• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Sistem Pengairan Tanaman Otomatis Menggunakan Grove Moisture Sensor Sen0100 Berbasis Arduino Leonardo dan Monitoring Melalui Wifi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Sistem Pengairan Tanaman Otomatis Menggunakan Grove Moisture Sensor Sen0100 Berbasis Arduino Leonardo dan Monitoring Melalui Wifi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat dan juga

bertambahnya populasi manusia, menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan

pangan. Di negara tropis seperti Indonesia, dimana ekonomi banyak digerakkan

oleh hasil agrikultur pada kenyataannya masih belum dapat menghasilkan produk

agrikultura yang maksimal secara kontinu. Penyebab utamanya adalah kurangnya

curah hujan dan air tanah dibeberapa tempat di Indonesia. Penyebab lain yang

sangat penting adalah penggunaan air yang tidak terencana diikuti dengan

terbuangnya sejumlah besar air secara sia-sia. Penggunaan air pada lahan

pertanian yang kurang atau berlebihan dapat menyebabkan tumbuhan tersebut

kering dan busuk.

Pada zaman sekarang ini, petani menggunakan teknik irigasi manual untuk

mengontrol pengairan tanaman dengan melakukan pengairan pada interval waktu

tertentu. Proses ini terkadang mengkonsumsi lebih banyak air atau terkadang

pengairan terlambat dilakukan dan tanaman telah kering. Kondisi tanaman yang

kekurangan air telah lebih dahulu mengalami penurunan sebelum terlihat secara

visual bahwa tanaman tersebut telah kering dan layu. Tingkat pertumbuhan

melambat dan bobot buah yang lebih ringan diikuti dengan keringnya tanaman.

Masalah ini dapat diatasi dengan sebuah mikrokontroler berbasis sistem irigasi

(2)

sesuai dengan kebutuhannya yaitu dengan mengukur tingkat kelembaban

tanahnya.

Kelembaban tanah adalah air yang mengisi sebagian atau pori-pori tanah

yang berada di atas water table (Jamulya dan Suratman, 1993). Kelembaban tabah

sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh penguapan melalui permukaan tanah,

terinspirasi dan perkolasi. Informasi kelembaban tanah dapat dipergunakan untuk

manajemen sumber daya air, peringatan awal kekeringan, penjadwalan irigasi,

dan perkiraan cuaca.(Arnold, 1999).

Defisit dalam kelembaban dapat menuju pada kelayuan tanaman dan

tindakan perbaikan tepat pada waktunya melalui irigasi dapat menyelamatkan

pertanian. Grove Moisture Sensor SEN0100 merupakan sensor yang mampu

mendeteksi intensitas air dalam tanah (moisture). Sensor ini terdiri dari dua probe

untuk melewatkan arus melalui tanah, kemudian memaca resistansinya untuk

mendapatkan nilai tingkat kelembaban. Semakin banyak air membuat tanah lebih

mudah menghantarkan listrik (resistansi kecil), sedangkan tanah yang kering

sangat sulit menghantarkan listrik (resistansi besar).

Sistem irigasi otomatis ini bekerja dengan menggunakan pompa air

dengan saklar yang diaktifkan pada saat sensor kelembaban mengirimkan sinyal

resistansi besar. Petani dapat menggunakan perangkat otomatis ini untuk

mengurangi kerugian air pada pengairan tanah yang lembab, menghindari

pengairan pada hari yang salah, yang mana dapat meningkatkan kinerja tanaman

dengan memastikan air yang memadai pada saat diperlukan.Sistem berguna untuk

(3)

(human error) dalam menyesuaikan tingkat kelembaban tanah dan juga untuk

memksimalkan keuntungan bersih mereka.

Selain membantu petani dalam menghemat waktu, sistem ini juga

menggunakan konsep IoT (Internet of Things), sehingga dapat meningkatkan

efisiensi waktu petani dalam mengerjakan pekerjaan lain kerena tanaman dapat

dimonitoring dari mana saja, hanya dengan koneksi internet. Konsep Internet of

Things (IoT) memungkinkan manusia berinteraksi dengan semua peralatan yang

terhubung dengan jaringan internet juga merupakan bagian penting yang dapat

mengoptimalkan sistem irigasi otomatis ini, sehingga sistem ini terhubung ke

jaringan dan pengguna dapat mengakses informasinya secara realtime tanpa

batasan tempat.

