• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab IV Final rancangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bab IV Final rancangan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009

4.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah

4.1.1. Strategi Pembangunan Daerah.

Mendasarkan pada RKP 2009, evaluasi kinerja pembangunan tahun 2006 dan tahun 2007, tantangan ekonomi tahun 2009 serta prediksi perekonomian tahun 2010 maupun inisiasi visi Jawa Timur 20 tahun mendatang, maka tema RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2009 adalah “ Memperkokoh Sendi - Sendi Kesejahteraan Masyarakat Dan Peningkatkan Upaya Penanganan Kemiskinan “. Dengan tema tersebut, maka Pembangunan Jawa Timur 2009 berada pada koridor 7 agenda pembangunan yang diprioritaskan pada :

a. Meningkatkan pelayanan dasar masyarakat.

b. Memperkuat kualitas pertumbuhan ekonomi dan Pembangunan Pedesaan melalui penguatan daya tahan ekonomi yang didukung oleh pembangunan pertanian, infrastruktur dasar dan energi.

c. Pemantapan reformasi birokrasi dibidang kelembagaan dan kebijakan publik.

Adapun strategi pembangunan Jawa Timur tahun 2009 dioperasionalkan melalui dual track strategy (strategi ganda) yang memfokuskan pada (1) peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi , dan (2) Optimalisasi pelayanan sosial dasar. Fokus strategi dimaksud didukung oleh 4 pilar utama, yaitu (1) reformasi birokrasi, (2) pembangunan infrastruktur, (3) pembenahan kebijakan publik dan regulasi, (4) alternatif sumber - sumber pembiayaan pembangunan. Strategi ini diharapkan akan mampu mengoperasionalkan 3 prioritas pembangunan Jawa Timur 2009.

(2)

terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat, akan ditempuh beberapa hal, yaitu : (1) peningkatan investasi, perdagangan dan pariwisata; (2) peningkatan daya saing industri manufaktur; (3) pemberdayaan UMKM dan koperasi; (4) revitalisasi BUMD; (5) penguatan infrastruktur dan (6) revitalisasi pertanian. Selain itu, dukungan reformasi birokrasi terhadap proses pembuatan kebijakan publik yang lebih transparan sangat diperlukan, terutama terkait dengan fungsi-fungsi layanan publik. Hal ini akan dapat dicapai melalui upaya – upaya penataan struktur organisasi yang tidak hanya efisien namun harus efektif. Disamping itu peningkatan kapasitas kelembagaan maupun aparatur pemerintah merupakan upaya penting pula untuk membangun sebuah birokrasi yang kondusif dalam upaya fasilitasi layanan publik yang lebih baik. Dukungan penting lainnya adalah pembenahan kebijakan publik dan regulasi yang diarahkan untuk menciptakan iklim kondusif yang akan berpengaruh terhadap kinerja investasi dan ekonomi.

Agar strategi pembangunan Jawa Timur dapat mencapai kinerja agregat 2009, maka perlu dikembangkan alternatif pembiayaan guna mengatasi keterbatasan dana PAD maupun APBD/APBN, antara lain pemanfaatan aset-aset Pemerintah Propinsi, dan pinjaman melalui penerbitan obligasi (SUD), sharing pembiayaan antara Pemerintah Pusat – Propinsi – Kabupaten/Kota, serta mengembangkan kemitraan antara Pemerintah dengan swasta dan masyarakat.

Dengan optimalisasi pelaksanaan dual track strategy, diharapkan akan mampu menurunkan angka pengangguran dan angka kemiskinan, meningkatkan pemenuhan pangan, aksesibilitas pendidikan dan kesehatan, serta hak-hak dasar lain sesuai dengan kemampuan fasilitasi, termasuk upaya menghormati maupun melindungi hak-hak dasar masyarakat.

4.1.2. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Secara Sektoral

(3)

yang akan mengoperasonalkan secara lebih detail terhadap 3 prioritas pembangunan Jawa Timur 2009, yaitu :

1. Peningkatan Kesalehan Sosial dalam Beragama

Dalam rangka peningkatan kualitas kehidupan beragama arah kebijakannya adalah:

a. Peningkatan Kualitas Pelayanan Kehidupan Beragama melalui pengelolaan serta pengembangan fasilitas pelaksanaan ibadah. b. Peningkatan kerukunan intern dan antar umat Beragama dalam

pembentukan moral dan etika;

c. Peningkatan kualitas pendidikan agama dan pendidikan keagamaan pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan

2. Peningkatan Aksesibilitas terhadap Kualitas Pendidikan dan

Kesehatan

Dalam rangka peningkatan Kualitas pendidikan masyarakat maka kerangka arah kebijakan pembangunan pendidikan adalah sebagai berikut :

a. Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan; b. Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing;

c. Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik; serta d. Memperkokoh ketahanan budaya, peningkatan minat baca dan

pengembangan kelembagaan perpustakaan.

