• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produksi Komoditi Karet dan Kelapa Sawit Kabupaten OKI 2006-

Selain hal tersebut, pembangunan kehutanan pada masa lalu telah pula menyebabkan degradasi baik luas maupun sumberdaya hutan. Data spasial analisis penutupan lahan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007 memperlihatkan bahwa sekitar 53% kawasan hutan Kabupaten Ogan Komering Ilirtidak lagi berhutan dan 47% masih tertutup vegetasi yang tidak produktif. Sehubungan dengan kondisi tsb, rehabilitasi telah dilaksanakan melalui kegiatan pengembangan hutan tanaman pada kawasan hutan produksi. Sampai dengan Tahun 2010 telah ada 3 (tiga) investor swasta nasional (Group Sinar Mas) yang telah melaksanakan pembangunan hutan tanaman seluas 225.974,86 ha yang sebagian besar berada di kawasan Timur Kabupaten Ogan Komering Ilir. Pada Tahun 2008, salah satu perusahaan telah mulai melaksanakan pemanenan, sedangkan dua perusahaan yang lain mulai panen padaTahun 2010. Perusahaan ini juga merencanakan pembangunan pabrik pulp (bubur kertas) di Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Sub-sektor kehutanan masih memiliki kekuatan berdasarkan uraian data ketersediaan lahan di atas. Melihat luasnya areal hutan tanaman yang akan dibangun ke depan, sektor ini akan menjadi andalan pembangunan kehutanan dan akan menjadi pula pusat pertumbuhan terutama di kawasan Timur. Dalam konteks peningkatan kontribusi sektor kehutanan dalam pembangunan pada masa mendatang, peran hutan rakyat akan lebih nyata apabila dikelola dengan program dan manajemen yang jelas dan terarah. Pada masa lalu, masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir mengenal industri rakyat berupa anyam-anyaman berbahan rotan dan bambu. Kedua komoditi ini dapat kembali dikembangkan pada sebagian wilayah hutan rakyat dan juga sebagian dari hutan tanaman industri.

Peluang pengembangan sub-sektor kehutanan sangat besar dengan adanya daya dukung lahan yang tersedia dan tersedianya ilmu pengetahuan dan teknologi kehutanan mutakhir. Melalui pengembangan bibit tanaman kehutanan bernilai ekonomi tinggi, kebutuhan kayu baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor akan dapat terpenuhi. Di samping itu juga pengembangan hasil hutan bukan kayu seperti rotan, bambu, lebah madu, sarang burung walet, getah dan damar dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan dan menjadi sumber pendapatan asli daerah.

Sedangkan ancaman di sub-sektor kehutanan antara lain kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan hutan, perambahan hutan, tradisi pola ladang berpindah yang didahului dengan pemekaran lahan hutan dan praktekillegal loggingyang akan tetap menjadi ancaman bagi kelestarian hutan. Pariwisata

Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah salah satu kabupaten yang memiliki potensi obyek wisata di Provinsi Sumatera Selatan. Salah satu obyek wisata alam yang menjadi andalan Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah sebuah objek wisata alam yang cukup indah, yaitu Danau Teluk Gelam di Kecamatan Teluk Gelam. Kabupaten Ogan Komering Ilir juga masih menyimpan potensi obyek wisata alam

lainnya yang tak kalah menarik yaitu Danau Rasau, Danau Ayek Itam, Danau Teloko, Tanjung Manjangan, Bukit Batu, Sungai Komering, dan Pulau Maspari. Pada obyek wisata ini memang secara bertahap masih harus dilakukan berbagai perbaikan dan penambahan sarananya. Selain obyek wisata alam, Kabupaten Ogan Komering Ilir juga memiliki potensi wisata budaya karena adat dan tradisi di wilayah ini sangatlah beragam dan masing-masing memiliki keunikan tersendiri.

Kelautan dan Perikanan

Sektor kelautan dan perikanan Kabupaten Ogan Komering Ilir terkait erat antara lain dengan nelayan dan perikanan.

 Nelayan dan kegiatan budidaya

Pertumbuhan rumah tangga perikanan (RTP) untuk perikanan tangkap meningkat sebesar 0,28% per tahun, baik untuk perairan umum maupun untuk perairan laut. Demikian halnya pada RTP perikanan budidaya air tawar terjadi kenaikan per tahun sebesar 0,57%, namun RTP perikanan budidaya air payau justru mengalami penurunan sebesar 3,26%.

