Perancangan Sistem Informasi Pengaduan Kerusakan
dan Pencemaran Lingkungan Berbasis
Web
dengan
Framework Laravel
dan
Google Maps API
(Studi Kasus : Kantor Lingkungan Hidup Kota Salatiga)
Peneliti :
Yulius Ryan Adi Trilaksono (672012103)
Nina Setiyawati, S.Kom., M.Cs.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Perancangan Sistem Informasi Pengaduan Kerusakan
dan Pencemaran Lingkungan Berbasis
Web
dengan
Framework Laravel
dan
Google Maps API
(Studi Kasus : Kantor Lingkungan Hidup Kota Salatiga)
1)
Yulius Ryan Adi Trilaksono,2)Nina Setiyawati.
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Dr. O. Notohamidjojo No. 1-10, Salatiga 50714, Indonesia
Email:1)672012103@student.uksw.edu,2)nina.setiyawati@staff.uksw.edu
Abstrak
Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Salatiga merupakan instansi pemerintah yang memiliki fungsi utama untuk mengatur serta mengawasi segala sesuatu yang berkaitan tentang lingkungan hidup, dalam hal ini mencakup pencemaran dan kerusakan lingkungan. Saat ini tidak tedapat media yang dapat memudahkan masyarakat untuk mengirimkan pengaduan terkait pencemaran dan kerusakan lingkungan ke pihak KLH Kota Salatiga. Masyarakat yang ingin melakukan pengaduan harus mengirim surat terlebih dahulu ke KLH Kota Salatiga. Penelitian ini merancang sistem informasi pengaduan pencemaran dan kerusakan lingkungan
berbasis web yang dapat digunakan sebagai media penyampaian pengaduan
masyarakat ke pihak KLH Kota Salatiga. Sistem dibangun menggunakan
framework Laravel dan Google Maps API yang nantinya akan digunakan untuk menentukan lokasi pengaduan, serta untuk menampilkan peta persebaran pengaduan masyarakat. Aplikasi ini diharapkan dapat mempermudah masyarakat untuk melakukan pengaduan dan mempermudah KLH Kota Salatiga untuk mendapatkan informasi lokasi pencemaran dan kerusakan lingkungan di wilayah Kota Salatiga.
Kata Kunci: Pengaduan, KLH Kota Salatiga,Google Maps API,Framework Laravel
Abstract
Kantor Lingkungan Hidup (KLH ) Kota Salatiga is a government agency that has a taks to regulate and oversee everything to do about the environment, in this case include pollution and environmental damage. Currently there is no media that can make it easier for the public to submit complaints related pollution and environmental damage to the KLH Kota Salatiga. People who want to make a complaint must first send a letter to the KLH Kota Salatiga. This research is going to designing a web-based information systems about pollution and environmental damage complaint which can be used as a medium to deliver public complaints to the KLH Kota Salatiga. The system is built using the Laravel’s framework and Google Maps API that used to determine the location of
the complaint, as well as to display a map that contain public complaint locations. The application is expected to make public more esier to conduct complaints and make it esiear to KLH Kota Salatiga to get information abaout pollution and environmental . Keywords :complaints, KLH Kota Salatiga, Google Maps API, Framework Laravel
1)
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
2)
1. Pendahuluan
Pencemaran dan kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia cukup mengkhawatirkan. Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 22.085 desa atau kelurahan di Indonesia mengalami pencemaran [1]. Data lain yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), di tahun 2015 hampir 68 persen atau mayoritas mutu air sungai di 33 provinsi di Indonesia dalam status tercemar berat, hal ini tentunya sangat menghawatirkan, mengingat air sungai hingga saat ini merupakan sumber utama air bersih yang dikonsumsi mayoritas penduduk di Indonesia [2].
Kota Salatiga sendiri tentunya tidak lepas dari masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan, berbanding lurus dengan data di atas, kasus pencemaran yang banyak terjadi di Salatiga adalah kasus pencemaran sungai. Menurut data Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Salatiga, sepanjang 60 kilometer (km) atau 50% dari 120 km aliran sungai saat ini dalam kondisi tercemar limbah rumah tangga dan industri [3]. KLH merupakan instansi pemerintah yang memiliki fungsi utama untuk mengatur serta mengawasi segala sesuatu yang berkaitan tentang lingkungan hidup, dalam hal ini mencakup pencemaran dan kerusakan lingkungan. Tetapi perlu diingat bahwa menjaga kelestarian lingkungan bukan hanya tugas dari pemerintah saja, tetapi merupakan tugas dari setiap orang. Dengan adanya peran masyarakat, KLH Kota Salatiga akan bisa bekerja lebih maksimal. Untuk itu perlu adanya aduan-aduan dari masyarakat tentang pencemaran serta kerusakan lingkungan yang terjadi agar KLH Kota Salatiga dapat segera bertindak. Tetapi kurangnya media dalam penyampaian aduan-aduan dari masyarakat menimbulkan suatu permasalahan seperti kurang taunya masyarakat bagaimana tata cara mengadukan pencemaran dan kerusakan lingkungan yang terjadi. Selain itu perlu adanya suatu media yang dapat menginformasikan kepada masyarakat apakah aduan-aduan yang telah diberikan sudah ditangani atau belum.
