• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KUALITAS SARAPAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V DI SD NEGERI 21 MANADO | Lasidi | JURNAL KEPERAWATAN 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KUALITAS SARAPAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V DI SD NEGERI 21 MANADO | Lasidi | JURNAL KEPERAWATAN 1 SM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

H UB UNG A N S T A T US G I Z I D A N K UA L I T A S S A R A PA N PA G I

D E NG A N PR E S T A SI B E L A J A R S I S W A K E L A S I V D A N V

D I SD NE G E R I 21 M A NA DO

O k tifani D evi L asidi A dr ian Umboh

Y udi I smanto

Program Studi Ilmu K eperawatan F akultas K edokteran Universitas Sam R atulangi Manado

E mail: Oktifanilasidi@ gmail.com

A bstarct : Nutritional status is the measure of succes in fulfillment of nutrition for children indicated by weight and height. Breakfast is the energy supply to the brain is best so that you can concentrate in school. T his Purpose aims to know the relationship of nutritional status and quality of breakfast with the achievement studied at SD Negeri 21 Manado. D esign R esearch with C ross Sectional. S ampling in this research are the T otal Sampling there are 51 respondents research. T he R esult of the R esearch using instruments qustionnaries, observation sheets, the value of report cards and statistical test C hi-Square at the level if significance of 95% (α = 0.05). the result showed there are 23 respondents were ini the category of less nutrtional status and 23 respondents are on the requirements of quality breakfast and 25 respondents were in category a grade of C or less. T he C hi-Square test result indicate that there is a relatioship of nutritional status with the achievement studied at SD Negeri 21 Manado where p= 0.004 value smaller than α = 0.05 and there is a connection with the breakfast quality achievement studied at SD Negeri 21 Manado where the value of p= 0.000 is smaller tahn α = 0.05. C onclusion the results of this study showed no relathioship between nutritional status and quality of breakfast with the learning achievments of students of class IV dan V SD Negeri 21 Manado.

K ey words : Nutritional Status, T he Quality Of L earning Achievements, F ull Breakfast.

A bstr ak : S tatus gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan. S arapan pagi merupakan pasokan energi untuk otak yang paling baik agar dapat berkonsentrasi di sekolah. T uj uan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan status gizi dan kualitas sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa di S D Negeri 21 Manado. D esain Penelitian ini dengan pendekatan C ross Sectional. S ampel dalam penelitian ini adalah T otal Sampling terdapat 51 reponden. Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner, lembar observasi , nilai raport dan uji statistik C hi-Square pada tingkat kemaknaan 95% ( α =0.05). H asil Penelitian terdapat 23 responden berada pada ketegori status gizi kurang dan 23 responden berada pada ketegori kualitas sarapan pagi yang cukup dan 25 responden berada pada kategori Nilai C /kurang dengan menggunakan uji C hi-Square menunjukan ada hubungan status gizi dengan prestasi belajar di S D 21 Manado dimana nilai signifikan 0.004 lebih kecil dari α =0.05 dan ada hubungan kualitas sarapan pagi dengan prestasi belajar di S D Negeri 21 Manado dimana nilai signifikan 0.000 lebih kecil dari α =0.05. S impulan hasil peneltian ini menunjukan ada hubungan antara status gizi dan kualitas sarapan pagi dengan prestasi belajar pada siswa kelas IV dan V di S D Negeri 21 Manado.

(2)

PE ND A H UL UA N

A nak merupakan harapan masa depan. K arenanya perlu dipersiapkan agar kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, bermoral, dan berguna bagi bangsa. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat sangat diperlukan dalam mengisi pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa indonesia. S alah satu upaya peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat. Gizi yang seimbang dapat meningkatkan ketahanan tubuh, dapat meningkatkan kecerdasan dan menjadikan pertumbuhan yang normal D epkes R I (2008). K ualitas S umber D aya Manusia (SD M) merupakan syarat mutlak menuju pembangunan di segala bidang. S tatus gizi merupakan salah satu faktor penentu yang sangat berpengaruh pada kualitas S umber D aya A lam (S D M) terutama yang berkaitan dengan kecerdasan, produktivitas dan kreativitas (A rsad, 2008).

S tatus gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinngi badan anak. S tatus gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrisi (C reasoft, 2010). D ari hasil survey T he American D ietetic Association menyatakan bahwa diantara ti ga kali waktu makan, sarapanlah yang paling penting. K arena kalau diibaratkan, sarapan itu seperti “isi bensin” setelah perut kita ksong selama 8-10 jam. Makanan ini diperlukan untuk mengaktifkan daya kerja tubuh kita dan tidak gampang lelah. T anpa sarapan yang cukup otak akan sulit berkonsentrasi pada saat proses belajar mengajar di sekolah (Hidayat,2011). K emampuan intelektual anak sangat menentukan keberhasilan anak dalam memperoleh prestasi. Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki anak dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa bukan semata-mata karena kecerdasan saja tetapi ada faktor lain yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswatersebut. F aktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor internal yang meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis, dimana status gizi termasuk dalam faktor fisiologis tersebut, dan faktor ekstenal, serta faktor pendekatan belajar (S yah,2010).

