• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR HUKUM PENANAMAN MODAL UPAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS AKHIR HUKUM PENANAMAN MODAL UPAYA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR HUKUM PENANAMAN MODAL

UPAYA PEMBERIAN FASILITAS TERHADAP INVESTOR ASING

DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

DIHUBUNGKAN DENGAN HUKUM POSITIF YANG BERLAKU

Dikerjakan untuk memenuhi tugas akhir Hukum Penanaman Modal

Dikerjakan Oleh: Neisya Gusti Ayu 110620110057

Dosen:

Prof. Dr. Yudha Bhakti, S.H., M.H. Hj. Susilowati S. Dajaan, S.H., M.H

PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Investasi merupakan penggerak dalam roda perkonomian suatu negara, karenanya dengan investasi yang banyak direalisasikan oleh suatu negara akan sangat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Dampak positif dari adanya investasi dalam suatu negara adalah dengan masuknya dana baru, alih teknologi, manajemen dan akses ke dunia global serta dapat memperluas lapangan pekerjaan. Selain ikut mendorong pertumbuhan ekonomi, hal terpenting lainnya dari suatu investasi adalah sebagai sarana dalam meningkatkan pembangunan.

Tujuan dan arah pembangunan nasional berdasarkan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-2 dimaksudkan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur melalui pembangunan di berbagai bidang termasuk bidang ekonomi. Penyelenggaraan perekonomian nasional didasari atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta dengan menjaga keseimbangan, kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. 1

Sasaran pembangunan bidang ekonomi di Indonesia ialah terciptanya perekonomian yang mandiri, handal yang diwujudkan dengan peningkatan kemakmuran rakyat yang semakin merata serta pertumbuhan ekonomi yang

(3)

cukup tinggi dan stabilitas nasional yang mantap. Dalam pencapaian sasaran pembangunan tersebut maka diperlukan sarana penunjang yaitu tata hukum yang baik dan mendorong dalam menggerakkan dan mengandalkan berbagai kegiatan pembangunan di bidang ekonomi khususnya pada sektor pertanian, perindustrian dan perdagangan.

Perkembangan sektor-sektor di bidang ekonomi perlu diupayakan karena semakin meningkatnya kebutuhan akan dana dalam rangka membiayai pembangunan. Selain bertumpu pada pembiayaan sektor-sektor di bidang ekonomi dalam negeri, pemerintah juga berupaya dalam menarik pembiayaan eksternal melalui penanaman modal asing (PMA) dan utang luar negeri sebagai pelengkap pembiayaan pembangunan. Dikarenakan terbatasnya anggaran dana yang dimiliki, maka pemerintah menggunakan jalan alternatif berupa kebijakan dalam memberikan kesempatan yang luas kepada sektor swasta baik domestik maupun asing.

(4)

lebih baik serta pemberian fasilitas-fasilitas yang bertujuan untuk menarik para investor dalam negeri maupun luar negeri.

Bentuk investasi dalam negeri dapat berupa akuisisi surat-surat berharga luar negeri dan aset fisik, sedangkan bentuk investasi luar negeri berupa cabang perusahaan multinasional, lisensi, joint venture, dan lainnya. Diharapkan dengan banyaknya investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia dapat memulihkan ekonomi nasional serta membawa perkembangan perekonomian yang lebih pesat lagi.

Sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal pada tanggal 29 Maret 2007, kini terdapat tiga negara yang telah menawarkan diri untuk menanamkan investasinya di Indonesia antara lain Korea Selatan, Cina dan Jepang. Korea Selatan merencanakan untuk berinvestasi dengan mengerjakan 40-50 proyek yang akan diinvestasikan di sektor energi. Sedangkan Investor cina menawarkan lima proyek kerja sama investasi Indonesia yang meliputi: perakitan mobil, pengelolaan singkong, pembuatan gula, manufaktur mesin pertanian, dan eksploitasi sumber daya mineral. Sementara itu investor Jepang akan menanamkan investasinya di Indonesia dengan mengembangkan energi gas, manufaktur (seperti mobil dan elektronik).

(5)

B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pengaturan mengenai pemberian fasilitas oleh pemerintah kepada pelaku usaha dalam kegiatan penanaman modal berdasarkan hukum positif yang berlaku?

2. Bagaimana implementasi dari pemberian fasilitas oleh pemerintah kepada investor asing dalam rangka penanaman modal di Indonesia ?

BAB II PEMBAHASAN

Penanaman modal ialah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Penanaman modal dalam negeri merupakan pelaku usaha dalam negeri yang melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia dengan menggunakan modal dalam negeri.

