• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lingkungan Keluarga dan Fasilitas Belaja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Lingkungan Keluarga dan Fasilitas Belaja"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Lingkungan Keluarga

dan Fasilitas Belajar Terhadap

Hasil Belajar Siswa Akuntansi

SMK Negeri 31 Jakarta Pusat

Irawaty Lusiana Putri Hutahaean 8105110051

Santi Susanti, S.Pd,. M.Ak Susi Indriani, S.E, M.S.Ak

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian seseorang serta kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung selama seumur hidup.

Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius dalam menangani masalah dalam bidang pendidikan, karena dengan sistem pendidikan yang baik maka diharapkan akan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan keterampilan, kecerdasan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dalam rangka membangun diri sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Pendidikan merupakan kunci untuk menciptakan generasi yang unggul dan mampu bersaing. Pembaharuan dan pengembangan di bidang pendidikan sangat diperlukan untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang selalu maju dan berkembang. Penyelenggaran pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur,

yaitu jalur pendidikan formal dan informal. Jalur pendidikan formal merupakan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah melalui kegiatan belajar dan mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan.Sedangkan, pendidikan informal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah, melalui kegiatan belajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan contohnya seperti kursus mejahit, memasak, komputer dll. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga.

Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dengan lingkungannya dan di dalam proses interaksi itu terdapat perubahan tingkah laku dalam diri invidu tersebut baik perubahan yang bersifat positif ataupun negatif. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa mencerminkan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan yang bermutu dapat dicapai dengan cara menerapkan proses belajar mengajaar yang efektif dan juga efisien. Hasil belajar merupakan bagian akhir dari proses belajar. Banyak siswa yang mengalami masalah dalam belajar, akibatnya hasil belajar yang diperoleh menjadi rendah.

(2)

kalinya dan merupakan lingkungan pertama dalam pembentukan kepribadian dan kemampuan anak. Pentingnya pendidikan anak di lingkungan keluarga menjadikan keluarga mempunyai pengaruh yang positif terhadap keberhasilan anak. Cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian dan perhatian orang tua, latar kebudayaan juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dalam meningkatkan hasil belajar juga di perlukan kerjasama yang baik antara pihak sekolah dan orang tua siswa. Kenyataan yang ada sekarang ini adalah orang tua cenderung menyerahkan proses pembelajaran siswa sepenuhnya kepada pihak sekolah. Orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya yang menyebabkan kurangnya perhatian yang mereka berikan dan cenderung acuh terhadap kegiatan belajar anak. Seseorang yang dididik dan dibimbing dalam keluarga yang kurang kasih sayang dan kurang perhatian, maka siswa tersebut akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang nakal dan pemalas.

Seperti halnya yang terjadi di kota

Malang, “terdapat ratusan pelajar SMP

Negeri 15 terindikasi telah menggunakan narkoba dan obat-obat terlarang lainnya dan pelajar yang mengkonsumsi narkoba tersebut adalah rata-rata berasal dari keluarga broken home.” Semakin baik relasi antara anggota keluarga maka hasil belajar siswa juga akan baik begitu juga sebaliknya kondisi keluarga yang tidak harmonis menyebabkan hasil belajar anak tidak akan maksimal.

Dalam proses pembelajaran, motivasi dari dalam diri siswa juga sangat diperlukan untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik, karena apabila siswa tidak memiliki keinginan sendiri untuk belajar, maka siswa tersebut tidak akan memperoleh hasil belajar yang maksimal. Motivasi belajar siswa yang rendah menyebabkan mereka tidak dapat belajar secara optimal selama di kelas, sehingga berdampak pula pada hasil

belajar yang akan diperoleh oleh siswa tersebut. Berkurangnya semangat belajar para siswa, pada dasarnya akan menyebabkan kurang betahnya siswa untuk mengikuti proses belajar di sekolah. Seperti halnya yang terjadi di Provinsi Surabaya, “Siswa SDN Dupak V tiap berangkat dan pulang sekolah harus menyeberangi sungai menggunakan kapal kecil yang pengoperasiannya menggunakan tenaga manusia, yang digunakan menggunakan kawat seling.”

