• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perda No. 11 Tahun 2011 Tentang RPJPD KAB. OKI Tahun 2005 2025

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perda No. 11 Tahun 2011 Tentang RPJPD KAB. OKI Tahun 2005 2025"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

1.

2. 3. 4. 5. 6. 7.

PERATURAN DAERAH

KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

NOMOR 12 TAHUN 2011

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG 2005-2025

KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

(2)

8.

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI 1

-DAFTAR GAMBAR 3

-DAFTAR TABEL 4

-DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN 5

-BAB I PENDAHULUAN 7

-1.1. Latar Belakang 7

-1.2. Dasar Hukum Penyusunan 8

-1.3. Hubungan RPJPD Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 13

-1.4. Sistematika Penulisan 16

-1.5. Maksud dan Tujuan 17

-BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 18

-2.1. Aspek Geografi dan Demografi 19 -2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 22

-2.3. Aspek Pelayanan Umum 29

-2.4. Aspek Daya Saing Daerah 56

-BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 61

-3.1. Permasalahan Pembangunan Daerah 61

-3.2. Isu – Isu Strategis 70

-BAB IV VISI DAN MISI 77

-4.1. Visi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2025 77 -4.2. Misi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2025 78

-BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 83

-5.1. Sasaran Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir

2005-2025 83

-5.2. Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Ogan Komering

Ilir 2005-2025 84

-5.3. Sasaran Pokok Pembangunan Jangka Panjang 86

-BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN

-89-6.1. Prinsip-prinsip kaidah pelaksanaan -89-6.2. Mekanisme Pengendalian dan Evaluasi

(3)

-102-DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar. G-1.1 Keterkaitan Antara Dokumen Perencanaan Pusat dan Daerah 14 -Gambar. G-1.2 Hubungan Antara Perencanaan Makro dan Sektoral 15 -Gambar. G-1.3 Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ogan

Komering Ilir dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 16 -Gambar. G-1.4 Jumlah Persebaran Penduduk Menurut Kecamatan dalam

Kabupaten Ogan Komering IlirTahun 2009 22 -Gambar. G-1.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Ogan Komering Ilir

2005-2009 (Persen) 23

-Gambar. G-1.6

Capaian Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2009 terhadap Capaian Nasional dan Target MDGs 2015

27 -Gambar. G-1.7 Usia Harapan Hidup Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir 28 -Gambar. G-1.8 Cakupan Penyakit Kabupaten Ogan Komering Ilir (kejadian) 2005 28 -Gambar. G-1.9 Capaian Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Kabupaten

Ogan Komering Ilir 31

-Gambar. G-1.10 Proporsi Jalan Kabupaten di Kabupaten Ogan Komering Ilir menurut Kondisi Baik, Sedang, dan Rusak 31 -Gambar. G-1.11 Perbandingan Proporsi Jalan dalam Kondisi Rusak Antara Jalan

Nasional, Provinsi, dan Kabupaten 32 -Gambar. G-1.12 Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih, Sanitasi, dan

Listrik 34

-Gambar. G-1.13 Persentase Penanganan Sampah Kabupaten Ogan Komering Ilir 41 -Gambar. G-1.14 Persentase Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir Ber-Akses

Air Minum 43

-Gambar. G-1.15 Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Kabupaten Ogan

Komering Ilir 44

-Gambar. G-1.16 Angka Ketenagakerjaan Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2009 45 -Gambar. G-1.17 Kinerja Ketenagakerjaan Kabupaten Ogan Komering Ilir 45 -Gambar. G-1.18 Jumlah Koperasi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2009 46 -Gambar. G-1.19 Jumlah Seluruh UKM Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2009 47 -Gambar. G-1.20 Persentase Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir yang Telah

Memanfaatkan FasilitasTelepon 48 -Gambar. G-1.21 Jumlah PopulasiTernak Kabupaten Kabupaten Ogan Komering Ilir 50 -Gambar. G-1.22 Persentase Luas Areal Komoditi karet dan kelapa Sawit 51 -Gambar. G-1.23 Produksi Komoditi Karet dan kelapa Sawit 52 -Gambar. G-1.24 Kinerja Pembangunan Ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ilir 57 -Gambar. G-1.25 Rasio Ketersediaan Listrik Kabupaten Ogan Komering Ilir 58 -Gambar. G-1.26 Waktu yang Dibutuhkan dalam Pengurusan Perizinandi

Kabupaten Ogan Komering Ilir 59 -Gambar. G-1.27 Jumlah Pajak dan Retribusi Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun

(4)

-9.

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel. T-1.1 Perbandingan Kinerja Kabupaten Ogan Komering Ilir terhadap

MDGs 71

-Tabel. T-1.2 Tahapan Skala Prioritas RPJPN 2005-2025 -72-Tabel. T-1.3 Tahapan dan Skala Prioritas RPJPD Provinsi Sumatra Selatan

2005-2025 74

-Tabel. T-1.4 Sasaran Pokok Pembangunan Ogan Komering Ilir 87 -Tabel. T-1.5 Pengendalian dan Evaluasi terhadap Kebijakan Perencanaan

(5)

-101-10.

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat RPJP, adalah dokumen perencanaan untuk periode dua puluh (20) tahun.

2. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan RPJPD, adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode dua puluh (20) tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi, berpedoman pada RTRW kabupaten,serta memperhatikan RPJPD dan RTRW kabupaten/kota lainnya. 3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanjutnya disingkat RPJM,

adalah dokumen perencanaan untuk periode lima (5) tahun.

4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan RPJMD, adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode lima (5) tahun yang memuat penjabaran visi, misi, dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD dan RTRW kabupaten/kota, memperhatikan RPJMN, RPJMD provinsi, RPJMD dan RTRW kabupaten/kota lainnya, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), program lintas SKPD, dan program kewilayahan, disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

5. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan SKPD, adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah kabupaten/kota.

6. Rencana tata ruang wilayah, yang selanjutnya disingkat RTRW, adalah hasil perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran strategi dan arahan kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional dan pulau/kepulauan ke dalamstruktur dan pola ruang wilayah.

7. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional.

8. Permasalahan pembangunan daerah adalah“gap expectation” antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan atau dibutuhkan dan antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan sedang disusun.

9. Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang, dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan datang.

10. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.

11. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

(6)

13. Arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah adalah pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan selama 20 (dua puluh) tahun guna mencapai sasaran pokok tahapan lima tahunan RPJPD.

14. Sasaran adalah hasil yang diharapkan pada akhir periode perencanaan selama 20 (dua puluh) tahun.

15. Sasaran pokok adalah minimal target yang disepakati untuk dicapai pada setiap akhir tahapan lima tahunan RPJPD.

16. Agenda pembangunan adalah penerjemahan visi ke dalam tujuan-tujuan besar

(strategic goals)yang dapat mempedomani dan memberikan fokus pada penilaian dan perumusan strategi, kebijakan, dan program.

17. Strategi pembangunan adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.

18. Kebijakan pembangunan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh pemerintah pusat/daerah untuk mencapai tujuan.

19. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.

20. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk masukan, keluaran, hasil, manfaat, atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian suatu program atau kegiatan.

21. Standar pelayanan minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memberi kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah. Pemberian kewenangan yang luas kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan menyelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah, maupun pembangunan antar daerah.

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor : 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa untuk menjamin agar pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran diperlukan perencanaan pembangunan yang disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan.

