• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOOK Henny Sri Mulyani R Penggunaan Radio Mora

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BOOK Henny Sri Mulyani R Penggunaan Radio Mora"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH KOMUNITAS PENDENGAR AMOR

DI KOTA BANDUNG

Henny Sri Mulyani R

Fakultas Ilmu Komunikasi –Universitas Padjadjaran

henny.sri.mulyani@unpad.ac.id

Pendahuluan

Media massa mempunyai peran yang berkaitan dengan fungsi media pada umumnya yag berada pada ranah komunikasi massa. Domminick dalam Efendy (2001 :29) menyebutkan bahwa setidaknya ada lima fungsi mendasar komunikasi massa, yakni pengawasan (surveillance), penafsiran (interpretation), pertalian (linkage), penyebaran nilai-nilai (transmission of value) dan hiburan (entertaintment).

Radio sebagai salahsatu bentuk media massa mendapat julukan sebagai the ith estate (Ardianto, 2007:128). Julukan ini muncul mengingat kekuatan radio sebagai teknologi baru dianggap punya pengaruh kuat seperti pada Perang Dunia II, kekuatan radio tersebut didasarkan pada daya langsung, daya tembus, dan daya tarik yang dimiliki radio.

Daya langsung radio berkaitan dengan proses penyusunan dan penyampaian pesan poada pendengarnya yang relatif cepat dibandingkan media massa lainnya. Daya tembus radio berkaitan dengan pendistribusian informasi yang lebih ringkas dan tidak terlalu terbebani oleh lokasi khalayak. Sementara daya tarik radio terdapat pada sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada padanya yaitu musik, kata-kata dan efek suara.

(2)

konten spesiik yaitu bidang hukum sebagai menu utama siarannya sementara pada umumnya radio siaran lain bidang hukum hanya sebagian kecil dari konten keseluruhan.

Menurut General Manager Radio Mora, Mora Saragih, Radio Mora memiliki visi untuk membangun komunikasi konstruktif da dalam masyarakat yaitu dapat saling memberi manfaat tentang kesadaran kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dalam kerangka mengerti dan taat hukum demi menuju kehidupan yang lebih baik. Hal tersebut diwujudkan dalam positioning Radio Mora sebagai he law and justice station. Mora membidik tujuan untuk mengembangkan pemahaman masyarakat dalam ranah hukum.

Keberadaan radio Mora menarik untuk diteliti sehubungan dengan kondisi hukum yang ada dewasa ini. Banyak pihak menilai pelaksanaan hukum di Indonesia belum maksimal. Hukum seperti pisau tajam di bawah tetapi tumpul di atas1. Maksudnya ketika berhadapan

dengan masyarakat yang lemah, hukum seolah diterjemahkan seperti tertulis sehingga para pelaku kejahatan sekecil apapun mendapat ganjaran. Sementara kepada pelanggar dari kalangan kuat baik secara inansial maupun akses terhadap kekuasaan hukum bisa diatur agar menuntungkan mereka.

Padahal demi terciptanya kepastian hukum semua orang haruslah memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum. Jadi setiap orang bisa terjerat hukum dan setiap orang memiliki hak yang sama sewaktu berhadapan dengan hukum. Hukum di Indonesia ada untuk mengatur kehidupan tiap individu dalam negeri ini sehingga tercipta keteraturan dann ketertiban di dalamnya.2

Menurut Mora Saragih, General Manager Radio Mora, disinilah Radio Mora menampilkan perannya sebagai media mengemban misi untuk menjadi media yang berguna bagi rakyat sebagai media advokasi yang bersedia membantu masyaralkat menerima aspirasi, aduan, maupun kluhan masyarakat seraya senantiasa berupaya untuk menigkatkan kesadaran hukum masyarakat. Hal ini dilakukan dengan menyediakan program-program yang menonjolkan diskusi interaktif yang membahas realitas sosial dalam masyarakat dengan perspektif hukum.

