• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mimbala Pada Pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching | Ismail | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4064 13028 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mimbala Pada Pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching | Ismail | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4064 13028 1 PB"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

182

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mimbala Pada

Pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan

Pembelajaran

Quantum Teaching

Ismail, Minarni Rama Jura, dan Lestari M.P Alibasyah

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Tadulako

ABSTRAK

Permasalahan utama dalam Penelitian ini adalah: rendahnya hasil belajar siswa kelas V SDN Mimbala Kecamatan Dampal selatan Kabupaten Tolitoli pada pokok bahasan proses pencernaan (mata pelajaran IPA). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Mimbala melalui penerapan pembelajaran Quantum Teaching tentang pokok bahasan proses pencernaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dua siklus, dan setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi dengan jumlah siswa 25 orang, terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan. Hasil evaluasi akhir siklus I diperoleh nilai rata-rata 68,6 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 48% hasil observasi rata-rata kegiatan guru 61,66% dan rata-rata persentase aktifitas siswa 54,99 %. Hasil evaluasi akhir siklus II diperoleh nilai rata-rata 78,6 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 96%, hasil observasi aktifitas guru 92,5% dan hasil observasi aktifitas siswa 92,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Quantum Teaching meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi proses pencernaan

Kata Kunci: Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching, Hasil Belajar

I. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang

akan datang (Hamalik, 2008). Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Pembelajaran merupakan aktivitas yang utama dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan sistem lingkungan atau kondisi belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar yang merupakan proses membimbing kegiatan belajar (Sardiman, 2007).

(2)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

183 Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi siswa (E, Mulyasa, 2005).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di kelas V

SDN Mimbala diperoleh keterangan dari guru kelas V SDN Mimbala Bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal IPA masih rendah, bahkan

nampaknya siswa masih merasa takut bertanya tentang materi yang belum diketahui. Selain itu,motivasi anak dalam belajar menjadi rendah pula dikarenakan model pembelajaran yang digunakan oleh guru masih terbilang kurang menarik sehingga beberapa dari siswa tidak mengikui pelajaran (Bolos). Hal ini dapat disimpulkan berdasarkan perolehan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang diperoleh diperoleh nilai untuk kelas V SDN Mimbala pada saat dilaksanakan ujian semester genap tahun ajaran 2013/2014 adalah 6,00, berada dibawah nilai KKM (Keriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan disekolah tersebut. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti banyak peserta didik yang kurang semangat mengikuti pembelajaran. Mata pelajaran yang banyak menggunakan istilah-istilah latin atau kata yang dilatinkan menyebabkan kurang minatnya siswa pada pokok bahasan tersebut. Untuk mengatasi kondisi di atas agar tidak menimbulkan dampak negatif dalam proses pembelajaran, maka dilakukan suatu langkah dalam kegiatan belajar mengajar. Langkah tersebut dengan menerapkan pembelajaran Quantum Teaching. Salah satu ciri sistem pendidikan alternatif adalah menggunakan sistem pengajaran

dengan metode Active Learning. Salah satu jenis Active learning adalah Quantum Teaching

Berkaitan dengan uraian diatas penulis melakukan penelitian yang

berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Sdn Mimbala Pada Pokok

(3)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

184

II. METODE PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian ini mengikuti model penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2009)

Yaitu dilaksanakan dalam dua siklus, Dimana masing masing siklus terdiri dari 4 Tahap meliputi:

1)Tahap Perencanaan Tindakan, 2)Tahap Pelaksanaan Tindakan, 3)Tahap

Observasi Dan 4) Tahap Refleksi. Adapaun alur Pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

Gambar 1 Desain alur penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart dalam Wardani, (2006).

Keterangan:

: Kegiatan

: Urutan pelaksanaan kegiatan

Penelitian ini dilakukan di kelas V SDN Mimbala, yang terletak di desa Mimbala. Kec. Dampal Selatan, Kab. Toli-toli. Penelitian ini dilakukan pada semester Ganjil tahun ajaran 2014/2015.

Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Mimbala pada pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan pembelajaran Quantum Teaching

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Simuntu yang terdaftar tahun 2014/2015 yang berjumlah 25 orang siswa. terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan. Jenis data dalam

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Pelaksanaan

SIKLUS II

Refleksi

(4)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

185 penelitia ini adalah kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dengan alat evaluasi lembar observasi, jurnal refleksi diri dan data kuantitatif diproleh dengan alat evaluasi hasil belajar. Sumber data dalam penelitian ini adalah personil penelitian yang terdiri dari siswa dan guru.

