BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1. Analisis Sistem
Analisis sistem adalah suatu bentuk penguraian suatu sistem informasi yang yang lengkap ke dalam bagian-bagian komponennya dengan tujuan mengindentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan, serta kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dilakukan usulan perbaikan untuk meningkatkan kualitas sistem yang sudah ada. Analisis sistem adalah pembelajaran sebuah sistem dan komponenkomponennya sebagai prasyarat desain sistem, spesifikasi sebuah sistem yang baru dan diperbaiki. Analisis sistem ini juga merupakan suatu proses mengumpulkan dan menginterpretasikan kenyataan – kenyataan yang ada, mendiagnosa persoalan dan menggunakan keduanya untuk memperbaiki sistem (Whitten et al. 2004).
Analisis sistem memiliki tiga fase untuk mendeskripsikan pengembangan sistem yaitu, analisis masalah, analisis kebutuhan, dan analisis proses. Tujuan analisis masalah adalah mempelajari dan memahami bidang masalah dengan cukup baik untuk secara menyeluruh menganalisis masalah, kesempatan dan batasannya (Whitten et al. 2004). Tujuan dari analisis kebutuhan adalah menjelaskan fungsi – fungsi yang ditawarkan dan mampu dikerjakan oleh sistem, baik kebutuhan fungsional maupun nonfungsional. Sementara itu, tujuan dari analisis proses adalah untuk memodelkan tingkah laku dari sistem.
3.1.1. Analisis Masalah
di dalam database sejumlah 100 entri.
Untuk mengidentifikasi masalah tersebut, penulis menggunakan Ishikawa diagram (fishbone/cause-effect diagram). Ishikawa diagram adalah diagram yang menunjukkan penyebab – penyebab dari sebuah even yang spesifik. Ishikawa diagram
diperkenalkan oleh Kaoru Ishikawa pada tahun 1968. Diagram ini umumnyadigunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang signifikan memberi efek padasebuah even.
Ishikawa diagram pada sistem ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Ishikawa Diagram Sistem
Dari gambar diatas dapat dilihat bagaimana sistem akan memproses suatu aktifitas pencarian pattern. User mencari pattern dengan mengharapkan waktu seefisien mungkin. Kemudian pattern yang dicari akan di masukkan dalam metode yang disediakan algoritma string matching. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pencarian pattern adalah panjang pattern terlalu besar, software yang digunakan, spesifikasi komputer/laptop yang digukan, dan sebagainya.
Perhitungan nilai pergeseran bit mask dan mpNext
Efisiensi Algoritma Shift-And dan Morris-Pratt dalam Melakukan Pencarian Kata pada
23
3.1.2. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan terbagi atas dua bagian, yaitu kebutuhan fungsional dan kebutuhan nonfungsional. Kebutuhan fungsional mendeskripsikan aktivitas yang disediakan suatu sistem, sedangkan kebutuhan nonfungsional mendeskripsikan fitur, karakteristik dan batasan lainnya (Whitten, et al. 2004).
3.1.2.1. Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional dari aplikasi Kamus Algoritma Pseudocode ini adalah:
1. Aplikasi Kamus Algoritma Pseudocode akan menampilkan nama algoritma dari pseudocode yang dicari oleh pengguna.
2. Aplikasi Kamus Algoritma Pseudocode akan menampilkan lamanya waktu pencarian dari masing – masing algoritma yang diimplementasikan di dalamnya. 3. Aplikasi Kamus Algoritma Pseudocode akan menampilkan pseudocode lengkap
sesuai dengan nama algoritma yang dipilih pengguna.
3.1.2.2. Kebutuhan Nonfungsional
Kebutuhan nonfungsional dari aplikasi Kamus Algoritma Pseudocode ini adalah: 1. Perangkat lunak yang dibangun dapat menampilkan nama algoritma dan
pseudocode yang lengkap dari nama algoritma yang dimasukan oleh pengguna. 2. Tampilan dari perangkat lunak yang dibangun bersifat ramah pengguna (user
friendly) dan sederhana.
3. Perangkat lunak yang dibangun bersifat hemat biaya karena dapat digunakan tanpa menggunakan koneksi internet dan tidak berbayar.
4. Perangkat lunak yang dibangun memiliki panduan untuk penggunaannya.
algoritma pencocokan string yang ingin digunakan. Sistem ini menggunakan algoritma Shift-And dan Morris-Pratt dalam proses pencocokan string. Sistem akan melakukan pencocokan kata yang dimasukkan oleh pengguna dengan pseudocode yang terdapat dalam database. Kemudian, nama algoritma dari pseudocode yang sesuai dengan kata masukan ditampilkan pada listbox, sementara itu jumlah nama algoritma yang cocok serta lamanya waktu pencarian akan ditampilkan pada message box. Selanjutnya, pengguna akan memilih nama algoritma pada listbox untuk menampilkan pseudocode yang lengkap pada sistem.
