• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Desi Handayani Pospos

Nim : 110521079

Program Studi : Manajemen Ekstensi

Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

Judul : Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Terhadap

Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT PLN (Persero)

Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan.

Medan, Januari 2014

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Desi Handayani Pospos

Nim : 110521079

Program Studi : Manajemen Ekstensi

Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

Judul : Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Terhadap

Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT PLN (Persero)

Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan.

Dosen Pembimbing Dosen Pembaca Penilai

Dra. Komariah Pandia, M.Si Liasta Ginting, SE, M.Si

NIP : 19490919 197803 2 001 NIP.19590719 198703 1 003

Ketua Program Studi

(4)
(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan

Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT

Area Padangsidimpuan” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun

sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapatkan izin, dan atau

dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika

penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Januari 2014

(6)

ABSTRAK

PENGARUH PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA

PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMUT AREA PADANGSIDIMPUAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan dan pengembangan terhadap efektivitas kerja karyawan pada PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian Pelayanan yang berjumlah 48 orang dan seluruhnya dijadikan sampel. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode sensus atau sampel jenuh. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara, dan studi dokumentasi. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pelatihan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan. Variabel pengembangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan. Secara parsial bahwa variabel pelatihan memiliki pengaruh dominan dibandingkan variabel pengembangan. Koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,405 berarti 40,5% variabel efektivitas kerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel pelatihan dan pengembangan, sedangkan 59,5% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(7)

ABSTRACT

THE EFFECT OF TRAINING AND DEVELOPMENT GUARANTEE TO THE EFFECTIVENESS EMPLOYEES OF

PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMUT AREA PADANGSIDIMPUAN

The purpose of this research was to identify and analyze the effect of training and development guarantee effectiveness employees of PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan.

The type of this research was associative research. The population in this research were all employees at service department PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan as much as 48 employees and all it become sample. Therefore this research using census method or saturated samples. Methods of data collection in this study were questionnaire, interview, and study documentation. The method of data analysis using descriptive and multiple linear regression analysis.

The result this research was showed that the variable of training has a positive and significant effect on effectiveness employees PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan. Variable of development guarantee has a positive impact and significant effect on effectiveness employees PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan. Partially turn variable training has a dominant influence over labor development. The coefficient of determination (R Square) is 0,405 it’s means that 40,5% variable of effectiveness employees explainable of training and development guarantee and as much as 59,5% explainable by another variable in which not researched by researcher in this research.

(8)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

Allah SWT, atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengangkat judul “Pengaruh

Pelatihan Pengembangan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT PLN

(Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, ayahanda

Abdul Manaf Pospos, ibunda Rahmawita yang dengan sabar memberikan doa dan semangat. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak maka

skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis berterima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE., M.Ec., Ak selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME dan Ibu Dra. Marhayanie, MSi selaku

Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung,

M.si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S-I Manajemen Fakultas

(9)

4. Ibu Dra. Komariah Pandia, M.Si selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih

atas kesabaran dan perhatian ibu yang selalu ada didalam menyertai dan

membantu penulis selama penyusunan skripsi ini

5. Bapak Liasta Ginting, SE, M.Si selaku dosen pembaca. Terima kasih atas

saran, kritik dan bimbingan serta arahan yang telah Bapak berikan demi

kesempurnaan skripsi ini.

6. Pimpinan dan Staf PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area

Padangsidimpuan yang telah memberikan kesempatan untuk riset dan

membantu penulis dalam mengumpulkan data untuk penulisan skripsi ini.

7. Kepada saudara kandung saya kak Novri Yanti Pospos, AMKeb, kak

Fatimah Sri Handayani S.Si, serta adik-adik saya semua Maya, Dana, Suci

dan Anggi yang telah memberikan dukungan dan motivasi yang tidak

terhingga kepada penulis.

8. Kepada teman-teman seperjuangan di Manajemen Ekstensi Stambuk

2011(Rizma Queen, Dahlia Sumah, Agustiana, Khairunnisa Jafar, Verany)

semua kawan-kawan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun, dan semoga skripsi ini

bermanfaat. Terima Kasih

Medan, Januari 2014

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

2.1.2. Tujuan Pelatihan dan Pengembangan ... 14

2.1.3. Manfaat Pelatihan dan Pengembangan ... 15

2.1.4. Metode Pelatihan dan Pengembangan ... 16

2.2. Efektivitas Kerja ... 19

2.2.1. Indikator Efektivitas Kerja ... 20

2.2.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja ... 21

2.2.3. Tolok Ukur Efektivitas Kerja... 22

2.2.4. Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Dengan Efektivitas Kerja 23 2.3. Penelitian Terdahulu ... 24

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 31

3.6. Populasi dan Sampel ... 31

3.6.1 Populasi ... 31

3.6.2 Sampel... 32

3.7. Jenis Data ... 32

3.8. Metode Pengumpulan Data ... 33

3.9. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 33

(11)

3.9.2. Uji Reliabilitas ... 37

3.10. Teknik Analisis Data ... 39

3.10.1. Analisis Deskriptif ... 39

3.10.2. Analisis Statistik ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1. Gambaran Umum ... 44

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 44

4.1.2. Visi dan Misi PT PLN ... 46

4.1.3. Makna Logo Perusahaan ... 46

4.1.4. Struktur Organisasi ... 47

4.1.5. Fungsi dan Tugas Masing-Masing Bagian ... 47

4.2. Hasil Penelitian ... 53

4.2.1. Analisis Deskriptif ... 53

4.2.2. Analisis Deskriptif Variabel ... 55

4.2.3. Uji Asumsi Klasik ... 63

4.2.4. Analisis Regresi Linier Berganda ... 68

4.2.5. Pengujian Hipotesis ... 70

4.3. Pembahasan ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 5.1. Kesimpulan ... 76

5.2. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(12)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Pencapaian Target dan Realisasi Kinerja ... 5

1.2 Komplain Pelanggan Terhadap Aktivitas Kerja ... 6

2.1 Perbedaan Antara Pendidikan dan Pelatihan ... 12

3.1 Operasional Variabel ... 31

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 54

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 55

4.4 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Pelatihan ... 59

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 27 4.2 Normalitas P-Plot ... 64 4.3 Scaterplot ... 67

     

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner ... 80

2 Butir Pernyataan Uji Validitas dan Reliabilitas ... 83

3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas (Sebelum Valid) ... 85

4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas (Sesudah Valid) ... 86

5 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 87

6 Analisis Deskriptif Variabel ... 89

7 Regresi Linier Berganda ... 93

(15)

ABSTRAK

PENGARUH PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA

PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMUT AREA PADANGSIDIMPUAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan dan pengembangan terhadap efektivitas kerja karyawan pada PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian Pelayanan yang berjumlah 48 orang dan seluruhnya dijadikan sampel. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode sensus atau sampel jenuh. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara, dan studi dokumentasi. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pelatihan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan. Variabel pengembangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan. Secara parsial bahwa variabel pelatihan memiliki pengaruh dominan dibandingkan variabel pengembangan. Koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,405 berarti 40,5% variabel efektivitas kerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel pelatihan dan pengembangan, sedangkan 59,5% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(16)

ABSTRACT

THE EFFECT OF TRAINING AND DEVELOPMENT GUARANTEE TO THE EFFECTIVENESS EMPLOYEES OF

PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMUT AREA PADANGSIDIMPUAN

The purpose of this research was to identify and analyze the effect of training and development guarantee effectiveness employees of PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan.