Untuk itu, pada penelitian ini akan dirancang sebuah sistem informasi
pengaduan kerusakan dan pencemaran lingkungan berbasis web menggunakan
framework Laravel. Melihat banyaknya masyarakat yang sudah mengunakan
fasilitas internet, sistem informasi pengaduan berbasis web ini diharapkan akan
mempermudah masyarakat yang ingin melaporkan kerusakan maupun
pencemaran lingkungan dan juga akan memudahkan KLH Kota Salatiga dalam memberikan umpan balik kepada masyarakat terkait aduan-aduan yang sudah
diberikan. Dengan menggunakan framework Laravel pengembangan sistem akan
dipermudah. Framework Laravel memiliki syntax yang ekspresif, dan fitur
Eloquent Object-relational Mapping (ORM) yang ada pada framework Laravel
2
diimplementasikanya Google Maps API ke dalam sistem pengaduan, KLH Kota
Salatiga dapat melihat lokasi pencemaran atau kerusakan lingkungan yang diberikan oleh pengguna, sehingga diharapkan dapat mempercepat proses penanganan aduan tersebut. Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat mempermudah masyarakat untuk mengadukan kerusakan atau pencemaran yang terjadi, serta mempermudah KLH Kota Salatiga mendapatkan informasi tentang kerusakan serta pencemaran yang terjadi di Kota Salatiga sehingga dapat mempercepat penanggulangan kerusakan maupun pencemaran tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, didapatkan rumusan masalah dari penelitian ini, yaitu bagaimana membangun sistem informasi
pengaduan berbasis web menggunakan framework Laravel yang dapat
memudahkan masyarakat melakukan pengaduan ke KLH Kota Salatiga, dan memudahkan KLH mendapatkan informasi mengenai pencemaran dan kerusakan lingkungan di Kota Salatiga. Sedangkan batasan masalah dalam penelitian ini
adalah, sistem informasi dibangun berbasis web menggunakan framework
Laravel, dan penelitian dilakukan di KLH Kota Salatiga.
2. Kajian Pustaka
Salah satu penelitian terdahulu yang menjadi acuan tentang sistem informasi pengaduan dalam pembangunan sistem informasi pengaduan KLH Kota Salatiga adalah penelitian oleh Mochamed Fajar Ramadhani yang berjudul Pembangunan Sistem Informasi, Pengaduan, Kritik, dan Saran Seputar Kota Cimahi Pada
Platform Android. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang serta
membangun sistem informasi berbasis Android yang dapat digunakan oleh
masyarakat untuk mengirimkan laporan pengaduan, kritik dan saran ke Pemerintah Kota Cimahi. Hasil dari penelitian ini adalah dengan menggunakan
sistem informasi berbasis platform Android dapat mempermudah masyarakat
untuk melakukan pengaduan, kritik dan saran kepada pemerintah kota Cimahi, serta sistem informasi ini membantu Pemerintah Kota Cimahi melakukan sosialisasi tentang program pemerintah kepada masyarakat Kota Cimahi [4].
Sistem informasi pengaduan KLH Kota Salatiga nantinya akan
mengimplementasikan Google Maps API kedalam sistem, sehingga sistem dapat
menghasilkan lokasi pengaduan secara jelas dan memudahkan pengguna untuk memberikan lokasi pengaduan.
Salah satu penelitian mengenai Google Maps API berjudul Pemanfaatan
Google API (Google Maps) Pada Website Pariwisata Menggunakan Framework CodeIgniter (Studi Kasus : Desa Wisata Bejiharjo) dilakukan oleh Nurul Azmi
menjadi acuan pemanfaatan Google Maps API dalam pembangunan sistem
pengaduan KLH Kota Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah
pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP) yang dibangun menggunakan
framework CodeIgniter, serta memanfaatkan Google Maps API. Dari penelitian
tersebut dapat disimpulkan dengan menggunakan fitur Google Maps API
menjadikan website pariwisata jauh lebih interaktif serta lebih memudahkan
pengguna mendapatkan petunjuk arah ke lokasi pariwisata yang diingini [5]. Sistem informasi pengaduan KLH Kota Salatiga dibangun menggunakan
bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP), framework Laravel serta
Google Maps API. Penelitian sistem informasi pengduan KLH Kota Salatiga akan
membahas masalah pengaduan masyarakat tentang kerusakan maupun
pencemaran lingkungan ke KLH Kota Salatiga. Dengan adanya penelitian sistem informasi pengduan KLH Kota Salatiga diharapkan dapat mempermudah masyarakat untuk mengadukan kerusakan atau pencemaran yang terjadi, serta mempermudah KLH Kota Salatiga mendapatkan informasi tentang kerusakan serta pencemaran yang terjadi di Kota Salatiga.
Pencemaran lingkungan Menurut Pasal 1 butir 12 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya [6]. Sementara itu kerusakan lingkungan hidup menurut pasal 1 butir 17 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup adalah perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampui kriteria baku kerusakan lingkungan [7].
Menurut Wilkinson sistem informasi adalah kerangka kerja yang
mengordinasikan sumber daya manusia (manusia, komputer) untuk mengubah
masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran
perusahaan. Sistem informasi terdiri dari beberapa komponen-komponen yang saling berinteraksi menjalin satu kesatuan untuk dapat mencapai sasarannya. Menurut Burch dan Grudnistki komponen-komponen sistem informasi adalah blok masukan, blok model, blok keluaran, dan blok teknologi [8] .