Teknik yang digunakan dalam menganalisis data dan menemukan persentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut

(sumber: KKM SDN Mimbala): (1) Daya serap individu siswa

kriteria ketuntasan minimal kelas V pelajaran IPA di SDN Mimbala adalah 70, maka standar ketuntasan individu dan standar ketuntasan klasikal dengan rumus yang diuraikan sebagai berikut:

( DSI )= x

x 100%

Y

Dengan: X = Skor yang diperoleh siswa

Y = Skor maksimal soal

DSI = Daya serap individu

Suatu kelas dikatakan tuntas belajara secara individu jika presentase daya serap individu sekurang-kurangnya 70 %.

(2) Ketuntasan Belajar klasikal

Ketuntasan klasikal dilihat dari jumlah siswa yang ada dalam satu kelas. Suatu kelas dapat dikatakan mencapai ketuntasan, jika 70% dari jumlah siswa dalam kelas tersebut telah mencapai ketuntasan 70 ke atas. Apabila taraf penguasaan kelas sudah mencapai 70%, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan guru pada kelas tersebut telah berhasil. Kemudian sebaliknya, jika ketuntasan belajar kurang dari 70%, maka hal tersebut belum mencapai ketuntasan klasikal.

Untuk mengetahui ketuntasan belajar klasikal digunakan rumusan berikut. KBK = N x 100%

N keterangan:

(5)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

186 N : banyaknya siswa yang tuntas nilai di atas 70

n : banyaknya siswa yang mengikuti tes

suatu kelas dikatakan tuntas jika persentase daya serap individu sekuarng-kurangnya 70%.

(3) Teknik Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif diperoleh dari hasil observasi terhadap subjek

penelitian (guru dan siswa). Untuk analisis data observasi menggunakan analisis persentase skor yang diperoleh dari masing-masing indikator di jumlah dan

hasilnya disebut jumlah skor. Selanjutnya dihitung persentase nilai rata-rata dengan cara membagi jumlah skor dengan maksimal dikalikan dengan 100%. Selama pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Presentase Nilai Rata-rata= Jumlah skor Perolehan x 100% Skor Maksimal

Kriteria taraf keberhasilan tindakan ditentukan sebagai berikut:

80% < NR < 100% : Kriteria sangat baik

60% < NR < 100% : Kriteria baik

40% < NR < 100% : Kriteria cukup

20% < NR < 100% : Kriteria kurang

0% < NR < 100% : Kriteria sangat kurang (Hadi, 2000).

Penelitian keberhasilan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila tindakan pemahaman siswa telah menunjukkan adanya peningkatan perolehan hasil evaluasi selama penelitian tindakan dengan criteria apabila indikator kuantitasnya menunjukkan ketuntasan individu minimal 70% dan ketuntasan klasikal minimal 75%. Dari jumlah siswa yang ada.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

(6)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

187 Hasil observer tentang kegiatan guru dimaksud untuk mengetahui tingkat kemampuan peneliti dalam menyusun dan melaksanakan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Mimbala pada pokok bahasan proses pencernaan melalui penerapan pembelajaran Quantum Teaching.

Untuk mendapatkan hasil maksimal dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Mimbala, maka dilakukan rencana pra

tindakan sebagai berikut: 1. Menyusun RPP

2. Membuat skenario pembelajaran 3. Menyiapkan lembar observasi Siswa 4. Menyiapkan lembar observasi guru

Menyiapkan rubrik penilaian Data awal dari sebelum tindakan diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran dalam proses belajar selama ini kurang bervariasi. Kenyataan yang terjadi di SDN Mimbala, dimana proses pembelajaran IPA Kelas V tidak berlangsung dengan baik, guru cenderung menggunakan pembelajran konvensional (pembelajaran yang berpusat pada guru) yaitu pembelajaran yang digunakan dengan menggunakan ceramah, menyalin dan pemberian tugas. Tentunya hal ini membuat siswa cenderung pasif dan malas untuk belajar dan berdampak pada hasil belajar yang rendah. Hal ini dibuktikam dengan rata-rata hasil belajar siswa kelas V pada semester Genap yaitu 60,23 padahal standar kriteria ketuntasan belajar maksimal (KKM) yang ditetapkan di SDN Mimbala yaitu 70. Oleh karna itu guru hendaknya terampil dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran.

Penelitian tindakan ini bertujuan memperbaiki proses pembelajaran yang

akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu cara yang digunakan yaitu menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching.

Siklus I

Dalam tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan yakni dua kali pertemuan kegiatan belajar dan satu kali pertemuan untuk pemberian tes akhir tindakan

(7)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

188 a) Hasil observasi kegiatan guru

Hasil observasi kegiatan guru terhadap pengelolaan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama diperoleh persentase aktifitas guru 55 % dan pertemuan kedua persentase aktifitas guru 68,33%, persentase aktifitas guru pada siklus pertama 61,66% atau berada pada kategori cukup.

b). Observasi aktivitas siswa siklus I

Kegiatan obsevasi ini dilaksanakan untuk mengetahui aktifitas siswa

dalam proses pembelajaran Hasil observasi aktifitas Siswa terhadap pengelolaan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama persentase aktivitas siswa 46,66 % ,pertemuan kedua diperoleh persentase aktivitas siswa 63,33 % dan rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus pertama 54,99% atu berada pada kategori cukup.

