• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Ternak Sapi di Kabupaten Asahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Ternak Sapi di Kabupaten Asahan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kredit

Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan (truth atau faith), oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Arti percaya dari pemberi kredit adalah ia percaya kepada penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian. Sedangkan bagi penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai dengan jangka waktu. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan yang berupa uang, jasa atau barang (Suyatno et al., 2007).

Pengertian kredit menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pengertian bank menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Bank Indonesia, 2002).

(2)

sistem syariah menitik beratkan pada bagi hasil sebagai padanan kredit pada bank konvensional sehingga pada bank syariah dikenal dengan aktivitas pembiayaan (Suyatno et al., 2007).

Pengertian kredit diatas dapat dijelaskan bahwa kredit adalah pemberian pinjaman (kredit) dalam jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Nasabah menyelesaikan pinjamannya kepada perusahaan sebagai pemberi pinjaman (kreditur), dengan cara mengembalikan uang pinjaman dan membawa sewa modalnya berdasarkan ketentuan yang berlaku. Manusia memerlukan kredit karena manusia adalah homo economicus dan setiap manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia beraneka ragam sesuai dengan harkatnya yang selalu meningkat, sedangkan kemampuannya untuk mencapai sesuatu yang diinginkan terbatas. Hal ini menyebabkan manusia memerlukan bantuan untuk memenuhi hasrat dan citacitanya, dalam hal ini ia berusaha. Maka untuk meningkatkan usahanya atau untuk meningkatkan daya guna suatu barang, manusia sangat memerlukan bantuan dalam bentuk permodalan. Bantuan pada lembaga keuangan bank maupun non perbankan disebut kredit.

Dalam memberikan kredit, lembaga keuangan khususnya bank mempunyai kriteria penilaian terhadap nasabah. Suyatno et al. (2007) menjelaskan beberapa unsur-unsur kredit adalah:

1. Kepercayaan

(3)

penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara internal maupun eksternal. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.

2. Kesepakatan

Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dan masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya.

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.

4. Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yang tidak disengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.

5. Balas Jasa

(4)

2.2 Pentingnya Kredit Dalam Mendukung Usaha Tani

Kredit sangat dibutuhkan untuk melaksanakan pembagunan. Kredit memiliki fungsi dan tujuan yaitu:

1. Mencari keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hal tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup lembaga keuangan tersebut. Jika lembaga keuangan terus menerus rugi, maka besar kemungkinan lembaga keuangan tersebut akan dilikuidasi atau dibubarkan.

2. Membantu usaha nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

3. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah:

a. Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank.

(5)

c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar di masyarakat.

d. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat devisa negara.

e. Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan ekspor.

Pemerintah ada menyalurkan kredit untuk membantu petani. Pusat Pembiayaan Pertanian (2009) menyatakan bahwa untuk sektor pertanian penyaluran kredit bertujuan untuk: (1) meningkatkan akses kredit/pembiayaan petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani kepada lembaga keuangan perbankan, (2) mempercepat pertumbuhan sektor riil (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan), (3) mendukung program ketahanan pangan dan program-program lain yang ada di Departemen Pertanian, dan (4) dalam rangka

(6)

meminjam modal dari sumber keuangan informal dan komersial, dan (4) untuk pemerataan.

Kredit sangat berperan penting dalam pembangunan pertanian Indonesia. Hastuti (2004), pentingnya kredit terkait dengan tipologi petani yang sebagian besar merupakan petani kecil dengan penguasaan lahan yang sempit sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pemupukan modal. Untuk melakukan pemupukan modal usahatani, salah satu caranya adalah akses terhadap kredit. Peningkatan akses terhadap kredit akan meningkatkan kemampuan petani membeli sarana produksi dan menggunakan teknologi produksi sehingga dapat dicapai peningkatan efisiensi usahatani (Hazarika dan Alwang, 2003).

