• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE SPECIES VEE DALAM MENIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN METODE SPECIES VEE DALAM MENIN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN METODE

SPECIES VEE

DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN

HASIL BELAJAR SISWA

Ditulis Untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Dalam Pentas Prestasi Madarasah Yang Dilaksanakan Oleh Madrasah Development Centre (MDC)

Tingkat Propinsi Jawa Timur

Oleh :

Akhmad Nasor, S.Pd

PASURUAN

(2)

2

ABSTRAK

Nasor, Akhmad. 2014. Penerapan Metode Species Vee Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa.

Kata Kunci: Species Vee, Keterampilan Proses Sains, Hasil Belajar

Dalam proses belajar mengajar siswa diharapkan dapat aktif melakukan proses belajar agar dapat membangun konsepnya sendiri sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan pendekatan saintifik. Namun berdasarkan fakta hasil refleksi dan evaluasi nilai ujian tengah semester (UTS) tahun 2013 yang dilakukan di MTs. Roudlotul Mubtadiin terdapat kesenjangan antara fakta dan harapan. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa jarang dilaksanakan karena belum adanya pembelajaran inkuiri yang melatih siswa untuk bekerjasama, kreatif, mandiri dan memiliki keterampilan proses sains. Pada umumnya siswa masih belum aktif dalam mengikuti pembelajaran, KKM klasikal siswa belum tercapai dan metode yang digunakan belum sepenuhnya berpusat pada siswa. Untuk mengatasi kesenjangan masalah tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan penerapan metode spesies vee yang memiliki tujuan yaitu (1) mendeskripsikan peningkatan keterampilan proses sains siswa melalui penerapan spesies vee pada kelas VIII MTs. Roudlotul Mubtadiin (2) mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan spesies vee pada kelas VIII di MTs. Roudlotul Mubtadiin.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Prosedur pengumpulan data meliputi: observasi keterlaksanakan pembelajaran, observasi keterampilan proses sains siswa, observasi afektif, observasi psikomotor, dan hasil belajar kognitif siswa melalui pendekatan saintifik dengan metode spesies vee. Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis kualitatif-kuantitatif.

(3)

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT dan yang telah melimpahkan rahmat, nikamat serta hidayah-Nya, sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “PENERAPAN

METODE SPECIES VEE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA” dalam rangka mengikuti Pentas Prestasi Madrasah (PRISMA) yang diadakan oleh Madrasah Development Centre Jawa Timur Kementrian Agama Propinsi Jawa Timur.

Penyusunan karya ilmiah ini dapat terselesaikan atas bantuan beberapa pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang setulusnya kepada:

1. Madrasah Development Centre (MDC) yang telah memberikan kesempatan kepada pendidik untuk terus berkarya dan berinovasi.

2. Dr. H. Abdul Ghofur, M.Si, KH. Ihya ‟Ulumiddin , dan KH. Sholeh

Bahruddin, selaku guru kami telah banyak membantu dan memotivasi dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

3. Mustain Romli, S. PdI, selaku kepala MTs. Roudlotul Mubtadiin Wonorejo, yang telah memberi ijin, kemudahan, dan pengarahan demi terselesaikannya skripsi ini.

4. Kedua orang tua ayahanda Abdul Karim, Ibunda Nurhayati, Akhmad Lutfi yang ku banggakan dan Siti Zulaikha tercinta serta anaka kami Muhammad Al Fatih yang membantu semangat dan doa tulus yang tak pernah berhenti dan selalu memberikan semangat.

