BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental kuasi dengan desaincross sectional.26 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Klinik Ortodonti Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan(RSGMP) FKG USU.
3.2.2. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama 4 minggu, mulai dari Oktober sampai November 2016.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi penelitian
Populasi merupakan data sekunder dari pasien baru yang datang di klinik RSGMP FKG USU yang belum pernah dilakukan perawatan ortodonti sebelumnya.
3.3.2. Sampel penelitian
Keterangan :
n : besar sampel
Z α/2 : nilai Z pada derajat kepercayaan 1- α/2 p : proporsi hal yang diteliti
d : presisi
N : jumlah populasi
Dari rumus di atas ditentukan jumlah sampel untuk maloklusi skeletal Klas I adalah 40.
sampel dan dipilih dengan metode purposive sampling.
Sampel yang dipilih pada penelitian ini ditentukan dengan kriteria sebagai berikut :
Kriteria Inklusi1, 12:
a. Pasien dengan maloklusi skeletal Klas I dengan ANB = 2±2º dan relasi molar pertama Klas I b. Usia 17-35 tahun
c. Belum pernah menjalani perawatan ortodonti d. Gigi lengkap sampai molar pertama permanen e. Tidak terdapat crown atau bridge
f. Model studi dan foto sefalometri dalam keadaan baik
Kriteria Eksklusi1,12
a. Terdapat gigi yang memiliki restorasi pada bagian interproksimal
c. Adanya gigi yang pernah mengalami stripping/ slicing
3.4.Variabel Penelitian 3.4.1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pencabutan gigi premolar. 3.4.2. Variabel Tergantung
Variabel tergantung pada penelitian ini adalah rasio Bolton keseluruhan 3.4.3. Variabel Terkendali
Variabel terkendali pada penelitian ini adalah usia pasien (gigi permanen dari molar pertama ke molar pertama telah erupsi), maloklusi skeletal dan dental Klas I, teknik pengukuran, model studi dalam kondisi baik
3.4.4. Variabel Tidak Terkendali
Variabel tidak terkendali dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, suku, raspasien, overjet dan overbite pasien..
3.5. Definisi Operasional
Definisi operasional, cara ukur, hasil ukur, dan alat ukur dari masing-masing variabel penelitian dijelaskan pada tabel 2.
Tabel 2. Definisi Operasional, Alat Ukur, Skala Ukur dari Variabel Bebas, Tergantung, Terkendali, dan Tidak terkendali dari Penelitian.
Variabel Definisi Cara dan alat ukur
Model studi Berdasarkan klasifikasi Angle
Overall
Usia Pasien Usia berdasarkan tanggal dan tahun
3.6.Alat dan Bahan Penelitian 3.6.1. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Gambar 6) ; a. Kaliper digital dengan keakuratan sampai 0,01 mm (Mitutoyo)14 b. Tracing box
c. Protractor (Ormco)
d. Pensil 2B digital, gunting, selotip, dan penghapus
Gambar 6. Alat Penelitian ; Protractor, pensil 2B, gunting, selotip, penghapus, Tracing box, Kaliper digital
. 3.6.2. Bahan Penelitian
b. Foto sefalometri lateral
c. Kertas tracing (Ortho Organizer)
Gambar 7. Bahan Penelitian, A. Studi model, B. Kertas tracing C. Rontgenfoto sefalometri
3.7.Penatalaksanaan Penelitian
Penatalaksanaan penelitian ini dilakukan sesuai dengan metode yang dilakukan oleh Endo Toshiya et al .12
a. Penentuan sampel penelitian berdasarkan data pasien klinik RSGMP USU. Sampel yang
diambil adalah sebanyak 40 model studi dan hasil foto sefalometri lateral yang memenuhi kriteria inklusi.
b. Dilakukan pengukuran lebar mesiodistal gigi, darimolar pertama ke molar pertama dengan menggunakan kaliper digital. Lebar mesiodistal tiap gigi diukur pada jarak terbesar di antara kontak point pada permukaan proksimal (Gambar 6.c). Keseluruhan sampel penelitian diukur oleh operator yang sama.
c. Overall Bolton ratioditentukan sesuai dengan metode Bolton.
d. Ditentukan kriteria sampel, apakah rasio Bolton normal, kecil, atau besar.
e. Model studi seluruhnya kemudian diukur ulang dengan cara yang sama, danoverall Bolton ratio ditentukan kembali. Hal ini dilakukan oleh operator yang sama untuk
meningkatkan ketelitian hasil pengukuran penelitian.
f. Kemudian dilakukan pencabutan premolar secara hipotetikal, yaitu dengan mengganti
ukuran lebar mesiodistal gigi premolar yang dicabut dengan angka nol (0). Simulasi pencabutan ini dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu
- Kelompok 1 : pencabutan ke-empat gigi premolar pertama - Kelompok 2 : pencabutan ke-empat gigi premolar kedua
- Kelompok 3 : pencabutan gigi premolar pertama maksila dan premolar kedua mandibula - Kelompok 4 : pencabutan gigi premolar kedua maksila dan premolar pertama mandibula.
