PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu
tanaman sayuran buah yang mempunyai peranan penting dalam memenuhi gizi
masyarakat karena mengandung vitamin dan mineral yang berguna bagi kesehatan
(Tugiono, 2001).
Tomat termasuk sayuran buah yang paling digemari oleh setiap orang. Hal
ini disebabkan oleh rasanya yang enak, segar dan sedikit asam. Lagi pula tomat
merupakan sumber vitamin A, vitamin C, dan sedikit vitamin B, (Calvin dan
Knutson, 1983). Dalam 100 gram bahan mengandung protein sebanyak 1 gram,
karbohidrat 4,10 gram vitamin A 735 mg dan bahan penting lainnya yang
dibutuhkan tubuh manusia (Tim BPPP, 2000).
Kebutuhan pasar akan buah tomat dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal
ini tercermin dari angka produksi yang terus meningkat. Berdasarkan hasil sensus
perdagangan 1989, produksi tomat berturut-turut adalah 138.108 ton pada tahun
1984, kemudian meningkat lagi pada tahun 1986 menjadi 189.400 ton, dan pada
tahun 1988 mencapai 192.200 ton. Kendala yang sering dihadapi dalam memenuhi
peluang pasar swalayan dan ekspor terutama terletak pada ketidaksesuaian antara
kualitas yang dibutuhkan pasar dengan kualitas produk yang dihasilkan (Tim
Rendahnya produktivitas tomat di tingkat petani disebabkan petani kurang
mendapatkan informasi mengenai kultur teknis tomat dan adanya hama penyakit
virus. Penggunaan pestisida tidak sesuai dengan hama dan penyakit virus sasaran
menyebabkan produksi rendah dan biaya pemakaian pestisida yang tinggi.
Peluang untuk meningkatkan produktivitas tomat dapat dilakukan dengan
perbaikan kultur teknis sesuai dengan kondisi agroekosistem setempat (Tim
BPPP, 2000).
Akibat adanya serangan penyakit Cucumber Mozaic Virus pada tanaman
tomat dapat menyebabkan petani mengalami gagal total di sentra-sentra produksi
(Litbang, 2004).
Adanya serangan penyakit CMV (Cucumber Mozaic Virus) ini tidak
mengenal umur tanaman. Apabila terjadi penyakit virus pada jaringan floem dan
xilem tidak dapat disembuhkan (Marwoto dan Sri, 2000) walaupun menggunakan
insektisida sintetik seperti pyrethroid dan karbamat, karena mekanisme kerja virus
memperbanyak diri dalam jaringan tanaman sangat cepat dan merusak struktur
RNA tanaman, sehingga menyebabkan terganggunya seluruh aktivitas
metabolisme yang mula-mula ditandai dengan daun berwarna kekuning-kuningan
dan berubah menjadi keriput kemudian menggulung yang membuat pertumbuhan
tanaman kerdil disertai seluruh percabangan yang tertekan dan akibatnya
pembentukan bunga dan buah terhambat (Deptan, 1996, 1999).
Untuk mengatasi dan mengurangi penularan virus dari tanaman sakit ke
kultur teknis, yaitu memangkas pada bagian organ vegetatif yang terinfeksi oleh
virus atau mencabut tanaman kemudian membakarnya. Penggunaan berbagai
macam jenis insektisida hanya mencegah dan mengendalikan vektornya saja.
Kemungkinan dengan penggunaan teknologi baru hal ini dapat diatasi
sebelum terjadi infeksi virus, tanaman diberi vaksin CARNA-5 dengan
mengaplikasikannya mulai dari sejak dini di pembibitan, sehingga terjadi sistem
kekebalan tubuh tanaman dan sekaligus melindungi sel-sel jaringan tanaman,
khususnya struktur RNA, dari serangan virus.
Pertumbuhan dan produktivitas tanaman dipengaruhi oleh sifat fisiologis
dan morfologi tanaman. Penampilan sesuatu tanaman dapat dicerminkan oleh
bentuk tajuk dan sangat berhubungan dengan laju proses fotosintesa (Sutoro dkk,
1997).
Kemampuan tanaman untuk meneruskan pertumbuhan berpusat pada titik
tumbuh dan berada di daerah meristematik pada tunas puncak (apikal), meristem
tunas cabang dan ujung perakaran (Harjadi dan Yahya, 1988) dan meristem pada
ujung merupakan daerah tempat sel membelah diri secara aktif (Loveless, 1991).
Pemangkasan tunas cabang samping pada batang utama, merupakan salah
satu kegiatan pemeliharaan pada tanaman tomat untuk mengurangi jumlah tunas
sehingga perkembangan buahnya maksimal, selain itu pemangkasan juga berguna
untuk mengurangi gangguan hama dan penyakit (Tim Penulis PS, 2004).
Fosfor merupakan salah satu unsur hara makro yang sangat penting dalam
tanaman tidak sebanyak unsur nitrogen dan kalium hanya kira-kira sepersepuluh
dari unsur tersebut, namun peranannya sangat menentukan (Manurung, 1989).
Unsur fosfor dapat mendorong pertumbuhan akar, pembentukan bunga,
pengisian buah dan biji (Manurung, 1989) dan Gunarto dkk, (1998) menyatakan
secara tehnis hara fosfor merupakan kunci kehidupan tanaman, karena terlibat
pada seluruh proses metabolisme tanaman dan ikut membentuk senyawa-senyawa
struktural seperti asam nukleat untuk keperluan reproduksi dan konversi transfer
energi yang tinggi.
