• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya

46,17%Proporsi Jalan Dalam Kondisi Rusak (%)

2. Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya

Penetapan kawasan budidaya dilakukan dengan mengacu pada kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis nasional, serta memperhatikan kawasan budidaya provinsi dan kabupaten. Rencana pengembangan kawasan budidaya di Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri atas:

a. Kawasan hutan produksi

Rencana Pengembangan Kawasan Hutan Produksi, meliputi kawasan Hutan Produksi Tetap (HPT) yang terletak di Kecamatan Pedamaran dan Pedamaran Timur seluas 9,986 ha dan HPT seluas 615.504 ha yang tersebar di Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal, Lempuing, Mesuji, dan Sungai Menang.

b. Kawasan hutan rakyat

Rencana Pengembangan Hutan Rakyat dilakukan diluar kawasan hutan. Rencana pengembangan hutan rakyat dilakukan di seluruh wilayah Kabupaten yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan hutan rakyat, meliputi Kecamatan Air Sugihan, Cengal, Sungai Menang, Mesuji, Mesuji Raya, Mesuji Makmur, Lempuing,

Lempuing Jaya, Teluk Gelam, Tanjung Lubuk, Pedamaran, Pedamaran Timur, Pampangan dan Kecamatan Pangkalan Lampam.

c. Kawasan perkebunan

Rencana pengembangan kawasan perkebunan, dilakukan di seluruh wilayah kabupaten yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan perkebunan, meliputi Kecamatan Air Sugihan, Cengal, Sungai Menang, Mesuji, Mesuji Raya, Mesuji Makmur, Lempuing, Lempuing Jaya, Teluk Gelam, Tanjung Lubuk, Pedamaran, Pedamaran Timur, Pampangan, dan Kecamatan Pangkalan Lampam.

d. Kawasan pertanian pangan

Rencana pengembangan kawasan Pertanian Pangan, dilakukan di seluruh wilayah kabupaten yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan pertanian pangan, meliputi:

 Kawasan pertanian lahan sawah lebak dikembangkan di seluruh wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan pertanian sawah lebak seperti di Kecamatan Tanjung Lubuk, Teluk Gelam, Pedamaran, Kota Kayuagung, Sirah Pulau Padang, Jejawi, Pampangan, Pangkalan Lampam dan Kecamatan Tulung Selapan.

 Kawasan pertanian sawah tadah hujan dikembangkan di seluruh wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan pertanian sawah tadah hujan seperti di Kecamatan Lempuing, Lempuing Jaya, Mesuji, Mesuji Makmur, Mesuji Raya dan Kecamatan Pedamaran Timur.

 Kawasan pertanian sawah pasang surut dikembangkan di seluruh wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan pertanian pasang surut seperti di Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal, dan Sungai Menang.

 Kawasan pertanian sawah irigasi teknis dikembangkan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir yang dapat dijangkau oleh jaringan irigasi Uper Komering yakni di Kecamatan Lempuing seluas kurang lebih 13.000 hektar.

 Kawasan pertanian lahan kering dan hortikultura dikembangkan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan pertanian lahan kering dan hortikultura. Untuk pertanian lahan kering diKecamatan Mesuji, Mesuji Makmur, Mesuji Raya, Pedamaran Timur, Lempuing dan Lempuing Jaya. Untuk Holtikultura di Kecamatan Tanjung Lubuk, Teluk Gelam, Pedamaran, Kota Kayuagung, Sirah Pulau Padang, Jejawi, dan Kecamatan Pampangan.

e. Kawasan perikanan dan kelautan

Rencana pengembangan kawasan perikanan dan kelautan, dilakukan di seluruh wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan perikanan, meliputi:

 Perikanan tangkap dikembangkan di kawasan pantai Timur Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang;

 Perikanan budidaya yang terdiri dari budidaya laut dan budidaya tambak serta budidaya air tawar. Perikanan budidaya laut dan budidaya tambak dikembangkan di Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang. Perikanan budidaya air tawar, dikembangkan di Kecamatan Kota Kayuagung (karamba), Sirah Pulau Padang (karamba), Jejawi (karamba), Pampangan, Pangkalan Lampam, Pedamaran, Tanjung Lubuk dan Kecamatan Teluk Gelam.

f. Kawasan peternakan

Rencana pengembangan kawasan peternakan,dilakukan di seluruh wilayah kabupaten yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan peternakan, meliputi:

 Peternakan Sapi danKerbau Rawa di Kecamatan Pampangan, Pangkalan Lampam, dan Kecamatan Tulung Selapan.

