• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCUMEN JUDUL HAFIZ(SAFE BEHAVIOR)PRO K3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DOCUMEN JUDUL HAFIZ(SAFE BEHAVIOR)PRO K3"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Promosi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Perilaku Aman (Safe Behavior) Pada Karyawan Bagian Produksi Pengolahan Minyak Sawit Di PTPN IV Kebun Dolok Ilir ” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).

Dengan segenap kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada orang tua terkasih ( St. JM Sipayung dan T. Purba) yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan kasih sayang dan juga tak pernah lelah memberikan dukungan doa dan perhatian. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga banyak mendapatkan bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak secara moril maupun materil, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan

ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM USU) dan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memperhatikan penulis selama penulis menjalani pendidikan

2. Bapak Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes selaku Ketua Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sekaligus penguji ujian skripsi

ii

(2)

3. Ibu dr. Halinda Sari Lubis, M.KKK dan Ibu Isyatun Mardhiah Syahri, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan saran, bimbingan serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Arfah Mardiana Lubis, S. Psi, M. Psi selaku penguji II ujian skripsi. 5. Seluruh Dosen dan Staf di FKM USU yang telah memberikan bekal ilmu selama

penulis mengikuti pendidikan. 6. Manajer PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Kebun Dolok

Ilir yang memberi izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian 7. Bapak Bakkara selaku kepala bidang SMK3 PT Perkebunan Nusantara IV

(Persero) Unit Usaha Kebun Dolok Ilir yang sangat membantu penulis dalam melaksanakan penelitian juga memberi motifasi dan dukungan moril yang sangat berharga 8. Seluruh karyawan yang turut membantu sebagai responden dalam penelitian ini 9. Saudara saya Abang Chris Royhot Fernando serta istri Kak Junita Purba, Evi Theresia Sipayung, Rani Melia Sipayung dan Pasha Kristiani Sipayung, terima kasih atas perhatian, doa dan semangat yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini.

10. Teleiakhara (Kak Maylaura, Ria, Mentari, Frida, Ross dan Bertha) yang selalu ada dan memberi semangat bagi saya.

11. Kepada kakak, abang dan teman seperjuangan departemen K3 (Hermin, Jhon, Manda, Sandro, Yayak, Ayu, Arif, Nur, Imam, Eva, Roni, Indra, Kak Desy, Kak Febri, Kak Lidya, Kak Evia, Bang Hotman, Bang Cuan) dan masih

(3)

banyak lagi . Terima kasih atas bantuan, masukan, semangat dan dorongan serta kebersamaanya selama ini. 12. Kepada teman-teman PBL 2013, khususnya kepada kelompok 6 (Erna, Isri, Afri dan Kak Maryanti) serta kelompok 10 (Olive, Kak Dessy, B’Lucky, Berliana, Nancy, Seider). 13. Kepada teman seperjuangan dan

sepermainan 2010 (Chrisnina, Rosalyn, Chatrin, Puree, Kamal, Rini) dan masih banyak lagi. Terimakasih untuk masukan dan semangat serta kebersamaan yang berkesan selama ini. 14. Kepada terkasih, Abang Philip Saragih. Terimakasih atas bantuan perhatian, semangat serta doa yang senantiasa diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, September 2014 Riska Theodora Sipayung iv

(4)

ABSTRAK

Di era globalisasi saat ini, teknologi di industri segala sektor termasuk sektor perkebunan semakin berkembang pesat dimana penggunaan mesin dan peralatan mekanik yang serba canggih (modern) dapat diikuti dengan peningkatan kondisi kerja yang memberikan permasalahan atau dampak yang negatif terhadap kesehatan dan keselamatan kerja pekerja. Mempromosikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dikalangan tenaga kerja, pengusaha, dan masyarakat

merupakan hal yang penting bagi perusahaan, guna terciptanya hubungan industri yang harmonis, dinamis serta berkeadilan yang menjamin ketenangan usaha, ketenangan kerja dan produktifitas.

Hal ini dinilai penting karena secara khusus Promosi K3 dengan sasaran utama yaitu tenaga kerja diupayakan untuk membenahi perilaku aman (safe behavior) saat bekerja.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa hubungan antara promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan perilaku aman (safe

behavior) pada karyawan bagian produksi pengolahan minyak sawit PTPN IV Kebun Dolok Ilir.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional, besar sampel 44 orang (Random Sampling). Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan pekerja paling banyak ≥48 tahun sebanyak 26 orang (59,1 %), pendidikan terakhir paling banyak SMA sebanyak 30 orang (68,2%), masa kerja paling banyak selama ≥17 tahun sebanyak 35 orang (79,5%), dan mayoritas

karyawan bekerja di unit stasiun boiler sebanyak 7 orang (15,9%). Hasil uji univariat diperoleh penerapan promosi K3, yaitu pelatihan dan kegiatan kegiatan bulan K3 mayoritas responden menyatakan masih buruk dengan persentase masing - masing, pelatihan sebanyak 28 orang (63,6%) dan kegiatan – kegiatan bulan K3 sebanyak 41 orang (93,2%) sedangkan rambu – rambu K3, pengawasan, dan komunikasi pesan K3 mayoritas responden menyatakan baik dengan persentase masing-masing, rambu – rambu K3 sebanyak 43 orang (97,7%), pengawasan

sebanyak 43 orang (97,7%), komunikasi pesan K3 sebanyak 40 orang (90,9%). Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan signifikan antara Promosi K3 (Pelatihan dan Kegiatan – kegiatan Bulan K3) dengan perilaku aman (safe behavior) dengan masing – masing nilai p value sebesar 0,007 dan 0,034.

