• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Produksi Lateks Dalam Berbagai Waktu Aplikasi Pada Klon Karet Metabolisme Tinggi Terhadap Pemberian Stimulan Etilen Ekstrak Kulit Pisang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respons Produksi Lateks Dalam Berbagai Waktu Aplikasi Pada Klon Karet Metabolisme Tinggi Terhadap Pemberian Stimulan Etilen Ekstrak Kulit Pisang"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

61

DAFTAR PUSTAKA

Aidi-Daslin. 2014. Perkembangan penelitian klon karet unggul IRR seri 100 sebagai penghasil lateks dan kayu. Warta perkaretan Vol. 33,Ho.1, Thn 2014.

Aidi, Daslin dan S. A. Pasaribu. 2015. Uji Adaptasi Klon Karet IRR Seri 100 pada Agroklimat Kering di Kebun Baleh Kabupaten Asahan Sumatera Utara. Medan: Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Sungei Putih.

Anwar, C. 2006. Manajemen Dan Teknologi Budidaya Karet. Disampaikan pada Pelatihan “Tekno Ekonomi Agribisnis Karet”. Jakarta.

Ardika, R., A. N. Cahyo dan T. Wijaya. 2011. Dinamika Gugur Daun dan Produksi Berbagai Klon Karet Kaitannya dengan Kandungan Air Tanah. Balai Penelitian Sembawa, Palembang.

Balai Penelitian Perkebunan Sembawa. 1982. Penyadapan Tanaman Karet (SeriPedoman No. 1). Palembang: Balai Penelitian Perkebunan Sembawa.

Bleecker AB, Kende H. 2000. Ethylene: a gaseous signal molecule in plants [abstrak]. Di dalam: Annual Review Cell DivisionBiology; Wisconsin. hlm 16. abstr no PMID: 11031228.

Charloq, Andan G., Arief M., Tomi G. 2015. Penelitian pendahulaan Analisis Kandungan Etilen Ekstrak Kulit Pisang Kepok (untuk kalangan sendiri). di Laboratorium Fisiologi Pusat Penelitian Karet. Galang

Damanik, S., M. Syakir, M. Tasma dan Siswanto. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Karet. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor.

Hadiwijoyo, S. dan Soehardi. 1981. Penanganan Lepas Panen 1. Departemen pendidikan dan kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Jetro, N. N and G. M. Simon. 2007. Effects of 2-chloroethylphosphonic acid formulations as yield stimulant on Hevea Brasiliensis. National Rubber Research Programme IRAD Ekona Regional Center, Cameroon.

Junaidi, Atminingsih dan T. HS. Siregar. 2014. Penggunaan Stimulan Gas Etilen Pada Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis). Warta Perkaretan 2014, 33(2): 79-88.

Kurniawan, A., 2008. Penggunaan Silika Gel dan Kalium Permanganat Sebagai Bahan Penyerap Etilen. Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Karyudi., Sumarmadjim, dan Ernita. B. 2006. Penggunaan stimulant gas etilen untuk meningkatkan produktivitas tanaman karet. Pusat Penelitian Karet Sungei putih.

(2)

62

Nurjana. S. 2002. Kajian laju respirasi dan produksi etilen sebagai dasar penentuan waktu simpan sayuran dan buah-buahan. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung

PTP Nusantara III. 2005. Instruksi kerja: norma-norma penyadapan tanaman karet.

Purwaningrum, Y., J. A. Napitupulu, C. Hanum dan T. H. S. Siregar. 2016. Pengaruh Sistem Eksploitasi Terhadap Produksi Karet pada Klon PB260. Pusat Penelitian Karet Sungai Putih, Sumatera Utara.

Rouf, A., M. O. Nugrahani, A. S. Pamungkas, Setiono dan H. Hadi. 2015. Strategi Peningkatan Produksi Lateks secara Kontiniu dengan Teknologi Stimulas Gas Etilen RIGG-9. Balai Penelitian Getas, Salatiga.

Sakti. 2008. Buah matang, Buah Masak dan Kualitasnya [5 januari 2009]

Setiawan, D. H. dan A. Andoko., 2008. Petunjuk lengkap budidaya karet. AgroMedia Pustaka, Jakarta

Setyamidjaja, D. 1993. Karet Budidaya dan Pengelolaan. Kanisius. Yogyakarta.

Sholihati. 2004. Kajian penggunaan bahan penyerap etilen kalium permanganat untuk mempepanjang umur simpan pisang raja (Musa paradisiaca L.) [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Siagian, N. 2010. Sifat dan Penanganan Biji Karet. Makalah yang Disampaikan pada Magang Petugas Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Medan pada Tanggal 30 Nopember – 1 Desember 2010. Pusat Penelitian Karet Sungei Putih.

Sianturi, H.S. 2001. Budidaya Tanaman Karet, Diktat. Fakultas Pertanian,USU, Medan.