(3)

Program di Radio Mora diasuh oleh penyiar radio yang kebanyakan merupakan praktisi di bidang hukum. Dari 14 program siaran yang ada terdapat lima program siaran utama yang berkaitan dengan masalah hukum. Dalam penelitian ini lima program itulah yang masuk kategori program informasi hukum. Kelima program tersebut secara rutin mengudara dari hari Senin hingga Sabtu sejak pukul 06.00 hingga pukul 21.00 atau mengudara selama 12 jam. Kelima program tersebut adalah : 1. Somasi (Sorotan Masalah dan Situasi) yang membahas berbagai

informasi dan permasalahan publik Kota Bandung dengan perspektif hukum.

2. Saksi (Saran Komentar dan Informasi), membahas. Permasalahan regional maupun nasional yang sedang hangat dengan perspektif hukum.

3. Kasasi (Kasus dari Sana Sini) yang membahas kasus-kasus hukum secara detail sekaligus menjadi ruang untuk berkonsultasi masalah hukum.

4. Motif (Mora Interaktif) merupakan program interaktif dengan topik mengenai kasus hukum yang spesiik.

5. Eksekusi (Ekstra Sekunder dan Informasi) merupaka program interaktif dengan topik mengenai isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat. Sesekali menghadirkan narasumber terkait dengan isu yang dibahas.

Segmentasi pendengar radio Mora adalah pendengar berusia 27 tahun ke atas yang terdapat pada rentang SES (status ekonomi sosial) B1, B2 dan C. Dengan asumsi bahwa golongan masyarakat inilah yang seringkali berhadapan dengan permasalahan hukum yang beragam dan menyentuh banyak bidang kehidupan seperti masalah pertanahan, perkawinan hingga perniagaan. selain itu Radio Mora memiliki wilayah jangkauan siaran Kota Bandung dan sekitarnya.

(4)

Tinjauan Pustaka

Komunikasi massa mengacu Domminick dalam Efendy (2001: 29) memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Pengawasan (surveillance)

Pengawasan mengacu kepada yang dikenal sebagai peranan berita dan informasi dari media massa. Fungsi pengawasan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

a. Pengawasan peringatan : pengawasan jenis ini terjadi jika media menyampaikan informasi kepada kita mengenai ancaman bencana alam, kondisi ekonomi yang mengalami depresi atau serangan militer. Peringatan ini dapat diinformasikan segera dan serentak, dapat pula diinformasikan ancaman dalam jangka waktu lama atau ancaman kronis (berita surat kabar mengenai polusi udara atau masalah pengangguran), tapi dalam praktiknya banyak juga informasi yang tidak merupakan ancaman yang perlu diketahui oleh rakyat.

b. Pengawasan instrumental : ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Misalnya berita harga barang kebutuhan sehari-hari dipasar, produk baru dll.

2. Interpretasi (interpretation)

Fungsi ini erat kaitannya dengan fungsi pengawasan, karena media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Acap kali fungsi ini mendapat perhatian utama para pejabat pemerintah, tokoh politik dan pemuka masyarakat karena seringkali bersifat kritik terhadap kebijakan pemerintah. Oleh karena itu lewat fungsi ini media massa sering disebut sebagai anjig penjaga yang menggonggong apabila pemerintah ingkar dari kewajibannya. Fungsi in I bisa berbentuk kartun atau gambar lucu yang bersifat sindiran.

3. Hubungan (linkage)

(5)

Fungsi hubungan yang dimiliki oleh media akan berpengaruh banyak pada masyarakat sehingga dijuluki sebagai “public making” ability of the mass media atau kemampuan membuat sesuatu menjadi umum dari media massa. Hal ini erat kaitannya dengan perilaku seseorang (baik yang positih konstruktif atau negative destruktif) yang apabila diberitakan oleh media massa maka akan segera seluruh masyarakat mengetahuinya.

4. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai yang mengacu kepada cara-cara di mana seseorang mengadopsi prilaku dan nilai-nilai suatu kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat dan dengan membaca, mendengarkan dan menonton maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berprilaku dan nilai-nilai apa yang penting.

5. Hiburan (entertainment)

Hiburan sangatlah penting untuk melepaskan saraf-saraf setelah berjam-jam membaca berita-berita berat juga sebagai sarana rekreasi dan kesenangan. Komunikasi massa membantu khalayak untuk mengisi waktu luangnya dengan menyajikan berbagai acara yang dipenuhi oleh komedi, drama, tragedi, permainan dan lain-lain.

Penggunaan Media

Menurut McQuail (1996:217) Penyebab utama penggunaan media terletak dalam lingkungan sosial dan psikologis yang dirasakan untuk menanggulangi masalah sebagai pemuas kebutuhan. Penggunaan media didorong oleh adanya kebutuhan dan tujuan yang ditentukan oleh audien sendiri dan bahwasannya partisipasi aktif dalam proses komunikasi dapat mempermudah dan mempengaruhi kepuasan dan dapat menimbulkan berbagai efek yang terkait dengan terpaan media.

Rosengreen dalam Rahmat (2005 : 277) menjelaskan bahwa penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan, jenis isi media yang dikonsumsi dan hubungan individu dengan isi media atau media secara keseluruhan.

Metode Penelitian

(6)

positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data mengunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Singarimbun dan Efendi (1989:42) menyebutkan penelitian survei digunakan untuk maksud eksploratif, deskriptif, eksplanatif, evaluasi, prediksi, operasional dan pengembangan indikator-indikator sosial. Lebih jauh disebutkan penelitian survei dilakukan melalui proses seperti pengumpulan data lapangan, menggambarkan dan menganalisis data dengan bantuan analisis statistika yang relevan dan selanjutnya dibuat kesimpulan tentang arti data tersebut. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur dengan cermat fenomena sosial tertentu dengan mengembangkan konsep dan menghimpun fakta tanpa melakukan pengujian hipotesis.

Populasi yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah seluruh anggota komunitas pendengar radio Mora yang berada di Kota Bandung. Jumlah anggota komunitas pendengar adalah sebanyak 720 orang. Ukuran sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Yamane (Rahmat , 2007 :82) diperoleh sebanyak 88 orang anggota.

Hasil Dan Pembahasan

Identitas responden

Tabel 1 Rentang usia responden

Rentang usia Frekuensi %

< 30 tahun 18 20,4 31 – 40 tahun 25 28,4

> 40 tahun 45 51,2

Jumlah 88 100

(7)

Tabel 2

Perbandingan Komunitas pendengar radio Mora pada umumnya adalah laki-laki 68,2 % dan perempuan 31,8 %. Sementara radio Mora sendiri membidik target khalayak dengan rasio 60 % laki-laki dan 40 % perempuan.3

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan sering disetarakan dengan kemampuan intelek seseorang. Menurut Maslow dalam Goble (2009:114) pendidikan memainkan perana penting dalam pengembangan watak. Hal tersebut akan berimbas pada perilaku seseorang terhadap sesuatu. Perbandingan tingkat pendidikan komunitas pendengar radio Mora tampak pada tabel berikut

Tabel 3

Mayoritas komunitas pendengar Radio Mora adalah berlatar belakang pendidikan SMA sebanyak 44,3 % sementara yang tidak menamatkan pendidika SMA sebanyak 13,6 %. Proporsi tingkat pendidikan di atas tidaj jaug berbeda dengan target segmentasi radio Mora, yaitu 40% tamatan SMA, 30 % tamatan Diploma , 20 % tamatan tingkat Diploma dan 10 % tamatan lainnya.4

(8)

Tabel 4

Tabel 4 menunjukan bahwa mayoritas responden bergabung dalam komunitas penggemar Mora selama 1 sd 2 tahun sebanyak 34,1 %. Dan yang baru bergabung kurang dari satu tahun sebanyak 19,3 %.