Semakin tinggi motivasi belajar siswa maka akan semakin baik pula hasil belajar yang diperoleh, begitu juga sebaliknya apabila motivasi belajar siswa rendah maka hasil belajar yang diperoleh tidak akan maksimal. Berdasarkan pengamatan peneliti di sekolah yang akan menjadi tempat penelitian, masih banyak siswa yang kurang memiliki motivasi belajar. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang datang terlambat ke sekolah dan seringkali terlihat acuh dan cuek dalam belajar.

Hasil belajar juga ditentukan oleh kondisi fisik siswa itu sendiri. Kesehatan siswa sangat berpengaruh pada kondisi ketika mengikuti proses belajar. Kondisi fisik pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam mengikuti pembelajaran. Orang yang segar jasmaninya, akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam kondisi kelelahan. Seperti halnya yang terjadi di

Rembang, “Siswi SMAN 1 Lasem pingsan

saat mengikuti Ujian Nasional hari pertama lantaran keletihan dan tidak

sarapan.”

(3)

membantu proses belajarnya seperti ruang belajar, alat-alat pelajaran, penerangan dan suasana tempat belajar. Karena, orang yang belajar tanpa dibantu dengan fasilitas tidak jarang akan mendapatkan hambatan dalam menyelesaikan kegiatan belajar. Oleh karena itu, fasilitas tidak bisa diabaikan dalam masalah belajar. “SMA Negeri 18 Kota Bekasi masih menumpang di SD Negeri di Bekasi Jaya VI, Bekasi Timur meski sudah melaksanakan kegiatan belajar-mengajar sejak tiga tahun lalu”.

Fasilitas belajar yang memadai akan mendukung siswa dalam mencapai prestasi belajar. Pemakaian fasilitas secara optimal sesuai dengan kebutuhan akan banyak memberikan peluang kepada siswa untuk berprestasi. Kondisi lingkungan belajar yang tidak kondusif juga sangat menghambat hasil belajar siswa yang maksimal.

Proses belajar mengajar itu memerlukan ruang dan lingkungan pendukung untuk dapat membantu siswa dan guru agar dapat berkonsentrasi dalam belajar. “Sejumlah siswa SMK Bakti Insani Kota Bogor Senin pagi terpaksa menggunakan masker dalam mengerjakan ujian nasional. Hal ini tentu saja membuat konsentrasi mereka terganggu, ratusan siswa lain terpaksa menggunakan masker, saat mengikuti ujian nasional karena bau kotoran sapi yang menyengat. Kebetulan sekolah ini bersebelahan dengan peternakan sapi perah. Pihak sekolah pernah mengajukan keberatan namun tidak digubris”.

Oleh karena itu, jika para siswa belajar dalam kondisi yang menyenangkan dengan kelas yang bersih, udara yang bersih, dan sedikit polusi suara, niscaya hasil belajar yang diperoleh siswa juga akan naik. Dalam hal ini peneliti menemukan masalah yang serupa di sekolah tempat penelitian akan berlangsung, hal ini dapat dilihat dari kondisi sekitar sekolah yang kurang kondusif yang ditandai dengan lingkungan sekolah yang berdekatan dengan pemukiman padat penduduk dan

bersebelahan dengan sungai yang menimbulkan bau tak sedap yang dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa.

Hasil belajar siswa yang diperoleh tidak luput dari peran guru sebagai pendidik dan fasilitator penyampaian materi pelajaran. Apabila guru memiliki kompetensi yang baik, maka proses pembelajaran akan lebih kondusif dan materi pelajaran akan diserap siswa dengan baik pula. Akan tetapi saat ini banyak guru yang tidak memiliki kompetensi yang baik, sehingga membuat kurang maksimalnya proses pembelajaran pada diri siswa itu sendiri.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, “Nilai rata-rata sementara hasil uji kompetensi awal (UKA) guru tidak memuaskan. Pasalnya, dari hasil pemindaian yang baru berjalan 82 persen , menunjukkan bahwa nilai rata-rata guru SD hanya mencapai angka 35

dari 100 soal yang dikerjakan”. Fakta yang demikian merupakan ironi dalam bidang pendidikan, sebab jika ingin membuat pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik harus ada peningkatan kompetensi guru yang ada. Apabila kompetensi guru terus-menerus rendah, maka pendidikan di Indonesia tidak akan berkembang sesuai dengan harapan. Masalah yang demikian juga dapat ditemui di sekolah tempat penelitian akan berlangsung, dapat dilihat dari terdapat beberapa guru yang masih menggunakan metode belajar yang kurang variatif sehingga kompetensi yang dimiliki guru tersebut kurang mengembangkan pengetahuan siswa.