5. Semua pihak yang ikut memberikan semangat kepada penulis yang tidak bisa disebutkan satu per satu

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Pasuruan, 16 Mei 2013

(4)

4

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... 1

ABSTRAK ... 2

KATA PENGANTAR ... 3

DAFTAR ISI ... 4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 5

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penulisan ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pembelajaran SPESIES Vee dalam Islam ... 7

B. Keterampilan Proses Sains ... 8

C. Hasil Belajar Siswa ... 8

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 10

B. Subyek dan Lokasi Penelitian ... 11

C. Metode Pengumpulan ... 11

D. Analisis Data ... 11

E. Prosedur Penelitian... 11

BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Metode Spesies Vee dalam Meningkatkan KPS Siswa ... 12

B. Penerapan Metode Spesies Vee dalam Meningkatkan Hasil Belajar .... 13

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 15

B. Saran ... 15

(5)

5

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada setiap aplikasi kurikulum mempunyai aplikasi pendekatan pembelajaran berbeda-beda, demikian pada kurikulum sekarang ini. Scientific approach (pendekatan ilmiah) adalah pendekatan pembelajaran yang diterapkan pada aplikasi pembelajaran kurikulum 2013. Pendekatan ini berbeda dari pendekatan pembelajaran kurikulum sebelumnya. pada setiap langkah inti proses pembelajaran, guru akan melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan pendekatan ilmiah. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10 persen setelah lima belas menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen. Proses pembelajaran harus dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan scientific meliputi: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. (Sudarwan, 2013).

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Oleh karena itu perlu adanya pembelajaran yang inovatif yaitu

”Penerapan Species Vee dalam meningkatkan keterampilan proses dan hasil

(6)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana Spesies Vee dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas VIII di MTs. Roudlotul Mubtadiin?

2. Bagaimana Spesies Vee dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VIII di MTs. Roudlotul Mubtadiin?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk.

1. Menganalisis peningkatan keterampilan proses sains siswa melalui penerapan Spesies Vee pada kelas VIII MTs. Roudlotul Mubtadiin

2. Menganalisis peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan Spesies Vee pada kelas VIII di MTs. Roudlotul Mubtadiin.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi siswa

Penerapan metode Spesies Vee diharapkan dapat membantu dan melatih siswa agar memiliki keterampilan proses dan berpikir ilmiah serta mampu meningkatkan hasil belajar biologi siswa.

2. Bagi guru

Sebagai bahan referensi tentang kegunaan Spesies Vee untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar demi perbaikan proses pembelajaran

3. Bagi sekolah

(7)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian SPECIES Vee Dalam Islam

SPECIES merupakan akronim dari (1) Student-centered, (2) Problem-based; (3) Encourage observation ; (4) Community-based; (5; Integrated dan (6) Systematic. Akronim ini sekaligus menggambarkan komponen-komponen utama dari konsep pembelajaran ini. Berikut ini disajikan penjelasan singkat dari keenam akronim tersebut.

Student-centered berarti siswa secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari, aktif dalam pengelolaan pengetahuan, belajar menentukan apa yang ingin mereka ketahui, mampu mencari pengetahuan sendiri (mandiri) dan belajar berkesinambungan.

Encourage observation yaitu mendororong siswa untuk selalu aktif dalam mengamati segala fenomena atau kejadian selama proses pembelajaran.

Problem-based berarti siswa diberikan masalah atau ilustrasi kasus yang akan digunakan untuk mencari, menggali dan mengumpulkan informasi dan ilmu. Dengan cara ini siswa dirangsang untuk mengembangkan nalar dan daya analisanya, berpikir kritis dan mampu menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya.

Community-based berarti pembelajaran harus berorientasi pada komunitas belajar, sehingga siswa dilatih untuk melakukan kerjasama dalam komunitas atau kelompok.

Integrated berarti siswa belajar berpikir secara menyeluruh (Holistic) dalam masing-masing disiplin ilmu, tetapi mereka dapat menghubungkan dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya secara utuh (lintas disiplin).

Systematic. Pembelajaran dikembangkan dengan tujuan, materi dan tahapan-tahapan yang jelas, logis dan tertib, sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik dan mencapai kompetensi secara utuh.

