• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Penggunaan KB Suntik Dengan Tekanan Darah pada Akseptor di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara Penggunaan KB Suntik Dengan Tekanan Darah pada Akseptor di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Kontrasepsi 2.1.1. Defenisi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti “mencegah” atau “melawan” dan kontrasepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan (BKKBN, 2007). Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi yang diberikan dengan cara di suntikkan melalui intramuscular (IM) daerah otot pantat (gluteus maximus) (Siswososudarmo, 2006).Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan setelah hubungan seksual dengan menghambat sperma mencapai ovum matang (metode yang mencegah ovulasi) atau dengan mencegah ovum yang dibuahi tertanam pada endometrium (mekanisme yang menyebabkan linhkungan uterus yang tak cocok) (Anonim, 2008).

2.1.2. Macam-macam Kontrasepsi

Terdapat beberapa macam alat kontrasepsi yang dapat digunakan, antara lain:

(2)

Selama klien belum mendapatkan haid dan waktunya kurang dari 6 bulan pasca persalinan.Efektifnya dapat mencapai 98%.Mal efektif bila menyusui lebih dari delapan kali sehari dan bayi mendapat cukup asupan perlaktasi (Saroha, 2009); (3). Motede suhu tubuh, saat ovulasi peningkatan progesterone menyebabkan peningkatan suhu basal tubuh (SBT) sekitar 0,2ᵒC -0,5ᵒC. peningkatam suhu tubuh adalah indikasi bahwa telah terjadi ovulasi. Selama 3 hari berikutnya (memperhitungkan waktu ekstra dalam masa hidup sel telur) diperlukan pantang berhubungan intim.Motode suhu mengindetifikasi akhir masa subur bukan awalnya (Hartanto, 2010); (4) Sanggama terputus (koitus interuptus) adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.Efektifitas bergabung pada kesediaan pasang untuk melakukan sanggama terputus, setiap pelaksanaannya (angka kegagalan 16-23kehamilan per 100 perempuan) (Hartanto, 2010).

(3)

(4) Kontrasepsi Mantap (KONTAP) adalah suatu cara permane baik pada pria dan pada wanita, dilakukan dengan tindakan mengoklusi tuba falopi (mengikat atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovom (tubektomi) atau menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan okulasi vasa defensia sehingga alur trasportasi sperma terhambat dan proses vertilisasi tidak terjadi (vasektomi); (5) kontrasepsi suntikan adalah kontrasepsi yang diberikan dengan cara disuntikkan secara intramuscular (IM) di daerah otot pantat (gluteus maximus).

2.2. Kontrasepsi Suntikan

Kontrasepsi suntikan ialah jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan. Jenis kontrasepsi suntikan yang berdaya kerja lama tetapi masih banyak digunakan yaitu: Depomedroksi Progesteron Asetat (DMPA) atau Depo Provera. Diberikan setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg. Disuntikkan secara intramuscular didaerah otot pantat.Jenis Kontrasepsi selanjutnya yaitu Norethidrome Enanthate(NET-EN) atau Noresterat. Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama (3 kali suntikan pertama) kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu (Hartanto, 2010). Jenis kontrasepsi lain yaitu kontrasepsi suntikan kombinasi. Kontrasepsi jenis ini mengandung 25 mg Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi intramuskular sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg Nerotindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan dengan injrksi intramuscular sebulan sekali (Saifuddin, 2010).

(4)

Tanpa pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan mungkin hamil. Selain itu pada penggunaan Depo Provera, Endomertium menjadi tipis dan atropi dengan berkurangan aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon progestin dengan sedikit hormon estrogen pada suntikan Cyclofem akan merasngsang timbulnya haid setiap bulan (Saifuddin, 2006).

2.2.1. Efektivitas Kontrasepsi Suntikan

Memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan / tahun, asal penyuntikan dilakukan secara benar sesuai jadwal yang di tentukan (Saifuddin, 2006).Efek samping komponen kontrasepsi hormonal paling sering adalah gangguan haid, mual mungkin akan timbul pada awal penggunaan peningkatan tekanan darah, rasa sakit di kelenjar mamae, gangguan toleransi glukosa pada diabetes, trombo emboli. Kemponen progestin dapat menyebabkan sakit kepala, gangguan kardio vaskuler umunya lebih sering terjadi pada wanita usia lebih dari 35 tahun, perokok, atau mempunyai faktor resiko misalnya obesitas, diabetes yang terapinya kurang baik atau hipertensi.