(4)

A.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat di identifikasi permasalahannya yaitu sebagai berikut:

1. Kondisi keluarga siswa yang kurang harmonis atau broken home;

2. Kurangnya motivasi belajar dari dalam diri siswa;

3. Kondisi fisik yang kurang baik dalam proses pembelajaran;

4. Lingkungan belajar siswa yang tidak kondusif;

5. Kurangnya fasilitas belajar siswa baik fasilitas di sekolah maupun fasilitas di rumah;

6. Kompetensi guru yang kurang baik dalam proses pembelajaran.

B.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, ternyata hal yang mempengaruhi hasil belajar siswa sangat luas. Berhubung terdapat keterbatasan yang dimiliki peneliti, maka penelitian ini dibatasi

hanya pada masalah: “pengaruh lingkungan keluarga dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa”.

C.Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh antara

lingkungan keluarga terhadap hasil belajar siswa?

2. Apakah terdapat pengaruh antara fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa?

3. Apakah terdapat pengaruh antara lingkungan keluarga dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa?

D.Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat bagi berbagai pihak antara lain:

1. Peneliti

Menambah wawasan berpikir dan ilmu pengetahuan serta pengalaman peneliti dalam mengaplikasikan ilmu

yang telah didapat selama duduk di bangku perkuliahan.

2. Universitas Negeri Jakarta a. Kegunaan teoritis

Kegunaan teoritis dalam penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dan referensi penelitian mengenai pengaruh lingkungan keluarga dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa.

b. Kegunaan Praktis

1) Bagi mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Dapat dijadikan tambahan dan bahan referensi yang bermanfaat dan relevan khususnya bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi. 2) Bagi Universitas Negeri Jakarta

Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan ekonomi dan khususnya perpustakaan Universitas Negeri Jakarta serta dapat menambah informasi dan pengetahuan bagi civitas akademika yang akan mengadakan penelitian mengenai pengaruh lingkungan keluarga dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar serta menambah referensi perbendaharaan kepustakaan.

3) Bagi sekolah

Dapat dijadikan bahan informasi dan referensi bagi pihak sekolah untuk mengetahui bahwa terdapat hubungan antara lingkungan keluarga dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa. 4) Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang hubungan antara lingkungan keluarga dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa sehingga masyarakat yang berkepentingan dapat membedakan secara jelas hasil dari penelitian ini.

BAB II

KAJIAN TEORITIK

(5)

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, “Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki

seseorang.”

Menurut Gagne, “Hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori.”

Sedangkan Winkel mengemukakan bahwa, “Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.”

b. Alat Ukur Hasil Belajar

Menurut Benyamin.S Bloom, indikator hasil belajar dibagi menjadi 3 ranah, yaitu: ranah kognitif (yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek: pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi) ranah afektif (berkenan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi) dan ranah psikomotoris (yang berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek: gerakan reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif). Hasil belajar akan diukur menggunakan ranah kognitif menggunakan nilai formatif.

2. Lingkungan Keluarga

a. Pengertian Lingkungan Keluarga

Menurut Umar Tirtarahardja,

“Lingkungan keluarga adalah

lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga merupakan pengelompokkan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga ini dapat berbentuk keluarga inti (nucleus family: ayah, ibu dan anak), ataupun keluarga yang diperluas (di samping inti, ada orang lain: kakek/nenek, adek/ipar, pembantu, dan lain-lain).”

Menurut Hasbullah, “Lingkungan

keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Juga dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah

dalam keluarga.”