(6)

Penanaman modal diselenggarakan berdasarkan asas: kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara, kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.2 Disamping itu, tujuan

penyelenggaraan penanaman modal berdasarkan Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Penanaman Modal (UUPM) antara lain untuk:

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, 2. Menciptakan lapangan kerja,

3. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan 4. Meningkatkan daya saing dunia usaha nasional,

5. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional, 6. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan,

7. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil, 8. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. perlakuan yang sama bagi penanam modal baik penanam modal dalam negeri (PMDN) maupun penanam modal asing (PMA) agar dapat menjamin kepastian hukum, kepastian berusaha dan keamanan berusaha.

(7)

Penanam modal berhak untuk mendapat kepastian hak, hukum dan perlindungan, lalu informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankan, hak pelayanan dan berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Disamping itu penanam modal juga memiliki kewajiban-kewajiban yang terdiri dari kewajiban untuk menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, melaksanakan tanggung jawab sosial, membuat laporan kegiatan penanaman modal yang disampaikan kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaaha penanaman modal, serta mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.

A. Pengaturan mengenai Pemberian Fasilitas terhadap Pelaku Usaha dalam Rangka Penanaman Modal berdasarkan Hukum Positif yang Berlaku

1. Pemberian Fasilitas berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

(8)

modal mereka di Indonesia. Fasilitas tersebut diberikan kepada penanaman modal yang melakukan perluasan usaha maupun yang melakukan penanaman modal baru.

Bentuk fasilitas yang diberikan kepada penanaman modal adalah berupa:3

a. Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan neto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu,

b. Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin atau peralatan utnuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri,

c. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu,

d. Pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai (PPn) atas impor barang modal atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri selama jangka waktu tertentu,

e. Penyusutan atau amortisasi yang dipercepat, dan

(9)

f. Keringanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), khususnya bidang usaha tertentu, pada wilayah atau daerah/ kawasan tertentu.

Bagi pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan dalam jumlah dan waktu tertentu hanya dapat diberikan kepada penanaman modal baru yang merupakan industri pionir yakni industri yang memiliki keterkaitan yang luas, member nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru serta memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional. Penanaman modal yang sedang berlangsung dalam melakukan pergantian mesin atau barang modal lainnya, dapat diberikan fasilitas berupa keringanan atau pembebasan bea masuk.

Penanaman modal yang mendapat fasilitas harus memenuhi salah satu dari beberapa kategori yang akan dijabarkan berikut, antara lain:

a. menyerap banyak tenaga kerja;

b. termasuk skala prioritas tinggi;

c. termasuk pembangunan infrastruktur;

d. melakukan alih teknologi;

e. melakukan industri pionir;

f. berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau daerah lain yang dianggap perlu;

(10)

h. melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi;

i. bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi; atau

j. industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi di dalam negeri.

Selain pemberian fasilitas fiskal, pemerintah juga memberikan fasilitas non-fiskal berupa kemudahan pelayanan dan/atau perizinan atas keimigrasian yang diatur dalam Pasal 23 UUPM. Pemberian fasilitas kemudahan pelayanan keimigrasian diberikan untuk penanaman modal yang membutuhkan tenaga kerja asing (baik tetap maupun sementara) dalam merealisasikan penanaman modal, serta kepada calon penanam modal yang akan melakukan penjajakan penanaman modal. Kemudahan fasilitas keimigrasian tersebut diberikan setelah penanam modal mendapatkan rekomendasi dari BKPM.

(11)

2. Pemberian Fasilitas berdasarkan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (PERKA BKPM) Nomor 12 Tahun 2009

Pengaturan mengenai pemberian fasilitas bagi pelaku usaha dalam rangka penanaman modal diatur lebih lanjut dalam PERKA BKPM Nomor 12 Tahun 2009. Dalam PERKA BKPM ini mengatur masalah jenis-jenis fasilitas serta mekanisme pemberian fasilitas fiskal dan non-fiskal tersebut yang telah dijelaskan sebelumnya dalam UU PM.

Permohonan fasilitas penanaman modal disampaikan oleh perusahaan yang memerlukan fasilitas dalam pelaksanaan penanaman modalnya. Sesuai dengan isi Pasal 17 dan 19 PERKA BKPM, bagi Investor PMA maupun PMDN yang bidang usahanya memperoleh fasilitas fiskal dan berencana menggunakan fasilitas tersebut bagi kegiatan investasinya harus sudah memiliki Izin Prinsip Penanaman Modal. Perusahaan PMA maupun PMDN yang belum melakukan pendaftaran dapat langsung mengajukan permohonan izin prinsip, sedangkan jika tidak membutuhkan fasilitas fiskal tersebut maka tidak diwajibkan untuk memiliki izin prinsip.