3.2. Perancangan Sistem
Perancangan sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (dengan analisis sistem) yang merangkai kembali bagian – bagian komponen menjadi sebuah sistem yang lengkap (Whitten, 2004).
Perancangan sistem merupakan gambaran cara kerja sistem yang akan dibuat, interaksi antarobjek yang terdapat pada sistem, serta hal yang harus dilakukan agar sebuah sistem bisa berfungsi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna. Dalam perancangan sistem disertakan pemodelan sistem, flowchart, perancangan antarmuka (interface), dan perancangan database.
25
Gambar 3.2. Diagram ilustrasi tahap penelitian
Pada diagram ilustrasi tahap penelitian diatas dijelaskan bagaimana proses penelitian berlangsung dimulai dari studi literatur yang bertujuan mencari algoritma yang akan diteliti. Kemudian dilanjutkan dengan mengimplementasikan pada suatu program hingga akhirnya dihasilkanlah hasil dan kesimpulan dari penelitian tersebut.
3.2.1. Pemodelan Sistem
3.2.1.1. Use-case Diagram
Use-case diagram adalah diagram yang mendeskripsikan interaksi antara user dengan sistem. Use-case diagram menunjukkan tiga aspek dari sistem, yaitu: actor, use-case,
dan system/sub system boundary. Steoreotype adalah sebuah model khusus yang terbatas untuk kondisi tertentu. Untuk menunjukkan stereotypedigunakan simbol “<<”
Gambar 3.3. Use-case Diagram Sistem
User mempunyai kontrol untuk melakukan beberapa fungsi yang diinginkan, yaitu memilih algoritma pencocokan string yang akan digunakan dan menginput pattern yang akan dicari. Dokumentasi naratif use-case algoritma Shift-And, Morris-Pratt, pergeseran bit mask dan mpNext dapat dilihat pada Tabel 3.1., Tabel 3.2., Tabel 3.3., dan Tabel 3.4.
Tabel 3.1. Dokumentasi Naratif Use-case Algoritma Shift-And
Name Algoritma Shift-And
Actor User
Description Mendeskripsikan jalannya proses pencarian kata pada database dengan menggunakan algoritma Shift-And
Basic Flow User memilih algoritma Shift-And sebagai algoritma pencocokan
string yang dipilih
Alternate Flow User bisa melihat pseudocode berdasarkan nama algoritma tanpa menginput kata
Pre Condition Sistem menerima inputan pemilihan algoritma Shift-And sebagai algoritma pencocokan string yang dipilih
27
setelah tombol OK pada message box ditekan, sistem akan menampilkan nama algoritma yang cocok dengan inputan pada
listbox
Tabel 3.2. Dokumentasi Naratif Use-case Algoritma Morris-Pratt
Name Algoritma Morris-Pratt
Actor User
Description Mendeskripsikan jalannya proses pencarian kata pada database dengan menggunakan algoritma Morris-Pratt
Basic Flow User memilih algoritma Morris-Pratt sebagai algoritma pencocokan string yang dipilih
Alternate Flow User bisa melihat pseudocode berdasarkan nama algoritma tanpa menginput kata
Pre Condition Sistem menerima inputan pemilihan algoritma Morris-Pratt sebagai algoritma pencocokan string yang dipilih
Post Condition Sistem menampilkan jumlah nama algoritma yang cocok dengan inputan serta lamanya waktu pencarian pada message box, lalu setelah tombol OK pada message box ditekan, sistem akan menampilkan nama algoritma yang cocok dengan inputan pada
listbox
Tabel 3.3. Dokumentasi Naratif Use-case Pergeseran bit mask Name Perhitungan Tabel bit mask
Actor User
Description Mendeskripsikan jalannya proses pergeseran tabel pergeseran bit mask untuk algoritma Shit-And
Basic Flow User memilih algoritma Shift-And sebagai algoritma pencocokan
string yang dipilih
User memasukkan kata yang ingin dicari
2. Sistem menerima inputan berupa kata yang ingin dicari
Post Condition Sistem melakukan perhitungan tabel pergeseran bit mask lalu menyimpan nilainya dalam array
Tabel 3.4. Dokumentasi Naratif Use-case Perhitungan Tabel mpNext
Name Perhitungan Tabel mpNext
Actor User
Description Mendeskripsikan jalannya proses perhitungan tabel pergeseran mpNext untuk algoritma Morris-Pratt
