• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOTK REVISI 30 DESEMBER 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SOTK REVISI 30 DESEMBER 2015"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB​ ​I

KETENTUAN​ ​UMUM Pasal​ ​1

Susunan Organisasi dan Tata Kelola (SOTK) adalah pedoman teknis penyelenggaraan kegiatan sebagai acuan perencanaan, pengembangan program, dan penyelenggaraan kegiatan fungsional sesuai tujuan universitas yang berisi dasar rujukan pengembangan peraturan akademik, dan prosedur operasional. Untuk selanjutnya yang dimaksud SOTK ini adalah SOTK Universitas​​Muhammadiyah​​Sukabumi.

BAB​ ​II

KEDUDUKAN,​ ​TUGAS​ ​POKOK​ ​DAN​ ​FUNGSI Pasal​ ​2

Kedudukan

(1) Universitas Muhammadiyah Sukabumi, dalam keputusan ini disingkat UMMI adalah Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dipimpin oleh rektor yang bertanggungjawab langsung kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Direktorat​​Jenderal​​Pendidikan​​Tinggi.

(2) Pembinaan UMMI secara fungsional dilaksanakan oleh Majelis Pendidikan Tinggi​​(Majelis​​Dikti)​​Pimpinan​​Pusat​​Muhammadiyah.

(3) Koordinasi pelaksanaan tugas harian majelis pada ayat (2) dilakukan oleh Badan Pembina Harian (BPH) UMMI sebagaimana diatur dalam Pedoman Perguruan​​Tinggi​​Muhammadiyah.

Pasal​ ​3

Tugas​ ​Pokok​ ​dan​ ​Fungsi

(1) Tugas pokok UMMI adalah menyelenggarakan program catur dharma perguruan tinggi, pendidikan akademik dan atau pendidikan profesional, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian dan olah raga yang berlandaskan Keislamanan​​dan​​Kemuhammadiyahan.

(2) Dalam​​menyelenggarakan​​tugas​​pokok​tersebut,​ ​​UMMI​​mempunyai​​fungsi​​: a. Melaksanakan​​dan​​mengembangkan​​pendidikan​​tinggi;

b. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian dan olahraga berdasarkan keislaman dan​​kemuhammadiyahan;

c. Melaksanakan​ ​pengabdian​ ​kepada​ ​masyarakat;

d. Melaksanakan pembinaan sivitas akademika dan hubungannya dengan lingkungan;

e. Melaksanakan​​kegiatan​​pelayanan​​administrasi;

(2)

BAB​ ​III ORGANISASI​ ​UMMI

Pasal​ ​4

Susunan​ ​Organisasi​ ​UMMI Organisasi​​UMMI​​terdiri​​atas​​:

(1) Perangkat​​penyelenggara;​​Badan​​Pembina​​Harian​​(BPH). (2) Dewan​​Penyantun;

(3) Senat​​Akademik,​​terdiri​​dari​​empat​​komisi,​​yaitu​​:

a. Komisi senat pelaksanaan catur dharma perguruan tinggi UMMI serta kemahasiswaan;

b. Komisi​​senat​​perencanaan​​dan​​pengembangan; c. Komisi​​senat​​sarana/prasarana​​dan​​anggaran; d. Komisi​​etik.

(4) Pimpinan​ ​universitas: a. Rektor​​;

b. Wakil​​rektor​​I​​bidang​​akademik;

c. Wakil​​rektor​​II​​bidang​administrasi​ ​​umum,​​keuangan​​dan​​SDM; d. Wakil​ ​rektor​ ​III​ ​bidang​ ​kemahasiswaan,​ ​alumni​ ​dan​ ​kerjasama. (5) Unsur​​pimpinan​​penyelenggara​​akademik​​:

a. Dekan​​dan​​wakil​​dekan

b. Ketua​​dan​​sekretaris​​program​​studi (6) Unsur​​pelaksana​​akademik:

a. Fakultas b. Program​​Studi

c. Lembaga​ ​Penelitian​ ​dan​ ​Pengabdian​ ​kepada​ ​Masyarakat (7) Unsur​​pelaksana​​administrasi:​​biro

(8) Unsur penunjang akademik: laboratorium, perpustakaan, studio, bengkel workshop​, penerbitan, dan unsur penunjang lainnya sesuai dengan pengembangan​ ​UMMI;

(9) Unsur monitoring dan evaluasi: Lembaga Penjaminan Mutu (LPM); gugus mutu​​dan​​unit​​penjaminan​​mutu

(10)Unsur​​penunjang​​layanan​​teknis:​​Unit​​Pelaksana​​Teknis​​(UPT)

BAB​ ​IV

PEMBINA​ ​PENYELENGGARA Pasal​ ​5

Badan​ ​Pembina​ ​Harian​ ​(BPH)

(1) Badan Pembina Harian (BPH) UMMI adalah badan yang dibentuk oleh dan bertanggungjawab​​kepada​​Pimpinan​​Pusat​​Muhammadiyah.

(2) BPH​​berfungsi​​mewakili​​Pimpinan​​Pusat​​Muhammadiyah​​dalam​​hal:

a. Memberi arah dan pertimbangan kepada pimpinan UMMI dalam hal memimpin,​ ​menyelenggarakan,​ ​dan​ ​mengembangkan​ ​UMMI;

b. Bersama​​Pimpinan​​UMMI​​menyusun​​RAPB​​tahunan;

c. Bersama Pimpinan UMMI dan Senat Akademik menyusun statuta dan RIP;

(3)

(3) BPH​​berwenang:

a. Mengangkat dan memberhentikan dosen dan tenaga kependidikan tetap persyarikatan atas usul Pimpinan UMMI berdasarkan aturan dan prosedur yang​ ​berlaku;

b. Melaksanakan​​pembinaan​​dan​​pengawasan​​penyelenggaraan​​UMMI; c. Melakukan pembinaan dan pengembangan Al Islam dan

Kemuhammadiyahan​​di​​UMMI.

(4) BPH UMMI menerapkan aturan minimal anggota BPH sejumlah 5 (lima) orang, sebanyak-banyaknya 9 (sembilan) orang yang terdiri atas; wakil persyarikatan (PWM atau PDM), tokoh persyarikatan yang berpengalaman dan memahami dunia pendidikan tinggi, tokoh masyarakat yang berpengalaman​​dalam​​pendidikan​tinggi​ ​​dan​​memahami​​persyarikatan. (5) Susunan BPH UMMI terdiri atas seorang ketua, seorang sekretaris, seorang

bendahara​​dan​​anggota.

(6) Anggota BPH UMMI tidak dibenarkan merangkap sebagai Pimpinan PTM dan​​BPH​​pada​amal​ ​​usaha​​Muhammadiyah​​lainnya.

(7) Pengangkatan, pemberhentian dan perubahan anggota BPH ditetapkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah atas usul Pimpinan UMMI bersama PWM melalui​ ​Majelis​ ​Dikti.

(8) Masa jabatan keanggotaan BPH adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali​​sebanyak-banyaknya​​2​(dua)​ ​​kali​​periode​​berturut-turut.

(9) Ketua BPH tidak boleh dijabat oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah dan oleh​​Ketua​​Pimpinan​​Persyarikatan​​di​​bawahnya.

(10)Keanggotaan​​BPH​​berakhir​​karena; a. Habis​​masa​​jabatannya;

b. Mengundurkan​ ​diri; c. Meninggal​​dunia; d. Berhalangan​​tetap;

e. Rangkap​​jabatan​​(ayat​​6).

(11)Pimpinan UMMI dapat memberikan usulan kepada Pimpinan Pusat untuk mengambil kebijakan lain dalam hal tidak terpenuhinya ketentuan sebagaimana dimaksud dari mulai ayat 7 s.d.10 demi kemaslahatan persyarikatan.

(12)Kriteria anggota BPH yang diusulkan Pimpinan UMMI adalah sebagai berikut:

a. Taat​​dalam​​menjalankan​syariat​ ​​Islam​​dan​​berakhlaqulkarimah; b. Memahami​​Persyarikatan​​Muhammadiyah;

c. Wajib​​dicalonkan​​melalui​​Senat​​Akademik;

d. Dikenal​​memiliki​​integritas​​dan​dedikasi​ ​​yang​​diakui​​oleh​​masyarakat; e. Memahami​​kehidupan​​Perguruan​​Tinggi​​Muhammadiyah;

f. Memiliki​ ​hubungan​ ​yang​ ​luas.

(13)Mekanisme pengusulan anggota BPH diatur dalam mekanisme pengusulan dalam​​peraturan​​Senat​​Akademik.

Pasal​ ​6 Dewan​ ​Penyantun

(4)

pengembangan pendidikan di lingkungan UMMI dan merupakan jembatan antara​​UMMI​​dan​​masyarakat.

(2) Dewan penyantun berasal dari kalangan tokoh yang berjasa baik langsung maupun​ ​tidak​ ​langsung​ ​kepada​ ​UMMI.

(3) Kepengurusan dan keanggotaan dewan penyantun ditetapkan oleh BPH atas​​usulan​​rektor​​setelah​mendapat​ ​​pertimbangan​​dari​​Senat​​Akademik. (4) Susunan pengurus Dewan Penyantun yang dimaksud terdiri dari seorang

ketua merangkap anggota, wakil ketua merangkap anggota, sekretaris merangkap​​anggota​​dan​​beberapa​​anggota.

(5) Tugas​​dan​​fungsi​​dewan​​penyantun​​adalah​​sebagai​​berikut,

a. Membantu pimpinan UMMI dalam menciptakan dan memelihara hubungan baik antara UMMI dan instansi/lembaga baik pemerintah maupun​​swasta​​serta​​masyarakat​​pada​​umumnya;

b. Menyampaikan pikiran dan sumbang saran kepada pimpinan UMMI dalam​ ​rangka​ ​pengembangan​ ​dan​ ​kemajuan​ ​UMMI;

c. Mendorong dan menumbuhkan suasana yang baik dan dinamis bagi upaya mewujudkan identitas UMMI, yakni pemuliaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang islami dalam rangka membangun bangsa;

BAB​ ​V SENAT​ ​AKADEMIK

Pasal​ ​7 Senat​ ​Akademik

(1) Senat​​Akademik​​adalah​​badan​​normatif​​dan​​perwakilan​​tertinggi​​di​​UMMI. (2) Senat Akademik terdiri dari; guru besar, pimpinan universitas, pimpinan

lembaga, dan wakil dosen yang mewakili bidang ilmu dan teknologi atau kelompok​ ​bidang​ ​ilmu​ ​dan​ ​teknologi​ ​yang​ ​dikembangkan​ ​di​ ​UMMI.

