BUPATI MANGGARAI
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR 7 TAHUN 2016
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN MANGGARAI TAHUN 2016 2021
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI MANGGARAI,
Menimbang a.
b.
bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan Masyarakat dan kesinambungan Pembangunan Daerah sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 20052025, maka Pemerintah Kabupaten Manggarai memerlukan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016 2021 yang merupakan dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Arah kebijakan pembangunan, Kebijakan Umum dan Gambaran Umum Pengelolaan keuangan daerah serta Program dan kegiatan yang menjadi prioritas dan menjadi indikator pelaksanaan tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan untuk jangka waktu lima (5) tahun;
Mengingat c.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Manggarai Tahun 20162021;
Pasal 18 ayat (6) UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
UndangUndang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat II dalam Wilayah Daerahdaerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 20152019;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
9.
10.
Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 14 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 20052025 (Lembaran Daerah Kabupaten Manggarai Tahun 2010 Nomor 14);
Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 6 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manggarai Tahun 20122032 (Lembaran Daerah Kabupaten Manggarai Tahun 2012 Nomor 9.f );
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MANGGARAI
dan
BUPATI MANGGARAI
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN MANGGARAI TAHUN 2016 2021.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Manggarai.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Manggarai. 3. Bupati adalah Bupati Manggarai.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Manggarai.
5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut Bappeda adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Manggarai.
6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Kabupaten Manggarai.
8. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disebut RPJMD adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
10. Pemangku Kepentingan adalah pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah.
11. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut RENSTRA SKPD adalah Dokumen Perencanaan Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
12. Rencana Kerja Pemerintah Daerah, yang selanjutnya disebut RKPD adalah Dokumen Perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
13. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut RENJA SKPD adalah Dokumen Perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun.
14. Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disebut KUA APBD adalah bagian dari RKPD yang sudah disepakati oleh DPRD yang berisi kebijakan pelaksanaan RKPD dalam hal keuangan Pemerintah Daerah, yang meliputi kebijakan mengenai Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan arahan atas perlakuan terhadap pembiayaan daerah serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun.
15. Prioritas dan plafon anggaran sementara yang selanjutnya disingkat PPAS adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKASKPD sebelum disepakati dengan DPRD.
16. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang dinginkan pada akhir periode perencanaan.
17. Misi adalah rumusan umum mengenai upayaupaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
18. Strategi adalah langkahlangkah berisikan programprogram indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
19. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan.
20. Program adalah bentuk instrument kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat yang dikoordinasikan oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah.
BAB II
(1) Maksud Penyusunan RPJMD adalah :
a. Menjabarkan visi dan misi Kepala Daerah.
b. Memberikan arah pembangunan dalam jangka waktu lima tahun kedepan. c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan pada setiap tahun anggaran selama 5 (lima) tahun yang akan datang.
(2) Tujuan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Manggarai Tahun 20162021 adalah :
a. Mengidentifikasi dan menganalisis perkembangan hasil pembangunan dan potensi sumber daya yang ada.
b. Merumuskan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan.
c. Sebagai pedoman penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran baik Rencana Strategis (Renstra) SKPD maupun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja (Renja) SKPD setiap tahun.
d. Sebagai tolak ukur keberhasilan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati terpilih.
e. Sebagai tolak ukur penilaian keberhasilan kepala SKPD dalam melaksanakan pembangunan sesuai tugas, fungsi, kewenangan dan tanggung jawab masing masingmasing dalam upaya mewujudkan visi, misi dan program Bupati.
f. Sebagai pedoman seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan pembangunan di Kabupaten Manggarai.
g. Sebagai pedoman DPRD dalam melaksanakan fungsi pembentukan Peraturan Daerah, fungsi pengawasan dan fungsi anggaran DPRD dalam rangka mengendalikan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah agar sejalan dengan aspirasi masyarakat sesuai dengan prioritas dan sasaran program pembangunan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini.
BAB III
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Pasal 3
RPJMD merupakan Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah sebagai penjabaran dari visi, misi dan program Bupati tahun 2016 2021 yang mengatur Kebijakan umum dan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Pasal 4
(1) Visi pembangunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 yaitu Manggarai yang maju, makmur, sejahtera, adil dan merata dan diridhoi Tuhan Yang Maha Esa. (2) Misi pembangunan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 3 terdiri atas 5 misi
a. meningkatkan perekonomian masyarakat Manggarai dengan mengoptimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya yang tersedia didukung oleh pembangunan infrastruktur yang berkualitas;
b. memajukan derajat kesehatan masyarakat Manggarai yang berkualitas dan merata;
c. memajukan pendidikan yang demokratis, bermutu dan akuntabel;
d. mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup berwawasan ekosistem dan berbasis tata ruang;
e. mewujudkan supremasi hukum, kesetaraan gender, hakhak asasi manusia.