Adapun arah kebijakan pembangunan Kesehatan adalah sebagai

berikut :

a. Peningkatan kualitas pelayanan pada setiap strata pelayanan ;

b. Pengembangan jaminan kesehatan bagi penduduk terutama keluarga miskin ;

c. Peningkatan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan tenaga kesehatan;

d. Peningkatan kualitas lingkungan sehat dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat serta mendorong pemberdayaan masyarakat; e. Peningkatan pembinaan dan pengawasan obat dan perbekalan

(4)

f. Pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas atau sarana dan prasarana kesehatan ;

g. Fasilitasi dalam rangka revitalisasi Puskesmas dan Posyandu ; h. Fasilitasi pengembangan Desa Siaga ;

i. Penanganan masalah gizi kurang dan gizi buruk;

j. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta penanganan wabah penyakit pada Kejadian Luar Biasa (KLB) ; k. Pengembangan manejemen dan regulasi bidang kesehatan.

3. Penanggulangan Kemiskinan, pengangguran, perbaikan iklim

ketenagakerjaan dan memacu kewirausahaan, arah kebijakannya adalah sebagai berikut :

Penanggulangan Kemiskinan

a. Pengembangan potensi wilayah dan cluster ekonomi dalam mengembangkan produk unggulan yang spesifik dan kompetitif. b. Melanjutkan program Gerdu-Taskin khususnya pada daerah

tertinggal dengan meningkatkan kualitas pendekatan TRIDAYA. c. Pemenuhan kebutuhan infra struktur dasar dan sarana ekonomi

sesuai dengan karakteristik kebutuhan, yang mendukung dan memberikan peluang bagi Pokmas miskin untuk meningkatkan produktifitas dan pendapatan;

d. Peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat untuk mengembalikan fungsi sarana prasarana desa yang rusak akibat bencana alam, serta pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan ;

e. Peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat pada upaya-upaya untuk konservasi dan pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhatikan keberlanjutannya;

f. Revitalisasi peran dan fungsi Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) dalam membantu Kepala Desa/Kepala Kelurahan menggali dan memanfaatkan potensi sesuai tipologi desa;

(5)

h. Peningkatan kualitas data yang berupa potensi desa, tipe desa dan tingkat perkembangan desa;

Perbaikan Iklim Ketenagakerjaan

a. Perluasan Kesempatan kerja melalui pengembangan Wira Usaha Baru bagi kaum Muda, penganggur dan setengah pemganggur secara banyak (remonurative) produktif menuju pekerjaan yang layak dan sejahtera.

b. Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri melalui Antar Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Luar Negeri melalui Antar Kerja Antar Negara (AKAN) melalui pola kerjasama/Kemitraan untuk perikrutan dan penempatan tenaga kerja di dalam dan luar negeri.

c. Peningkatan Kualitas SDM Tenaga Kerja melalui Pelatihan di BLK-BLK

d. Peningkatan perlindungan bagi pekerja dan hubungan industrial yang harmonis, dialogis serta meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja.

Peningkatan Perlindungan dan Kesejahteraan Sosial

a. Meningkatkan kualitas pelayanan, rehabilitasi dan perlindungan sosial, bantuan, pemberdayaan, serta aksesibilitas terhadap pelayanan sosial dasar, dan jaminan kesejahteraan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan social;

b. Meningkatkan prakarsa dan peran aktif masyarakat, termasuk kelompok masyarakat mampu, dunia usaha, perguruan tinggi dan organisasi sosial / LSM dalam penyelenggaraan usaha kesejahteraan sosial secara terpadu dan berkelanjutan;

c. Memperkuat ketahanan sosial masyarakat berlandaskan pada prinsip kemitraan dan nilai-nilai sosial budaya lokal dan budaya bangsa;

(6)

Kependudukan dan Keluarga Kecil Berkualitas serta Pemuda dan Olah

Raga

a. Peningkatan kemampuan berdaya saing tinggi untuk penduduk Jawa Timur dengan mengedepankan pembangunan sumberdaya manusia berkualitas dan memperkuat perekonomian lokal berbasis keunggulan disetiap daerah

b. Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, penataan persebaran dan mobilitas penduduk diarahkan menuju persebaran penduduk yang lebih seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan melalui pemerataan pembangunan ekonomi dan wilayah

c. Pengembangan Sistim Administrasi kependudukan dilakukan untuk mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan baik ditingkat nasional dan daerah serta mendorong terakomodasinya hak - hak penduduk dan perlindungan penduduk.

d. Pengendalian dan penanggulangan urbanisasi serta penertiban sektor informal.

e. Peningkatan kesejahteraan sosial dalam memberikan perlindungan pada hak–hak dasar penduduk melalui penguatan lembaga dalam sistim Nomor Induk Kependudukan (NIK) tunggal dan berlaku secara nasional.

f. Peningkatan kualitas generasi muda untuk meningkatkan partisipasinya dalam pembangunan di daerah;

g. Peningkatan kualitas perencanaan kepemudaan dan keolahragaan di Jawa Timur;

h. Peningkatan sarana dan prasarana kepemudaan dan keolahragaan di Jawa Timur.