Basic Flow User memilih algoritma Morris-Pratt sebagai algoritma pencocokan string yang dipilih
User memasukkan kata yang ingin dicari
Alternate Flow -
Pre Condition 1. Sistem menerima inputan pemilihan algoritma Morris-Pratt sebagai algoritma pencocokan string yang dipilih
2. Sistem menerima inputan berupa kata yang ingin dicari
Post Condition Sistem melakukan perhitungan tabel pergeseran mpNext dan menyimpan nilainya dalam array
3.2.1.2. Activity Diagram
Activity diagram adalah sebuah diagram yang dapat digunakan untuk menggambarkan secara grafis aliran proses bisnis, langkah – langkah sebuah use-case, dan logika
29
Activity Diagram dari sistem yang akan dibuat dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Sistem User
Buka Halaman Utama
Pilih Algoritma String Matching
Tampilkan halaman Algoritma String Matching
Input pattern yang akan dicari Pencocokan pattern inputan dengan database
Tampilkan hasil iterasi dan running time
Pilih lagu yang dicari berdasarkan daftar lagu hasil iterasi Tampilkan lirik lagu Pilih Bantuan Tampilkan halaman Bantuan
Gambar 3.4. Activity Diagram Sistem
Pilih algoritma yang dicari berdasarkan daftar algoritma hasil iterasi
Sequence diagram adalah diagram yang memodelkan logika sebuah use-case dengan cara menggambarkan interaksi pesan di antara objek – objek dalam rangkaian waktu (Whitten, 2004).
Sequence diagram dari sistem yang akan dibuat dapat dilihat pada Gambar 3.5.
User
Halaman Utama Halaman Algoritma StringMatching gitasorgawi Halaman Bantuan
Menampilkan halaman Algoritma String Matching
Masukkan teks yang akan dicari
Membaca seluruh data Hasil pencarian Menampilkan hasil pencarian dan running time
Memilih halaman Bantuan
Menampilkan halaman Bantuan Memilih halaman Algoritma String Matching
Halaman Tentang
Memilih halaman Tentang
Menampilkan halaman Bantuan
31
3.2.2. Flowchart
Flowchart atau diagram alir merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses dengan pernyataannya (Zarlis, 2008).
3.2.2.1. Flowchart preShift-And
Flowchart fungsi preSA pada fase preprocessing algoritma Shift-And bisa dilihat pada Gambar 3.6. di bawah ini.
m = panjang pattern
S [] = array yang menampung nilai shift dari pattern
i = indeks dari karakter ke-n pada pattern
ASIZE = ASCII SIZE, jumlah kode ASCII
3.2.2.2. Flowchart pre-MP
33
m = panjang pattern
mpNext [] = array yang menampung nilai mpNext dari pattern
i = indeks dari karakter ke-n pada pattern
j = indeks dari karakter ke-n pada teks
3.2.2.3. Flowchart Algoritma Shift-And
35
y = teks
m = panjang pattern
n = panjang teks
preSA = fungsi preSA untuk fase preprocessing algoritma Shift-And State = bit mask yang disisipkan
i = indeks dari karakter ke-n pada pattern
j = indeks dari karakter ke-n pada teks
3.2.2.4. Flowchart Algoritma Morris-Pratt
37
y = teks
m = panjang pattern
n = panjang teks
pre-MP = fungsi pre-MP untuk fase preprocessing algoritma Morris-Pratt i = indeks dari karakter ke-n pada pattern
j = indeks dari karakter ke-n pada teks
3.2.3. Perancangan Antarmuka (Interface)
Secara umum, sistem yang akan dibangun memiliki beberapa halaman sebagai berikut. 1. Halaman Utama
Halaman utama merupakan tampilan awal ketika aplikasi pertama kali dijalankan. Pada halaman ini akan ditampilkan logo aplikasi, tab “algoritma” yang berfungsi untuk memilih algoritma pencarian yang akan digunakan, tab “tentang” yang berisi penjelasan tentang aplikasi, serta tab “bantuan” yang berisi penjelasan cara penggunaan aplikasi.
39
Gambar 3.10. Rancangan Tampilan Halaman Utama
Keterangan Gambar:
1. Bagian atas form yang berisi nama aplikasi yang akan dibuat yaitu KAMUS ALGORITMA-PSEUDOCODE.
2. Menu Strip, memuat tab algoritma string matching, tentang, dan bantuan.
3. PictureBox, berisi logo dari aplikasi yang akan dibuat.
2. Halaman Tentang
Halaman ini berisi informasi mengenai aplikasi yang akan dibuat. Rancangan halaman tentang aplikasi dapat dilihat pada Gambar 3.11. berikut.