The type of this research was associative research. The population in this research were all employees at service department PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan as much as 48 employees and all it become sample. Therefore this research using census method or saturated samples. Methods of data collection in this study were questionnaire, interview, and study documentation. The method of data analysis using descriptive and multiple linear regression analysis.

The result this research was showed that the variable of training has a positive and significant effect on effectiveness employees PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan. Variable of development guarantee has a positive impact and significant effect on effectiveness employees PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan. Partially turn variable training has a dominant influence over labor development. The coefficient of determination (R Square) is 0,405 it’s means that 40,5% variable of effectiveness employees explainable of training and development guarantee and as much as 59,5% explainable by another variable in which not researched by researcher in this research.

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia (SDM) adalah hal yang penting bagi perusahaan

untuk mencapai tujuannya, sumber daya manusia sering juga disebut sebagai

modal intelektual yang terdiri dari orang-orang yang ada dalam organisasi yang

mempunyai kemampuan, bakat, keahlian dan keterampilan untuk bekerja dan itu

semua mereka gunakan dalam mengerjakan pekerjaannya.

Pentingnya pelatihan dan pengembangan akhirnya menjadi sebuah

keharusan dan kebutuhan bagi perusahaan yang ingin meningkatkan kemampuan,

pengetahuan dan pengalaman karyawannya di semua level organisasi. Perusahaan

haruslah mampu mengidentifikasi kebutuhan organisasi, individu, modal dan jenis

pelatihan dan pengembangan serta departemen/ level yang akan dilatih agar dapat

disesuaikan dengan tujuan yang di ingin sehingga membuka peluang terjadinya

ahli keterampilan, pengetahuan dan pengalaman untuk pekerjaan yang lebih baik

dimasa depan.

Menurut Siagian (2002:151), efektivitas kerja adalah penyelesaian

pekerjaan tepat waktu yang ditentukan. Artinya pelaksanaan suatu pekerjaan

dinilai baik atau sangat tidak baik tergantung pada penyelesaian tugas tersebut,

(18)

Menurut Steers dalam Tangkilisan (2005:151) ada empat faktor yang

mempengaruhi efektivitas kerja yaitu:

1. Karakteristik Organisasi

Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi organisasi.

2. Karakteristik organisasi

Karakteristik lingkungan luar dan dalam perusahaan dinyatakan

berpengaruh terhadap efektivitas.

3. Karakteristik Pekerja

Pekerja merupakan berhubungan dengan pengelolaan semua sumber daya

yang ada di dalam organisasi, oleh sebab itu perilaku pekerja sangat

berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi.

4. Kebijakan dan Praktek Manajemen

Kebijaksanaan dan praktek manajemen dapat mempengaruhi pencapaian

tujuan, ini tergantung bagaimana kebijaksanaan dan praktek manajemen

dalam tanggung jawab terhadap para karyawan dan organisasi.

Salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja adalah melaui

pelatihan dan pengembangan terhadap karyawan. Rivai (2009:211) menyatakan

bahwa pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yang menyangkut proses

belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem

pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang

mengutamakan pada praktik daripada teori. Sedangkan pengembangan

(19)

keahlian dan sikap untuk menjadi atau meraih sukses sebagai pemimpin dalam

organisasi mereka.

Dengan adanya pelatihan dan pengembangan yang baik maka efektivitas

kerja yang sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Pelatihan dan

pengembangan yang baik akan mendorong karyawan lebih giat dalam bekerja

sehingga mempengaruhi produktivitas perusahaan serta mendapatkan keuntungan.

PT PLN (Persero) merupakan salah satu Perusahaan Milik Negara yang

memberikan pelayanan kepada calon pelanggan dan masyarakat dalam

penyediaan jasa yang berhubungan dengan penjualan tenaga listrik satu-satunya di

Indonesia. Dalam melakukan kegiatannya PLN menyediakan bagian pelayanan

pelanggan yang tugasnya memberikan pelayananan yang dibutuhkan oleh setiap

pelanggan. PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan yang

beroperasi di Jl. Sisingamangaraja No 11 Km 4 Batunadua Padangsidimpuan ini

merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pembayaran rekening,

pelayanan teknik serta penyambungan baru. Manajemen PT PLN memahami

pentingnya ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten serta diharapkan

mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan.

Biasanya PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan

melakukan perencanaan pelatihan terhadap seluruh karyawannya kemudian

memutuskan untuk mengutus karyawannya untuk mengikuti pelatihan di pusat

pendidikan dan pelatihan (PUSDIKLAT) di Pancur Batu tepatnya di Jalan

(20)

Pelaksanaan program pelatihan yang dilakukan oleh PT PLN sering

dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan seiring dengan

perubahan globalisasi, kemajuan teknologi, dan tuntutan kebutuhan dari

masyarakat. Agar terciptanya kepuasan dari pelanggan maka PT PLN (Persero)

Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan melakukan pelatihan dan

pengembangan kepada setiap pegawainya.

Jenis pelatihan yang telah dilakukan oleh PT PLN (Persero) Wilayah

SUMUT Area Padangsidimpuan pada tahun 2010 - 2012 antara lain adalah :

1. Diklat COC (code of conduct), dengan peserta 32 orang dari berbagai

divisi se SUMUT.

2. Diklat P2K3 (panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja).

3. Outbond, Kursus komunikasi dasar bagi siswa OJT se SUMUT.

4. Diklat Profesi yaitu Diklat yang diikuti oleh peserta sesuai dengan profesi

5. Diklat Perjenjangan yaitu mempersiapkan calon pegawai PLN agar

mempunyai kompetensi baik Soft maupun Hard sesuai dengan yang

diharapkan oleh perusahaan.

6. Diklat Penunjang yaitu Diperuntukkan bagi para pegawai PLN guna

menambah wawasan pengetahuan agar dapat membantu pegawai tersebut

dalam tugas-tugas kesehariannya sesuai dengan profesinya.

7. Diklat Pembekalan Masa Purna Bakti yaitu Diklat untuk memberikan

bekal kepada pegawai yang akan memasuki masa pensiun. Didalam Diklat

Purnabakti ini pegawai tersebut diberikan bekal ketrampilan tertentu

(21)

Persoalan yang dihadapi walaupun perusahaan telah mengadakan program

pelatihan dan pengembangan tapi belum mendukung kualitas pelayanan pada

masyarakat adalah bahwa kebutuhan karyawan dalam menerima pelatihan belum

sepenuhnya terpenuhi, sehingga tidak mendukung prestasi kerja dan karir

karyawan. Selain itu, karyawan juga kurang memahami pekerjaan yang

dikarenakan kurangnya keseriusan ketika mengikuti pelatihan yang diadakan oleh

perusahaan sedangkan biaya yang dikeluarkan cukup besar.