Peningkatan Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan serta

Kesejahteraan dan Perlindungan perempuan dan anak

a. Peningkatan kualitas hidup dan pemberdayaan ekonomi perempuan;

(7)

eksploitasi, diskriminasi serta perlindungan perempuan dan anak dari korban kekerasan;

c. Meningkatkan taraf pendidikan dan layanan kesehatan serta bidang pembangunan lainnya, untuk mempertinggi kualitas hidup dan SDM perempuan.

d. Memperkuat kelembagaan pemberdayaan perempuan baik di Propinsi maupun di Kab/Kota

e. Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga

Memperkuat kualitas pertumbuhan ekonomi melalui penguatan daya tahan ekonomi yang didukung oleh pembangunan pertanian, infrastruktur dasar dan energi.

4. Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkualitas dan

Berkelanjutan Dan Pembangunan Infrastruktur, arah kebijakannya adalah sebagai berikut :

Peningkatan Investasi, Perdagangan, Pariwisata serta daya saing

industri manufaktur

a. Menjamin kepastian usaha dan meningkatkan penegakan hukum. b. Reformasi kelembagaan investasi sebagai lembaga perencana dan

pengembangan investasi, promosi investasi, pelayanan investasi dan pengawasan pelaksanaan investasi yang berdaya saing,

c. Optimalisasi penyederhanaan sistem dan prosedur perijinan melalui pelayanan satu pintu.

d. Mendorong pertumbuhan industri untuk penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.

e. Penguatan struktur Industri melalui Pengembangan kemitraan industri inti dan penunjangnya.

f. Peningkatan nilai tambah Industri berbasis Sumber Daya Lokal. g. Peningkatan efektifitas dan efisiensi distribusi barang dan jasa dengan

pendekatan supply chain terutama kebutuhan pokok masyarakat dan komoditi strategis.

(8)

i. Peningkatan daya saing produk ekspor non migas, pengendalian dan pengawasan impor.

j. Peningkatan pertumbuhan ekspor non mogas berbasis SDA, teknologi dan produk unggulan daerah yang memperhatikan

k. Peningkatan nilai tambah ekspor secara bertahap terutama daridominasi bahan mentah ke dominasi barang setengah jadi dan barang jadi disertai upaya pengurangan ketergantungan bahan baku impor.

l. Peningkatan kedisiplinan pemakai UTTP dan produsen UTTP sesuai dengan Undang – Undang Metrologi Legal serta Mencegah penggunaan UTTP secara illegal.

m. Peningkatan daya saing antar Destinasi Pariwisata yang mampu berperan secara aktif dalam mengantisipasi era global.

n. Peningkatan pelayanan dan perlindungan atas hak-hak wisatawan. o. Penciptaan dan menggerakan iklim investasi bidang pariwisata yang

kondusif;

p. Peningkatan potensi obyek wisata unggulan, diversifikasi dan standarisasi produk pelayanan jasa pariwisata dan peningkatan SDM pariwisata dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan daya saing.

q. Pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku langsung dalam kegiatan usaha pariwisata;

r. Pengembangan pemasaran pariwisata terpadu dalam dan luar negeri agar tepat sasaran dan efisien;

s. Penguatan kelembagaan pada institusi yang mengelola kepariwisataan;

t. Pengembangan klaster Industri dengan memperkuat partnership antara Industri inti, terkait, dan pendukung;

(9)

v. Mendorong investasi industri baru dan revitalisasi industri untuk meningkatkan daya saing industri;

w. Mengintegrasikan pembangunan industri di utara dan selatan Jawa Timur;

x. Peningkatan implementasi kebijakan publik berupa penyederhanaan regulasi dalam pengembangan dan perluasan usaha industri manufaktur;

y. Penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur untuk pengembangan dunia usaha industri dan penguatan kelembagaan pada institusi yang mengelola industri manufaktur;

Revitalisasi Pertanian Perikanan & Kehutanan

Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura

Kebijakan pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura

diarahkan untuk :

a. Peningkatan dan pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia Pertanian dan fungsi kelembagaan pertanian;

b. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil pertanian berdasar prinsip Hazart Ananlisys Critical Control Point (HACCP). c. Peningkatan kualitas bibit/benih, kapasitas produksi,

pengembangan komoditi pertanian bernilai ekonomi tinggi;

d. Pengembangan sentra produksi pertanian dan standarisasi mutu hasil dalam rangka pemenuhan kebutuhan industri secara berkelanjutan.

e. Penciptaan mekanisme pasar yang dapat menumbuhkan minat investasi di bidang pertanian.