Algoritma String Matching Tentang Bantuan
KAMUS ALGORITMA-PSEUDOCOE
Logo
1
2
Gambar 3.11. Rancangan Tampilan Halaman Tentang
Keterangan Gambar:
1. PictureBox, memuat logo dari aplikasi yang akan dibuat.
2. TextBox, memuat informasi mengenai penulis sebagai pembuat aplikasi.
3. Halaman Bantuan
Halaman ini berisi informasi mengenai cara penggunaan aplikasi yang akan dibuat. Rancangan halaman bantuan aplikasi dapat dilihat pada Gambar 3.12. berikut.
Gambar 3.12. Rancangan Tampilan Halaman Bantuan
Informasi mengenai aplikasi
2
Bantuan
Logo
Informasi mengenai cara penggunaan aplikasi 1
41
Keterangan Gambar:
1. PictureBox, memuat logo dari aplikasi yang akan dibuat.
2. TextBox, memuat informasi mengenai cara penggunaan aplikasi yang akan dibuat.
4. Halaman Algoritma String Matching
Halaman ini merupakan halaman pencarian pseudocode menggunakan algoritma Shift-And dan Morris-Pratt. Rancangan tampilan halaman Algoritma String Matching yang akan dibuat dapat dilihat pada Gambar 3.13. berikut.
Gambar 3.13. Rancangan Tampilan Halaman Algoritma String Matching
Keterangan Gambar:
1. TextView, merupakan tempat dimana pengguna bisa memasukkan kata yang ingin dicari.
2. Button Cari dan Reset, button Cari merupakan tombol yang memicu terjadinya proses pencocokan string menggunakan algoritma Shift-And dan Morris-Pratt
3. ListBox, saat belum ada kata yang dimasukkan pada (1) bagian ini akan berisi semua daftar nama algoritma yang terdapat dalam database. Namun, saat proses pencarian sudah selesai, bagian ini akan berisi daftar nama algoritma yang mengandung kata yang dicari di dalamnya.
4. Message Box, menampilkan jumlah nama algoritma yang cocok dengan inputan serta lamanya waktu pencocokan string pada algoritma tersebut untuk masing – masing kata yang dicari.
5. TextBox, menampilkan waktu pencarian untuk masing – masing algoritma.
6. Halaman Pseudocode
Halaman ini merupakan halaman yang menampilkan pseudocode yang lengkap sesuai dengan nama algoritma yang cocok dan dipilih user sebelumnya. Rancangan tampilan halaman pseudocode yang akan dibuat dapat dilihat pada Gambar 3.14. berikut.
Gambar 3.14. Rancangan Tampilan Halaman Pseudocode Pseudocode
Nama Algoritma
Pseudocode 1
43
Keterangan Gambar:
1. Label, menampilkan nama algoritma yang dipilih pengguna. Bagian ini berhubungan dengan database.
2. TextBox, menampilkan pseudocode dari nama algoritma yang dipilih pengguna. Bagian ini berhubungan dengan database
3.2.4. Perancangan Database
Database Management System yang akan digunakan pada aplikasi yang akan dibangun adalah MySQL. Struktur database yang akan digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.5. berikut ini.
Tabel 3.5. Perancangan Database
Table Column(s) Type Description
algo_pseudocode Id int(10);
AUTO_INCREMENT,
nama_al varchar(100) Nama dari algoritma yang terdapat dalam Kamus algoritma pseudocode.
Isi Text Pseudocode yang lengkap
4.1. Implementasi Sistem
Implementasi sistem bertujuan untuk merealisasikan hal – hal yang sudah dijabarkan sebelumnya pada bab analisis dan perancangan sistem. Sistem yang dibangun akan melakukan kerja utamanya, yaitu melakukan pencarian pseudocode pada studi kasus Kamus Algoritma-Pseudocode. Sistem ini dibangun menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 2015 pada perangkat lunak Microsoft Visual Studio 2015 Version 11.0.50727.1 RTMREL dengan Microsoft .NET Framework Version 4.5.51209, sedangkan database dari sistem ini dibuat dengan perangkat lunak XAMPP v3.2.2 dengan server type MySQL version 5.6.28 dan phpMyAdmin version 4.4.14. Keduanya dikoneksikan dengan menggunakan perangkat lunak MySQL for Visual Studio version 1.2.6.