Berdasarkan informasi dari bagian SDM dapat disimpulkan bahwa PT

PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan belum sepenuhnya

memberikan pelayanan yang baik terhadap konsumennya serta belum terciptanya

efektivitas kerja yang dihasilkan. Baik atau buruknya suatu kinerja karyawan

dapat dilihat dari pencapaian target yang ditentukan perusahaan yaitu :

Tabel 1.1

Pencapaian Target dan Realisasi Kinerja

Tahun Target

2010 3.295.712.918 2.776.231.356 76,82

2011 2.920.689.223 2.694.505.820 99,22

2012 820.627.447 745.778.100 93,32

Sumber : PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan (Data Diolah 2013)

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa kinerja yang dilakukan oleh karyawan

bagian penagihan pada PT PLN dari tahun 2010 dengan persentase pencapaiannya

sebesar 76,82 targetnya belum tercapai, di tahun 2011 dengan persentase

(22)

2012 dengan persentase pencapaiannya sebesar 93,32 dimana kinerjanya kembali

mengalami penurunan sebesar 5,9 %. Penurunan ini disebabkan karena lambatnya

pelayanan yang diberikan ketika membayar rekening serta para karyawannya

kurang serius dalam menanggapi beberapa masalah atau komplain yang diberikan

pelanggan kepada para karyawannya.

Pelayanan merupakan unsur yang sangat penting di dalam usaha

meningkatkan kepuasan konsumen.  Pelayanan yang diberikan memenuhi

permintaan pelanggan, maka pelanggan akan merasa puas bila jasa pelayanan

berada di bawah tingkat yang diharapkan. Pelanggan yang merasa tidak puas

terhadap kualitas/ pelayanan yang diberikan, maka dengan sendirinya akan

menceritakan kepada orang lain sebagai komplain atas ketidakpuasannya. Oleh

karena itu pengukuran kepuasan akan pelayanan yang diberikan oleh PLN pada

masyarakat harus selalu dilakukan untuk mengetahui dan merencanakan strategi

yang lebih baik di masa mendatang dan lebih meningkatkan kualitas

pelayanannya agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen serta

untuk meminimalisasikan masalah.

Tabel 1.2

Komplain Pelanggan Terhadap Aktivitas Kerja PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan

No Indikator Kerja Komplain Pelanggan

Persentase Jumlah bantuan kepada pelanggan

70% 73% 81%

(23)

Dari Tabel 1.2 komplain pelanggan yang langsung disebabkan oleh

kemampuan pelayanan adalah kehandalan dan panggilan bantuan layanan listrik

yang lama. Dimana pihak perusahaan memberikan tanggapan yang lama dalam

memberikan solusi dan bantuan kepada pelanggan. Dari data komplain diatas

diketahui bahwa banyaknya persentase komplain yang terjadi selama tahun

2010-2012 dikarenakan adanya beberapa karyawan yang sudah mengikuti pelatihan dan

pengembangan kurang serius dalam menanggapi masalah tersebut, dan

menganggapi masalah tersebut dapat diatasi secepat mungkin.

Dengan adanya komplain pelanggan tersebut menunjukkan bahwa

perusahaan kurang memberikan efektivitas kerja sehingga perusahaan perlu

meningkatkan kualitas kerja karyawannya. Pekerjaan yang tidak terselesaikan

dalam waktu yang ditentukan menunjukkan efektivitas kerja karyawan tidak

tercapai dengan baik.

Pemberian program pengembangan bertujuan untuk memberikan

pelayanan yang memuaskan bagi konsumen dan memberikan informasi yang

dibutuhkan sehingga membantu kelancaran aktivitas distribusi tenaga listrik.

Program pengembangan tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan kreatifitas

karyawan dalam memberikan penampilan terbaik dalam melayani pelanggannya,

sehingga keterampilan dan prestasi keja karyawan menjadi prioritas utama untuk

melayani pelanggannya dalam meningkatkan pelayanan yang lebih baik.

Berdasarkan informasi dari bagian SDM dapat disimpulkan bahwa PT

PLN belum sepenuhnya memberikan keberhasilan terhadap diadakannya pelatihan

(24)

komplain pelanggan tentang aktivitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan

sehingga perlu diadakannya pelatihan dan pengembangan agar efektivitas kerja

karyawan dapat tercapai dengan baik.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul

penelitian “Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan,

maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah Pelatihan dan

Pengembangan Berpengaruh Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT PLN

(Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

Pelatihan dan Pengembangan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT

(25)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan

Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan pelatihan

dan pengembangan, agar karyawan dapat menjalankan tugasnya

dengan efektif.

2. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis sehingga dapat

mengetahui pentingnya program pelatihan dan pengembangan serta

efektivitas kerja karyawan didalam perusahaan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan pertimbangan terhadap peniliti lain yang ingin

melakukan penelitian yang berhubungan dengan pelatihan dan

pengembangan serta efektivitas kerja karyawan dimasa yang akan

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan merupakan suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk

meningkatkan kemampuan dan keterampilan khusus seseorang atau sekelompok

orang yang menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu (Simamora, 2005:288).

Rivai (2009:211) menyatakan bahwa pelatihan merupakan bagian

pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan

keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif

singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pada praktik daripada teori.

Sedangkan pengembangan manajemen adalah suatu proses bagaimana manajemen

mendapatkan pengalaman, keahlian dan sikap untuk menjadi atau meraih sukses

sebagai pemimpin dalam organisasi mereka.

Menurut Malayu Hasibuan (2002:69), “ Pengembangan adalah suatu usaha

untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan

sesuai dengan kebutuhan pekerjaa/jabatan melalui pendidikan dan pelatihan.

Pelatihan dan pengembangan adalah usaha yang terencana dari organisasi

untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai yang

diharapkan mampu memberikan dampak positif dari pelatihan dan pengembangan

yang dilakukan. Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk

(27)

pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan di masa yang akan

datang.

Menurut Pusdiklat PT PLN (2010:135) menyatakan “Pelatihan dan

pengembangan ini berkaitan dengan kemampuan dalam memahami konsep

pelatihan dan pengembangan pegawai dalam konteks manajemen sumber daya

manusia berbasis kompetensi (MSDMBK) sesuai dengan standar kompetensi

yang dibutuhkan.

Hubungan dengan standar kompetensi perusahaan yaitu pelatihan ini

disusun berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang mendukung standar

kompetensi perusahaan. diharapkan setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu

melaksanakan pengelolaan diklat yang meliputi perencanaan program pelatihan,

pemilihan instruktur, penetapan peserta, penyediaan fasilitas, sarana dan biaya

serta evaluasi penyelenggaraan termasuk pelaporannya sesuia dengan standar

kompetensi yang dibutuhkan.

Pengembangan didasarkan pada kenyataan bahwa seorang pegawai akan

membutuhkan serangkaian pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang

berkembang supaya bekerja dengan baik dan sukses di posisi yang ditemui selama

karirnya.

Menurut Henry Simamora (2005:268) menyatakan bahwa pengembangan

karyawan MSDM yaitu “aktivitas pengembangan karir karyawan terhadap

organisasi, penyediaan landasan bagi karyawan agar dapat berprestasi secara

(28)

Perbedaan Pelatihan dan pengembangan menjelaskan bahwa pelatihan

(training) diarahkan untuk membantu karyawan menunaikan kepegawaian mereka

saat ini secara lebih baik, sedangkan pengembangan (development) adalah

mewakili suatu investasi yang berorientasi ke masa depan dalam diri pegawai.