(3) Ketua dan sekretaris Senat Akademik dipilih dan diangkat oleh anggota Senat​​Akademik.

(4) Anggota​​Senat​​Akademik​​terdiri​​atas​anggota​ ​​tetap​​dan​​anggota​​tidak​​tetap. (5) Anggota​ ​tetap​ ​terdiri​ ​dari​ ​:

a. Guru​​besar​​​ex​​officio​; b. Rektor​​​ex​​officio; c. Wakil​​rektor​​​ex​​officio; d. Dekan​​​ex​​officio;

e. Ketua​​lembaga​​​ex​​officio; f. Kepala​​perpustakaan​​​ex​​officio;

g. Dosen yang bukan guru besar yang diusulkan oleh Senat Fakultas, masing-masing sebanyak 2 (dua) orang dengan jabatan fungsional minimal​​lektor;

(6) Anggota​​senat​​tidak​​tetap​​adalah​​guru​​besar​​emeritus.

(7) Anggota​ ​Senat​ ​Akademik​ ​ditetapkan​ ​dengan​ ​surat​ ​keputusan​ ​rektor.

Pasal​ ​8

(5)

(1) Mengusulkan dan memberi pertimbangan perubahan statuta yang menjadi pedoman bagi pimpinan UMMI dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab​​kepada​​rektor.

(2) Merumuskan​ ​kebijakan​ ​akademik,​ ​non​ ​akademik​ ​dan​ ​pengembangan​ ​UMMI. (3) Merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan

mimbar​​akademik,​​dan​otonomi​ ​​keilmuan​​di​​UMMI.

(4) Merumuskan​​etika,​​norma,​​dan​tolok​ ​​ukur​​penilaian​​penyelenggaraan​​UMMI. (5) Menilai pertanggungjawaban dan pelaksanaan kebijakan akademik yang

telah​​dijalankan​​oleh​​rektor.

(6) Memberikan pertimbangan, persetujuan, dan pengawasan atas rencana dan realisasi anggaran pendapatan dan belanja UMMI yang diajukan oleh rektor setelah​​dibicarakan​​dengan​​BPH.

(7) Memberikan pertimbangan kepada Pimpinan Pusat berkenaan dengan calon-calon​​yang​​diusulkan​​untuk​​diangkat​​menjadi​​rektor​​dan​​wakil​​rektor. (8) Memberikan pertimbangan kepada rektor berkenaan dengan calon dekan

dan​​wakil​​dekan​​yang​​diusulkan​​oleh​​Senat​​Fakultas.

(9) Memberikan pertimbangan untuk dosen yang akan mengajukan jabatan fungsional​​lektor​​kepala​​dan​​guru​​besar.

(10)Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik yang berlaku bagi sivitas akademika​​dan​​tenaga​​kependidikan​​UMMI.

(11)Mempertimbangkan pembentukan dan penutupan suatu fakultas, program studi,​​laboratorium,​​atau​​studio.

(12)Memberikan pertimbangan dan persetujuan atas usul, pengangkatan guru besar, pengangkatan guru besar emeritus, dan pemberian gelar Doctor Honoris​​Causa​​(Dr.HC)​​dengan​​memperhatikan​​ketentuan​​yang​​berlaku. (13)Mengukuhkan guru besar tetap (khusus komisi senat guru besar), menerima

mahasiswa baru, mewisuda para lulusan, dan melaksanakan peringatan hari jadi​​universitas.

(14)Merumuskan pedoman dan mengatur tata cara pemberian penghargaan kepada dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan dan perseorangan atau lembaga.

(15)Memberi saran, pendapat, dan pertimbangan berkenaan dengan masalah-masalah​​yang​​dihadapi​​oleh​​UMMI.

(16)Merumuskan peraturan dan tata cara pemilihan calon rektor, wakil rektor, dekan,​​wakil​​dekan,​​ketua​lembaga,​ ​​dan​​direktur​​program​​pascasarjana (17)Tatacara pengambilan keputusan dalam rapat senat diatur dalam peraturan

Senat​​Akademik.

(18)Senat Akademik dalam melaksanakan tugasnya dapat membentuk komisi –komisi.

Pasal​ ​9

Komisi​ ​Senat​ ​Akademik

(1) Ketua dan sekretaris komisi Senat Akademik diangkat dan diberhentikan oleh​​rektor​​berdasarkan​musyawarah​ ​​mufakat​​anggota​​komisi.

(2) Pembentukan dan penghapusan komisi senat ditetapkan dengan keputusan rektor​​setelah​​mendapat​pertimbangan​ ​​dari​​Senat​​Akademik.

(3) Komisi​​Senat​​Akademik​​terdiri​​atas​​:

(6)

b. Komisi​​senat​​perencanaan,​​dan​​pengembangan;

c. Komisi​​senat​​sarana/prasarana​dan​ ​​pengawasan​​realisasi​​anggaran; d. Komisi​​etik.

Pasal​ ​10

Tugas​ ​Pokok​ ​Komisi​ ​Senat​ ​Akademik

Tugas pokok komisi Senat Akademik yang dimaksud dalam SOTK ini meliputi sebagai​​berikut:

(1) Komisi senat etika pelaksanaan catur dharma perguruan tinggi dan kemahasiswaan​​:

a. Merumuskan strategi pengembangan pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian​​pada​​masyarakat,​serta​ ​​Al-Islam​​dan​​kemuhammadiyahan; b. Merumuskan kebijakan dasar catur dharma perguruan tinggi dan

keilmuan;

c. Merumuskan organisasi, norma dan tolok ukur penyelenggaraan pendidikan;

d. Menilai pertanggung jawaban pimpinan UMMI atas pelaksanaan kebijakan/rencana​​catur​​dharma​​perguruan​​tinggi;

e. Merumuskan​ ​kebijakan​ ​dan​ ​pengembangan​ ​identitas​ ​UMMI;

f. Menilai kelayakan jenjang akademik dosen tetap untuk jabatan fungsional untuk​​diusulkan​​kepada​​Mendiknas.

(2) Komisi​​perencanaan​​,​​dan​​pengembangan:

a. Merumuskan​​kebijakan​​dasar​​pengembangan​​institusi; b. Merumuskan​​perencanaan​​pembangunan​​UMMI;

c. Kerjasama dengan pihak-pihak di luar UMMI (dalam negeri dan luar negeri);

d. Merumuskan​​etika​​penelitian; e. Konsorsium​​ilmu-ilmu​​serumpun;

(3) Komisi​​senat​​sarana/prasarana​​dan​​anggaran:

a. Merumuskan​ ​strategi​ ​pengembangan​ ​pemeliharaan​ ​sarana/prasarana; b. Merumuskan​​strategi​​pengembangan​​administrasi​​dan​​keuangan;

c. Merumuskan organisasi, norma dan tolok ukur penyelenggaraan administrasi​​dan​​keuangan;

d. Memberikan pertimbangan atas rencana pendapatan dan belanja yang diajukan​​oleh​​rektor;

e. Mengarahkan​​pengembangan​​kesejahteraan​​sivitas​​akademika;

f. Menilai pertanggungjawaban rektor atas pelaksanaan kebijakan pengembangan​​sarana/prasarana,​​administrasi​​dan​​keuangan.

(4) ​​Komisi​​etik​​:

a. Merumuskan​​strategi​​implementasi​​etika​​akademik;

b. Memberikan pertimbangan penghargaan dan sanksi terhadap implementasi​​etika​​akademik;

Pasal​ ​11

Sidang​ ​Senat​ ​dan​ ​Sidang​ ​Komisi​ ​Senat​ ​Akademik

(1) Senat Akademik menetapkan mekanisme kerja, tata tertib rapat atau sidang dan​​jadwal​​kegiatan​​tahunan.

(7)

b. Sidang​​Terbuka​​Senat​​Akademik; c. Sidang​​Komisi​​dan​​atau​​Sub-komisi;

d. Sidang Gabungan Pimpinan Komisi dan atau Pimpinan dan anggota Sub-komisi dengan Pimpinan Universitas, Dekan Fakultas, Ketua Lembaga,​​dan​​Direktur​​Program​​Pascasarjana.

(3) Setiap anggota tetap mempunyai hak suara, hak memilih dan hak dipilih, sedangkan anggota tidak tetap hanya mempunyai hak bicara untuk memberikan saran atau pendapat tetapi tidak mempunyai hak memilih maupun​​dipilih.

(4) Sidang Senat Akademik dianggap sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah tambah satu dari jumlah anggota tetap, apabila kuorum tidak tercapai ketua sidang dapat menunda sidang paling lama 15 (lima belas) menit dan setelah itu sidang dilanjutkan walaupun tidak mencapai kuorum, siding​​dianggap​​sah.

(8)

BAB​ ​VI

PELAKSANA​ ​PENYELENGGARA​ ​UMMI Pasal​ ​12

Rektor

(1) UMMI​​dipimpin​​oleh​​seorang​rektor​ ​​dan​​didampingi​​wakil​​rektor.

(2) Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah atas usul majelis dikti berdasarkan usulan dari Senat Akademik, setelah memperoleh​​rekomendasi​​Pimpinan​​Wilayah​​Muhammadiyah.

(3) Rektor sebagai penanggung jawab dan penyelenggara pendidikan melakukan arahan serta kebijakan umum, menetapkan peraturan, norma, dan​​tolok​​ukur​penyelenggaraan​ ​​pendidikan​​di​​UMMI.

