PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA
TAHUN 2013 di KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
BERDASARKAN DATA TAHUN
2003 s/d 2009
TUGAS AKHIR
FLORINA FRETTY SINAGA
082407003
PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
▸ Baca selengkapnya: berdasarkan standar aws dua angka pertama setelah hurf e menunjukkan
(2)PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA
TAHUN 2013 di KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
BERDASARKAN DATA TAHUN
2003 s/d 2009
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
FLORINA FRETTY SINAGA
082407003
PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN ANGKA
KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2013 DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BERDASARKAN DATA TAHUN 2003 - 2009
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : FLORINA F. SINAGA
Nomor Induk Mahasiswa : 082407003
Program Studi : DIPLOMA III STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, Juni 2011
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU
Ketua Pembimbing
PERNYATAAN
PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN ANGKA KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2013 DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BERDASARKAN DATA TAHUN
2003 - 2009
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan masing–masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2011
FLORINA F. SINAGA 082407003
PENGHARGAAN
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karna berkat rahmatNya dan bimbinga-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi D-III Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Henry Rani Sitepu, M.S selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulőlő, M.Si selaku Ketua Program Studi D III Statistika USU dan Drs. Suwarno Ariswoyo, M.Si selaku Sekretaris Program Studi D III Statistika FMIPA USU.
3. Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Sc dan Dra. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
5. Ayahanda tersayang M. Sinaga dan ibunda tercinta R. br Hombing mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, karna atas dukungannya baik secara moril maupun materil serta doa restunya yang selalu mengiringi penulis.
6. Sahabat saya Fitriyani, Novalina, Oktavia, dan Rohani yang telah memberikan motivasi dan semangat untuk penulis, terima kasih atas bantuannya.
7. Kepada semua teman-teman angkatan “08 yang sudah banyak membantu dan memberikan semangat buat penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat dan beguna bagi pembaca dan penulis pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2011
DAFTAR ISI
1.2 Identifikasi Masalah 3
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Maksud dan Tujuan 4
1.5 Metode Penelitian 4
1.6 Sistematika Penulisan 5
BAB 2 LANDASAN TEORI 7
2.1 Masalah Kependudukan 7
2.2 Pengertian-pengertian 8
2.2.1 Penduduk 8
2.2.2 Laju Pertumbuhan Penduduk 8
2.2.3 Susunan Penduduk 11
2.2.4 Komposisi Penduduk 11
2.2.5Kepadatan Penduduk 12
2.3 Proyeksi 13
2.3.1 Proyeksi Penduduk 14
BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 16
3.1 Sejarah Singkat Kegiatan Singkat di Indonesia 16
3.1.1 Visi dan Misi Biro Pusat Statistik 16
3.1.2 Program Pengembangan Statistik 17
3.2 Ruang Lingkup Kegiatan Biro Pusat Statistika 17 3.2.1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Biro Statistika 17
3.2.2 Tata Kerja Biro Pusat Statistika 18
3.3 Struktur Organisasi Biro Pusat Statistika 19
3.3.1 Tugas Bagian Tata Usaha 20
3.3.2 Tugas Bidang Statistik Produksi 21
3.3.3 Tugas Bidang Statistik Distribusi 22
3.3.4 Tugas Bidang Statistik Pengolahan Data 22
3.3.5 Tugas Bidang Statistik Kependudukan 23
3.3.6 Tugas Bidang Neraca Wilayah dan Analisa 23
BAB 4 ANALISA PEMBAHASAN 20
4.1 Keadaan Penduduk Kabupaten Karo 20
4.1.1 Angka Beban Ketergantungan 22
4.1.3 Kepadatan Penduduk 24 4.2 Proyeksi Jumlah Penduduk di Kabupaten Karo 25 4.2.1 Pertumbuhan Penduduk Menurut Jenis Kelamin 26 di Kabupaten Karo
4.2.2 Proyeksi Jumlah penduduk Menurut Jenis Kelamin 27 di Kabupaten Karo
BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 31
5.1 Tahapan Implementasi 31
5.2 Mengaktifkan Microsoft Excel 31
5.3 Membuka Lembar Kerja Baru 32
5.4 Pengisian Data 33
5.5 Pembuatan Grafik 34
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 36
6.1 Kesimpulan 36
6.2 Saran 36
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Penduduk Kabupaten Karo Menurut Jenis Kelamin 21 Tahun 2000-2009
Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan 23 Dan Jenis Kelamin di Kabupaten Karo
Tabel 4.3 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk di Kabupaten 30 Karo
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Penduduk Kabupaten Karo Menurut 22
Jenis Kelamin Tahun 2000-2009
Gambar 4.2 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk 30
Tahun 2010-2013
Gambar 5.1 Mengaktifkan Microsoft Excel 32
Gambar 5.2 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel 33
Gambar 5.3 Tampilan Lembar Kerja Pengisian Data 34
Gambar 5.4 Tampilan Kotak Dialog Chart Type 35
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Penduduk merupakan semua orang yang mendiami suatu daerah dalam suatu waktu atau
jangka waktu tertentu. Setiap negara mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Salah satu tujuan
setiap negara adalah mewujudkan kesejahteraan penduduk. Untuk mencapai tujuan tersebut
pemerintah berusaha membuat kebijakan – kebijakan penting dan berusaha memenuhi sarana
dan fasilitas yang menunjang kesejahteraan penduduk.
Kesejahteraan penduduk juga dipengaruhi pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan
penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan – kekuatan yang
menambah dan kekuatan - kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus –
menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi ( menambah jumlah penduduk ) tetapi
secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian yang terjadi pada semua
kelompok umur. Selain itu perpindahan ( migrasi ) juga berperan dalam pertambahan
penduduk.
Bertambahnya dan berkurangnya jumlah penduduk suatu negara sangat berpengaruh
pada tingkat pendidikan dan perkembangan teknologi yang dimiliki. Dapat peneliti lihat di
negara – negara yang sedang berkembang dan negara – negara yang sudah maju. Jumlah
brkembang dibandingkan di negara yang sudah maju. Hal ini dapat dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi jugalah cara berfikir
penduduk untuk memperbesar hasil – hasil produksi kebutuhan hidup dan untuk mencapai
kesejahteraan penduduk. Hal ini berarti bahwa penduduk besar dengan kualitas tinggi sangat
sulit untuk dicapai.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa disertai dengan kontrol untuk mengukur
jumlah penduduk yang diinginkan, hanya akan menumbuhkan masalah soaial dan ekonomi.