Pembangunan Peternakan

Kebijakan pembangunan peternakan diarahkan untuk :

(10)

b. Pemberdayaan dan penguatan lembaga peternakan dan pedesaan untuk meningkatkan akses peternak terhadap sarana produksi, c. Membangun delivery system dukungan pemerintah untuk sub sektor

peternakan,

d. Peningkatan skala usaha yang dapat meningkatkan posisi tawar peternak.

e. Peningkatan ketersediaan pangan hasil ternak melalui peningkatan populasi ternak, produksi hasil ternak yang aman sehat, utuh dan halal dalam rangka mendukung pencapaian target kecukupan daging nasional tahun 2010.

Pertanian Tanaman Perkebunan

Arah Kebijakan Pembangunan Pertanian Tanaman Perkebunan

Kebijakan pembangunan pertanian tanaman perkebunan diarahkan untuk :

a Peningkatan produksi gula melalui penyediaan bibit tebu unggul, bongkar ratoon dan penanganan pasca panen serta fasilitasi pembangunan pabrik gula mini.

b Peningkatan kualitas tembakau sesuai standard industri melalui peningkatan kualitas bibit, perbaikan sistim budidaya dan pengelolaan pasca panen.

c Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu mutu hasil pertanian berdasar prinsip Hazart Ananlisys Critical Control Point (HACCP) dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk perkebunan;

d Pengembangan Produk bio fuel sebagai sumber energi alternatif terbarukan.

(11)

Pembangunan Ketahanan Pangan

Kebijakan pembangunan ketahanan pangan diarahkan pada

a. Memantapkan ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga, daerah dan wilayah melalui pengembangan cadangan pangan masyarakat dan pemerintah.

b. Mewujudkan aksesibilitas pangan di masyarakat melalui pengembangan distribusi pangan lintas waktu dan lintas wilayah. c. Meningkatkan konsumsi pangan melalui penganekaragaman pangan

berbasis sumberdaya dan budaya lokal yang beragam, bermutu, aman, halal dan bergizi untuk mengantisipasi kerawanan pangan didaerah dan wilayah.

d. Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat/petani untuk membangun ketahanan pangan berbasis sumber daya lokal, melalui pengembangan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkelanjutan dan terdesentralisasi.

e. Memantapkan kelembagaan ketahanan pangan, revitalisasi system penyuluhan ketahanan pangan, fasilitasi kemitraan dan pengembangan usaha kecil diperdesaan dalam rangka penanganan kemiskinan.

Pembangunan Perikanan & Kelautan

Kebijakan pembangunan perikanan dan kelautan diarahkan pada: a. Pengendalian & Pengawasan Perikanan Tangkap terutama pada

perairan yang telah over fishing.

b. Peningkatan Produksi perikanan budidaya intensifikasi, diversifikasi dan ekstensifikasi usaha perikanan.

c. Penerapan sistem jaminan mutu produk hasil perikanan yang berprinsip pada HACCP dan TRACEABILITY.

d. Pelaksanaan Program rantai dingin, GAP dan GHP.

(12)

f. Revitalisasi Pelaksanaan Pelelangan Ikan di Jawa Timur

g. Peningkatan & Pengembangan Sarana & Prasarana Perikanan. h. Optimalisasi pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau – pulau Kecil

dan penguatan kelembagaan program mitra bahari. Pembangunan Kehutanan

Kebijakan pembangunan kehutanan diarahkan pada :

b. Optimalisasi pemanfaatan hutan alam dan pengembangan hutan tanaman dan hasil hutan non kayu secara berkelanjutan.

c. Peningkatan nilai tambah dan manfaatan hasil hutan kay.

d. Peningkatan pembergayaan masyarakat didalam dan sekitar kawasan hutan.

e. Peningkatan pengamanan dan penataan kawasan hutan.

f. Pengawasan peredaran hasil hutan untuk menjamin kelangsungan distribusi legal.

g. Percepatan rehabilitasi hutan dan lahan dalam dan luar kawasan hutan.

Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan menengah

a. Pengembangan UKM, usaha skala mikro, koperasin dan kelembagaan dalam rangka memberikan kontribusi peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan berwawasan gender

b. Perluasan basis dan kesempatan berusaha, wirausaha baru, peningkatan eksport dan penciptaan lapangan kerja.