Perkembangan armada perikanan di wilayah perairan umum tampak lebih tinggi, yaitu sebesar 2,07%, sementara pada perairan laut hanya 0,28%. Hal ini mengindikasikan bahwa perairan umum memiliki potensi yang lebih besar dilihat dari perkembangan armada perikanan ini. Padahal wilayah laut sesungguhnya memiliki potensi yang demikian besar untuk mengembangkan penangkapan ikan diatas 2 mil yang menggunakan kapal ukuran > 56 T.

Armada perikanan di Kabupaten Ogan Komering Ilir dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian berdasarkan jenis perahu/kapal yang digunakan untuk operasi penangkapan yaitu terdiri dari perahu tanpa motor, motor tempel dan kapal motor. Armada terbesar adalah perahu tanpa motor yang mendominasi armada perairan umum, namun untuk di laut didominasi oleh kapal motor dengan ukuran kurang dari 5 GT. Kondisi ini menunjukkan bahwa perkembangan sektor perikanan masih bersifat tradisional sehingga di masa mendatang pengelolaannya perlu menerapkan teknologi yang tepat guna, terjangkau, dan aman bagi lingkungan.

Berdasarkan data BPS tahun 2009, bahwa jumlah sangkar (karamba) dalam budidaya ikan di air tawar berjumlah 2.398,9 buah. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 0,45% dibanding tahun sebelumnya. Demikian halnya kolam budidaya ikan air tawar yang sebelumnya seluas 125,21 ha pada saat ini mengalami sedikit penurunan sebesar 0,86%. Namun demikian, budidaya ikan di air tawar pada areal persawahan dengan fence system dengan luas 22,98 ha telah mengalami peningkatan sebesar 11,30% dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan, luas budidaya ikan di air payau yang seluas 21.782 ha telah pula mengalami penurunan sebesar 9,78% dibanding tahun sebelumnya.

 Produksi Ikan

Secara umum produksi perikanan di Kabupaten Ogan Komering Ilir meningkat, terutama budidaya air payau yang meningkat tajam akibat tingginya produksi ikan bandeng. Hal ini disebabkan banyaknya pembudidaya udang beralih ke bandeng atau membudidayakan udang dan bandeng bersama-sama secara

polyculturedalam satu tambak.

Produksi ikan di Kabupaten Ogan Komering Ilir baik dari perairan umum maupun dari perairan laut, selain dikonsumsi segar juga diawetkan dan diolah menjadi ikan asin (penggaraman), ikan sale (pengasapan), terasi, dan bekasam. Jenis ikan air tawar yang banyak dijadikan produk ikan asin adalah ikan gabus, sepat dan tambakan, sedangkan jenis ikan laut seperti kakap, gulamah, senangin dan lain-lain. Ikan sale umumnya dibuat dari jenis ikan baung dan lais untuk hasil perairan umum, sementara dari hasil laut umumnya ikan mayung/ jambal, bedukang, lindu/ikan duri dan sembilang.

Hasil perikanan, selain dipasarkan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir sendiri, juga dipasarkan ke luar daerah, baik dalam provinsi maupun ke luar provinsi. Tujuan pemasaran antara lain Palembang, Lahat, Pagar Alam, Prabumulih dan lain- lain, sedangkan tujuan pasar di luar provinsi adalah Jakarta, Bandung, Padang, Lampung dan lain-lain.

Sumbangan sektor kelautan dan perikanan terhadap PAD dari lelang lebak lebung sebesar Rp 3.069.733.500, mengalami penurunan sebesar 12,95% dibanding tahun lalu. Sedangkan dari sumber TPKP (Tanda Pencatatan Kegiatan Perikanan) sebesar Rp 10.500.000,- juga mengalami penurunan sebesar 41,01% dibanding tahun lalu. Hal demikian karena kebijakan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk pembebasan sebagian areal lebak lebung.