Dapat disimpulkan bahwa kredit merupakan salah satu pendukung utama pengembangan adopsi teknologi usahatani yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan pendapatan usahatani. Syukur et al. (1990) selain meningkatkan adopsi terhadap teknologi, kredit untuk sektor pertanian seperti Bimas, kredit intensifikasi dan Kredit Usaha Tani (KUT), kredit juga berfungsi efektif sebagai perangkat introduksi. Hubungan adopsi teknologi dengan kredit adalah dengan adanya akses petani terhadap sumber kredit maka diharapkan petani dapat mengalokasikan kredit yang didapatnya untuk mengadopsi teknologi baru yang dapat meningkatkan produktivitas usahataninya.

(7)

harus dilaksanakan dengan efisien sehingga kredit tersedia dan mudah di dapatkan oleh petani. Petani yang dapat mengelola kredit dengan baik, akan dapat mengembalikan kredit tepat waktu.

(8)

2.3 Modal

Pengertian Modal Pengertian modal usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Listyawan Ardi Nugraha (2011) “modal usaha adalah uang yang

dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan”. Modal dalam pengertian ini

dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis.

Macam-macam Modal 1) Modal Sendiri

Menurut Mardiyatmo (2008) mengatakan bahwa modal sendiri adalah modal yang diperleh dari pemilik usaha itu sendiri. Modal sendiri terdiri dari tabungan, sumbangan, hibah, saudara, dan lain sebagainya. Kelebihan modal sendiri adalah: a) Tidak ada biaya seperti biaya bunga atau biaya administrasi sehingga tidak menjadi beban perusahaan; b) Tidak tergantung pada pihak lain, artinya perolehan dana diperoleh dari setoran pemilik modal; c) Tidak memerlukan persyaratan yang rumit dan memakan waktu yang relatif lama; d) Tidak ada keharusan pengembalian modal, artinya modal yang ditanamkan pemilik akan tertanam lama dan tidak ada masalah seandainya pemilik modal mau mengalihkan ke pihak lain. Kekurangan modal sendiri adalah:

(9)

b) Perolehan modal sendiri dalam jumlah tertentu dari calon pemilik baru (calon pemegang saham baru) sulit karena mereka akan mempertimbangkan kinerja dan prospek usahanya.

c) Kurang motivasi pemilik, artinya pemilik usaha yang menggunakan modal sendiri motivasi usahanya lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan modal asing.

2) Modal Asing (Pinjaman)

Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang biasanya diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh dari pinjaman. Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang tidak terbatas, artinya tersedia dalam jumlah banyak. Di samping itu, dengan menggunakan modal pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak manajemen untuk mengerjakan usaha dengan sungguh-sungguh. Sumber dana dari modal asing dapat diperoleh dari:

a) Pinjaman dari dunia perbankan, baik dari perbankan swasta maupun pemerintah atau perbankan asing.

b) Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan pegadaian, modal ventura, asuransi leasing, dana pensiun, koperasi atau lembaga pembiayaan lainnya. c) Pinjaman dari perusahaan non keuangan.

Kelebihan modal pinjaman adalah:

(10)

b) Motivasi usaha tinggi. Hal ini merupakan kebalikan dari menggunakan modal sendiri. Jika menggunakan modal asing, motivasi pemilik untuk memajukan usaha tinggi, ini disebabkan adanya beban bagi perusahaan untuk mengembalikan pinjaman. Selain itu, perusahaan juga berusaha menjaga image dan kepercayaan perusahaan yang memberi pinjaman agar tidak tercemar.