Melihat keadaan tersebut pemerintah mengambil kebijakan – kebijakan untuk mengatasi
kendala tersebut. Salah satu kebijakan pemerintah adlah menggalakkan program KB. Dengan
adanya program KB ( Keluarga Berencana ) ini pertumbuhan penduduk setiap negara dapat
terkendali. Dengan terkendalinya pertumbuhan penduduk ini, kesejahteraan penduduk dapat
tercapai.
Untuk mengetahui banyaknya penduduk di suatu daerah atau negara pada waktu
tertentu maka dilaksanakan sensus penduduk yang dilakukan 10 tahun sekali. Selain itu dapat
dilakukan perhitungan cacah, survei serta catatan – catatan untuk dianalisis dan disusun
menjadi angka. Data inilah yang digunakan sebagai bahan untuk perencanaan ataupun
sasaran – sasaran pembangunan dimasa yang akan datang.
Oleh sebab itu penulis meilih judul “Proyeksi Angka Kelahiran dan Kematian Bayi
Pada Tahun 2013 di Kabupaten Humbang Hasundutan Berdasarkan Data Tahun 2003 s/d
2009”. Dengan tujuan penulis dapat mengetahui seberapa besar angka kelahiran dan kematian
bayi tiap tahunnya dan dapat memproyeksikan angka kelahiran dan kematian pada tahun –
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulis Tugas Akhir adalah untuk mengamati dan memberikan penyajian data,
yang dapat diharapkan dapat digunakan mungkin oleh pihak – pihak yang membutuhkannya
untuk dapat mengambil keputusan atau kebijakan yang dapat membangun kesejahteraan
masyarakat.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan angka
kelahiran dan kematian bayi dalam kurun waktu tahun 2003 – 2009, serta memberikan
gambaran berapa besarnya angka kelahiran dan kematian bayi jika diproyeksikan pada tahun
2013 yang akan datang.
1.3. Rumusan Masalah
Pertumbuhan penduduk yang tinggi dalam keadaan jumlah penduduk yang besan
dapat menjadi bebanyang berat bagi pembangunan suatu daerah atau negara. Dan
perkembangan penduduk yang tidakk merata mengakibatkan kesulitan dalam memacu
pertumbuhan dan perbaikan ekonomi. Oleh karena itu pertambahan penduduk yang tidak
merata merupakan salah satu masalah kependudukan yang perlu diperhatikan oleh
pemerintah. Perubahan angka kelahiran dan kematian di Kabupaten Humbang Hasundutan
dari tahun 2003 – 2009 dapat menjadi sebuah pertimbangan dalam memproyeksikan angka
1.4. Batasan Masalah
Untuk menghindari penyimpangan pembahasan dan tujuan yang sebenarnya, perlu kiranya
penulis membatasi permasalahan yang dibahas sehingga jelas pokok – pokok
permasalahannya, yang menjadi batasan masalah pada tugas akhir ini hanya terbatas pada
analisis untuk mengetahui tingkat kenaikan / penurunan angka kelahiran bayi serta
memperkirakan jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun 2013 di Kabupaten Humbang
Hasundutan.
1.5. Metode Penelitian
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan metode yaitu : 1. Kepustakaan
Membaca – baca buku di perpustakaan dan Badan Pusat Statistik ( BPS ) Provinsi
Sumatera Utara yang ada kaitannya tentang kependudukan di Kabupaten
Humbang Hasundutan.
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk keperluan riset ini penulis lakukan di Kantor Badan
Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara dan sebagian data diperoleh dari
Departemen Kesahatan Kabupaten Humbang Hasundutan. Data yang sudah
dikumpulkan tersebut kemudian diatur, disusun dan disajikan dalam bentuk angka
– angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang
sekumpulan data tersebut.
Data penelitian yang dianalisis dengan menggunakan proyeksi kependudukan dan
fenomena yang bersifat tumbuh secara eksponensial yang menggabungkan
pertumbuhan penduduk secara terus – menerus setiap hari.
Adapun rumus proyeksi eksponensial adalah sebagai berikut :
Pt = P0.ert
di mana :
Pt = jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun t
P0 = jumlsh kelahiran bayi pada tahun dasar
e = angka eksponensial ( 2, 718282 )
t = jangka waktu ( dalam tahun )
r = tingkat pertumbuhan fertilitas atau mortalitas
Selain itu ada juga rumus proyeksi geometri :
Pt = P0 (1+r)t
di mana :
Pt = jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun t
P0 = jumlsh kelahiran bayi pada tahun dasar
e = angka eksponensial ( 2, 718282 )
t = jangka waktu ( dalam tahun )
r = tingkat pertumbuhan fertilitas atau mortalitas
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran tugas akhir ini,
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar Belakang Masalah, Maksud dan Tujuan
Penelitian, Perumusan masalah, Batasan Masalah, mMetode penelitan dan
Sistematika Penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang sumber – sumber data kependudukan serta uraian
– uraian teoritis tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah
tugas akhir ini.
BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
Bab ini berisikan tentang sejarah singkat tempat penulis melakukan riset.
BAB 4 : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang data yang diperoleh di lapangan dan pengolahan data
yang dilakukan dengan metode yang telah ditentukan serta analisis terhadap
hasil - hasilnya,
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang implementasi sistem yang digunakan untuk
analisis penelitian.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan penelitian dan memberikan saran untuk
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian – Pengertian
Beberapa pengertian singkat yang perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan
merupakan bahan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada, yaitu :
2.1.1. Penduduk
Penduduk ialah semua orang yang yang tinggal atau menetap di suatu daerah tertentu dalam
jangka waktu yang lama. Penduduk Indonesia ialah semua orang yang berdomisili di wilayah
geografis Republik Indonesia selama enam bulan atau lebihdan mereka yang berdomisili
kurang dari tiga bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Penduduk suatu negara adalah semua
orang yang tinggal di daerah tersebut dan mempunyai bukti kewarganegaraan yang secara
hukum mereka berhak tinggal di daerah tersebut.