 Peternakan Sapi, Kambing dan Unggas diKecamatan Pedamaran, Pedamaran Timur, Kota Kayuagung, Tanjung Lubuk, Teluk Gelam, Lempuing Jaya, Lempuing, Mesuji, Mesuji Raya dan Mesuji Makmur.

g. Kawasan pertambangan

Rencana pengembangan kawasan pertambangan, dilakukan di Wilayah Pertambangan (WP) yang menyebar di seluruh kecamatan yang memiliki potensi bahan tambang, meliputi:

 Tambang galian golongan C seperti Pasir di Kecamatan Kota Kayuagung, Pedamaran, Tanjung Lubuk, Teluk Gelam, Lempuing, dan Kecamatan Lempuing Jaya.

 Pasir Kuarsa di Kecamatan Cengal dan Kecamatan Tulung Selapan.

 Batubara Muda dan Gas Metan/Coal Bed Metane (CBM) di Kecamatan Sungai Menang, Pedamaran Timur, Lempuing, Mesuji Raya, Mesuji dan Kecamatan Mesuji Makmur.

h. Kawasan industri

Rencana pengembangan kawasan industri, dilakukan pada kawasan yang sesuai untuk pengembangan industriseperti:

 Industri pengolahan hasil perkebunan Kelapa Sawit berupa Crude Palm Oil (CPO) di Kecamatan Pedamaran Timur, Lempuing Jaya, Lempuing, dan Kecamatan Mesuji.

 Industri Pengolahan Kayu dari Hutan Tanaman Industri di Kecamatan Tulung Selapan dan Kecamatan Cengal.

 Industri Pengolahan hasil tambang Pasir Kuarsa di Kecamatan Cengal.

 Industri Batu Bata di Kecamatan Lempuing Jaya, Lempuing, Teluk Gelam, Kota Kayuagung dan Kecamatan Sirah Pulau Padang.

 Industri Beras (Milling Rice) di Kecamatan Lempuing, Lempuing Jaya dan Kecamatan Sirah Pulau Padang.

 Industri pengolahan ikan dan udang di Kecamatan Sungai Menang.

 Industri kecil dan rumah tangga seperti Kripik Pisang, Kemplang, Pengawetan Ikan (Sale), dan Tikar Purun di Kecamatan Kota Kayuagung, Tanjung Lubuk, Pedamaran.

i. Kawasan pariwisata

Rencana pengembangan kawasan pariwisata, memperhatikan kawasan dan jenis wisata yang dikembangkan di Kabupaten Ogan Komering Ilir, terdiri dari:

 Kawasan Wisata Budaya di Kecamatan Kayuagung, Tanjung Lubuk, dan Kecamatan Pampangan;

 Kawasan Wisata Alam berupa wisata olahraga Dayung dan Sky Air di Danau Teluk Gelam Kecamatan Teluk Gelam;

j. Kawasan permukiman

Rencana pengembangan kawasan permukiman, meliputi permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan dikembangkan diseluruh wilayah kabupaten yang memenuhi kriteria sebagai permukiman yang, terdiri dari:

 Kawasan Permukiman Perkotaan meliputi: Kawasan Perkotaan Kota Kayuagung; Kawasan Perkotaan Tugumulyo; danKawasan Perkotaan Tulung Selapan.

 Kawasan Permukiman Perdesaandi seluruh wilayah kecamatan diluar kawasan perkotaan Kota Kayuagung, Tugumulyo, dan Kota Tulung Selapan yang memenuhi kriteria sebagai permukiman.

k. Kawasan peruntukan lainnya

Rencana pengembangan kawasan budidaya peruntukan lainnya, diatur dalam standar dan kriteria teknis pemanfaatan ruang dan merupakan persyaratan minimal yang berlaku di seluruh wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir, meliputi:

 Kawasan kantor pemerintahan;  Kawasan pendidikan;

 Kawasan pertahanan keamanan daerah dan lingkungan;

 Kawasan budidaya perairan di wilayah perairan umum (Sungai, Danau, Rawa, dan Lebak) serta kawasan pantai timur.

3. Pengembangan Wilayah Berbasis Rawa

Lebih dari 65% dari luas Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan lahan rawa. Oleh karena itu, pengembangan wilayah ini harus memperhatikan karakteristik dan daya dukung kawasan rawa. Lahan-lahan rawa umumnya dicirikan dengan tata air yang kurang baik dan lahan dengan kandungan bahan organik yang tinggi serta miskin akan kandungan mineral. Dengan demikian pengembangan kawasan-kawasan rawa sebagai kawasan budidaya pertanian perlu pengembangan sistem tata air yang baik dan memanfaatkan teknologi ameliorasi dengan bahan-bahan yang mengandung mineral yang dibutuhkan tanaman. Disamping itu, kawasan rawa di Kabupaten Ogan Komering Ilir juga berpotensi dikembangkan sebagai kawasan perikanan darat. Pada musim hujan banyak kawasan rawa-rawa merupakan kawasan penangkapan ikan air tawar. Kawasan rawa yang menjadi kawasan penangkapan ikan air tawar dalam bahasa lokal disebutlebak lebung.

