian dari pihak pengembang (developer) untuk memasarkan sesuatu yang lain sehingga terbentuk pasar tersendiri. Dapat kita pahami bahwa penerapan konsep green architecture di Indoensia terutama dengan fungsi rental office tentu saja akan berpengaruh dalam perhitungan nilai konstruksi yang lebih mahal dengan konsekuensi pada nilai jual bangunan. Bangunan ini mungkin dapat diambil sebagai reference dalam kasus penerapan bagaimana sebuah konsep green atau lebih tepatnya konsep hemat energi yang dapat diterapkan pada sebuah rental office.
Gambar 2.55 Interior BSD Green Office Park
Sumber: www.greatbuildings/BSDgreen-officepark.com
Dilihat dari arah hadap bangunan, tapak bangunan ini sangat baik untuk memaksimalkan pencahayaan alami bangunan dengan meletakkan sisi panjang bangunan di utara-selatan, sedangkan timur merupakan sisi depan bangunan.
Gambar 2.56 Pencahayaan Alami Bangunan
Massa bangunan merupakan dua buah gedung/wing yang dihubungkan dengan sebuah innercourt sebagai void yang berfungsi sebagai sumber pencahayaan alami dan penghawaan juga membawa suasana taman di area kerja. Atapnya, roof garden mampu meredam panas dan dimanfaatkan sebagai taman untuk unit penthouse, selain itu roof garden juga konversi lahan hijau yang digunakan sebagai areal office meskipun tidak seluruhnya.
Gambar 2.57 Roof Grden
Sumber: www.greatbuildings/BSDgreen-officepark.com
Orientasi bangunan berdasarkan jalur matahari harian dan analisis angin untuk mendapatkan pencahyaan maksimal dan kenyamanan termal.
Gambar 2.58 Pasif Desain
Gambar 2.59 Gambar Denah, Tampak, Potongan BSD Green Office Park, Sun Shading Sumber: www.greatbuildings/BSDgreen-officepark.com
Jenis shading-nya, louvre alumunium tube, vegetasi, dan kaca low E. Pada bagian sisi timur dan barat bangunan digunakan double shading berupa louvre dan kaca yang mampu menahan panas sehingga beban pengkondisian udara tidak terlalu berat.
Bangunan ini juga diharapkan dengan cross ventilation dapat beroperasi sampai dengan sepuluh pagi, di area-area tertentu vegetasi juga diharapkan mampu menjadi buffer panas selain sebagai elemen estetika bangunan. Selain elemen arsitektur bangunan, sistem mekanikal/elektrikal juga mempunyai nilai
penting dalam penghematan energi. Pemilihan jenis dan zoning pengkondisian udara yang tepat (pemakaian AC sebesar 60 %) , sistem otomatisasi dan pemilihan jenis pencahayaan diharapkan mampu mengurangi beban energi listrik bangunan.
Gambar 2.60 Peghawaan Udara
Gambar 2.61 Lighting
Sumber: www.greatbuildings/BSDgreen-officepark.com
Pengolahan air dengan sistem recycle diharapkan mampu meningkatkan nilai guna air yang biasanya terbuang percuma setelah sekali pakai.
Gambar 2.62 Natural Ventilation
Sumber: www.greatbuildings/BSDgreen-officepark.com
Adanya kolam air menjadi salah satu potensi bahwa aliran udara di luar gedung untuk mendinginkan ruang dalam, yang pada akhirnya akan menurunkan suhu di dalam gedung, karena aliran udara dari luar masuk ke dalam bangunan melalui sistem ventilasi alami.
Green-Roofed Staircase Office SOZAWE Groningen di Belanda
Arsitek NL merancang sebuah kompleks beratap hijau yang indah untuk kantor Departemen Kesejahteraan dan Badan Kerja Kota Groningen di Belanda. Menampilkan banyak pencahayaan dan penghawaan alami di siang hari, ruang publik terbuka yang besar, dan atap hijau bertingkat yang menarik, kantor SoZaWe baru akan member inspirasi bagi karyawan yang bekerja di sana.
Gambar 2.63 Site Plan
Sumber: www.greatbuildings/green-roofedstaircaseoffice.com
Kantor ini terdiri dari sembilan lantai bertingkat dan fitur tiga atrium besar untuk berjalan kaki di kolom vertikal bangunan, di siang hari pencahayaan dan penghawaan alami untuk ruang kantor yang lebih mencukupi. Setiap lantai memiliki akses ke atap hijau dan taman ruang yang lengkap dengan pohon dan view pemandangan kota.
Restoran dan kedai kopi membuat kantor ini lebih dari sekedar tempat untuk melakukan pekerjaan, menciptakan tempat berkumpul untuk para komunitas- komunitas.
Gambar 2.64 Eksterior Bangunan
Sumber: www.greatbuildings/green-roofedstaircaseoffice.com
Gambar 2.65 Interior Bangunan
Sumber: www.greatbuildings/green-roofedstaircaseoffice.com