Google Maps API adalah sebuah layanan (service) yang diberikan oleh
Google kepada para pengguna untuk memanfaatkan Google Maps dalam
mengembangkan sistem. Google Maps API menyediakan beberapa fitur untuk
memanipulasi peta, dan menambah konten melalui berbagai jenis services yang
dimiliki, serta mengijinkan kepada pengguna untuk membangun sistementerprise
di dalam website.Geolocation adalah sebuah cara untuk mengetahui suatu lokasi
di dunia. Ada beberapa metode untuk menemukan lokasi, yaitu dengan IP
4
Geolocation menggunakan data koordinat latitude dan longitude yang dimiliki oleh komputer atau telepon seluler [9] .
LaravelmerupakanframeworkPHP yang dirancang untuk membangun situs
web dengan teknik pengembangan yang mudah dipahami karena mengikuti pola
MVC (Model View Controller). Framework Laravel mempunyai komponen
pemrograman yang bisa digunakan ulang kapan saja, sehinggaprogrammertidak
harus membuat script yang sama untuk tugas yang sama. Kelebihan dari
framework Laravel adalah kerangka kerja dari framework tersebut dalam menyelesaikan modul-modul yang dikembangkan sehinga mengeluarkan sebuah metode pekerjaan yang lebih efisien, lebih rapi, lebih bersifat general, dan lebih
homogeny[10].
3. Metode dan Perancangan Sistem
Penelitian ini dilakukan dan diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam empat tahap, yaitu : 1) Analisis kebutuhan dan pengumpulan data, 2) Perancangan sistem, 3) Implementasi dan pengujian serta analisis hasil pengujian, 4) Penulisan hasil penelitian.
Gambar 1. Tahapan Penelitian.
Berdasarkan bagan pada Gambar 1 dapat dijelaskan bahwa tahapan
penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : Tahap pertama analisis
kebutuhan dan pengumpulan data, pengumpulan data dilakukan dengan cara
wawancara langsung kepada Kepala bagian Tata Usaha (TU) Kantor Lingkungan
Hidup (KLH) Kota Salatiga. Berdasarkan hasil dari wawancara yang dilakukan
didapatkan informasi bahwa saat ini masih belum ada sebuah sistem yang
digunakan oleh KLH untuk menghimpun serta mengelola pengaduan tentang
pencemaran serta kerusakan lingkungan dari masyarakat. Proses bisnis pengaduan
KLH Kota Salatiga terlihat pada Gambar 2.
Analis kebutuhan dan Pengumpulan Data
Perancangan Sistem
Implementasi dan Pengujian Sistem, serta Analisis Hasil Pengujian
Mulai
Masyarakat Mengirim Surat Pengaduan ke KLH Kota Salatiga
Surat Diterima KLH Kota Salatiga
Telaah dan Klarifikasi Surat Aduan
lolos Tidak
Ya
Verifikasi / Survei Lokasi Pengaduan
Tindakan
Penanganan Selesai
Gambar 2. Proses Bisnis Pengaduan KLH Salatiga
Gambar 2 menjelaskan tentang proses bisnis pengaduan di KLH Kota Salatiga. Masyarakat yang ingin melaporkan pencemaran serta kerusakan lingkungan yang terjadi mengirim surat resmi ke KLH Kota Salatiga. Setelah menerima surat pengaduan, KLH Kota Salatiga akan melakukan telaah serta klarifikasi pengaduan tersebut, jika lolos akan dilakukan proses survei/verifikasi terhadap lokasi pengaduan tersebut, jika tidak pengaduan tidak akan diproses. Hasil dari survei/verifikasi tersebut digunakan untuk menentukan langkah tindakan penanganan. Untuk tahap kedua, dan ketiga dilakukan pengembangan sistem informasi pengaduan kerusakan dan pencemaran lingkungan menggunakan
metodePrototyping.
Metodeprototypingmembantu proses pengembangan suatu perangkat lunak
dengan cara membuat model dari perangkat lunak yang akan dibuat. Pengembagan perangkat lunak dengan metode ini dilakukan secara bertahap, yaitu
dengan membuat prototype yang sederhana terlebih dahulu, setelah itu prototype
akan dikembangkan dari waktu ke waktu hingga perangkat lunak selesai dikembangkan atau sudah sesuai dengan kebutuhan dari pengguna [11]. Bagan
metodeprototypingdapat dilihat pada gambar 3.
6
Penjelasan siklus prototyping adalah sebagai berikut : (1) Listen to
Customer, customer dalam penelitian ini adalah KLH Kota Salatiga, dimana pengembangan sistem informasi nilai sangat bergantung pada kebutuhan dan
permintaan dari customer. Untuk mengetahui kebutuhan dan permintaan
customer, peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Tata Usaha KLH Kota
Salatiga. (2) Build, setelah mengetahui kebutuhan dari customer, langkah
berikutnya adalah merancang sistem dan membangun Prototype. (3) Customer
Test, setelah dibangun sistem informasi pengaduan KLH Kota Salatiga, kembali
lagi ke customer untuk mengujicobakan dan mengevaluasi sistem tersebut. Siklus
dalam metode pengembangan prototyping ini akan terus berlanjut sampai
customermerasa puas dan merasa tidak ada lagi perbaikan.