Islam memandang sains berawal dari usaha manusia membaca

(8)

8

dan alam semesta. Hal ini perlu adanya pembelajaran dengan desain Species Vee sesuai dengan firman Allah Q.S Al Alaq (1) “ Bacalah dengan menyebut nama

Tuhanmu yang menciptakan”. Dalam kajian Al Qur‟an pembelajaran dengan

diagram vee adalah sebagai berikut:

1. Anjuran untuk selalu membaca fenomena alam dan sosial



Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (Q.S: Al-„Alaq:1)

Berdasarkan ayat di atas, dianjurkan untuk selalu membaca, merenungkan dan mengamati fenomena alam dan sosial dengan mengawali nama Tuhan Yang Maha Esa agar senantiasa dapat memberikan pelajaran dan mengembangkan pengetahuan yang terdapat di alam, sosial dan diri sendiri

2. Argumentasi yang rasional

Artinya : “Katakanlah: "tunjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang- orang yang benar". (Q.S Al Al Naml : 64)

(9)

9

Berdasarkan ayat tersebut menunjukkan bahwa hal ini merupakan salah satu motivasi bagi ilmuwan untuk mengkaji secara ilmiah segala sesuatu yang ada di bumi (makhluk hidup dan makhluk tak hidup) dan segala sesuatu yang ada di langit dengan menggunakan kekuatan (alat atau teknologi) untuk memperoleh pengetahuan.

4. Anjuran untuk memperhatikan fenomena alam dan sosial secara kritis

Artinya: “ Kami akan memperlihatkan kepada kalian tanda-tanda (kekuasaan)

kami di segala wilayah bumi dan pada diri kalian sendiri, hingga jelas bagi kalian bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa

Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu” (Q.S Al

-Fushilat:53)

(10)

10

B. Keterampilan Proses Sains

Menurut Rustaman (2005 ) keterampilan proses adalah satu keatuan (integrasi) beberapa keterampilan yaitu keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin siswa melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa siswa berinteraksi dengan siswa untuk bekerjasama dalam pembelajaran.

C. Hasil Belajar Siswa

Menurut Woordworth dalam Winkel (2005), hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar. Bloom dalam (Rustaman, 2005) merumuskan hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi domain (ranah) kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

1. Ranah kognitif

Berkaitan dengan intelectual outcome yaitu hasil siswa yang berdasarkan pada kemampuan bernalar siswa.

2. Ranah afektif

Adalah suatu aspek yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, penghargaan dan penyesuaian perasaan sosial.

3. Ranah psikomotor

Aspek psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

(11)

11

B. Subyek dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di MTs. Roudlotul Mubtadiin Jatigunting Wonorejo Pasuruan tahun ajaran 2013/2014 dengan Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs. Roudlotul Mubtadiin yang berjumlah 21 siswa. 13 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.

Kegiatan penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Nopember – 19 Nopember 2013 pada Kompetensi Dasar 1.5 Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas. 1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti serta mengamati keterampilan proses siswa.

2. Catatan lapangan

Memuat hal-hal yang terjadi selama pembelajaran berlangsung yang tidak terekam dalam lembar observasi.

3. Tes

Tes dilakukan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa. Tes diberikan pada tiap akhir siklus pembelajaran.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data tentang catatan-catatan sekolah yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu data jumlah dan daftar nama siswa, nilai hasil tes serta foto-foto kegiatan pembelajaran.

D. Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis melalui penyerdehanaan data, dan menelaah semua data yang diperoleh dari kegiatan observasi dan tes. Kriteria keberhasilan tindakan mengacu pada KKM IPA di MTs. Roudlotul Mubtadiin yaitu 75. Sehingga siswa dikatakan tuntas belajar jika nilainya sesuai dengan

KKM yaitu ≥ 75.

E. Prosedur Penelitian

(12)

12 1. Siklus I

a. Perencanaan I yaitu melakukan perencanaan terhadap kegiatan belajar mengajar meliputi RPP, Lembar observasi, dan penilaian hasil belajar b. Tindakan I

Pada tahap ini dilaksanakan tindakan I berdasarkan hasil perencanaan I yaitu pembelajaran bahasa Arab dengan Metode couple card.

c. Observasi I

Tahap ini dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan. Hal yang diamati pada tahap ini adalah motivasi dan hasil belajar afektif siswa.

d. Refleksi Siklus I

Pada setiap akhir dari siklus dilakukan post class discussion sebagai kegiatan refleksi dengan melibatkan peneliti, dan observer.