Aplikasi ini terdiri dari lima form utama, yaitu form Beranda, form Algoritma String Matching, form Pseudocode, form Tentang, dan form Bantuan.
4.1.1. Form Beranda
45
Gambar 4.1. Form Beranda
Pada Gambar 4.1. dapat dilihat bahwa form Beranda terdiri dari tiga menu strip, yaitu Algoritma String Matching, Tentang, dan Bantuan. Masing – masing menu strip ini akan mengarahkan user ke form yang berbeda apabila diclick. Selain dengan melakukan click pada masing – masing menu strip, menu ini juga diberi fasilitas
shortcut key yang diinput dari keyboard. Shortcut key dari masing – masing menu strip adalah sebagai berikut.
1. Alt + A lalu Enter, mengarahkan user menuju form Algoritma String Matching.
2. Alt + T, mengarahkan user menuju form Tentang.
3. Alt + B, mengarahkan user menuju form Bantuan.
pseudocode dari algoritma yang dicari, sesuai dengan tujuan pembuatan aplikasi ini. Tampilan dari form Algoritma String Matching dapat dilihat pada Gambar 4.2. berikut.
Gambar 4.2. Form Algoritma String Matching
Form ini diatur untuk berada tepat pada bagian tengah layar saat dijalankan. Saat proses pencarian belum dilakukan, seluruh nama algoritma dalam database ditampilkan pada kedua listbox untuk masing – masing algoritma yang akan dibandingkan. Pada Gambar 4.2. dapat dilihat bahwa user dapat memasukkan kata yang ingin dicari pada
textbox yang bertuliskan isikan algoritma yang dicari.
47
bawahnya. Textbox yang memuat waktu pencarian diatur agar tidak bisa diubah isinya oleh user (read only).
Sementara itu, jika tombol Reset ditekan, listbox akan kembali menampilkan seluruh nama algoritma pada database. Selanjutnya, apabila salah satu nama algoritma dari daftar yang terdapat dalam listbox ditekan, user akan diarahkan menuju form
Pseudocode.
4.1.3. Form Pseudocode
Form Pseudocode merupakan form yang menampilkan pseudocode dari nama algoritma yang dipilih pada listbox yang terdapat di form Algoritma Pencocokan String. Tampilan dari form Pseudocde dapat dilihat pada Gambar 4.3. berikut.
ditampilkan nama algoritma “HEAP SORT” dan pseudocode tersebut pada textbox di bawahnya. Penulis menggunakan textbox agar lirik lagu yang panjang bisa tetap ditampilkan oleh sistem. Textbox ini diatur agar tidak bisa diubah isinya oleh user (read only).
4.1.4. Form Tentang
Form ini merupakan form yang akan memberi informasi kepada user mengenai aplikasi yang dibangun. Tampilan dari form Tentang bisa dilihat pada Gambar 4.4. berikut.
49
Form ini diberi pengaturan apabila form ini sedang terbuka, user tidak akan bisa menuju form lain sebelum form ini ditutup. Pada Gambar 4.4. dapat dilihat bahwa form ini berisi logo dari aplikasi serta informasi mengenai pembuat aplikasi, yaitu penulis sendiri beserta dengan judul dari penelitian ini.
4.1.5. Form Bantuan
Form ini merupakan form yang akan memberi informasi kepada user mengenai cara penggunaan aplikasi yang dibangun. Tampilan dari form Bantuan bisa dilihat pada Gambar 4.5. berikut.
Gambar 4.5. Form Bantuan
yang dibangun untuk aplikasi ini bisa dilihat pada Gambar 4.6. berikut.
Gambar 4.6. Struktur Database
Database yang digunakan pada aplikasi ini diberi nama “algo_pseudocode”. Database ini berisi satu buah tabel dengan nama yang sama, yaitu “algoritma”. Tabel ini berisi tiga buah kolom, yaitu kolom “id”, “nama_algo”, dan “isi”. Untuk pengaturan dari database yang digunakan sudah tertera sebelumnya pada bab analisis dan perancangan sistem. Database “algo_pseudocode” dapat dilihat pada Gambar 4.7.
. . . .
. . . .
. . . .
51
4.2. Pengujian Sistem
Pengujian sistem dilakukan dengan tujuan membuktikan bahwa sistem yang dibangun dapat berjalan dengan baik sesuai dengan analisis dan perancangan sistem yang telah dibuat sebelumnya.