3.8.Metode Analisis Data
3.9.Diagram Alur Penelitian
Maloklusi skeletal
Tracing Radiografi sefalometri
Skeletal Klas II (ANB > 4⁰) Skeletal Klas I (ANB 2±2˚) Skeletal Klas III (ANB < 4⁰)
Model studi Klas
Menghitung overall Bolton ratio
Hypothetical extraction gigi premolar
4 gigi P1
4 Gigi P2
P1 RA - P2
RB
P2RA-P1RB
Menghitung overall Bolton ratio setelah pencabutan
Analisis data
Normal (89,3 – 93,21%)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada 40 subjek penelitian dengan rentang usia17 – 35 tahun yang mempunyai maloklusi Klas I dental dan skeletal (rata-rata ANB = 2,86˚). Sampel penelitian yang diambil adalah yang memenuhi kriteria inklusi.
Pengukuran lebar mesiodistal gigi dilakukan oleh satu orang observer/ peneliti. Untuk menghindari kelelahan pengukuran sampel, maka dilakukan hanya 5 model dalam sehari. Untuk menguji ketelitian pengukuran dalam mendapatkan overall Bolton ratio,pengukuran sampel dilakukan sebanyak dua kali. Untuk melihat perbedaan hasil pengukuran pertama dan kedua dilakukan Paired T-Test. Hasil pengukuran uji tersebut disajikan pada Lampiran 2.
Hasil pengukuran pertama dan kedua tidak berbeda nyata (non signifikan) pada P= 0.95, karena itu pengukuran dan cara pengukuran yang dilakukan dianggap reliable,sehingga salah satu dari data pengukuran tersebut dapat dipergunakan untuk penelitian. Dalam hal ini peneliti mengambil data dari pengukuran pertama.
4.1. Nilai Overall Bolton Ratio Sebelum Pencabutan Gigi Premolar
Distribusi hasil pengukuran overall Bolton ratio sebelum dilakukan pencabutan gigi premolar dicantumkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengukuran overall Bolton ratio sebelum pencabutan Kategori Overall
Bolton Ratio
n % Range overall Bolton
ratio (%)
X ±SD (%)
Kecil 4 10 87,525 – 89,157 % 88,448 ±0,712
Normal 29 72,5 89,426 – 92,761% 91,170± 1,06
DariTabel 3 terlihat bahwanilai overall Bolton ratio sebelum dilakukan pencabutan gigi premolar berkisar antara 87,525% - 95,789%; diantara ketiga kategori ternyatakategori rasio Boltonnormal yang paling banyak dijumpai, yakni 72,5% dari seluruh pasien.
Selanjutnya akan dikemukakan hasil penelitian setelah perlakuan atau setelah hypothetical extraction gigi premolar.
4.2. PengaruhPencabutan Gigi Premolar terhadap Overall Bolton Ratio
Data perubahan overall Bolton ratio setelah pencabutan gigi premolar ditampilkan pada Lampiran 3. Hasil analisis data mengenai distribusi perubahan overall Bolton ratioditunjukkan pada Tabel 4.Hasil analisis distribusi data dan homogenitas variansi menunjukkan bahwa semua data terdistribusi normal dan homogen sehingga dapat dilakukan uji Oneway ANOVA, kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoc Test.
Tabel 4. Distribusi overall Bolton ratio setelahpencabutan gigi premolar
Overall Bolton ratio n X ± SD (%) p *terdapat perbedaan yang signifikan p< 0.05
Dari Tabel 4 terlihat bahwa overall Bolton ratio berkurang secara signifikan setelah dilakukan pencabutan gigi premolar pada semua kombinasi pencabutan. Nilai overall Bolton ratio terlihat paling menurun adalah setelah dilakukan kombinasi pencabutan gigi premolar kedua maksila dan premolar pertama maksila yaitu dari 91,40 ± 1,78 menjadi 88,96 ± 1,51. 4.2.1.Pengaruh pencabutan 4 gigi Premolar pertama terhadap overall Bolton ratio
Tabel 5.Pengaruhpencabutan 4 gigi premolar pertama terhadap overall Bolton ratio Sebelum pencabutan N Setelah pencabutan P
Kecil Normal Besar
Kecil 4 4 0 0 0.02*
Normal 29 10 19 0
Besar 7 0 6 1
*signifikan pada p<0.05
Tabel 5 menunjukkan bahwa, pada kelompok Bolton kecil awal berjumlah 4 subjek dan setelah dilakukan pencabutan 4 gigi premolar pertama maka akan tetap 4 subjek yang memiliki nilai Bolton kecil. Pada kelompok Bolton normal yang berjumlah, dari 29 subjek, setelah dilakukan pencabutan terdapat 19 subjek tetap normal dan 10 subjek menjadi Bolton kecil. Sedangkan pada kelompok Bolton besar dari 7 subjek, maka setelah pencabutan menjadi 6 subjek normal dan 1 subjek tetap besar.