Penelitian yang dilakukan E va (2011) bahwa ada hubungan antara status gizi dan faktor-faktor terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan A rijanto (2008)) bahwa terdapat hubungan antara sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan S yahnur (2012) bahwa terdapat hubungan status gizi dan sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan T usala (2012) bahwa kebiasaan makan pagi,status gizi dan prestasi belajar siswa sekolah dasar. Gizi dibutuhkan anak sekolah untuk pertumbuan dan perkembangan, energi, berpikir, beraktivitas, dan daya tahan tubuh. Gizi yang berkualitas sangat penting pada usia tersebut anak mengalami tumbu kembang yang pesat (E va 2011).

(3)

S ulawesi Utara menunjukan bahwa prevalensi anak gizi lebih adalah 20% dan prevalensi anak dengan gizi kurang adalah 50%.

Pengambilan data awal di S D N 21 Manado didapatkan J umlah siswa kelas IV dan V berjumlah 76 orang dimana kelas IV 30 orang dan kelas V 46 orang. Hasil wawancara dengan 10 siswa kelas IV 4 orang dan kelas V 6 orang. D idapatkan 4 siswa mengatakan sarapan setiap hari, 5 orang mengatakan kadang-kadang sarapan pagi dan 1 orang mengatakan tidak sarapan pagi. S etelah dilakukan tanya jawab tentang proses belajar mengajar siswa mengatakan jika tidak sarapan pagi kegiatan belajar mengajar di sekolah terganggu misalnya : gelisah, tidak semangat belajar, pusing, sakit perut. D idapatkan hasil observasi Indeks Masa T ubuh menurut Umur ( IMT /U) dengan kategori : 4 Normal (-2S D s/d +1 S D ), 2 S angat K urus ( <-3S D ), 4 orang K urus. 1 dari 4 siswa dengan kategori normal memiliki nilai di bawah rata-rata (<78.0), 1 dari 2 siswa dengan kategori sangat kurus memiliki nilai di atas rata-rata (78>) , 1 dari 3 siswa dengan kategori kurus memiliki nilai di atas rata-rata (78>). D ari data yang didapat maka peneliti ingin mengetahui lebih lanjut tentang hubungan status gizi dan sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa.

M E T O D E PE NE L I T I A N

Penelotian ini adalah peneltian kuantitatif karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dua variabel bebas (status gizi dan kualitas sarapan pagi) dan variabel terikat (prestasi belajar). Penelitian ini menggunakan pendekatan C ross-sectional yaitu menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel idependent dan dependent hanya satu kali pada suatu saat (Nursalam,2009). T empat dan waktu penelitian pada bulan November 2018-J anuari 2018 di S ekolah D asar Negeri 21 Manado. Populasi yang ada di kelas iv dan v berjumlah 76 orang, sampel T otal Sampling, namun saat penelitian hanya

terdapat 51 responden dikarenakan terdapat 25 responden yang termasuk dalam kriteria eksklusi.

H A S I L dan PE M B A H A S A N T abel 1. D istr ibusi M enur ut Umur

Umur n %

8 T ahun 10 19.6

9 T ahun 19 37.3

10 T ahun 9 17.6

11 T ahun 13 25.5

T otal 51 100.0

(Sumber : D ata Primer 2018)

B erdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa sebanyak 10 responden (19.6%) yang berusia 8 tahun, 19 responden (37.3%) yang berusia 9 tahun, 9 responden (17.6%) berusia 10 tahun, dan sebanyak 13 responden (25.5%) yang berusia 11 tahun.

T abel 2. D istr ibusi M enur ut J enis K elamin

J enis K elamin

n %

L aki-laki

32 62.7 Perempuan

19 37.3 T otal

51 100.0 (Sumber : D ata Primer 2018)

B erdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa sebanyak 32 responden (62.7%) yang berjenis kelamin laki-laki, dan sebanyak 19 responden (37.3%) yang berjenis kelamin perempuan.