Indonesia merupakan negara yang paling tinggi laju pemakaian pupuk
fosfor. Selama periode 1979 – 1986 pemakaian pupuk fosfor meningkat secara
luar biasa mencapai 28,70% per tahun dan tahun 1983 – 1987 laju kenaikan
permintaan pupuk fosfor cukup besar yaitu sekitar 9% per tahun (Gunarto
dkk, 1998).
Sementara cadangan fosfor di Indonesia sangat sedikit jumlahnya, untuk
kebutuhan nasional satu tahun tidak mencukupi. Oleh karena itu perlu memahami
sebaik mungkin masalah-masalah pemakaian fosfor di dalam tanah dan tanaman
untuk menekan penggunaan pupuk fosfor, agar devisa negara dapat dihemat
(Manurung, 1987).
Keberhasilan pemupukan fosfor sangat ditentukan oleh berbagai faktor,
salah satu adalah cara aplikasi dan ketersediaannya dalam tanah. Dengan
mengetahui cara aplikasi yang tepat dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
Pupuk fosfor pada tanaman tomat umumnya diberikan dalam dua tahap
yaitu 2 – 3 minggu setelah tanam dan 4 – 5 minggu setelah tanam (DBPH, 1997).
Kecenderungan saat ini ialah, melakukan pemupukan fosfor pada tanaman
tomat pada saat sebelum tanam dan sesudah tanam bahkan sampai saat panen
yaitu frekuensi pemberiannya ditingkatkan dengan cara pupuk fosfor terlebih
dahulu dilarutkan dengan air dan kemudian diaplikasikan dengan cara kocor atau
disiramkan di sekitar pangkal batang maupun ke permukaan tanah.
Melalui frekuensi pemupukan tersebut kemungkinan pupuk fosfor akan
lebih efektif untuk tersedia dan dapat diserap oleh akar, sehingga energi yang
dibutuhkan oleh tanaman lebih tersedia untuk pembentukan ATP dan ADP dan
akan lebih memacu peningkatan komponen pertumbuhan vegetatif dan generatif
tomat.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut di atas, perlu dilakukan penelitian yang
berhubungan dengan penggunaan vaksin CARNA-5 untuk melindungi sel dan
struktur RNA dari kerusakan yang diakibatkan oleh virus dan pemangkasan serta
perlu pemupukan fosfor untuk ketersediaan dan keseimbangan sumber energi,
sehingga proses metabolisme berjalan dengan baik dan akibatnya dapat
meningkatkan perbaikan komponen pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.
Rumusan Masalah
Faktor penyebab kegagalan pertanaman tomat dan rendahnya tingkat
vektor penyebab penyakit Cucumber Mozaic Virus (CMV), sehingga daun
menjadi kering dan akibatnya “source dan sink” akan terganggu. Demikian halnya
pada kultur tehnis sangat berhubungan dengan pemangkasan untuk mengurangi
persaingan sesama organ vegetatif maupun organ reproduktif tanaman. Dengan
melakukan frekuensi pemupukan fosfor dapat diaplikasikan secara kocor ke
sekitar media tumbuh pangkal batang, kemungkinan fosfor lebih tersedia untuk
diserap oleh akar untuk meningkatkan kebutuhan sumber energi dan mendukung
source dan sink tanaman, sehingga hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
menemukan jawabannya.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh aplikasi vaksin CARNA-5 sejak dini
di pembibitan terhadap kekebalan tubuh tanaman, sehingga lebih tahan apabila
ada gangguan organisme pengganggu tanaman sebagai vektor penyebab
penyakit Cucumber Mozaic Virus tomat di lapangan.
2. Untuk mengetahui apakah melalui pemangkasan dengan meninggalkan 2 dan 3
cabang utama dapat menghasilkan cabang lateral lebih produktif, bunga dan
buah lebih berkualitas.
3. Untuk mengetahui apakah frekuensi pemupukan fosfor secara kocor di sekitar
media tumbuh pangkal batang dapat mendukung dan meningkatkan komponen
4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh interaksi ketiga hal tersebut terhadap
komponen pertumbuhan dan produksi tomat.
Hipotesis Penelitian
1. Melalui vaksin CARNA-5 sejak dini di pembibitan dapat menghambat dan
menekan penyakit CMV di lapangan pertanaman.
2. Pemangkasan dengan meninggalkan 2 atau 3 cabang utama mempengaruhi
pertumbuhan vegetatif serta cabang dan produksi tomat.
3. Frekuensi pemupukan fosfor secara kocor di sekitar media tumbuh pangkal
batang, hara P lebih tersedia untuk diserap akar untuk meningkatkan kondisi
pertumbuhan dan produktivitas tanaman tomat.
4. Perlakuan vaksin CARNA-5, pemangkasan dan frekuensi pemupukan fosfor
dapat saling mendukung bagi pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.
Kegunaan Penelitian
1. Diharapkan dapat sebagai bahan informasi bagi masyarakat luas khususnya
petani dan pengelola agrobisnis tanaman tomat.
2. Sebagai bahan penulisan tesis dan merupakan salah satu syarat untuk