2.1.2. Fertilitas ( Kelahiran )
Fertilitas adalah salah satu istilah yang digunakan di dalam bidang demografi untuk
menggambarkan jumlah bayi yang dilahirkan hidup. Atau dengan kata lain fertilitas adalah
suatu ukuran yang ditetapkan untuk mengukur hasil reproduksi dari wanita yang diperoleh
Istilah lain menjelaskan fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup ( live birth )
yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda – tanda kehidupan;
misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut dan sebagainya. Apabila pada waktu lahir
tidak ada tanda – tanda kehidupan disebut lahir mati ( still birth ). Istilah dari fertilitas sama
dengan dengan natalitas hanya saja keduanya berbeda dalam ruang lingkupnya. Di mana
fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas
mencakup peranan kelahiran pada perubahn penduduk dan reproduksi manusia.
Di samping istilah fertilitas ini ada juga istilah fekunditas ( fecundity ) sebagai
petunjuk kepada kemampuan fisiologis dan biologis seorang perempuan untuk untuk
menghasilkan anak. Seorang perempuan yang secara biologis subur tidak selalu melahirkan
anak yang banyak, karena mungkin mengatur fertilitas dengan abstinensi atau dengan alat
kontrasepsi. Kemampuan biologis seorang perempuan untuk melahirkan sangat sulit diukur
walaupun secara medis dapat ditetapkan usia subur seorang perempuan adalah umur 15 – 49
tahun.
Tingkat kesuburan dan angka kelahiran ini dipengaruhi oleh :
1. Umur memulai hubungan kelamin dan lamanya berstatus kawin.
2. Kesuburan atau kemandulan biologis baik disengaja atau tidak disenhgaja.
3. Peningkatan pelayanan kesehatan pada umumnya.
4. Kematian janin yang disengaja atau yang tidak disengaja.
5. Keluarga berencana pada khususnya.
Fertilitas merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi pertambahan penduduk
selain migrasi masuk. Ahli demografi hanya menggunakan pengukuran terhadap kelahiran
hidup. Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas,
karena seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia mampu melahirkan lebih dari
seorang bayi. Selain itu, seorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai
saat itu orang itu tidak mempunyai resiko kematian lagi. Dan sebaliknya seorang perempuan
yang telah melahirkan anak tidak berarti resiko melahirkan perempuan tersebut menurun.
Kompleksnya pengukuran fertilitas, karena kelahiran melibatkan dua orang ( suami
dan istri ) sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja. Dalam melakukan
pengukuran fertilitas ini, ada beberapa kendala. Masalah yang dijumpai adalah tidak semua
perempuan mengalami resiko melahirkan karena ada kemungkinan beberapa dari mereka
tidak mendapat pasangan untuk berumah tangga, ada juga sebagian dari mereka yang
mengalami resiko perceraian atau menjanda.
Kelahiran merupakan indikator yang penting dalam melaksanaan perencanaan
kesehatan. Dari kebijaksanaan jangka panjang kependudukan Indonesia umumnya adalah
penurunan pertumbuhan penduduk, perbaikan penyebaran dan peningkatan kualitas manusia.
Berdasarkan faktor – faktor di atas angka kelahiran di setiap daerah mengalami perbedaan.
Namun seperti halnya dengan adanya perbedaan itu, angka kelahiran juga dapat
ditekan dan dapat dilakukan melalui cara seperti :
a. Partisipasi wanita dalam Keluarga Berencana ( KB )
b. Tingkat pendidikan wanita mempengaruhi umur kawin pertama dan penggunaan
c. Partisipasi dalam angkatan kerja mempunyai hubungan negatif dalam fertilitas.
d. Peningkatan ekonomi dan sosial masyarakat
Melihat masalah tersebut terdapat variasi pengukuran fertilitas dan setiap pengukuran
mempunyai kelemahan dan keuntungannya. Memperhatikan perbedaan antara kematian dan
kelahiran tersebut di atas , memungkinkan untuk melaksanakan dua macam pengukuran
fertilitas yaitu pengukuran fertilitas tahunan dan pengukuran fertilitas kumulatif. Pengukuran
fertilitas kumulatif adalah mengukur jumlah rata – rata yang dilahirkan oleh seorang
perempuan sampai batas usia subur. Sedangkan pengukuran fertilitas tahunan adalah
mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang
mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut.
2.1.2. Mortalitas ( Kematian )
Mortalitas ( kematian ) adalah peristiwa menghilangnya semua tanda – tanda kehidupan
secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran. Dari defenisi di atas terlihat
bahwa keadaan mati itu hanya bisa terjadi jika terjadi kelahiran hidup. Dengan kata lain mati
tidak akan pernah ada apabila kehidupan tidak ada sedangkan kehidupan dimulai dari lahir
hidup.
Mortalitas merupakan salah satu dari ketiga komponen proses demografi yang
berpengaruh terhadap struktur dan jumlah penduduk. Tinggi rendahnya tingat mortalitas
penduduk suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk tetapi juga
Komponen ini bukan saja berpengaruh bagi pemerintah secara keseluruhan melainkan perlu
juga bagi pihak swasta, terutama yang berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan.
Konsep mati perlu diketahui guna mendapatkan data kematian yang benar. Dengan
kemajuan ilmu kedokteran, kadang – kadang sulit untuk membedakan keadaan hidup secara
klinik. Apabila pengertian mati tidak dikonsepkan, maka akan dikhawatirkan bisa terjadi
perbedaan penafsiran antara berbagai orang tentang kapan seseorang dikatakan mati. Menurut
konsepnya, tedapat tiga keadaan vital yang masing – masing saling mutually exclusive yang
artinya keadaan yang satu tidak mungkin tejadi bersamaan dengan salah satu keadaan
lainnya. Ketiga keadaan vital yang dimaksud adalah :
1. Lahir hidup adalah peristiwa kkeluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara
lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi
hasil konsepsi tersebut mempunyai tanda – tanda kehidupan.