Saran untuk perusahaan agar perusahaan lebih meningkatkan Promosi K3

khususnya pelatihan yang lengkap dan menyeluruh khususnya kepada karyawan bagian produksi pengolahan dan melibatkan mereka dalam setiap kegiatan kegiatan bulan K3 untuk meciptakan perilaku aman dalam bekerja.

(5)

ABSTRACT

In the current era of globalization, technology in all sectors of industry including the plantation sector is growing rapidly in which the use of machinery and mechanical equipment are all sophisticated (modern) can be followed by an increase in working conditions that give problems or negative impact on the health and safety of

workers. Promoting Occupational Health and Safety among workers, employers, and the community is essential for the company, in order to create a harmonious

industrial relations, dynamic and equitable efforts that ensure peace, tranquility and productivity work.

This is considered important because it is specifically of Health and Safety

Promotion with the main goal pursued labor to fix the safe behavior while working. The purpose of this study is to find out what the relationship between the promotion of Health and Safety with safe behavior on the production employees of palm oil processing PTPN IV Kebun Dolok Ilir. This study is a cross sectional analytic design, the samples are 44 people (random sampling).

Analysis of the data used univariate and bivariate analysis using the chisquare test. The results showed most workers ≥ 48 years were 26 persons (59.1%), high school education last at most 30 people (68.2%), the most widely tenure ≥ 17 years for a total of 35 persons (79.5 %), and the majority of employees working in the unit boiler station 7 people (15.9%). Univariate test results obtained by the application of Health and Safety Promotion, namely training and the Health and Safety months activities the majority of respondents said it was bad to the percentage of training as many as 28 people (63.6%) and health and safety months activities as many as 41 people (93.2%) while health and safety signs, monitoring, and health and safety communication majority of respondents expressed either by the percentage of each, health and safety month activities as many as 43 people (97.7%), supervision of as many as 43 people (97.7%), health and safety communication as many as 40 people (90.9%). The results of the chi square test showed no significant relationship between of health and safety promotion (training and health and safety month activities) with safe behavior with each of p value of 0.007 and 0.034.

Suggestions for companies to increase Health and Safety Promotion particularly thorough training specifically to the processing of production employees and involve them in every health and safety months activities to create safe behavior at work. Key Word: Health and Safety Promotion, Safe Behavior

vi

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama

: Riska Theodora Sipayung

Tempat/Tanggal Lahir : Emplasmen Dolok Ilir /24 Januari 1992 Jenis Kelamin

: Perempuan Agama

: Kristen Protestan Anak ke

: 4 dari 5 Bersaudara

Status Perkawinan : Belum Kawin Alamat Rumah

: Emplasmen Dolok Ilir, Jl. Bandung No. 9, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun.

Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 1998-2004 : SDN 091593 Dolok Ilir 2. Tahun 2004-2007 : SMP Negeri 1 Dolok Batu Nanggar 3. Tahun 2007-2010 : SMA Negeri 1 Dolok Batu Nanggar 4. Tahun 2010-2014 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

(7)

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ...i KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK . ... v ABSTRACT ...vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...vii DAFTAR ISI...viii DAFTAR

TABEL...xi DAFTAR GAMBAR ...xii

BAB I PENDAHULUAN ...1 1.1. Latar Belakang...1 1.2. Perumusan Masalah ... 6 1.3. Tujuan

Penelitian ...7 1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...9 2.1. Teori Perilaku ...9 2.1.1 Pengertian Perilaku ... 10 2.1.2 Pembentukan

Perilaku ... 10 2.1.3 Proses Perubahan Perilaku...11 2.1.4 Faktor Penentu

Perilaku... 11 2.1.5 Perilaku Aman ...12 2.2 Promosi

Kesehatan ...14 2.2.1 Pengertian Promosi Kesehatan ...14 2.2.2 Tujuan dan

Sasaran... 14 2.2.3 Pengembangan Promosi Kesehatan di Tempat Kerja ...15 2.2.4 Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Kerja ... 18 2.2.5 Promosi Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(K3)...21 2.2.6 Promosi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di PTPN IV Kebun Dolok Ilir ...30 2.3 Kerangka Konsep

Penelitian... 33 2.4 Hipotesis Penelitian ...33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34 3.1. Jenis Penelitian ...34 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34 3.2.1

Lokasi...34 3.2.2

Waktu...34 3.3. Populasi dan Sampel... 35 3.3.1

Populasi...35 3.3.2 Sampel ...35 viii

(8)

3.4. Teknik Pengumpulan Data... 36 3.5. Teknik Pengolahan Data... 37 3.6. Definisi Operasional ...37 3.7. Aspek

Pengukuran ...39 3.8. Teknik Analisa Data ...42

BAB IV HASIL PENELITIAN...43 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 43 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ...44 4.1.2 Struktur

Organisasi ... 45 4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ...47 4.1.4 Proses

Produksi...48 4.1.3 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) PTPN IV Kebun Dolok

Ilir...55 4.2 Analisis

Univariat...57 4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik

Pekerja ...57 4.3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Independen (Promosi