Keunggulan secara umum dari sistem ini yaitu pengukuran dapat

dilakukan secara mudah dilapangan atau pun jarak jauh dan nilai kelembaban

tanah dapat langsung diketahui secara realtime. Berdasarkan pemaparan di atas,

maka penulis membuat RANCANGAN SISTEM PENGAIRAN TANAMAN

OTOMATIS MENGGUNAKAN WIFI DAN GROVE MOISTURE SENSOR

SEN100 BERBASIS ARDUINO LEONARDO.

1.2. Rumusan Masalah

Laporan tugas akhir ini membahas tentang :

1. Bagaimana merancang suatu sistem pengairan tanaman otomatis

dengan menggunakan grove moisture sensor SEN0100 dan Arduino

(4)

3. Bagaimana merancang interface dan kontrol manual pada android

berbasis WiFi ?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun penulisan laporan tugas akhir ini adalah untuk:

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program Diploma

III Fisika FMIPA Universitas Sumatera Utara

2. Pengembangan kreatifitas mahasiswa dalam bidang ilmu instrumentasi

pengontrolan dan elektronika sebagai bidang diketahui.

3. Memberikan penjelasan tentang suatu sistem irigasi otomatis yang

dikendalikan oleh WiFi.

1.4. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam laporan tugas akhir ini adalah :

1. Pembahasan Arduino Leonardo.

2. Sensor yang digunakan adalah grove moisture sensor SEN0100.

3. Program yang digunakan adalah Arduino IDE.

4. Interface pada android difungsikan sebagai penampil data kelembaban

tanah dan kontrol manual sistem.

1.5. Metodologi Penulisan

Adapun metode penulisan yang digunakan dalam menyusun dan

menganalisa tugas akhir ini adalah:

(5)

Mempelajaridan mengambil data-data dari pengetahuan

pustaka,pengetahuan kuliah,serta mengkaji referensi berupa buku,

majalah, jurnal,artikel-artikel dari internetyang kemudian dianalisis dan

ditulis secara sistematis menjadi sebuah bahan penelitian.

2. Konsultasi dan Diskusi

Melakukan konsultasi dengan pembimbing instansi, dosen pembimbing

serta berdiskusidengan orangyang memiliki kompetensi di bidang

elektronika, jaringan komunikasi, danpemrograman untuk mendapatkan

saran serta masukan yang bermanfaat.

3. Pengumpulan Bahan

Bahan yang dibutuhkan adalah Grove Moisture SensorSEN0100,

Power Supply,Mikrokontroller Arduino Leonardo, LCD 20x4, Android,

dan WiFi.

4. Perencanaan dan Pembuatan Alat

Merencanakan peralatan yang telah dirancang baik software maupun

hardware.

5. Pengujian Alat

Peralatan yang telah dibuat kemudian diuji apakah telah sesuai yang

telah direncanakan.

1.6. Sistematika Penulisan

(6)

BAB 1 : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

pembahasan, metodologi pembahasan, dan sistematika penulisan dari penulisan

laporan proyek ini.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Membahas tentang grove moisture sensor SEN0100, Arduino leonardo, WiFi dan

alat – alat pendukung lainnya.

BAB 3 : PERANCANGAN SISTEM

Membahas tentang perencanaan dan pembuatan sistem secara keseluruhan.

BAB 4 : PENGUJIAN RANGKAIAN

Berisi tentang uji coba alat yang telah dibuat, pengoperasian dan spesifikasi alat.

BAB 5 : PENUTUP

Merupakan kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan

Referensi

Dokumen terkait

Dimana diajukan tiga variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu kompetensi, disiplin kerja dan karakteristik individu sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan

Hasil penelitian ini menunjukkan variabel pendidikan pemilik, pemahaman teknologi informasi, karakteristik kualitatif laporan keuangan, sosialisasi SAK ETAP dan skala usaha

Sebuah Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) adalah pendekatan sistematis untuk menetapkan, menerapkan, operasi, pemantauan, meninjau, memelihara dan meningkatkan

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat dan rahmat serta kesehatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, mudah-mudahan hasil

mumpuni kalian bakal diajar oleh staf pengajar atau dosen. yang memiliki kwalifikasi s2 baik dari dalam maupun

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Komputer pada Program Studi Diploma Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen

prediction(y), ini gambaran dari hasil prediksi yang dilakukan dengan menggunakan algoritma Naive Bayes berbasis Backward Elimination , contah data hasil prediksi

− Sebagai seorang perawat perlu untuk mempelajari dan memahami berbagai faktor yang dapat mempengaruhi perubahan suhu pada manusia khususnya klien yang dirawatnya, seperti