4.2.2.Pengaruh pencabutan 4 gigi Premolar kedua terhadapoverall Bolton ratio
Hasil pengukuran dan analisis pengaruhoverall Bolton ratiosetelah dilakukan pencabutan 4 gigi premolar kedua ditampilkan pada Lampiran 5.
Tabel 6 menunjukkan bahwa pada kelompok Bolton kecil tidak terjadi perubahan, pada kelompok Bolton besar semuanya menjadi kelompok Bolton normal,
sedangkan pada kelompok Bolton normal dari 29 subjek normal, berubah menjadi 17 subjek kelompok Bolton kecil dan 12 tetap normal.
Tabel 6. Pengaruhpencabutan 4 gigi Premolar kedua terhadap overall Bolton ratio Sebelum pencabutan N Setelah pencabutan P
Kecil Normal Besar
Kecil 4 4 0 0 0.000*
Normal 29 17 12 0
Besar 7 0 7 0
4.2.3.Pengaruhpencabutan gigi Premolar pertama maksila dan gigi Premolar kedua mandibula terhadap overall Bolton ratio
Tabel 7 menunjukkan dari 29 subjek kelompok Bolton normal, maka setelah dilakukan pencabutan terlihat hanya 16 subjek yang normal dan 13 menjadi kecil. Pada kelompok Bolton kecil tidak terjadi perubahan, sedangkan pada kelompok Bolton besar kesemuanya menjadi kelompok Bolton normal. Perubahantersebut adalah signifikan (P < 0.05).
Tabel 7. Pengaruh pencabutan gigi Premolar pertama maksila dan gigi Premolar kedua mandibula terhadapoverall Bolton ratio
Sebelum pencabutan N Setelah pencabutan P Kecil Normal Besar
Kecil 4 4 0 0 0.003*
Normal 29 13 16 0
Besar 7 0 7 0
*signifikan pada p<0.05
4.2.4.Pengaruhpencabutan gigi premolar kedua maksila dan gigi premolar pertama mandibula terhadap overall Bolton ratio
Hasil pengukuran dan analisis perubahan overall Bolton ratio setelah dilakukan pencabutan gigi premolar kedua maksila dan gigi premolar pertama mandibula ditampilkan pada Tabel 8 dan Lampiran 7. Perubahan nilai overall Bolton ratio setelah pencabutan ini adalah signifikan (P < 0.05).
Tabel 8. Pengaruhpencabutan gigi Premolar pertama maksila dan gigi Premolar kedua
mandibulaterhadapoverall Bolton ratio
Sebelum pencabutan N Setelah pencabutan P Kecil Normal Besar
Kecil 4 4 0 0 0.000*
Normal 29 20 9 0
Besar 7 0 7 0
*signifikan pada p<0.05
setelah pencabutan menjadi hanya 9 subjek yang normal dan 20 subjek menjadi kelompok kecil, sedangkan kelompok Bolton besar kesemuanya menjadi kelompok Bolton normal.
Secara keseluruhan dari Tabel 9 dan Gambar 8dapat terlihat pengaruh pencabutan gigi premolar pada semua kombinasi hypothetical extraction terhadap overall Bolton ratio. Hasil analisis dapat dilihat pada Lampiran 8.
Tabel 9 dan Gambar 8 menunjukkan bahwa terjadi perubahan overall Bolton ratio. Hal ini terlihat dimana kelompok Bolton kecil setelah pencabutan 4 premolar pertama bertambah dari 4 subjek menjadi 14.Kelompok normal dan besar berkurang dari 29 menjadi 25 dan dari 7 menjadi 1. Setelah pencabutan 4 premolar kedua, maka Bolton kecil menjadi 21 subjek, Bolton normal 19 dan tidak ada Bolton besar. Setelah pencabutan premolar pertama maksila dan premolar kedua mandibula terlihat ada 17 subjek kelompok Bolton kecil dari 4 subjek sebelumnya, 23 subjek Bolton normal dan tidak ada Boltob besar. Pada pencabutan premolar kedua maksila dan premolar pertama mandibula, kelompok Bolton kecil bertambah menjadi 24 subjek, normal berkurang menjadi 16 subjek dan tidak terdapat kelompok Bolton besar.