Perhubungan

Ditinjau dari kontribusi sektor terhadap PDRB, selama 2005-2009, sektor perhubungan—pengangkutan dan telekomunikasi—baru menyumbang kurang dari 1,50% terhadap PDRB Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sumbangan terbesar sektor pengangkutan dan telekomunikasi terhadap PDRB KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR adalah pada tahun 2005, yaitu 1,00%. Namun jika ditinjau dari pertumbuhan sektor, pertumbuhan sektor pengangkutan dan telekomunikasi pada 2007 dan 2008 mampu melebihi rata-rata pertumbuhan ekonomi KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR pada tahun berkenaan. Dapat dikatakan bahwa sektor pengangkutan dan telekomunikasi menunjukkan kemajuan dalam dua tahun terakhir dan prospek untuk terus berkembang.

Jaringan transportasi di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri dari transportasi jalan dan transportasi sungai. Dari seluruh kegiatan perhubungan yang telah berlangsung dalam lima tahun terakhir, rasio izin Trayek dan izin Usaha Kendaraan mencapai 74,18%. Dapat dikatakan bahwa masih ada sekitar 26% angkutan yang beroperasi saat ini belum dilengkapi izin trayek namun keberadaannya diperlukan masyarakat.

Keterpaduan Antarmoda Transportasi

Kabupaten Ogan Komering Ilir mempunyai moda transportasi jalan dan transportasi sungai. Moda transportasi jalan terutama terdapat di bagian Barat Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sementara aksesibilitas bagian Timur Kabupaten Ogan Komering Ilir didominasi oleh angkutan sungai. Berdasarkan kondisi tersebut, maka pengembangan sistem transportasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir harus memadukan moda angkutan jalan dan moda angkutan sungai.

 Transportasi jalan

Transportasi jalan umumnya telah melayani kawasan Barat dan kawasan tengah Kabupaten Ogan Komering Ilir. Hal ini didukung oleh ketersediaan jaringan jalan yang lebih baik daripada di kawasan Timur. Kondisi tersebut turut dipengaruhi oleh jenis tanah pendukungnya. Kawasan Timur lebih didominasi oleh lahan rawa dengan kondisi tanah lebih lembek, sehingga menjadi kendala yang cukup signifikan dalam mengembangan jaringan jalan di daerah tersebut karena dana yang diperlukan per km jalan-nya akan lebih besar. Jaringan jalan yang ada hingga saat ini sebagian besar merupakan jalan tanah, menyebar hampir di setiap desa/kota ke pedalaman dan menghubungkan desa/kota ataupun sebagai akses ke lahan pertanian/perkebunan.

Dari total panjang jalan kabupaten yang tersedia saat ini hanya sekitar22,4% yang berada dalam kondisi baik. Selebihnya, dalam kondisi sedang, rusak dan rusak berat yang mengakibatkan tingkat aksesibilitas masih sangat rendah; dan mengakibatkan perkembangan daerah tersebut hampir tidak ada. Kondisi jalan yang demikian menjadi permasalahan utama dalam konteks pengembangan daerah, dan tentunya mempengaruhi aktifitas ekonomi yang pada gilirannya berdampak pula terhadap pendapatan daerah.

 Transportasi sungai

Sungai utama di Kabupaten Ogan Komering Ilir diantaranya Sungai Komering dan Sungai Mesuji. Selain itu, wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dialiri juga sungai-sungai kecil, yaitu Sungai Jeruju, Sungai Sekapuk, Sungai Riding, Sungai Pedada, Sungai Belida, Sungai Bebatan, Sungai Lempuing, Sungai Deras, Sungai Dua Belas, Sungai Sugihan, Sungai Padang, Sungai Burnai, Sungai Kuala, Sungai Lebung Hitam, Sungai Sunur, dan Sungai Pasir. Dalam konteks transportasi, sungai-sungai di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki peran yang sangat vital. Peran sungai sebagai sarana transportasi terasa masih dominan terutama di kawasan Timur Kabupaten Ogan Komering Ilir, yaitu di daerah Kecamatan Air Sugihan, Cengal, dan Sungai Menang.

Pola pergerakan transportasi air eksisting yaitu polaHubdanSpoke.Pola pergerakan yang ada, terdiri dari rute:

 Palembang – Air Sugihan  Palembang – Pedamaran  Palembang – Pampangan

Pola tersebut memperlihatkan Palembang berfungsi sebagai Hubdan daerah tujuan sebagaiSpoke.

 Sungai Menang – Gajah Mati  Sungai Menang – Wahyuni Mandira  Sungai Menang – Pematang Panggang

Dalam pola ini kecamatan Sungai Menang sebagai Hub dan daerah tujuan sebagai

Spoke.