(4) Dalam​​melaksanakan​​ketentuan​​sebagaimana​dimaksud​ ​​ayat​​(3)​​maka​​: a. Dibidang administrasi dan keuangan, pimpinan UMMI bertanggung jawab

kepada​ ​Majelis​ ​Pendidikan​ ​Tinggi​ ​Pimpinan​ ​Pusat​ ​Muhammadiyah; b. Dibidang akademik, Rektor Universitas Muhammadiyah Sukabumi

bertanggung​​jawab​​kepada​​Menteri​​Pendidikan​​Nasional. (5) Calon​​rektor​​UMMI​​harus​​memenuhi​​syarat:

a. Taat​ ​dalam​ ​menjalankan​ ​syariat​ ​Islam​ ​dan​ ​berahlaqulkarimah; b. Memahami​​Persyarikatan​​Muhammadiyah;

c. Memiliki ilmu pengetahuan dan pengalaman akademik memadai minimal 4​​(empat)​​tahun​​sebagai​​unsur​​pimpinan.

d. Wajib​​dicalonkan​​melalui​​Senat​​Akademik; e. Sekurang-kurangnya​​berkualifikasi​​magister; f. Memiliki​​wawasan​​manajerial​​pendidikan​​tinggi.

Pasal​ ​13

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Rektor

(1) Rektor adalah penanggung jawab utama terselenggaranya kegiatan UMMI yang​ ​mempunyai​ ​tugas​ ​pokok​ ​dan​ ​wewenang​ ​sebagai​ ​berikut:

a. Memimpin penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat serta pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan;

b. Membina​ ​tenaga​ ​akademik,​ ​non​ ​akademik​ ​dan​ ​mahasiswa.

c. Membina hubungan dengan persyarikatan dan pihak lain dalam dan luar negeri

d. Menyusun​​rencana​​kerja,​​anggaran​​dan​​pengelolan​​kekayaan​​universitas; e. Pelaksana​​anggaran​​pendapatandan​​belanja,​​serta​​pelaporannya;

f. Melaporan hasil kerja tahunan ke majlis dikti PP Muhammadiyah setelah mendapat​​persetujuan​​Senat​​Akademik;

(2) Dalam menjalankan tugas untuk kepentingan pengembangan UMMI, rektor dibantu oleh 3 (tiga) wakil rektor yaitu; wakil rektor bidang akademik kemahasiswaan dan alumni, wakil rektor bidang administrasi Umum, keuangan dan SDM, dan wakil rektor bidang hubungan masyarakat, promosi​ ​dan​ ​kerjasama.

(3) Rektor dapat melakukan penambahan wakil rektor berdasarkan kesepakatan senat.

(9)

(5) Bilamana rektor dan wakil rektor bidang akademik dan kemahasiswaan berhalangan tidak tetap, rektor dapat menunjuk wakil rektor lainnya untuk bertindak​​sebagai​​pelaksana​​harian​​rektor.

(6) Bilamana rektor berhalangan tetap, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengangkat pejabat rektor sebelum diangkat rektor definitif atas usul majelis pendidikan tinggi yang mekanismenya diatur dengan ketentuan majelis pendidikan​​tinggi.

(7) Menetapkan fungsi, tugas, tanggung jawab dan kewenangan, dekan, wakil dekan, ketua lembaga, direktur program pascasarjana, direktur program vokasi, ketua dan sekretaris program studi, laboran, dan unsur penunjang akademik.

(8) Rektor dengan persetujuan senat dapat membantu PTM lain dalam bidang akademik​​dan​​kemahasiswaan.

Pasal​ ​14 Wakil​ ​Rektor (1) Wakil​​rektor​​terdiri​​atas​​:

a. Wakil​​rektor​​I,​​bidang​​akademik;

b. Wakil​ ​rektor​ ​II,​ ​bidang​ ​administrasi​ ​umum,​ ​keuangan​ ​dan​ ​SDM; c. Wakil​​rektor​​III,​​bidang​​kemahasiswaan,​​alumni​​dan​​kerjasama

(2) Wakil rektor diangkat dan diberhentikan oleh Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah atas usul rektor, setelah memperoleh pertimbangan Senat Akademik​​dan​​rekomendasi​​Pimpinan​​Wilayah​​Muhammadiyah.

(3) Calon​​wakil​​rektor​UMMI​ ​​harus​​memenuhi​​syarat:

a. Taat​​dalam​​menjalankan​syariat​ ​​Islam​​dan​​berahlaqulkarimah; b. Memahami​ ​Persyarikatan​ ​Muhammadiyah;

c. Berstatus​​dosen​​tetap​​di​​UMMI;

d. Berpengalaman minimal 4 (empat) tahun sebagai unsur pimpinan di Universitas​​Muhammadiyah​​Sukabumi;

e. Sekurang-kurangnya​ ​berpendidikan​ ​magister​ ​(S2); f. Memiliki​​jabatan​​fungsional.

Pasal​ ​15

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Wakil​ ​Rektor​ ​I

Tugas dan wewenang wakil rektor I adalah membantu rektor dalam bidang akademik​​meliputi​​:

(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;

(2) Perencanaan dan pelaksanaan baru untuk penyelenggaraan kegiatan tambahan​ ​bagi​ ​usaha​ ​pengembangan​ ​nalar​ ​sivitas​ ​akademik​ ​UMMI;

(3) Perencanaan dan pelaksanaan kerjasama bidang akademik dengan berbagai​​pihak​​baik​​di​dalam​ ​​maupun​​di​​luar​​negeri;

(4) Penghimpunan data dan informasi pendidikan/ilmiah untuk kepentingan penyelenggaraan​ ​kegiatan​ ​akademik;

(10)

(7) Penyelenggaraan dan pelaksanaan identitas UMMI di bidang akademik, yaitu mengagungkan agama Islam, melestarikan dan mengembangkan budaya​​dalam​​kerangka​​pengembangan​​budaya​​nasional;

(11)

Pasal​ ​16

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Wakil​ ​Rektor​ ​II

Tugas dan wewenang wakil rektor II pada bidang administrasi umum, keuangan dan​ ​SDM​ ​membantu​ ​rektor​ ​dalam​ ​hal​ ​:

(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan bidang​​administrasi​​umum,​​keuangan​​dan​​SDM;

(2) Perencanaan​​dan​​pengelolaan​​anggaran​​keuangan,​​aset​​dan​​SDM;

(3) Pengurusan kerumahtanggaan dan pemelihara keamanan dan ketertiban lingkungan;

(4) Pengembangan unit bisnis atau profit center sebagai salah satu sumber pendanaan​ ​universitas;

(5) Melaksanakan​​evaluasi​​hasil​​kerja​​pegawai;

(6) Menjalin hubungan baik keluar maupun ke dalam atas nama rektor untuk bidang​​administrasi​​umum,​​keuangan​​dan​​SDM;

(7) Memberikan​ ​laporan​ ​pertanggungjawaban​ ​bidang​ ​kerjanya​ ​kepada​ ​rektor;

Pasal​ ​17

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Wakil​ ​Rektor​ ​III

Tugas dan wewenang wakil rektor III pada bidang kemahasiswaan, alumni dan kerjasama​​membantu​​rektor​​dalam​​hal:

(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan bidang kemahasiswaan, alumni, hubungan masyarakat, promosi dan kerjasama dengan perguruan tinggi lain, dunia usaha, atau pihak lain baik dalam​​maupun​​luar​​negeri;

(2) Bertanggungjawab atas pelaksanaan protokoler, publikasi dalam pengembangan​ ​citra​ ​UMMI;

(3) Bertanggungjawab​​atas​​perkembangan​​jumlah​​mahasiswa;

(4) Perencanaan dan pelaksanaan pembinaan kemahasiswaan oleh para pembina kemahasiswaan, terhadap pengembangan sikap dan orientasi yang mengarah pada pengembangan nalar, minat, bakat dan kesejahteraan mahasiswa;

(5) Pembinaan organisasi mahasiswa, kegiatan mahasiswa dan alumni serta menselaraskan organisasi otonom (IMM, Hizbul wathan dan tapak suci), pada​ ​pencapaian​ ​visi​ ​UMMI;

(6) Mengkoordinasi​​pelaksanaan​​kegiatan​​penelusuran​​alumni​​(​tracer​​study​); (7) Memberikan​​laporan​​pertanggung​​jawaban​​bidang​​kerjanya​​kepada​​rektor.

Pasal​ ​18

Masa​ ​Jabatan​ ​Pimpinan​ ​UMMI

(1) Masa jabatan rektor, wakil rektor, dekan, wakil dekan,ketua program studi, sekretaris program studi, ketua lembaga dan direktur program pascasarjana 4 (empat) tahun dan sesudahnya dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak​​boleh​​lebih​​dari​​2​​(dua)​​kali​​masa​​jabatan​​berturut-turut;

(2) Masa​​jabatan​​pergantian​​antar​​waktu​​tidak​​dihitung​​sebagai​​masa​​jabatan; (3) Bilamana wakil rektor, dekan, wakil dekan, ketua lembaga, sekretaris

(12)

berakhir maka dilakukan pejabat pengganti untuk meneruskan sisa masa tugas​​diatur​​dalam​peraturan​ ​​dan​​keputusan​​rektor;

(4) Jabatan rektor, wakil rektor, dekan, wakil dekan, ketua lembaga, sekretaris lembaga, direktur program pascasarjana, wakil direktur program pascasarjana, ketua program studi dan sekretaris, tiga bulan sebelum masa jabatannya​​berakhir​​maka​​dilakukan​​proses​​pemilihan.

BAB​ ​VII

PELAKSANA​ ​AKADEMIK Pasal​ ​19

Senat​ ​Fakultas

(1) Senat​​fakultas​​adalah​​badan​​normatif​​dan​​perwakilan​​tertinggi​​di​​fakultas; (2) Senat fakultas terdiri dari; guru besar, pimpinan fakultas, pimpinan program

studi dan wakil dosen yang mewakili bidang ilmu dan teknologi atau kelompok bidang ilmu dan teknologi yang dikembangkan di lingkungan fakultas;

(3) Ketua dan sekretaris Senat fakultas dipilih dan diangkat oleh anggota Senat fakultas;

(4) Anggota​​Senat​​fakultas​​terdiri​​atas​anggota​ ​​tetap​​dan​​anggota​​tidak​​tetap; (5) Anggota​​tetap​​terdiri​​dari​​:

a. Guru​​besar​​​ex​​officio​; b. Dekan​​​ex​​officio; c. Wakil​​dekan​​​exofficio;

d. Ketua​ ​program​ ​studi​ ​​ex​​officio;

e. Dosen yang bukan guru besar yang diusulkan oleh program studi, masing-masing sebanyak 2 (dua) orang dengan jabatan fungsional minimal​​lektor;

(6) Anggota​ ​senat​ ​tidak​ ​tetap​ ​adalah​ ​guru​ ​besar​ ​emeritus;

(7) Anggota​​Senat​​​​fakultas​​ditetapkan​​dengan​​surat​​keputusan​​dekan.