Dalam pembangunan sistem informasi pengaduan KLH Kota Salatiga,
siklusprototypingterjadi sampai dua kali. Adapun hasil dari siklus tersebut adalah
sebagai berikut :
SiklusPrototyping I:
1. Listen to customer
Berdasar hasil wawancara diketahui bahwa form masukan pada sistem
harus memenuhi beberapa syarat, seperti terdapat nama, alamat serta nomor telepon pengadu, lokasi pengaduan, jenis pencemaran/kerusakan lingkungan yang dilaporkan, dan terdapat bukti kerusakan/pencemaran yang terjadi. Bukti pencemaran ataupun kerusakan lingkungan dapat berupa foto. Dan juga terdapat fitur dalam sistem yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk memantau status pengaduan yang sudah diberikan, dan juga sistem dapat
mengolah data pengaduan ke dalam bentuk chart. sehingga dari hasil
wawancara didapatkan proses bisnis pengaduan KLH Kota Salatiga yang baru. Proses bisnis pengaduan yang baru terlihat pada gambar 4.
Hapus Pengaduan Masyarakat yang ingin mengadukan kerusakan ataupun pencemaran lingkungan dapat mengirimkan pengaduan tersebut melalui sistem. Setelah mengirim pengaduan, masyarakat dapat memantau aduan tersebut melalui status pengaduan. Status pengaduan berisi langkah-langkah yang sedang dilakukan oleh KLH Kota Salatiga untuk menindak lanjuti aduan tersebut. Aduan yang telah dikirimkan oleh masyarakan akan diterima oleh administrator KLH Kota Salatiga. Pihak KLH Kota Salatiga kemudian akan melakukan telaah dan klarifikasi pengaduan, jika lolos pengaduan akan memasuki langkah berikutnya, yaitu verifikasi pengaduan, jika tidak proses pengaduan tersebut akan dihentikan dan status pengaduan menjadi selesai. Hasil dari verifikasi pengaduan tersebut digunakan untuk menentukan langkah tindakan penanganan, jika tindakan penanganan sudah dilakukan, maka status pegaduan menjadi selesai.
2. Build
Yang dilakukan pada tahap ini adalah merancang prototype sistem.
Sistem informasi pengaduan dalam penelitian ini dirancang menggunakan
UML (Unified Modelling Language). Berikut ini akan dijelaskan
masing-masing diagram yang telah dibuat : a. Use Case Diagram
Gambar 5Use Case Diagram
Gambar 5 merupakan use case diagram yang digunakan pada
perancangan sistem. Terdapat dua aktor pada sistem yaitu masyarakat dan administrator. Aktor administrator merupakan pegawai Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Salatiga memiliki tugas untuk mengelola data pada sistem. Aktor administrator mengatur data pengaduan, data kategori, dan data
8
mencetak report. Aktor masyarakat memiliki hak akses untuk membuat
pengaduan, melihat pengaduan, dan melihat status pengaduan.
b. Activity Diagram
Gambar 6Activity DiagramMengirim Pengaduan
Gambar 6 adalah activity diagram mengirim pengaduan yang
menggambarkan proses transaksi saat mengirim pengaduan. Aktivitas dimulai
dengan masyarakat mengakseswebpengaduan dan sistem akan menampilkan
form pengaduan yang wajib diisi oleh masyarakat. Masyarakat yang telah
selesai mengisi form pengaduan dapat mengirim pengaduan tersebut. Sistem
akan menyimpan pengaduan yang dikirim oleh masyarakat ke dalam
databasedan menampilkan data-data yang telah disimpan.
c. Class Diagram
Gambar 8 merupakan penggambaran dari class-classyang ada di dalam sistem yang akan dikembangakan. Berdasar pada Gambar 6 terdapat tiga jenis
class, yaitu class model, class controler, dan class view. Class model
digunakan untuk melakukan komunikasi antara sistem dengan database.
Class modeldalam sistem ini adalah model pengaduan, model kategori, dan
model user. Sedangkan class controler digunakan untuk mengolah data dari
model dan menampilkannya pada view. Terdapat tiga class controller pada
sistem ini, yaitu controller pengaduan, controller kategori, dan controller
user. Class view digunakan untuk menampilkan data yang telah diolah.
Terdapat tigaclass view pada sistem ini yaitu viewkategori,viewpengaduan,
danview user.SedangkanFormpelaporan pengaduanprototypesistem siklus pertama dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8FormPelaporan Pengaduan padaPrototype Siklus I
Gambar 8 merupakan tampilan form pelaporan yang tedapat pada
prototypesistem siklus pertama. Terpadatfield alamat aduan, kecamatan, dan kelurahan, foto tempat aduan, kategori aduan, lokasi pengaduan, dan
keterangan. Semua field yang ada pada form harus diisi oleh pengguna
sebelum dapat mengirimkan pengaduan tersebut. Pengguna dapat
menentukan lokasi pencemaran dengan memberikan marker pada peta atau
dengan menekan tombol geolocation yang ada pada peta, jika pengguna
berada pada lokasi aduan.
3. Costumer Test
10
Yang dilakukan pada tahap ini adalah penyerahan prototype sistem siklus
pertama kepada costumer/pengguna untuk selanjutnya dievaluasi. Berikut
adalah masukan-masukan dari hasil evaluasi yang diberikan olehcostumer.