K3) ...60 4.3.3 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Dependen (Perilaku Aman /Safe

Behavior) ...62 4.3 Analisis

Bivariat ...63 4.3.1 Hubungan Promosi K3 dengan Perilaku Aman (Safe

Behavior)...64

BAB V PEMBAHASAN ...67 5.1 Hubungan Promosi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Perilaku Aman (Safe Behavior) Pada Karyawan Bagian Produksi Pengolahan Minyak Sawit Di PTPN IV Kebun Dolok Ilir ...67 5.1.1

Hubungan Rambu - Rambu K3 dengan Perilaku Aman (Safe

Behavior)...67 5.1.2 Hubungan Pelatihan dengan Perilaku Aman (Safe Behavior)...69 5.1.3 Hubungan Pengawasan dengan Perilaku Aman (Safe

Behavior)...71 5.1.4 Hubungan Komunikasi Pesan K3 dengan Perilaku Aman (Safe

Behavior)...73 5.1.5 Hubungan Kegiatan – Kegiatan Bulan K3 dengan Perilaku Aman (Safe

(9)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 77 6.1 Kesimpulan ...77 6.2 Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

x

(10)

Tabel 1.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 DAFTAR TABEL Halaman

Tabel Data Kecelakaan Kerja Tahun 2011-2013 di PTPN IV Kebun Dolok Ilir ... 7

Periodeisasi Pengelolaan Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV (Persero) Dolok Ilir ……….. 47

Distribusi Responden berdasarkan Karakteristik Pekerja Bagian Pengolahan Minyak Sawit PTPN IV Kebun Dolok Ilir Tahun

2014 ... 58

Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Independen (Promosi K3)pada Pekerja Bagian Produksi Pengolahan Minyak Sawit PTPN IV Kebun Dolok Ilir Tahun 2014 ……….. 61

Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Aman (Safe Behavior) pada Pekerja Bagian Produksi Pengolahan Minyak Sawit PTPN IV Kebun Dolok Ilir Tahun 2014 ……….. 64

Hubungan Promosi K3 dengan Perilaku Aman (Safe Behavior Pada Pekerja Bagian Produksi Pengolahan Minyak Sawit di PTPN IV Kebun Dolok Ilir Tahun 2014

(11)

DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 2.1 Siklus Pengembangan Promosi Kesehatan di Tempat Kerja ...18 Gambar 2.2 Pedoman Umum Rambu – Rambu K3 berdasarkan warna...25 Gambar 2.3 Kerangka Konsep

Penelitian ...33 xii

(12)

ABSTRAK

Di era globalisasi saat ini, teknologi di industri segala sektor termasuk sektor perkebunan semakin berkembang pesat dimana penggunaan mesin dan peralatan mekanik yang serba canggih (modern) dapat diikuti dengan peningkatan kondisi kerja yang memberikan permasalahan atau dampak yang negatif terhadap kesehatan dan keselamatan kerja pekerja. Mempromosikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dikalangan tenaga kerja, pengusaha, dan masyarakat

merupakan hal yang penting bagi perusahaan, guna terciptanya hubungan industri yang harmonis, dinamis serta berkeadilan yang menjamin ketenangan usaha, ketenangan kerja dan produktifitas.

Hal ini dinilai penting karena secara khusus Promosi K3 dengan sasaran utama yaitu tenaga kerja diupayakan untuk membenahi perilaku aman (safe behavior) saat bekerja.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa hubungan antara promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan perilaku aman (safe

behavior) pada karyawan bagian produksi pengolahan minyak sawit PTPN IV Kebun Dolok Ilir.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional, besar sampel 44 orang (Random Sampling). Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan pekerja paling banyak ≥48 tahun sebanyak 26 orang (59,1 %), pendidikan terakhir paling banyak SMA sebanyak 30 orang (68,2%), masa kerja paling banyak selama ≥17 tahun sebanyak 35 orang (79,5%), dan mayoritas

karyawan bekerja di unit stasiun boiler sebanyak 7 orang (15,9%). Hasil uji univariat diperoleh penerapan promosi K3, yaitu pelatihan dan kegiatan kegiatan bulan K3 mayoritas responden menyatakan masih buruk dengan persentase masing - masing, pelatihan sebanyak 28 orang (63,6%) dan kegiatan – kegiatan bulan K3 sebanyak 41 orang (93,2%) sedangkan rambu – rambu K3, pengawasan, dan komunikasi pesan K3 mayoritas responden menyatakan baik dengan persentase masing-masing, rambu – rambu K3 sebanyak 43 orang (97,7%), pengawasan

sebanyak 43 orang (97,7%), komunikasi pesan K3 sebanyak 40 orang (90,9%). Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan signifikan antara Promosi K3 (Pelatihan dan Kegiatan – kegiatan Bulan K3) dengan perilaku aman (safe behavior) dengan masing – masing nilai p value sebesar 0,007 dan 0,034.

Saran untuk perusahaan agar perusahaan lebih meningkatkan Promosi K3

khususnya pelatihan yang lengkap dan menyeluruh khususnya kepada karyawan bagian produksi pengolahan dan melibatkan mereka dalam setiap kegiatan kegiatan bulan K3 untuk meciptakan perilaku aman dalam bekerja.