Kabupaten Ogan Komering Ilir telah mengalami pemekaran wilayah menjadi dua kabupaten yaitu Ogan Komering Ilir (Kabupaten Ogan Komering Ilir) dan Ogan Ilir (OI). Pemekaran wilayah menjadi dua kabupaten dimaksudkan untuk mempermudah rentang kendali dalam pengelolaan pemerintahan dan pembangunan wilayah. Dengan pemekaran tersebut, diharapkan terjadi pemerataan dan percepatan pembangunan di seluruh wilayah.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 tahun. RPJPD memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang mengacu pada RPJPN dan RPJPD provinsi, serta memperhatikan RPJPD kabupaten/kota sekitar. Selanjutnya, RPJPD ini harus dijadikan pedoman perencanaan pembangunan lima tahunan selama 4 (empat) periode dan pedoman penyusunan visi misi calon Kepala Daerah sesuai tahap berkenaan maupun penjabarannya dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

BAB I

(8)

Dalam rangka memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai perencanaan nasional dan daerah seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir menyusun RPJPDTahun 2006 – 2025 yang telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor: 11 Tahun 2006 tentang RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Dalam perkembangannya, perubahan dan dinamika penting terjadi dan mempengaruhi beberapa asumsi pokok perencanaan pembangunan dalam 20 (dua puluh) tahun ke depan bagi Kabupaten Ogan Komering Ilir. Di samping itu, dengan telah terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor : 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor8 Tahun 2008tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, mengakibatkan perlunya revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk disesuaikan dengan periode RPJPN dan RPJPD Provinsi Sumatera Selatan yaitu yang semula periode 2006-2025 menjadi periode 2005-2025. Revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir ini dimaksudkan untuk lebih mengharmoniskan dan menyelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah, maupun pembangunan antar daerah dan untuk lebih memaksimalkan berbagai potensi sumber daya alam dan menjelaskan kondisi existing Kabupaten Ogan Komering Ilir, visi-misi, dan arah pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir selama kurun waktu 20 tahun kedepan.

Dokumen revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 disusun sesuai prinsip-prinsip, sebagai berikut:

1. Penyusunan RPJPD dilakukan secara partisipatif melalui berbagai tahapan musyawarah yang melibatkan berbagai unsur pelaku pembangunan daerah. 2. RPJPD merupakan dokumen perencanaan 20 (dua puluh) tahun yang memuat

visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang.

3. RPJPD sebagai arahan terselenggaranya pembangunan daerah yang demokratis dan mengedepankan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan, kesatuan nasional, dan berorientasi ke masa depan.

4. RPJPD disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan fleksibel.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

(9)

1.2.1. Undang – Undang

Landasan hukum yang digunakan dalam bentuk undang-undang adalah sebagai berikut:

1. Undang–Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 (Lembaran-Negara Tahun 1956 Nomor 55), Undang-Undang Darurat Nomor 5 Tahun 1956 (Lembaran-Negara Tahun 1956 Nomor 56) dan Undang-Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1956 (Lembaran-Negara Tahun 1956 Nomor 57) tentang Pembentukan Daerah Tingkat II termasuk Kotapraja, dalam Lingkungan Daerah Tingkat I Sumatera Selatan, Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);

2. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2013);

3. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2818);

4. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);

5. Undang–Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3427);

6. Undang–Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469);

7. Undang–Undang Nomor 5 tahun 1992 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3470);

8. Undang–Undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3479);

9. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881);

(10)

11. Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152);

12. Perpu Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang - Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4374); 13. Undang–Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);

14. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 15. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 125 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

16. Undang–Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);

17. Undang-Undang No 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025

18. Undang–Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

19. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);

20. Undang–Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);

21. Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

(11)

23. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5058);

24. Undang–Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

1.2.2. PERATURAN PEMERINTAH

Landasan hukum yang digunakan dalam bentuk peraturan pemerintah adalah sebagai berikut:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3445);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3527);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana Lalu-Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3529);

4. PeraturanPemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3660);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran/Kerusakan Laut (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3816);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian dalam Penataan Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934);

(12)

10. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2001 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4156);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4453);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814);

15. Peraturan Pemerintah No. 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

16. Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5019);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070).

1.2.3. Peraturan Daerah

Landasan hukum yang digunakan dalam bentuk peraturan daerah adalah sebagai berikut:

(13)

2. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor 11 Tahun 2005 tentang Rencana Jangka Panjang Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2006-2025.

1.3. Hubungan RPJPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Sesuai dengan Undang-Undang tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, penyusunan RPJPD harus mengacu pada RPJPN dan RPJPD provinsi serta memperhatikan RPJPD kabupaten/kota lainnya. Berdasarkan arahan pembangunan nasional, visi pembangunan nasional jangka panjang 2005-2025 adalah “Indonesia yang Maju, Mandiri, dan Adil”. Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut,dicanangkan 7 (tujuh) misi, meliputi:

1. Mewujudkan daya saing bangsa;

2. Mewujudkan masyarakat demokratis berdasarkan hukum; 3. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu;

4. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan; 5. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari;

6. Mewujudkan masyarakat bermoral, beretika dan berbudaya; dan 7. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia.

Penyusunan revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir pada dasarnya menggunakan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor : 11 Tahun 2006 tentang RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai dokumen dasar. Selanjutnya, dilakukan proses perbaikan mengacu pada peraturan perundangan terbaru yang berhubungan dan mengatur tentang penyusunan RPJPD dan perencanaan pembangunan daerah pada umumnya. Revisi RPJPD ini juga disusun sesuai arahan pembangunan Provinsi Sumatera Selatan yang tertuang dalam visi pembangunan daerah Provinsi Sumatera Selatan, yaitu :

“ Sumatera Selatan Unggul dan Terdepan Tahun 2025”

(14)

Gambar. G-1.1

Keterkaitan antara Dokumen Perencanaan Pusat dan Daerah

(15)

Gambar. G-1.2

Hubungan antara Perencanaan Makro dan Sektoral.

Penyusunan RPJPD kabupaten akan mempengaruhi perencanaan tata ruang kabupaten. Visi dan misi pembangunan jangka panjang diterjemahkan ke dalam perencanaan spasial. Sehubungan dengan penyusunan revisi RPJPD ini, maka Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ogan Komering Ilir yang sedang disusun sekarang ini harus direvisi. Revisi tersebut didasarkan pada visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang sebagai wujud pembangunan kewilayahan.

Berikut ini diagram alur yang memperlihatkan kedudukan RTRW Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.

PERENCANAAN MAKRO

PERENCANAAN SEKTORAL (Keterkaitan antarwilayah)

PERENCANAAN WILAYAH (Keterkaitan antar

sektor) Spasial,

Efektivitas kebijakan, & Efisiensi sumberdaya Kapasitas kelembagaan

Dinas / instansi

Regulasi Pembiayaan

Sumberdaya lokal Keperluan wilayah

KESEJAHTERAAN, PELAYANAN, DAN DAYA

(16)

Gambar. G-1.3

Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan revisi RPJPD ini meliputi tujuh bab, terdiri dari:

BAB I Pendahuluan; berisi latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan revisi RPJPD, landasan hukum, dan hubungan RPJPD dengan dokumen perencanaan lainnya.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah; menggambarkan kondisi umum daerah mencakup aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah.

BAB III Analisis Isu-isu Strategis; mengemukakan permasalahan pembangunan dan isu-isu strategis pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir.

BAB IV Visi dan Misi Pembangunan Jangka Panjang; berisi pernyataan visi dan misi pembangunan daerah jangka panjang.

(17)

BAB VI Kaidah Pelaksanaan; berisi prinsip-prinsip kaidah pelaksanaan, mekanisme pelaksanaan,pemantauan, pengendalian, dan evaluasi hasil RPJPD.

Bab VII Penutup; merupakan penutup dari keseluruhan tulisan tentang revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir.

1.5. Maksud dan Tujuan

Penyusunan revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir dimaksudkan untuk menyesuaikan RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan PP No 8 Tahun 2008, Permendagri 54 Tahun 2010, dan selanjutnya digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembangunan daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun, terhitung sejak tahun 2005.

Sedangkan, tujuan penyusunan RPJPD adalah:

1. mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;

2. memungkinkan terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah, maupun antara pusat dan daerah;

3. membantu memastikan terwujudnya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;

4. mengoptimalkan partisipasi masyarakat;

(18)

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

ambaran umum kondisi daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir memberikan gambaran awal tentang kondisi daerah dan capaian pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir secara umum. Gambaran umum menjadi pijakan awal penyusunan rencana pembangunan dua puluh tahun kedepan melalui pemetaan secara objektif kondisi daerah dari aspek geografi dan demografi, kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.

Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan. Sejak Tahun 2003, berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003, Kabupaten Ogan Komering Ilir mengalami pemekaran menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Ogan Ilir (OI). Dengan luas wilayah 19.023,47 km2, pada 2009 Kabupaten Ogan Komering Ilir berpenduduk 707.627jiwa.

Pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir sampai dengan lima tahun terakhir telah mencatat sejumlah capaian penting, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Angka kematian bayi mampu diturunkan dari 43/1000 kelahiran hidup pada Tahun 2006 menjadi 30/1000 kelahiran hidup pada Tahun 2009;

2. Angka kematian ibu melahirkan menurun dari 490/100.000 kelahiran hidup pada Tahun 2005 menjadi 225/100.000 kelahiran hidup pada Tahun 2009;

3. Usia harapan hidup meningkat dari 67,50 tahun pada Tahun 2008 menjadi 67,90 tahun pada Tahun 2009;

4. Angka Melek Huruf tahun 2009 mencapai 95,24% 5. Angka partisipasi sekolah tahun 2009adalah:

- 7 – 12 tahun telah mencapai 98,22%;

- 13 – 15 tahun mencapai 56,24%;

- 16 – 18 tahun baru mencapai42,50%.

G

BAB II

(19)

6. Rata-rata lama sekolah meningkat dari 6,70 tahun pada Tahun 2005 menjadi 6,73 tahun pada Tahun 2009;

7. Tingkat pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan pada 5,72%;

8. Pertumbuhan pendapatan per kapita atas harga berlaku mencapai 8,87%(Rp. 7.381.394) dan pendapatan perkapita atas harga konstan tumbuh sebesar 3,43% (Rp. 4.069.011);

9. Tingkat pengangguran turun dari 9,91% pada Tahun 2005 menjadi 7,4% pada Tahun 2009;

10. Tingkat kemiskinan turun dari 24,7% pada Tahun 2005 menjadi 18,3% pada Tahun 2009;

11. Sekitar 95% wilayah telah terjangkau jaringan transportasi darat (jalan dan sungai);

12. Rasio desa berlistrik mencapai 72,3% dan 100% wilayah telah dilengkapi dengan prasarana telekomunikasi;

13. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat dari 68,80% pada Tahun 2005 menjadi 70,60% pada Tahun 2009.

2.1. Aspek Geografidan Demografi

Aspek geografi dan demografi menggambarkan karakteristik lokasi dan wilayah, potensi pengembangan wilayah, kerentanan wilayah, dan demografi Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan ibukota Kayuagung terdiri dari 18 kecamatan, 13 kelurahan, 297 desa. Dengan luas wilayah 19.023,47 Km2, Kabupaten Ogan Komering Ilir pada Tahun 2009 berpenduduk 707.627 jiwa. Dengan demikian, pada Tahun 2009 tingkat kepadatan penduduk sekitar 37 jiwa per km2.

(20)

Kabupaten Ogan Komering Ilir secara administratif berbatasan dengan: Sebelah Utara : Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin; Sebelah Selatan : Kabupaten Mesuji (Provinsi Lampung); Sebelah Timur : Selat Bangka dan Laut Jawa, dan;

Sebelah Barat : Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten OKU Timur

Kota Kayuagung sebagai ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan pusat sekunder dari Satuan Pembangunan Wilayah (SPW) Palembang. Pusat utama satuan pembangunan wilayah ini adalah Palembang dan pusat sekunder berikutnya adalah Prabumulih. Ditetapkannya Kota Kayuagung sebagai pusat sekunder SPW Palembang menunjukkan bahwa kabupaten ini memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Dengan kata lain, Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki peran strategis dalam pembangunan wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Karakteristik geomorfologi pembentuk wilayah Ogan Komering Ilir terdiri dari daerah rawa dan daerah aliran sungai, meskipun di beberapa lokasi keduanya saling berinteraksi dan agak sulit untuk dibedakan.

a. Satuan Geomorfik Rawa

Daerah rawa di sejumlah lokasi telah kering atau tidak berair kecuali pada musim penghujan akibat proses sedimentasi terutama oleh sungai. Satuan geomorfik rawa mendominasi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir, terutama kawasan timur. Satuan geomorfik rawa ini mencapai 75% dari luas wilayah KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR. Pada satuan geomorfik rawa ini dijumpai empat danau, yaitu : Danau Deling di Kecamatan Pampangan, Danau Air Nilang di Kecamatan Pedamaran, (3) Danau Teluk Gelam di Kecamatan Teluk Gelam, dan (4) Danau Teloko di Kecamatan Kota Kayuagung.

Berdasarkan pada pola penyebaran areal permukiman di Kabupaten Ogan Komering Ilir maka perubahan satuan geomorfik rawa yang paling signifikan terjadi di kawasan barat dan kawasan tengah. Penyusutan areal rawa berair terjadi pula akibat pembukaan lahan-lahan perkebunan dengan sistem drainasenya yang berperan dalam pengeringan rawa. Perubahan akibat pemanfaatan lahan rawa menjadi areal perkebunan sebagian besar terjadi di Kecamatan Mesuji, Kecamatan Cengal, dan Kecamatan Sungai Menang.

b. Satuan geomorfik sungai

(21)

bermuara ke Selat Bangka. Sungai-sungai tersebut adalah Sungai Sugihan yang mengalir di wilayah Kecamatan Air Sugihan, Sungai Dua belas dan Sungai Lebong Itam yang mengalir di wilayah Kecamatan Tulung Selapan, Sungai Lumpur yang membatasi Kecamatan Tulung Selapan dan Kecamatan Cengal, Sungai Jeruju dan Sungai Pasir yang mengalir di wilayah Kecamatan Cengal.

Sungai-sungai ini memiliki peran yang sangat vital bagi masyarakat di sekitarnya, yaitu sebagai prasarana transportasi air, terutama sebagai akses bagi daerah-daerah yang tergolong masih terisolir seperti di kawasan timur. Selain itu, sungai berperan pula dalam kegiatan ekonomi seperti pencaharian ikan, perdagangan (pasar terapung), dan pengadaan air bersih (water intake).

c. Kerawanan Bencana Alam

Kemungkinan bencana yang terjadi di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilirsesuai dengan topografi wilayah antara lain: banjir, kebakaran hutan/gambut, dan angin puting beliung. Tinjauan terhadap kawasan rawan bencana alam, menunjukkan bahwa Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki sejumlah kawasan yang tergolong sebagai kawasan rawan bencana alam, terutama bencana banjir, kebakaran hutan, dan angin puting beliung. Kecamatan Lempuing memiliki kawasan rawan banjir di Desa Cahaya Bumi, Desa Tebing Suluh, Desa Bumi Arja, dan Desa Sungai Belida. Adapun di Kecamatan Tanjung Lubuk, kawasan rawan banjir adalah di Desa Tanjung Beringin. Fenomena alam ini pada dasarnya dikarenakan volume air yang meresap ke bawah permukaan jauh lebih kecil dari pada air yang membentuk aliran bebas (run off)di permukaan sebab tanah pembentuk alam bersifat impermiabel atau kedap air. Selain faktor tanah, bencana alam banjir kemungkinan diakibatkan pula oleh:

1) Luapan air dari sungai-sungai kecil, karena air sungai tidak mengalir akibat sampah buangan yang membendung aliran sungai;

2) Sistem pengaliran (drainase) yang kurang baik sehingga terjadi konsentrasi atau genangan air permukaan;

3) Penyempitan areal tangkapan air (catchment areas) akibat penimbunan untuk areal permukiman dan pembuatan jaringan jalan;

4) Naiknya permukaan air rawa ketika musim penghujan dan; 5) Kombinasi peristiwa-peristiwa tersebut.

(22)

d. Demografi

Jumlah penduduk pada tahun 2009 adalah 707.627 jiwa dan diprediksi pada tahun 2025 berjumlah 934.065 jiwa dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 2 % pertahun. Ditinjau dari sebaran geografis, jumlah penduduk di Kabupaten Ogan Komering Ilir terbanyak di Kecamatan Lempuing sebesar 9,13% dan yang terkecil terletak di kecamatan Pedaman Timur sebesar 2,75%. Sebaran penduduk menurut jumlah per kecamatan ditunjukkan pada grafik berikut ini:

Gambar. G-1.4

Sumber : Kab. Ogan Komering Ilir Dalam Angka 2009

Gambar di atas menunjukkan bahwa persebaran penduduk tidak merata antar kecamatan. Kondisi ini memicu ketidakmerataan pembangunan, terutama antara Kecamatan Lempuing dan Kecamatan Pedamaran Timur. Kesenjangan pembangunan antar bagian wilayah ini, terutama dengan kawasan-kawasan yang masih terisolasi memerlukan prioritas penanganan guna mencegah bertambahnya tingkat kesenjangan, meningkatkan tingkat pemerataan pembangunan antar wilayah sehingga mencegah potensi konflik horizontal.