 Tulung Selapan – Simpang Tiga – Sungai Lumpur  Tulung Selapan – Cengal

 Tulung Selapan – Kayu Ara

Pada pola ini Tulung Selapan sebagaiHubdan daerah tujuan sebagaispoke.

Untuk mengangkut hasil perikanan dan produk lainnya dari wilayah Pantai Mesuji dan sekitarnya direncanakan akan dibangun dermaga di Sungai Mesuji oleh PT. Wahyu Mandira. Sedangkan, untuk mengangkut hasil perikanan dan produk lainnya dari wilayah Sungai Lumpur, sekarang tengah dibangun dermaga TPI di Sungai Lumpur di daerah Simpang Tiga. Jalur pelayaran sungai sudah mengalami perbaikan seperti yang sudah dilakukan di Kecamatan Air Sugihan oleh pemerintah kabupaten dengan menormalisasi alur anak sungai dari Tulung Selapan ke Simpang Tiga dan pengerukan kanal di Tulung Selapan sehingga pada saat air surut alur masih dapat dilayari.

Mengingat kondisi tanah di sejumlah wilayah di Kabupaten Ogan Komering Ilir kurang mendukung bagi pengembangan prasarana jalan dan bahwa potensi alur sungai sangat tinggi sebagai jalur transportasi, maka pengembangan dan pengelolaan jalur transportasi sungai di Kabupaten Ogan Komering Ilir harus menjadi prioritas.

Lingkungan Hidup

Urusan Lingkungan hidup yang paling menonjol adalah penanganan sampah dan air bersih.

 Penanganan Sampah

Penanganan sampah yang kurang baik dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi kesehatan manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang serius. Penanganan sampah Kabupaten Ogan Komering Ilir sudah cukup baik, dimana pada tahun 2009 persentase penanganan sampah di Kabupaten Ogan Komering Ilir telah mencapai 90,90%. Angka tersebut telah melampaui target nasional 2014 sebesar 80%. Capaian cakupan penanganan sampah hampir mencapai 100% sehingga dapat dikatakan hampir semua kawasan telah memperoleh pelayanan persampahan.

Sumber: Dinas Pengelolaan Pasar dan Pertamanan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009

 Air bersih

Tinjauan terhadap cakupan pelayanan air bersih menunjukkan bahwa baru 28% rumah tangga yang telah memiliki akses terhadap air bersih yang aman dan berkelanjutan.Penyediaan air baku untuk air minum di Kabupaten Ogan Komering Ilir belum merata. Proporsi kecamatan yang telah dilayani instalasi pengolahan air minum (PAM) adalah 61% sedangkan 39% kecamatan belum dilayani PAM. Kecamatan yang belum dilayani instalasi air minum tersebut adalah Kecamatan Lempuing, Kecamatan Sungai Menang, Kecamatan Cengal, Kecamatan Jejawi, dan Kecamatan Air Sugihan. Kecamatan Cengal dan Kecamatan Air Sugihan termasukkecamatan yang rawan air, karena kondisi wilayah tersebut dipengaruhi intrusi air asin dan curah hujan yang rendah.

Instalasi pengolahan air minum saat ini berada di Kecamatan Mesuji dengan kapasitas terpasang 5 liter/detik yang berasal dari sumber air sumur bor, Kecamatan Tulung Selapan dengan kapasitas 5 liter/detik yangberasal dari sumber air sumur bor, Kecamatan Pedamaran berkapasitas 10 liter/detik dengan memanfaatkan sumber air baku dari sungai, Kecamatan Tanjung Lubuk dengan kapasitas 10 liter/detik dengan sumber air dari sumur bor, Kota Kayuagung dengan kapasitas 40 liter/detik yang diperoleh dari sumber air sungai, dan Kecamatan Sirah Pulau Padang dengan kapasitas 10 liter/detik yang diambil dari sumber air sungai. Total kapasitas terpasang seluruhnya 80 liter/detik dan sanggup melayani air bersih perpipaan untuk 14,69% rumah tangga.

Rasio pelayanan air bersih perpipaan Kabupaten Ogan Komering Ilir baru mencapai 14,69% rumah tangga. Atas dasar rasio pelayanan air minum saat ini sebesar 14,69%, dan kebutuhan air minum untuk rumah tangga sebesar 600 liter/orang maka proyeksi kebutuhan total air minum di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebesar 80 liter/detik pada tahun 2010, 97 liter/detik pada tahun 2015, 114 liter/detik pada tahun 2020, dan 176 liter/detik pada tahun 2025. Dengan demikian, pengelolaan distribusi air minum perpipaan untuk meningkatkan cakupan rumah tangga yang terlayani air

70,00% 80,00% 90,00% 100,00%