Pasal​ ​20

Tugas​ ​dan​ ​Fungsi​ ​Senat​ ​Fakultas Senat​​fakultas​​mempunyai​​tugas​​pokok:

(1) Merumuskan kebijakan akademik, non akademik dan pengembangan fakultas;

(2) Merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar​​akademik,​​dan​otonomi​ ​​keilmuan​​di​​fakultas;

(3) Merumuskan etika, norma, dan tolok ukur penilaian penyelenggaraan fakultas;

(4) Menilai pertanggungjawaban dan pelaksanaan kebijakan akademik yang telah​​dijalankan​​oleh​​dekan;

(5) Memberikan pertimbangan, persetujuan, dan pengawasan atas rencana dan realisasi​​anggaran​​pendapatan​​dan​​belanja​​fakultas;

(13)

(7) Memberikan pertimbangan untuk dosen yang akan mengajukan jabatan fungsional;

(8) Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan non akademik yang berlaku​ ​di​ ​fakultas;

(9) Mengusulkan pembentukan dan penutupan suatu fakultas, program studi, laboratorium,​​atau​​studio;

(10)Memberi saran, pendapat, dan pertimbangan berkenaan dengan masalah-masalah​​yang​​dihadapi​​oleh​​fakultas;

(11)Tatacara pengambilan keputusan dalam rapat senat diatur dalam peraturan Senat​​fakultas.

Pasal​ ​21

Sidang​ ​Senat​ ​Fakultas

(1) Senat Fakultas menetapkan mekanisme kerja, tata tertib rapat atau sidang dan​​jadwal​​kegiatan​​tahunan;

(2) Setiap​ ​anggota​ ​​ ​mempunyai​ ​hak​ ​suara,​ ​hak​ ​memilih​ ​dan​ ​hak​ ​dipilih;

(3) Sidang Senat Fakultas dianggap sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah​​tambah​​satu​​dari​​jumlah​​anggota;

(4) Apabila kuorum tidak tercapai ketua sidang dapat menunda sidang paling lama​ ​15​ ​(lima​ ​belas)​ ​menit​ ​dan​ ​setelah​ ​itu​ ​sidang​ ​dianggap​ ​sah.;

(5) Keputusan sidang Senat Fakultas diambil dengan cara musyawarah untuk mufakat oleh anggota tetap, bila dengan cara musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, keputusan diambil dengan cara pemungutan suara, dan keputusan​​ditetapkan​​dengan​​suara​​terbanyak​​anggota​​yang​​hadir.

Pasal​ ​22 Pimpinan​ ​Fakultas

Yang dimaksud dengan fakultas adalah satuan pelaksana catur dharma perguruan​​tinggi​​dengan​​sejumlah​​program​​studi.

(1) Fakultas dipimpin oleh seorang dekan dan didampingi wakil dekan dengan pelaksanaan​ ​tugas​ ​yang​ ​sama;

(2) Dekan dan wakil dekan diangkat dan diberhentikan oleh rektor berdasarkan usulan​​dari​​Senat​​Fakultas;

(3) Calon​​dekan​​dan​​wakil​dekan​ ​​UMMI​​harus​​memenuhi​​syarat; a. Taat​ ​dalam​ ​menjalankan​ ​syariat​ ​Islam​ ​dan​ ​berahlaqulkarimah; b. Memahami​​Persyarikatan​​Muhammadiyah;

c. Berstatus​​dosen​​tetap​​di​​UMMI;

d. Wajib​​dicalonkan​​melalui​​Senat​​Fakultas;

e. Sekurang-kurangnya​​berpendidikan​​magister​​(S2); f. Memiliki​​jabatan​​fungsional.

(4) Dekan sebagai penyelenggara dan penanggung jawab fakultas dalam melakukan arahan serta kebijakan umum, menetapkan peraturan, norma, dan​​tolok​​ukur​​penyelenggaraan​​fakultas;

(5) Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (3) maka dekan​​dibantu​​oleh​​wakil​​dekan.

Pasal​ ​23

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Dekan

(14)

a. Memimpin penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat serta pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan;

b. Pembinaan tenaga pendidikan, tenaga administrasi dan mahasiswa serta berhubungan​​dengan​​persyarikatan​​dan​​masyarakat​​lingkungannya; c. Pembinaan/pengembangan​​identitas​​fakultas;

d. Penyusunan visi, misi, tujuan, renstra, SOTK, program kerja, pedoman akademik,​​dan​​dokumen​​penjaminan​​mutu​​di​​tingkat​​fakultas;

e. Penyusunan rencana anggaran dan pendapatan dan belanja fakultas berbasis​​program​​yang​telah​ ​​disetujui​​Senat​​Fakultas;

f. Pelaksana​ ​anggaran​ ​pendapatan​ ​​ ​dan​ ​belanja​ ​fakultas; g. Mengembangkan​​hubungan​​baik​​dengan​​pihak​​ketiga;

h. Menyusun laporan tahunan ke rektor setelah mendapat persetujuan Senat​​Fakultas.

(2) Dalam menjalankan tugas untuk kepentingan pengembangan fakultas, dekan​​dan​​wakil​​dekan​​bertanggung​​jawab​​kepada​​rektor;

(3) Bilamana dekan berhalangan tidak tetap, wakil dekan bertindak sebagai pelaksana​​harian​​dekan;

(4) Bilamana dekan berhalangan tetap (meninggal dunia, tugas belajar di luar negeri atau kondisi-kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan tugas struktural) Senat Fakultas dapat memilih dan mengusulkan nama calon​​kepada​​rektor​​dalam​​batas​waktu​ ​​paling​​lama​​6​​(enam)​​bulan.

Pasal​ ​24 Wakil​ ​Dekan

(1) Wakil​ ​dekan​ ​diangkat​ ​dan​ ​diberhentikan​ ​oleh​ ​rektor;

(2) Masa​​jabatan​​wakil​​dekan​sesuai​ ​​dengan​​masa​​jabatan​​dekan; (3) Prosedur​​pemilihan​​wakil​​dekan​diatur​ ​​sesuai​​ketentuan​​Majelis​​Dikti.

Pasal​ ​25

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Wakil​ ​Dekan

Tugas dan wewenang wakil dekan adalah membantu dekan dalam bidang catur dharma,​​meliputi​​hal-hal​​sebagai​​berikut,

(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat​​serta​​Al-Islam​​dan​​Kemuhammadiyahan.;

(2) Mengkoordinasikan penyerasian kurikulum di semua program studi yang ada di​​lingkungan​​fakultasnya;

(3) Pembinaan​​tenaga​​pendidik​​dan​​penunjang​​akademik;

(4) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang selaras dengan program akademik;

(5) Terciptanya iklim yang baik dan mendukung kegiatan proses belajar mahasiswa​​di​​lingkungan​​fakultas;

(6) Pembinaan kegiatan mahasiswa pada pencapaian identitas fakultas dan UMMI,​ ​serta​ ​menyelaraskan​ ​antara​ ​organisasi;

(7) Pembinaan​​organisasi​​kemahasiswaan​​di​​lingkungan​​fakultas;

(15)

BAB​ ​VIII

PELAKSANA​ ​PROGRAM​ ​AKADEMIK Pasal​ ​26

Program​ ​Studi

(1) Program studi adalah unsur pelaksana akademik yang mempunyai tugas melaksanakan pendidikan akademik dan atau professional serta pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian di bawah koordinasi​​fakultas;

(2) Program​ ​studi​ ​dipimpin​ ​oleh​ ​seorang​ ​ketua​ ​program​ ​studi;

(3) Dalam menjalankan tugasnya, ketua program studi dibantu oleh seorang sekretaris​​program​​studi;

(4) Ketua​​program​​studi​bertanggung​ ​​jawab​​kepada​​dekan;

(5) Ketua program studi dan sekretaris program studi diangkat dan diberhentikan oleh rektor atas usul dekan berdasarkan hasil pemilihan dosen tetap program studi dan rekomendasi Senat Fakultas serta pertimbangan BPH;

(6) Fungsi, tata kerja, dan rincian tugas ketua/sekretaris program studi diatur dalam​​pedoman​​fakultas;

(7) Program studi yang belum memenuhi syarat membentuk fakultas, berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada rektor, yang pembinaannya dilaksanakan​​oleh​​wakil​​rektor​​I.

Pasal​ ​27

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Ketua​ ​dan​ ​Sekretaris​ ​Program​ ​Studi

Tugas dan wewenang ketua dan sekretaris program studi adalah membantu dekan​​dalam​​bidang​​catur​​dharma,​​meliputi:

(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat​​serta​​Al-Islam​​dan​​Kemuhammadiyahan;

(2) Mengkoordinasikan​​penyerasian​​kurikulum​​di​​program​​studi; (3) Pembinaan​​tenaga​​pendidik​​yang​​ada​​di​​program​​studi.;

(4) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang selaras dengan program akademik;

(5) Menyusun visi, misi, tujuan, renstra, program kerja, dan dokumen penjaminan​​mutu​​program​​studi;

(6) Menyusun​​rencana​​anggaran​belanja​ ​​berbasis​​program​​kerja;

(7) Menciptakan iklim yang baik dan mendukung kegiatan proses belajar mahasiswa​​di​​lingkungan​​program​​studi;

(8) Melaksanakan​ ​pembinaan​ ​sivitas​ ​akademika​ ​di​ ​lingkungannya;

(9) Pembinaan organisasi himpunan kemahasiswaan di lingkungan program studi;

(10)Melaksanakan pembinaan kegiatan mahasiswa pada pencapaian identitas program​ ​studi,​ ​fakultas​ ​dan​ ​UMMI;

(16)

Program​ ​Profesi

(1) Program profesi adalah unsur fakultas yang menyelenggarakan pendidikan khusus​​yang​​berbasis​keahlian​ ​​khusus​​sarjana​​(S1);

(2) Program profesi dalam pelaksanaannya mengacu pada ketentuan dan standar​​kualitas​​yang​ditetapkan​ ​​oleh​​asosiasi​​profesi;

(3) Program profesi dipimpin oleh seorang ketua program profesi yang berkualifikasi sesuai dengan ketentuan asosiasi profesi atau seorang yang keahliannya​​memenuhi​​persyaratan​​tertentu;

(4) Dalam menjalankan tugasnya ketua program profesi dapat dibantu seorang sekretaris​​program​​profesi;

(5) Ketua dan sekretaris program profesi diangkat dan diberhentikan oleh rektor atas​​usul​​dekan​​dan​rekomendasi​ ​​senat​​serta​​pertimbangan​​BPH;

(6) Fungsi, tata kerja, dan rincian tugas ketua dan atau sekretaris program profesi​​diatur​​dalam​​pedoman​​fakultas.;

(7) Fungsi, tata kerja, dan rincian tugas ketua dan atau sekretaris program profesi​​diatur​​dalam​​pedoman​​fakultas.