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Aspek kesejahteraan masyarakat menjelaskan tentang perkembangan kesejahteraan Kabupaten Ogan Komering Ilir, ditinjau dari sisi kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga.

Lempuing

4% Air Sugihan5%

(23)

a. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Indikator yang umum dipakai untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah dengan melihat perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah yang bersangkutan, baik dengan minyak dan gas (migas) maupun tanpa migas. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ilir yang diukur dengan PDRB dengan migas selama kurun waktu 2005 – 2009 tumbuh rata-rata sebesar 5,72% per tahun.

Beberapa sektor/sub-sektor yang memiliki laju pertumbuhan rata-rata relatif tinggi tahun 2005 – 2009 yaitu sektor jasa-jasa (7,21%) serta pengangkutan dan komunikasi (6,40%). Hal ini sejalan dengan apa yang diharapkan bahwa sektor jasa-jasa akan menggeser peranan sektor pertanian, sehingga sektor ini mampu berperan lebih signifikan dalam perekonomian yang akan datang.

Sektor lainnya yang juga mampu tumbuh cepat selama 5 (lima) tahun terakhir adalah sektor bangunan (5,98%) dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (5,81%). Sebagian lagi mengalami pertumbuhan yang relatif rendah, seperti sektor keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan (4,77%) dan sektor listrik, gas dan air bersih (4,10%). Perkembangan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Ogan Komering Ilir, ditunjukkan pada grafik berikut:

Gambar. G-1.5

Sumber: Kabupaten Ogan Komering IlirDalam Angka 2009

Mencermati lebih jauh andil masing-masing sektor, terlihat bahwa untuk sektor primer yang mendominasi pembentukan PDRB, adalah dari sektor pertanian yaitu sebesar 48,65%. Sektor pertambangan dan penggalian hanya menyumbang

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, gas dan Air Bersih Bangunan Perdag., Hotel dan Restorn Pengangkutan dan Komunikasi keu., Persewaan & Js pers. Jasa-Jasa

Laju Pertumbuhan Sembilan Sektor PDRB (%) Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2009

(24)

sekitar 1,92% pada PDRB. Sementara pada sektor sekunder, andil terbesar berasal dari sektor industri pengolahan dan bangunan, yaitu masing-masing sebesar 7,89% dan 13,36%. Selebihnya sektor listrik, gas dan air minum hanya menyumbang sebesar 0,07%. Untuk sektor tersier, andil terbesar berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 14,05%, sementara sektor lainnya seperti pengangkutan dan komunikasi; keuangan, sewa dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa hanya memberi andil masing-masing sebesar 1,37%, 2,34% dan 10,36%. Berkembangnya sektor-sektor ini tidak lepas dari peran pemerintah sendiri selaku motor penggerak pembangunan. Hal ini terlihat dari andil sektor jasa yang relatif besar, terutama dari subsektor administrasi pemerintahan dan pertahanan (8,94%). Sektor pertanian dan perdagangan dinilai berperan strategis dalam perkembangan sektor industri pengolahan. Hal ini terlihat dari andil yang diberikan terhadap PDRB yang sebagian besar didominasi oleh industri tanpa migas dari subsektor makanan, minuman dan tembakau (5,44%).

Secara umum perkembangan inflasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir selama kurun waktu 2005-2009 relatif berfluktuatif dengan pola menurun sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan ekonomi di Kabupaten Ogan Komering Ilir cukup stabil dengan tingkat inflasi yang cukup rendah.

Dibandingkan dengan capaian nasional, kinerja pembangunan ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ilir yang ditinjau dari pertumbuhan ekonomi dan persentase penduduk di atas garis kemiskinan, dapat dikatakan relatif lebih rendah. Sehingga aspek kesejahteraan masyarakat masih harus menjadi fokus selama pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir.

5,72%

6,20%

6,80%

Kab. OKI (2009) Nasional (2009) Target Nasional 2014

Pertumbuhan PDRB

82%

86%

90%

Kab. OKI (2009) Nasional (2009) Target Nasional 2014

(25)

b. Kesejahteraan Sosial

Faktor pendidikan dan kesehatan merupakan kunci peningkatan kualitas sumber daya dan kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi pendidikan masyarakat, kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Ogan Komering Ilir akan semakin baik. Agar kualitas pendidikan yang baik dapat tercapai maka perlu didukung oleh sarana dan prasarana pendidikan yang memadai seperti gedung sekolah, ruang kelas dengan disertai fasilitas pendukung yang memadai. Disamping itu, ketersediaan guru juga harus mencukupi, disertai kurikulum dan manajemen yang baik.

Ditinjau dari angka melek huruf, Kabupaten Ogan Komering Ilir pada 2009 telah mencapai 95,24%. Artinya masih terdapat sekitar 4,76% penduduk di atas 15 tahun yang belum mampu membaca dan menulis dalam huruf latin dan lainnya. Angka melek huruf Kabupaten Ogan Komering Ilir ini dapat dikatakan relatif lebih baik jika dibandingkan dengan capaian nasional yang baru mencapai 94,03% pada Tahun 2008 (data dalam RPJMN 2010-2014). Meskipun masih menyisakan tantangan untuk menjadikan Kabupaten Ogan Komering Ilir bebas buta huruf, namun pencapaian sementara ini telah menunjukkan keberhasilan program pemberantasan buta huruf dan kesiapan penduduk dalam menyerap informasi.

Ditinjau dari angka rata-rata lama sekolah, Kabupaten Ogan Komering Ilir pada 2009 baru mencapai 6,73 tahun. Artinya, rata-rata penduduk hanya menamatkan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah. Kondisi ini menyebabkan masih rendahnya daya saing sumber daya manusia dalam menciptakan ataupun memperoleh pekerjaan. Idealnya, angka rata-rata lama sekolah adalah sekitar 12 tahun yaitu menamatkan pendidikan menengah atas.

Penyediaan akses dan pemerataan pendidikan dasar bagi masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ilir telah berhasil meningkatkan secara signifikan Angka Partisipasi Murni (APM). Pada Tahun 2009, APM SD/MI/Paket A mencapai 94,20%, sedikit lebih rendah dari capaian nasional (2009) sebesar 95,1%, namun hampir mencapai target nasional 2014 sebesar 96%. Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan menengah pertama terus meningkat dalam kurun waktu 2006-2009 dimana APM SMP/MTs/Paket B mencapai 66,48 persen pada tahun 2008. Begitupun, capaian ini masih lebih rendah dari capaian nasional 2009 sebesar 72,3%. Sedangkan angka partisipasi pendidikan menengah atas relatif tertinggal dibandingkan jenjang pendidikan lainnya. Pada tahun 2009, APM SMA/SMK/MA baru mencapai sekitar 38,82 persen. Rendahnya angka partisipasi pendidikan menengah dan atas kemungkinan diakibatkan oleh minimnya jumlah sekolah menengah di kota kecamatan dan terbatasnya kemampuan dan kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya sampai minimal sekolah menengah atas.

(26)
(27)

Gambar. G-1.6

Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2010 Dinas Kesehatan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2010 Data dalam RPJMN 2010-2014

Ditinjau dari Usia Harapan Hidup (UHH), angka usia harapan hidup (UHH) tahun 2009 mencapai 67,9 tahun, meningkat dari 67,50 pada tahun sebelumnya.