(13)

ABSTRACT

In the current era of globalization, technology in all sectors of industry including the plantation sector is growing rapidly in which the use of machinery and mechanical equipment are all sophisticated (modern) can be followed by an increase in working conditions that give problems or negative impact on the health and safety of

workers. Promoting Occupational Health and Safety among workers, employers, and the community is essential for the company, in order to create a harmonious

industrial relations, dynamic and equitable efforts that ensure peace, tranquility and productivity work.

This is considered important because it is specifically of Health and Safety

Promotion with the main goal pursued labor to fix the safe behavior while working. The purpose of this study is to find out what the relationship between the promotion of Health and Safety with safe behavior on the production employees of palm oil processing PTPN IV Kebun Dolok Ilir. This study is a cross sectional analytic design, the samples are 44 people (random sampling).

Analysis of the data used univariate and bivariate analysis using the chisquare test. The results showed most workers ≥ 48 years were 26 persons (59.1%), high school education last at most 30 people (68.2%), the most widely tenure ≥ 17 years for a total of 35 persons (79.5 %), and the majority of employees working in the unit boiler station 7 people (15.9%). Univariate test results obtained by the application of Health and Safety Promotion, namely training and the Health and Safety months activities the majority of respondents said it was bad to the percentage of training as many as 28 people (63.6%) and health and safety months activities as many as 41 people (93.2%) while health and safety signs, monitoring, and health and safety communication majority of respondents expressed either by the percentage of each, health and safety month activities as many as 43 people (97.7%), supervision of as many as 43 people (97.7%), health and safety communication as many as 40 people (90.9%). The results of the chi square test showed no significant relationship between of health and safety promotion (training and health and safety month activities) with safe behavior with each of p value of 0.007 and 0.034.

Suggestions for companies to increase Health and Safety Promotion particularly thorough training specifically to the processing of production employees and involve them in every health and safety months activities to create safe behavior at work. Key Word: Health and Safety Promotion, Safe Behavior

vi

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di seluruh dunia yang demikian cepat telah

mendorong lahirnya era industrialisasi. Sebuah masa yang ditandai dengan

pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga manusia dapat lebih mudah memenuhi kebutuhan hidupnya. Keadaan tersebut selanjutnya

membuka keberagaman lapangan kerja. (Halimah, 2010).

Indonesia adalah negara yang beriklim tropis dan memiliki tanah yang subur

sehingga dikenal sebagai negara agraris. Dengan kondisi alam tersebut, tidak heran pemerintah menggalakkan pengembangan usaha negara pada unit pertanian dan perkebunan sehingga pada umumnya masyarakat Indonesia bermata pencaharian petani ataupun pekerja sektor perkebunan.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang perkebunan salah satunya adalah Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) yang terletak di berbagai daerah di Indonesia yang merupakan salah satu aset sumber devisa negara dan lapangan pekerjaan warga Indonesia. PTPN di Indonesia tersebar mulai dari pulau Sumatra hingga Papua, mulai dari PTPN I hingga PTPN XIX yang mengolah beragam hasil sektor perkebunan Indonesia seperti sawit, teh, coklat, tebu, dan lainlain.

(15)

2

mekanik yang serba canggih (modern) dapat diikuti dengan peningkatan kondisi kerja yang memberikan permasalahan atau dampak yang negatif, sehingga perlu diperhatikan suatu kewaspadaan dalam segala bentuk lapangan, kedisiplinan, hubungan kerja yang harmonis, kesehatan dan keselamatan kerjanya.

Semua permasalahan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah menjadi tanggung jawab setiap orang. Setiap karyawan sudah sepatutnya berpartisipasi dalam setiap kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja, paling tidak pada masing-masing lingkungan kerjanya. Hal ini disebabkan karena dalam suatu lingkungan industri, selalu terdapat kegiatan yang melibatkan berbagai peralatan teknik dan sumber daya manusia (Syaaf, 2008).

Tenaga kerja yang merupakan komponen terpenting dalam pelaksanaan proyek merupakan aset yang menentukan bagi perusahaan. Oleh sebab itu dalam menjalankan bisnis usaha yang aman maka penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) harus dilaksanakan secara konsisten, sesuai dengan UU Keselamatan Kerja No.1 Tahun 1970 dan UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 menyatakan bahwa pengusaha wajib melindungi pekerja dan potensi bahaya yang dihadapinya.

Disadari bahwa pelaksanaan K3 tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak, khususnya

masyarakat industri. Dengan demikian semua pihak terkait berkewajiban untuk berperan aktif sesuai fungsi dan kewenangannya untuk membudayakan K3

sehingga dapat mencegah kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK). Agar pelaksanaan K3

(16)

3

dapat mencapai hasil yang optimal harus didukung oleh sumber daya manusia dibidang K3 (Depnakertrans RI, 2009).

Menurut International Labour Organization (ILO), setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan oleh karena penyakit atau kecelakaan akibat hubungan pekerjaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah kematian karena penyakit akibat hubungan pekerjaan, dimana diperkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat hubungan pekerjaan baru setiap tahunnya.

Data terbaru dari PT. Jamsostek didapat sejak tahun 2007 hingga 2012 telah terjadi peningkatan kasus kecelakaan kerja dan tentu kompensasi yang dikeluarkan juga meningkat. Data kecelakaan kerja pada tahun 2007 tercatat sebanyak 83.714 dengan pembayaran jaminan sebesar 219,7 miliar dan data terakhir pada 2011 tercatat sebanyak 99.491 kasus kecelakaan kerja atau rata-rata 414 kasus per hari, dengan pembayaran jaminan mencapai Rp 504 miliar.