Pelatihan mempunyai fokus yang agak sempit dan harus memberikan

keahlian-keahlian yang bakal memberikan manfaat bagi organisasi secara cepat.

Tabel 2.1

Perbedaan antara Pendidikan dan Pelatihan

No. Penjelasan Pendidikan Pelatihan

1 Pengembangan kemampuan

Menyeluruh (overall) Mengkhusus (spesific)

2 Area kemampuan

(Penekanan)

Kognotif, afektif Psikomotor

3 Jangka waktu pelaksanaan

Panjang (long term) Pendek (Short term)

4 Materi yang diberikan Lebih umum Lebih khusus 5 Penekanan penggunaan

Metode Belajar Mengajar

Konvensional Inkonvensional

6 Penghargaan akhir proses Gelar (degree) Sertifikat (Non gelar)

Sumber : Notoatmodjo (2003:115)

Agar dapat menghadapi masalah-masalah yang timbul dari program

pengembanga, karyawan harus memenuhi tiga jenis kebutuhan menurut Nawawi

(2002:212) antara lain :

1. Program pengembangan karyawan harus mampu membantu para pekerja

baru untuk mengetahui dan memahami standar pekerjaan, harapan

organisasi/ perusahaan pada dirinya, norma-norma dan tradisi yang

dihormati dan berlaku di perusahaan serta kebijaksanaan yang dijalankan.

2. Program pengembangan karyawan harus mampu membantu para pekerja

baru untuk memahami dan bersedia melaksanakan perilaku sosial yang

(29)

3. Program pengembangan karyawan harus mampu membantu para pekerja

baru untuk mengetahui dan memahami berbagai aspek teknis pekerjaan/

jabatannya agar melaksanakan tugas-tugasnya secara efektif, efisien, dan

produktif.

Faktor Efektivitas Pelatihan terdiri dari :

1. Participation atau partisipasi

merupakan keterlibatan seorang peserta dalam kegiatan secara aktif dan

secara langsung.

2. Repetition

Adalah melakukan atau mengatakan secara berulang-ulang dalam usaha

menanamkan ide dalam ingatan seseorang.

3. Relevance

pelatihan mempunyai arti atau manfaat yang sangat penting pada

seseorang.

4. Transference

artinya adanya kesesuaian antara pelatihan dengan pekerjaan yang

dilakukan sehari-hari oleh pegawai.

5. Feedback

merupakan pemberian informasi atas perkembangan kemajuan yang telah

dicapai oleh peserta pelatihan, mana yang perlu diperbaiki atau

dipertahankan.

Pengembangan karir harus didukung SDM yang ada dan sistem SDM yang

(30)

informasi dan gambaran peluang karir untuk merencanakan karirnya sendiri.

Pelaksanaan program pengembangan karyawan haruslah diselenggarakan untuk

memenuhi berbagai kebutuhannya.

2.1.2 Tujuan Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan dan pengembangan merupakan tanggung jawab bersama dan

utamanya manajemen puncak (pimpinan) serta mendapat dukungan dari berbagai

pihak. Pimpinan mempunyai tanggung jawab atas kebijakan-kebijakan umum dan

prosedur yang dibutuhkan untuk menerapkan program pelatihan dan

pengembangan. Untuk itu komitmen pimpinan sangat penting agar berlangsung

secara efektif, baik dari perencanaan, proses serta tujuan dari pelatihan dan

pengembangan.

Adapun tujuan pelatihan dan pengembangan menurut Moekijat (2005:55),

meliputi:

1. Untuk mengembangkan keahlian sehingga pekerjaan dapat diselesaikan

dengan lebih cepat dan lebih efektif.

2. Untuk mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat

diselesaikan secara rasional.

3. Untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kerja sama dengan

teman-teman pegawai dan pimpinan.

Masih ada tujuan yang cukup esensial dalam penyelenggaraan

pengembangan dan pelatihan pegawai selain yang telah disebut, yaitu mempunyai

andil yang besar dalam menentukan efektivitas dan efisiensi organisasi. Berbagai

(31)

produktivitas, menciptakan sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih

menguntungkan, memenuhi kebutuhan perencanaan SDM, dan lain-lain.

2.1.3 Manfaat Pelatihan dan Pengembangan

Menurut Hendri Tanjung (2003:58) Pelatihan bagi karyawan merupakan

sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar

karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya

dengan semakin baik sesuai dengan standar.

Adapun manfaat pelatihan bagi karyawan adalah:

1. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam

melaksanakan tugas sehari-hari.

2. Meningkatkan rasa percaya diri dan menghilangkan rasa rendah diri.

3. Memperlancar pelaksanaan tugas.

4. Meningkatkan motivasi kerja.

5. Menumbuhkan sikap positif terhadap perusahaan.

6. Meningkatkan semangat dan kegairahan kerja.

7. Mempertinggi rasa saling harga menghargai antara karyawan.

8. Memberikan dorongan bagi karyawan untuk menghasilkan yang terbaik.

9. Memberikan dorongan bagi karyawan untuk memberikan pelayanan

terbaik.

Pihak yang bertanggung jawab dalam melaksannakan pelatihan adalah

perusahaan itu sendiri. Karena sasaran pelatihan adalah untuk meningkatkan

profesionalisme para karyawan, sehingga lebih mudah dalam pencapaian tujuan

(32)

Alasan pentingnya diadakan pelatihan dan pengembangan, yaitu :

1. Karyawan yang baru direkrut sering kali belum memahami secara benar

bagaimana melakukan pekerjaan.

2. Perubahan-perubahan lingkungan kerja dan tenaga kerja, meliputi

perubahan teknologi baru, metode kerja baru, beragamnya tenaga kerja

yang memiliki latar belakang keahlian, nilai, sikap yang berbeda-beda.

3. Menyesuaikan dengan peraturan-peraturan yang ada, misalnya : standar

pelaksanaan pekerjaan yang dikeluarkan oleh asosiasi industri dan

pemerintah, untuk menjamin kualitas produksi atau keselamatan dan

kesehatan kekrja karyawan.

4. Meningkatkan daya asing perusahaan dan memperbaiki produktivitas.

2.1.4 Metode Pelatihan

Metode-metode pengembangan harus didasarkan kepada sasaran yang

ingin dicapai yaitu:

1. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknis mengerjakan

pekerjaan atau technical skills.

2. Meningkatkan keahlian dan kecakapan memimpin serta mengambil

keputusan atau managerial skills dan conceptual skills.

Metode pelatihan meliputi :

a. On The Job Training

Metode ini menyarankan perlunya latihan pada tenaga kerja baru. Latihan

ini dilakukan ditempat kerja. Sedangkan pelatihan tersebut terselenggara melekat

(33)

khusus dan terpisah dari proses bekerja. Pemberi latihan adalah pegawai yang

sudah cukup lama dan berpengalaman di bidangnya. Kelebihan dari metode ini

adalah lebih hemat waktu dan pegawai baru maupun pelatihan tidak

meninggalkan tugas. Akan tetapi metode ini juga mempunyai kelemahan, yaitu

pelatih kurang konsentrasi di dalam memberikan pelatihan karena

kesibukan-kesibukannya.

