• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Cuci Hidung dengan NaCl 0,9% Terhadap Peningkatan Rata-rata Kadar pH Cairan Hidung pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Cuci Hidung dengan NaCl 0,9% Terhadap Peningkatan Rata-rata Kadar pH Cairan Hidung pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencemaran udara merupakan masalah utama kesehatan lingkungan di daerah

perkotaan yang padat penduduk. Hal ini disebabkan karena padatnya lalu lintas

dan tingkat pembangunan industri yang tinggi. Kendaraan bermotor menjadi

penyumbang polusi udara terbesar yang mengandung partikel padat, sulfur

dioksida, nitrogen oksida, ozon, dan lain-lain (Darsika et al. 2009).

Pada tahun 2009 jumlah sarana transportasi jalan raya di Kota Medan

berjumlah 2.708.511 kendaraan. Dari tahun 2004 sampai tahun 2009

menunjukkan kenaikan 23,82% per tahun. Pertumbuhan yang sangat signifikan

terlihat pada sepeda motor dengan rata-rata pertumbuhan 31,2% per tahun(Dinas

Perhubungan Kota Medan, 2010).

Komponen polusi udara dapat mengakibatkan banyak keluhan gangguan

pernafasan dan hidung merupakan target potensial pajanan yang akan

menimbulkan iritasi mukosa hidung, perubahan resistensi aliran udara dan

perubahan pada bersihan mukosilia (Darsika et al. 2009).

Salah satu yang menyebabkan polusi udara dapat menimbulkan keluhan pada

daerah hidung adalah karena polutan merupakan zat iritan yang menyebabkan

rangsangan terhadap serabut sensoris dari percabangan nervus V. Pengaktifan

beberapa neurotransmiter peptida pada saluran napas menimbulkan vasodilatasi,

ekstravasasi plasma atau edema neurogenik, hipersekresi, serta kontraksi otot

polos yang menimbulkan keluhan klinis seperti bersin, rinorea, hidung tersumbat,

ingus belakang hidung, rasa menyengat atau terbakar dan gangguan penghidu

(Shusterman, 2003).

Selain itu, menurut Parnia, Brown dan Frew (2002) dalam Darsika, Tjekeg,

Sudipta, dan Ratnawati (2009), komponen polusi udara juga dapat mencetuskan

keluhan alergi pada saluran napas melalui beberapa faktor, diantaranya interaksi

komponen polusi udara dengan serbuk sari akan meningkatkan pengeluaran

karakter antigen serbuk sari tersebut, sehingga menjadi alergen termodifikasi.

(2)

2

Komponen polusi khususnya ozon, partikel debu, sulfur dioksida memiliki efek

inflamasi pada jalan napas yang akan meningkatkan permeabilitas membran,

sehingga mempermudah penetrasi alergen pada membran mukus dan

mempermudah terjadinya interaksi dengan sel sistem imun. Sedangkan partikel

asap di sel telah ditunjukkan memiliki efek peningkatan produksi IgE secara

langsung.

Hidung merupakan salah satu organ pelindung tubuh terpenting terhadap

lingkungan yang tidak menguntungkan,maka menjaga kesehatan hidung penting

untuk selalu diperhatikan. Sebab di dalam hidung terdapat suatu mekanisme

pertahanan tubuh pertama pada jalan nafas, yaitu sistem mukosiliar. Sistem

mukosiliar akan menjaga agar saluran nafas atas selalu bersih dengan membawa

partikel debu, bakteri, virus, alergen dan toksin lain yang tertangkap pada lapisan

mukosa ke arah nasofaring untuk kemudian ditelan atau dibatukkan. Proses

pengangkutan benda asing ini disebut dengan transportasi mukosiliar atau TMS

(Ballenger, 1994).

Menurut Sakakura,bahwa yang dapat mempengaruhi TMS ada tiga faktor

yaitu silia, mukus dan interaksi antara silia dan mukus. Dengan adanya silia yang

normal, mukus, dan interaksi antara silia dan mukus maka TMS dapat berfungsi

dengan baik, sebaliknya bila hanya satu saja yang terganggu maka disfungsi

mukosiliar dapat terjadi (Sakakura, 1997).

Pada orang-orang yang kesehariannya sering terpapar debu dan iritan dari

polusi udara, terjadi perubahan kadar pH mukosa hidung akibat inflamasi dan

sebagai upaya mencegah infeksi menjadi 5,5 – 6,5, hal ini menyebabkan

penurunan fungsi dari transpor mukosiliar. Hal ini disebabkan karena silia hidung

yang harus selalu ditutupi oleh lapisan lendir agar tetap aktif menjadi kering dan

frekuensi denyut silia hanya bekerja optimal pada pH normal, yaitu 7-9. Diluar pH

tersebut akan terjadi penurunan frekuensi dan kekeringan akan cepat merusak silia

(Ballenger,1994; Waguespack,1995; Quraishi, Jones, and Mason, 1998).

Cuci hidung adalah suatu metode yang sederhana dan murah dengan cara

membilas rongga hidung menggunakan larutan garam. Larutan garam yang

digunakan umumnya adalah larutan isotonis seperti NaCl 0,9%. Kegunaannya

(3)

3

adalah untuk memicu perbaikan pembersihan mukosiliar dengan melembabkan

rongga hidung dan mengangkat material-material yang melekat pada membran

mukosa (Papsin, McTavish, 2003).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti peningkatan

rata-rata kadar pH cairan hidung sebelum dan sesudah melakukan cuci hidung dengan

NaCl 0,9%.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini

adalah:

Apakah metode cuci hidung dengan NaCl 0,9% dapat meningkatkan rata-rata

kadar pH cairan hidung pada pedagang kaki lima di kawasan Kampus Universitas

Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh cuci

hidung dengan NaCl 0,9% terhadap peningkatan rata-rata kadar pH cairan hidung

pada pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar kampus Universitas Sumatera

Utara.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kadar pH cairan hidung pada pedagang kaki lima di

kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara sebelum melakukan cuci

hidung dengan NaCl 0,9%

2. Untuk mengetahui kadar pH cairan hidung pada pedagang kaki lima di

kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara setelah melakukan cuci

hidung dengan NaCl 0,9%

(4)

4

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Sebagai syarat untuk memenuhi tugas akhir peneliti dan sebagai

sarana untuk mengaplikasikan ilmu di masyarakat.

b. Sebagai sarana untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di

bidang THT.

c. Memberikan landasan ilmiah sebagai saran atau informasi kepada

masyarakat mengenai metode sederhana cuci hidung dengan NaCl

0,9% yang dapat digunakan untuk merawat mukosa hidung setelah

terpapar polusi udara

d. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

referensi atau data dalam melakukan penelitian selanjutnya maupun

penelitian sejenis yang dilakukan saat ini.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Permasalahnya pada aplikasi yang lama pelaporan pajak masih dilakukan secara manual, sehingga penulis ingin membuat pelaporan yang cepat dan efisein. Yaitu dengan mengambil data

[r]

Di Jakarta beragam jenis masakan betawi yang mempunyai citra rasa khas membuat sebagian masyarakat ingin mengetahui dan mencobanya. Beragam orang yang berada di Jakarta yang datang

Rencana Tata Ruang Wilayah.. Provinsi Papua Barat L3

Faktur - faktur tersebut akan menumpuk bila tidak segera diproses sehingga dapat mengganggu keakuratan dalam membuat laporan , juga bila ada faktur yang hilang maka Toko Galuh

penerbitan kelengkapan surat untuk pelaksanaan Ujian Naskah Disertasi (min. 10 hari kerja sebelum