95%

94%

66%

97,00%

3%

100%

100%

100%

97,70%

16%

94%

95%

72%

96,60%

18%

96%

96%

76%

98%

15%

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% Angka melek huruf

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B

Angka kelangsungan hidup bayi

Persentase balita gizi buruk

Capaian Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Kabupaten OKI Tahun 2009

Terhadap Capaian Nasional dan Target MDGs 2015

(28)

Gambar. G-1.7

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009

Ditinjau dari kejadian penyakit, Kabupaten Ogan Komering Ilir pada tahun 2005 memiliki tiga kasus penyakit besar yakni Diare (30,887 kasus atau 7,9%), Malaria klinis (6103 kasus atau 1,2%), dan ISPA (76,774 kasus atau mencapai 19,6%). Sedangkan, sisanya terdiri dari kasus TB Paru (318 kasus), DBD (54 kasus), dan kusta (87 kasus). Angka kesakitan diare dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sanitasi lingkungan yang kurang baik, masih rendahnya perilaku hidup bersih, sosial ekonomi, dan faktor gizi masyarakat.

Gambar. G-1.8

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009 67,9

70,7

72,0

Data 2009 Data Nasional 2009 Target Nasional 2014

Angka Usia Harapan Hidup

-20.000 40.000 60.000 80.000

Diare Malaria Klinis

ISPA TB Paru DBD Kusta 30.887

6.103

76.744

318 54 87

Cakupan Penyakit Kabupaten OKI

(29)

c. Seni Budaya dan Olahraga

Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan daerah yang terbuka sehingga masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri heterogenitas masyarakat dapat ditilik dari kebudayaan. Pengelompokan kebudayaan ditunjukkan antara lain oleh adanya kebudayaan asli penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir yang terbentuk dalam satuan-satuan kehidupan budaya yang terikat oleh kesatuan teritorial-genealogis. Kesatuan budaya yang menonjol bersumber dari ikatan kesukuan. Suku bangsa yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri dari suku bangsa asli yaitu suku Melayu Palembang dengan varian Pegagan, Penesak, Rambang Senuling, Komering, dan Kayuagung. Secara popular dan praktis suku-suku di Ogan Komering Ilir dibedakan melalui dialek bahasa yang dipergunakannya. Namun, bahasa yang umumnya dipakai adalah bahasa Melayu Palembang.

Disamping itu, terdapat pula kesatuan budaya dari luar yang berkembang di Kabupaten Ogan Komering Ilir yang terbentuk oleh adanya transmigrasi maupun migrasi, di antaranya adalah kesatuan budaya Bali, Jawa, Bugis, Sunda dan lain sebagainya. Ikatan budaya merupakan ikatan yang dilandasi oleh ikatan primordial yang disertai ikatan emosional di antara anggota-anggotanya. Oleh karena itu, harmonisasi dalam kehidupan keragaman budaya harus didasarkan pada toleransi antar budaya melalui pemahaman antar bkelompok terhadap kelompok budayalain. Unsur-unsur budaya yang ada seperti bahasa, sistem kelembagaan, kesenian, sistem teknologi, adat istiadat dan lain sebagainya pada masing-masing kebudayaan yang ada muncul sebagai identitas kelompok.

Peninggalan budaya masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir yang sampai sekarang masih dijumpai antara lain rumah bari, rumah seratus tiang, rumah adat, masjid tua, makam, bedug tua, Al Quran tua, dan peninggalan dalam bentuk benda purbakala seperti batu lesung, dan batu pengantin batu gajah. Nilai-nilai tradisionil dapat dijumpai dalam bentuk legenda seperti legenda negeri silap, legenda putri rambut putih, legenda jemaran, legenda seman lempuing, legenda berdirinya marga bengkulah, legenda buluh cawang, legenda bukit batu dan lain sebagainya. Kabupaten Ogan Komering Ilir juga memiliki berbagai adat seperti adat perkawinan, adat nyucuk, midang, mabang handak, legenda siberanak dan sembilan muyang, legenda panglima batu api, legenda puyang atung bungsu mengarak haji.

2.3. Aspek Pelayanan Umum

(30)

a. Urusan Pelayanan Wajib

Urusan pelayanan wajib merupakan urusan pemerintahan yang wajib diselengarakan oleh pemerintahdaerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar. Secara umum, penyelenggaraan pelayanan dasar Kabupaten Ogan Komering Ilir masih perlu ditingkatkan.

Pendidikan dan Kesehatan

Penyelenggaraan pendidikan merupakan pelayanan dasar yang wajib diberikan kepada masyarakat secara merata dan berkeadilan. Semua lapisan masyarakat berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dengan standar dan mutu yang sama

Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan indikator yang secara spesifik menunjukkan partisipasi dan tingkat kepedulian penduduk terhadap pentingnya pendidikan. APS menunjukkan daya serap pendidikan pada tiap jenjang dengan menghitung jumlah murid semua yang bersekolah sesuai dengan jenjang pendidikan. APSSD/MI Kabupaten Ogan Komering Ilir mengalami kenaikan dari 98,08% pada tahun 2008 menjadi 98,22% pada tahun 2009. Peningkatan APS SD/MI ini menunjukkan adanya peningkatan partisipasi dan kepedulian masyarakat serta pemerintah dalam pendidikan dasar. Capaian ini hampir memenuhi target nasional APS SD/MITahun 2014 sebesar 99%.

Di tingkat SMP/MTS, pada Tahun 2009, Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMP/MTs di Kabupaten Ogan Komering Ilir mencapai 56,24 persen. Angka ini meningkat dibandingkan dua tahun sebelumnya, namun masih jauh dari target nasional Tahun 2014 sebesar 95%. Masih rendahnya angka partisipasi untuk pendidikan menengah disebabkan oleh minimnya ketersediaan sekolah dan kecukupan guru sebagai komponen mutu input pendidikan.

Dibidang kesehatan, cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) mengindikasikan terlaksanakannya imunisasi dasar pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, wanita usia subur dan anak sekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar lengkap meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis hepatitis B, 4 dosis polio, dan 1 dosis campak.Pada ibu hamil dan wanita usia subur meliputi 2 dosis TT. Untuk anak sekolah dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak dan 2 dosis TT. Cakupan desa/kelurahan

(31)

Gambar. G-1.9

Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2010 Dinas Kesehatan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2010 Data dalam RPJMN 2010-2014

Pekerjaan Umum

Pada urusan Pekerjaan Umum, gambaran umum mencakup tingkat pelayanan prasarana jalan, yang ditunjukkan oleh indikator proporsi panjang jalan yang berkondisi baik. Ditinjau dari kondisi permukaan jalan (baik, sedang, rusak), dari total panjang jalan kabupaten di Kabupaten Ogan Komering IlirTahun 2009 yaitu 1.853,57 km,22,43% panjang jalan berada pada kondisi baik, 31,40% berada pada pada kondisi sedang, dan sisanya (46,17%) berkondisi rusak. Panjang jalan nasional dan provinsi yang berkondisi rusak pada tahun yang sama (2009), masing-masing adalah 6% dan 3%. Fakta ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan jaringan jalan kabupaten sangat tidak memadai karena lebih dari 40% panjang jalan berada pada kondisi rusak. Dengan kata lain, hanya sekitar 54% dari panjang jalan kabupaten yang tersedia yang mampu berfungsi optimal.

Gambar. G-1.10

98%

56%

80% 98%

84%

80% 99%

95%

90%

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% Angka partisipasi sekolah SD/MI

Angka partisipasi sekolah SMP/MTs

Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

Capaian Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan

Kabupaten Ogan Komering Ilir

(32)

Sumber: Data Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009

Gambar. G-1.11

Sumber: Data Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009

Perumahan dan Permukiman

 Perumahan

Tinjauanterhadap proporsi rumah layak huni, digunakan data proporsi rumah tangga yang memenuhi kriteria rumah sehat. Sampai dengan Tahun 2009, telah terdapat sekitar 155.592 unit rumah yang memenuhi kriteria rumah sehat di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Angka ini setara dengan87,8% dari seluruh unit rumah yang ada. Dengan demikian masih terdapat 22,20% rumah yang belum merupakan rumah layak huni. Capaian ini telah hampir menyamai data capaian nasional 2009 dan diharapkan mampu memenuhi target nasional 2014 sebesar 100%.

 Air Bersih

0

20

40

60

Baik

Sedang

Rusak

22,43

31,4

46,17

Proposi Panjang Jalan Kabupaten OKI Menurut Kondisi Permukaan (%)

0%

20%

40%

60%

Nasional

Provinsi

Kabupaten

6%

3%

(33)

Ditinjau dari proporsi rumah tangga yang telah menggunakan air bersih, sampai dengan 2009 baru 28% rumah tangga yang telah mengakses sumber air minum yang layak dan berkelanjutan. Angka ini masih dibawah data capaian nasional 2009 (47,63%), masih jauh dari target MDGs 2015 (60%) dan target nasional 2014 sebesar 70%.