Sedangkan menurut Minuchin,

“keluarga adalah multibodied organism yang terdiri dari banyak badan. Keluarga adalah satu kesatuan (entity) atau organism. Ia bukanlah merupakan kumpulan (collection) individu-individu. Ibarat amoeba, keluarga mempunyai komponen-komponen yang membentuk organisme dan komponen-komponen itu adalah anggota

keluarga.”

b. Alat Ukur Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga diukur dari cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga.

3. Fasilitas Belajar

a. Pengertian Fasilitas Belajar

Menurut Suharsimi Arikunto,

“sarana pendidikan adalah semua

fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan juga

(6)

Suryosubroto mengatakan bahwa

“sarana/fasilitas pendidikan adalah

semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif

dan efisien.”

Sedangkan menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah, “sarana pendidikan

diartikan sebagai semua fasilitas yang menunjang proses belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan termasuk personil dan

kurikulum.”

b. Alat Ukur Fasilitas Belajar

Fasilitas belajar dapat diukur dari tersedianya fasilitas bergerak dan tersedianya fasilitas tidak bergerak.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kajian penelitian sebelumnya dari beberapa jurnal. Pertama, Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Fasilitas Belajar terhadap Prestasi Belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran di SMKN1 Payakumbuh oleh Fanny Violita, Fakultas Ekonomi UNP, 2008. Teori yang dikembangkan dalam penelitian ini teori Lingkungan Keluarga yang dikemukakan oleh Slameto yaitu keluarga memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan belajar siswa. Sedangkan teori fasilitas belajar dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono yaitu lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik.

Kedua, Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Hasil Belajar siswa pada mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Marawola oleh Babul Hasanah, FKIP Universitas Tadulako, 2009. Teori yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah teori Lingkungan Keluarga yang dikemukan oleh Hamalaik yaitu lingkungan

(environtment) sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang sangat penting.

Ketiga, Pengaruh Lingkungan Belajar dan Fasilitas Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika siswa SMA Negeri 1 Kandangan oleh Atik Andarwati, FMIPA STKIP PGRI Jombang. Teori yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah teori Fasilitas Belajar yang dikemukakan oleh Hamalik yaitu lingkungan belajar adalah sesuatu yang berada diluar diri siswa yang dapat mendukungnya dalam proses belajar mengajar. Sedangkan teori fasilitas belajar dikemukakan oleh UU Sikdiknas pasal 45 ayat 1 yaitu bahwa setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik.

Keempat, Pengaruh Fasilitas Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar siswa mata pelajaran peralatan kantor pada siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Cokroaminoto Banjarnegara oleh Dwi Raflian Giantera, FE UNNES, 2007. Teori yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Fasilitas Belajar yang dikemukakan oleh Gie yaitu untuk belajar yang baik hendaknya tersedia fasilitas belajar yang memadai antara lain ruang belajar yang baik, perabotan belajar yang tepat, perlengkapan belajar yang efisien.

(7)

yaitu faktor-faktor yang bersumber dari keluarga yang mempengaruhi hasil belajar adalah: 1) kemampuan ekonomi orangtua yang memadai, 2) anak kurang mendapat pengawasan dan perhatian orangtua, 3) harapan orangtua yang terlalu tinggi terhadap anak dan 4) orangtua pilih kasih terhadap anak.

C. Kerangka Teoritik

Menurut Muhibbin Syah, “hasil

belajar dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar. Faktor eksternal salah satunya adalah terdiri dari Lingkungan Sosial. Banyak faktor dalam lingkungan sosial ini yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, berikut ini faktor-faktor dalam lingkungan sosial yaitu: (1) para guru, (2) tenaga kependidikan (3) teman sekelas (4) masyarakat dan (5)

lingkungan keluarga/orang tua.”

Menurut Winkel W.S “faktor -faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu yang termasuk dalam faktor eksternal adalah faktor pengaturan belajar disekolah yaitu kurikulum, disiplin sekolah, guru, fasilitas belajar dan

pengelompokkan belajar.”