Untuk melakukan pengujian terhadap sistem, dibutuhkan perangkat keras yang mendukung kinerja pengujian. Spesifikasi dari perangkat keras yang digunakan adalah :
1. Processor : Intel(R) Core(TM) i3-2330M CPU @ 2.20GHz 2. RAM 6.00 GB
3. Sistem Operasi Windows 10 Pro 64-bit
Database dari aplikasi ini memiliki 100 entri nama algoritma yang akan dicek setiap kali user memasukkan sebuah kata yang ingin dicari. Untuk mengetahui bahwa proses pencocokan yang dilakukan berjalan dengan baik dan memiliki hasil yang benar, dilakukan tes pencocokan secara manual. Tabel 4.1. di bawah ini menujukkan sampel isi lagu yang terdapat dalam database. Kata yang menjadi Patternadalah ‘sort’.
Tabel 4.1. Sampel Algoritma-Pseudocode pada Database
12 SELECTION SORT
For J = I + 1 to N-1 do:
If A(J) < A(Smallsub)
Smallsub = J
End-If
End-For
Temp = A(I)
A(I) = A(Smallsub)
A(Smallsub) = Temp
End-For
4.2.1. Pengujian Algoritma Shift-And
Sebelum melakukan proses pencocokan, algoritma Shift-And memiliki tahap
preprocessing. Pada fase ini pattern yang akan dicari urutkan berdasarka abjad dan menggunakan bit dari setiap karakter yang akan dicari, setiap karakter diubah menjadi
bit dan menggunakan bit mask. Panjang jumlah bit ditentukan seberapa banyak karakter
pattern yang akan dicocokan pada teks. Dengan D hasil dari And proses. Tabel bit mask
53
Tabel 4.2. Nilai bit mask untuk Pattern‘sort’
B
Pada proses pencarian pertama, pattern akan dicocokkan dengan nama algoritma dari algoritma BUBBLE SORT. Untuk menghindari terjadinya
ArrayIndexOutOfBound, setiap nama algoritma mengalami penambahan karakter ‘0’ yang ditambahkan melalui program pada sistem yang dibuat, tetapi penambahan ini tidak ditampilkan kepada user. Selanjutnya, proses pencocokan string dilakukan.
D disisipkan 1 pada akhir bit
Fase 1 (reading B)
0 0 0 1
0 0 0 0
D 0 0 0 0
Hasil And dari Fase 1 : D= 000000 , ini berarti bahwa karakter yang ditemukan tidak sesuai dengan pattern.
D disisipkan 1 pada akhir bit
Fase 2 (reading U)
0 0 0 1
0 0 0 0
D disisipkan 1 pada akhir bit
Hasil And dari Fase 3 : D= 000000 , ini berarti bahwa karakter yang ditemukan tidak sesuai dengan pattern.
D disisipkan 1 pada akhir bit
Fase 4 (reading B)
0 0 0 1
0 0 0 0
D 0 0 0 0
Hasil And dari Fase 4 : D= 000000 , ini berarti bahwa karakter yang ditemukan tidak sesuai dengan pattern.
D disisipkan 1 pada akhir bit
Fase 5 (reading L)
0 0 0 1
0 0 0 0
D 0 0 0 0
Hasil And dari Fase 5 : D= 000000 , ini berarti bahwa karakter yang ditemukan tidak sesuai dengan pattern.
55
Hasil And dari Fase 6 : D= 000000 , ini berarti bahwa karakter yang ditemukan tidak sesuai dengan pattern.
D disisipkan 1 pada akhir bit
Fase 7
Hasil And dari Fase 7 : D= 000000 , ini berarti bahwa karakter yang ditemukan tidak sesuai dengan pattern.
D disisipkan 1 pada akhir bit
Fase 8 (reading S)
0 0 0 1
0 0 0 1
D 0 0 0 1
Hasil And dari Fase 8 : D= 000001 , ini berarti bahwa karakter yang ditemukan sesuai dengan pattern.
D disisipkan 1 pada akhir bit
Fase 9 (reading O)
0 0 1 1
0 0 1 0
Fase 10 (reading R)
0 1 0 1
0 1 0 0
D 0 1 0 0
Hasil And dari Fase 10 : D= 000100 , ini berarti bahwa karakter yang ditemukan sesuai dengan pattern.
D disisipkan 1 pada akhir bit
Fase 11 (reading T)
1 0 0 1
1 0 0 0
D 1 0 0 0
Hasil And dari Fase 11 : D= 001000 , ini berarti bahwa karakter yang ditemukan sesuai dengan pattern.
D disisipkan 1 pada akhir bit
Pattern ditemukan pada bit mask mencapai keseluruhan karakter pada pattern
yang dicari. Pattern ditemukan dalam 11 fase pencarian dan posisi pattern di temukan di fase delapan. Proses pencarian akan terus dilakukan hingga text berakhir.