 Sanitasi

Sampai dengan 2009, telah terdapat sekitar 87,8% rumah tangga merupakan rumah tinggal bersanitasi. Dengan kata lain sekitar 88% penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir telah memiliki akses kepada sanitasi yang layak.Angka ini telah melebihi data capaian nasional 2009 sebesar 51% dan target MDGs sebesar 62%. Diharapkan sampai dengan 2014, Kabupaten Ogan Komering Ilir mampu mencapai target nasional 2014 sebesar 100% rumah tangga telah bersanitasi.

 Drainase

Jaringan drainase dan pengendali banjir merupakan prasarana yang berfungsi menghindarkan/melindungi penduduk dari ancaman banjir dan genangan. Sampai dengan saat ini, frekuensi terjadinya genangan/banjir adalah 1 kali per tahun. Adapun daerah yang rawan banjir adalah Kecamatan Lempuing, Kecamatan Lempuing Jaya, dan Kecamatan Tanjung Lubuk. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kapasitas pelayanan prasarana drainase dan pengendali banjir yang telah tersedia saat ini masih belum memadai.

 Rumah tangga berlistrik

(34)

Gambar. G-1.12

Sumber : Data Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2010, Data dalam RPJMN 2010-2014

Penataan ruang

Rencana Penataan Pola Ruang Kabupaten Ogan Komering Ilir, meliputi: 1. Rencana pola ruang kawasan lindung;

Penetapan kawasan lindung dilakukan dengan mengacu pada kawasan lindung yang telah ditetapkan secara nasional dan memperhatikan kawasan lindung yang ditetapkan oleh provinsi dan kabupaten. Rencana pengembangan kawasan lindung meliputi:

a. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya;

Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya adalah wilayah perlindungan terhadap keberadaan gambut sebagai penambat air dan pencegah banjir. Wilayah lindung gambut berada di Kecamatan Pampangan, Pengkalan Lampam, Mesuji, Mesuji Makmur, Mesuji Raya, Lempuing, Lempuing Jaya, dan Kecamatan Air Sugihan.

b. Kawasan perlindungan setempat meliputi:

 Sempadan pantai berupa kawasan hutan lindung pantai, yang menyebar disepanjang kawasan pantai Timur yang berada di Kecamatan Air Sugihan, Cengal, dan Sungai Menang seluas 105.159 hektar.

 Sempadan sungai dikembangkan pada seluruh aliran sungai yang ada di kabupaten seperti Sungai Komering, Sungai Lempuing, Sungai Sugihan/Buluran Riding, Sungai Jeruju, Sungai Dua Belas, Sungai Mesuji dan anak sungainya.

Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih, Sanitasi, dan Listrik

(35)

 Kawasan sekitar danau dan/atau rawa yaitu Danau Air Nilam, Danau Deling, Danau Teluk Gelam, Danau Rasau, Danau Air Itam, dan Danau Teloko;

 Kawasan terbuka hijau, yang menyebar di kawasan perkotaan dan bukan perkotaan.

c. Kawasan suaka alam;

Kawasan Suaka Alam adalah Kawasan Hutan Suaka Alam Padang Sugihan di Kecamatan Pangkalan Lampam seluas kurang lebih 4.828 hektar.

d. Kawasan rawan bencana alam, meliputi:

 Kawasan rawan banjir, meliputi Kecamatan Lempuing, Lempuing Jaya, Tanjung Lubuk, Sirah Pulau Padang, dan Kecamatan Jejawi;

 Kawasan rawan kebakaran hutan dan/atau rawa bergambutmeliputi Kecamatan Kota Kayuagung, Sungai Menang, Pedamaran Timur, Pedamaran, Lempuing, Lempuing Jaya, Mesuji, Mesuji Raya, Mesuji Makmur, Cengal, Tulung Selapan, Pangkalan Lampam, Pampangan, dan Kecamatan Air Sugihan.

e. Kawasan lindung geologi, meliputi:

 Kawasan rawan bencana tsunami, menyebar diseluruh kawasan pesisir pantai Timur yang meliputi Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang;

 Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah, berupa kawasan imbuhan air tanah seperti Sungai, Rawa dan Danau yang berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir.

2. Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya

Penetapan kawasan budidaya dilakukan dengan mengacu pada kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis nasional, serta memperhatikan kawasan budidaya provinsi dan kabupaten. Rencana pengembangan kawasan budidaya di Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri atas:

a. Kawasan hutan produksi

Rencana Pengembangan Kawasan Hutan Produksi, meliputi kawasan Hutan Produksi Tetap (HPT) yang terletak di Kecamatan Pedamaran dan Pedamaran Timur seluas 9,986 ha dan HPT seluas 615.504 ha yang tersebar di Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal, Lempuing, Mesuji, dan Sungai Menang.

b. Kawasan hutan rakyat

(36)

Lempuing Jaya, Teluk Gelam, Tanjung Lubuk, Pedamaran, Pedamaran Timur, Pampangan dan Kecamatan Pangkalan Lampam.

c. Kawasan perkebunan

Rencana pengembangan kawasan perkebunan, dilakukan di seluruh wilayah kabupaten yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan perkebunan, meliputi Kecamatan Air Sugihan, Cengal, Sungai Menang, Mesuji, Mesuji Raya, Mesuji Makmur, Lempuing, Lempuing Jaya, Teluk Gelam, Tanjung Lubuk, Pedamaran, Pedamaran Timur, Pampangan, dan Kecamatan Pangkalan Lampam.

d. Kawasan pertanian pangan

Rencana pengembangan kawasan Pertanian Pangan, dilakukan di seluruh wilayah kabupaten yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan pertanian pangan, meliputi:

 Kawasan pertanian lahan sawah lebak dikembangkan di seluruh wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan pertanian sawah lebak seperti di Kecamatan Tanjung Lubuk, Teluk Gelam, Pedamaran, Kota Kayuagung, Sirah Pulau Padang, Jejawi, Pampangan, Pangkalan Lampam dan Kecamatan Tulung Selapan.

 Kawasan pertanian sawah tadah hujan dikembangkan di seluruh wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan pertanian sawah tadah hujan seperti di Kecamatan Lempuing, Lempuing Jaya, Mesuji, Mesuji Makmur, Mesuji Raya dan Kecamatan Pedamaran Timur.

 Kawasan pertanian sawah pasang surut dikembangkan di seluruh wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan pertanian pasang surut seperti di Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal, dan Sungai Menang.

 Kawasan pertanian sawah irigasi teknis dikembangkan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir yang dapat dijangkau oleh jaringan irigasi Uper Komering yakni di Kecamatan Lempuing seluas kurang lebih 13.000 hektar.

 Kawasan pertanian lahan kering dan hortikultura dikembangkan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan pertanian lahan kering dan hortikultura. Untuk pertanian lahan kering diKecamatan Mesuji, Mesuji Makmur, Mesuji Raya, Pedamaran Timur, Lempuing dan Lempuing Jaya. Untuk Holtikultura di Kecamatan Tanjung Lubuk, Teluk Gelam, Pedamaran, Kota Kayuagung, Sirah Pulau Padang, Jejawi, dan Kecamatan Pampangan.

e. Kawasan perikanan dan kelautan

(37)

 Perikanan tangkap dikembangkan di kawasan pantai Timur Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang;

 Perikanan budidaya yang terdiri dari budidaya laut dan budidaya tambak serta budidaya air tawar. Perikanan budidaya laut dan budidaya tambak dikembangkan di Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang. Perikanan budidaya air tawar, dikembangkan di Kecamatan Kota Kayuagung (karamba), Sirah Pulau Padang (karamba), Jejawi (karamba), Pampangan, Pangkalan Lampam, Pedamaran, Tanjung Lubuk dan Kecamatan Teluk Gelam.

f. Kawasan peternakan

Rencana pengembangan kawasan peternakan,dilakukan di seluruh wilayah kabupaten yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan peternakan, meliputi:

 Peternakan Sapi danKerbau Rawa di Kecamatan Pampangan, Pangkalan Lampam, dan Kecamatan Tulung Selapan.