Ada beberapa metode pelatihan on the job training, yaitu :

1. Job Instruction training

Latihan instruksi jabatan adalah pelatihan dimana ditentukan seorang

(manajer) bertindak sebagai pelatih untuk menginstruksikan bagaimana

melakukan pekerjaan tertentu dalam proses kerja.

2. Coaching

Adalah bentuk pelatihan yang dilakukan di tempat kerja oleh atasan

dengan membimbing petugas melakukan pekerjaan secara informal dan biasanya

tidak terencana.

3. Job rotation

Adalah program yang direncanakan secara formal dengan cara

menugaskan pegawai pada beberapa pekerjaan yang berbeda dan dalam bagian

yang berbeda dengan organisasi untuk menambah pengetahuan mengenai

pekerjaan dalam organisasi.

4. Apprenticeship

Adalah pelatihan yang mengkombinasikan antara pelajaran di kelas

(34)

peserta dibawa praktek ke lapangan. Pegawai baru dimagangkan pada seseorang

yang ahli dalam bidang tertentu. Para magang bekerja dan berlatih dibawah

pengawasan langsung ahli tersebut. Biasanya metode ini digunakan untuk jenis

pegawai yang memerlukan skill tinggi.

b. Off the job training

Yaitu pelatihan yang dilakukan secara khusus di luar pekerjaan. Ada

beberapa metode off the job training, yaitu :

1. Lecture

Adalah kiuliah atau presentasi atau ceramah yang diberikan oleh

pelatih/pengajar kepada sekelompok pendengar.

2. Video presentation

Adalah presentasi atau pelajaran yang disajikan melalui film, atau video

tentang pengetahuan atau bagaimana melakukan suatu pekerjaan.

3. Vestibule training atau simulation

Metode pelatihan ini berupa kursus singkat yang direkayasa sehingga

kondisi dan fasilitas kursus mendekati situasi kerja yang sebenarnya. Kursus

dilakukan secara terpisah dengan tempat kerja, dan memerlukan instruktur khusus.

Kelebihan metode ini adalah bahwa kursus dapat diikuti oleh peserta yang

berjumlah relatif banyak, tentu saja disesuaikan dengan kemampuan dan fasilitas

yang tersedia.

4. Role playing

Adalah metode pelatihan yang dilakukan dengan cara para peserta diberi

(35)

5. Case study

Adalah studi kasus yang dilakukan dengan memberikan beberapa kasus

tertentu kemudian peserta diminta untuk memecahkan kasus tersebut melalui

diskusi kelompok belajar.

6. Self-study

Adalah meminta peserta untuk belajar sendiri melalui rancangan materi

yang disusun dengan baik.

7. Program learning

Adalah bentuk lain dari self study yaitu menyiapkan seperangkat

pertanyaan dan jawabannya secara tertulis dalam buku atau program komputer.

2.2 Efektivitas Kerja

Efektivitas menurut Siagian (2001:24) defenisi sebagai berikut

‘’Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam

jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan

sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukkan

keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil

kegiatan semakin mendekati sasaran,berarti makin tinggi efektivitasnya.

Menurut Tangkilisan (2005:139) “Efektivitas adalah tingkat sejauh mana

suatu organisasi yang merupakan system social dengan segala sumber daya dan

sarana tertentu yang tersedia memenuhi tujuan-tujuannya tanpa tanpa pemborosan

(36)

2.2.1 Indikator Efektivitas Kerja

Menurut Malayu Hasibuan (2003:105), efektivitas merupakan suatu

kekuatan keberhasilan jerja yang sempurna sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan. Supaya dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan berhasil dalam

meningkatkan efektivitas kerja karyawan dalam suatu organisasi.

Menurut Agraris dalam Tangkilisan (2003:131), menyebutkan indikator

dari efektivitas adalah sebagai berikut :

1. Pencapaian Tujuan

Kemampuan dari suatu perusahaan dalam mencapai suatu tujuan

organisasi baik berupa peningkatan profit, kualitas dan kuantitas

pelayanan. Setiap individu harus mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai

dengan target yang diberikan sehingga tercapai efektivitas kerja secara

optimal.

2. Kuantitas Kerja

Merupakan volume kerja yang dihasilkan pada saat kondisi normal. Hal ini

didapatkan dari banyaknya beban kerja dan keadaan yang didapat selama

bekerja.

3. Tepat Waktu

Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu serta mencapai sasaran yang telah

dicapai. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya yang ditimbulkan.

Dimana setiap karyawan harus mampu menggunakan waktu sebaik-baik

mungkin dengan cara datang tepat waktu dan berusaha menyelesaikan

(37)

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja

Menurut Steers dalam Tangkilisan (2005:151) ada empat faktor yang

mempengaruhi efektivitas kerja yaitu:

5. Karakteristik Organisasi

Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi organisasi..

Struktur meliputi bagaimana cara organisasi menyusun orang-orang atau

mengelompokkan orang-orang didalam menyelesaikan pekerjaan.

Sedangkan yang dimaksud teknologi adalah mekanisme suatu perusahaan

untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Dengan teknologi yang

tepat akan menunjang kelancaran organisasi didalam mencapai sasaran, di

samping itu juga dituntut adanya penempatan orang yang tepat pada tempat

yang tepat pula.

6. Karakteristik organisasi berpengaruh terhadap efektivitas di samping

lingkungan luar dan dalam telah dinyatakan berpengaruh terhadap

efektivitas. Lingkungan luar yang dimaksud adalah luar perusahaan

misalnya hubungan dengan masyarakat sekitar, sedang lingkungan dalam

lingkup perusahaan misalnya karyawan atau pegawai di perusahaan

tersebut.

7. Karakteristik Pekerja

Pada kenyataannya, para karyawan atau pekerja perusahaan merupakan

faktor pengaruh yang paling penting atas efektivitas karena perilaku

merekalah yang dalam jangka panjang akan memperlancar atau merintangi

(38)

langsung berhubungan dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada di

dalam organisasi, oleh sebab itu perilaku pekerja sangat berpengaruh

terhadap pencapaian tujuan organisasi.

8. Kebijakan dan Praktek Manajemen

Dengan makin rumitnya proses teknologi serta makin rumit dan kejamnya

lingkungan, maka peranan manajemen dalam mengkoordinasi orang dan

proses demi keberhasilan organisasi semakin sulit. Kebijaksanaan dan

praktek manajemen dapat mempengaruhi atau dapat merintangi pencapaian

tujuan, ini tergantung bagaimana kebijaksanaan dan praktek manajemen

dalam tanggung jawab terhadap para karyawan dan organisasi.

2.2.3 Tolok ukur efektivitas kerja

Menurut Tangkilisan (2005:140), memberikan kriteria atau ukuran

efektivitas organisasi yang menyangkut faktor internal dan faktor eksternal

organisasi, yang meliputi antara lain:

1. Produktivitas organisasi atau output

2. Efektivitas organisasi dalam bentuk keberhasilannya menyesuaikan diri

dengan perubahan-perubahan didalam dan diluar organisasi.