2. Siklus II

Perencanaan II, tindakan II dan observasi II disusun dan dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus I. Hasil siklus II dianalisis untuk mengetahui perubahan apakah terjadi peningkatan atau sebaliknya.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Penerapan Metode Spesies Vee dalam Meningkatkan KPS Siswa

Berdasarkan hasil pelaksanakan tindakan dan observasi pada siklus I, Pada saat pelaksanaan penerapan Species vee, siswa masih belum terbiasa. Hal ini terlihat pada saat menyusun rumusan masalah, menyusun hipotesis, mengumpulkan data dan menyusun analisis data, banyak siswa yang masih perlu untuk dibimbing. Serta kerjasama siswa juga masih belum terlihat pada siklus I karena adanya kesenjangan sosial pada siswa yang memiliki nilai rendah dengan nilai tinggi sehingga berakibat rendahnya keaktifan dalam pengamatan. Berdasarkan data pelaksanakan pembelajaran pada pertemuan siklus 1 yaitu diperoleh data keterampilan proses sebesar 57.3%, dengan ketuntasan 28.6%.

(13)

13

menyusun rumusan masalah, menyusun hipotesis, mengumpulkan data dan menyusun analisis data, mengalami peningkatan yang signifikan 81.1% dengan ketuntasan klasikal 92.85%.

B.Penerapan Metode Spesies Vee dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Berdasarkan hasil refleksi siswa dengan siswa diperoleh kelebihan dari siklus I yaitu siswa merasa tertarik dengan metode Spesies vee. Siswa juga merasa tertantang dengan praktikum yang diberikan, meskipun pada saat proses belajar mengajar berlangsung banyak siswa yang mengeluhkan tentang tugas. Keluhan tentang tugas tersebut tidak berdampak pada hasil kerja siswa, terbukti siswa menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Hasil belajar kogntif siswa 55% dengan ketuntasan klasikal 65 %, ketuntasan hasil belajar afektif yaitu 62% dengan ketuntasan klasikal 45 %, rata-rata hasil belajar psikomotor yaitu 55 % dengan ketuntasan klasikal 65 %. Pada siklus II rata-rata hasil belajar kogntif siswa mengalami peningkatan sebesar 89% dengan ketuntasan klasikal 100%, rata hasil belajar afektif yaitu 88% dengan ketuntasan klasikal 100% dan rata-rata hasil belajar psikomotor yaitu 94% dengan ketuntasan klasikal 100%.

Tabel 4.1 Hasil Ringkasan KPS dan Hasil Belajar

(14)

14

Rerata KPS 48.6% 66% 57.3% 73.1% 86.7% 81.1% 23.98%

Ketuntasan KPS 14.29 42.86 28.6% 85.71% 100% 92.85% 64.25%

Kognitif 45 65 55 88 90 89 34

Ketuntasan 60 70 65% 100 100 100% 35%

Afektf 60 64 62 88 88 88 26

Ketuntasan 40 50 45% 100 100 100% 55%

Psikomotor 45 65 55% 90 98 94% 39

Ketuntasan 60 70 65 100 100 100% 35%

Dengan menggunakan pendekatan saintifik metode spesies vee dari keseluruhan keterampilan proses sains, siswa telah melakukan keseluruhan keterampilan proses tersebut. Pada siklus I siswa masih baru dengan pembelajaran inkuri dengan menggunakan alat dan bahan serta melakukan pengamatan. Menurut Piaget (Tim PLPG, 2010) menjelaskan sebagai tahap psikomotorik fase kognitif yaitu Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang kaku dan lambat. Ini terjadi karena peserta didik masih dalam taraf belajar untuk mengendalikan gerakan-gerakannya. pada siklus ke II pada siswa ini siswa aktif mencari informasi, namun kadang mereka keluar fokus dan merasa frustasi. Untuk melewati rasa frustasi ini maka gutu harus tanggap terhadap kesulitan yang mereka hadapi misalnya dengan memberikan keterampilan dan strategi memilih informasi, dan menunjukkan sumber informasi yang relevan.