 Peternakan Sapi, Kambing dan Unggas diKecamatan Pedamaran, Pedamaran Timur, Kota Kayuagung, Tanjung Lubuk, Teluk Gelam, Lempuing Jaya, Lempuing, Mesuji, Mesuji Raya dan Mesuji Makmur.

g. Kawasan pertambangan

Rencana pengembangan kawasan pertambangan, dilakukan di Wilayah Pertambangan (WP) yang menyebar di seluruh kecamatan yang memiliki potensi bahan tambang, meliputi:

 Tambang galian golongan C seperti Pasir di Kecamatan Kota Kayuagung, Pedamaran, Tanjung Lubuk, Teluk Gelam, Lempuing, dan Kecamatan Lempuing Jaya.

 Pasir Kuarsa di Kecamatan Cengal dan Kecamatan Tulung Selapan.

 Batubara Muda dan Gas Metan/Coal Bed Metane (CBM) di Kecamatan Sungai Menang, Pedamaran Timur, Lempuing, Mesuji Raya, Mesuji dan Kecamatan Mesuji Makmur.

h. Kawasan industri

Rencana pengembangan kawasan industri, dilakukan pada kawasan yang sesuai untuk pengembangan industriseperti:

(38)

 Industri Pengolahan Kayu dari Hutan Tanaman Industri di Kecamatan Tulung Selapan dan Kecamatan Cengal.

 Industri Pengolahan hasil tambang Pasir Kuarsa di Kecamatan Cengal.

 Industri Batu Bata di Kecamatan Lempuing Jaya, Lempuing, Teluk Gelam, Kota Kayuagung dan Kecamatan Sirah Pulau Padang.

 Industri Beras (Milling Rice) di Kecamatan Lempuing, Lempuing Jaya dan Kecamatan Sirah Pulau Padang.

 Industri pengolahan ikan dan udang di Kecamatan Sungai Menang.

 Industri kecil dan rumah tangga seperti Kripik Pisang, Kemplang, Pengawetan Ikan (Sale), dan Tikar Purun di Kecamatan Kota Kayuagung, Tanjung Lubuk, Pedamaran.

i. Kawasan pariwisata

Rencana pengembangan kawasan pariwisata, memperhatikan kawasan dan jenis wisata yang dikembangkan di Kabupaten Ogan Komering Ilir, terdiri dari:

 Kawasan Wisata Budaya di Kecamatan Kayuagung, Tanjung Lubuk, dan Kecamatan Pampangan;

 Kawasan Wisata Alam berupa wisata olahraga Dayung dan Sky Air di Danau Teluk Gelam Kecamatan Teluk Gelam;

j. Kawasan permukiman

Rencana pengembangan kawasan permukiman, meliputi permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan dikembangkan diseluruh wilayah kabupaten yang memenuhi kriteria sebagai permukiman yang, terdiri dari:

 Kawasan Permukiman Perkotaan meliputi: Kawasan Perkotaan Kota Kayuagung; Kawasan Perkotaan Tugumulyo; danKawasan Perkotaan Tulung Selapan.

 Kawasan Permukiman Perdesaandi seluruh wilayah kecamatan diluar kawasan perkotaan Kota Kayuagung, Tugumulyo, dan Kota Tulung Selapan yang memenuhi kriteria sebagai permukiman.

k. Kawasan peruntukan lainnya

Rencana pengembangan kawasan budidaya peruntukan lainnya, diatur dalam standar dan kriteria teknis pemanfaatan ruang dan merupakan persyaratan minimal yang berlaku di seluruh wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir, meliputi:

 Kawasan kantor pemerintahan;  Kawasan pendidikan;

 Kawasan pertahanan keamanan daerah dan lingkungan;

(39)

3. Pengembangan Wilayah Berbasis Rawa

Lebih dari 65% dari luas Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan lahan rawa. Oleh karena itu, pengembangan wilayah ini harus memperhatikan karakteristik dan daya dukung kawasan rawa. Lahan-lahan rawa umumnya dicirikan dengan tata air yang kurang baik dan lahan dengan kandungan bahan organik yang tinggi serta miskin akan kandungan mineral. Dengan demikian pengembangan kawasan-kawasan rawa sebagai kawasan budidaya pertanian perlu pengembangan sistem tata air yang baik dan memanfaatkan teknologi ameliorasi dengan bahan-bahan yang mengandung mineral yang dibutuhkan tanaman. Disamping itu, kawasan rawa di Kabupaten Ogan Komering Ilir juga berpotensi dikembangkan sebagai kawasan perikanan darat. Pada musim hujan banyak kawasan rawa-rawa merupakan kawasan penangkapan ikan air tawar. Kawasan rawa yang menjadi kawasan penangkapan ikan air tawar dalam bahasa lokal disebutlebak lebung.

Perhubungan

Ditinjau dari kontribusi sektor terhadap PDRB, selama 2005-2009, sektor perhubungan—pengangkutan dan telekomunikasi—baru menyumbang kurang dari 1,50% terhadap PDRB Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sumbangan terbesar sektor pengangkutan dan telekomunikasi terhadap PDRB KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR adalah pada tahun 2005, yaitu 1,00%. Namun jika ditinjau dari pertumbuhan sektor, pertumbuhan sektor pengangkutan dan telekomunikasi pada 2007 dan 2008 mampu melebihi rata-rata pertumbuhan ekonomi KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR pada tahun berkenaan. Dapat dikatakan bahwa sektor pengangkutan dan telekomunikasi menunjukkan kemajuan dalam dua tahun terakhir dan prospek untuk terus berkembang.

Jaringan transportasi di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri dari transportasi jalan dan transportasi sungai. Dari seluruh kegiatan perhubungan yang telah berlangsung dalam lima tahun terakhir, rasio izin Trayek dan izin Usaha Kendaraan mencapai 74,18%. Dapat dikatakan bahwa masih ada sekitar 26% angkutan yang beroperasi saat ini belum dilengkapi izin trayek namun keberadaannya diperlukan masyarakat.

Keterpaduan Antarmoda Transportasi

(40)

 Transportasi jalan

Transportasi jalan umumnya telah melayani kawasan Barat dan kawasan tengah Kabupaten Ogan Komering Ilir. Hal ini didukung oleh ketersediaan jaringan jalan yang lebih baik daripada di kawasan Timur. Kondisi tersebut turut dipengaruhi oleh jenis tanah pendukungnya. Kawasan Timur lebih didominasi oleh lahan rawa dengan kondisi tanah lebih lembek, sehingga menjadi kendala yang cukup signifikan dalam mengembangan jaringan jalan di daerah tersebut karena dana yang diperlukan per km jalan-nya akan lebih besar. Jaringan jalan yang ada hingga saat ini sebagian besar merupakan jalan tanah, menyebar hampir di setiap desa/kota ke pedalaman dan menghubungkan desa/kota ataupun sebagai akses ke lahan pertanian/perkebunan.

Dari total panjang jalan kabupaten yang tersedia saat ini hanya sekitar22,4% yang berada dalam kondisi baik. Selebihnya, dalam kondisi sedang, rusak dan rusak berat yang mengakibatkan tingkat aksesibilitas masih sangat rendah; dan mengakibatkan perkembangan daerah tersebut hampir tidak ada. Kondisi jalan yang demikian menjadi permasalahan utama dalam konteks pengembangan daerah, dan tentunya mempengaruhi aktifitas ekonomi yang pada gilirannya berdampak pula terhadap pendapatan daerah.

 Transportasi sungai

Sungai utama di Kabupaten Ogan Komering Ilir diantaranya Sungai Komering dan Sungai Mesuji. Selain itu, wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dialiri juga sungai-sungai kecil, yaitu Sungai Jeruju, Sungai Sekapuk, Sungai Riding, Sungai Pedada, Sungai Belida, Sungai Bebatan, Sungai Lempuing, Sungai Deras, Sungai Dua Belas, Sungai Sugihan, Sungai Padang, Sungai Burnai, Sungai Kuala, Sungai Lebung Hitam, Sungai Sunur, dan Sungai Pasir. Dalam konteks transportasi, sungai-sungai di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki peran yang sangat vital. Peran sungai sebagai sarana transportasi terasa masih dominan terutama di kawasan Timur Kabupaten Ogan Komering Ilir, yaitu di daerah Kecamatan Air Sugihan, Cengal, dan Sungai Menang.