Gambar 8. Grafik pengaruh pencabutan gigi premolar terhadap overall Bolton ratio
4.3. Pengaruh Hypothetical Extraction pada tiap Kategori Overall Bolton Ratio
Untuk melihat pengaruh hypothetical extraction pada masing – masing kategori overall Bolton ratio, dilakukan uji oneway ANOVA, hasil analisis data dapat dilihat pada Tabel 10 dan Lampiran 9.
Tabel 10menunjukkan nilai rerata overall Bolton ratio kecil setelah pencabutan gigi premolar, yaitu setelah pencabutan 4P1(86,95 ± 0,60 %), setelah pencabutan gigi 4P2 (86,30 ± 0,37 %), setelah pencabutan premolar pertama maksila dan premolar kedua mandibula (86,86 ± 0,37%), dan setelah pencabutan premolar kedua maksila dan premolar pertama mandibula (86,40 ± 0,85%). .
Tabel 10.Distribusi nilai rerata overall Bolton ratio kecil setelah hypothetical extraction
Overall Bolton ratio N X ± SD (%) P
Sebelum 4 88,45 ± 0,71 ----
Exo 4 P1 4 86,95 ± 0,60 0.01*
Exo 4 P2 4 86,30 ± 0,37 0.00*
Tabel 11 menunjukkan hasil uji ANOVA dari nilai rerata overall Bolton ratio normal setelah pencabutan gigi premolar, yaitu setelah pencabutan 4P1(89,85 ± 1,13), setelah pencabutan 4P2 (88,92 ± 1,26 %), setelah pencabutan P1RA & P2RB (89,90 ± 1,35 %), dan setelah pencabutan P2RA & P1RB (88,87 ± 1,12 %).
Tabel 11.Distribusi nilai rerata overall Bolton ratio normal setelah hypothetical extraction
Overall Bolton ratio n X ± SD (%) P
Sebelum 29 91,17 ± 1,07 ----
Exo 4 P1 29 89,85 ± 1,13 0.00*
Exo 4 P2 29 88,92 ± 1,26 0.00*
Exo P1 RA & P2 RB 29 89,90 ± 1,35 0.01* Exo P2 RA & P1 RB 29 88,87 ± 1,12 0.00* *terdapat perbedaan yang signifikan pada p<0.05
Tabel 12 menunjukkan hasil uji ANOVA dari nilai rerata overall Bolton ratio besar setelah dilakukan pencabutan, dimana hasilnyamengalami penurunan, yaitu dari 94,08 ± 0,79 %, kemudian menjadi (92,33 ± 1,27 %) setelah pencabutan 4P1, setelah pencabutan 4P2 (90,99 ± 0,78), setelah pencabutan P1RA & P2RB(92,12 ± 0,92 %), dan setelah pencabutan P2RA & P1RB (90,80 ± 0,48 %).
Tabel 12.Distribusi nilai rerata overall Bolton ratio besar setelah hypothetical extraction Overall Bolton ratio N X ± SD (%) P
Sebelum 7 94,08 ± 0,79 ----
Exo 4 P1 7 92,33 ± 1,27 0.00*
Exo 4 P2 7 90,99 ± 0,78 0.00*
BAB V PEMBAHASAN
Beberapa penelitian terdahulu mengatakan bahwa overall Bolton ratioberpengaruh terhadap pencabutan gigi premolar, dan perubahan tersebut dipengaruhi oleh kombinasi pencabutan yang berbeda. Bolton (1962), Young (2002), Tong H et al (2004)menjelaskan bahwa nilai rata – rata overall Bolton ratio menurun atau berkurang setelah dilakukan hypothetical extraction gigi premolar dengan semua kombinasi pencabutan.3,12,13,14
Hasil dari penelitian ini menunjukkan, bahwa pencabutan gigi premolar mengakibatkan nilaioverall Bolton ratiomenurun secara signifikan. Dari 40 sampel maloklusi Klas I yang diukur diperoleh nilai rata-rata overall Bolton ratio sebelum pencabutan adalah 91,40 ± 1,78%, dan setelah pencabutan 4 premolar pertama menjadi 89,99 ± 1,77%, setelah pencabutan 4 premolar kedua nilainya adalah 89,01 ± 1,64%, pencabutan premolar pertama maksila dan premolar kedua mandibula menjadi 89,01 ± 1,64, serta setelah pencabutan premolar kedua maksila dan premolar pertama mandibula menjadi 88,96 ± 1,51 %.