Budidaya air payau terdapat di sepanjang pesisir pantai Timur Kabupaten Ogan Komering Ilir. Potensi lahan budidaya air payau seluas ± 430.277 ha, terletak dalam wilayah Kecamatan Air Sugihan, Kecamatan Tulung Selapan, Kecamatan Cengal dan Kecamatan Sungai Menang. Potensi budidaya air tawar di kolam air mengalir terdapat di Kecamatan Lempuing (Desa Kutapandan dan Cahaya Bumi), kolam pasang surut di Kecamatan Air Sugihan dan Pemulutan serta kolam tadah hujan di seluruh kecamatan. Potensi budidaya karamba terdapat hampir di seluruh kecamatan, terutama yang dialiri sungai-sungai besar seperti Sungai Komering, Sungai Lempuing, Sungai Mesuji dan lain-lain. Potensi budidaya ikan di sawah dengan polamix farming(mina padi) terdapat di wilayah yang dialiri irigasi teknis yaitu di Desa Kutapandan dan Cahaya Bumi Kecamatan Lempuing. Potensi budidayafence system

Perdagangan

Sektor perdagangan termasuk dalam sektor tersier yang merupakan penunjang bagi perkembangan sektor-sektor unggulan seperti sektor pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan. Produk-produk sektor unggulan tersebut yang diperjualbelikan akan menjadi output bagi sektor perdagangan. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, jumlah sarana-sarana ekonomi khususnya perdagangan terus mengalami penambahan. Tahun 2009, jumlah pertokoan di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebanyak 495 unit, adapun pasar yang sifatnya permanen/semi permanen ada sekitar 370 unit dan pasar tidak permanen terdapat sekitar 76 unit.

Perindustrian

Pembangunan sektor industri pada hakikatnya merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah, memperluas lapangan dan kesempatan kerja, menyediakan barang dan jasa yang bermutu, berdaya saing di pasaran, meningkatkan eksport non migas, menunjang pembangunan daerah dan sektor-sektor pembangunan lainnya serta sekaligus mengembangkan kemampuan teknologi. Pembangunan industri hulu dan hilir kelapa sawit dan karet di Kabupaten Ogan Komering Ilir dilakukan secara bertahap, sehingga dampak pembangunan di sektor industri belum merata di seluruh kawasan.

2.4. Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.

a. Kemampuan ekonomi daerah

Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness)

bagi pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah. Tingkat pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan PDRB, persentase penduduk miskin, rasio penduduk yang berkerja, tingkat pengganguran, dan partisipasi angkatan kerja perempuan.

Gambar. G-1.24

Sumber: Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Dalam Angka, 2009

b. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Pelayanan kelistrikan di Kabupaten Ogan Komering Ilir baru mampu menghasilkan tingkat elektrifikasi desa (rasio desa berlistrik) mencapai 72% dan tingkat elektrifikasi rumah tangga (persentase rumah tangga yang telah menggunakan listrik) mencapai 40,6%. Dengan kata lain, masih terdapat 29% desa di Kabupaten Ogan Komering Ilir yang belum dijangkau jaringan listrik dan masih terdapat 59,4% rumah tangga yang belum menggunakan listrik.

Pemenuhan kebutuhan energi listrik bagi masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ilir masih cukup memprihatikan, terutama di desa-desa yang jauh dari ibukota kecamatan. Kawasan Barat memiliki tingkat elektrifikasi rumah tangga yang lebih baik yaitu 86%, karena relatif dekat dengan ibukota kabupaten dan juga lebih padat penduduknya. Tetapi semakin ke Timur, rasio elektrifikasi rumah tangga semakin kecil, bahkan masih ada 3 kecamatan yaitu Kecamatan Air Sugihan, Kecamatan Cengal dan Kecamatan Sungai Menang yang sama sekali belum terjangkau oleh jaringan listrik PLN.

Selain listrik PLN, masyarakat yang mampu ataupun perusahaan swasta, terutama pada desa-desa yang belum terjangkau oleh jaringan listrik PLN, banyak menggunakan genset dengan kapasitas kecil (1-3 rumah menggunakan 1 genset dengan kapasitas 2.000 VA). Berdasarkan pada hasil survei lapangan terungkap

0% 20%

40% 60%

80% 100% Pertumbuhan PDRB

Persentase penduduk diatas garis kemiskinan

Rasio penduduk yang bekerja Tingkat pengangguran terbuka Partisipasi angkatan kerja perempuan

6% 82% 68% 7% 39% 6% 86% 92% 8% 52% 7% 90% 94% 6%