Pengelolaan BUMD diarahkan pada:

(13)

b. Peningkatan efisiensi usaha dan daya saing Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta terwujudnya kemitraan antara BUMD dengan mitra usaha lainnya sekaligus sebagai salah satu sumber PAD. c. Restrukturisasi asset, manajemen, organisasi, operasi dan sistem

prosedur dan lain sebagainya,

d. Pemantapan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG), yaitu transparansi, akuntabilitas, keadilan dan responsibilitas pada pengelolaan BUMD.

e. Peningkatan sinergi antar BUMD agar dapat meningkatkan daya saing dan memberikan multiplier effect kepada perekonomian di Jawa Timur yang memberikan nilai tambah akan ditumbuhkembangkan.

Peningkatan Kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

a. Penajaman prioritas penelitian, pengembangan dan rekayasa iptek yang berorientasi pada permintaan dan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha dan serta berbagai masukan dalam pembuatan kebijakan Pemerintah Daerah;

b. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas IPTEK dengan memperkuat kelembagaan, sumberdaya dan jaringan iptek di Propinsi dan Kab/Kota.

c. Penciptaan iklim inovasi dalam bentuk pengembangan skema insentif yang tepat untuk mendorong perkuatan struktur industri. d. Penanaman dan menumbuhkembangkan budaya iptek untuk

meningkatkan peradaban bangsa.

Percepatan Pembangunan Infrastruktur, arah kebijakannya adalah sebagai berikut :

Sumber Daya Air

(14)

b) Operasi pemeliharaan jaringan irigasi diprioritaskan untuk mempertahankan fungsi layanan utamanya guna mendukung usaha pertanian dengan berbasis partisipasi masyarakat.

c) Pendayagunaan sumberdaya air diprioritaskan pada pemenuhan air baku untuk kebutuhan pokok rumah tangga, terutama wilayah rawan defisit air, wilayah tertinggal dan wilayah strategis.

d) Pengendalian daya rusak air diprioritaskan untuk penanggulangan banjir pada wilayah berpenduduk padat dan wilayah strategis dengan mengutamakan pendekatan non konstruksi.

Transportasi

a. Penanganan pemeliharaan, peningkatan dan pembangunan jalan dan jembatan termasuk melanjutkan pembangunan Jalan Lintas Selatan dengan disesuaikan potensi dana yang ada.

b. Penanganan akses menuju kawasan strategis dan penanganan darurat akibat bencana alam.

c. Memfasilitasi pembangunan jalan tol di Jawa Timur.

d. Penataan sistem transportasi darat, laut dan udara; peningkatan fasilitas rambu-rambu dan peningkatan sarana dan prasarana pelayanan pos dan telekomunikasi di Jawa Timur.

Energi dan sumber Daya Mineral

a. Pemerataan dan pemenuhan ditribusi energi yang tepat dan efisien khususnya pada bagian hilir serta pengembangan dan pemanfaatan potensi energi baru terbarukan.

b. Pembangunan ketenagalistrikan diarahkan pada pemenuhan kebutuhan tenaga listrik pada daerah terpencil dan kepulauan melalui pengembangan infrastruktur jaringan dan penyediaan pembangkit lsitrik alternatif.

c. Penguatan pengawasan migas, pengelolaan migas serta penguasaan terhadap aktifitas migas, batubara serta aplikasi energi baru terbarukan

(15)

Perumahan dan Permukiman

a. Mendukung Gerakan Nasional Pembangunan Sejuta Rumah (GNPSR) melalui penyediaan hunian rumah sederhana sehat, rumah susun sewa dengan melibatkan semua stakeholders;

b. Pembangunan perumahan yang bertumpu pada kemandirian (swadaya) kelompok masyarakat dan penciptaan pola subsidi baru pembangunan perumahan yang tepat sasaran;

c. Peningkatan pemahaman peraturan jasa konstruksi dan pembinaan teknis pengelolaan/pembangunan gedung negara;

d. Pengembangan teknologi pembangunan bidang perumahan permukiman;

e. Peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman; f. Regionalisasi pengelolaan air minum dan Fasilitasi pembangunan

dan pengelolaan sarana air minum dan air limbah dengan mitra usaha swasta;

g. Peningkatan cakupan pelayanan prasarana sanitasi, persampahan, air bersih dan air limbah baik di perkotaan maupun pedesaan. h. Pengembangan sarana dan prasarana sanitasi dan air minum

berbasis masyarakat;

i. Peningkatan kinerja pengelolaan persampahan dan drainase serta regionalisasi pengelolaan persampahan;

j. Peningkatan percepatan pembangunan kota-kota kecil sebagai motor penggerak pembangunan wilayah-wilayah di sekitarnya.