Pasal 5
1) Dokumen RPJMD disusun dengan sistematika sebagai berikut : Bab I Pendahuluan.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah.
Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka Pendanaan.
Bab IV Analisis IsuIsu Strategis.
Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran. Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan.
Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah.
Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan. Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah.
Bab X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan.
2) Isi beserta uraian RPJMD adalah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB IV PELAKSANAAN
Pasal 6
(1) Bupati, SKPD dan seluruh pemangku kepentingan di Daerah wajib melaksanakan RPJMD.
(2) Melaksanakan RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara konsisten, jujur, transparan, profesional, partisipatif dan penuh tanggung jawab.
Pasal 7
(1) RPJMD Tahun 2016 2021 pelaksanaannya dijabarkan dalam RKPD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
Pasal 8
(1) SKPD wajib menyusun Renstra SKPD yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai tugas pokok dan fungsi dengan berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif.
(2) Renstra SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijabarkan lebih lanjut dalam Renja SKPD yang memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan daerah.
(3) Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi program dan kegiatan yang sedang berjalan, kegiatan alternatif atau baru, indikator kinerja dan kelompok sasaran yang menjadi acuan dalam penyusunan RKPD.
(4) SKPD berkewajiban menjamin konsistensi antara RPJMD dengan Renstra SKPD.
BAB V
PENGENDALIAN DAN EVALUASI Bagian Kesatu
Pengendalian Pasal 9
(1) Bupati melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan RPJMD.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam pelaksanaannya dilakukan oleh :
a. Kepala Bappeda untuk keseluruhan perencanaan pembangunan daerah;dan b. Kepala SKPD untuk program dan/atau kegiatan sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya.
(3) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi pemantauan, supervisi dan tindak lanjut penyimpangan terhadap pencapaian tujuan agar program dan kegiatan sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah.
(4) Kepala Bappeda wajib melaporkan hasil pengendalian pelaksanaan RPJMD Kepada Bupati.
(5) Kepala SKPD wajib melaporkan program dan atau kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya kepada Bupati.
Pasal 10
Pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi pengendalian terhadap :
a. kebijakan perencanaan pembangunan daerah; dan b. pelaksanaan rencana pembangunan daerah.
Evaluasi Pasal 11
(1) Bupati melakukan evaluasi terhadap perencanaan pembangunan daerah.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi evaluasi terhadap perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembangunan daerah.
(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh :
a. Kepala Bappeda untuk keseluruhan perencanaan pembangunan daerah; dan b. Kepala SKPD untuk capaian kinerja pelaksanaan program dan/atau kegiatan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. (4) Evaluasi oleh Bappeda meliputi:
a. penilaian terhadap pelaksanaan proses perumusan dokumen rencana pembangunan daerah dan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah; dan
b. menghimpun, menganalisis dan menyusun hasil evaluasi kepala SKPD dalam rangka pencapaian rencana pembangunan daerah.
(5) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4), menjadi bahan bagi penyusunan rencana pembangunan daerah untuk periode berikutnya.
Pasal 12
Bupati berkewajiban memberikan informasi mengenai hasil evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah kepada masyarakat.
BAB VI
PENYEBARLUASAN RPJMD Pasal 13
1) Bupati wajib menyebarluaskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Manggarai Tahun 20162021 kepada masyarakat.
2) Penyebarluasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
BAB VII
PERUBAHAN RPJMD Pasal 14
(1) Perubahan RPJMD hanya dapat dilakukan apabila :
Pembangunan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
b. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi yang dirumuskan tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. c. Terjadi perubahan yang mendasar; dan/atau
d. Merugikan kepentingan nasional.
(2) Perubahan yang mendasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, mencakup antara lain terjadinya bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan keamanan, pemekaran daerah, atau perubahan kebijakan nasional.
(3) Merugikan kepentingan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, apabila bertentangan dengan kebijakan nasional.
Pasal 15
Dalam hal pelaksanaan RPJMD terjadi perubahan capaian sasaran tahunan dengan tidak mengubah target pencapaian sasaran akhir pembangunan jangka menengah dan jika terjadi perubahan terhadap organisasi perangkat daerah, Perubahan RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN Pasal 16
Sebelum ditetapkan RPJMD Tahun 20162021, penyusunan RKPD Tahun 2016 berpedoman pada Arah Kebijakan dan Sasaran Pokok yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang RPJPD Kabupaten Manggarai sesuai dengan periode berkenaan.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP Pasal 17
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka :
2. Peraturan Bupati Manggarai Nomor 38 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Lampiran Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Manggarai Tahun 20112015 (Berita Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 5 Tahun 2014) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 18
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Manggarai.