2. Lahir mati adalah peristiwa menghilangnya tanda – tanda kehidupan dari hasil
konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya. Dari defenisi ini lahir mati tidak
temasuk mati dan tidak termasuk hidup.
3. Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda – tanda kehidupan secara
permanen, yang bisa saja terjadi setiap saat setelah kelahiran.
Mortalitas dapat terjadi oleh dua faktor, yaitu : 1. Kematian bayi endogen
Kematian bayi endogen disebabkan oleh faktor – faktor yang dibawa sejak lahir,
diwariskan oleh orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat dari ibunya sejak
peristiwa yang dapat digolongkan pada kematian janin ini adalah abortus, immatur
dan prematur
2. Kematian bayi eksogen
Kemtian bayi eksogen ini disebabkan oleh faktor – faktor yang berkaitan dengan
pengaruh lingkungan. Faktor lingkungan yang dimaksud adalah perawatan dan
kesehatan bayi setelah dilahirkan. Kematian bayi eksogen disebut juga dengan
kematian di luar rahim. Yang termasuk dalam kematian bayi di luar rahim adalah :
a. Kematia baru lahir adalah kematian bayi sebelum berumur satu bulan tetapi
kurang dari satu tahun.
b. Kematian lepas bayi lahir adalah kematian bayi setelah berumur satu bulan
tetapi kurang dari satu tahun.
c. Kematian bayi adalah kematian setelah bayi lahir hidup hingga bayi lahir
hidup.
Angka kematian bayi meupakan salah satu indikator penting dalam menentukan
kesehatan masyarakat. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan
masyarakat. Angka kematian perlu ditekan melalui cara :
a. Pelayanan kesehatan yang lebih baik.
b. Peningkatan gizi keluarga.
c. Peningkatan kebersihan lingkungan
2.2. Proyeksi
Proyeksi adalah suatu perkiraan atau taksiran mengenai terjadinya suatu kejadian yang akan
datang dimana hasil proyeksi tersebut menggambarkan kemampuan dimasa yang akan
datang. Atau dengan kata lain proyeksi adalah perhitungan untuk meramalkan atau untuk
mengetahui perkembangan di masa yang akan datangdengan menggunakan beberapa asumsi
atas data tahun dasar.
Kualitas hasil proyeksi sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan penyusunannya.
Proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan
dengan kenyataan yang sekecil mungkin atau mendekati nol. Bila dirumuskan adalah :
Error = hasil ramalan – kenyataan
Pengertian lain mengenai proyeksi adalah perhitungan dengan meramalkan dan
menduga kejadian – kejadian atau hal – hal yang mungkin terjadi baik itu mengenai
2.2.1. Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk adalah perkiraan atau perhitungan yang meramalkan dan memperkirakan
keadaan mortalitas, fertilitas, dan migrasi pada masa yang akan datang dengan asumsi data
tahun dasar.
Manfaat atau kegunaan dari proyeksi ini adalah sangat banyak. Di samping untuk
meramalkan kejadian atau hal – hal yang mungkin terjadi, juga sebagai alat perencanaan
pembangunan di masa yang akan datang untuk lebih baik lagi sehingga dapat dipergunakan
dan dikembangkan secara efektif dan efisien. Pada dekade akhir – akhir ini, pemerintah
memerlukan proyeksi penduduk sehubungan dengan tanggung jawabnya untuk memperbaiki
kondisi sosial ekonomi dari rakyatnya melalui pembangunan yang terencana.
Ada beberapa model matematika yang digunakan dalam menghitung proyeksi
pertumbuhan jumlah angka kelahiran dan kematian bayi yaitu secara eksponensial dan secara
geometri.
1. Eksponensial adalah pertumbuhan penduduk secara terus – menerus setiap hari.
Adapun rumus eksponensial adalah sebagai berikut :
Pt = po.ert
di mana :
pt = jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun t
po = jumlah kelahiran bayi pada tahun dasar.
e = angka eksponensial ( 2,718282 )
t = jangka waktu ( dalam tahun )
2. Geometri adalah pertumbuhan bertahap ( discrate ) di mana grafik tiap tahunnya
merupakan satu tahap.
Adapun rumus geometri adalah sebagai berikut :
Pt = P0 ( 1 + r ) t
di mana :
pt = jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun t
po = jumlah kelahiran bayi pada tahun dasar.
e = angka eksponensial ( 2,718282 )
t = jangka waktu ( dalam tahun )
BAB 3
GAMBARAN UMUM KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
3.1. Sejarah Singkat Kabupaten Humbang Hasundutan
Tapanuli Utara sebagai kabupaten induk dari Humbang Hasundutan terbentuk berdasarkan
Undang Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom
kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Propinsi Sumatera Utara.
Pada masa pemerintahan penjajahan Belanda, salah satu afdeling di wilayah
Keresidenan Tapanuli adalah Afdeling Bataklanden dengan ibukota Tarutung terdiri atas lima
onder afdeling. Setelah kemerdekaan tepatnya tahun 1947 Kabupaten Tanah Batak menjadi 4
(empat) kabupaten yaitu :
1. Kabupaten Silindung ibukotanya Tarutung.
2. Kabupaten Humbang ibukotanya Dolok Sanggul.
3. Kabupaten Toba Samosir ibukotanya Balige.
4. Kabupaten Dairi ibukotanya Sidikalang.
Pada Tahun 1950 keempat kabupaten ini dilebur menjadi Kabupaten Tapanuli Utara,
seiring dengan terbentuknya Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Kabupaten
dimekarkan dengan terpisahnya Dairi menjadi kabupaten berdasarkan Undang-undang
Nomor 15 Tahun 1964,dan selanjutnya berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1998
terbentuknya Kabupaten Toba Samosir. Kenyataan menunjukan bahwa kedua daerah tersebut
mengalami perkembangan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Berdasarkan faktor sejarah dan keinginan untuk semakin cepat pembangunan dengan
pelayanan yang semakin dekat kepada masyarakat maka harapan yang terkandung selama ini
mengkristal menjadi usul pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan melalui
terbentuknya Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan.
Terbitnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang
dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan
Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah, menjadi
peluang munculnya wacana perlunya usul pemekaran melalui pembentukan Kabupaten.
Berbekal keinginan untuk mendambakan peningkatan kesejahteraan masyarakat,
peluang tersebut dimanfaatkan secara tepat oleh masyarakat di wilayah Humbang
Hasundutan melalui Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. Ternyata
sejalan dengan tuntutan kemajuan jaman mampu menumbuhkan aspirasi masyarakat untuk
mengusulkan Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara, melalui usul pembentukan Kabupaten
Humbang Hasundutan.
Aspirasi murni masyarakat tersebut disambut dan difasilitasi oleh pemerintah Kabupaten
Tapanuli Utara, serta dukungan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, yang kemudian
Berikut ini beberapa langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara,
dalam menyikapi aspirasi tersebut di atas adalah :
1. Mengikuti perkembangan Deklarasi Pembentukan Kabupaten Humbang
Hasundutan tanggal 23 April yang dilaksanakan di Dolok Sanggul.
2. Tanggal 25 Mei 2002 menerima audensi Panitia Pembentukan Kabupaten
Humbang Hasundutan sekaligus menerima berkas pengusulan.
3. Tanggal 26 Mei 2002 Bupati Tapanuli Utara menerbitkan SK Tim Peneliti
sekaligus memberi petunjuk dalam memfasilitasi aspirasi masyarakat.
4. Tanggal 27 Mei 2002 berkonsultasi dengan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara
perihal aspirasi masyarakat tentang usulan pemekaran.
5. Tanggal 3 s/d 5 Juni 2002 menugaskan Tim Peneliti mendampingi DPRD
Kabupaten Tapanuli Utara, turun ke Kecamatan guna mendengar aspirasi dan
meneliti usulan dimaksud.
6. Tanggal 5 Juni 2002 menerima berkas pengajuan/penyempurnaan usul
pemekaran melalui pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan.
7. Tanggal 5 Juni 2002 melapor ke Bapak Gubernur Sumatera Utara.
8. Tanggal 6 dan 7 Juni 2002 secara langsung turun ke Kecamatan- kecamatan
untuk mendengar dan memfasilitasi usul pemekaran Kabupaten, sekaligus
mengingatkan masyarakat agar usul pemekaran tidak menimbulkan perpecahan
di kalangan masyarakat termasuk para perantau.
9. Tanggal 8 Juni 2002 menghadiri Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Tapanuli
Utara Nomor : 16 Tahun 2002 tentang Persetujuan Pemekaran Kabupaten
Tapanuli Utara.
Beberapa upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, untuk
mempercepat proses pemekaran Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu :
• Melaksanakan pertemuan dengan segenap komponen masyarakat Tapanuli Utara guna
memantapkan pemahaman dan melaporkan perkembangan terakhir usul pemekaran
kepada Gubernur Sumatera Utara dan Bapak Ketua DPRD Sumatera Utara.
• Melaksanakan pertemuan dengan segenap komponen masyarakat Tapanuli Utara guna
memantapkan pemahaman dan dukungan bagi terwujudnya pemekaran.
• Meyampaikan laporan tertulis dan pendapat kepada Bapak Gubernur SumateraUtara,
Bapak Menteri Dalam Negeri dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah.
• Mengundang Komisi II DPR-RI untuk memantau, mengevaluasi dan berkunjung
langsung ke wilayah yang mengusulkan pemekaran.
• Konsultasi dengan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dalam rangka dukungan APBD
dan pengajuan usul dukungan DPRD Provinsi Sumatera Utara.
• Melakukan akurasi data pendukung Pembentukan Kabupaten sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 129 Tahun 2000.
• Melakukan Pengkajian dan uji kelayakan pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara yakni
Kabupaten Humbang Hasundutan dengan memohon kesediaan Bapak Mendagri Cq.
Dirjen Otonomi Daerah dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah.
• Perencanaan persiapan sarana/prasarana dan Aparat guna mendukung pemekaran
• Menyurati para anak rantau di luar Kabupaten Tapanuli Utara untuk mendukung Usul
Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara sesuai fungsi dan tugas masing-masing.
Pemerintah Pusat sangat responsif terhadap aspirasi ini karena dalam waktu relatif
singkat Tim Terpadu Depdagri, DPOD dan Komisi II DPR RI melakukan kunjungan dan
pertemuan dengan masyarakat se-wilayah Humbang Hasundutan tanggal 5 September 2002
sebagai lanjutan kunjugan Komisi II DPR-RI tanggal 29 Juli 2002.
Sebagai tindak lanjutnya maka usul pemekaran ini mendapat pembahasan pada Sidang
Paripurna DPR-RI yang pada puncaknya melahirkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2003
tentang Pembentukan Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang
Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara.
Pada hari Senin tanggal 28 Juli 2003 Kabupaten Humbang Hasundutan diresmikan oleh
Menteri Dalam Negeri RI sekaligus melantik Penjabat Bupati Drs. Manatap Simanungkalit di
Kantor Gubernur Sumatera Utara, Medan.
Mengawali tugas sebagai Bupati Humbang Hasundutan telah membuat pertemuan
dengan para Tokoh Masyarakat, adat dan Tokoh Pendidikan serta Tokoh Agama di Daearah
ini antara lain guna membicarakan pembuatan Logo Kabupaten Humbang Hasundutan yang
disyahkan oleh DPRD.
Visi Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Menjadi Daerah yang Mandiri dan
Profesionalisme dan Produktivitas kerja SDM, menyelenggarakan pemerintahan yang
baik,meningkatkan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian,meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dalam pembangunan, meningkatkan stabilitas politik dan keamanan serta
meningkatkan iman dan taqwa. Dan semboyan Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Huta
Mas ( Humbang Hasundutan Mandiri dan Sejahtera ). Kabupaten Humbang Hasundutan
memiliki Logo seperti berikut :
Arti Logo:
1. Padi dan Kapas dalam komposisi lingkaran Bulat dan Nama Kabupaten Humbang
Hasundutan yang melambangkan Masyarakat Humbang Hasundutan yang telah
membulatkan Tekad Membangun Menuju Masyarakat Sejahtera dan Makmur.