5. Optimalisasi Pengendalia Sumber Daya Alam, Pelestarian

Lingkungan Hidup dan Penataan Ruang arah kebijakannya adalah sebagai berikut :

a. Peningkatan sistem pengelolaan hutan termasuk meningkatkan pengawasan dan penegakan hukumnya dan Pengefektifan sumber daya pengelolaan hutan.

(16)

c. Peningkatan upaya dan laut serta merehabilitasi ekosistem yang rusak seperti mangrove dan terumbu karang serta pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup di wilayah pesisir, laut dan perairan tawar; dan

d. Peningkatan kemitraan untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan laut.

e. Peningkatan eksploitasi dengan selalu memperhatikan aspek pembangunan berkelanjutan;

f. Peningkatan peluang usaha pertambangan skala kecil dan nilai tambah dan pengendalian pemanfatan bahan tambang dan air tanah dan rehabilitasi kawasan bekas pertambangan;

g. Peningkatan pembinaan dan pengawasan pengelolaan pertambangan dan air tanah, pelayanan dan informasi pertambangan dan pecegahan bencana kegeologian

h. Peningkatan koordinasi pengelolaan lingkungan hidup di tingkat propinsi dan kab./kota, kelembagaan pengelola lingkungan hidup dan penegakan hukun secara konsisten kepada pencemar lingkungan; i. Peningkatan kesadaran masyarakat agar peduli pada isu

lingkungan hidup dan berperaln aktif sebagai control social dalam memantau kualitas lingkungan hidup;

j. Optimalisasi peran Rencana Tata Ruang sebagai acuan koordinasi dan sinkronisasi pembangunan antar sektor dan antar wilayah;

k. Pemerataan pembangunan dengan percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah;

6. Peningkatan ketentraman dan ketertiban, supremasi hukum dan

HAM, arah kebijakannya adalah sebagai berikut :

Peningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi Antar kelompok

Masyarakat

(17)

ketimpangan sosial, sebagai bagian penting dari upaya membangun masyarakat sipil yang kokoh;

b. Peningkatan secara konsisten proses rekonsiliasi yang berkelanjutan;

c. Pemantapan peran pemerintah sebagai fasilitator dan atau mediator yang kredibel serta adil dalam menjaga dan memelihara keamanan, perdamaian dan harmoni dalam masyarakat;

Pengembangan kebudayaan yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur

a. Reaktualisasi nilai-nilai budaya daerah sebagai salah satu dasar pengembangan etika pergaulan sosial;

b. Meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya daerah; c. Berkembangnya potensi ekonomi lokal yang berbasiskan

pengembangan budaya.

Terjaminnya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya

hukum, serta terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan

pelayanan kepada masyarakat.

a. Peningkatan kemampuan mencegah, menangkal dan menindak kejahatan terutama melalui deteksi dini dan keterlibatan para tokoh masyarakat;

b. Peningkatan sinergitas komprehensif dalam menyeimbangkan dan memadukan pengurangan pemasokan dan pengurangan permintaan narkoba;

c. Peningkatan profesionalisme aparat Satpol PP melalui pembinaan kinerja dengan meningkatkan sumber daya organisasi dan manajemen serta pemantapan struktur organisasi Satpol PP;

d. Peningkatan kerja sama dengan kepolisian dalam upaya menciptakan ketentraman dan ketertiban;

(18)

7. Revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah melalui reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik.

a. Penegasan pembagian kewenangan antar tingkat pemerintahan baik kewenangan mengenai tugas dan tanggung jawab maupun mengenai penggalian sumber dana dan bagian bagi hasil pajak pusat (PPh badan dan cukai) pembiayaan pembangunan.

b. Meningkatkan kerjasama antar pemerintah daerah termasuk peran pemerintah provinsi dalam rangka peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat;

c. Penataan kelembagaan pemerintah daerah agar lebih proporsional berdasarkan kebutuhan nyata daerah, ramping, hierarki yang pendek, bersifat jejaring, bersifat fleksibel dan adaptif, diisi banyak jabatan fungsional, dan terdesentralisasi kewenangannya.

d. Penyiapan ketersediaan aparatur pemerintah daerah yang berkualitas secara proporsional di seluruh daerah dan wilayah, menata keseimbangan antara jumlah aparatur pemerintah daerah dengan beban kerja di setiap lembaga/satuan kerja perangkat daerah, serta meningkatkan kualitas aparatur pemerintah daerah yang kompetitif.

e. Peningkatan kapasitas keuangan pemerintah daerah, termasuk pengelolaan keuangan dan asset-asset daerah yang didasarkan pada prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme.

f. Penataan daerah otonom baru, termasuk mengkaji pelaksanaan kebijakan pembentukan daerah otonom baru di waktu mendatang, sehingga tercapai upaya peningkatan pelayanan publik dan percepatan pembangunan daerah.

g. Penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance) pada semua tingkat dan lini pemerintahan pada semua kegiatan;

(19)

i. Penataan kembali fungsi-fungsi kelembagaan pemerintahan agar dapat berfungsi secara lebih memadai, efektif, dengan struktur lebih proporsional, ramping, luwes dan responsif;

j. Peningkatan efektivitas dan efisiensi ketatalaksanaan dan prosedur pada semua tingkat dan lini pemeritahan;

k. Optimalisasi pengembangan dan pemanfaatan e-Government dalam penyelenggaraan pemerintahan.

l. Peningkatan kualitas pelayanan publik terutama pelayanan dasar, pelayanan umum dan pelayanan unggulan.

m. Mewujudkan pelembagaan demokrasi yang lebih kokoh dengan mempertegas tugas, wewenang dan tanggungjawab dari seluruh kelembagaan pemerintahan yang berdasarkan mekanisme checks and balances;

n. Memperkuat peran masyarakat sipil (civil society); o. Memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah.

4.1.3. Arah Kebijakan Spasial

(20)

Tabel 4.1. Rencana Penggunaan Lahan di Jawa Timur

Secara planimetris rencana penggunaan lahan berdasar RTRW tersebut dapat dituangkan dalam bentuk peta planimetris sebagai berikut :

Peta 4.1. Rencana Penggunaan Lahan Jawa Timur

(21)

Dari tabel 4.1 di atas terlihat bahwa 47, 98 % wilayah eksisting di Jawa Timur membudidayakan lahannya di bidang pertanian sedangkan 14,07 % budidaya non pertanian (permukiman, industri dll), dan sisanya merupakan Kawasan lindung yang cenderung tak dapat dibudidayakan. Dominasi warna hijau muda pada peta 4.1 di atas semakin memperkuat fenomena Provinsi Jawa Timur sebagai lumbung pertanian nasional yang mampu memberikan kontribusi pada PDB Nasional sebesar 14,85 %. Kebijakan spasial untuk lebih memprioritaskan pengembangan sektor Pertanian ini juga terlihat dari dominasi 77,27 % rencana penggunaan lahan budidaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur sampai dengan tahun 2020. Prioritas pengembangan sektor pertanian ini tidak akan memberikan nilai lebih manakala kurang didukung oleh pengembangan sektor lainnya. Berdasar kontribusi sektoral PDRB di Jawa Timur, penyumbang perekonomian terbesar yang mampu mendukung dan memberikan efek pengganda lebih besar pada sektor itu adalah sektor Industri Pengolahan dan Perdagangan. Untuk itu adalah layak manakala pengembangan wilayah kedepan lebih diarahkan pada terwujudnya Jawa Timur sebagai sentra agrobisnis terkemuka, berdaya saing global dan berkelanjutan.

Sebagai perwujudan arahan pengembangan wilayah kedepan tersebut di atas apabila dikaitkan dengan PP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Urusan Pemerintah, Urusan Pemerintah Provinsi dan Urusan Pemerintah Kabupaten/Kota; maka arah kebijakan umum APBD tahun 2009 diinisiasikan adanya bantuan keuangan yang bersifat khusus kepada Kabupaten/Kota yang besarnya berdasarkan potensi yang didasarkan pada indeks-indeks regional kabupaten/kota.

Pada lampiran Perda No. 2 tahun 2006 juga telah direkomendasikan beberapa strategi dan kebijakan spasial Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai berikut :

(22)

2). Pengembangan ekonomi untuk lebih difokuskan pada pengembangan sentra-sentra produksi dan/atau Kawasan Agropolitan, Kawasan Pengembangan Utama Komoditi (KAPUK), Kawasan Pengembangan Ekonomi Terintegrasi (KAPEKSI), dan Kawasan Pengembangan Utama (KAPUT) terutama pada wilayah Jawa Timur bagian selatan. 3). Upaya mengurangi Primacy kota terutama Kota Surabaya yang

mempunyai kecenderungan kesenjangan antar wilayah, akan dilakukan melalui Pengembangan Wilayah Selatan Jawa Timur dan pengembangan wilayah kepulauan.

4). Diperlukan penangan khusus pada fenomena “Mega Urban” di Kota Surabaya dan sekitarnya melalui konsep Polycentris Urban Region yaitu adanya satu titik pusat pertumbuhan yang didukung oleh titik pusat pertumbuhan lainnya dan berinteraksi kuat secara seimbang melalui pembedaan fungsi titik pusat pertumbuhan.

5). Menciptakan skenario pengembangan infrastruktur yang diarahkan untuk menjamin aksesbilitas disetiap pusat produksi, pusat konsumsi, pusat distribusi dan kawasan terbelakang.

