PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK
TERHADAP PERKEMBANGAN KETERAMPILAN
MOTORIK SISWA
Odilia Lasrina, Yunyun Yudiana, Surdiniaty Ugelta
Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Setiabudi No. 229, Sukasari Bandung, Jawa Barat 40154
lasrinaodilia@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran aktivitas ritmik dalam pembelajaran pendidikan jasmani dapat meningkatkan perkembangan motorik siswa di SD Katolik Santa Ursula. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen dengan menggunakan desain penelitian The One Group Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Katolik Santa Ursula. Teknik sampling yang digunakan cluster random sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 34 orang. Hasil penelitiannya yaitu pembelajaran aktivitas ritmik berpengaruh signifikan terhadap perkembangan keterampilan motorik siswa.
Kata kunci: pembelajaran aktivitas ritmik, keterampilan motorik
PENDAHULUAN
Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari pendidikan nasional akan membantu para siswa untuk menjalani proses pertumbuhan dan perkembangan secara menyeluruh baik fisik, mental dan sosial. Tujuan pengembangan aspek fisik akan berhubungan dengan kemampuan motorik dalam melakukan aktivitas yang
melibatkan berbagai komponen fisik
(Anatomical Fitness) dan berbagai kemampuan fisiologis (fisiological fitness). Pengembangan
gerak berhubungan dengan kemampuan
melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skill full). Pengembangan
mental berhubungan dengan kemampuan
berfikir dan menginterprestasikan pengetahuan
tentang pendidikan jasmani ke dalam
lingkungan. Perkembangan sosial berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada kelompoknya.
Hakekat pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui gerak insani (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan dan olahraga. Hal ini di jelaskan dalam Permendikbud No.64 tahun 2013 yakni “Kegiatan terpilih dari aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan tersebut dirinci menjadi ruang lingkup materi berupa aktivitas fisik dan permainan, gerak dasar olahraga, olahraga permainan, dan atletik”. Ruang lingkup materi tersebut dilakukan melalui aktivitas senam, ritmik, dan aktivitas air, permainan bola kecil, dan permainan bola besar, aktivitas pengembangan, dan atletik.
Dalam pendidikan jasmani terdapat suatu
tujuan yang disebut keterampilan.
disiapkan sesuai dengan tahap perkembangannya, dan tahap kematangannya. Gabbard. Leblanc dan Lowy (1987, hlm.5) menyebutkan bahwa penyiapan gerak dan efisiensi gerak, sedang Anarino, Cowell dan hazelton (1980, hlm.9) menyebutkan gerak fundamental, keterampilan olahraga dan tari.
Usia dini merupakan usia emas bagi optimalisasi perkembangan anak dan hal
tersebut akan sangat bermanfaat bagi
kehidupan masyarakat, mengingat disadari benar bahwa mereka adalah penerus generasi bangsa kedepannya nanti. Saputra (2010, hlm.1.3) mengungkapkan bahwa “untuk mewujudkan generasi penerus yang tangguh dan mampu berkompetisi diperlukan upaya pengembangan anak yang sesuai dengan masa pertumbuhan dan perkembangannya.” Dengan kata lain, pertumbuhan dan perkembangan anak haruslah diupayakan semaksimal mungkin agar anak mampu melakukan tugasnya dengan sebaik mungkin.
Namun pada kenyataannya di lapangan, masih banyak siswa sekolah dasar yang masih belum memiliki keterampilan motorik yang baik sesuai dengan perkembangan usianya. Hal ini diperkuat oleh penelitian Bachtiar (1999), penelitian Gusril (2004) yang menunjukkan bahwa kemampuan gerak motorik siswa SD rendah. Apalagi bila kita cermati kehidupan modern saat ini menjadikan suatu ancaman bagi perkembangan motorik anak. Banyak anak yang disibukkan dengan bermain komputer dibandingkan dengan bermain dilapangan yang merupakan suatu aktivitas gerak bagi anak yang dapat menunjang kemampuan motoriknya. Hal ini lah yang memprihatinkan bagi anak-anak
kedepannya, dimana hal tersebut dapat
menghambat perkembangan motoriknya. Dan kedepannya akan menghambat perkembangan gerak lanjut bagi anak setelah beranjak dewasa nantinya.
Aktivitas ritmik ini sudah dijadikan sebagai bahan ajar di jenjang sekolah dasar sejak tahun 2004. Namun pada kenyataan dilapangan, berdasarkan analisis awal yang peneliti temukan masih banyak para guru kesulitan
dalam pembelajaran aktivitas ritmik, bahkan diantara para guru banyak yang menganulir materi ini atau tidak mengajarkannya kepada para siswa. Hal ini sejalan dengan hasil observasi dan diskusi yang dilakukan Rumana dengan para guru pendidikan jasmani di SD yang menyangkut ketersediaan, keterlaksanaan dan ketercapaian kurikulum bahwa ditemukan
sejumlah pelanggaran dan keterbatasan
kompetensi. Hal yang paling mendasar adalah ditemukan kebiasaan universal menganulir beberapa materi ajar karena kesulitan dalam penguasaan materi. Salah satu materi ajar yang paling sering dan paling umum mendapat kesulitan dalam pembelajarannya adalah materi Aktivitas Ritmik.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka
penulis ingin mencoba menggunakan
pembelajaran aktivitas ritmik ini untuk
meningkatkan perkembangan motorik para siswa di SD Santa Ursula Kota Bandung.
