23 BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ibadah TAMG ini merupakan ibadah kreatif dalam rangka memperingati hari Reformasi Gereja dengan memakai nyanyian jemaat dari berbagai zaman sebagai
perwujudan semangat reformasi dalam musik gereja. Kesimpulan yang didapat oleh penulis setelah melalui proses merancang, mempersiapkan, dan melaksanakannya adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan seputar peristiwa Reformasi Gereja, sejarah liturgi, perkembangan musik gereja dan nyanyian jemaat, serta penghayatan akan makna yang terkandung dalam tiap-tiap unsur liturgi merupakan bekal yang penting dalam menentukan tema serta menyusun liturgi ibadah kreatif dalam rangka memperingati hari Reformasi Gereja.
2. Untuk menghasilkan aransemen musik yang sesuai dengan isi syair lagu dan posisinya dalam suatu tata ibadah, diperlukan pengkajian mengenai latar belakang historis dan konteks musik pada zaman lagu tersebut diciptakan, serta penggalian terhadap makna teologis dari syair lagu tersebut.
3. Dalam mempersiapkan suatu ibadah yang memiliki banyak elemen di dalamnya, dibutuhkan perencanaan, persiapan, dan koordinasi yang seksama agar masing-masing elemen dapat berperan sesuai dengan yang telah direncanakan. Selain itu, diperlukan antisipasi dan fleksibilitas untuk menghadapi dan mengatasi hal-hal yang tidak terduga dalam proses perancangan, persiapan, dan pelaksanaan ibadah.
B. Saran
Bagi GKI Karangsaru :
24
ibadah yang terus menerus membutuhkan kreativitas dari para penyusun liturgi untuk menghasilkan liturgi yang menarik dan sekaligus juga mendorong pertumbuhan iman jemaat. Perbendaharaan nyanyian jemaat perlu terus ditambah dengan lagu-lagu dari luar buku Kidung Jemaat, Nyanyikanlah Kidung Baru, dan Pelengkap Kidung Jemaat, serta menggunakan lagu-lagu tersebut sebagai nyanyian dalam ibadah. Paduan suara dapat menjadi sarana untuk
mengenalkan lagu-lagu tersebut kepada jemaat. Selain itu, gereja juga perlu mendorong tumbuhnya nyanyian-nyanyian asli karya jemaat GKI Karangsaru dengan mengadakan workshop penciptaan lagu nyanyian jemaat, dan menggunakan lagu-lagu ciptaan jemaat dalam kegiatan gerejawi.
Bagi Sinode GKI :
Perlu dilakukan reformasi terhadap paradigma di kalangan GKI yang membatasi penggunaan nyanyian di luar buku Kidung Jemaat, Nyanyikanlah Kidung Baru, dan Pelengkap Kidung Jemaat. Hal ini dapat dicapai dengan mengadakan pertemuan para pelayan ibadah yang membahas seputar nyanyian jemaat. Pertemuan tersebut juga merupakan kesempatan untuk mempresentasikan nyanyian-nyanyian jemaat yang berasal dari luar buku KJ, NKB, dan PKJ, namun masih sesuai dengan ajaran GKI. Dengan demikian, para pelayan ibadah dapat membawa nyanyian-nyanyian tersebut ke jemaat tempat mereka masing-masing melayani dan menggunakannya dalam ibadah.
Sinode GKI juga perlu memperlengkapi para pendeta dan calon pendeta GKI dengan pemahaman yang benar seputar musik gereja dan nyanyian jemaat. Oleh karena itu, sinode GKI perlu bersinergi dengan universitas maupun Sekolah Tinggi Teologi (STT) dalam menyusun kurikulum yang tepat dalam rangka mencapai tujuan tersebut.
Bagi Progdi Seni Musik FBS UKSW :
25