T abel 3. D istr ibusi M enur ut S tatus G izi S tatus G izi R esponden n %

S angat K urus 22 43.1

K urus 18 35.3

Normal 11 21.6

T otal 51 100.0

(4)

B erdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa mayoritas status gizi responden berada pada kategori sangat kurus yakni sebanyak 22 responden (43.1%) dan kategori kurus mayoritas status gizi responden berada pada kategori cukup yakni sebanyak 20 mayoritas prestasi belajar responden berada pada kategori dibawah rata-rata yakni sebanyak 27 responden (52.9%), dan kategori diatas rata-rata sebanyak 24 responden (47.1%). Square pada tingkat kepercayaan 95% dengan (α = 0.05%) menunjukan ada Square pada tingkat kepercayaan 95% dengan (α = 0.05%) menunjukan ada hubungan antara kualitas sarapan pagi dan prestasi belajar dimana nilai P=0.000 lebih kecil dari 0.05%.

Pembahasan

(5)

sarapan pagi. K ondisi ini lebih tinggi terjadi siswa laki-laki. A lasan tidak sarapan pagi 64% karena tidak sempat, 28% karena tidak bisa bangun pagi. S iswa yang tidak sarapan pada umumnya anak sudah diberi uang jajan sementara makanan yang dijajankan di sekolah kurang terjamin kandungan gizinya (A nita R ahmiwati, 2014).

B erdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa siswa yang mempunyai status gizi normal sebanyak 11 orang dan siswa yang mempunyai status gizi kurus sebanyak 18 orang , sedangkan siswa yang mempunyai status gizi sangat kurus sebanyak 22 orang. Y ang perlu diketahui bahwa kenapa siswa dengan status gizi sangat kurus mempunyai presentase yang paling tinggi karena berdasarkan penelitian yang dilakukan menggunakan lembar kuesioner didapati siswa dengan gizi sangat kurus setiap sarapan pagi makan makanan seimbang sedangkan dengan gizi normal dan kurus lebih sering makan makana ringan atau snack dari pada makanan seimbang. T ingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi (A risman, 2010).

B erdasarkan hasil yang didapat didukung oleh pendapat S yahnur (2012) bahwa pengaruh makanan terhadap perkembangan otak, apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil. J umlah sel dalam otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan dan ketidaksempurnaan organisasi biokimia dalam otak. K eadaan ini berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak. Gangguan A kibat K ekurangan Y odium (GA K Y ) mempunyai akibat buruk anak menjadi lamban dan sulit menerima pelajaran dan menurut pendapat K homsan (2012) anak yang mengalami GA K Y

mempunyai Intelligence Quotient ( IQ) lebih rendah 50 skor dibandingkan anak yang tidak mengalami G A K Y .

T etapi prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh status gizi, masih banyak faktor lain yaitu faktor internal yang terdiri dari faktor intelegensi, minat, keadaan fisik dan psikis dan faktor eksternal yang terdiri dari lingkungan keluarga, keadaan sekolah dan sumber-sumber belajar (Merryana, 2014). Hasil penelitian menunjukkan hanya 25.5% siswa yang memiliki kualitas sarapan pagi berada pada kategori baik sebagian besar siswa memilki kualitas sarapan pagi berada pada kategori cukup 39.2% dan kurang 35.3%. S arapan pagi merupakan makanan yang dimakan pada pagi hari. S arapan pagi mempunyai peranan penting bagi anak. A nak yang terbiasa sarapan pagi akan mempunyai kemampuan yang lebih baik daripada anak yang tidak terbiasa sarapan pagi. S arapan pagi bagi anak akan memacu pertumbuhan dan memaksimalkan kemampuan di sekolah ( I D ewa, 2007)

B erdasarkan penelitian A nita R ahmiwati (2014) didapatkan hasil bahwa menu sarapan pagi yang mengandung karbohidrat kompleks memberikan pengaruh positif bagi anak dalam mempertahankan kemampuan konsentrasi belajar dan mengingat di sekolah. Penelitian di A merika menunjukkan bahwa sarapan pagi berkontribusi secara signifikan terhadap intake gizi harian anak sehingga dengan adanya sarapan pagi dapat meningkatkan kualitas dan kecukupan gizi pada anak usia sekolah.

(6)

K homsan (2012) anak-anak yang menderita gizi kurang berpenampilan lebih pendek dengan bobot badan lebih rendah dibandingkan rekan-rekannya sebaya yang sehat dan bergizi baik. L aju pertambahan bobot akan lebih banyak terpengaruh pada kondisi kurang gizi dibandingkan tinggi badan. Oleh karena itu, penurunan bobot badan ini, yang paling sering digunakan untuk menyaring anak-anak yang mengalami gizi kurang. B ila defisiensi gizi berlangsung lama dan parah, maka pertumbuhan tinggi badan akan terpengaruh pula, bahkan proses pendewasaan akan terganggu. Pertumbuhan tinggi badan ini bisa terhambat bila seorang anak mengalami defisiensi protein (meskipun konsumsi energinya cukup). S edangkan bobot badan lebih banyak dipengaruhi oleh cukup tidaknya konsumsi energi.