2.2.2. Keuntungan Kontrasepsi Suntikan

(5)

Sampai perimenopause, pada suntikan Cyclofem terdapat hormon estrogen dalam dosis rendah untuk memacu terjadinya haid setiap bulan.

2.2.3. Kerugian Kontrasepsi Suntikan

Menurut Saifuddin (2006) kerugian kontrasepsi suntikan antara lain: Pola haid yang normal dapat berunah menjadi amnorrhea, menoragia, metroragia dan spotting. Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakai.Klien sangat tergantung pada sarana pelayanan kesehatan oleh sebab itu tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.Kontrasepsi suntik juga tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.Juga dapat terjadi berat badan yang berubah. Kemudian akan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah pemakaian dihentikan. 2.2.4. Indikasi Kontrasepsi Suntikan

Indikasi kontrasepsi suntikan antara lain: usia reproduksi, nulipara dan yang telah memiliki anak, menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi, menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, setelah melahirkan dan tidak menyusui, setelah abortus atau keguguran, tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen (kontrasepsi progestin), sering lupa memakai pil, dan mendekati usia menopause yang tidak mau atautidak boleh menggunakan pil kombinasi (kontrasepsi progestin) (Saifuddin, 2006). 2.2.5. Kontraindikasi Kontrasepsi Suntik

(6)

Kemudian yang mempunyai riwayat penyakit jantung, kanker payudara, stroke, dan diabetes mellitus yang disertai dengan komplikasi (Safuddin, 2006).

2.2.6. Waktu Pemberian Kontrasepsi Suntik

Menurut Saifuddin (2006) waktu pemberian kontrasepsi suntik yaitu: Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil, kemudian muali hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, selanjutnya pada ibu yang tidak haid, penyuntikan pertama dapat diberikan setiap saat asalkan dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil dan ibu tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari setelah suntikan, pada ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin ganti dengan kontrasepsi suntikan, suntikan pertama dapat segera diberikan asalkan dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil, dan pada ibu yang sedang menggunbakan AKDR dan ingin ganti dengan kontrasepsi suntik, suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid asal yakin ibu tersebut tidak hamil.

2.2.7. Cara Pemberian Kontrasepsi Suntikan

Kontrasepsi suntikan diberikan dengan cara disuntik intramuskular di daerah otot pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja efektif. Berikan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol yang dibasahi etil isopropil alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik (Saifuddin, 2006).

2.2.8. Efek Samping Kontraspsi Suntik

(7)

Gangguan haid, gejala/ keluhan yang sering terjadi seperti: Tidak mengalami haid (amenorhea), perdarahan berupa tetesan/ bercak-bercak (spotting), perdarahan di luar siklus haid (metroragia/ breakthroughbleeding), perdarah haid yang lebih lama dan lebih banyak dari pada biasanya (menoragia). Penyebab gangguan haid dikarenakan adanya ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium mengalami perubahan histologi terutama pada bulan-bulan pertama penggunaan. Siklus haid akan kembali normal setelah 3-6 bulan penggunaan kb suntik di hentikan.

Mual/ sakit kepala/ migraine, keluhan yang dirasakan sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruhan bagian kepala dan tersa berdenyut disertai rasa mual yang amat sangat dan keluhan ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga penyebab biasanya dikaitkan dengan reaksi tubuh terhadap pregesteron.

Perubahan berat badan keluhan yang dirasakan yaitu naiknya berat badan, rata-rata dalam stahun bervariasi antara 1-5 kg atau berat badan berkurang/ turun. Setiap tahun rata-rata penurunan berat badan antara lain 1,6-1,9 kg. Kenaikan berat badan, kemungkinkan disebabkan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak.Sehingga lemak dibawah kulit bertambah, selain itu hormon progrsteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan mnenurunkan aktifitas fisik, akibatnya pemakaian suntik dapat menyebabkan berat badan bertambah, dalam tahun pertama penggunaan.

