• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kasus Fraud PHAR MOR INC I. ILUSTRASI KA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kasus Fraud PHAR MOR INC I. ILUSTRASI KA (1)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Kasus Fraud PHAR-MOR, INC: I. ILUSTRASI KASUS

Pihak-Pihak yang terkait:

Nama Posisi/Jabatan

Michael Monus President & CEO Phar Mor

David Saphira Pemegang Saham utama Phar Mor

Patrick Finn CFO Phar Moc

Jeff Walley (eks staf KAP Coopers&Lybrand) Vice President for finance

Stan Cerelstein (eks staf KAP Coopers&Lybrand) Comptroller (Pengawas Keuangan)

Blain Howe Kepala Divisi Small Bussines Phar Moc

Coopers & Lybrand KAP

Modus Fraud yag dilakukan Manajemen (Monus dan Pejabat Terkait)

(a) Setiap divisi memiliki alat penulisan chek dengan tandatangan Monus yang biasa digunakan untuk memindahkan uang dari Phar Mor ke WBL (Liga Basket Dunia) dan tujuan lainnya (Blain Howe, Kepala Divisi Small Bussines Phar Moc);

(b) Lebih kurang $985 million yang salah saji merupakan fraud dalam bentuk earning overstatement;

(c) Dengan tujuan untuk memaksimalkan bonus eksekutif dan untuk menarik investor;

(d) Fraud dilakukan dalam perlakuan akuntansi yang tidak layak yaitu dengan mencatat pembayaran kepada vendor sebagai revenue dan bukan diskon pembelian.

(e) Phar Mor menyewa perusahaan outsourcing untuk menangani inventory. Setelah selesai, Perusahaan tersebut menyampaikan laporan dan data kepada Monus dan asistennya. Kemudian oleh Manajemen Monus dilakukan modifikasi dan membuat dua pembukuan. Buku yang benar menunjukan kerugian yang besar disimpan dan disembunyikan oleh Monus, sedangkan satu buku lagi menunjukkan laba digunakan untuk membuat Laporan keuangan yang diperuntukkan kepada David Saphira dan auditor (KAP).

Tuduhan kepada Coopers & Lybrand (KAP):

(a) Auditor tidak mencari dokumen selain lembar ikhtisar persediaan sehingga tidak dapat menemukan adjustment yang tidak dapat dijelaskan;

(b) Auditor hanya melakukan pemeriksaan fisik persediaan pada 6 s.d 10 toko dengan terlebih dahulu memberitahukan toko mana yang akan diperiksa fisiknya kepada manajemen;

Bantahan Coopers & Lybrand atas tuduhan Phar-Mor:

Manajemen (Monus) memberitahukan kepada Auditor bahwa perusahaannya perlu mengetahui toko yang akan diperiksa karena akan ditutup selama pemeriksaan persediaan berlangsung;

Dampak Fraud yang dialami Phar-Mor:

(2)

Phar-Mor menutup beberapa lini penjualan pada toko yang ada seperti furniture dan perlengkapan kantor, pakaian olahraga dan elektronika.

II. TINJAUAN TEORI

Kewajiban Hukum Auditor (Legal Liability) Sumber kewajiban hukum terdiri atas [1]:

a. Common law: sering kali diartikan sebagai hukum yang tidak tertulis. Hukum ini berdasarkan atas keputusan pengadilan dan bukan atas hukum yang dibuat dan disahkan oleh pihak legislative

b. statutory law: undang-undang yang dibuat oleh Pemerintah dan disahkan oleh legislative seperti Undang-Undang Pasar Modal.

Auditor terikat secara hukum dengan [2]:

a. Klien yaitu timbul karena adanya kontrak perikatan antara klien dengan auditor dan adanya hukum kerugian.

b. Pihak Ketiga lainnya yaitu seorang yang tidak mengetahui tentang pihak-pihak yang ada di dalam kontrak perikatan antara klien dengan auditor.

Jenis Auditor Liability [3]:

a. Tidak ada kelalaian (no negligence);

b. Kelalaian yang biasa (ordinary negligence), yaitu kelalaian untuk menerapakn tingkat yang biasa dilakukan secara wajar oleh orang lain dalam kondisi yang sama.

c. Kelalaian kotor (gross negligence), kelalaian untuk menerapkan tingkat kecermatan yang paling ringan pada suatu kondisi tertentu.

d. Kecurangan (fraud), yaitu penipuan yang direncanakan, misalnya salah saji, menyembunyikan, atau tidak mengungkapkan fakta yang material, sehingga dapat merugikan pihak lain.

Upaya pencegahan adanya tuntutan hukum terhadap auditor (legal action) [4]: a. Mengkomunikasikan dengan komite audit dewan komisaris perusahaan; b. Supervisi dan reviu terhadap pekerjaan staf;

c. Tidak dalam tekanan mengenai batas waste penyelesaian audit; d. Komunikasi dengan KAP terdahulu;

e. Reviu klien secara periodik; f. Memegang teguh kode etik.