HAKIKAT KETERAMPILAN MOTORIK Kemampuan motorik dan keterampilan motorik bukanlah sebagai dua konsep yang sama pengertiannya. Hal ini dijelaskan oleh Lutan (2005, hlm.105) yang mengungkapkan bahwa kemampuan motorik lebih tepat disebut sebagai kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang relatif melekat setelah masa
kanak-kanak. Pengaruh faktor biologis
dianggap sebagai kekuatan utama yang berpengaruh terhadap kemampuan motorik dasar seseorang. Lutan (2005, hlm.105) kembali mengungkapkan bahwa kemampuan motorik dasar itulah yang kemudian berperan
sebagai landasan bagi perkembangan
keterampilan. Selain itu, keterampilan banyak tergantung pada kemampuan dasar.
Motor learning – changes in internal processes that determine an individual’s capability for producing a motor task. The level of an individual’s motor learning improves with practice and is often inferred by observing relatively stable levels of the person’s motor performance.
Belajar motorik merupakan proses
perubahan dari dalam yang menentukan kemampuan seseorang untuk memperlihatkan tugas gerak. Tingkat kemampuan motorik seseorang dibuktikan dengan latihan dan sering disimpulkan dengan mengamati tingkat yang relatif stabil pada penampilan gerak seseorang.
Adapun tujuan memahami keterampilan motorik ini yakni untuk mengkaji pentahapan kemampuan gerak, apakah kemampuan gerak individu tersebut sudah sesuai dengan masanya (Saputra, 2010). Hal tersebut sangat diperlukan untuk dapat memberi dukungan kuat terhadap terbentuknya kualitas gerak yang proporsional pada usianya. Selain itu, keterampilan motorik
anak dapat terlihat dari penguasaan
keterampilan yang tergambar dalam
kemampuan menyelesaikan tugas gerak
tertentu.
PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK Aktivitas ritmik merupakan istilah baru
dalam khasanah peristilahan pendidikan
jasmani di Indonesia. Karena sebelumnya kehadirannya diwakili oleh senam irama. Nama aktivitas ritmik secara tegas diangkat oleh
Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis
Kompetensi/KBK), sebagai salah satu aktivitas
yang masuk kedalam ruang lingkup
pembelajaran Penjas. Istilah ini masih juga dipertahankan dalam kurikulum 2013.
Adapun Ugelta (2012) menjelaskan
bahwa“Aktivitas ritmik adalah aktivitas gerak
siklis yang dilakukan mengikuti irama dengan ritme (musik, kendang dll) tertentu selama satu durasi waktu yang telah ditentukan”. Selanjutnya, Suharjana (2010) menjelaskan bahwa “Aktivitas ritmik merupakan rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan perubahan
tempo atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan di luar musik. Kesesuaian antara gerakan tubuh dengan irama sangat diutamakan dalam aktivitas ritmik”. Aktivitas ritmik di sekolah diarahkan untuk meningkatkan kepekaan irama serta memberikan pengalaman gerak tari sebagai alat ekspresi. Ada tiga buah bentuk tarian yang dapat digunakan oleh para guru untuk memberikan pengalaman kepada anak-anak, yaitu: tarian nyanyian (singing dance), tarian rakyat (folk dance), dan tarian kreatif (creative dance).
Dalam ugelta (2012) diungkapkan beberapa pendapat para ahli mengenai aktivitas fisik dan aktivitas ritmik, diantaranya : Definisi aktivitas fisik yang dikemukakan oleh Almatsier (2003, hlm.144) mengatakan bahwa “aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya”. Sedangkan Caspersen dalam Public Health Report (1985, hlm.126) mengatakan “physical activity is defined as any bodily movement produced by
skeletal muscle that result in energy
expenditure” aktivitas fisik itu adalah pergerakan tubuh. Menurut Landy dan Landt (1992:xv)
The rhythms and dance activity is intended to develop creative expression, rhytmic movement, musical appreciation, and active
listening skills. Muscular growth and
coordination are improved: space awareness, body awareness, effort awareness, and sosial skill are improved in an atmosphere of fun.”
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen dengan desain The One Group Pretest-Posttest Design.. Yakni
dengan memberikan treatment kepada
kelompok aktivitas ritmik diberi perlakuan dengan memberikan pembelajaran tarian kreatif (creative dance).