4.2.2. Pengujian Algoritma Morris-Pratt
Sebelum melakukan proses pencocokan, algoritma Morris-Pratt memiliki tahap
57
sebelumnya pada bab kedua. Tabel pergeseran mpNext untuk pattern‘sort’ dapat dilihat
pada Tabel 4.3. berikut ini.
Tabel 4.3. Nilai Pergeseran mpNext untuk Pattern‘sort’
I 0 1 2 3 6
x[i] S O R T *
mpNext[i] -1 0 0 0 1
Pada proses pencarian pertama, pattern akan dicocokkan dengan nama algoritma dari dari algortitma berjudul BUBBLE SORT. Untuk menghindari terjadinya
ArrayIndexOutOfBound, setiap nama algoritma mengalami penambahan karakter ‘0’ yang ditambahkan melalui program pada sistem yang dibuat, tetapi penambahan ini tidak ditampilkan kepada user. Selanjutnya, proses pencocokan string dilakukan.
S O R T
Shift = 0 – mpNext [0] = 0 – -1 = 1
B U B B L E S O R T
0 1
S O R T
Shift = 0 – mpNext [0] = 0 – -1 = 1
B U B B L E S O R T
0 1
S O R T
Shift = 0 – mpNext [0] = 0 – -1 = 1
B U B B L E S O R T
0 1
59 Algoritma Morris-Pratt akan terus melakukan pencarian hingga karakter pada teks berakhir.
4.2.3. Analisis Kompleksitas Algoritma pada Sistem
Running time dari sebuah algoritma dengan masukan tertentu adalah jumlah operasi primitif atau “langkah – langkah” yang dieksekusi. Jumlah waktu yang konstan
diperlukan untuk mengeksekusi setiap baris dari pseudocode kita. Sebuah baris mungkin memiliki jumlah waktu yang berbeda dengan baris lainnya, namun kita akan
mengasumsikan bahwa setiap eksekusi dari baris ke-i menghabiskan waktu sejumlah ci,
1 for j = 2 to A.length c1 n
Running time dari sebuah algoritma adalah hasil penjumlahan dari running time
setiap statement yang dieksekusi; sebuah statement memiliki sejumlah ci langkah untuk
dieksekusi dan mengeksekusi sejumlah n kali akan menambahkan cin ke dalam running
time total. Untuk menghitung T(n), running time dari INSERTION-SORT pada masukan sejumlah n, kita menjumlahkan kolom cost dan times, yang menghasilkan :
T(n) = c1n + c2(n– 1) + c4(n– 1) + c5 ∑�=2� �� + c6 ∑��=2 ��− 1 + c7 ∑��=2 ��− 1
+ c8 (n– 1).
61
4.2.3.1. Analisis Kompleksitas Fase Preprocessing Shift-And
Public Sub preSA(p) cost times cost.times
p = Cari.Text.ToUpper C1 1 C1
Asumsikan nilai C konstan ( nilai C diabaikan ) = 516 + 3 m
= Ө(m)
4.2.3.2. Analisis Kompleksitas Fase Pencarian Shift-And
cost times cost.times
= C1 + 2C2 + ( 4C1 + C2 + C3 + C4 + C5) n Asumsikan nilai C konstan ( nilai C diabaikan ) = 3 + 8 n
= Ө(n)
4.2.3.3. Analisis Kompleksitas Fase Preprocessing Morris-Pratt
Sub pre-MP(x) cost times cost.times
Asumsikan nilai C konstan ( nilai C diabaikan ) = 5+ 6 m
63
4.2.3.4. Analisis Kompleksitas Fase Pencarian Morris-Pratt
cost times cost.times
j = 0 C1 1 C1
Asumsikan nilai C konstan ( nilai C diabaikan ) = 5 + 8 n
= Ө(n)
Hasil pengujian sistem untuk beberapa sampel kata dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Sistem
No. Pattern Gambar Hasil
5. INsert Gambar 4.12 141 62 ditemukan
6. enkripsi Gambar 4.13 141 47 ditemukan
7. vigenere Gambar 4.14 109 47 ditemukan
8. algoritma Gambar 4.15 101 59 Tidak ditemukan
9. cek algoritma Gambar 4.16 125 62 Tidak ditemukan
10. brute force Gambar 4.17 109 47 ditemukan
65
Gambar 4.8 Hasil Pencarian Pattern No. 1 Pada Tabel 4.4
Gambar diatas menjelaskan hasil pencarian dari pattern nomor 1 pada Tabel 4.4 dimana kata tidak ditemukan dengan running time pada pencarian shift-and adalah 94 ms dan
running time pada morris-pratt adalah 62 ms.