Dalam Pasal 18 PERKA BKPM Nomor 12 Tahun 2009 dijelaskan mengenai jenis-jenis fasilitas fiskal dan non-fiskal yang meliputi:

a. Fasilitas bea masuk atas impor mesin,

b. Fasilitas bea masuk atas impor barang dan bahan,

(12)

d. Angka Pengenal Importir Produsen (API-P),

e. Rencana penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA),

f. Rekomendasi visa untuk bekerja (TA.01),

g. Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA),

Penanam modal yang melakukan permohonan fasilitas fiskal dan non-fiskal sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 18 maka dapat mengajukan kepada PTSP BKPM (Pelayanan Terpadu Satu Pintu Badan Koordinasi Penanaman Modal). Pelayanan terpadu satu pintu ini bertujuan untuk membantu penanaman modal dalam memperoleh kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal, dan informasi mengenai penanaman modal.

Bagi penananaman modal yang akan melakukan perluasan usaha di bidang yang dapat memperoleh fasilitas fiskal serta berada di lokasi yang sama dengan sebelumnya maka terlebih dahulu wajib memiliki izin usaha atas kegiatan usaha sebelumnya. Namun, jika perluasan dilakukan di lokasi yang berbeda dengan sebelumnya maka dapat diajukan tanpa dipersyaratkan untuk memiliki izin usaha terlebih dahulu atas kegiatan usaha sebelumnya.

3. Pemberian Fasilitas Fiskal berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130 Tahun 2011

(13)

badan berupa pembebasan atau pengurangan Pajak Penghasilan (PPh) badan untuk jangka waktu paling lama 10 tahun dan paling singkat 5 tahun terhitung sejak tahun pajak dimulainya produksi komersial. Setelah berakhirnya pemberian fasilitas pembebasan PPh badan, wajib pajak diberikan pengurangan PPh badan sebesar 50% dari PPh terhutang selama 2 tahun pajak.

Untuk pemberian fasilitas pembebasan atau pengurangan PPh badan, maka wajib pajak badan harus baru dan memenuhi kriteria yang merupakan industri pionir yang telah berbada hukum Indonesia serta memiliki rencana penanaman modal baru yang telah disahkan oleh instansi berwenang minimal sebesar satu triliun rupiah yang mana dana tersebut ditempatkan di perbankan Indonesia minimal 10%.4

Menteri Keuangan dapat menentukan kriteria jenis industri pionir yang dapat diberikan fasilitas pembebasan atau pengurangan PPh badan, yaitu:

5

a. Industri logam dasar

b. Industri pengilangan minyak bumi dan/atau kimia dasar organik yang bersumber dari minyak bumi dan gas alam

c. Industri permesinan

d. Industri di bidang sumberdaya terbarukan

(14)

e. Industri peralatan komunikasi.

Dalam usaha memperoleh fasilitas pembebasan atau pengurangan PPh badan, wajib pajak harus menyampaikan permohonan kepada Menteri Perindustrian atau kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal yang selanjutnya akan diusulkan kepada Menteri Keuangan dengan disertai lampiran kartu NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), surat persetujuan penanaman modal baru yang diterbitkan oleh BKPM serta bukti penempatan dana di perbankan Indonesia. Penyampaian usulan harus disertai dengan uraian penelitian yang mencakup tentang: ketersedian infrastruktur di lokasi investasi, penyerapan tenaga kerja domestic, kajian mengenai pemenuhan kriteria sebagai industri pionir, rencana tahapan alih teknologi yang jelas dan konkret serta adanya ketentuan mengenai tax sparing di negara domisili (pengakuan pemberian fasilitas pembebasan dan pengurangan dari Indonesia dalam penghitungan PPh di negara domisili sebesar fasilitas yang diberikan).

(15)

berdasarkan Pasal 7 PMK Nomor 130 Tahun 2011 dalam hal wajib pajak tidak lagi memenuhi ketentuan kriteria yang dipersyaratkan dalam pemberian fasilitas pembebasan atau pengurangan PPh badan serta tidak menyempaikan laporan sebagaimana mestinya.

B. Implementasi Pemberian Fasilitas oleh Pemerintah Kepada Investor Asing terhadap Penanaman Modal di Indonesia

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengundang investor khususnya para investor asing, salah satunya ialah dengan melakukan pemberian fasilitas kepada para investor agar mau menanamkan modalnya di Indonesia. Dalam memberikan pelayanan penanaman modal pemerintah membentuk suatu mekanisme kegiatan penyelenggaraan pelayanan di bidang penanaman modal yaitu Pelayanan Terpadu Satu Pintu (selanjutnya disebut PTSP). PTSP dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 27 tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Bidang Penanaman Modal.