• Penambahan proteksi pada form pelaporan pengaduan agar peta
inputan lokasi pengaduan tidak dapat digeser melebihi batas Kota Salatiga.
• Penambahan fungsi agar field alamat,kecamatan, dan kelurahan pada
form pelaporan pengaduan terisisi secara otomatis saat pengguna
menentukan lokasi pengaduan pada peta.
Berdasarkan hasil dari uji coba dan evaluasi dalam tahap customer test pada
siklus pertama, maka diperlukan siklus kedua. Adapun penjelasan dari siklus kedua adalah sebagai berikut :
SiklusPrototyping II :
1. Listen to customer
Berdasarkan hasil wawancara terhadap costumer pada saat evaluasi
prototype siklus pertama didapati bahwa sistem sebagian besar sudah dapat
memenuhi kebutuhanuser, hanya perlu menambahkan proteksi pada sistem.
2. Build
Pembangunan prototype pada siklus kedua sudah memperhatikan
masukan-masukan pada hasil evaluasi prototype siklus pertama. Pada
prototype pada siklus kedua, sistem sudah terdapat proteksi pada form
pelaporan pengaduan sehingga peta tidak bisa digeser melebihi batas wilayah
kota Salatiga, dan field alamat, kecamatan, dan kelurahan dihilangkan dan
akan secara otomatis terisi saat pengguna menentukan lokasi pengaduan pada
peta. Hasil dari tahap build siklus prototyping kedua akan dijelaskan pada
bagian hasil dan pembahasan. 3. Custumer Test
Dari hasil evaluasi prototype sistem siklus kedua didapati bahwa
prototype sistem pada siklus kedua sudah dapat memenuhi kebutuhan
costumer, sehingga siklus prototyping berhenti pada siklus kedua dan
prototype sistem pada siklus kedua menjadi sistem final. Uraian tentang
pengujiancostumerakan diberikan pada bagian hasil dan pembahasan.
4. Hasil dan Pembahasan
1. navigator.geolocation.getCurrentPosition (function(position) {
2. var latlng = new
google.maps.LatLng(position.coords.latitude, position.coords.longitude);
3. marker.setPosition(latlng); 4. map.setCenter(latlng); 5. getAlamat(latlng); 6. });
ataupun administrator yang ingin menggunakan sistem informasi ini diwajibkan
melakukan proseslog in. Bagi pengguna yang tidak melakukanlog inhanya dapat
melihat informasi peta pengaduan KLH Kota Salatiga. Masyarakat yang sudah
melakukan proses log in dapat melakukan pengaduan dengan mengisi form
pelaporan pengaduan yang telah disediakan seperti terlihat pada Gambar 9.
Gambar 9FormPelaporan Pengaduan
Gambar 9 merupakan tampilan form pengaduan, terdapat field foto tempat
aduan, kategori aduan, lokasi pengaduan, dan keterangan. Masyarakat diwajibkan
mengisi semua field yang ada pada form. Penentuan lokasi pengaduan dapat
dilakukan dengan cara memberi marker pada peta, atau menekan tombol
geolocation pada peta. Tombol geolocation digunakan jika masyarakat berada pada lokasi pencemaran atau kerusakan lingkungan. Jika masyarakat tidak berada pada lokasi pencemaran atau kerusakan, masyarakat dapat menentukan lokasi
pengaduan dengan memberimarkerpada peta.
12
Kode program 1 merupakan potongan kode untuk menentukan posisi
pengguna sistem menggunakan fitur geolocation yang disediakan oleh Google
Maps API. Baris 1 merupakan pemanggilan fungsi
geolocation.getCurrentPosition, fungsi ini akan mengambil koordinat pengguna
sistem. Baris 2 merupakan inisialisasi variabel latlng yang akan digunakan untuk
menyimpan koordinatlatitudedanlongitudepengguna sistem. Baris 3 merupakan
perintah untuk menampilkan marker pada peta dengan posisi sesuai variabel
latlng. Perintah pada baris 4 berfungsi untuk mengubah fokus peta ke koordinat
sesuai variabel latlng. Baris 5 merupakan pemanggilan fungsi getAlamat, yang
digunakan untuk mengkonversikan koordinat latitude dan longitude menjadi
alamat. Dengan menggunakan fitur geolocation akan mempermudah pengguna
sistem menentukan lokasi pengaduan. Masyarakat yang telah melakukan log in
juga mempunyai hak akses untuk melihat dan memantau status pengaduan yang telah dibuat. Tampilan daftar pengaduan dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10Daftar Pengaduan
18. });
19. bindInfoWindow(marker, map, infoWindow, info); 20. }
21.
22. @foreach($pengaduan as $pengaduan) 23. addMarker({{$pengaduan->latitude}},
{{$pengaduan->longidtude}},
24. 'Alamat Pengaduan : {{$pengaduan->alamat}}<br>'+ 25. 'Status Pengaduan : {{$pengaduan->status}}<br>'+ 26. 'Jenis Pengaduan : {{$pengaduan->
kategori->kategori}}<br>'+
27. '<a href="{{url("view_detail/$pengaduan->id_pengaduan")}}">Detail Pengaduan</a>'); 28. @endforeach
7. $pengaduan = pengaduan::with(['kategori','kecamatan'])
->where('id_user','=',$id)->get();
8. map = new google.maps.Map(document.getElementById('map-canvas'), { 9. zoom: 13,
10. center: yourPos 11. });
12.