2). Hasil Tes Akhir Siklus I

Setelah selesai melakukan proses pembelajaran langkah selanjutnya adalah memberikan tes akhir siklus I bentuk tes yang diberikan meliputi tes esai dan uraian. Dan secara singkat dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Tes Akhir Siklus I

No Aspek Prolehan Hasil

1 Skor tertinggi 85

2 Skor terendah 40

3 Nilai rata-rata 68,6

4 Jumlah Seluruh Siswa 25

5 Banyaknya siswa yang tuntas 12

6 Persentase ketuntasan klasikal 48%

7 Persentase daya serap Klasikal 68,6 %

Dari hasil Tindakan siklus II memperlihatkan bahwa persentase ketuntasan

klasikal belajar siswa 48%. Ini berarti ketuntasan belajar pada siklus I belum mencapai standar yang ingin dicapai yang mana Ketuntasan belajar IPA di SDN

(8)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

189 diatas dari 70 % siswa mendapat nilai 70. Berdasarkan perhitungan persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus 1 tersebut, terlihat bahwa ketuntasan belajar klasikalnya termasuk dalam criteria tidak tuntas karena kurang dari 70 %. 3). Refleksi Tindakan

Berdasarkan hasil analisis data, wawancara, catatan lapangan dan observasi yang dilakukan bahwa siswa secara klasikal masih perlu diberikan

pembelajaran yang lebih baik . untuk itu perlu dilakukan refleksi agar bisa menilai apa saja yang menjadi kekurangan dalam pembelajaran siklus I sehingga

dapat dilakukan perbaikan pada siklus II. Adapun hasil evaluasi siklus I yaitu : a). Dalam peroses belajar siswa canggung dalam mengikuti pelajaran disebabkan

karna metode pembelajaran baru dialami oleh para siswa

b). Siswa dalam melaksanakan diskusi kelompok masih banyak yang bermain atau kurang serius disebabkan karan kurangnya kontrol dan bimbingan dari peneliti

c). Siswa yang pintar menjadi dominan dalam belajar sedangkan siswa yang daya serapnya rendah tertinggal hal ini disebabkan karrna peneliti kurang jeli melihat kemampuan setiap siswa

Hasil Siklus II

1. Hasil observasi pelaksanaan tindakan

a). observasi kegiatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II

Pada siklus II persentase Observasi aktivitas guru megalami peningkatan yang cukup pesat yakni pada pertemuan pertama persentase aktivitas guru 90 % dari 16 komponen penilaian 6 diantaranya mendapat nilai 4 dan 10 aspek memperoleh nilai 3 dan pertemuan kedua persentase aktivitas guru diperoleh

95%, dari 16 komponen penilaian 9 diantaranya mendapat 4 dan 6 memperoleh nilai 3 . hasil yang dicapai dalam kegiatan observasi guru pada siklus II masuk dalam kategori sangat baik.

b). Observasi Kegiatan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran

(9)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

190 95%, rata-rata persentase aktivitas guru pada siklus pertama 92,5% atau berada pada sangat baik. Dari hasil analisis didapatkan bahwa adanya peningkatan aktifitas siswa dari siklus sebelumnya

2. Hasil tes analisis tindakan siklus II

Tabel 4. Hasil Tes Akhir Siklus I

No Aspek Prolehan Hasil

1 Skor tertinggi 100

2 Skor terendah 70

3 Nilai rata-rata 78,6

4 Jumlah Seluruh Siswa 25

5 Banyaknya siswa yang tuntas 24

6 Persentase ketuntasan klasikal 96%

7 Persentase daya serap Klasikal 78,65 %

1. Sebagian besar kelompok belum berani mempersentasikan hasil kerja didepan kelas

2. Sebagian besar kelompok belum biasa mengisi lembaran kerja kelompok 3. Sibahagian siswa belum mampu mengikutu langkah-langkah kegiatan kerja

kelompok

4. Sebagain besar siswa belum mampu membuat kesimpulan materi pelajaran.

Pembahasan

Pada penerapan metode Quantum teaching, siswa dihadapkan dengan kegiatan menumbuhkan, menamai, serta mendemonstrasikan materi pembelajaran baik pada siklus I dan siklus II kemudian dari kegiatan tersebut siswa mendapatkan pengalaman langsung tentang materi pembelajaran, selanjutnya siswa mengisi LKS yang dibagikan pada masing-masing siswa pada siklus I maupun pada siklus II.

Berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa pada siklus I diperoleh persentase rata-rata skor 54,99% dikategorikan cukup. Hal ini disebabkan karna

(10)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

191 bertanya serta mendemonstrasikan apa yang yang dialami dalam kegiatan pembelajaran. Pada siklus II Skor perolehan hasil pengamatan Aktivitas siswa sudah meningkat, hal ini disebabkan karna siswa sudah mendapatkan pengalaman selama pembelajaran siklus I berlangsung, sehingga motivasi siswa dalam belajar terjadi peningkatan, ini terlihat pada perolehan persentase nilai rata-rata aktifitas siswa sebesar 92,5 %. Peningkatan aktifitas siswa dari siklus I kesiklus II

disebabkan karna siswa lebih termotivasi dalam belajar terutama dalam hal menamai mendemonstrasikan, kerja kelompok serta mengulangi materi dalam hal

ini siswa secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi aktifitas guru pada siklus I diperoleh persentase skor rata-rata 61,66 % dengan kategori cukup. Dan pada siklus II meningkat menjadi 92,5% hal ini menunjukan terjadi kenaikan aktifitas guru dalam mengelolah pembelajaran. Kenaikan aktifitas guru dari siklus I ke siklus II disebabkan karna guru terus berusaha untuk meningkatkan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran serta dalam pembelajaran siklus II guru memberikan sepenuhnya kepada siswa untuk membahas materi pelajaran baik melalui tanya jawab, diskusi dan kerja kelompok dengan memperhatikan langkah-langkah yang sudah di sampaikan oleh guru.

Perolehan hasil yang dicapai oleh siswa pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan dimana pada siklus I persentase ketuntasan klasikal diperoleh 48% dan nilai rata-rata siswa 68,6. Sedangkan pada siklus I diperoleh persentase rata-rata ketuntasan klasikal 96% dan nilai rata-ratanya 78,6 hal ini disebabkan karna pada siklus II siswa sudah lebih memahami materi pembelajaran

dan siswa mempunyai keberanian dalam menayakan pelajaran .

(11)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

192

IV. PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA pokok bahasan proses pencernaan pada siswa kelas V SDN Mimbala Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Toli-toli, hal ini dapat

ditunjukkan berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II yaitu. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 68,6

dengan ketuntasan klasikal sebesar 48 %, hasil rata-rata persentase observasi kegiatan guru 61,66% dan hasil rata-rata persentase observasi kegiatan siswa 54,99%. Sedangkan pada siklus II nila rata-rata 78,6 persentase ketuntasan kelasikal sebesar 96% dengan rata-rata persentase hasil kegiatan observasi guru 92,5% dan hasil persentase rata-rata kegiatan observasi siswa 92,5%.

Saran

(12)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

193

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta:Asdi Mahasatya, (2009).

Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, (2008) Izzudin Tufiq, Muh, Dalil Anfus Alqur’an dan Embriologi, Solo: PT Tiga

Serangkai, (2006).

Mulyasa, E, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosda Karya, (2005).

__________, Implementasi Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya, (2005). Sardiman, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman Dan

Menyenangkan, Bandung: Kaifa, (2007).

Wardani, I,G,A,K, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka, Jakarta, (2006), Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Gambar

Gambar 1 Desain alur penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart dalam
Tabel 4. Hasil Tes Akhir Siklus I

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang analisis strategi bersaing MAMI dalam industri Reksa dana di Indonesia ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Perusahaan, yaitu hasil penelitian

Namun, jika dilihat dari elemennya, maka prosesi molonthalo harus memenuhi lima unsur, yaitu: pertama, unsur fardy (pribadi), kedua, unsur makani (tempat), ketiga, unsur zamani

Sayaseorang yang Ramah, PekerjaKeras, BertanggungJawabdancepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. KritisdanBerpikirLogis, Disiplin,

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji T , dapat disimpulkan bahwa semua hipotesis yang diajukan dapat diterima karena semua variabel bebas dari

 Jumlah penumpang domestik yang berangkat dari Sumatera Utara melalui Bandara Internasional Kuala Namu selama bulan September 2015 mencapai 244.811 orang, atau turun

Kelemahan bahan dari eternit atau asbes tidak tahan terhadap goncangan dan benturan sehingga harus berhati-hati dalam proses pemasangan plafon supaya tidak

Tujuan perancangan ini adalah mendesain eksterior mobil Suzuki Grand Vitara dengan kesan maskulin yang sesuai dengan keinginan konsumen pada styling mobil Suzuki

Kelemahan pelaksanaan pendidikan seni antara lain terdapat pada aspek penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar yang dilakukan cenderung baru terfokus pada