Analisis Deskriptif Penggunaan Media oleh Komunitas Pendengar Radio Mora

Tabel 5 menunjukan frekuensi penggunaan radio Mora dihitung perminggu, dari tabel menunjukan bahwa 71,5 % menggunakan radio Mora lebih dari 5 kali dalam seminggu sehingga hampir tiada hari yang dilewatkan tanpa mendengar radio Mora dan penggunaan paling rendah adalah frekuensi penggunaanya kurang dari 2 kali sebanyak 3,4 %.

(9)

Radio Mora mengudara 24 jam sehari dan mayoritas responden sebanyak 34,1 % mendengarkan antara 3 – 4 jam per harinya dan sedikit sekali responden mendengarkan kurang dari 1 jam yaitu 3,4 %.

Tabel 7

Radio Mora menyiarkan sebanyak 14 program acara secara rutin dan ternyata pada umumnya responden mendengarkan 3 sd 6 program yaitu sebanyak 59,2 % dan hanya 6,8 % responden mendengarkan kurang dari 3 program.

Tabel 8 Program yang Dikonsumsi

Nama Program Frekuensi %

Interupsi 23 4,46

(10)

Somasi (Sorotan Masalah dan Situasi) merupakan program rutin yang disiarkan setiap hari Senin hingga Sabtu pukul 06.00 sampai dengan pukul 09.00. Dalam program ini biasanya penyiar mengulas berita yang sedang hangat yang ada di surat kabar pagi yang berkaitan dengan masalah hukum.. peringkat kedua program Kasasi (Kasus dari Sana sini) program yang disiarkan setiap pukul 12.00 hingga 15.00 pada hari Senin hingga Sabtu. Peringkat ketiga program Saksi ( saran, komentar dan Informasi) yang disiarkan setiap pukul 09.00 hingga 12.00 pada hari Senin hingga Sabtu merupakan program informasi.

Menurut McQuail (1996 : 54) Pada dasarnya media adalah pembawa atau pengantar informasi dan pendapat artinya pendengar komunitas Amor telah menggunakan radio Mora sebagai sarana pengantar informasi tersebut.

Terdapat pengelompokan bidang hukum yang disiarkan melalui program acara di Radio Mora diantaranya adalah (1) bidang hukum pidana, kriminal dan korupsi (2) hukum agraria dan pertanahan (3) hukum keluarga, perkawinan dan waris (4) hukum administrasi dan tata negara (5) hukum dagang dan persaingan usaha (6) hukum perbankan dan pajak (7) hukum kontrak dan perburuhan (8) hukum adat dan agama (9) hukum internasional dan (10) hukum lingkungan.

Penggunaan media menurut Ruggiero (2000 :15) melibatkan interaktivitas yang akan menunjukan kemampuan interaktif pengguna dengan media. Ia mendeinisikan interaktivitas sebagai suatu derajat dimana audiens berpartisipasi dalam proses komunikasi bahkan dalam beberapa tingkat memiliki kemampuan untuk mengatur dan bertukar peran dengan media dalam konteks tertentu.

Pada saat penelitian interaksi yang diamati adalah mengenai penggunaan saluran telepon, SMS (Short Message service) yang terhubung langsung dengan penyiar. Melalui SMS dan Telepon 28 31,7

(11)

Saluran interaksi yang dilakukan pendengar komunitas Amor untuk terlibat dalam siaran radio Mora umumnya menggunakan dua saluran sekaligus yaitu SMS dan telepon tapi berdasarkan temuan penelitian tidak semua komunitas berinteraksi dengan media terbukti adanya pendengar yang tidak aktif dalam berinteraksi tetapi hanya sebagai pendengar sebanyak 23,9 %.

Untuk lebih jelasnya gambaran interaktivitas komunitas dengan media tampak pada gambar berikut :

Gambar 1

Gambar 1 menunjukan bahwa komunitas Amor untuk berinteraksi dengan media yang menggunakan SMS sebanyak 46 orang dan menggunakan telepon sebanyak 49 orang sementara yang menggunakan keduanya sebanyak 28 orang.