Ditetapkan di Ruteng pada tanggal 11 Juli 2016
BUPATI MANGGARAI,
DENO KAMELUS
Diundangkan di Ruteng pada tanggal 11 Juli 2016
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MANGGARAI,
MANSELTUS MITAK
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI TAHUN 2016 NOMOR 07
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR 7 TAHUN 2016
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN MANGGARAI TAHUN 20162021
I. UMUM
Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam penyelenggaraan Pemerintahannya menganut asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Prinsip Penyelenggaraan desentralisasi ialah otonomi seluasluasnya. Otonomi seluas luasnya diartikan sebagai daerah diberi kewenangan mengatur dan mengurus semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi kewenangan pemerintah pusat. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan untuk memberikan pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan dan pendekatan pelayanan kepada masyarakat.
Atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679), mengamanatkan kepada pemerintah daerah bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah daerah juga memiliki kewenangan yang lebih besar dalam melaksanakan serangkaian proses, mekanisme dan tahapan perencanaan demi keselarasan pembangunan antar wilayah tanpa mengurangi kewenangan yang diberikan bahwa efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek aspek hubungan antara Pemerintah Pusat dengan daerah dan antar daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, serta peluang dan tantangan persaingan global dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.
Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif di bidang perencanaan pembangunan daerah, diperlukan adanya tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah. Penerapan peraturan perundangan yang berkaitan dengan perencanaan daerah sebagaimana dimaksud Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan Perencanan Pembangunan Daerah Bab II tentang prinsip prinsip pembangunan daerah yang mengamanatkan perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masingmasing daerah sesuai dinamika perkembangan nasional.
Penyelenggaraan tahapan, tata cara penyusunan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah dimaksudkan untuk:
1. Meningkatkan konsistensi antar kebijakan yang dilakukan berbagai organisasi publik dan antara kebijakan makro dan mikro maupun antara kebijakan dan pelaksanaan;
2. Meningkatkan transparansi dan partisipasi dalam proses perumusan kebijakan dan perencanaan program;
3. Menyelaraskan perencanaan program dan penganggaran;
4. Meningkatkan akuntabilitas pemanfaatan sumber daya dan keuangan publik; 5. Terwujudnya penilaian kinerja kebijakan yang terukur, perencanaan, dan
pelaksanaan sesuai RPJMD, sehingga tercapai efektivitas perencanaan.
rencana daerah dilakukan dengan pendekatan politik, teknokratik, partisipatif, atas bawah (top down) dan bawahatas (bottom up) Dilaksanakan tata cara dan tahapan perencanaan daerah bertujuan untuk mengefektifkan proses pemerintahan yang baik melalui pemanfaatan sumber daya publik yang berdampak pada percepatan proses perubahan sosial bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, atau terarahnya proses pengembangan ekonomi dan kemampuan masyarakat, dan tercapainya tujuan pelayanan publik.
Proses penyelenggaraan perencanaan harus dapat memberikan arahan bagi peningkatan pengembangan sosialekonomi dan kemampuan masyarakat, oleh karena itu diperlukan adanya sinkronisasi antara rencana program/kegiatan oleh organisasi publik dengan rencana kegiatan masyarakat dan pemangku kepentingan. Proses penyelenggaraan perencanaan perlu diikuti oleh adanya mekanisme pemantauan kinerja kebijakan, rencana program dan pembiayaan secara terpadu bagi penyempurnaan kebijakan perencanaan selanjutnya; dan mekanisme koordinasi perencanaan horizontal dan vertikal yang lebih difokuskan pada komunikasi dan dialog antar lembaga perencanaan dengan prinsip kebersamaan, kesetaraan dan saling ketergantungan satu sama lain. Proses perencanaan dilaksanakan dengan memasukkan prinsip pemberdayaan, pemerataan, demokratis, desentralistik, transparansi, akuntabel, responsif dan partisipatif dengan melibatkan seluruh unsur lembaga negara, lembaga pemerintah, masyarakat dan pemangku kepentingan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah disusun dengan mengacu visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih yang memuat arah kebijakan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, Program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah disertai dengan rencanarencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1
cukup jelas. Pasal 2
cukup jelas. Pasal 3
cukup jelas. Pasal 4
cukup jelas. Pasal 5
cukup jelas. Pasal 6
cukup jelas. Pasal 7
cukup jelas. Pasal 8
Pasal 9 ayat (4)
Kepala Bappeda melaporkan hasil pemantauan dan supervisi rencana pembangunan kepada Bupati, disertai dengan rekomendasi dan langkahlangkah yang diperlukan. ayat (5)
Kepala SKPD wajib melaporkan pelaksanaan program dan kegiatan dalam bentuk laporan triwulan kepada Bupati melalui Kepala Bappeda.
Pasal 10
cukup jelas. Pasal 11
cukup jelas Pasal 12
cukup jelas. Pasal 13
cukup jelas Pasal 14
cukup jelas. Pasal 15
cukup jelas Pasal 16
cukup jelas.
Pasal 17
cukup jelas. Pasal 18
cukup jelas.