2. Bintang Sudut Lima Berwarna Kuning dengan Latar Belakang Warna Merah,
Melambangkan bahwa Masyarakat Humbang Hasundutan Menganut dan Percaya
Kepada Tuhan Yang M aha Esa dan Warna Kuning sebagai Lambang Keagungan dan
Keemasan.
3. Kopi, Ternak, Kuda melambangkan Humbang Hasundutan sebagai daerah Pertanian
4. Timbangan melambangkan bahwa Masyarakat Humbang Hasundutan Senantiasa Taat
Kepada Hukum dan Aturan.
5. Pisau, Tunggal Panaluan dan Perangkatnya Melambangkan Warisan Sejarah Tempat
Lahirnya Raja.
6. Pohon Beringin Melambangkan Perlindungan dan Pengayoman Masyarakat
7. Buku Melambangkan Wujud dan Kepedulian Masyarakat Humbang Hasundutan
dalam Pendidikan dan Berjuang Menyekolahkan Generasi Muda.
8. Gunung, Tanah, Pohon dan Persawahan Melambangkan bahwa Masyarakat Humbang
Hasundutan sebagai Daerah Pertanian, Tanah Kesejukan dan Tanah Pengharapan.
9. Lipatan Ulos Warna Merah, bertuliskan Bona Pasogit merupakan Sarana Kata untuk
Menggugah Perasaan Masyarakat Humbang Hasundutan di Desa sampai Perantauan
agar selalu mengingat Kampung Halamannya.
4.2. Gambaran Demografi Kabupaten Humbang Hasundutan
Kabupaten Humbang Hasundutanmerupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera
Utara yang ibukotanya Dolok Sanggul yang memiliki luas sebesar 2.502,71 km2 dan
merupakan pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara. Kabupaten Humbang Hasundutan ini
berbatasan dengan Kabupaten Samosir ( sebelah utara ), Tapanuli Utara ( sebelah timur ),
Tapanuli Tengah ( sebelah selatan ), dan Pakpak Bharat ( sebelah barat ). Kabupaten
Humbang Hasundutan teletak pada 201` - 2028` Lintang Utara dan 98010` - 98058` Bujur
Timur. Dengan kondisi fisik Kabupaten Humbang Hasundutan berada pada ketinggian 330 –
Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan Kabupaten pemekaran dari Kabupaten
induk Tapanuli Utara yang diresmikan pada hari Senin tanggal 28 Juli 2003 oleh Menteri
Dalam Negeri RI sekaligus melantik Penjabat Bupati Drs. Manatap Simanungkalit sebagai
Bupati pertama di Kabupaten Humbang Hasundutan di Kantor Gubernur Sumatera Utara,
Medan. Pada tahun 2004 diadakan pemilihan Bupati periode 2004 – 2009, Bupati
Drs.Maddin Sihombing, Msi terpilih sebagai Bupati dan Drs. Marganti Simanullang, Msi
sebagai Wakil Bupati Kabupaten Humbang Hasundutan.
Keanekaragaman penduduk terdiri dari beberapa suku Batak Toba, Pakpak, Simalungun,
Nias, Jawa, dan Mandailing yang menyebar hampir diseluruh kecamatan. Masing - masing
penduduk memeluk agama dan kepercayaan seperti Islam, Kristen Protestan, Katholik,
dengan toleransi beragama diantara masyarakat terbina dengan baik. Berdasarkan hasil penda
taan tahun 2004 jumlah penduduk 155.222 Jiwa dengan rata-rata kepadatan penduduknya
66,47 Jiwa / Km2. Dan berdasarkan data sensus penduduk 2010 jumlah penduduk 156.169
jiwa dengan kepadatan penduduknya 66,87 Jiwa /Km2.
Sedangkan kontribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian adalah Pertanian,
Perdangangan, Pegawai Negeri Sipil dan TNI serta sebagian kecil industri / kerajinan tangan.
Dan penghasilan utama di kabupaten ini adalah dari sektor pertanian. Kabupate
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1. Pengolahan data
Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh tidak melalui survei (
pendataan langsung ). Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara dan
Departemen Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan. Adapun data yang diperoleh
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1. Banyaknya TFR dan IMR pada periode tahun 2003 – 2009 di Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun TFR IMR
2003 3,54 36,55
2004 3,48 35,67
2005 3,42 34,19
2006 3,35 32,57
2007 3,14 31,50
2008 3,05 30,10
2009 2,95 29,68
Sumber : BPS Sumatera Utara Dalam Angka
Gambar 4.1. : Banyaknya TFR dan IMR Periode Tahun 2003 – 2009 di Kabupaten
Humbang Hasundutan.
4.2. Fertilitas
Data yang dilakukan untuk menganalisis fertilitas adalah tingkat fertilitas total ( TFR ), yaitu
rata – rata yang dilahirkan oleh wanita dalam masa usia subur. Sebelum memproyeksikan
TFR maka harus lebih dahulu diketahui tingkat pertumbuhan TFR pada setiap tahun,
disingkat dengan (r). Untuk mencari r dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :
1. Tingkat pertumbuhan fertilitas (r) dengan menggunakan rumus eksponensial:
Rumus : pt = p0.ert
Dengan :
a. p 2009 = 2,95
p2004 = 3,48
r = ...?
Dari perhitungan bahwa tingkat pertumbuhan TFR di Kabupaten Humbang
Hasundutan mengalami penurunan sebesar 3,30% setiap tahunnya.
4.2.1. Proyeksi TFR pada tahun 2013 dengan menggunakan rumus eksponensial
Rumus : pt = p0.ert
Dari hasil proyeksi yang didapat bahwa pada tahun 2013 diperkirakan TFR
mengalami penurunanan sebesar 2,59 bayi per wanita usia subur. Pada tahun 2013 terdapat
kelahiran 3 orang bayi per 1000 wanita subur.