(17)

4

PTPN IV Kebun Dolok Ilir merupakan salah satu unit usaha perusahaan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil. Unit produksi pengolahan pada PTPN IV Dolok Ilir ini memiliki beberapa tahapan proses yang menggunakan alat-alat berat, bahan kimia, serta mesin bersuhu tinggi, yang memiliki potensi sangat besar untuk menimbulkan kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja (PAK) bagi para

pekerja. Beberapa tahapan proses kerja di bagian unit produksi pengolahan dimulai dari penimbangan tandan buah segar (TBS), loading ramp, stasiun perebusan (sterilizer), stasiun penebahan (thresher), stasiun kempa (pressing), stasiun pemurnian minyak dan stasiun pabrik biji.

Keseluruhan tahapan ini menggunakan mesin bersuhu tinggi dan menjadi sumber kebisingan, alat-alat kerja yang berat. Selain itu, kondisi lingkungan kerja yang licin akibat berminyak dan pada stasiun tertentu berada pada lokasi yang tinggi dimana beberapa pekerja ditempatkan. Hal tersebut tentu berpotensi menimbulkan

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).

Berdasarkan data kecelakaan kerja yang terjadi di PTPN IV Kebun Dolok Ilir,

ditemukan bahwa kasus kecelakaan kerja lebih banyak menimpa pekerja lapangan di bagian produksi pengolahan dibandingkan dengan pekerja di unit lainnya seperti unit tanaman, bengkel umum, bengkel listrik, unit gudang, unit transport, dan bagian kantoran (central office). Berdasarkan data kecelakaan kerja yang diperoleh, ada sebanyak 15 kasus kecelakaan kerja yang terjadi dari bulan Januari 2011

sampai dengan Desember 2013 di PTPN IV Kebun Dolok Ilir. Berikut disajikan tabel data kasus kecelakaan kerja pada periode tahun 2011-2013 yang terjadi di PTPN IV Kebun Dolok Ilir.

(18)

5

Tabel 1.1 : Tabel Data Kecelakaan Kerja Tahun 2011-2013 di PTPN IV Kebun Dolok Ilir Jumlah Kasus No Tahun

Kecelakaaan 1

2011 6 2 2012 3 3 2013 6 Total 15

Sumber : Sekretariat P2K3 PTPN IV Kebun Dolok Ilir

Dari 15 kasus kecelakaan kerja tersebut, ada sebanyak 9 kasus kecelakaan

kerja di bagian produksi pengolahan, 2 kasus di bagian bengkel umum, 1 kasus di bagian gudang, 1 kasus di bagian bengkel listrik, dan 2 kasus di unit tanaman. Beberapa contoh kasus kecelakaan kerja yang terjadi khususnya di bagian

(19)

Menurut pernyataan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(P2K3) di PTPN IV Kebun Dolok Ilir, mayoritas kecelakaan terjadi karena perilaku tidak aman yang dilakukan pekerja, seperti tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), tidak mengikuti Standar Operasi Prosedur (SOP) dan kurangnya kehati-hatian dalam bekerja.

Mempromosikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dikalangan tenaga

kerja, pengusaha, dan masyarakat merupakan hal yang penting bagi perusahaan, guna

(20)

6

menjamin ketenangan usaha, ketenangan kerja dan produktifitas. Secara khusus Promosi K3 dengan sasaran utama yaitu tenaga kerja diupayakan untuk membenahi perilaku aman saat bekerja.

Promosi K3 di PTPN IV Dolok Ilir sudah dijalankan secara rutin sejak tahun 2004. Pada awalnya pelaksanaan promosi K3 tersebut merupakan bagian dari penerapan SMK3 yang mengacu pada Permenaker RI No.: Per.05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diterapkan di perusahaan ini pada tahun 2000. Saat ini pelaksanaan Promosi K3 tersebut mengacu pada PP RI No.50 Tahun 2010 tentang penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Beberapa kegiatan promosi K3 yang dilakukan di PTPN IV Kebun Dolok Ilir pada bagian produksi pengolahan antara lain: rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja (K3), komunikasi pesan (informasi K3), kegiatan khusus bulan K3 nasional, pengawasan, dan pelatihan.

Hal diatas melatarbelakangi penulis untuk mengambil judul Hubungan Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Perilaku Aman (Safe Behavior) Pada Karyawan Bagian Produksi Pengolahan Minyak Sawit PTPN IV Kebun Dolok Ilir. 1.2. Rumusan Masalah

(21)

7

kerja (K3) dengan perilaku aman (safe behavior) pada karyawan bagian produksi pengolahan minyak sawit PTPN IV Kebun Dolok Ilir. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa hubungan antara promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan perilaku aman (safe behavior) pada karyawan bagian produksi pengolahan minyak sawit PTPN IV Kebun Dolok Ilir. 1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan perilaku aman (safe behavior).

2. Untuk mengetahui hubungan komunikasi pesan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan perilaku aman (safe behavior).

