BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, iklan telah menjadi bagian yang tak terpisahkan. Hampir setiap saat kita dapat melihat beraneka ragam bentuk iklan. Di pinggir-pinggir jalan dalam bentuk spanduk, baliho atau billboard raksasa, di radio, koran, tabloit, majalah, dan televisi.
Iklan merupakan sarana media yang digunakan untuk menyampaikan informasi, terutama berkaitan dengan produk atau informasi lain yang membutuhkan perhatian publik. Sebagai bentuk wacana, bahasa iklan memiliki ciri dan karakter tertentu. Dalam iklan, penggunaan wacana menjadi salah satu aspek penting bagi keberhasilan iklan. Iklan dikatakan berhasil jika pengiklan dapat memikat sasarannya menjadi mitra untuk mendukung bahkan hingga akhirnya membeli barang produksi yang ditawarkan, sehingga bahasa menjadi inti sebuah iklan. Ciri khusus bahasa iklan antara lain singkat, padat, jelas, dan menarik sehingga diperlukan pemilihan kata yang tepat dan gaya bahasa (cara menggunakan bahasa) untuk menghasilkan iklan yang menarik serta didukung peragaan oleh model iklan dengan penyampaian pesan yang sangat bervariasi.
dikaji, salah satunya adalah kaitan wacana iklan terhadap style atau stilistika yang digunakan dalam bentuk penuturan informasi.
Stilistika ialah ilmu yang mempelajari style, yaitu cara yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa stilistika ialah suatu cara yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk mengungkapkan gagasannya dengan bahasa yang penuh ekspresi (Sudjiman 1993: 13). Bahasa dalam wacana iklan merupakan suatu wacana dengan berbagai gaya dan menarik yang bertujuan untuk mempengaruhi orang lain untuk menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Oleh karena itu, iklan menggunakan stilistika sebagai salah satu cara untuk menarik konsumen.
Iklan merupakan salah satu jenis teks yang membutuhkan kemampuan stilistika yang tinggi yang merujuk kepada kreativitas dan inovasi dalam penggunaan bahasa (Simpson 2004:3). Keterampilan stilistika yang tinggi pada iklan memiliki banyak manfaat seperti melakukan persuasi yang bertujuan mendorong masyarakat untuk menggunakan produk dari iklan tersebut, membuat produk lebih menarik perhatian dan mudah untuk diingat konsumen, pembentukan identitas dari produk, pemberi informasi hingga sarana hiburan.
sehari-seperti kecepatan, kekuatan, kecanggihan, keunikan dan kelebihan-kelebihan lainnya. Hal ini dikenal dengan positioning atau pembentukan citra yang berisi penonjolan-penonjolan beberapa sifat produk untuk memberikan kesan tertentu.
Positioning yang dilakukan oleh pengiklan memerlukan kreatifitas dan
inovasi yang tinggi dalam menyampaikan ide yang pesannya melalui alat-alat kebahasaan yang digunakan untuk memenuhi fungsi komunikasi tersebut. Keterampilan positioning ini dapat dianalisis dengan kajian stilistika.
Produsen iklan menggunakan berbagai cara dalam memasarkan produknya kepada masyarakat. Dari segi bahasa maupun dari segi bentuknya, iklan dapat mengubah citra atau pandangan masyarakat terhadap suatu produk. Pada awalnya produk tersebut tidak menarik bagi seseorang, tetapi setelah melihat iklan tersebut dapat mengubah pandangan terhadap produk yang diiklankan. Citra atau pandangan konsumen tersebut diciptakan oleh produsen dengan membentuk kepercayaan konsumen. Salah satu cara kepercayaan yang ditonjolkan seperti kualitas atau karakter tertentu dari produk tersebut.
Salah satu iklan yang mampu mengubah citra produknya pada konsumen kota di Medan adalah smartphone dari negara Cina. Pada mulanya, produk smartphone Cina dianggap sebagai produk kelas bawah dari smartphone yang
sudah terkenal dari negara lain. Namun, dengan memberikan iklan smartphone yang banyak memunculkan citra (positioning) dan gaya (style) dalam iklannya mampu menaikkan minat konsumen untuk membeli produk mereka.