Upaya untuk mendukung pembelaan Auditor dalam menghadapi tuntutan hukum [5]:

a. dokumentasi kelemahan pengendalian yang ditemukan dan proses berpikir yang mendorong modifikasi program audit subtantive atas kelemahan tersebut;

b. dokumentasi penilaian auditor khususnya atas fraud dan hal-hal yang dilakukan sehubungan dengan penilaian tersebut;

c. surat tugas yang secara jelas mengatur sifat layanan yang akan dikerjakan oleh KAP;

(3)

[1] Konrath., “Auditing A Risk Analysis Approach”,South-Western, Edisi ke-5 2002, hal.73 [2] Ibid

[3] Id. at 72 [4] Id. at 81 [5] Id. at 82

III.Jawaban atas pertanyaan kasus Phar-Mor

A. Tuduhan Phar-Mor dan pembelaan Coopers & Lybrand:

Hal yang harus dibuktikan Phar-Mor untuk memenangkan tuntutan hukum kepada Coopers & Lybrand:

(1) Phar-Mor harus mengumpulkan bukti yang menunjukkan bahwa Coopers & Lybrand melakukan penipuan dan kerjasama dengan manajemen untuk merekayasa Laporan Audit dengan tidak mengungkapkan temuan yang material seperti:

(2) bukti komunikasi baik resmi, telepon, atau email antara KAP dengan manajemen sebelum, selama, dan setelah proses audit yang menunjukkan adanya upaya rekayasa seperti penentuan sample toko dan sebagainya.

(3) membuat interview dengan staf Phar-Mor khususnya yang berhubungan dengan KAP bahwa ada upaya rekayasa tersebut;

(4) mempelajari kontrak dan penugasan KAP khususnya terkait sifat dan klausul pekerjaan audit serta nilai kontrak apakah terdapat kejanggalan dengan realisasi pelaksanaan dan nilai pembayaran.

Hal-hal yang dapat dilakukan Coopers & Lybrand (KAP) untuk melakukan pembelaan: (1) Menunjukkan dokumen (working paper) yang menunjukkan bahwaauditor telah

melakukan penilaian risiko atas pengendalian intern dan fraud serta hal-hal yang telah dilakukan untuk memitigasi risiko tersebut dalam program audit;

(2) Menunjukkan dokumen hasil review atas pekerjaan staf yang mendukung bahwa audit telah dilaksanakan sesuai standar;

(3) Menunjukkan dokumen komunikasi dengan komite audit dewan komisaris perusahaan yang mendukung bahwa auditor telah menginformasikan hal-hal penting selama proses audit.

(4) Menunjukkan surat tugas yang jelas sifat dan klausul pekerjaan auditor dan membuat argument bahwa dalam hal tertentu seperti penentuan sample Toko yang diperiksa agar diberitahukan terlenih dahulu agar tidak mengecewakan pelanggan dan mengganggu proses pemeriksaan.

(5) Memperkuat fakta bahwa fraud dilakukan secara terstruktur oleh manajemen tertingi perusahaan (contributory negligence).

B. Komentar keabsahan dan kekuatan pernyataan yang disampaikan oleh kedua pihak: N

o Tuduhan dan respon Komentar

1a Auditor seharusnya mendeteksi kecurangan (fraud) atas persediaan. Hal tersebut merupakan

(4)

hal yang mendasar dalam akuntansi. Apalagi ini

audit (Paul Manion, Phar-Mor Lawyer) fraud dilakukan oleh manajementertinggi perusahaan saat itu sehingga pengendalian internal telah dimodifikasi sedemikian rupa untuk menutupi fraud.

1b Perusahaan menyewa auditor, jika ingin investigasi privat maka perusahaan perlu menyewa auditor lain untuk kepentingan itu. (KAP)

2a Auditor tidak mencari dokumen selain lembar ikhtisar persediaan sehingga tidak dapat menemukan adjustment yang tidak dapat dijelaskan (Paul Manion)

Auditor tidak percaya begitu saja pada ihktisar persediaan yang ditunjukkan manajemen tetapi juga telah melakukan prosedur audit seperti pemeriksaan fisik dan review kebijakan akuntansi.

2b Fraud bukanlah hal yang sederhana. Bagian Keuangan bermain dengan formula akuntansi yang rumit dengan skema adjustment nilai terbawa (carriying values) dan marjin kotor yang sulit dideteksi serta melibatkan CEO dan Pejabat tinggi bagian keuangan. Jika kami menyadari adanya fraud yang dilakukan eksekutif maka kami akan memperluas dan memperdalam prosedur audit.

Berdasarkan modus yang terjadi, kecurangan (fraud) memang dilakukan oleh Manajemen tinggi perusahaan waktu itu.

3c Phar-Mor menuduh KAP melakukan manipulasi dan kelalaian dengan kegagalan untuk membuka fraud yang masif dan salah interprestasi analisis keuangan Phar-Mor dalam Laporan auditnya. Beberapa keputusan strategis perusahaan dilakukan berdasarkan rekomendasi Laporau audit tersebut.

Jika fraud dilakukan secara masif maka auditor akan sulit mengungkapnya dan rekomendasi yang diberikan pun akan tidak tepat karena berasal dari laporan keuangan yang telah dimanipulasi

3d Perusahaan berusaha membebankan fraud yang dilakukan secara masif oleh manajemen tinggi saat itu kepada Auditor.

Perusahaan memang mengalami kerugian atas fraud ini namun seharusnya tidak semata menuntut auditor namun juga harus melakukan upaya hukum terhadap Manajemen eksekutif yang terlibat saat itu.

4a Dalam hubungan bisnis, sangat tidak

wajar jika David Saphira begitu percaya apa saja yang dilakukan oleh koleganya tersebut.

4b Sulit bagi David Saphira walaupun dia

(5)

Referensi

Dokumen terkait