Pola pergerakan transportasi air eksisting yaitu polaHubdanSpoke.Pola pergerakan yang ada, terdiri dari rute:

 Palembang – Air Sugihan  Palembang – Pedamaran  Palembang – Pampangan

Pola tersebut memperlihatkan Palembang berfungsi sebagai Hubdan daerah tujuan sebagaiSpoke.

(41)

Dalam pola ini kecamatan Sungai Menang sebagai Hub dan daerah tujuan sebagai

Spoke.

 Tulung Selapan – Simpang Tiga – Sungai Lumpur  Tulung Selapan – Cengal

 Tulung Selapan – Kayu Ara

Pada pola ini Tulung Selapan sebagaiHubdan daerah tujuan sebagaispoke.

Untuk mengangkut hasil perikanan dan produk lainnya dari wilayah Pantai Mesuji dan sekitarnya direncanakan akan dibangun dermaga di Sungai Mesuji oleh PT. Wahyu Mandira. Sedangkan, untuk mengangkut hasil perikanan dan produk lainnya dari wilayah Sungai Lumpur, sekarang tengah dibangun dermaga TPI di Sungai Lumpur di daerah Simpang Tiga. Jalur pelayaran sungai sudah mengalami perbaikan seperti yang sudah dilakukan di Kecamatan Air Sugihan oleh pemerintah kabupaten dengan menormalisasi alur anak sungai dari Tulung Selapan ke Simpang Tiga dan pengerukan kanal di Tulung Selapan sehingga pada saat air surut alur masih dapat dilayari.

Mengingat kondisi tanah di sejumlah wilayah di Kabupaten Ogan Komering Ilir kurang mendukung bagi pengembangan prasarana jalan dan bahwa potensi alur sungai sangat tinggi sebagai jalur transportasi, maka pengembangan dan pengelolaan jalur transportasi sungai di Kabupaten Ogan Komering Ilir harus menjadi prioritas.

Lingkungan Hidup

Urusan Lingkungan hidup yang paling menonjol adalah penanganan sampah dan air bersih.

 Penanganan Sampah

Penanganan sampah yang kurang baik dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi kesehatan manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang serius. Penanganan sampah Kabupaten Ogan Komering Ilir sudah cukup baik, dimana pada tahun 2009 persentase penanganan sampah di Kabupaten Ogan Komering Ilir telah mencapai 90,90%. Angka tersebut telah melampaui target nasional 2014 sebesar 80%. Capaian cakupan penanganan sampah hampir mencapai 100% sehingga dapat dikatakan hampir semua kawasan telah memperoleh pelayanan persampahan.

(42)

Sumber: Dinas Pengelolaan Pasar dan Pertamanan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009

 Air bersih

Tinjauan terhadap cakupan pelayanan air bersih menunjukkan bahwa baru 28% rumah tangga yang telah memiliki akses terhadap air bersih yang aman dan berkelanjutan.Penyediaan air baku untuk air minum di Kabupaten Ogan Komering Ilir belum merata. Proporsi kecamatan yang telah dilayani instalasi pengolahan air minum (PAM) adalah 61% sedangkan 39% kecamatan belum dilayani PAM. Kecamatan yang belum dilayani instalasi air minum tersebut adalah Kecamatan Lempuing, Kecamatan Sungai Menang, Kecamatan Cengal, Kecamatan Jejawi, dan Kecamatan Air Sugihan. Kecamatan Cengal dan Kecamatan Air Sugihan termasukkecamatan yang rawan air, karena kondisi wilayah tersebut dipengaruhi intrusi air asin dan curah hujan yang rendah.

Instalasi pengolahan air minum saat ini berada di Kecamatan Mesuji dengan kapasitas terpasang 5 liter/detik yang berasal dari sumber air sumur bor, Kecamatan Tulung Selapan dengan kapasitas 5 liter/detik yangberasal dari sumber air sumur bor, Kecamatan Pedamaran berkapasitas 10 liter/detik dengan memanfaatkan sumber air baku dari sungai, Kecamatan Tanjung Lubuk dengan kapasitas 10 liter/detik dengan sumber air dari sumur bor, Kota Kayuagung dengan kapasitas 40 liter/detik yang diperoleh dari sumber air sungai, dan Kecamatan Sirah Pulau Padang dengan kapasitas 10 liter/detik yang diambil dari sumber air sungai. Total kapasitas terpasang seluruhnya 80 liter/detik dan sanggup melayani air bersih perpipaan untuk 14,69% rumah tangga.

Rasio pelayanan air bersih perpipaan Kabupaten Ogan Komering Ilir baru mencapai 14,69% rumah tangga. Atas dasar rasio pelayanan air minum saat ini sebesar 14,69%, dan kebutuhan air minum untuk rumah tangga sebesar 600 liter/orang maka proyeksi kebutuhan total air minum di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebesar 80 liter/detik pada tahun 2010, 97 liter/detik pada tahun 2015, 114 liter/detik pada tahun 2020, dan 176 liter/detik pada tahun 2025. Dengan demikian, pengelolaan distribusi air minum perpipaan untuk meningkatkan cakupan rumah tangga yang terlayani air

70,00% 80,00% 90,00% 100,00% Persentase penanganan

sampah 90,90%

80%

Persentase Penanganan Sampah Kabupaten OKI

(43)

minum perlu menjadi perhatian sampai dengan 2025. Selanjutnya, masih diperlukan upaya pengembangan kapasitas terpasang beserta jaringan distribusinya sehingga prasarana air bersih termasuk pengelolaan air laut menjadi air tawar Kabupaten Ogan Komering Ilir mampu memenuhi kebutuhan air minum penduduknya secara andal, efisien, aman, dan berkelanjutan.

Gambar. G-1.14

Sumber : PDAM Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Secara umum, tingkat partisipasi perempuan dalam pembangunan di Kabupaten Ogan Komering Ilir diperlihatkan dalamGender-related Development Index

(GDI) atau indeks pembangunan yang bertalian dengan gender dan Gender Empowerment Measure(GEM) atau ukuran pemberdayaan gender. Pencapaian GDI di Kabupaten Ogan Komering Ilir meliputi indikator tingkat pendapatan yang diperoleh perempuan mencapai 45,45%; angka harapan hidup perempuan sekitar 66 tahun; angka melek huruf 94,60%;dan lama pendidikan 6,7 tahun. Sedangkan pencapaian GEM ditunjukkan oleh indikator proporsi perempuan dalam parlemen yang mencapai 9,76%, proporsi perempuan yang menduduki jabatan manajerial mencapai 14,56%, dan partisipasi angkatan kerja perempuan mencapai 39,34% dari rasio penduduk yang bekerja sebesar 68% Angka partisipasi angkatan kerja perempuan Kabupaten Ogan Komering Ilir masih jauh dibandingkan dengan data nasional sebesar 52%. Pemberdayaan perempuan di masa mendatang diharapkan mampu menjadikan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan sedikitnya sama dengan capaian nasional 2009 sebesar 52%.

0% 20% 40% 60% 80%

28%

60% 48%

70%

Persentase Penduduk ber-Akses Air Minum

Kabupaten OKI

Gambar

Gambar. G-1.1
Gambar. G-1.2
Gambar. G-1.3
Gambar. G-1.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan RPJPD adalah merupakan kewajiban seluruh pemerintah daerah yang dasar pengaturannya mengacu kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Berpangkal tolak dari hal tersebut dan sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

bahwa untuk meiaksanakan ketentuan pasal 26 ayat (2) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pasal 6 ayat (1) Peraturan Daerah

Abstrak : Dalam rangka memenuhi ketentuan Pasal 101 ayat (3) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan

Abstrak : Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan tugas pemerintahan umum lainnya sesuai ketentuan Pasal 45 ayat (1)

Dalam rangka memenuhi ketentuan ketentuan Pasal 143 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sehingga Pasal 8 Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud

Abstrak : Dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 143 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka ketentuan Pasal 8 ayat (2) dan Pasal 26 ayat