Salah satu yang dapat menekan angka kelahiran adalah
1. Usia perkawinan pertama
Usia perkawinan pertama merupakan salah satu yang mempunyai pengaruh cukup
besar terhadap perkembangan penduduk karena berpengaruh langsung terhadap
perkembangan fertilitas. Wanita umur 10 tahun ke atas yang melangsungkan
perkawinan akan melalui suatu proses biologis yaitu melahirkan berulang kali
dianggap mempengaruhi panjangnya masa reproduksi. Semakin muda seorang
wanita menikah, maka semakin panjang masa reproduksinya dan semakin besar
pula kemungkinannya untuk malahirkan anak.
2. Penggunaan alat / cara KB
Penggunaan KB juga sangat mempengaruhi tingkat pertumbuhan bayi dan akan
mempengaruhi pertumbuhan penduduk juga.
Upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk erat kaitannya dengan program
Keluarga Berencana ( KB ). Salah satu sebab terjadinya angka penurunan bayi adalah
berhasilnya pelaksanaan gerakan KB yang telah dimulai sejak tahun 70-an. Sasaran program
penekanan angka fertilitas adalah PUS ( Pasangan Usia Subur ) karena pada usia subur
tersebut ( 15 – 49 tahun ), seorang wanita berada pada kemungkinan terbesar untuk
melahirkan.
4.3. Mortalitas
Angka kematian bayi merupakan indikator penting untuk mengetahui keadaan derajat
kesehatan disuatu masyarakat karena bayi yang baru lahir sanagat sensitif terhadap keadaan
lingkungan tempat si bayi tinggal dan erat juga dengan status sosial orangtua si bayi.
Kemampuan yang dicapai dalam bidang pencegahan dan pemberantasan berbagai penyakit
penyebab kematian akan tercermin secara jelas dengan menurunkan angka kematian bayi.
Oleh karena itu angka kematian bayi dipakai sebagai indikator untuk mengukur keberhasilan
Program bidang kesehatan dilaksanakan pada seluruh siklus hidup manusia, mulai
dari masa kandungan, anak – anak, remaja, hingga masa lanjut usia. Demikian halnya dengan
pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan yang selalu menurunkan angka kematian bayi.
Tabel 4.2. Tingkat Infant Mortality Rate periode tahun 2003 – 2009 di Kabupaten
Humbang Hasundutan.
Tahun IMR AHH
2003 36,55 67,10
2004 35,67 67,10
2005 34,19 67,30
2006 32,57 67,50
2007 31,50 67,80
2008 30,10 67,70
2009 29,68 67,80
Sumber : BPS Kabupaten Humbang Hasundutan Dalam Angka
Gambar 4.2 : Tingkat IMR pada periode tahun 2003 – 2009 di Kabupaten Humbang Hasundutan
Dari tabel di atas terlihat bahwa tingkat kematian bayi di kabupaten Humbang
Hasundutan mengalami penurunan. Ini dapat menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten
Untuk mencapai proyeksi angka kematian bayi (IMR), maka terlebih dahulu harus
diketahui tingkat pertumbuhan kematiannya. Untuk mencarinya dapat dilakukan dengan
1. Angka pertumbuhan kematian bayi dengan rumus eksponensial
Rumus : pt = p0. ert
4.3.1. Proyeksi Angka Kematian Bayi ( IMR ) pada tahun 2013 dengan Rumus
Rumus : Pt = P0.ert
Dari hasil proyeksi di dapat bahwa pada tahun 2013 diperkirakan IMR di Kabupaten
Humbang Hasundutan mengalami penurunan sekitar 29,54 bayi. Bahwa pada tahun 2013 di
Kabupaten Humbang Hasundutan terjadi kematian bayi sekitar 30 orang per 1000 bayi hidup.
4.4. Angka Harapan Hidup ( AHH )
Angka harapan hidup pada suatu usia merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan
tingkat sosial ekonomi secara umum. Indikator yang sering dipakai adalah angka harapan
hidup waktu lahir yang didefenisikan sebagai rata – rata tahun kehidupan yang akan dijalani
Angka Harapan Hidup (AHH) pada suatu umur didefenisikan sebagai rata – rata
jumlah tahun kehidupan yang masih dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai
umur tetap dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakat.
Seiring dengan menurunnya angka kematian bayi maka angka harapan hidup
mengalami kenaikan. Di Kabupaten Humbang Hasundutan sendiri angka harapan hidup terus
mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena terjadinya krisis moneter yang
berpengaruh pada sosial ekonomi masyarakat. Selain itu hal ini dapat disebabkan oleh
semakin meningkatnya biaya hidup masyarakat yang secara nyata juga berpengaruh terhadap
sosial ekonomi masyarakat
4.4.1. Penurunan Angka Kematian Bayi
Faktor sosial dan ekonomi merupakan faktor penentuan mortalitas bayi. Namun faktor sosial
dan ekonomi tidak bersifat langsung, yaitu harus melalui mekanisme biologi tertentu (
variabel antara ) yang kemudian menimbulkan resiko dan selanjutnya bayi sakit. Dan apabila
tidak sembuh akhirnya bayi akan cacat atau bisa saja meninggal.
Faktor – faktor lain seperti material, lingkungan, gizi, penolong, persalinan pertama
dan pelayanan kesehatan merupakan beberapa variabel antara yang dapat mempengaruhi
angka kematian bayi.
Dalam mekanismenya, penyakit dan kurang gizi merupakan variabel antara pada
angka kematian bayi karena dapat mempengaruhi kematian bayi itu sendiri. Faktor sosial –
ekonomi juga sangat mempengaruhi kematian bayi. Yang termasuk faktor sosial dan ekonomi
1. Penolong Persalinan
Untuk penolong persalinan bayi dapat dijadikan salah satu faktor tingkat kematian
bayi. Dilihat dari kesehatan ibu persalinan oleh tenaga medis seperti dokter atau
bidan dalam hal ini lebih baik daripada penolong persalinan yang lain.
Selain proses persalinan bayi juga harus mendapat asupan gizi yang baik dan yang
paling penting adalah pemberian ASI ( Air Susu Ibu ). ASI merupakan zat yang
paling sempurna dan sangat dibutuhkan bayi untuk membantu pertumbuhan bayi
dan dapat menambah berat badan lebih cepat. Selain itu, ASI juga mengandung
zat untuk imunitas / kekebalan tubuh terhadap penyakit serta dapat memberikan
dampak psikologis yakni mendekatkan hati ibu dan anak dalam menjalin
hubungan.