Pasal​ ​29

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Ketua​ ​dan​ ​Sekretaris​ ​Program​ ​Profesi

Tugas dan wewenang ketua dan sekretaris program profesi adalah membantu dekan​​dalam​​bidang​​catur​​dharma,​​meliputi:

(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan bidang pendidikan profesi dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat​​serta​​Al-Islam​​dan​​Kemuhammadiyahan;

(2) Mengkoordinasikan​​penyerasian​​kurikulum​​di​​program​​profesi; (3) Pembinaan​​tenaga​​pendidik​​yang​​ada​​di​​program​​profesi;

(4) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang selaras dengan program profesi;

(5) Menyusun visi, misi, tujuan, renstra, program kerja, dan dokumen penjaminan​​mutu​​program​​profesi;

(6) Terciptanya iklim yang baik dan mendukung kegiatan proses belajar mahasiswa​​di​​lingkungan​​program​​profesi;

(7) Pembinaan kegiatan mahasiswa pada pencapaian identitas program profesi, fakultas​​dan​​UMMI;

(8) Ketua program profesi dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada​​dekan.

Pasal​ ​30 Program​ ​Diploma

(1) Program studi diploma adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk​​memiliki​​pekerjaan​dengan​ ​​keahlian​​terapan​​tertentu;

(2) Program​ ​studi​ ​diploma​ ​dipimpin​ ​oleh​ ​seorang​ ​ketua;

(3) Dalam menjalankan tugasnya, ketua program studi diploma dibantu oleh seorang​​sekretaris;

(17)

(5) Ketua dan sekretaris program studi diploma diangkat dan diberhentikan oleh rektor atas usul dekan berdasarkan hasil pemilihan dosen tetap program studi​​diploma​​dan​​rekomendasi​Senat​ ​​Fakultas​​serta​​pertimbangan​​BPH; (6) Fungsi, tata kerja, dan rincian tugas kepala dan sekretaris program studi

diploma​​diatur​​dalam​​pedoman​​fakultas.

Pasal​ ​31

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Ketua​ ​dan​ ​Sekretaris​ ​Program​ ​Diploma Tugas dan wewenang ketua dan sekretaris program diploma adalah membantu dekan​​dalam​​bidang​​catur​​dharma,​​meliputi:

(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat​​serta​​Al-Islam​​dan​​Kemuhammadiyahan;

(2) Mengkoordinasikan​​penyerasian​​kurikulum​​di​​program​​diploma; (3) Pembinaan​ ​tenaga​ ​pendidik​ ​yang​ ​ada​ ​di​ ​program​ ​diploma;

(4) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang selaras dengan program akademik;

(5) Menyusun visi, misi, tujuan, renstra, program kerja, dan dokumen penjaminan​ ​mutu​ ​program​ ​diploma;

(6) Menyusun​​rencana​​anggaran​belanja​ ​​berbasis​​program​​kerja;

(7) Terciptanya iklim yang baik dan mendukung kegiatan proses belajar mahasiswa​​di​​lingkungan​​program​​diploma;

(8) Pembinaan kegiatan mahasiswa pada pencapaian identitas program studi, fakultas​​dan​​UMMI.

(9) Pembinaan organisasi himpunan kemahasiswaan di lingkungan program diploma;

(10)Ketua program diploma dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada​​dekan.

Pasal​ ​32

Program​ ​Vokasi​ ​(​Community​​College)

(1) Community college adalah jenis pendidikan di atas pendidikan menengah yang menyelenggarakan beragam program pendidikan berdurasi satu sampai dengan dua tahun untuk memperoleh sertifikat pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan yang selaras dengan kemajemukan kebutuhan masyarakat lokal dalam berbagai sektor baik sektor primer, sekunder,​​tersier,​​maupun​​kuarter;

(2) Program vokasi dalam pelaksanaannya mengacu pada ketentuan dan standar​​kualitas​​yang​​ditetapkan​oleh​ ​​DIKTI​​tentang​​pendidikan​​vokasi; (3) Program vokasi dipimpin oleh seorang direktur setingkat dekan yang

memiliki kemampuan akademik, manajerial dan hubungan kerjasama yang memadai;

(4) Dalam menjalankan tugasnya direktur program vokasi dibantu oleh wakil direktur​​​​program​​yang​​bertanggungjawab​​kepada​​direktur;

(5) Direktur​ ​dan​ ​wakil​ ​direktur​ ​program​ ​vokasi​ ​bertanggung​ ​jawab​ ​kepada​ ​rektor. (6) Direktur dan wakil direktur program vokasi diangkat dan diberhentikan oleh

rektor​​atas​​​​rekomendasi​​Senat;

(18)

(8) Unsur program vokasi adalah: laboratorium, kelompok tenaga pengajar/tutor dan​​tata​​usaha.

Pasal​ ​33

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Direktur​ ​dan​ ​Wakil​ ​Direktur​ ​Program​ ​Vokasi Direktur dan wakil direktur program vokasi adalah penanggung jawab utama terselenggaranya kegiatan pendidikan vokasional yang mempunyai tugas pokok dan​​wewenang​​sebagai​​berikut:

(1) Memimpin penyelenggaraan pendidikan vokasional dan pendidikan Al-Islam dan​​Kemuhammadiyahan;

(2) Pembinaan​ ​dan​ ​peningkatan​ ​keterampilan​ ​sesuai​ ​kebutuhan​ ​dunia​ ​kerja; (3) Pembinaan​​dan​​pengembangan​​identitas​​program;

(4) Penyusunan​​rencana​​anggaran​pendapatan​ ​​dan​​belanja​​program; (5) Pelaksana​​anggaran​​pendapatan​​​​dan​​belanja​​program;

(6) Menyusun visi, misi, tujuan, renstra, program kerja, dan dokumen penjaminan​​mutu​​program​​vokasi;

(7) Mengembangkan hubungan baik dan kerjasama dengan seluruh stakeholders yang berhubungan dengan kepentingan atau kebutuhan pengembangan pendidikan vokasional (pemerintah, institusi dan perusahaan swasta,​​industri,​​kelompok​profesional​ ​​dan​​masyarakat​​perseorangan); (8) Menyusun​​laporan​​tahunan​​kepada​​rektor.

Pasal​ ​34

Program​ ​Pascasarjana

(1) Program pascasarjana adalah penyelenggara dan pelaksana kegiatan akademik​ ​strata​ ​dua​ ​dan​ ​strata​ ​tiga;

(2) Program pascasarjana dipimpin oleh seorang direktur setingkat dekan yang memiliki​​kemampuan​​akademik​dan​ ​​manajerial​​yang​​memadai;

(3) Dalam menjalankan tugasnya direktur program pascasarjana dibantu oleh wakil​ ​direktur​ ​yang​ ​bertanggungjawab​ ​kepada​ ​direktur​ ​program;

(4) Direktur​​program​​pascasarjana​​bertanggungjawab​​terhadap​​rektor;

(5) Direktur dan wakil direktur program pascasarjana diangkat dan diberhentikan oleh​​rektor​​atas​​​​rekomendasi​​Senat​​Akademik;

(6) Fungsi, tata kerja, dan rincian tugas direktur dan wakil direktur program pascasarjana​​​​diatur​​dalam​​pedoman​​tersendiri;

(7) Unsur program pascasarjana adalah program studi, laboratorium, kelompok tenaga​​pengajar​​dan​​tata​​usaha.

Pasal​ ​35

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Direktur​ ​dan​ ​Wakil​ ​Direktur​ ​Program​ ​Pascasarjana Tugas​ ​dan​ ​wewenang​ ​direktur​ ​dan​ ​wakil​ ​direktur​ ​program​ ​pascasarjana​ ​meliputi: (1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat​​serta​​Al-Islam​​dan​​Kemuhammadiyahan;

(2) Mengkoordinasikan​ ​penyerasian​ ​kurikulum​ ​di​ ​program​ ​pascasarjana; (3) Pembinaan​​tenaga​​pendidik​​yang​​ada​​di​​program​​pascasarjana;

(19)

(5) Menyusun visi, misi, tujuan, renstra, program kerja, dan dokumen penjaminan​​mutu​​program​​pascasarjana;

(6) Terciptanya iklim yang baik dan mendukung kegiatan proses belajar mahasiswa​ ​di​ ​lingkungan​ ​program​ ​pascasarjana;

(7) Pembinaan kegiatan mahasiswa pada pencapaian identitas program pascasarjana​​dan​​UMMI;

(8) Direktur dan wakil direktur pascasarjana dalam melaksanakan tugasnya bertanggung​​jawab​​kepada​​rektor.