Menurut Sumadi Suryabrata

“terdapat dua faktor yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang termsuk dalam faktor eksternal adalah faktor-faktor nonsosial dan faktor sosial. Faktor nonsosial adalah keadaan udara, suhu udara, cuaca, alat-alat yang dipakai untuk belajar/fasilitas belajar sedangkan faktor sosial adalah faktor manusia seperti teman, tetangga dan

keluarga.”

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan pada deskripsi teoritis dan kerangka berpikir yang telah

disusun, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

1.Terdapat pengaruh antara Lingkungan Keluarga terhadap hasil belajar;

2.Terdapat pengaruh antara Fasilitas Belajar terhadap hasil belajar;

3.Terdapat pengaruh antara Lingkungan Keluarga dan Fasilitas Belajar terhadap hasil belajar.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan berdasarkan data dan fakta yang valid serta dapat dipercaya mengenai:

1. Pengaruh lingkungan keluarga terhadap hasil belajar siswa;

2. Pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa;

3. Pengaruh lingkungan keluarga dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada SMK Negeri 31 Jakarta, yang beralamat di Jalan Kramat Jaya Baru Blok D II. Tempat ini dipilih karena peneliti melihat masih banyak permasalahan hasil belajar siswa yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga dan fasilitas belajar. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana pengaruh lingkungan keluarga dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa SMKN 31 Jakarta. Adapun waktu penelitiannya adalah dilaksanakan selama dua bulan terhitung dari bulan Maret 2015 sampai April 2015.

C. Metode Penelitian

(8)

Konstelasi Penelitian

Ket: X1: Lingkungan Keluarga

X2 : Fasilitas Belajar

Y : Hasil Belajar

D. Populasi dan Sampling

Populasi penelitian ini terdiri dari seluruh siswa SMK Negeri 31 Jakarta yang berjumlah 721 siswa. Populasi terjangkaunya adalah siswa kelas X jurusan akuntansi sebanyak dua kelas yang berjumlah 64 siswa.

Untuk menentukan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tabel Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan 5% .Maka sampel yang didapatkan dari populasi terjangkau tersebut 52 orang.

Teknik Pengambilan Sampel

Kelas Jumlah Siswa

Jumlah Sampel X

AK 1

32 (32/64) x 52 = 26 X

AK 2

32 (32/64) x 52 = 26

Jumlah 52

E. Teknik Pengumpulan Data Operasional Variabel Penelitian 1. Lingkungan Keluarga (X1)

a) Defenisi Konseptual

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku anak. Di lingkungan keluarga anak mendapatkan kasih sayang, dorongan, bimbingan, kasih

sayang, dorongan, bimbingan, keteladanan, dan pemenuhan kebutuhan ekonomi dari orang tua sehingga anak dapat mengembangkan segala potensi

yang dimilikinya demi

perkembangannya di masa mendatang. b) Defenisi Operasional

Lingkungan keluarga dalam hal ini diperoleh dari hasil pengisian kuosioner yang disebarkan kepada siswa kelas X Akuntansi SMK Negeri 31 Jakarta. Indikator dalam lingkungan keluarga berupa: (1) cara orang tua mendidik (2) relasi antar anggota keluarga (3) suasana rumah (4) keadaan ekonomi keluarga.

2. Fasilitas Belajar (X2) a) Defenisi Konseptual

Fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang memudahkan dan melancarkan suatu usaha termasuk usaha dalam proses belajar dan mengajar.

b) Defenisi Operasional

Fasilitas belajar dapat diukur dengan indikator fasilitas belajar yang tersedia di sekolah maupun di rumah berupa: (1) tersedianya fasilitas bergerak dan (2) tersedianya fasilitas tidak bergerak.

3. Hasil Belajar

a) Defenisi Konseptual

Hasil belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran yang ditunjukkan dalam hasil belajar berupa nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

b) Defenisi Operasional

Hasil belajar dalam hal ini diperoleh dari skor hasil evaluasi belajar berupa pengukuran siswa melalui ranah kognitif mata pelajaran Akuntansi yang diambil dari hasil tes formatif yang berupa nilai hasil ulangan harian siswa kelas X Akuntansi semester genap tahun ajaran 2015/2016. Indikator hasil belajar dari ranah X1

Y

(9)

kognitif meliputi: (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) aplikasi dan (4) analisis.