(8)
(9)

2.3. Tekanan Darah 2.3.1. Defenisi

Tekanan darah di tentukan oleh dua faktor utama, yaitu curah jantung dan resistensi. Curah jantung merupakan hasil kali antara frekuensi denyut jantung dengan isi sekuncup, sedangkan isi sekuncup ditentukan oleh aliran balik vena (venous return) dan kekuatan kontraksi miokard. Resistensi perifer ditentukan oleh tonus otot polos pembuluh darah, elastisitas dinding pembuluh darah dan viskositas darah (Anonim, 2007).

Selama systole ventrikuler, pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk aorta, tekanan naik sampai puncak, yang disebut tekanan sistolik. Selama diastolik tekanan turun, nilai terendah yang tercapai disebut tekanan diastolik (Guyton, 2008). Tekanan darah sistolik dihasilkan oleh otot jantung yang mendorong isi ventrikel masuk kedalam arteri yang telah terenggang. Selama diastole arteri masih tetap menggembung karena tahanan perifer dari arteriol-arteriol menghalangi semua darah semua darah mengalir kedalam jaringan.

Maka tekanan darah sebagian tergantung kepada kekuatan dan volume darah yang dipompa oleh jantung, dan sebagian lagi kepada kekuatan dan volume darah yang dipompa oleh jantung, dan sebagian lagi kepada kontraksi otot dalam dinding arteriole. Kontraksi ini dipertahankan oleh syaraf vasokonstriktor, dan ini dikendalikan oleh pusat vasomotorik dalam medulla oblongata (Anonim, 2007).

(10)

latihan jasmani, waktu adanya perubahan mental karena adanya kecemasan dan emosi, sewaktu tidur dan sewaktu makan.Karena itu sebaiknya tekanan darah diukur selalu sewaktu orangnya tenang, istirahat dan sebiknya dalam sikap rebahan (Guyton, 2008). Kenaikan tekanan darah dapat diakibat oleh kelainan ginjal, kelainan endokrin, misalnya aldosetromisme primer, sindromchusing, feokromasitoma dan laim-lain. Juga dapat disebabkan beberapa obat misalnya kontrasepsi hormonal, kortikosteroid, simpatomimetik, kokain, siklosporin, dan eritropoetin. Kecuali itu tekanan darah juga dapat meningkat tanpa diketahui penyebabnya (Mansjoer, 1999).

2.3.2. Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah hampir selalu dinyatakan dalam milimeter air raksa (mm Hg) karena alat yang paling umum digunakan dan telah dipakai sejak lama sebagai rujukan baku untuk pengukuran tekanan darah adalah manometer air raksa atau spyghmomanometer. Posisi yang terbaik untuk melakukan pengukuran tekanan darah adalah dengan duduk atau berbaring dan pasien dalam keadaan rileks.

(11)

Tekanan darah yang diukur dengan peralatan otomatis dan diikuti dengan pengukuran dengan auskultasi dapat membantu menghilangkan kesalahan pembacaan. Pada anak-anak dan remaja, kisaran normal tekanan darah ditentukan oleh ukuran tubuh dan. Standar tekanan darah yang didasarkan pada jenis kelamin, usia, dan tinggi memberikan klasifikasi yang lebih tepat untuk tekanan darah sesuai dengan ukuran tubuh. pendekatan ini menghindari kesalahan pada pengklasifikasian anak-anak yang sangat tinggi atau sangat pendek. (Ganong, 2012).

2.3.3. Pemeriksaan/ Pengukuran Tekanan Darah

Menurut Moerdowo (1984) Pada penentuan diagnosis hipertensi esensial biasanya diterapkan esklusi, artinya apaila dengan segala usaha tidak dapat ditemukan etiologi yang jelas, berupa penyakit ginjal, renovaskuler, endokrin, atau kelainan pembuluh darah seperti coarctation aortae, dapat diterapkan sebagai hipertansi esensial. Biasanya hipertensi ini mempunyai faktor herediter, turun temurun dalam satu keluarga. Klasifikasi menurut WHO (1999) disebut bahwa yang dikatakan tekanan darah meningkat apabila mempunyai tekanan darah sistoliknya ≥ 120 mmHg dan tekanan darah diastoliknya ≥ 80 mmHg.