Pada penelitian ini, nilai overall Bolton ratio mengalami penurunan pada semua hypothetical extraction. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bolton (1962),
digunakan sebagai acuan. Pada penelitiannya Endo et al menggunakan nilai rata-rata Bolton normal adalah 88% sedangkan penelitian Tong et al menggunakan nilai rata-rata Bolton 91,3%, nilai rata-rata ini adalah sama dengan yang dilakukan pada penelitian ini.12,14
Pada pencabutan gigi premolar kedua maksila dan premolar pertama mandibula terlihat kelompok Bolton normal paling banyak berubah menjadi kelompok Bolton kecil. Nilai overall Bolton ratio juga menurun secara signifikan dari 91,40 ± 1,78% menjadi 88,96 ± 1,51 %.Hal ini mungkin disebabkan karena ukuran lebar gigi premolar maksila tidak sama dengan gigi premolar mandibula. Pasien yang sudah memiliki nilai Bolton normal apabila dilakukan pencabutan pada gigi yang lebarnya tidak sama maka akan menyebabkan rasio Bolton menjadi tidak seimbang.12,22
Pada pencabutan 4 gigi premolar pertama rasio Bolton normal paling sedikit berubah menjadi rasio Bolton kecil. Nilai overall Bolton ratio setelah pencabutan (89,99 ± 1,77%) merupakan nilai yang paling mendekati nilai Bolton normal dibandingkan kelompok pencabutan lain. Hal ini disebabkan ukuran lebar gigi premolar pertama maksila dan gigi premolar pertama mandibula hampir sama. Hasil ini sejalan dengan penelitian oleh Tong et al (2004), Gaidyte Ale et al (2005) dan Endo et al (2010) yang melaporkan bahwa setelah dilakukan pencabutan terjadi dampak yang tidak diinginkan dimana rasio Bolton menjadi kecil atau besar.12,22,28
semua kombinasi pencabutan, hal ini mungkin karena jumlah sampel Bolton besar tidak banyak, untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih jauh.12,22,27
Penelitian oleh Saatchi dan Yukay (1997) menyatakan overall Bolton ratio meningkat setelah pencabutan empat gigi premolar pertama, pencabutan premolar pertama maksila dan premolar kedua mandibula, dan menurun setelah pencabutan empat gigi premolar kedua, premolar kedua maksila dan premolar pertama mandibula, hal ini mungkin disebabkan karena adanya perbedaan etnis. Perbedaan etnis menurut Basaran et al, Smith et al, dan Santoro et al menunjukkan perbedaan ukuran gigi.12,14
Pola pencabutan yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda pula. Pada penelitian ini,kombinasi pola pencabutan empat premolar kedua dan kombinasi pencabutan premolar kedua maksila dan premolar pertama mandibula terlihat paling banyak berubah menjadi Bolton kecil atau banyak mengalami penurunan.Hal ini diperkirakan terjadi karena ukuran lebar mesiodistal gigi premolar kedua maksila lebih kecil dari ukuran gigi premolar pertama mandibula, sehingga overall Bolton ratio akan lebih kecil ketika dilakukan pencabutan gigi premolar kedua maksila
dibandingkan ketika melakukan pencabutan gigi premolar pertama maksila.3,12,13,14
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN
1. Pencabutan gigi premolar berpengaruh signifikan terhadap overall Bolton ratio.
2. Hypothetical extractionpada empat kombinasi pencabutan mengakibatkan nilai overall Bolton ratio menurun secara signifikan.
3. Pola pencabutan empat gigi premolar pertama pada maloklusi Klas I adalah pola pencabutan yang paling mendekati normal dan paling sedikit mengalami penurunan nilai overall Bolton ratio.
4. Pada maloklusi Klas I, pasien dengan nilai overall Bolton ratio besar dapat dikatakan efektif untuk dilakukan pencabutan gigi premolar, karena hampir semua subjek berubah menjadi kategori Bolton normal setelah pencabutan.
5. Dalam membuat rencana perawatan, terutama yang melibatkan pencabutan gigi premolar, ortodontis sebaiknya perlu memperhatikan nilai overall Bolton ratiodan pola pencabutan yang akan dilakukan.
6.2 SARAN
1. Dalam membuat rencana perawatan, perlu memperhatikan perubahan nilai rasio Bolton dan pola pencabutannya
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih merata pada semua kategori nilai rasio Bolton.