3. Tidak adanya ketegangan didalam organisasi atau hambatan-hambatan

konflik diantara bagian-bagian organisasi.

Menurut Amsyah (2003:131), menyebutkan tolok ukur efektivitas kerja

sebagai berikut:

1. Volume pekerjaan

(39)

3. Tepat waktu

4. Peningkatan biaya

2.2.4 Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan dengan Efektivitas Kerja karyawan

Menurut Ruky (2003:124) Pelatihan adalah sebagai usaha untuk

meningkatkan kinerja karyawan dalam pekerjaannya sekarang atau dalam

pekerjaan lain yang akan dijabatnya segera. Pelatihan terkait dengan keterampilan

dan kemampuan yang diperlukan untuk pekerjaan yang sekarang dan membantu

karyawan untuk menguasai keterampilan dalam pekerjaannya.

Pelatihan bertujuan untuk memperbaiki efektivitas kerja karyawan dalam

mencapai hasil kerja yang ditetapkan. Perbaikan efektivitas kerja dapat dilakukan

dengan cara memperbaiki pengetahuan karyawan, ketrampilan karyawan maupun

sikap karyawan itu sendiri terhadap tugasnya. (Hermanto, 2005)

Terdapat dua hal yang harus diperhatikan pelaku bisnis untuk mencapai

pelatihan yang efektif yaitu :

1. Memperhatikan posisi pelatihan dalam proses bisnis

2. Berkaitan dengan tahapan-tahapan pemprograman dan

pengimplementasian pelatihan.

Dalam konteks strategi manajemen masa kini, penggunaan teknologi tidak

dapat ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu, setiap karyawan dituntut dapat

menguasai penggunaan teknologi dengan berbagai macam bentuk. Perencanaan

strategi yang melibatkan pelatihan meliputi berbagai komponen yaitu :

(40)

b. Menyeleksi tempat yang paling fleksibel dan menjadwalkan program.

c. Memilih metode pelatihan yang paling tepat.

d. Mengumpulkan dan mengembangkan materi pelatihan.

e. Mengevaluasi pelatihan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelatihan pada dasarnya merupakan sebuah

proses untuk meningkatkan kompetensi karyawan. Disamping itu, program

pelatihan tidaklah memperhitungkan apakah perusahaan berskala besar atau kecil.

Pelatihan merupakan sarana ampuh mengatasi bisnis masa depan yang penuh

dengan tantangan dan mengalami perubahan yang sedemikian cepat. Pelatihan

efektif dapat dicapai dengan pemosisian program pelatihan secara utuh dalam

kerangka perencanaan manajemen strategi dan dilakukan tahapan-tahapan yang

teratur.

2.3 Penelitian Terdahulu

Yenni Natalia (2011) dengan judul penelitian “Pengaruh Pelatihan dan

Pengembangan Karyawan Terhadap Kualitas Pelayanan Pada PT. PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Utara”. Variabel yang digunakan ialah pelatihan dan

pengembangan karyawan serta kualitas pelayanan dengan hasil penelitian

menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara pelatihan dan

pengembangan karyawan terhadap kualitas pelayanan sebesar 68% dan sisanya

sebesar 32% dipengaruhi oleh faktor lain.

Noviantoro, Djatmiko (2009) pada judul “Analisis Pengaruh Pelatihan dan

(41)

Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk, Medan”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan pengembangan

serta pengaruh keadilan dan kelayakan pemberian kompensasi terhadap kinerja

pegawai PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pelatihan dan pengembangan serta kompensasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai sebesar 53,8 % dan

sisanya sebesar 46,2 % dipengaruhi oleh faktor lain.

Prianatama (2009) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Koordinasi Terhadap Peningkatan Efektivitas Kerja Karyawan Pada PTPN IV

(Persero) Medan”. Hasil penelitian ini menyimpulkan koordinasi mempunyai

pengaruh terhadap peningkatan efektivitas kerja karyawan. Artinya ada pengaruh

yang signifikan antara koordinasi dengan efektivitas kerja. Hal ini menunjukkan

bahwa hipotesis awal diterima. Jika koordinasi dilaksanakan dengan baik maka

efektivitas kerja akan meningkat. Koordinasi mampu menjelaskan variabel terikat

yaitu efektivitas kerja sebesar 51,90 % dan sisanya sebesar 48,10 dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak di ikutsertakan dalam penelitian ini.

2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dan kerangka berpikir merupakan gambaran tentang

hubungan antara variabel yang akan diteliti, yang akan disusun dari berbagai teori

yang telah dideskripsikan (Sugiyono, 2005:47).

Menurut Siagian (2002:151) Efektivitas Kerja adalah penyelesaian

(42)

dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada penyelesaiaan tugas tersebut, cara

melaksanakan, dan biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Indikator dari efektivitas kerja yaitu : kuantitas dan kualitas kerja.

Pelatihan merupakan proses mengubah tingkah laku pegawai untuk

mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan

pegawai untuk melaksanakan pekerjaan saat ini dan membantu pegawai mencapai

keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil dalam pekerjaannya. Sedangkan

pengembangan merupakan suatu proses bagaimana manajemen mendapatkan

pengalaman, keahlian dan sikap untuk meraih sukses sebagai pemimpin dalam

organisasi. Dalam melaksanakan pelatihan dan pengembangan ada beberapa

faktor-faktor yang berperan penting yaitu instruktur, peserta, materi, metode,

program pelatihan, tujuan pelatihan dan lingkungan yang menunjang. Karena itu,

kegiatan pelatihan dan pengembangan ditujukan untuk dapat memperhatikan

tugas dan kewajibannya sekarang (Rivai, 2009 : 211).

Jika karyawan mendapatkan pelatihan dan pengembangan yang baik

sesuai dengan kebutuhan dari karyawan tersebut, maka akan mempengaruhi hasil

kinerja dan tujuan perusahaan akan tercapai. Salah satu dari tujuan perusahaan

yang dinilai dari hasil kinerja karyawan adalah efektivitas kerja karyawan tersebut

yaitu melalui pelayanan yang diberikan kepada pelanggan seefektif mungkin

sehingga dengan adanya pelatihan dan pengembangan ini dapat dilaksanakan

sesuai dengan kebutuhan perusahaan,

Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan tergantung

(43)

terlibat di dalam perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dalam perusahaan tercermin pada

seberapa tinggi pelatihan dan pengembangan berpengaruh terhadap efektivitas

kerja karyawan.

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan, maka dapat dibuat kerangka

konseptual sebagai berikut :

Sumber Rivai (2009) dan Siagian (2002).

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan sementara dari tinjauan teoritis yang

mencerminkan hubungan antar variabel yang sedang diteliti dan merumuskan

hipotesis yang berbentuk alur yang dilengkapi dengan penjelasan kualitatif.