Kekurangan modal pinjaman adalah:

a) Dikenakan berbagai biaya seperti bunga dan biaya administrasi. Pinjaman yang diperoleh dari lembaga lain sudah pasti disertai berbagai kewajiban untuk membayar jasa seperti: bunga, biaya administrasi, biaya provisi dan komisi, materai dan asuransi.

b) Harus dikembalikan. Modal asing wajib dikembalikan dalam jangka waktu yang telah disepakati. Hal ini bagi perusahaan yang sedang mengalami likuiditas merupakan beban yang harus ditanggung.

c) Beban moral. Perusahaan yang mengalami kegagalan atau masalah yang mengakibatkan kerugian akan berdampak terhadap pinjaman sehingga akan menjadi beban moral atas utang yang belum atau akan dibayar (Kasmir, 2007:91). 3. Modal Patungan

Selain modal sendiri atau pinjaman, juga bisa menggunakan modal usaha dengan cara berbagai kepemilikan usaha dengan orang lain. Caranya dengan menggabungkan antara modal sendiri dengan modal satu orang teman atau beberapa orang (yang berperan sebagai mitra usaha) (Jackie Ambadar, 2010:15)

2.4 Lembaga Keuangan Dan Permodalan Usaha Tani

(11)

kepada masyarakat, terutama untuk membiaya investasi perusahaan-perusahaan (SK Menteri Keuangan Nomor Kep-38/MKIV.I/72). Secara umum lembaga keuangan berfungsi sebagai penerima dan penyalur dana bagi nasabah. Salah satu bentuk penyaluran dana adalah kredit. Sariwulan (2000) menyatakan peran kredit merupakan kebutuhan penting bagi nasabah, dan juga menjadi pengerak utama perkembangan lembaga keuangan.

2.5 Perkembangan Kredit Peternakan

(12)

131/PMK.05/2009, tentang Kredit Usaha Pembibitan Sapi, yang berlaku mulai 18 Agustus 2009.

KUPS adalah kredit yang diberikan bank kepada pelaku usaha pembibitan sapi, termasuk sapi perah, yang memperoleh subsidi bunga dari pemerintah. Pelaku usaha yang dimaksud adalah perusahaan pembibitan, koperasi, kelompok/gabungan kelompok peternak yang melakukan usaha pembibitan sapi. KUPS bertujuan untuk meningkatkan populasi sapi, menyediakan bibit sapi berkelanjutan, menumbuhkan industri dan kelompok pembibitan serta memperluas lapangan kerja. Sasaran yang akan dicapai sampai dengan tahun 2014 adalah tersedianya 1 (satu) juta ekor sapi induk dalam kurun waktu 5 tahun (200.000 ekor/tahun), untuk pembibitan sapi potong (80%) dan sapi perah (20%), pelaku usaha yaitu perusahaan, koperasi, kelompok/gabungan kelompok, peternak yang melakukan usaha pembibitan. KUPS adalah kredit executing, dimana 100% merupakan uang perbankan dan diberikan secara langsung kepada pelaku usaha (perusahaan, koperasi, kelompok dan gapoktan). Bank yang ditunjuk oleh pemerintah dalam program ini adalah BRI, BNI, Mandiri dan Bukopin. Calon peserta KUPS direkomendasikan oleh instansi yang membidangi fungsi peternakan ditingkat kabupaten/kota dan tingkat pusat oleh Ditjen Peternakan (Ditjen Perbibitan).

(13)

kesempatan bagi pelaku usaha untuk dapat mengembangkan usaha yang dimilikinya. Bagi para masyarakat yang memiliki usaha tetapi terkendala di bidang modal untuk dapat mengembangkan usaha yang dimilikinya dapat mengajukan prmohonan kredit dan mendapatkan pinjaman. Dengan begitu, usaha yang dimiliki oleh mereka akan dapat lebih maju dan berkembang baik itu dari segi produksi, pemasaran serta untung yang diperoleh kemudian.