13. function addMarker(lat,lng,info) {
14. var pt = new google.maps.LatLng(lat, lng); 15. var marker = new google.maps.Marker({ 16. map: map,
17. position: pt
Kode Program 2 Fungsi Menampilkan Peta danMarkerPengaduan
Kode program 2 merupakan potongan kode untuk menampilkan peta dan
marker memanfaatkan layanan Google Maps API. Baris 7 merupakan perintah untuk mendeklarasikan variabel pengaduan, yang digunakan untuk menampung
hasil query dari database.Query pada baris 7 menggunakan fitur Elequent ORM
dariframework Laravel .Dengan menggunakan fitur tersebut penulisanqueryke
database menjadi lebih sederhana. Baris 8 sampai 12 merupakan perintah untuk menampilkan peta serta menentukan perbesaran dan fokus peta saat pertama kali
ditampilkan. Baris 13 sampai baris 21 merupakan deklarasi fungsi addMarker
yang digunakan untuk menampilkan marker pada peta. Pada baris 20 merupakan
perintah untuk memanggil fungsi bindInfoWindow yang digunakan untuk
menampilkan info window saat marker ditekan. Baris 22 sampai baris 28
merupakan perulangan untuk memangil fungsi addMarker sebanyak data pada
variabel pengaduan. Perulangan pada baris 22 sampai 28 menggunakan fiturblade
14
Administrator pada sistem ini memiliki hak akses untuk mengolah data pengaduan. Pengaduan baru yang masuk ke dalam sistem harus diterima terlebih dahulu oleh administrator sebelum dapat ditampilkan pada peta persebaran pengaduan. Halaman daftar pengaduan baru yang masuk kedalam sistem ditunjukan oleh Gambar 11.
Gambar 11Halaman Daftar Pengaduan Baru
Gambar 11 merupakan tampilan halaman daftar pengaduan baru. Pada halaman ini administrator dapat menerima atau menghapus pengaduan baru yang masuk ke dalam sistem. Pengaduan baru yang diterima oleh administrator akan berubah status pengaduannya dari terkirim menjadi diterima dan pengaduan tersebut akan ditampilkan dalam peta persebaran pengaduan. Halaman daftar pengaduan yang telah diterima oleh administrator dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12Halaman Daftar Semua Pengaduan
Gambar 12 merupakan halaman yang menampilkan semua pengaduan yang
telah diterima oleh administrator.Halaman ini digunakan oleh administrator untuk
mengelola data pengaduan, yaitu melihat data pengaduan, menghapus pengaduan,
membuat pengaduan baru, dan mengganti status pengaduan. Form yang
Gambar 13Form EditStatus Pengaduan
Gambar 13 merupakan tampilan dari form untuk mengubah status pengaduan.
Field status aduan berisi proses yang dilalui untuk menindak lanjuti suatu pengaduan. Proses tersebut meliputi telaah dan klarifikasi pengaduan, verifikasi
pengaduan, dan selesai. Jika field status pengaduan adalah selesai maka akan
muncul dua field, yaitu field hasil verifikasi, dan field tindakan yang diambil.
Semua pengaduan yang telah diterima oleh administrator juga ditampilkan dalam peta persebaran pengaduan seperti terlihat pada Gambar 14.
Gambar 14Peta Persearan Pengadua
Gambar 14 merupakan tampilan peta persebaran pengaduan yang dikirim oleh masyarakat. Pengaduan yang dikirim oleh masyarakat mengandung informasi
lokasi pencemaran atau kerusakan lingkungan yang berupa koordinat latitudedan
longitude. Informasi tersebut diolah oleh sistem dan menghasilkan tampilan
berupa marker pada peta. Administrator dapat memantau persebaran kerusakan
maupun pencemaran lingkungan dengan melihatmarkerpada peta.
16
28. use PDF;
29. $data = pengaduan::with(['kategori','modelUser']) ->get();
30. view()->share('data',$data);
31. $pdf = PDF::loadView('cetak_laporan'); 32. $pdf->setPaper('A4', 'landscape'); 33. return
34. $pdf->stream($kategori.'.pdf',array('Attachment'=>0));
Dengan adanya grafik data pengaduan, diharapkan dapat membantu pihak KLH Kota Salatiga untuk menganalisa data-data pengaduan masyarakat. Tampilan halaman grafik data pengaduan dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15Halaman Grafik Data Pengaduan
Gambar 15 merupakan halaman yang menampilkan data-data pengaduan dalam bentuk grafik. Pada halaman ini terdapat 5 grafik, yaitu grafik jumlah pengaduan, grafik pengaduan berdasarkan kecamatan, grafik pengaduan berdasarkan kategori aduan, grafik pendauan berdasarkan status aduan, dan grafik yang membandingkan jumlah pengaduan dalam kurun waktu 3 bulan atau 3 tahun terakhir.
Administrator juga mempunyai hak akses untuk mencetak data pengaduan
yang ada ke dalam file bertipe pdf.Administrator dapat memilih data pengaduan
yang ingin dicetak. Administrator dapat mencetak semua data pengaduan, mencetak data pengaduan per kecamatan, atau mencetak data pengaduan per
kategori aduan.File pdf hasil cetak semua data pengaduan yang dapat ditunjukan
pada Gambar 16.
Gambar 16File PdfHasil Cetak Semua Pengaduan
Gambar 16 merupakan tampilan dari file pdfyang dicetak oleh sistem.File
pdf berisi data-data pengaduan berupa kode pengaduan, id user pengadu, nomor
telpon pengadu, alamat aduan, kelurahan, kecamtan, kategori aduan, tanggal
aduan dikirim, dan koordinat posisilatitudedanlongitudetempat pengaduan.
Kode Program 3Fungsi Mencetak Semua Data Pengaduan
Kode program 3 merupakan potongan kode yang digunakan untuk mencetak
DomPDF. Proses instalasi DomPDF menggunakan fitu composer milik
framework Laravel. Dengan menggunakan fitur tersebutlibrary-library lain yang
dibutuhkan oleh DomPDF secara otomatis akan terpasang, tanpa perlu
mengunduh satu persatu. Baris 28 pada kode program 3 merupakan inisialisasi
penggunaan library DomPDF. Baris 29 merupakan deklarasi variabel data yang
digunakan untuk menyimpan hasil query ke database. Baris 30 pada kode
program 3 berfungsi untuk membagi variabeldata, agar dapat diakses oleh semua
halaman view pada sistem. Baris 31 pada kode program 3 merupakan perintah
untuk mengkonversi halaman view dengan nama cetak_pengaduan menjadi file
pdf. Halaman view cetak_pengaduan sebelumnya telah berisi data dari variabel
data. Baris 32 berfungsi untuk menentukan ukuran kertas. Baris 34 merupakan
kode untuk menampilkanfile pdf.
Pengujian sistem dilakukan dengan tiga cara. Pertama, uji sistem dilakukan
dengan menggunakan pengujian blackbox. Pengujian blackbox adalah pengujian
terhadap fungsi dengan implementasinya bertujuan untuk mengetahui apakah fungsi sudah berjalan sesuai dengan implementasi yang diinginkan [12]. Pengujian dan hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 1.
Pengujian Kondisi Outputyang
Sukseslogin Sukseslogin Valid
Emaildanpassword
salah maupun kosong
Gagallogin Gagallogin Valid
Menampilkan
Clickpada peta Sukses mengambil
lokasi
18
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa status pengujian dari setiap fungsi adalah valid. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem ini telah berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan. Pengujian selanjutnya dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 30 masyarakat Kota Salatiga. Kuesioner meliputi enam pernyataan dengan nilai Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Cukup (C), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2Hasil Jawaban Kuesioner Masyarakat Kota Salatiga
No Pernyataan STS TS C S SS
1 Teks dan gambar pada sistem dapat dilihat dengan jelas 0 1 5 22 2 2 Menu yang ditampilkan dalam sistem mudah dimengerti dan
tidak membingungkan.
0 1 6 22 1
3 Data pengaduan yang ditampilkan lengkap 0 0 11 19 0 4 Informasi status aduan dapat digunakan untuk memantau sejauh
mana pengaduan ditangani
0 0 2 15 13
5 Penggunaan Google Maps API membantu dalam menemukan lokasi pengaduan
0 0 5 15 10
6 Sistem memudahkan masyarakat untuk menyampaikan pengaduan tentang kerusakan atau pencemaran linkungan
0 0 5 13 12
Tabel 2 merupakan jawaban kuesioner yang telah diberikan kepada 30 masyarakat Kota Salatiga. Hasil dari analisa pernyataan pertama menunjukan bahwa 73,3 % masyarakat setuju bahwa tampilan pada sistem dapat dilihat dengan jelas. Hasil analisa dari pernyataan kedua menujukan bahwa 73.3 % masyarakat setuju bahwa menu yang ditampilkan pada sistem mudah dimengerti. Analisa pernyataan ketiga menujukan bahwa 63,3 % masyarakat menjawab setuju bahwa data pengaduan yang ditampilkan lengkap. Hasil analisa pernyataan keempat
menunjukan 50 % masyarakat menjawab setuju bahwa penggunaan Google Maps
API dapat membantu dalam menemukan lokasi pengaduan. Hasil analisa
pernyataan keenam menujukan bahwa 40% masyarakat menjawab sangat setuju dan 43,3 % menjawab setuju bahwa sistem memudahkan masyararakat untuk menyampaikan pengaduan ke KLH Kota Salatiga.
Pengujian yang ketiga adalah pengujian yang dilakukan oleh administrator KLH Kota Salatiga. Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada enam pegawai KLH Kota Salatiga. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil Jawaban Kuesioner Administrator KLH