Tabel 4.3. Persentase menurut penolong kelahiran tahun 2010
No Kecamatan Dokter Bidan Perawat
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan
Kabupaten Humbang Hasundutan yang kini terdiri dari 12 kecamatan memberikan
pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan juga Posyandu
yang dapat kita lihat pada tabel
Tabel 4.4. Banyaknya Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sejenisnnya
Menurut Kecamatan tahun 2010
Sumber : Departemen Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan
No. Sarana Kesehatan Jumlah
1 Dinas Kesehatan 1
2 RSU 1
3 Puskesmas 12
4 Puskesmas Pembantu 23
5 Poskesdes 167
6 Posyandu 236
7 Apotek 5
8 Toko Obat 20
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Tahap Implementasi
Tahapan Implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis kedalam
programming (coding). Pada tahapan inilah seluruh hasil desain dituangkan kedalam bahasa
pemograman tertentu untuk menghasilkan sebuah system informasi yang sesuai dengan hasil
desain tertulis.
Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan diterapkan dalam
menuangkan hasil desain tertulis sehimgga system yang dibentuk memiliki
kelebihan-kelebihan tersendiri.
Implementasi yang sudah selesai harus diujicoba kehandalannya sehingga dapat
diketahui kehandalan dari system yang ada dan telah sesuai dengan apa yang diinginkan.
Dalam data pengolahan angka kelahiran dan kematian bayi pada tahun 2012 di kabupaten
Langkat, implementasi yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan Software Excel.
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan windows, pastikan Microsoft
excel berada pada jaringan Microsoft windows. Lalu lanjutkan dengan langkah-langkah
berikut ini:
1. Dari windows klik start pada taskbar, lalu klik program. Tampil item menu
program aplikasi yang telah diinstal.
2. Klik Microsoft excel, secara otomatis akan tampil jendela utama excel dan
selanjutnya digunakan langsung untuk memanipulasi atau data lainnya.
Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan Excels
5.3 Jendela Lembar Kerja Excel
Setelah pengaktifan, akan tampil lembar kerja excel yang siap digunakan. Lembar kerja
berurutan ke kanan.Excel memiliki 256 kolom dan 65.536 baris pada setiap lembar kerja.
Bentuk lembar kerja tersebut seperti di bawah ini:
Gambar 5.2 Tampilan Jendela Microsoft Excel
Pada setiap kolom dan baris terhadap sel. Sel ini didefinisikan dengan alamat yang
merupakan kombinasi antara abjad untuk kolom dan angka untuk baris. Pada lembar kerja
excel terdapat banyak elemen yang memiliki fungsi yang tersendiri.
5.4 Pengisian Data
Pengisian data ke dalam lembar kerja excel adalah sama dengan pemasukkan dan pengetikan
data kedalamnya.
Dalam mengisi data kedalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut:
2. Ketik data yang yang diinginkan.
3. Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel yang lain untuk konfirmasi atau
mengakhirinya.
Gambar 5.3 Tampilan Kotak Pengisian Data
5.5 Pembuatan Grafik
Grafik pada excel menjadi satu dengan data terpisah pada lembar grafik tersendiri, namun
masih berada di file yang sama. Untuk membuat grafik pada excel, biasanya menggunakan
icon chart wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun langkah-langkah yang diperlukan
adalah:
1. Sorot sel atau range sel yang ingin dibuat grafik.
2. Klik insert pada tskbar, tampil kotak dialog chart type pada kotak charts.
3. Klik type grafik yang diinginkan dan klik next. Tampil kotak chart source
4. Pada tampilan akan langsung terlihat grafik yang terpilih. Kemudian taskbar
secara otomatis pindah ke bagian design.
5. Pada kotak chart layout pilihlah salah satu bentuk desain grafiknya. Kemudian
ketik jidul grafik. Setelah itu klik select data pada kotak data di taskbar tampil kotak
dialog select data source.
6. Pada kotak switch row/coloums, anda bisa meletakkan nama grafik sesuai
keinginan, lalu klik ok.Maka grafik akan diletakkan di tempat kerja.
BAB 6
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari seluruh hasil pembahasan dan analisa data yang telah dilakukan, maka penulis
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari perhitungan itu di dapat bahwa tingkat TFR di Kabupaten Humbang Hasundutan
mengalami penurunan sebesar - 3,30% setiap tahunnya. Penurunan ini disebabkan
karena sudah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap keadaan sosial ekonomi.
2. Dari analisa yang menggunakan rumus eksponensial diperoleh hasil proyeksi angka
kelahiran bayi ( TFR ) di Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tahun 2013 sebesar
2,59 bayi, yang berarti pada tahun 2013 terdapat 3 orang bayi lahir per 100 o0rang
wanita subur
3. Tingkat kematian (r) bayi di Kabupaten Humbang Hasundutan mengalami penurunan
sebesar -0,0012% pada tahun 2003 – 2009. Hal ini disebabkan karena perawatan dari
ibu kepada anak baik.
4. Angka kematian bayi pada tahun 2013 di Kabupaten Humbang Hasundutan
mengalami penurunan menjadi 29,52 bayi yang mati dari 1000 bayi yang lahir.
Adapun saran – saran dalam karya ilmiah ini sebagai berikut:
1. Sebaiknya tingkat kesehatan ditingkatkan dengan cara sarana kesehatan diperbaiki
dan penolong diperbanyak ditiap Kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan
sehingga masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang merata.
2. Program KB sebaiknya makin ditingkatkan pada masyarakat sehingga kesejahteraan
penduduk tercapai.
3. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai kesehatan ibu dan bayi sebaiknya
diselenggarakan sehingga masyarakat mengetahui hal – hal apa yang bisa dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Johan,2008.Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan. 2003 – 2009. Humbang Hasundutan dalam Angka 2003 – 2009. Humbang Hasundutan : BPS Humbang Hasundutan.
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Edisi kedua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.