2.6 Penerimaan Usahatani

(14)

2.6.1 Biaya Usahatani

Biaya usahatani merupakan semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani ( Soekartawi, 1995). Dari segi sifat biaya dalam hubungannya dengan tingkat output, biaya dapat dibagi, sebagai berikut:

1. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost) = TFC Menurut Soekartawi (1995), biaya tetap total adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan selalu dikeluarkan walaupun produksi yang dihasilkan banyak atau sedikit. Contoh dari biaya tetap adalah pajak, alat-alat pertanian, sewa tanah dan irigasi. Sedangkan Shinta (2011) menjelaskan bahwa Total Fixed Cost (TFC) merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan atau petani yang tidak mempengaruhi hasil output atau hasil produksi. Berapapun jumlah output yang dihasilkan biaya tetap itu sama saja

2. Biaya Variabel Total (Total Variable Cost) = TVC Biaya variabel total merupakan biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang dihasilkan atau keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi variabel. Contohnya biaya untuk sarana produksi (input) seperti biaya penggunaan tenaga kerja, biaya penggunaan benih, biaya penggunaan pupuk dan biaya penggunaan pestisida.

(15)

2.6.2 Pendapatan Usahatani

Menurut Soekartawi (1995), pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Analisis pendapatan dilakukan untuk menghitung seberapa besar pendapatan yang diperoleh dari suatu usahatani. Tingkat pendapatan ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Π = TR – TC

Keterangan :

Π = Income / Pendapatan (keuntungan usahatani)

TR = Total Revenue / Penerimaan Total TC = Total Cost / Biaya Total

Keterangan:

Apabila nilai TR > TC, maka petani memperoleh keuntungan dalam berusahatani. Apabila nilai TR < TC, maka petani mengalami kerugian dalam berusahatani. Pendapatan usaha adalah selisih antara peneirmaan usaha dengan pengeluaran usaha untuk menghasilkan uang. Selain itu untuk menganalisis biaya dan pendapatan disertai analisis rasio penerimaan atas biaya, analisis rasio keuntungan atas biaya dan analisi titk impas (break even point)

(16)

Nilai R/C ratio lebih besar dari satu menunjukan bahwa penambahan biaya satu satuan mata uang (rupiah) maka akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar dari satu satuan mata uang. Sebaliknya jika nilai ratio lebih kecil dari satu berarti penambahan biaya satu satuan mata uang akan menghasilkan penerimaan kurang dari satu satuan mata uang. Suatu usaha dapat dikatakan layak dan menguntungkan apabila R/C ratio lebih besar dari satu, begitupun sebaliknya.

B/C ratio merupakan metode yang dilakukan untuk melihat berapa manfaat yang diterima oleh proyek untuk satu satuan mata uang yang dikeluarkan. B/C ratio adalah suatu ratio yang membandingkan antara benefit atau pendapatan dari suatu usaha dengan biaya yang dikeluarkan.

Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai B/C lebih besar dari nol, semakin besar nilai B/C maka semakin besar pula manfaat yang diperoleh dari usaha tersebut dan menunjukan semakin besar pula pendapatan yang diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan.

2.7 Teori Biaya Produksi

(17)

diartikan sebagai tambahan biaya total dari penerapan keputusan manajerial (Sukirno, 2002) Fungsi biaya rata-rata atau unit-1 kadang-kadang lebih berguna dari fungsi biaya totaldalam pengambuilan keputusan suatu usaha disektor pertanian.

Fungsi biaya rata-rata dapat diperoleh dengan membagi fungsi biaya total yang relevan dengan output. Biaya marjinal adalah perubahan biaya total yang berkitan dengan perubahan biaya output. Fungsi biaya marjinal berpotongan dengan fungsi biaya Universitas Sumatera Utara total rata-rata dan fungsi biaya variabel rata-rata dititik minimum kedua fungsi tersebut. Fungsi biaya rata-rata jangka panjang akan: a. Menurun, apanila skala pengembalian dalam produksi adalah meningkat. b. Konstan, apabila skala pengembalian dalam produksi adalah konstan, dan c. Meningkat, apabila skala ppengembalian dalam produksi adalah menurun (Suhartati, 2002).