Asus menduduki peringkat ke-dua smartphone terlaris di Indonesia.
Huawei menduduki peringkat ke-tiga terlaris di dunia.
Berikut adalah daftar lima vendor ponsel besar dunia dalam hal penjualan pada kuartal 1-2016 menurut data Gartner:
Samsung: 81,1 juta unit (23,2 persen)
Apple: 51,6 juta unit (14,8 persen)
Huawei: 28,8 juta unit (8,3 persen)
Oppo: 16,1 juta unit (4,6 persen)
Xiaomi: 15,0 juta unit (4,3 persen)
Oppo yang menempati poisi ke-keempat smartphone terlaris di dunia.
Vendor ponsel China Oppo menyalip rival senegaranya, Xiaomi, menjadi vendor ponsel terbesar keempat dunia pada periode kuartal 1 tahun 2016 dalam hal jumlah penjualan. Data tersebut diungkap oleh lembaga riset Gartner, seperti dikutip Kompas Tekno dari Gizmo China, Minggu (22/5/2016).
Vivo peringkat ke-lima terlaris di dunia mengatakan “Perubahan terbesar
terhadap pasar adalah datangnya dua brand China yang kurang dikenal, Oppo dan Vivo, yang menendang pemain peringkat empat dan lima besar
Coolpad peringkat ke-tujuh terlaris di dunia.
Coolpad telah menjadi salah satu manufaktur top di dunia dan
baru saja mendapatkan peringkat 7 untuk vendor smartphone
terbesar oleh IDC. Yulong.
Menteri Komunikasi dan Informasi Indonesia (Menkominfo 2016) mengatakan bahwa Indonesia adalah negara ke 4 terbesar pemakai smartphone setelah Cina, Amerika dan India. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan kemajuan penggunaan smartphone pada masyarakat Indonesia menciptakan banyak produsen smartphone berlomba-lomba untuk menarik perhatian konsumen untuk membeli smartphone mereka dengan memunculkan iklan yang memiliki stilistika.
Dengan faktor tersebut peneliti memilih iklan produk smartphone yang banyak masyarakat temukan dan sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut.
1. Positioning apakah yang terdapat dalam iklan smartphone?
2. Bagaimana fitur stilistik berperan dalam wacana iklan smartphone?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas peneliti bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan positioning yang terdapat dalam iklan smartphone. 2. Menjelaskan fitur stilistik berperan dalam wacana iklan smartphone. 3. Menguraikan alasan tema dan stilistika tersebut digunakan dalam iklan
smartphone.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik manfaat secara teoretis maupun praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Memberi sumbangan yang bermakna bagi pengembangan studi stilistika di Indonesia. Oleh karena studi stilistika di Indonesia perlu dikaji secara lebih intensif dan terus mulai digalakkan.
b. Studi ini juga diharapkan dapat memberi manfaat untuk meningkatkan stilistika dalam ilmu Linguistik dan objek Linguistik seperti Iklan, Pidato dan lainnya.
2. Manfaat Praktis
a. Menumbuhkan minat peneliti lain untuk ikut menggali dan melestarikan stilistika linguistik.
b. Menjadi panduan bagi produsen iklan dalam menggunakan bahasa pada iklan smartphone dan juga iklan – iklan lainnya.
1.5 Definisi Operasional
Berikut ini dijelaskan istilah yang digunakan dalam tesis ini.
Charge :pengisian ulang kekuatan baterai yang sangat dibutuhkan oleh smartphone
Fingerprint :salah satu teknologi yang memberikan privasi yang lebih kepada pengguna smartphone dengan kemampuan pemindai sidik jari
Fitur :karakter yang terdapat pada suatu hal
Positioning :penonjolan atau citra yang digunakan oleh produsen yang terdapat pada produknya.
Selfie :berfoto dengan menggunakan kamera depan
Smartphone :telepon genggam yang mempunyai kemampuan dengan pengunaan dan fungsi yang menyerupai komputer.