6). Pengembangan wilayah tetap memperhatikan batasan wilayah dengan fungsi lindung. Pengembalian funsi lindung menjadi fokus utama dalam menjaga daya dukung lingkungan agar tetap stabil. Strategi yang dilakukan adalah :

 Konservasi tanah dan air pada kawasan khusus.

 Kerjasama antar wilayah kabupaten/kota dalam pengelolaan kawasan lindung.

(23)

- pra bencana

- saat tanggap darurat, dan - pasca bencana.

Dalam kebijakan spasial RTRW Provinsi Jawa Timur, antisipasi terhadap terjadinya bencana alam tergambar seperti pada peta sebagai berikut :

Peta 4.2. Kawasan Rawan Bencana di Jawa Timur

Sumber : RTRW Provinsi Jawa Timur tqhun 2005-2020

Berdasar hal tersebut serta evaluasi isu-sue strategis yang ada seperti yang diuraikan di sub bab 2.4, maka Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan prioritas pembangunan pada aspek penanggulangan bencana pada tahun 2009 yang lebih difokuskan pada penanganan tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.

4.2. Prioritas Program dan Kegiatan Pembangunan

(24)

Rencana Kerja Pemerintah tahun 2009, maka prioritas-prioritas pembangunan tahun 2009 adalah prioritas yang terfokus sebagai upaya percepatan penanganan masalah-masalah untuk mewujudkan target-target kinerja tahun 2009.

4.2.1. Prioritas pembangunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2009

Prioritas pembangunan nasional 2009 sebagai acuan penyusunan RKPD tahun 2009 adalah sebagai berikut :

a) Peningkatan pelayanan dasar dan pembangunan perdesaan

b) Percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dengan memperkuat daya tahan ekonomi yang didukung oleh pembangunan pertanian, infrastruktur dan energi.

c) Peningkatan upaya anti korupsi, reformasi birokrasi dan pemantapan demokrasi.

4.2.2. Prioritas Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2009

Mengacu Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2009, arah kebijakan pembangunan yang disusun berdasarkan 7 (tujuh) agenda pembangunan Jawa Timur , serta dengan memperhatikan target kinerja agregat tahun 2009, maka Prioritas RKPD Tahun 2009 adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan Pelayanan Dasar Masyarakat;

b. Memperkuat Kualitas Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Pedesaan melalui Penguatan Daya Tahan Ekonomi Yang Didukung Oleh Pembangunan Pertanian, Infrastruktur Dasar Dan Energi;

c. Pemantapan Reformasi Birokrasi Dibidang Kelembagaan Dan Kebijakan Publik.

3 (tiga) Prioritas pembangunan Jawa Timur tahun 2009 ini, lebih detail dilaksanakan melalui 7 agenda pembangunan Jawa Timur, yaitu :

a. Agenda Peningkatan Kesalehan Sosial Dalam Beragama

(25)

c. Agenda Penanggulangan Kemiskinan, Pengangguran, Perbaikan Iklim Ketenaga-kerjaan Dan Memacu Kewirausahaan.

d. Agenda Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkualitas, Berkelanjutan Dan Pembangunan Infrastruktur.

e. Agenda Optimalisasi Pengendalian Sumberdaya Alam, Pelestarian Lingkungan Hidup Dan Penataan Ruang.

f. Agenda Peningkatan Ketentraman Dan Ketertiban, Supremasi Hukum Dan HAM.

Gambar

Tabel 4.1. Rencana Penggunaan Lahan di Jawa Timur

Referensi

Dokumen terkait

9 Setiap orang yang telah menjadi anak Allah, tidak berbuat dosa lagi, sebab hidup baru yang diberikan Allah kepadanya, ada di dalam dia.. Ia tidak dapat terus berbuat dosa sebab

Permasalahan yang akan dibahas berdasarkan latar belakang penelitian terkait dengan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) adalah mengenai bagaimana

Mengenai proyek-proyek prioritas yang dipilih dalam Master Plan, yang terdiri dari 1) Proyek Dam Ayung Multiguna, 2) Proyek Pengadaan Air Terpadu untuk wilayah SARBAGI dan 3)

Dari hasil data tersebut dapat disusun langkah-langkah serta metode kerja dalam menyempurnakan prosedur SID dan STAR RNAV 1 Ngurah Rai - Bali, agar prosedur SID dan STAR

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan media gambar untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IIIa SD Negeri 017 dapat digunakan pada materi

Tujuan : Gangguan harga diri teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan Kriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.. Kaji respon,

Kemudian dari pada itu dengan telah ditetapkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang

Penelitian Talebnia dan Darvish (2012) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki free cash flow yang tinggi maka akan menghadapi agency problems yang tinggi