Sinamo, H., Charloq., Rosmayati., dan Radite 2015. Respon Produksi Lateks Dalam Berbagai Waktu Aplikasi Pada Beberapa Klon Tanaman Karet Terhadap Pemberian Berbagai Sumber Hormon Etilen. Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatrea Utara

Siregar. T. H.S., Kuswanhadi., Sumarmadji., dan Karyudi. 2009. Optimasi produksi klon karet melalui system eksploitasi berdasarkan metabolism lateks. Pusat Penelitian Karet.

Siregar R. A. 2012. Marfologi Tanaman karet. http://pphp.deptan.go.id/ disp_informasi/1/5/54/1185/potensi_dan_perkembangan_pasar_ekspor_ karet_indonesia_di_pasar_dunia.html. [ 17 Oktober 2012]

Siswanto. 2004. Kekeringan alur sadap tanaman karet: perubahan karakter fisiologis, identifikasi penanda protein dan cara pengendaliannya.

(3)

63

Makalah Rapat Keja Evaluasi Hasil Penelitan Unggulan Badan Litbang Pertanian, Bogor, 18-20 Maret. 24p

Statistik Perkebunan Indonesia. 2010. Karet 2000-2011. Direktorat Jenderal Perkebunan. Departemen Pertanian : Jakarta.

Steenis, C. G. G. K., G. Hoed/S. Bloembergen dan P.J. Eyma., 2005. Flora. Terjemahan Moeso Surjowinoto, dkk. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Sumarmadji. 2001. Pengelompokan sifat-sifat klon berdasarkan karakter fisiologi yang mendukung kapasitas produksi lateks. Laporan Hasil Penelitian Puslit Karet, ARMP II. 17p.

Sumarmadji. 2002. Studi karakter fisiologi lateks seebagai dasar penetapan system eksploitasi klon anjuran tanaman karet. Laporan Akhir. Pusat Penelitian Karet- Badan Litbang Pertanian. 25p

Syakir. M., S. Damanik., M. Tasma., dan Siswanto. 2010. Budidaya dan Pasca Panen karet. Nitro pdf. Bogor.

Syarief, R. dan A. Irawati. 1988. Pengetahuan Bahan Untuk Industri Pertnian. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.

Tim Penulis PS. 2009. Panduan Lengkap Karet , cetakan 2. Penebar Swadaya. Jakarta. 235 hlm.

Tistama R, Siregar T.H.S. 2005. Perkembangan penelitian stimulan untuk pengakiran lateks Hevea brasiliensis. Wrt Perkrt 24 (2): 45-57.

Tistama, R., 2013. Peran Seluler Etilen Eksogenus Terhadap Peningkatan Produksi Lateks pada Tanaman Karet ( Hevea Brasiliensis L). Warta Perkaretan 2013, 32(1): 25-37

Webster, C. C. and E. C. Paarkooper. 1990. The Botany Of The Rubber Tree. In Rubber. New York.

William, C.N., W.Y. Chew dan J.A Rajaratnam., 1987. Tree and Field Crop of The Wetter Regions of The Trophics. Longman Scientific & Technical, London.

Wills, R. H, T. H. Lee, D. Graham, W.B. McKasson and E.G. Hall. 1982. Postharvest, An Introduction To The Physiology and Handling of Fruits and Vegetables. New South Wales University Press, Kensington, Australia.

Woelan, S., I. Suhendry, A. Daslin, dan R. Azwar. 1999. Karakteristik klon anjuran rekomendasi 1999-2001, Warta Pusat Penelitian Karet, Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia, Vol. 18,.hal.37-41.

(4)

64

Woelan, S., I. Suhendry, dan Aidi-Daslin. 2006. Pengenalan klon karet penghasil lateks dan lateks-kayu. Balai Penelitian Sungei Putih.

Woelan, S., Sayurandi dan S. A. Pasaribu. 2013. Karakter Fisiologi, Anatomi, Pertumbuhan dan Hasil Lateks Klon IRR Seri 200. Balai Penelitian Sungei Putih-Pusat Penelitian Karet, Galang Deli Serdang.

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 35 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan perlu menetapkan Peraturan

selain di telinga kecuali yang disebabkan oleh ketentuan agama atau adat (wanita)* dan tidak bertato / bekas tato dan tindik / bekas tindik anggota badan lainnya

Universitas Negeri

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Program Penyediaan Makanan

oryzae yang pada lama fermentasi 0 hingga 48 jam memiliki fase pertumbuhan dimana pada fase ini nilai residu protein akan terus mengalami penurunan dikarenakan

Di Inggris, Financial Conduct Authority (FCA) meluncurkan Innovation Hub pada tahun 2014 sebagati pusat panduan bagi para pelaku bisnis baru dan yang telah ada

Perbedaan hasil keterampilan sebelum dan setelah diberikan penyuluhan tersebut dapat terjadi karena sebelum diberikan penyuluhan, sebagian besar responden belum