3. Untuk mengetahui hubungan bulan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan perilaku aman (safe behavior).

4. Untuk mengetahui hubungan pengawasan dengan perilaku aman (safe behavior). 5. Untuk mengetahui hubungan pelatihan dengan perilaku aman (safe behavior). 1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai masukan untuk pekerja di bagian produksi pengolahan agar lebih memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan kerja di dalam melakukan pekerjaannya.

(22)

8 2. Sebagai masukan bagi perusahaan agar dapat menjalankan program K3

dengan lebih baik lagi untuk peningkatan produktivitas melalui aspek keselamatan dan kesehatan kerja para pekerja. 3. Sebagai bahan referensi untuk penulis lain yang ingin meneliti tentang hubungan promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan perilaku aman (safe behavior).

(23)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Perilaku 2.1.1. Pengertian Perilaku

Pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan mahluk hidup dan pada dasar nya perilaku dapat diamati melalui sikap dan

tindakan. Namun demikian tidak berarti bahwa perilaku hanya dapat dilihat dari sikap dan tindakannya. Perilaku juga bersifat potensial, yakni dalam bentuk pengetahuan, motivasi dan persepsi (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Geller dalam Notoadmojo (2003), perilaku mengacu pada tindakan individu yang dapat diamati oleh orang lain. Robert Kwick mendefinisikan perilaku adalah tindakan-tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari .

Perilaku dapat dibedakan menjadi dua, antara lain: 1. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. 9

(24)

10

2. Perilaku terbuka (overt behavior) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. 2.1.2. Pembentukan Perilaku Notoatmodjo (2003)

menyebutkan faktor yang memegang peranan di dalam pembentukan perilaku, yaitu: faktor intern dan ekstern. Faktor intern berupa kecerdasan, persepsi,

motivasi, minat, emosi, dan sebagainya untuk mengolah pengaruh-pengaruh dari luar. Faktor ekstern meliputi objek, orang, kelompok dan hasil-hasil kebudayaan yang dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk perilakunya. Kedua faktor tersebut akan dapat terpadu menjadi perilaku yang selaras dengan lingkungan apabila perilaku tersebut dapat diterima oleh lingkungannya dan dapat diterima oleh individu yang bersangkutan. Menurut Reason (1997) mengungkapkan bahwa adanya saling mempengaruhi antara faktor psikologis dan faktor situasi dalam perilaku manusia dimana faktor manusia dipengaruhi faktor internal yaitu: faktor yang berkaitan dengan diri perilaku, seperti: kebutuhan, motivasi, kepribadian, harapan, pengetahuan, persepsi, dan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri perilaku atau dari lingkungan sekitarnya, seperti: kelompok, organisasi, atasan, teman, orang tua, dan lain-lain. (Syaaf, 2008).

(25)

11

2.1.3. Proses Perubahan perilaku Terbentuknya dan perubahan perilaku manusia terjadi dikarenakan adanya

proses interaksi antara individu dengan lingkungan melalui suatu proses yakni proses belajar. Oleh sebab itu, perubahan perilaku dan proses belajar itu sangat erat kaitannya. Perubahan perilaku merupakan hasil dari proses belajar (Notoadmojo, 2003).

Proses pembelajaran yang terjadi pada diri individu terjadi dengan baik apabila proses pembelajaran tersebut menghasilkan perubahan perilaku yang relatif permanen. Dengan demikian dikatakan bahwa proses pembelajaran terjadi bila individu tersebut berperilaku, bereaksi dan menanggapi sebagai hasil dari pembelajarannya dengan cara yang berbeda dari individu tersebut berperilaku sebelumnya. (Halimah, 2010). 2.1.4. Faktor Penentu Perilaku

Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

(26)

12

1. Faktor internal, yaitu karekteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

2. Faktor eksternal, yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang

dominan mewarnai perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003).

2.1.5. Perilaku Aman Perilaku aman menurut Heinrich dalam Suma’mur (1996) adalah tindakan

atau perbuatan dari seseorang atau beberapa orang karyawan yang memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan terhadap karyawan. Sedangkan menurut Bird dan Germain, perilaku aman adalah perilaku yang tidak dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan atau insiden. Perbedaan perilaku aman dan perilaku Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yaitu perilaku aman hanya berfokus pada keselamatannya saja sedangkan perilaku K3 tidak hanya pada keselamatan tetapi juga kesehatan kerjanya. Dibawah ini adalah jenis-jenis perilaku aman:

1. Menurut Frank E bird dan Germain (1990) dalam teori Loss Caution Model

(27)

13

e. Menjaga alat pengaman agar tetap berfungsi. f. Tidak menghilangkan alat pengaman keselamatan. g. Menggunakan peralatan yang seharusnya. h. Menggunakan peralatan yang sesuai. i. Menggunakan APD dengan benar. j.

Pengisian alat atau mesin yang sesuai dengan aturan yang berlaku. k. Penempatan material atau alat-alat sesuai dengan tempatnya dan

cara mengangkat yang benar. l. Memperbaiki peralatan dalam kondisi alat yang telah dimatikan. m. Tidak bersenda gurau atau bercanda ketika bekerja. (Halimah, 2010) 2. Menurut Heinrich dalam Suma’mur (1987), perilaku aman terdiri dari : a. Mengoperasikan peralatan dengan kecepatan yang sesuai. b. Mengoperasikan peralatan yang memang haknya. c. Menggunakan peralatan yang sesuai. d. Menggunakan peralatan yang benar. e. Menjaga peralatan keselamatan tetap berfungsi. f. Berhasil memperingatkan karyawan lain yang bekerja tidak aman. g. Menggunakan PPE dengan benar. h. Mengangkat dengan beban yang seharusnya dan menempatkannya di

tempat yang seharusnya. i. Mengambil benda dengan posisi yang benar. j. Cara mengangkat material atau alat dengan benar.