Tabel 10 Intensitas Penggunaan SMS

Intensitas/ minggu Frekuensi %

< 2 kali 10 21,7

2 – 4 kali 16 34,8

5 – 7 kali 8 17,4

 7 kali 12 26,1

Jumlah 46 100

(12)

Tabel 11

Intensitas Penggunaan Telepon

Intensitas/ minggu Frekuensi %

< 2 kali 10 20,4

2 – 4 kali 15 30,6

5 – 7 kali 14 28,6

 7 kali 10 20,4

Jumlah 49 100

Interaksi tersebut berdasarkan pengamatan mempunyai tujuan yaitu diantaranya untuk mengomentari topik, bertanya atau berkonsultasi, menyampaikan informasi, request lagu dan berkirim salam.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rentang antar kuartil untuk penggunaan media oleh komunitas pendengar Amor di Kota Bandung dapat dikatagorikan sebagai berikut :

Tabel 12

Penggunaan Media Radio Mora

Penggunaan Kategori

Intensitas penggunaan Tinggi

Interaktivitas Cukup

Intensitas penggunaan radio Mora oleh komunitas pendengar Amor mempunyai kategori tinggi menunjukan bahwa radio Mora telah menjadi bagian dari keseharian anggota komunitas pendengar Amor. Salah satu pemicu tingginya intensitas adalah dengan adanya beragam kebutuhan yang akan mereka penuhi melalui penggunaan radio. Penggunaan media didorong oleh adanya kebutuhan dan tujuan yang ditentukan oleh audiens sendiri.

Simpulan

Penggunaan media radio Mora umumnya untuk menanggulangi kebutuhan audiens atas informasi yang dibutuhkan atau penggunaan media didorong oleh adanya kebutuhan dan tujuan yang ditentukan oleh komunitas pendengar Amor itu sendiri.

(13)
(14)

Datar Pustaka

Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Karlina. 2007. Kmunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Bungin, Burhan. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Efendy, Onong Uchyana. 1991. Radio Siaran : Teori dan Praktek. Bandung : Penerbit Mandar Maju.

---.2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti.

Gobble, Frank G. 2009. Mazhab Ketiga : Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Yogyakarta : Kanisius

Marzuki, Peter Mahmud. 2009. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Masduki. 2001. Jurnalistik Radio : Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar. Yogyakarta: LKiS

McQuail, Dennis. 1996. Teori Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga.

Morissan, Andy Corry Wardhani dan Farid Hamid. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rahmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

---. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosda Karya

Gambar

Tabel 1 Rentang usia responden
Tabel 2   Jenis Kelamin Responden
Tabel 4  Masa Keanggotaan
Tabel 7
+4

Referensi

Dokumen terkait

Sukuk refer to financial instruments meant to refer to financial instruments meant to mobilize resources from the market based on the. mobilize resources from the

Campuran tanah lempung (clay) dan serbuk kulit kakao tersebut diharapkan dapat menghasilkan suatu keramik berpori yang memiliki sifat fisis, mekanik dan morfologi yang

Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir Mengelola kebutuhan bahan dan hasil produksi Merencanakan bahan baku produksi pemintalan keilmuan yang mendukung mata pelajaran

[r]

Selanjutnya untuk teori Van Meter dan van Horn faktor karakteristik agen pelaksana lebih disederhanakan dari yang tadinya melibatkan 6 (enam) instansi atau

Kesulitan untuk membiayai sekolah juga menjadi penyebab utama anak putus sekolah di daerah tepian hutan di Kec. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa; 1) 75 % alasan

[r]

Mitra Usaha tidak diperbolehkan untuk pindah ke sponsor atau jaringan lain atau mengambil Mitra Usaha yang terdaftar baik didalam grupnya maupun grup lain kecuali Mitra Usaha