Variable dalam penelitian ini, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah pengaruh pembelajaran aktivitas ritmik
sedangkan variabel terikatnya yaitu
perkembangan motorik.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Santa Ursula Kota Bandung yang terdiri dari 3 kelas dengan jumlah populasi total 102 siswa. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode cluster random sampling yaitu memilih kelas dilakukan secara random/acak. Dari tiga kelas yang akan dipilih hanyalan satu kelas saja dikarenakan yang dibutuhkan dalam penelitian ini hanya satu kelompok yakni untuk aktivitas ritmik. Setelah dilakukan penarikan sampel dari total populasi maka diperoleh total sampel sebanyak 34 siswa yang terdiri dari satu kelas, yakni kelas III a.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan motorik dalam penelitian ini
adalah Test Groos Motor Development –
Second Edition (TGMD-2) (Ulrich, 2000). Tes ini merupakan tes yang sudah dibakukan untuk mengukur keterampilan motorik anak yang berusia 3 sampai 10 tahun. Tes ini mencakup 12 tes gerak dikatagorikan menjadi dua Subvariabel Locomotor(run, gallop, hop, leap, horizontal jump, slide) dan Object Control (Striking a Stationary ball, stationary dribble, catch, kick, overhand throw and underhand roll). Struktur danitem tes digambarkan melalui tabel berikut.
Analisis data pada penelitian ini
menggunakan statistic parametric, dengan melihat perbedaan skor rata-rata antara nilai tes awal dan tes akhir. Signifikansi uji statistic yaitu dengan uji-t pada taraf signifikansi 5%
atau 0,05. Pengkajian statistic hanya akan berlaku apabila memenuhi asumsi-asumsi atau landasan-landasan teori yang mendasarinya. Asumsi untuk uji-t dalam eksperimen yaitu homogenitas dan normalitas. Uji normalitas menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov dengan program SPSS 18. Uji homogenitas menggunakan uji Leverence dengan program SPSS 18. Kemudian untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji-t Paired Samples Test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskriptif Statistik
Data hasil keterampilan motorik didapatkan melalui tes awal dan tes akhir. Keterampilan motorik diukur melalui instrument tes TGMD2.
Data tes awal (pre-test) keterampilan motorik pada kelompok aktivitas ritmik memiliki nilai rata-rata sebesar 50,9118 sedangkan nilai rata-rata tes akhir (post-test) sebesar 83,1471.
Dapat kita ketahui nilai keterampilan motorik pada kelompok aktivitas ritmik terjadi peningkatan skor post-test.
Uji Normalitas dan Homogenitas
Data keterampilan motorik yang telah diperoleh akan digunakan untuk menguji hipotesis melalui analisis data. Namun, sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu
dilakukan pengujian persyaratan analisis
statistik parametrik yaitu : (1) Uji Normalitas dan (2) Uji Homogenitas variansi.
Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov pada taraf signifikansi α = 0.05. Berdasarkan output data normalitas pre-test keterampilan motorik menunjukkan nilai signifikansi sebesar
0,133. Nilai signifikansi skor post-test
maka distribusi skor pre-test dan post-test keterampilan motorik adalah normal. Sehingga
analisis data dapat dilakukan dengan
menggunakan statistika parametric.
Uji Homogenitas
Langkah selanjutnya adalah menguji
homogenitas variansi kelompok. Uji
homogenitas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji Levene’s Test pada taraf signifikansi α = 0.05
Uji Levene’s Test keterampilan motorik menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,102. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka variansi kelompok adalah homogen.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis pertanyaan penelitian pertama menggunakan uji-t berpasangan, karena akan
diketahui peningkatan skor keterampilan
motorik sebelum dan sesudah mengikuti aktivitas ritmik.
Hipotesis nol (Ho) pertanyaan pertama yang akan diuji yaitu aktivitas ritmik tidak berpengaruh signifikan terhadap perkembangan
keterampilan motorik siswa. Sedangkan
hipotesis alternatif (Ha) jika Ho ditolak yaitu
aktivitas ritmik berpengaruh signifikan
terhadap perkembangan keterampilan motorik siswa.
Kriteria pengujian adalah jika nilai
signifikansi (Sig) < 0.05 maka Ho ditolak sedangkan jika p-value > 0.05 maka Ho
diterima. Nilai signifikansi keterampilan
motorik pada kelompok aktivitas ritmik sebesar 0,000 sehingga Ho ditolak. Maka hasilnya yaitu
aktivitas ritmik berpengaruh terhadap
perkembangan keterampilan motorik siswa.
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pembelajaran aktivitas
ritmik terhadap perkembangan keterampilan motorik siswa SD Santa Ursula Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan perkembangan keterampilan
motorik siswa yang mengikuti pembelajaran aktivitas ritmik.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
pembelajaran aktivitas ritmik terhadap
perkembangan keterampilan motorik siswa.
Karena pembelajaran aktivitas ritmik
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan perkembangan keterampilan
motorik siswa, maka di sarankan agar pembelajaran aktivitas ritmik dapat diterapkan dengan baik di lingkungan sekolah dasar pada khususnya. Diharapkan pada guru penjas dapat mengapilikasikan pembelajaran aktivitas ritmik ini secara maksimal guna tercapainya tujuan
pendidikan jasmani yaitu meningkatkan