(28)

14

k. Disiplin dalam pekerjaan. l. Memperbaiki peralatan dalam keadaan mati. (Halimah, 2010)

2.2. Promosi Kesehatan 2.2.1. Pengertian

Badan kesehatan dunia (World Health Organization) menjelaskan, promosi

kesehatan di tempat kerja adalah berbagai kebijakan dan aktivitas di tempat kerja yang dirancang untuk membantu pekerja (employee) dan perusahaan (employer) di semua level untuk memperbaiki dan meningkatkan kesehatan mereka dengan melibatkan partisipasi pekerja, manajemen dan stakeholder lainnya (Notoadmojo, 2010).

Promosi kesehatan di tempat kerja adalah, upaya promosi kesehatan yang diselenggarakan di tempat kerja, selain untuk memberdayakan masyarakat di tempat kerja untuk mengenali masalah dan tingkat kesehatannya, serta mampu mengatasi, memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya sendiri juga memelihara dan meningkatkan tempat kerja yang sehat (Kholid, 2012). 2.2.2. Tujuan dan Sasaran

(29)

15

6. Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan masyarakat.

Sasaran dari promosi kesehatan di tempat kerja adalah: 1. Primer

: karyawan di tempat kerja 2. Sekunder

: pengelola K3, serikat atau organisasi pekerja. 3. Tertier

: pengusaha dan manajer/direktur.

2.2.3. Pengembangan Promosi Kesehatan di Tempat Kerja

Menurut Kholid (2012), mengembangkan promosi kesehatan di tempat kerja dapat melalui delapan langkah yaitu:

1. Menggalangkan dukungan manajemen

Untuk mengembangkan promosi kesehatan di tempat kerja, dukungan dan komitmen dari pengambil keputusan dari semua pihak sangat penting sekali. Ini termasuk bukan saja sebagai sponsor, tetapi komitmen untuk pelaksanaan promosi kesehatan tersebut. Para manajer hendaknya membuat program dan informasi umum tentang pelaksanaan promosi kesehatan yang diedarkan ke seluruh staf untuk didiskusikan. Coordinator program hendaknya memilih fasilitas yang ada untuk pelaksanaan.

(30)
(31)

16

sektor terkait. Anggota dari kelompok kerja disesuaikan dengan lingkungan yang ada, baik besarnya dan struktur dari tempat kerja tersebut. 3. Penjajakan

Kebutuhan Team hendaknya melakukan need assessment. Hal ini untuk mengumpulkan segala informasi yang berhubungan dengan kesehatan dan

keselamatan kerja. Tujuan dari need assessment ini adalah adalah mengidentifikasi masalah yang memengaruhi kesehatan dan menjadikannya program. Need

assessment merupakan dasar untuk desain program dan hal ini harus focus pada permasalahan atau perhatian dari perusahaan dan pekerja. Hasil secara rinci dari need assessment ini hendaknya dikoordinasikan dengan team dan manajemen perusahaan. 4. Memprioritaskan kebutuhan Team memprioritaskan masalah berdasarkan keinginan dan kebutuhan masalah-masalah yang memengaruhi kesehatan. 5. Menyusun perencanaan Berdasarkan prioritas masalah dan

kebutuhan, team mengembangkan perencanaan yaitu perencanaan jangka panjang dan jangka pendek lengkap dengan goal dan tujuan,strateginya, aktivitasnya, biaya dan jadwal pelaksanaan. Biaya perencanaan hendaknya diajukan setiap tahun anggaran.

(32)

17 6. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaannya hendaknya diawasi dan diberikan dukungan peralatan yang dibutuhkan, serta partisipasi aktif dari para team dan pengambil keputusan sangat membantu lancarnya pelaksanaan. Pelaksanaan disesuaikan dengan rencana yang dibuat, walaupun ada kemungkinan perubahan di tengah proses pelaksanaan apabila diperlukan. 7. Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi merupakan hal yang sangat penting untuk melihat seberapa baiknya program tersebut

terlaksana, untuk mengidentifikasi kesuksesan dan masalah-masalah yang ditemui dan umpan balik (feed back) untuk perbaikan. 8. Revisi dan perbaikan program Setelah mendapatkan hasil dari evaluasi tentunya ada kekurangan dan masukan yang perlu untuk pertimbangan dalam melakukan perbaikan program, sekaligus merevisi hal yang sudah ada.

(33)

18

Dibawah ini terlihat ilustrasi dari perencanaan dan pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan di tempat kerja (PKDTK).

Siklus perencanaan dan pelaksanaan kegiatan PKDTK Menggalang dukungan manajemen pengembangan program PKDTK

Melaksanakan mekanisme koordinasi team Penjajakan kebutuhan

Revisi dan perbaikaan Menyusun prioritas Monitor dan evaluasi Menyusun Perencanaan Pelaksanaan

Gambar 2.1. Siklus Pengembangan Promosi Kesehatan di Tempat Kerja (Kholid, 2012).