K ekurangan gizi menyebabkan anak mudah lelah, tidak kuat melakukan aktivitas fisik yang lama, tidak mampu berpikir dan berpartisipasi penuh dalam proses belajar. R isiko untuk menderita penyakit infeksi lebih besar pada anak yang kurang gizi, sehingga tingkat kehadirannya rendah di sekolah (Sulistyoningsih, 2011). S eorang anak sekolah berusia 9 tahun harus berangkat ke sekolah pukul 6.00 pagi, pulang sekolah pukul 15.00. Ini biasanya dilanjutkan dengan segala macam kursus dari computer sampai bahasa Inggris hingga pukul 18.00. D i rumah ia masih harus mengerjakan pekerjaan rumah dan mempersiapkan pelajaran untuk esok harinya. D engan aktivitas tinggi seperti itu, stamina anak akan cepat menurun kalau tidak ditunjang dengan intake pangan dan gizi yang cukup dan berkualitas (K homsan, 2012)

S I M PUL A N

B erdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang status gizi dan kualitas sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa kelas iv dan v di S D Negeri 21 Manado didapatkan status gizi responden berada pada kategori sangat kurus, kualitas sarapan

pagi responden berada pada kategori cukup dan sebagian prestasi belajar siswa berada pada kategori dibawah rata-rata, sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dan kualitas sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa kelas IV dan V S D .

D A F T A R PUST A K A

A nita, R . (2014). T umbuh K embang Anak. J akarta : PT . K ompas Media Nusantara

A rsad, R A . (2008). Perbedaan Hemoglobin, Status gizi dan Prestasi Belajar Anak SD Wilayah Gunung dan Pantai di K abupaten Polewali Mandar tahun 2008. F K M-UNHA S , Makassar .

A risman. (2010). Gizi dalam daur kehidupan : B uku A jar Ilmu gizi. J akarta B uku K edokteran E GC . A rijanto, A . (2008). Hubungan antara

sarapan pagi dengan prestasi belajar yang di capai.

C reasoft. 2010. Referensi K esehatan Status Gizi.

D epekes R I, (2009). Analisis Situasi Gizi dan K esehatan Masayarakat. J akarta

E va, F . (2011). Hubungan Antara Status Gizi dan F aktor-faktor lain T erhadap Prestasi. S kripsi:F K M UI. 2011

F aridi. (2010). K ebiasaan Makan Pagi D engan K onsentrasi Belajar. Hidayat. A . 2011. Manfaat Sarapan.

J akarta. E rlangga.

Nursalam. (2009). K onsep D an Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu K eperawatan. S alemba Medika, J akarta.

(7)

K homsan, A . (2010). Pangan D an Gizi Untuk K esehatan. J akarta: PT R aja Grafindo.

K homsan, A . (2012). E kologi Masalah Gizi, pangan dan K emiskinan. B andung

Merryana, A . B ambang, W . (2014). Penerapan Gizi D alam Siklus K ehidupan. J akarta: K E NC A NA Perdana Media Group

R iskesdas. (2013). Halaman 216, Status Gizi Anak Usia 5-18 T ahun S yahnur, M (2012). Hubungan kebiasan

pagi dan status gizi dengan prestasi belajar anak di SD N 20 pangkajene sidrap.

S yah, M. (2010). P sikologi Belajar. J akarta: PT aja Grafindo Persada S ulistyoningsih, H. (2011). Gizi Untuk

K esehatan Ibu D an Anak. Graha Ilmu, J akarta.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Menurut Umur Umur 8 Tahun
Tabel 4. Distribusi K ualitas Sarapan Pagi K ualitas Sarapan

Referensi

Dokumen terkait

Kepada peserta lelang atau masyarakat yang keberatan atau tidak puas dengan keputusan ini diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis selambat-lambatnya

Alat musik yang bernada dan mempunyai irama, serta berfungsi mengiringi sebuah lagu disebut alat

Berdasarkan Berita Acara Evaluasi Penawaran Perencanaan Pembangunan Gedung Pos SAR Saumlaki Nomor : BA.02/PL.004-ULP/III/SAR AMB-2015 Tanggal 26 Maret 2015, Pokja

selalu memberikan pendapat yang bertentangan dengan orang

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Hasil Kualifikasi nomor BA-10/BC.015/ULP/POKJA.INSW/2017 tanggal 28 Februari 2017, dengan ini Kelompok Kerja Khusus ULP Kantor Pusat

Peserta yang memasukan dokumen penawaran dapat menyampaikan sanggahan secara elektonik melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada Pokja Jasa Konsultansi ULP

Alat yang digunakan untuk membuat topeng kayu adalah… A.. Kelebihan topeng yang dibuat dari

2) Pada tataran akomodasi mahasiswa meyakini nilai-nilai yang terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yang bermartabat.