(15)

15

merepresentasikan teori konstruktivisme dalam pemerolehan pengetahuan sehingga mampu meningkatkan hasil belajar berupa kognitf, afektif dan psikomotorik.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

1. Pembelejaran dengan metode spesies vee mampu meningkatkan keterampilan proses siswa yaitu pada siklus I 57.3 % meningkat pada siklus 2 81.1%. 2. Pembelajaran dengan metode spesies vee mampu meningktkan hasil belajar

siswa yaitu pada siklus I Hasil belajar kogntif siswa 55% , afektif yaitu 62% psikomotor yaitu 55 %. Pada siklus II rata-rata hasil belajar kogntif siswa mengalami peningkatan sebesar 89% , afektif yaitu 88% psikomotor y94%

B. Saran

Dari hasil analisis data penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka saran-saran yang dapat dikemukakan saran sebagai beikut:

1. Guru hendaknya menggunakan metode spesies vee sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan proses siswa di sekolah.

2. Guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran spesies vee sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang meliputi kognitif, afektif dan psikomotor.

DAFTAR PUSTAKA

Margono, Hadi. 2000.Individual Textbook Metode Laboratorium. Malang: JICA Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68

Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a

Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum

Rustaman, Nuryani Y. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press

Tim PLPG.2010.Model Pembelajaran IPA SMP. Makalah Dipresentasikan Pada Pendidikan dan Pelatihan Guru.Universitas Negeri Makasar. (online). (hhtp://lpp.unm.ac.id/wp-content/plpg/model pembelajar IPA smp.pdf) diakses pada tanggal 7 Mei 2014)

Purtadi, Sukisman; Sari, Rr Lis Permata. 2009.Metode Belajar Berbasis Masalah Berbantuan Diagram V Dalam Pembelajaran Kimia.. Bandung.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Ringkasan KPS dan Hasil Belajar

Referensi

Dokumen terkait

Perempuan dalam Kampanye Antikorupsi: Studi Kasus Gaya Komunikasi Agen SPAK (Saya Perempuan Anti Korupsi) pada Dharma Wanita Persatuan Kementerian Agama.. Penelitian

Hasil penelitian ini dievaluasi dengan membandingkan nilai presisi dan nilai recall pada sistem pencarian berbasis ontologi ini dengan sistem pencarian konvensional

Setelah dilakukan uji signifikansi pada model jalur akhir maka didapatkan koefisien determinasi (Tabel 8) yang menyatakan variabel dengan akurat (***) berpengaruh

Modul untuk melakukan transaksi tambah, edit dan hapus pada setting galeri foto yang akan ditampilkan di halaman galeri foto pada halaman Front-End, berikut adalah tampilan awal dari

Sedangkan cara atau sistem perkawinan berdasarkan hukum adat Bali yang tercermin dalam novel Sentana Cucu Marep yaitu (1) kawin dengan cara mamadik (meminang) dan (2)

Fasilitas pelayanan yang ada di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi Semarang sudah sudah sepenuhnya sesuai dengan standar pelayanan Unit Gawat

SEMBILAN TTK PANDA/SUBPANPUS MENGIRIMKAN DATA NOMINATIF KELULUSAN ADMINISTRASI KMA PSIKOLOGI DAN KESEHATAN KE AS SDM KAPOLRI UP KAROJIANSTRA SSDM POLRI MELALUI FAKS

Dalam melakukan proses deteksi digunakan langkah-langkah yang terdiri dari preprocessing , ekstraksi ciri geometric, dan klasifikasi dengan metode modified-K Nearest Neighbour