(16)

Ruang lingkup penyelenggaraan PTSP yang diselenggarakan oleh pemerintah dalam

penyelenggaraannya Kepala BKPM mendapat pendelegasian atau Pelirnpahan

Wewenang dari Menteri Teknis/Kepala LPND yang rnemiliki kewenangan Perizinan dan

Nonperizinan yang merupakan urusan Pemerintah di bidang Penanarnan Modal dan

Menteri Teknis/Kepala LPND, Gubernur atau Bupati/Walikota yang berwenang

mengeluarkan Perizinan dan Nonperizinan di bidang Penanaman Modal dapat

menunjuk Penghubung dengan BKPM. Pendelagasian atau pelimpahan wewenang

yang dimaksud ditetapkan melalui peraturan menteri teknis/kepala LPND, pelimpahan

(17)

BAB III PENUTUP

A. Simpulan

Pemberian fasilitas penanaman modal baik PMA maupun PMDN diberikan kepada penanam modal yang memenuhi dua syarat utama berdasarkan Pasal 18 ayat (2) UUPM yaitu penanaman modal yang melakukan perluasan usaha dan penanaman modal yang baru. Bagi penanaman modal yang ingin mendapatkan fasilitas dari pemerintah baik fiscal maupun non-fiskal sekurang-kurangnya harus memenuhi criteria sebagaimana yang diatur dalam Pasal 18 (3) UUPM

PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) maupun PMA (Penanaman Modal Asing) dapat menikmati fasilitas fiskal maupun nonfiskal yang ditawarkan pemerintah. Tujuannya untuk menstimulasi kedatangan dan pertumbuhan kegiatan penanaman modal mereka di Indonesia.

Fasilitas fiskal yang ditawarkan, meliputi:

(18)

2. Fasiltas bea masuk atas impor barang dan bahan;

3. Usulan untuk mendapatkan fasilitas PPh (Pajak Penghasilan) Badan;

Fasilitas nonfiskal yang ditawarkan, meliputi;

1. API-P (Angka Pengenal Importir Produsen);

2. RPTKA (Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing);

3. TA.01 (Rekomendasi Visa Untuk Bekerja);

4. IMTA (Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing);

Tidak semua bidang usaha mendapat tawaran fasilitas fiskal dari pemerintah. Karena itu, investor dapat meneliti terlebih dahulu apakah bidang usaha yang dijalaninya memang memperoleh fasilitas fiskal.

Investor PMA maupun PMDN yang bidang usahanya memperoleh fasilitas fiskal dan berencana menggunakan fasilitas tersebut bagi kegiatan investasinya harus sudah memiliki Izin Prinsip Penanaman Modal. Namun jika investor tidak membutuhkan fasilitas fiskal tersebut, ia tidak

perlu memiliki Izin Prinsip.

(19)

menikmati fasilitas yang ditawarkan, ia dapat langsung mengajukan permohonan Izin Prinsip (tanpa perlu melakukan Pendaftaran). Permohonan Izin Prinsip perusahaan PMA tersebut dapat diajukan kepada

PTSP BKPM.

Perusahaan PMDN yang akan mengurus Izin Prinsip Penanaman Modal wajib memiliki akta dan pengesahan pendirian perusahaan atau Kartu Tanda Penduduk (bagi perusahaan perseorangan) serta NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Agak berbeda dengan perlakuan kepada PMA, bagi PMDN diberlakukan mengurus Pendaftaran Penanaman Modal ketika akan memproses Izin Prinsip. Permohonan Izin Prinsip perusahaan PMDN diajukan kepada PTSP BKPM, PTSP provinsi maupun kabupaten/kota sesuai dengan tingkat kewenangan yang dimiliki.

B. Saran

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Data tersebut berupa batas wilayah sesuai dengan data arsip di Kelurahan Jebres, data citra terbaru tahun 2020 yang tergeoreferensi, titik koordinat fasilitas

Dibawah ini hasil rasio gross profit margin yang telah penulis olah dari data keuangan tiga perusahaan semen untuk tahun buku 2010-2012.. Tabel 4 : Rasio Gross Profit Margin

Penanaman Modal Asing, yang selanjutnya disebut PMA adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh

Peneliti terlebih dahulu menghitung jumlah kodingan atau poin-poin kekerasan verbal yang terdapat dalam film Perjaka Terakhir dan untuk kehandalan, selanjutnya meminta orang

Seberapa sering Bapak/Ibu merasakan pelaksanaan prosedur audit tertentu dalam batas anggaran waktu merupakan hal yang sangat. penting untuk dipatuhi

Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang

Kumpulan BP tidak akan bertanggungjawab untuk sebarang kerosakan atau kecederaan akibat daripada penggunaan, selain daripada kegunaan produk bahan yang dinyatakan, kegagalan

Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara republik indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang