Halaman 43
KETENTUAN TEKNIS
Pasal 1
PENJELASAN UMUM
KEGIATAN/PEKERJAAN YANG AKAN DILAKSANAKAN ADALAH :
Program
: Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kegiatan
: Pembangunan Gedung Kantor
Pekerjaan
: Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung Kantor Camat
Lokasi
: Kec. MH. Selatan, Kab. Kotim
Perincian pekerjaan terlampir.
No
PELAKSANAAN PEKERJAAN HARUS SESUAI DENGAN
1. Gambar-gambar Konstruksi dan Gambar Detail.
2. Uraian dan Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan.
3. Berita Acara Penjelasan pekerjaan.
4. Petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan atau Direksi Lapangan.
Pasal 2
PERALATAN DAN PERSONIL
Peralatan minimal yang harus disediakan :
Jenis
Kondisi
Jumlah
1
Peralatan Tukang Batu
> 70 %
3 Set
2
Peralatan Tukang Kayu
> 70 %
2 Set
3
Alat Pengaduk/Molen
> 70 %
1 Unit
4
Artco/Gerobak
> 70 %
2 Unit
Personil minimal yang harus disediakan :
No
Jabatan/Posisi
Pendidikan
Pengalaman
(Tahun)
Jumlah
Keterangan
Tenaga Ahli
1
Site Manager
D III/S.1 T.
Sipil/STM/SLTA
5
1
SKA/SKT
Tenaga Terampil
1
Pengawas Lapangan
D III/S.1 T.
Sipil/STM/SLTA
3
1
SKA/SKT
Tenaga Penunjang
1
Administrasi
SLTA/SMA
1
1
Pasal 3
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan :
1. Mendatangkan bahan-bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas dengan Spesifikasi
Teknis yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk bahan-bahan bangunan.
2. Menggunakan bahan-bahan produksi dalam Negeri dengan kualitas dan spesifikasi menurut Pasal 1 Ayat 1.
3. Menyediakan alat-alat pembantu dan pekerja-pekerja / tenaga yang diperlukan.
Halaman 44
Pasal 4
PENGUKURAN
1. Titik tetap pada pekerjaan ini akan ditentukan/ ditetapkan oleh Direksi/ Pengawas Lapangan dan seterusnya dari
titik tersebut, Kontraktor dapat mengukur titik lainnya dan menetapkan ketinggiannya dari seluruh pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
2. Seluruh pekerjaan pengukuran/ pemasangan patok dilaksanakan oleh Kontraktor. Dan untuk titik tetap harus
diketahui dan disetujui oleh Direksi Teknik/ Pengawas Lapangan.
3. Kontraktor dilarang untuk memindahkan, merubah atau menghapus titik tetap tersebut tanpa mendapat
persetujuan dari Direksi Tenik/ Pengawas Lapangan.
PAPAN NAMA KEGIATAN
Papan Nama Kegiatan dipasang pada tempat yang mudah terlihat. Terbuat dari papan/Plywood dan dipasang
selama pelaksanaan kegiatan sampai dengan diadakannya serah terima pekerjaan dan masa pemeliharaan.
Pasal 5
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1.
Pemberitahuan
a.
Sebelum memulai pekerjaan pembersihan, pelaksana pekerjaan harus memberitahukan kepada
konsultan pengawas, direksi teknis dan pejabat berwenang setempat guna pemeriksaan awal dan izin
pelaksanaan pekerjaan.
b.
Waktu pemberitahuan 2 x 24 jam sebelum memulai pekerjaan.
2.
Pemeriksaan tempat kerja
Pelaksanaan pekerjaan sebelumnya harus yakin akan kesiapan lokasi dan segala akibat yang mungkin dapat
timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan. Persetujuan izin memulai pelaksanaan pekerjaan setelah
pemeriksaan kondisi lokasi bersama-sama konsultan pengawas dan pelaksana pekerjaan.
Pasal 6
PEKERJAAN GALIAN TANAH
Galian tanah untuk pondasi harus digali sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar rencana. Lokasi galian harus
bebas dari genangan air untuk memudahkan proses pemasangan pondasi footplate ataupun pengecoran pondasi.
Apabila ada genangan air maka harus dilakukan pengeringan air (dewatering) terlebih dahulu dengan mesin pompa.
Pasal 7
PEKERJAAN PONDASI
Pondasi bangunan menggunakan pondasi Footplat dengan ukuran lebar dan tebal sesuai dengan yang ada pada
gambar rencana/bestek. Pancangan kayu galam wajib dilaksanakan, sedang pasangan lantai kerja menggunakan
beton tumbuk campuran 1Pc : 3Ps : 6Kr, dengan ketebalan 10 cm.