Pasal​ ​36

Lembaga​ ​Penelitian​ ​dan​ ​Pengabdian​ ​Masyarakat​ ​(LPPM)

(1) Lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat (LPPM) adalah unsur pelaksanaan akademik di lingkungan universitas yang merencanakan, mengkoordinasi, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh sivitas​​akademika​​dan​​pusat-pusat​​studi;

(2) LPPM mengkoordinasikan pengembangan sumberdaya manusia dan fasilitas yang diperlukan dalam penyelenggaraan penelitian dan pengabdian pada​ ​masyarakat​ ​dan​ ​publikasi​ ​/HKI;

(3) LPPM melakukan kerjasama dengan lembaga lain baik di dalam negeri maupun luar negeri untuk meningkatkan kemampuan penelitian dan pengabdian​​pada​​masyarakat​​serta​​publikasi/HKI;

(4) Di tingkat fakultas kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dilakukan​​oleh​​kelompok​​keahlian​dan​ ​​menginduk​​ke​​pusat​​studi;

(5) LPPM mengkoordinasi kegiatan pusat studi, unit bisnis, layanan teknis yang terkait dengan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta publikasi/HKI;

(6) LPPM dipimpin oleh ketua dan sekretaris yang diangkat serta diberhentikan oleh​​rektor;

(7) Ketua Pusat Studi diangkat dan diberhentikan oleh rektor atas usulan ketua LPPM;

(8) Prosedur, mekanisme, tata kerja, dan kegiatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian​​pada​​Masyarakat​diatur​ ​​oleh​​pedoman​​universitas.

Pasal​ ​37

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Ketua​ ​dan​ ​Sekretaris​ ​LPPM

Merencanakan, membina, mengkoordinasikan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan​​penelitian​​dan​​pengabdian​kepada​ ​​masyarakat​​di​​lingkungan​​UMMI: (1) Untuk​​melaksanakan​​tugas​dibidang​ ​​penelitian​​mempunyai​​fungsi:

a. Melaksanakan peningkatan kapasitas peneliti dan pelaksanan pengabdian​​kepada​​masyarakat;

b. Melaksanakan​ ​penelitian​ ​dasar​ ​dan​ ​penelitian​ ​terapan;

c. Melaksanakan penelitian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk perguruan​​tinggi​​atau​​badan​​lain,​baik​ ​​dari​​dalam​​maupun​​luar​​negeri; d. Melaksanakan penelitian unggulan untuk pendidikan dan pengembangan

institusi;

e. Melaksanakan penelitian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk menunjang​​pengembangan​​Al-Islam​​dan​​Kemuhammadiyahan;

(20)

(2) Untuk melaksanakan tugas tersebut dibidang pengabdian kepada masyarakat,​​LPPM​​mempunyai​​fungsi:

a. Mengamalkan​​ilmu​​pengetahuan,​​teknologi​​dan​​seni;

b. Meningkatkan relevansi program UMMI sesuai dengan kebutuhan masyarakat;

c. Membantu​​dan​​memberdayakan​​masyarakat​​dalam ​​​​​​​​​​melaksanakan​​pembangunan;

d. Melaksanakan pengembangan pola dan konsepsi pembangunan nasional dan atau daerah melalui kerjasama antar perguruan tinggi dan atau badan​​lain,​​baik​dalam​ ​​maupun​​luar​​negeri;

e. Melaksanakan​ ​urusan​ ​tata​ ​usaha​ ​pengabdian​ ​kepada​ ​masyarakat.

(3) Untuk melaksanakan tugas d bidang publikasi/HKI, LPPM mempunyai fungsi:

a. Merencanakan peningkatan capaian karya ilmiah sivitas akademika dengan merujuk kepada ​Key Performance Indicator(KPI) penelitian dan pengabdian​​kepada​​masyarakat.

b. Memfasilitasi publikasi sivitas akademika tingkat nasional terakreditasi dan​​internasional​​berreputasi;

c. Memfasilitasi karya sivitas akademika dalam bentuk pengajuan dan perlindungan​​HKI;

d. Meningkatkan mutu pengelolaan jurnal internal UMMI menjadi jurnal nasional​​terakreditasi​​dan​​jurnal​​internasional​​berreputasi;

e. Memantau​​dan​​mengevaluasi​​mutu​​publikasi​​sesuai​​etika​​akademik; f. Melaksanakan​​urusan​​tata​​usaha​​bidang​​publikasi/HKI.

(4) LPPM mengkoordinasi pusat-pusat studi yang melaksanakan penelitian dan pengabdian​ ​kepada​ ​masyarakat,​ ​antara​ ​lain:

a. Pusat​​studi​​Al​​Islam​​dan​​Kemuhammadiyahan; b. Pusat​​studi​​pembangunan​​dan​​sumberdaya; c. Pusat​​studi​​yang​​akan​​dibentuk​​kemudian.

(5) LPPM mengkoordinasi unit bisnis dan layanan teknis yang bidang penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, publikasi/HKI yang bergerak secara internal​​dan​​eksternal,​​antara​​lain:

a. UMMI​​press;

b. PT.​ ​Bumi​ ​Surya​ ​Techno;

c. Unit​​lain​​yang​​aan​​dibentuk​​kemudian.

(6)LPPM melakukan kegiatan manajemen administrasi dan layanan kelembagaan​​merujuk​​kepada​​doumen​induk​ ​​dan​​dokumen​​mutu​​LPPM.

Pasal​ ​38

Lembaga​ ​Al-Islam​ ​dan​ ​Kemuhammadiyahan​ ​(LAIK)

(1) Lembaga Al-Islam dan Kemuhammadiyah (LAIK) adalah unsur pelaksanaan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di lingkungan universitas yang merencanakan, mengkoordinasi, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan yang dilakukan​ ​oleh​ ​masyarakat​ ​UMMI;

(21)

(3) LAIK melakukan kerjasama dengan lembaga lain baik di dalam negeri maupun luar negeri untuk meningkatkan pemahaman dan implementasi bidang​​Al-Islam​​dan​​Kemuhammadiyahan;

(4) Di tingkat fakultas kegiatan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dikoordinasi dekan​​dibantu​​oleh​​ketua​​program​​studi;

(5) LAIK mengkoordinasi kegiatan pusat studi AIK, pusat-pusat kajian, unit kegiatan, unit bisnis, dan layanan teknis yang terkait dengan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan;

(6) LAIK dipimpin oleh ketua dan sekretaris yang diangkat serta diberhentikan oleh​​rektor;

(7) Prosedur, mekanisme, tata kerja, dan kegiatan LAIK diatur oleh pedoman universitas.

Pasal​ ​39 Pusat​ ​Studi

(1) Pusat studi merupakan lembaga di bawah koordinasi pusat penelitian yang menyelenggarakan program akademik untuk melaksanakan kegiatan penelitian​​atau​​pengkajian​​dalam​satu​ ​​atau​​lebih​​disiplin​​ilmu;

(2) Untuk menyelenggarakan peranan dan tugas tersebut pusat studi mempunyai​ ​fungsi,​ ​antara​ ​lain:

a. Memetakan potensi sumberdaya dan peningkatan kapasitas kepakaran di lingkungan​​UMMI;

b. Menelaah, merumuskan, dan menyusun ​road map pengembangan keilmuan​​dan​​keislaman​yang​ ​​dikembangkan​​di​​UMMI;

c. Merumuskan ​roadmap penelitian, pengabdian kepada masyarakat, publikasi​​yang​​terkait​​keilmuan​​dan​​keislaman​​di​​UMMI;

d. Mengembangkan dan menguatkan jejaring pusat studi dengan lembaga lain​​serta​​menyelaraskan​​dengan​​kebutuhan​​masyarakat.

Pasal​ ​40

Unit​ ​Pelaksana​ ​Teknis​ ​(UPT)

(1) UPT merupakan unit yang memberikan layanan untuk menunjang penyelenggaraaan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan​​perencanaan​​di​​bawah​​koordinasi​​wakil​​rektor​​terkait​​bidang​​kerjanya; (2) UPT​ ​dalam​ ​pelaksanaanya​ ​memiliki​ ​peran​ ​dan​ ​tugas​ ​antara​ ​lain:

a. Menelaah, merumuskan, menyusun dan melaksanakan kegiatan teknis yang​​secara​​langsung​berhubungan​ ​​dengan​​bidang​​kerjanya;

b. Mengembangkan dan menguatkan jejaring UPT dengan lembaga lain serta​​menyelaraskan​​dengan​kebutuhan​ ​​universitas​​dan​​masyarakat. (3) UPT​​dibentuk​​dan​​ditetapkan​​oleh​​rektor;

(4) Kepala​​UPT​​diangkat​dan​ ​​diberhentikan​​oleh​​rektor;

(5) Ketentuan terkait struktur, tugas, wewenang, hak dan kewajiban UPT diatur oleh​​peraturan​​universitas.

Pasal​ ​41 Laboratorium

(1) Laboratorium adalah unit sumber daya dasar bagi pengembangan disiplin ilmu​​pengetahuan,​​teknologi,​​dan​​seni;

(22)

(3) Laboratorium​​yang​​dikoordinasi​oleh​ ​​universitas​​berbentuk​​UPT;

(4) Laboratorium dipimpin oleh seorang kepala yang berasal dari dosen tetap yang keahliannya telah memenuhi syarat sesuai dengan cabang ilmu pengetahuan,​ ​teknologi​ ​dan​ ​atau​ ​kesenian;

(5) Kepala laboratorium yang dikoordinasi oleh universitas bertanggung jawab kepada rektor, sedangkan kepala laboratorium fakultas/program studi bertanggung​​jawab​​kepada​​dekan/ketua​​program​​studi;

(6) Kepala laboratorium fakultas/program studi diangkat dan diberhentikan oleh rektor atas usul ketua program studi melalui dekan, sedangkan kepala laboratorium yang dikoordinasi oleh universitas diangkat dan diberhentikan oleh​ ​rektor​ ​atas​ ​usul​ ​fakultas/program​ ​studi​ ​pemakai​ ​laboratorium​ ​tersebut; (7) Dalam​​menjalankan​​tugasnya,​​kepala​​laboratorium​​dibantu​​oleh​​laboran; (8) Fungsi, tata kerja, dan rincian tugas kepala laboratorium diatur dalam

pedoman​​universitas.