No Pernyataan STS TS C S SS
1 Menu yang ditampilkan dalam sistem mudah dimengerti dan tidak membingungkan.
0 0 1 4 1
2 Sistem dapat mempermudah menghimpun pengaduan dari masyarakat
0 0 0 4 2
3 Sistem dapat membantu mencari, mencetak dan menampilkan data pengaduan
0 0 0 3 3
4 Penggunaan Google Maps API dalam sistem mempermudah menemukan lokasi pengaduan
0 0 2 4 0
5 Informasi yang harus pengguna isikian pada form pelaporan pengaduan lengkap
0 0 4 2 0
Tabel 3 merupakan hasil dari jawaban kuesioner yang telah diberikan kepada enam pegawai KLH Kota Salatiga. Hasil analisa dari pernyataan pertama menunjukan bahwa 66,7 % responden menjawab setuju bahwa menu yang ditampilkan pada sistem mudah dimengerti dan tidak membingungkan. Analisa peryataan kedua menunjukan bahwa 66,7 % responden menjawab setuju bahwa sistem dapat membantu menghimpun pengaduan dari masyarakat. Hasil analisa pernyataan ketiga menujukan bahwa 50% reponden menjawab sangat setuju bahwa sistem dapat memudahkan untuk mencari, mencetak, dan menampilkan data pengaduan. Analisa pernyataan keempat menujukan bahwa 66,7 % responden
menjawab setuju bahwa dengan menggunakaan Google Maps API dapat
mempermudah untuk menemukan lokasi pengaduan. Hasil analisa untuk
pernyataan kelima menujukan bahwa 66,7 % responden menjawab cukup dan 33.3 % responden menjawab setuju bahwa informasi yang harus pengguna sistem
masukan padaformpelaporan pengaduan lengkap.
5. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sistem informasi pengaduan kerusakan dan pencemaran lingkungan KLH Kota Salatiga dibangun dengan
menggunakan framework Laravel dan memanfaatkan Google Maps API. Fitur
Elequent ORMpadaframework Laravelmembuatquerykedatabasemenjadi jauh
lebih sederhana. Pemasangan library kedalam sistem dipermudah dengan fitur
composer milik framework Laravel. Composer akan secara otomatis memasang
suatu libary dan library-library lain yang dibutuhkan oleh library tersebut tanpa
perlu mengunduh satu persatu. Penggunaan Google Maps API membantu dalam
pembuatan peta persebaran pengaduan dan menentukan lokasi pengaduan. Fitur
geolocation yang disediakan oleh Google Maps API dapat digunakan untuk menenentukan lokasi pengaduan jika pengguna sistem berada pada lokasi pengaduan.
Berdasarkan hasil pengujian terhadap 30 masyarakat Kota Salatiga
menunjukan bahwa dengan adanya sistem informasi pengaduan dapat
20
pengaduan dapat memberikan umpan balik ke masyarakat tentang sejauh mana pengaduan yang telah dikirim ditindak lanjuti. 40% masyarakat menjawab sangat setuju, 43,3 % menjawab setuju bahwa sistem memudahkan masyarakat untuk menyampaikan pengaduan tentang kerusakan dan pencemaran linkungan. Sedangkan 63.3 % masyarakat menjawab sangat setuju, 36.7 % menjawab setuju bahwa sistem dapat digunakan untuk memantau seberapa jauh pengaduan yang telah dikirimkan ditindak lanjuti. Dengan adanya sistem informasi pengaduan kerusakan dan pencemaran lingkungan dapat membantu KLH Kota Salatiga untuk menghimpun dan mengolah pengaduan dari masyarakat serta membantu pihak KLH Kota Salatiga untuk mendapatkan informasi lokasi-lokasi pencemaran serta kerusakan lingkungan secara lebih cepat.
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah penambahan fitur notifikasi yang diberikan kepada masyarakat saat terjadi perubahan status pengaduan. Selain
itu pengembangan aplikasi juga tidak hanya berbasisweb,aplikasi dapat dibangun
menggunakan bahasa pemrograman lain sehingga aplikasi ini dapat menjadi multi
platform.
6. Pustaka
[1] Badan Pusat Statistik. 2015. Banyaknya Desa / Kelurahan Menurut Jenis
Pencemaran Lingkungan Hidup available
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1763, diakses pada 14
November 2016
[2] National Geographic Indonesia. 2016. Air Sungai di Indonesia Tercemar
Berat. available http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/05/air-sungai-di-indonesia-tercemar-berat, diakses pada 14 November 2016
[3] Rosa, Angga. 2015. 60 Km Aliran Sungai di Salatiga Tercemar Limbah.
available http://www.koran-sindo.com/news.php?r=0&n=26&date=2015-10-05, diakses pada 14 November 2016
[4] Ramadhani, Mochamed Fajar. 2016. Pembangunan Sistem Informasi,
Pengaduan, Kritik, dan Saran Seputar Kota Cimahi Pada Platform Android. Bandung: Unikom (2 Februari 2016 )
[5] Azmi, Nurul. 2013. Pemanfaatan Google API (Google Maps) Pada
Website Pariwisata Menggunakan Framework CodeIgniter (Studi Kasus : Desa Wisata Bejiharjo).Yogyakarta : STMIK AMIKOM (2 Maret 2013)
[6] Republik Indonesia. 1997. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lembaran Negara Tahun 1997, No. 68. Sekertarian Negara: Jakarta
[7] Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lembaran Negara Tahun 2009, No. 140. Sekertarian Negara: Jakarta
[8] Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi.
Yogyakarta: Andi.
[9] Mahdia, Faya, dan Fifin Novianto. 2013. Pemanfaaatan Google Maps
Benjana Alam Berbasis Mobile Web (Studi Kasus : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta). Yogyakarta: Universitas Ahma Dahlan
[10] Mengenal Framework Laravel.
http://Laravel.id/mengenal-framework-Laravel/, diakses tanggal 2 Oktober 2016.
[11] Pressman, R.S. 2001. Software Enginering : A Practitioner's Approach.
Amerika Serikat : R.S. Pressman and Associates
[12] Julian, Supardi.. Blax-Box Testing. available http://www