Berdasarkan kerangka konseptual, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

“Pelatihan dan Pengembangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area

Padangsidimpuan”. Pelatihan

( X1 )

Efektivitas Kerja Karyawan

( Y) Pengembangan

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini digolongkan dalam penelitian menurut tingkat

eksplanasi (penjelasan). Penelitian eksplanasi adalah penelitian yang menjelaskan

kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu veriabel

dengan variabel lainnya. Pada tingkat eksplanasi penelitian termasuk kedalam

penelitian asosiatif yakni, penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih

dan hasil penelitian ini berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan

mengontrol suatu gejala (Rochaety, 2009:17). Dalam penelitian ini, peneliti ingin

melihat pengaruh Pelatihan dan Pengembangan terhadap Efektivitas Kerja

Karyawan pada PT PLN (Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian akan dilakukan pada PT PLN (Persero) Wilayah

SUMUT Area Padangsidimpuan, yang beralamat JL. Sisingamangaraja No. 11

Km. 4 Padangsidimpuan, sedangkan waktu penelitian akan dilakukan mulai bulan

Desember 2013 sampai dengan Januari 2014.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari penelitian yang

(45)

masalah yang telah ditentukan, maka penelitian ini dibatasi pada faktor – faktor

sebagai berikut:

1. Variabel bebas (independent), X: Pelatihan dan Pengembangan terdiri

dari:

(X1) = Pelatihan

(X2) = Pengembangan

2. Variabel terikat (dependent), Y : Efektivitas Kerja karyawan.

3.4 Defenisi Operasional

Defenisi operasional variabel digunakan untuk memahami variabel

variabel dan memberikan gambaran yang jelas dalam pelaksanaan penelitian,

terdiri dari:

1. Variabel Bebas (independent) yaitu: Pelatihan dan Pengembangan

Terdiri atas :

a. Pelatihan (X1)

Suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan

kemampuan dan keterampilan khusus seseorang atau sekelompok orang

yang menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu terdiri dari peserta,

materi, fasilitas dan instruktur.

b. Pengembangan (X2 )

Suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,

(46)

jabatan melalui pendidikan dan pelatihan.: meningkatkan produktivitas

dan promosi.

2. Variabel Terikat (dependent) : Efektivitas Kerja Karyawan (Y)

Efektivitas Kerja Karyawan yaitu Penyelesaian pekerjaan tepat waktu

sesuai dengan target perusahaan, terdiri dari kuantitas dan kualitas kerja

Operasionalisasi variabel pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Defenisi Dimensi Indikator Variabel Skala

Pengukuran

1. Peserta 1. Motivasi belajar

2. Kemampuan

2. Tempat yang Nyaman. 3. Adanya alat peraga

4. Instruktur 1. Penguasaan Materi

2. komunikasi.

1. Kuantitas 1. Beban kerja

2. Hasil kerja

Likert 2. Kualitas kerja 1. Ketelitian

2. Kerapian 3. Standar waktu

(47)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan untuk menyatakan tangggapan

responden terhadap setiap instrumen adalah skala likert dengan 5 alternatif

jawaban. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008 : 133).

Skor yang diberikan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Indikator Skala Likert

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono, (2008:133)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:115). Populasi

dalam penelitian ini dibatasi hanya pada karyawan bagian pelayanan PT PLN

(Persero) Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan sebanyak 48 orang.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Apabila objek kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua, sehingga

penelitian merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2006:122). Penelitian ini

(48)

digunakan sebagai sampel karena jumlah populasinya relatif kecil (Sugiyono,

2005:78), dengan demikian sampel yang diambil adalah keseluruhan dari jumlah

karyawan bagian pelayanan sebanyak 48 karyawan pada PT PLN (Persero)

Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan.

3.7 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian yaitu :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden yang

terpilih pada lokasi penelitian. Data primer dari penelitian ini adalah

dengan menggunakan kuesioner dan wawancara.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi dokumentasi

dan literatur dengan mempelajari berbagai tulisan dan buku-buku,

jurnal-jurnal, dan internet yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan beberapa teknik antara lain :

a. Daftar pertanyaan (qustionnaire)

Pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar

pertanyaan pada responden yakni kepada karyawan bagian pelayanan PT

(49)

b. Wawancara (Interview)

Merupakan suatu jenis pengumpulan data dengan cara mengajukan

beberapa pertanyaaan lisan terhadap narasumber untuk mendapatkan

informasi.

c. Studi dokumentasi

Merupakan pengumpulan data yang menggunakan bahan-bahan literatur,

jurnal dan internet yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitias

Validitas menunjukkan seberapa nyata pengujian mengukur apa yang

harusnya diukur (Situmorang, 2012:76). Uji validitas untuk menguji data yang

didapat apakah valid atau tidak dengan alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner..

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 20.00,

dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika rhitung >rtabel, maka pernyataan dinyatakan valid

b. Jika rhitung<rtabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid

Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada

30 orang responden diluar dari responden penelitian yaitu pada : PT PLN

(50)

Tabel 3.3

Interpretasi item total statistic yaitu:

1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata jika variabel

tersebut dihapus, misalnya jika butir (item) satu dihapus maka rata-rata

variabel sebesar 88.3333; jika butir (item) dua dihapus maka rata-rata

totalnya bernilai 88.1667; dan seterusnya.

2. Scale variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika

butir (item) satu dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 76.299;

sedangkan jika butir (item) dua dihapus maka besarnya variance adalah

(51)

3. Corrected item total correlation merupakan korelasi antar skor item

dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas

instrument. Nilai pada kolom corrected item total correlation merupakan

nilai r hitung yang akan dibandingkan dengan r tabel untuk mengetahui

validitas pada setiap butir instrument. Nilai r tabel pada α 0,05 dengan

derajat bebas df=n-2 = 30-2= 28 pada uji dua arah adalah 0,361.

(52)

Berdasarkan data pada Tabel 3.4 dapat diketahui bahwa butir a8 tidak

valid karena tabel R untuk sampel 30 sebesar 0,361 sedangkan nilai corrected

item total correlation butir tersebut dibawah 0,361. Untuk itu, pernyataan untuk

butir yang tidak valid tersebut harus dihapus. Setelah itu dilakukan pengujian

kembali dan didapatkan hasil seperti yang tertera pada Tabel 3.5 berikut ini:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Setelah Dihapus No Butir Instrumen Nilai r Tabel Corrected Item-Total Correlation

Sumber: Hasil Penelitian, (2013) (data diolah)

Berdasarkan Tabel 3.5 diketahui bahwa setelah pernyataan butir a8 yang

tidak valid dihapus dan dilakukan pengujian kembali, hasil yang didapat

menunjukkan bahwa semua butir pernyataan valid karena nilai corrected item

(53)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Setelah semua butir pertanyaan dinyatakan valid, maka uji selanjutnya

adalah menguji reliabilitas instrumen. Reliabilitas menunjukkan ukuran suatu

kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan

daftar pernyataan yang merupakan dimensi suatu variabel yang disusun dalam

bentuk kuesioner (Situmorang, 2010:72). Pengujian dilakukan dengan

menggunakan bantuan software SPSS versi 20.00 for windows, butir pernyataan

yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan

kriteria sebagai berikut:

a. Jika ralpha>rtabel maka pernyataan reliabel

b. Jika ralpha<rtabel maka pernyataan tidak reliabel

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas No Butir Instrumen Nilai

(54)

19 c4 0,8 0.905 Reliabel

20 c5 0,8 0.904 Reliabel

21 c6 0,8 0.901 Reliabel

Sumber: Hasil Penelitian, (2013) (data diolah)

Tabel 3.6 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted

setiap butir instrument lebih besar dari 0,8 sehingga dapat disimpulkan bahwa

setiap butir instrument dinyatakan reliabel. Reliabilitas instrument juga dapat

dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini:

Tabel 3.7 Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

.910 21

Sumber: Hasil Penelitian, (2013) (data diolah)

3.10 Teknis Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode deskriptif dilakukan untuk menganalisis data penelitian dengan

mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis dan menginterprestasikan data

sehingga dapat memberikan gambaran mengenai topik yang dibahas.