(18)

2.8 Landasan Teori

(19)

2.9 Penelitian Terdahulu

Penelitian Nugroho (2007), yang berjudul Pengaruh Pemberian Kredit PD BPR Badan Kredit Kecamatan (BKK) Ngadirojo terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil di Kecamatan Ngadirojo Wonogiri Jawa Tengah. Hasil penelitian adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian kredit dari PD BPR Badan Kredit Kecamatan (BKK) Ngadirojo terhadap perkembangan pendapatan kecil di Kecamatan Ngadirojo ditinjau dari segi perbedaan pendapatan rata-rata per bulan yang diperoleh sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari PD BPR Badan Kredit Kecamatan (BKK) Kecamatan Ngadirojo.

Penelitian Rachmawati dan Hotniar (2009) yang berjudul Analisis Pengaruh Kredit, Aset Dan Jumlah Pegawai Terhadap Pendapatan Usaha Kecil Menengah (UKM) Penerima Kredit Bank Perkreditan Rakya. Dalam Penelitian Rachmawati Malik dan Hotniar Siringoringo kredit yang diterima oleh UKM dari BPR berpengaruh positif, langsung dan signifikan terhadap jumlah aset. Kredit yang diterima oleh UKM dari BPR berpengaruh positif, langsung dan signifikan terhadap jumlah pegawai. Kredit yang diterima oleh UKM dari BPR berpengaruh positif, langsung dan signifikan terhadap pendapatan UKM. Aset UKM berpengaruh negatif, tidak langsung dan signifikan terhadap pendapatan UKM.

(20)

taraf nyata sepuluh persen. Hal ini berarti pemberian kredit berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan

2.10 Kerangka Pemikiran

Peternak mengunakan kredit sebagai bantuan modal untuk mengembangkan usaha ternak serta meningkatkan pendapatan peternak. Namun, untuk menghitung pendapatan kita harus mengetahui selisih penerimaan (revenue) dengan biaya (cost). Dimana penerimaan itu ialah hasil penjualan daging sapi, sedangka biaya itu ialah pengeluaran yg digunakan untuk usahatani tersebut dalam hal ini biayanya digunakan untuk biaya pembelian bibit, pembelian pakan, biaya tenaga kerja, serta biaya perbaikan kandang.

Keterangan :

: Menyatakan Alur : Menyatakan Perbedaan

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

Peternak Pengusaha

Sebelum Menggunakan

KUPS

Sesudah Menggunakan

KUPS

(21)

2.11 Hipotesis Penelitian

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN SINTANG TAHUN ANGGARAN 2014 Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Tugas Akhir

Efek yang dirasakan oleh YW setelah mengikuti intervensi SEFT adalah: Sakit asam lambung sudah tidak sering kambuh, emosi lebih terkendali, lebih ikhlas dengan keadaan

So it can be concluded that H0 is rejected and Ha is accepted because the t-test is &lt;0.05 which is 0.00 &lt;0.05 and t count&gt; t table is 3.946&gt; 1.987 which

“Kelas Sosial dan Interaksi Sosial pada Komunitas Agama Sikh di Medan.” Skripsi, Departemen Sosiologi Universitas Sumatera Utara. “Potensi Konflik Laten Antara Aliran Penganut

Depkes RI (2009) mengemukakan pada tahun 2008 jumlah pasien rawat jalan di Indonesia sebanyak 3.511.321 orang sedangkan jumlah pasien rawat inap di Indonesia sebanyak

Telah dilakukan penelitian uji penurunan kadar glukosa darah ekstrak daun kubis (Brassica oleracea var. Capitata) terhadap tikus putih hiperglikemia dengan metode uji toleransi

Dalam Acara RUPS Tahunan dapat juga dimasukkan usul yang diajukan oleh Dewan Komisaris dan/atau seorang atau lebih Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit

Pada perlakuan konsentrasi kunyit 20% dengan lama perendaman selama 60 menit warna tahu menjadi kuning dan berubah kuning buram selama penyimpanan 72 jam,