2.2.4. Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Kerja

Prinsip promosi kesehatan di tempat kerja hendaknya dilakukan secara comprehensive, partisipasi dan kewenangan yang ada. Promosi kesehatan di tempat kerja hendaknya dikembangkan dengan melibatkan kerja sama dengan berbagai

(34)

19

sektor yang terkait, dan melibatkan beberapa kelompok organisasi masyarakat yang ada sehingga lebih mantap dan berkesinambungan. (Kholid, 2012).

a. Komprehensif Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa disiplin ilmu guna memaksimalkan tujuan yang ingin dicapai, yaitu berkembangnya tempat kerja yang sehat, aman dan nyaman sehingga

dengan lingkungan kerja yang mendukung tersebut diharapkan terjadi perubahan perilaku individu dan kelompok kea rah yang positif sehingga dapat menjaga lingkungan agar tetap sehat.

b. Partisipasi Para pekerja di smereka dalam semua tingkatan dalam perusahaan hendaknya terlibat secara aktif mengidentifikasi masalah kesehatan yang

dibutuhkan untuk pemecahannya dan meningkatkan kondisi lingkungan kerja yang sehat. Partisipasi para pengambil keputusan di tempat kerja merupakan halyang sangat mendukung bagi para pekerja untuk leih percaya diri dalam meningkatkan kemampuan mereka dalam mengubah gaya hidup dan mengembangkan

kemampuan pencegahan dan peningkatan terhadap penyakit.

c. Keterlibatan berbagai sektor terkait Kesehatan yang baik adalah hasil dari berbagai faktor yang mendukung. Berbagai upaya untuk meningkatkan kesehatan pekerja hendaknya harus

(35)

20

melalui pendekatan yang integrasi sehingga penekanannya pada berbagai faktor tersebut bila memungkinkan. Untuk itu, meningkatkan kesehatan pekerja dan membangun tempat kerja yang sehat dibutuhkan koordinasi berbagai pengambil keputusan, industri, sektor kesehatan, universitas yang terkait, organisasi pekerja, organisasi pengusaha, organisasi masyarakat, masyarakat dan lain-lain. Para professional dari berbagai disiplin ilmu juga diperlukan. d. Kelompok organisasi masyarakat Program pencegahan dan peningkatan kesehatan hendaknya

melibatkan semua anggota pekerja, kelompok organisasi wanita dan laki-laki yang ada, termasuk juga tenaga honorer dan tenaga kontrak. Kebutuhan melibatkan dengan berbagai organisasi masyarakat yang mempunyai pengalaman atau tenaga ahli dalam membantu mengembangkan promosi kesehatan di tempat kerja

hendaknya diperhitungkan dalam mengembangkan program selanjutunya. e. Berkesinambungan atau berkelanjutan Promosi kesehatan di tempat kerja yang berhubungan erat dengan kesehatan dan keselamatan kerja mempunyai arti penting pada lingkungan tempat kerja dan aktivitas manajemen sehari-hari.

Program promosi kesehatan dan pencegahan hendaknya terus menerus dilakukan dan tujuannya jangka panjan. Apabila pelaksanaan promosi kesehatan di tempat kerja ingin lebih mantap, program hendaknya sesuai dan

(36)

21

responsive terhadap kebutuhan pekerja dan masalah yang berhubungan dengan lingkungan kerja.

2.2.5. Promosi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Menurut George (1998) dalam Helliyanti (2009), Safety promotions atau promosi K3 adalah suatu usaha yang dilakukan untkuk mendorong dan menguatkan kesadaran dan perilaku pekerja tentang K3 sehingga dapat melindungi pekerja, property, dan lingkungan. Program K3 menjadi efektif apabila terdapat perubahan sikap dan perilaku pada pekerja.

Manfaat promosi K3 antara lain: 1. Bagi pihak manajemen di tempat kerja a. Peningkatan dukungan terhadap program K3. b. Citra positif (tempat kerja) yang maju dan peduli keselamatan dan

kesehatan). c. Peningkatan moral staff. d. Penurunan angka absensi krena

Referensi

Dokumen terkait

Program Kabar Arena tvOne dalam setiap penayangannya menampilkan sosok presenter yang berparas cantik dan seksi dalam menyampaikan informasi kepada khalayak, dengan

(mekanik, sales motor, dan dosen) dan responden (konsumen). Adapun langkah yang diambil untuk mengumpulkan data yang akan digunakan dalam penelitian adalah melalui

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan hasil penelitian bahwa pengaruh penerapan

Dari sistem informasi pengendalian kualitas yang telah dibuat ini, perusahaan dapat dengan mudah mengidentifikasi, mengukur, menganalisa, dan melakukan tindakan perbaikan di

Dividen merupakan keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan dari aktivitas bisnisnya yang memiliki pilihan apakah akan menggunakan keuntungan tersebut untuk membesarkan

Adapun rancangan aturan main permainan finite state machine (FSM) menggunakan motion capture cerita rakyat asal usul selat bali adalah sesuai pada Gambar 3.2 yang mana

Berdasarkan penjabaran dalam latar belakang, rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana merancang suatu model kebijakan peringatan dini yang berdasar pada data

Demikian juga dengan hukum Adat; teristimewa disini dijumpai perhubungan dan persesuaian yang langsung antara hukum dan kesusilaan; pada akhirnya hubunghan antra