(12)

Pada seseorang yang baru tidur, akan didapatkan tekanan darah yang paling rendah yang dinamakan tekanan darah basal.Tekanan darah yang di ukur setelah berjalan kaki atau aktifitas fisik lain, akan memberi angka yang lebih tinggi dan disebut tekanan darah kasual. Oleh karena itu, pengukuran tekanan darah sebaiknya di lakukan pada pasienistirahat yang cukup, yaitu sesudah berbaring paling sedikit 5 menit. Menurut Joint National Committeon Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of Hight Blood Pressure (1997) juga menyebutkan bahwa pengukuran tekanan darah dianjurkan pada posisi duduk setelah beristirahat selama 5 menit dan 30 menit bebas rokok atau minum kopi. Ukuran manset harus cocok dengan ukuran lengan atas. Manset harus melingka paling sedikit 2/3 kali panjang lengan atas. Sedangkan alat ukur yang di pakai adalah Sphygmomanometer kompas (anaroid).

Menurut Gray(2005) Tekanan darah sangat bervariasi tergantung pada keadaan, akan meningkat saat aktivitas fisik, emosi, dan stress, dan turun selama tidur. Oleh sebab itu, diagnosis hipertensi dapat diterapkan dengan pengukuran berulang paling tidak pada tiga kesempatan yang berada selama 4-6 minggu.

Banyak alat yang dapat di gunakan untuk pengukuran tekanan darah yang dinamakantensimeter kompas (anaroid). Alat tensimeter ini terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu :Manset (Cuff) dari karet, yang dibungkus kain, Stetoskop, Pompa karet, Pipa karet atau selang, dan Ventil bundar.

(13)

Kemudian, stetoskop dipasang dilipatan siku sambil ventil putar dibuka sedikit secara perlahan untuk merununkan tekanan udara dalam manset. Dengan memperhatikan turunnya jarum pada kompas petujuk tekan manometer (yang menunjukkan tekanan dalam manset). Pada saat tekanan udara dalam manset naik sampai nilai tekanan lebih dari tekanan rendah, maka suara denyut pembuluh nadi menghilang.

2.4. Hubungan Kontrasepsi Suntik dengan Tekanan Darah

Pada wanita yang memakai alat kontrasepsi hormonal seperti kontrasepsi suntik maka adapat menyebabkan terjadinya perubahan tekanan darah.Perubahan tekanan darah disebabkan adanya pengaruh hormon Gonadotropin dan hormon Progesteron.Sehingga dapat membuat jantung memompa lebih kuat, arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku dalam bersirkulasi sehingga dapat menyebabkan tekanan darah menjadi meningkat.Begitu pula sebaliknya, apabila aktivitas mompa jantung berkurang dan arteri mengalami pelebaran dalam sirkulasi, maka dapat menyebabkan tekanan darah menurun.

Oleh karena itu, perlu dideteksi secara dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau pada saat periksa ke bidan.

(14)

Hubungan resiko terjadinya infarkmiokard dan stroke, trombosis vena dan emboli paru. Bila timbul gejala atau ada suspek penyakit tersebut penggunaannya harus segera dihentikan (Anonim, 2007).

Referensi

Dokumen terkait

FaktorFaktor Yang MempengaruhiLoyalitasJasaRumahSakitElisabet Semarang.UniversitasDiponegoro Semarang. Schiffman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk, 2007,.PerilakuKonsumen,

Berdasarkan pengamatan dan analisa yang peneliti lakukan selama penelitian pada kantor kelurahan pahlawan Palembang, maka penulis menyimpulkan bahwa saat ini

Namun pada temperatur tinggi, hampir semua logam dan paduan bereaksi dengan lingkungan sekitarnya dengan laju yang cukup berarti dan membentuk lapisan oksida tebal (kerak)

Saluran makanan terbentuk dari tiga bagian : saluran depan, yang terjadi dari pelipatan stomodeum, yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kutikula yang tipis;

dan kegiatan ekonomi masyarakat transmigran, analisis potensi ekonomi sumberdaya alam lokal, analisis potensi ekonomi sumberdaya manusia lokal, analisiskondisi

hubungan terjadinya cidera jarum suntik dan benda tajam dengan jenis kelamin, jam kerja.. / minggu, usia, pengalaman kerja, dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektifitas Sidik Jari Dalam Proses Penyidikan Tindak Pidana pencurian di Kepolisian Daerah Kepulauan Bangka

Khususnya anak usia dini, karena pada masa kanak-kanak adalah masa emas yang sangat penting terutama mengenai gigi susu (gigi decidui) yang saat ini sangat menentukan