Gambar 4.9 Hasil Pencarian Pattern No. 2 Pada Tabel 4.4
Gambar 4.10 Hasil Pencarian Pattern No. 3 Pada Tabel 4.4
Gambar diatas menjelaskan hasil pencarian dari pattern nomor 3 pada Tabel 4.4 dimana kata ditemukan dengan running time pada pencarian shift-and adalah 94 ms dan running time pada morris-pratt adalah 63 ms dengan total hasil pencarian sebanyak 15 hasil.
Gambar 4.11 Hasil Pencarian Pattern No. 4 Pada Tabel 4.4
67
Gambar 4.12 Hasil Pencarian Pattern No. 5 Pada Tabel 4.4
Gambar diatas menjelaskan hasil pencarian dari pattern nomor 5 pada Tabel 4.4 dimana kata ditemukan dengan running time pada pencarian shift-and adalah 141 ms dan
running time pada morris-pratt adalah 62 ms dengan total hasil pencarian sebanyak 1 hasil.
Gambar 4.13 Hasil Pencarian Pattern No. 6 Pada Tabel 4.4
Gambar diatas menjelaskan hasil pencarian dari pattern nomor 6 pada Tabel 4.4 dimana kata ditemukan dengan running time pada pencarian shift-and adalah 141 ms dan
Gambar 4.14 Hasil Pencarian Pattern No. 7 Pada Tabel 4.4
Gambar diatas menjelaskan hasil pencarian dari pattern nomor 7 pada Tabel 4.4 dimana kata ditemukan dengan running time pada pencarian shift-and adalah 109 ms dan
running time pada morris-pratt adalah 47 ms dengan total hasil pencarian sebanyak 2 hasil.
Gambar 4.15 Hasil Pencarian Pattern No. 8 Pada Tabel 4.4
Gambar diatas menjelaskan hasil pencarian dari pattern nomor 8 pada Tabel 4.4 dimana kata tidak ditemukan dengan running time pada pencarian shift-and adalah 101 ms dan
69
Gambar 4.16 Hasil Pencarian Pattern No. 9 Pada Tabel 4.4
Gambar diatas menjelaskan hasil pencarian dari pattern nomor 9 pada Tabel 4.4 dimana kata tidak ditemukan dengan running time pada pencarian shift-and adalah 125 ms dan
running time pada morris-pratt adalah 62 ms.
Gambar 4.17 Hasil Pencarian Pattern No. 10 Pada Tabel 4.4
4.18 berikut.
Gambar 4.18 Perbandingan Running Time untuk Berbagai Panjang Pattern pada Algoritma Shift-And dan Morris-Pratt
Berdasarkan grafik dan hasil pengujian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa algoritma Morris-Pratt memiliki waktu pencarian yang lebih sedikit dibandingkan dengan algoritma Shift-And untuk semua jenis pattern yang dicari dan semakin pendek panjang pattern yang dicari maka, semakin cepat juga running time dari kedua
Perbandingan Running Time untuk Berbagai Panjang Pattern pada Algoritma Shift-And dan Morris-Pratt
Shift-And
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil dari penelitian, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan melakukan percobaan pada sampel pattern sebanyak 10 buah diperoleh hasil rata – rata waktu pencarian sebesar 110.1 ms untuk algoritma Shift-And dan 59 ms untuk algoritma Morris-Pratt.
2. Pada fase preprocessing, algoritma Shift-And dan Morris-Pratt memiliki kompleksitas waktu sebesar Ө(m). Hal ini berarti tingkat pertumbuhan pada fase
preprocessing kedua algoritma bersifat linear.
3. Pada fase pencarian, algoritma Shift-And dan algoritma Morris-Pratt memiliki kompleksitas waktu sebesar Ө(n). Hal ini berarti tingkat pertumbuhan pada fase pencarian kedua algoritma bersifat linear.
4. Besar running time kedua algoritma dipengaruhi oleh panjangnya pattern yang dicari dan spesifikasi mesin yang digunakan.
5. Secara teoritis dan pengujian diperoleh hasil yang sama. Dimana, algoritma Morris-Pratt lebih efektif dibandingkan dengan algoritma Shift-And.
5.2. Saran
Berikut ini adalah saran yang dapat digunakan untuk tahap pengembangan penelitian sistem ini antara lain:
Morris-Pratt bisa diimplementasikan dalam aplikasi yang membutuhkan fasilitas pencocokan string.