Pasal​ ​42 Perpustakaan

(1) Perpustakaan​​adalah​​UPT​​yang​​berada​​dibawah​​koordinasi​​Wakil​​Rektor​​I; (2) Perpustakaan sebagai unit penunjang pelayanan akademik yang diatur

secara​​khusus;

(3) Perpustakaan merupakan tempat pelayanan informasi ilmiah dan info lainnya bagi masyarakat berupa bahan pustaka yang tersimpan baik dalam bentuk cetak​​dan​​non​​cetak;

(4) Perpustakaan berfungsi mendukung kegiatan pendidikan, pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, Al-Islam dan Kemuhammadiyahan​ ​universitas;

(5) Perpustakaan​​mempunyai​​tugas:

a. Menyediakan,​​memperbaharui​​dan​​mengolah​​bahan​​pustaka; b. Memberikan​​pelayanan​​dan​​pendayagunaan​​bahan​​pustaka; c. Memelihara​ ​bahan​ ​pustaka;

d. Melakukan​​pelayanan​​referensi;

e. Melakukan​​urusan​​tata​​usaha​​kepustakaan;

f. Melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk pengembangan perpustakaan.

(6) Perpustakaan dipimpin oleh seorang kepala yang berpendidikan kepustakaan​​dan​​mempunyai​kemampuan​ ​​manajerial​​yang​​baik;

(7) Kelompok pustakawan terdiri atas sejumlah pustakawan dalam jabatan fungsional;

(8) Kepala​​perpustakaan​​diangkat​dan​ ​​diberhentikan​​oleh​​rektor; (9) Kepala​​perpustakaan​​bertanggungjawab​​kepada​​rektor;

(10)Struktur, fungsi, tata kerja, dan rincian tugas perpustakaan diatur dalam pedoman​​universitas.

Pasal​ ​43 Tim​ ​Etik​ ​dan​ ​Hukum

(23)

(2) Tim etik dan hukum merencanakan, mengkoordinasi, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan etika akademik dan non akademik​​yang​​dilakukan​​oleh​​masyarakat​​UMMI;

(3) Tim etik dan hukum membuat rekomendasi dan sanksi pelanggaran etik akademik dan non akademik yang dilakukan masyarakat UMMI kepada rektor​​melalui​​wakil​​rektor​​bidang​​terkait.;

(4) Tim etik dan hukum dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih oleh rektor dan dibantu​​oleh​​seorang​sekretaris​ ​​dan​​seorang​​anggota.

Pasal​ ​44

Unit​ ​Pengembangan​ ​Pembelajaran

(1) Unit Pengembangan Pembelajaran (UPP) adalah unsur pelaksana fungsi perencana, penyusun, pengawas dan pengevaluasi kualitas kurikulum, pembelajaran,​​dan​​tenaga​​akademik;

(2) UPP membuat rekomendasi monitoring dan evaluasi pelaksanaan kurikulum, pembelajaran,​​dan​​tenaga​​akademik;

(3) UPP dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat oleh rektor dibantu oleh seorang sekretaris dan anggota perwakilan dari setiap disiplin ilmu yang ada di​ ​UMMI;

(4) UPP​​bertanggungjawab​​kepada​​Wakil​​Rektor​​I​​Bidang​​Akademik.

BAB​ ​IX ADMINISTRASI

Pasal​ ​45 Biro​ ​Administrasi

(1) Biro administrasi adalah unsur pelaksana administrasi dibidang pelayanan teknis​​administratif;

(2) Biro administrasi dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan​​oleh​​rektor;

(3) Kepala​​biro​​administrasi​bertanggung​ ​​jawab​​kepada​​rektor;

(4) Biro administrasi terdiri dari Biro administrasi akademik kemahasiswaan dan alumni​ ​serta​ ​biro​ ​administrasi​ ​umum,​ ​keuangan​ ​dan​ ​SDM;

(5) Dalam pelaksanaan tugasnya kepala biro dibantu oleh kepala bagian administrasi​​pada​​bidang​​masing-masing;

(6) Pembentukan dan penghapusan biro ditetapkan oleh rektor setelah mendapatkan​​pertimbangan​​dari​​Senat​​Akademik;

(7) Kepala biro harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi administrasi, yang​​diatur​​dalam​​peraturan​khusus​ ​​yang​​dibuat​​oleh​​rektor;

(8) Prosedur, mekanisme, tata kerja, dan pelaksanaan tugas biro administrasi diatur​​dalam​​pedoman​​tersendiri.

Pasal​ ​46

Tugas​ ​dan​ ​Fungsi​ ​Kepala​ ​Biro​ ​Administrasi​ ​Akademik,​ ​Kemahasiswaan dan​ ​Alumni

(24)

kemahasiswaan dan alumni berdasarkan peraturan yang berlaku di lingkungan​​UMMI;

(2) Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, biro administrasi mempunyai fungsi melaksanakan koordinasi dengan bagian akademik, kemahasiswaan dan​​alumni​​yang​​ada​​dibawahnya​​dalam​​lingkungan​​UMMI;

(3) Biro administrasi dibantu oleh bagian akademik, kemahasiswaan dan alumni serta​​serta​​tata​​usaha.

Pasal​ ​47

Tugas​ ​dan​ ​Fungsi​ ​Kepala​ ​Biro​ ​Administrasi​ ​Umum,​ ​Keuangan​ ​dan​ ​SDM (1) Biro administrasi umum, keuangan dan SDM mempunyai tugas menyusun

rencana, mengkoordinasikan, mengarahkan, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas serta merumuskan kebijakan teknis bagian umum, keuangan dan SDM berdasarkan​​peraturan​​yang​berlaku​ ​​di​​lingkungan​​UMMI;

(2) Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, biro administrasi umum, keuangan dan SDM mempunyai fungsi melaksanakan koordinasi dengan bagian umum,​​keuangan​​dan​​SDM​​yang​​ada​​dibawahnya​​dalam​​lingkungan​​UMMI; (3) Biro administrasi dibantu oleh bagian umum, keuangan dan SDM serta serta

tata​ ​usaha.

X

Pasal​ ​49

Bagian​ ​Administrasi​ ​Kemahasiswaan​ ​dan​ ​Alumni

(1) Bagian administrasi kemahasiswaan dan alumni adalah unsur pembantu biro administrasi universitas di bidang administrasi kemahasiswaan dan alumni;

(2) Pembinaan bagian administrasi kemahasiswaan dan alumni dilaksanakan oleh​​kepala​​biro​​administrasi​​akademik,​​kemahasiswaan​​dan​​alumni;

(3) Bagian administrasi kemahasiswaan dan alumni dipimpin oleh seorang kepala;

(4) Bagian administrasi kemahasiswaan dan alumni mempunyai tugas dan fungsi:

a. Memberikan pelayanan administrasi dan pembinaan kesejahteraan kemahasiswaan, yaitu melaksanakan administrasi penunjang pendidikan dan pembinaan karir mahasiswa serta melaksanakan pelayanan kesejahteraan​​mahasiswa;

b. Melaksanakan administrasi pembinaan minat dan bakat kemahasiswaan, yaitu melaksanakan administrasi minat, bakat dan penalaran mahasiswa, melaksanakan​​urusan​​fasilitas​kegiatan​ ​​dan​​informasi​​kemahasiswaan; c. Melaksanakan adminitrasi penelusuran lulusan, serta membangun

komunikasi​ ​dengan​ ​organisasi​ ​alumni​ ​di​ ​lingkungan​ ​UMMI.

(5) Di tingkat fakultas pelayanan administrasi kemahasiswaan dan alumni dilaksanakan​​oleh​​sub​bagian​ ​​tata​​usaha​​fakultas.

Pasal​ ​50

Bagian​ ​Administrasi​ ​Umum​ ​dan​ ​SDM

(25)

(2) Pembinaan bagian administrasi umum dan SDM dilaksanakan oleh kepala biro​​administrasi​​umum,​​keuangan​​dan​​SDM;

(3) Bagian​​administrasi​​umum​​dan​SDM​ ​​dipimpin​​oleh​​seorang​​kepala; (4) Bagian​ ​administrasi​ ​umum​ ​dan​ ​SDM​ ​mempunyai​ ​tugas​ ​​ ​dan​ ​fungsi:

a. Melaksanakan tata usaha dan SDM: yaitu melaksanakan ketatausahaan dan kearsipan, melaksanakan urusan tenaga akademik, serta melaksanakan​​urusan​​tenaga​​administratif;

b. Melaksanakan urusan kerumahtanggaan dan perlengkapan yaitu: kebersihan dan ketertiban kampus, administrasi pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan, inventarisasi dan mempersiapkan usul penghapusan​ ​barang​ ​inventaris.

Pasal​ ​51

Bagian​ ​Administrasi​ ​Keuangan

(1) Bagian administrasi keuangan adalah unsur pembantu biro administrasi universitas​​di​​bidang​​administrasi​​keuangan;

(2) Pembinaan bagian administrasi keuangan dilaksanakan oleh kepala biro administrasi​​umum,​​keuangan​​dan​​SDM;

(3) Bagian​ ​administrasi​ ​keuangan​ ​dipimpin​ ​oleh​ ​seorang​ ​kepala; (4) Bagian​​administrasi​​keuangan​​terdiri​​dari:

a. Sub bagian pelayanan mahasiswa, dosen dan pihak ketiga yang bertugas :

● Input​​data​​dari​​rekening​​koran​​atau​​slip​​setoran ● Cetak​​tunggakan​​mahasiswa

● Cetak​​surat​​tagihan​​mahasiswa ● Pengambilan​ ​KRS

● Penyesuaian​​data​​keuangan​​mahasiswa ● Validasi​​keuangan

● Arsip​​slip​​setoran

b. Sub​ ​bagian​ ​penerimaan​ ​dan​ ​pengeluaran​ ​kas,​ ​yang​ ​bertugas​ ​: ● Pencatatan​​kas​​keluar

● Pencatatan​​kas​​masuk

● Pembuatan​​bukti​​kas​​masuk​​dan​​keluar ● Rekap​ ​rekening​ ​koran

● Pembuatan​​arus​​kas​​dan​​bank​​bulanan ● Perhitungan​​PPh​​Ps​​21

● Arsip​​kuitansi

c. Sub​​bagian​​pelaporan​​dan​​penganggaran,​​yang​​bertugas​​: ● Pembuatan​​laporan​​tahunan

● Permbuatan​​laporan​​realisasi​​anggaran

● Pembuatan​ ​rekapitulasi​ ​permohonan​ ​pencairan​ ​keuangan​ ​mahasiswa ● Input​​data​​MYOB

d. Sub​​bagian​​kas​​dan​​keuangan​​lainnya,​​yang​​bertugas: ● Proses​​pencairan​​biaya​​operasional

● Pelayanan​ ​terhadap​ ​data​ ​eksternal ● Pembuatan​​daftar​​gaji

● Pembayaran-pembayaran

(26)

Pasal​ ​52

Bagian​ ​Sistem​ ​Informasi​ ​Manajemen

(1) Sistem informasi manajemen (SIM) adalah bagian pelaksana teknis di bidang pengolahan data yang pembinaannya berada di bawah tanggungjawab​​biro​​administrasi​umum,​ ​​keuangan​​dan​​SDM;

(2) Sistem informasi manajemen dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat diantara tenaga akademik/tenaga ahli komputer/ahli teknologi informasi yang ada​​di​​lingkungan​​UMMI;

(3) Sistem informasi manajemen mempunyai tugas mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menyimpan data informasi serta memberikan pelayanan untuk program-program pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat,​​pelatihan​​dan​​kerjasama;

(4) Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 3, Sistem informasi dan manajemen​ ​mempunyai​ ​fungsi​ ​:

a. Membangun dan memelihara jaringan kerja sistem informasi manajemen UMMI​​dalam​​format​​LAN​​(​local​​area​​networking​);

b. Mengakses​​informasi​​global​model​ ​​“​world​​website​”;

c. Melaksanakan​ ​urusan​ ​tata​ ​usaha​ ​Sistem​ ​informasi​ ​manajemen.