3.10.2 Analisis Statistik

a. Analisis Regresi Linier Bergand a

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu :

pelatihan (X1), pengembangan (X2) terhadap variabel terikat yaitu : efektivitas

kerja karyawan (Y). Penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi

20.00, dengan rumus :

(55)

Dimana:

Y = Efektivitas Kerja Karyawan pada PT PLN (Persero)

Wilayah SUMUT Area Padangsidimpuan

ܽ = Konstanta

ܾଵܾଶ = Koefisien Regresi Berganda

X1 = Pelatihan

X2 = Pengembangan

݁ = Standar Error

b. Uji Asumsi Klasik

Model regresi berganda harus memenuhi syarat asumsi klasik sebelum

data tersebut dianalisis (Ghozali, 2005:91) adapun syarat asumsi klasik tersebut

meliputi :

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data untuk melihat normal atau tidaknya sebaran data yang

dianalisis. Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau

mendekati normal yakni tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Untuk

melihat normalitas data ini digunakan pendekatan grafik, yaitu Normality

Probability Plot dengan melihatpenyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari grafik (Situmorang, 2012 : 100).

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas variabel independen yang satu dengan yang lain

dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara

(56)

gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan

VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS.

Tolerance mengukur variabelitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan

oleh variabel independen lainnya. Nilai umumnya yang biasa dipakai

adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi

multikolinearitas (Situmorang, 2010: 104).

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terjadi varian

gangguan berbeda dari suatu pengamatan, model regresi yang baik adalah

tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi dapat dilakukan dengan melihat

ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot. Jika sebuah varian sama,

maka dikatakan homokedastisitas dan apabila varian berbeda, maka

dikatakan terjadi heterokedastisitas. Alat untuk mengujinya terbagi dua

yaitu, dengan analasis grafik dan analisis residual yang berupa statistic

(Situmorang, 2012 : 108)

c. Pengujian Hipotesis

1. Uji Signifikansi Secara Simultan / Serempak (Uji-F)

Menguji signifikansi pengaruh variabel bebas secara serempak terhadap

variabel terikat dilakukan dengan uji-F. Bentuk pengujiannya adalah sebagai

berikut :

a. Ho : b1=b2 = 0 , artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh

yang signifikan secara serk terdapat pengaruh yang positif dan

(57)

pengembangan terhadap efektivitas kerja karyawan sebagai variabel

terikat (Y).

b. Ha : b1, b2 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang

signifikan secara serk terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel bebas (X1 dan X2) yaitu pelatihan dan pengembangan

terhadap efektivitas kerja karyawan sebagai variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

2. Uji Signifikansi secara Parsial (Uji-t)

Uji-t dilakukan menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel secara

individual terhadap variabel teikat.

a. Ho : b1 = b2 = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2) yaitu pelatihan

dan pengembangan terhadap efektivitas kerja karyawan sebagai

variabel terikat (Y).

b. Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2) yaitu pelatihan dan

pengembangan terhadap efektivitas kerja karyawan sebagai variabel

terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Ho diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%

(58)

3. Koefisien Determinan (R2)

Koefisien Determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa kemampuan

model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati

satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2) adalah besar

terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat

untuk menerapkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap veriabel terikat.

Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa

pengaruh variabel bebas (X1,X2) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal

(59)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Awal sejarahnya adanya listrik di Indonesia dimulai sejak penjajahan

Belanda. Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada di wilayah Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia ( Jakarta sekarang ), maka

30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di

tanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di Jl. Listrik No. 12

Medan, dibangun oleh NV NIGEM / OGEM perusahaan swasta Belanda.

Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan

Brandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Siibolga (NV ANIWM) Brastagi dan

Tarutung (1929), Tanjung Balai (1931) milik Gemeente – Kotapraja, Labuhan

Bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937).

Pada tahun 1955 berdiri PLN Distribusi Cabang Sumatera Utara

(Sumatera Timur dan Tapanuli). Setelah dikeluarkannya SK Menteri PUTL. No.

16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan diubah menjadi

Sumatera Utara, Aceh, Riau dan Sumatera Barat menjadi PLN esploitasi I.

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Ekploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. KPTS 009/DIRPLN/66

tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu

(60)

Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab

membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh

Wilayah RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara

dirubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.

Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang

merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi

PLN Wilayah II Sumatera Utara.

PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan sendiri merupakan Ranting

dari PT. PLN (Persero) Cabang Sibolga, yang kemudian berubah menjadi PT.

PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan karena semakin meningkatnya

kebutuhan listrik untuk masyarakat. Pada tanggal PT. PLN (Persero) Cabang

Padangsidimpuan berubah nama menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera

Utara Area Padangsidimpuan berdasarkan . PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera

Utara Area Padangsidimpuan sekarang menaungi beberapa Ranting dan Rayon,

yaitu :

a. Rayon Padangsidimpuan Kota

b. Ranting Sipirok

c. Ranting Gunung Tua

d. Ranting sibuhuan

e. Ranting Panyabungan

f. Ranting Kota Nopan

Gambar

Tabel 1.1 Pencapaian Target dan Realisasi Kinerja
Tabel 1.2 Komplain Pelanggan Terhadap Aktivitas Kerja
Tabel 2.1 Perbedaan antara Pendidikan dan Pelatihan
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu saudara/i untuk menjawab dan mengisi daftar pernyataan wawancara atas penelitian tentang “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan

Pada kesempatan ini saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi daftar pertanyaan yang diajukan berdasarkan pendapat pribadi dari apa yang

Responden yang terhormat, bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi data kuesioner yang diberikan.. Informasi yang Bapak/Ibu berikan merupakan bantuan yang

Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu saudara/i untuk menjawab dan mengisi daftar pernyataan atas penelitian tentang pengaruh karakter kewirausahaan dan

kesediaan Bapak/Ibu yang telah meluangkan waktu untuk mengisi angket ini, dan.. peneliti mohon maaf apabila ada pernyataan yang tidak berkenan

Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu saudara/i untuk menjawab dan mengisi daftar pernyataan wawancara atas penelitian tentang pengaruh karakteristik wirausaha dan

Saya mohon kerja sama dari Bapak/Ibu untuk mengisi seluruh pernyataan yang terdapat dalam skala ini sesuai dengan keadaan atau gambaran diri Bapak/Ibu yang

Salah satu dari tujuan perusahaan yang dinilai dari hasil kinerja karyawan adalah efektivitas kerja karyawan tersebut yaitu melalui pelayanan yang diberikan kepada pelanggan