Pasal 8
PEKERJAAN URUGAN PASIR BAWAH PONDASI
Pekerjaan ini dilaksanakan mulai dari permukaan tanah galian sampai dengan cor beton tumbuk bawah permukaan
pondasi dengan ketebalan 20 cm. Timbunan harus padat, sehingga lantai tidak turun. Timbunan harus dilaksanakan
lapis demi lapis dan dipadatkan serta diratakan.
Pasal 9
PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. Pekerjaan beton bertulang meliputi :
a. Telapak Pondasi 30/150/150 cm, 25/130/130 cm dan 20/60/60 cm b. Sloof 20/50 cm dan 20/30 cm
Halaman 45 2. Pelaksanaan pekerjaan beton harus sesuai dengan gambar dan harus mengikuti petunjuk dari direksi/konsultan
pengawas.
Pengecoran beton menggunakan campuran 1Pc : 2Ps : 3Kr,
a. Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor mendapat ijin secara tertulis dari pengawas. b. Permohonan ijin rencana pengecoran harus diserahkan paling lambat 2 (dua) hari sebelumnya.
c. Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah menyiapkan seluruh stek - stek maupun angkur - angkur dan sparing - sparing yang diperlukan pada kolom- kolom, balok – balok beton untuk bagian yang akan berhubungan dinding bata maupun pekerjaan instalasi. Kecuali dinyatakan lain dalam gambar.
3. Acuan (bekisting)
a. Acuan harus dibuat untuk tetap kaku selama pengecoran.
b. Acuan harus dipasang dengan sempurna, sesuai dengan bentuk dan ukuran yang tepat pada gambar rencana. c. Tidak dibenarkan memperkuat acuan dengan mengguanakan tali kawat yang membentang pada seluruh lebar
dari permukaan ke permukaan beton.
d. Acuan permukaan beton harus dibuat rapat dan rata untuk mencegah hilangnya bahan – bahan pembentuk beton. e. Sebelum pekerjaan pembetonan dimulai, dipastikan bahwa acuan telah diperiksa dalam keadaan bersih dari
bahan-bahan yang tidak diperlukan.
4. Pembengkokan dan Pemotongan Tulangan
a. Tulangan baja harus dipotong pada bagian yang lurus dan bebas dari belitan. b. Pembengkokan dilaksanakan dalam keadaan dingn.
c. Tulangan diameter 20 mm atau lebih harus dibengkokkan sesuai dengan SNI-2, PBI 1971. d. Bentuk-bentuk tulangan harus dipotong sesuai gambar rencana.
e. Untuk konstruksi yang berlanjut, maka harus dipasang tulangan stick (sambungan lewatan) dengan panjang minimum 50 cm pada pasangan sebanyak tulangan pokok yang akan disambung.
f. Segala hasil pekerjaan dan penggunaan bahan dan alat seperti dimaksud pada pasal ini harus mendapat persetujuan direksi.
5. Pemasangan Baja Tulangan
a. Menempatkan dan memasang tulangan tetap dan tepat pada kedudukan seperti gambar rencana.
b. Hanya pengelasan temple yang dapat diizinkan untuk menyambung tulangan-tulangan yang saling menyilang dengan sudut tegak lurus.
c. Segala hasil pekerjaan dan penggunaan bahan dan alat seperti yang dimaksud pada pasal ini harus mendapat persetujuan direksi.
6. Pengadukan Beton Dengan Mesin
a. Bahan-bahan beton harus dicampur dan diaduk dengan menggunakan mesin pengaduk mekanis (molen) yang disetujui direksi, dengan kapasitas yang memadai.
b. Jumlah molen harus diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan pengecoran.
c. Pengadukan dilakukan hingga adukan menjadi homogen dalam warna dan kekentalan yang merata, waktu pengadukan tidak boleh kurang dari 3 menit setelah semua bahan masuk kedalam molen.
d. Waktu pengadukan boleh ditambah bila menurut direksi belum cukup menghasilkan adukan yang merata.
e. Pengadukan yang satu dengan pengadukan yang lainnya harus selalu sama, baik campuarn maupun kekentalannya.
f. Segala hasil pekerjaan dan penggunaan bahan dan alat seperti yang dimaksud pada pasal ini harus mendapat persetujuan direksi.
7. Pengadukan Beton Secara Manual
a. Pengadukan dengan cara ini hanya boleh dilakukan untuk pekerjaan kecil dan non struktural. b. Adukan yang telah selesai dikerjakan harus segera dituangkan ketempat pengecoran.
c. Segala hasil pekerjaan dan penggunaan bahan dan alat seperti yang dimaksud pada pasal ini harus mendapat persetujuan direksi.
8. Pengecoran
a. Pengecoran tidak boleh dilakukan sebelum semua cetakan, pemasangan alat-alat yang diperlukan atau alat Bantu lainnya diperiksa.
b. Semua permukaan pencetak dan alat-alat harus dibersihkan sebelum pengecoran dimulai. c. Adukan dituangkan secara langsung pada jarak yang terdekat.
d. Kontraktor harus menyediakan corong penuang yang sesuai untuk membatasi tinggi dan mengontrol jatuhnya adukan ke dalam cetakan.
e. Pengecoran harus dilakukan secara terus menerus antara dan sampai dengan sambungan-sambungan yang letak dan pengaturannya telah ditentukan sebelumnya.
f. Penghentian pengecoran dapat dilaksanakan sebelum mencapai elevasi penghentian pengecoran yang direncanakan, namun sambungan harus dalam keadaan mendatar terhadap permukaan tegak.
g. Apabila telah diketahui bahwa pengecoran pada bagian sebelumnya mengeras, maka pada permukaan sambungan tersebut dibuat alur kunci (gigi sambungan).
Halaman 46 9. Pemadatan
a. Semua lapisan beton harus dapat mencapai berat isi maksimum praktis dan harus sempurna pada permukaan cetakan bagian dalam atau benda-benda lainnya yang seharusnya terbungkus beton.
b. Pada waktu pengecoran, adukan beton harus dipadatkan dengan alat penggetar yang disetujui direksi. c. Penggetaran pada suatu titik getaran hanya dalam waktu singkat saja, sampai air beton tampak ditemukan. d. Waktu pengecoran harus selalu dihindarkan terjadinya kontak antara kepala getaran dengan permukaan cetakan
beton, besi-besi tulangan atau bagian-bagian yang tertanam dalam beton.
e. Segala hasil pekerjaan dan penggunaan bahan dan alat seperti yang dimaksud pada pasal ini harus mendapat persetujuan direksi.
10. Perawatan dan perlindungan beton
a. Kontraktor harus menjamin bahwa beton benar-benar dirawat.
b. Pekerjaan perawatan beton yaitu menutupi permukaan beton dengan karung goni basah paling sedikit selama 3 (tiga) hari setelah pengecoran atau atas petunjuk direksi. Setelah selesai tahap penutupan selama 3 hari, beton harus disiram/digenangi air selama paling sedikit 7 (tujuh) hari.
c. Segala hasil pekerjaan dan penggunaan bahan dan alat seperti yang dimaksud pada pasal ini harus mendapat persetujuan direksi.
11. Pembongkaran bekisting dan perancah
a. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah mencapai kekuatan cukup.
b. Pembongkaran tidak boleh dengan cara memukul-mukul, karena dapat merusak beton.
c. Waktu minimum pembukaan bekisting adalah 7 hari untuk bagian sisi muka balok lantai dan dinding dan untuk bagian bawah 21 hari.
d. Segala hasil pekerjaan dan penggunaan bahan dan alat seperti yang dimaksud pada pasal ini harus mendapat persetujuan direksi.
Pasal 10
PEKERJAAN PASANGAN BATA
1. Bata yang dipakai harus memenuhi syarat kualitas, ukuran yang sama dan satu pabrik. Jika bata sulit dicari, maka akan dicari pemecahannya untuk bahan ini yang harus disetujui oleh direksi.
2. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pemasangan rollag bata 1 batu harus benar-benar lurus dan siku.
b. Tinggi pemasangan harus dilakukan secara bertahap tidak, diperkenankan langsung tinggi mencapai tinggi dinding rencana.
c. Pekerjaan Pasangan Rollag bata dilakukan camp. 1Pc : 3Ps, diaci sampai rata sesuai petunjuk pengawas lapangan/Direksi.
Pasal 11
PEKERJAAN TIMBUNAN LANTAI
Pekerjaan ini dilaksanakan mulai dari permukaan tanah sampai dengan ketebalan 140 cm. Timbunan harus padat,
sehingga lantai tidak turun. Timbunan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan dipadatkan serta diratakan.
Pasal 12
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
Sebelum pekerjaan diserahkan, kontraktor harus membersihan lokasi bangunan dari segala puing-puing, didalam
maupun disekeliling bangunan termasuk Pembongkaran Perancah dan Pembersihan/perbaikan saluran -saluran
yang mungkin rusak akibat pelaksanaan pekerjaan.
Pasal 13
P E N U T U P
1.
Untuk pekerjaan yang harus diselesaikan oleh Kontraktor dan tidak tercantum dalam Dokumen Pengadaan
Barang dan Jasa ini, pelaksanaannya dapat dilakukan berdasarkan petunjuk dari Direksi Teknis ( Konsultant
Pengawas ).
2.
Meskipun dalam dokumen ini dalam uraian pekerjaan maupun uraian bahan tidak dinyatakan dengan kata –
kata harus disediakan oleh Kontraktor, tetapi dalam Berita Acara Annwijzing pekerjaan pembangunan ini,
perkataan – perkataan itu tetap dianggap ada dimuat dalam Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa ini.
3.