Pasal​ ​53 Tata​ ​Usaha​ ​Fakultas

(1) Tata usaha fakultas adalah unsur pembantu pimpinan fakultas di bidang administrasi akademik, kemahasiswaan, umum, keuangan dan SDM yang berada​​dibawah​​dan​bertanggungjawab​ ​​langsung​​kepada​​dekan;

(2) Pembinaan dalam pelaksanaan tugas bagian tata usaha dilaksanakan oleh wakil​​dekan;

(3) Tata​​usaha​​fakultas​​terdiri​​atas​​:

a. Subbagian administrasi akademik, kemahasiswaan dan alumni;

b. Subbagian​​administrasi​​umum,​​keuangan​​dan​​SDM. (4) Tata​​usaha​​fakultas​mempunyai​ ​​tugas​​dan​​fungsi:

a. Melaksanakan​​ketatausahaan​​fakultas​​dan​​program​​studi;

b. Melaksanakan pelayanan administasi akademik, kemahasiswaan dan alumni;

c. Melaksanakan​​urusan​​umum,​​SDM,​​dan​​kerumahtanggaan;

d. Melaksanakan pelayanan dan pelaporan mengenai EPSBED fakultas/program​​studi;

(27)

Pasal​ ​54

Masa​ ​Jabatan​ ​Struktural​ ​Administrasi

(1) Semua masa jabatan struktural adalah satu periode (empat tahun) dan sesudahnya dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari dua​​periode​​masa​​jabatan​​berturut-turut;

(2) Tata cara pemilihan semua jabatan struktural ditetapkan dengan Surat Keputusan Rektor setelah mendapat pertimbangan dan persetujuan Senat Akademik​​dan​​mengacu​kepada​ ​​peraturan​​yang​​berlaku;

(3) Bagi semua pejabat struktural apabila sesuatu hal terjadi pemberhentian atau mutasi jabatan sebelum masa tugas berakhir, maka dilakukan pengangkatan pejabat pengganti untuk meneruskan sisa masa tugas dan mengacu​​kepada​​peraturan​​yang​​berlaku;

(4) Apabila sisa masa tugas sebagaimana tercantum pada diktum pertama akan berakhir, perlu dilakukan proses usul pejabat baru, dengan tatacara pengusulan​ ​yang​ ​mengacu​ ​kepada​ ​peraturan​ ​yang​ ​berlaku.

BAB​ ​X

SISTEM​ ​PENJAMINAN​ ​MUTU​ ​INTERNAL DAN​ ​SITEM​ ​PENGAWASAN​ ​INTERNAL

Pasal​ ​55

Lembaga​ ​Penjaminan​ ​Mutu

(1) Lembaga penjaminan mutu (LPM) adalah unsur pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggran kegiatan akademik di lingkungan Universitas Muhammadiyah​​Sukabumi

(2) LPM mengkoordinasikan, mengendalikan, mengaudit, memantau, menilai, dan​​mengembangkan​​mutu​​penyelenggaraan​​kegiatan​​akademik

(3) Merumuskan dan mengembangkan dokumen untuk memastikan penjaminan mutu manajemen dan penjaminan mutu akademik di lingkungan universitas muhammadiyah​​sukabumi;

(4) LPM dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi di tingkat fakultas didukung oleh gugus mutu, dan unit penjaminan mutu di tingkat program studi;

(5) Bidang kerja LPM terdiri dari bidang penjaminan mutu internal, bidang data dan​​dokumen​​mutu​​dan​​bidang​​penjaminan​​mutu​​eksternal

(6) LPM menyampaikan temuan serta memberikan rekomendasi atas temuan tersebut​​kepada​​rektor​​untuk​​di​tindak​ ​​lanjut​​pada​​rapat​​tinjauan​​manajemen; (7) LPM menjalin kerjasama dengan lembaga lain baik di dalam negeri maupun

luar​ ​negeri​ ​untuk​ ​meningkatkan​ ​pengelolaan​ ​sistem​ ​penjaminan​ ​mutu; (8) LPM dipimpin oleh ketua dan sekretaris yang diangkat dan diberhentikan

oleh​​rektor.

Pasal​ ​56

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Ketua​ ​dan​ ​Sekretaris​ ​LPM Tugas​​ketua​​lembaga​​penjaminan​​mutu​​adalah​​sebagai​​berikut:

(28)

(2) Mengkoordinasi penyusunan perangkat serta dokumen yang diperlukan dalam​​pelaksanaan​​sistem​​penjaminan​​mutu;

(3) Mengkoordinasi dan memonitor pelaksanaan sistem penjaminan mutu di tingkat​ ​fakultas​ ​dan​ ​program​ ​studi;

(4) Melakukan​​audit​​dan​​evaluasi​​pelaksanaan​​sistem​​penjaminan​​mutu;

(5) Melaporkan pelaksanaan sistem penjamianan mutu secara berkala kepada rektor.

Tugas​​sekretaris​​lembaga​​penjaminan​​mutu​​adalah​​sebagai​​berikut: (1) Mewakili​​ketua​​jika​berhalangan​ ​​dalam​​menjalankan​​tugas; (2) Menyusun​​draf​​rencana​​kerja​​tahunan;

(3) Mengkoordinasi dan melaksanakan kegiatan administrasi serta ketatausahaan​​di​​untuk​​menunjang​​kegiatan​​lembaga​​penaminan​​mutu; (4) Mengkoordinasikan penyusunan laporan dari gugus mutu dan unit

penjaminan​​mutu.

Pasal​ ​57

Satuan​ ​Pengawas​ ​Internal

(1) Satuan Pengawas Internal (SPI) adalah unsur pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggran kegiatan non-akademik di lingkungan Universitas Muhammadiyah​​Sukabumi

(2) SPI mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan internal keseluruh unit utama dan unit lainnya dilingkungan Universitas Muhammadiyah Sukabumi,​​terutama​​dalam​​bidang​​non​​akademik.

(3) SPI juga melaksanakan tugas insidental untuk melaksanakan pemeriksaan atau audit pada unit-unit bisnis yang dikelola Universitas, serta tugas insidental​​lainnya​​yang​penugasannya​ ​​berdasarkan​​SK​​Rektor.

(4) Pengawasan internal meliputi : evaluasi dan monitoring, pemeriksaan atau audit, dan reviu atas penyelenggaraan universitas, serta jenis audit lainnya sesuai​ ​dengan​ ​hasil​ ​temuan​ ​dan​ ​kebutuhan.

(5) Tanggung jawab SPI termasuk menjaga integritas dan obyektivitas serta bertindak secara profesional seperti dipersyaratkan dalam standar profesi audit internal, serta menjamin tidak terdapat benturan kepentingan auditor anggota​ ​SPI​ ​dengan​ ​auditan​ ​dan​ ​kegiatan​ ​yang​ ​diaudit.

(6) SPI dipimpin oleh ketua dan sekretaris yang diangkat dan diberhentikan oleh rector..

Pasal​ ​58

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Ketua​ ​dan​ ​Sekretaris​ ​SPI Tugas​ ​ketua​ ​lembaga​ ​penjaminan​ ​mutu​ ​adalah​ ​sebagai​ ​berikut:

(1) Merencanakan dan melaksanakan sistem Pengawasan internal secara keseluruhan​​di​​lingkungan​​UMMI;

(2) Mengkoordinasi penyusunan perangkat serta dokumen yang diperlukan dalam​ ​pelaksanaan​ ​sistem​ ​pengawasan​ ​internal;

(3) Mengkoordinasi pelaksanaan system pengawasan internal dengan Badan Pembina​​Harian​​(BPH)

Referensi

Dokumen terkait

Membantu tugas ketua jurusan dalam pelaksanaan pelaksanaan peningkatan mutu akademik, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Tri Dharma Perguruan Tinggi) pada

Tugas pokok dosen adalah melaksanakan pendidikan dan pengajaran pada perguruan tinggi, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.. Tugas

Adalah perguruan Tinggi sebagai lembaga ilmiah yang menyelenggarakan program pendidikan akademik atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan.Universitas merupakan

Dalam hal pengembangan karir dosen, di satu sisi sebagai dosen profesional diharuskan melaksanakan tugas- tugas pokok yang dikemas dalam kegiatan “Tri Dharma” Perguruan

Disamping kewajiban utama perguruan tinggi menyelenggarakan pendidikan, perguruan tinggi juga berkewajiban menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada

Pengabdian kepada Masyarakat merupakan salah satu dharma dari catur dharma perguruan tinggi. Sehingga, selain melakukan pembelajaran dan penelitian, pamong wajib pula

bahwa sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, tugas dosen selain tugas pokok sebagai pengajar juga harus melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, maka perlu

bahwa sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, tugas dosen selain tugas pokok sebagai pengajar juga harus melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, maka perlu