F. Teknik Analisis Data

1.Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas sering diartikan dengan kesahihan. M. Chabib Thoha

mengatakan bahwa “suatu alat ukur

disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak mengukur objek yang seharusnya di ukur dan sesuai dengan kriteria tertentu artinya adalah adanya kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan

sasaran pengukuran.”

Keterangan :

Rxy: Koefisien korelasi antara X dan Y X : Skor butir

Y : Skor Total N : Jumlah Subyek

M.Chabib Thotha mengungkapkan

bahwa “reliabilitas sering diartikan

dengan keterandalan. Artinya suatu tes memiliki keterandalan bilamana tes tersebut dipakai mengukur berulang-ulang hasilnya sama. Dengan demikian reliabilitas dapat pula diartikan dengan keajegan atau stabilitas.”

keterangan:

rit = Koefisien reliabilitas instrumen

k = Jumlah butir instrumen Si2 = Varians butir

St2 = Varians total

2. Analisis Deskriptif Presentase Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing

variabel agar lebih mudah memahaminya. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Persentase skor (%) =

x 100% Keterangan:

n: jumlah skor jawaban responden N: jumlah skor jawaban ideal

3. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan keluarga dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa kelas X Akuntansi SMK Negeri 31 Jakarta. Adapun persamaan regresinya yaitu

Ý = �+� � + � � Keterangan:

Ŷ = variabel terikat hasil belajar mata pelajaran Spreedsheet

a = bilangan konstanta

b1 = koefisien regresi untuk X1 b2 = koefisien regresi untuk X2 X1 = lingkungan keluarga X2 = fasilitas belajar

4. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal.

Lo = | F ( Zi ) – S ( Zi ) | Keterangan:

F ( Zi ) : merupakan peluang angka baku S ( Zi ) : merupakan proporsi angka baku L o : L observasi (harga mutlak terbesar)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Mulyono. (2010).

Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Citra

Abu Ahmadi. (1991). Sosiologi Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta Daryanto H. (2010). Evaluasi Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta

2

2

1

1

i ii

t

S

k

r

k

S

(10)

Dimyati Mudjiono, (2006). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Citra Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara

Djamarah Bahri Syaiful. (2010). Aswan Zain.Strategi Belajar

Hamdani. (2010). Strategi Belajar Mengajar.Bandung: Pustaka Setia Hasbullah. (2005). Dasar-dasar ilmu

pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Harum Wahyu Sri Ambar. Manajemen

Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta: Multi Karya Mulia

Ibrahim Bafadal. (2003). Manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Ihsan M.Fuad. Dasar-dasar Kependidikan.Jakarta: Rineka Cipta Maisah, Martinis Yamin. (2012).

Manajemen Pembelajaran

Kelas,Jakarta: GP Press

M.Chabib Thota. (2011). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Purwanto (2011) .Evaluasi Hasil Belajar,Yogyakarta: Pustaka Pelajar Siregar Eveline. (2010). Teori Belajar dan

Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia Slameto. (2010). Belajar dan Faktor Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sukmadinata Syaodih Nana. (2007). Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya Suryabrata Sumadi. (2004). Psikologi

Pendidikan. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada

S.Willis, H.Sofyan. (2013). Konseling Keluarga. Bandung: Alfabeta

Syah Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda

Tirtarahardja Umar. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Winkel W.S, (2009). Psikologi Pengajaran . Jakarta: Media Abadi

JURNAL

Babul Hasanah. (2014). Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi.Tadulako: Jurnal UNTAD Fanny Violita. (2013). Pengaruh

Lingkungan Keluarga dan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa kelas X. Padang: Jurnal UNP

Muhammad Khafid. (2007). Pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar ekonomi. Semarang: FE UNNES

INTERNET

http://m.jpnn.com/news.php?id=271307. Diakses pada 02 Februari 2015 pukul 10.43

http://news.detik.com/read/2014/09/22/085 423/2696808/475/bu-risma-warga- dan-siswa-tambak-asri-butuh-

jembatan-untuk-menyeberang?nd771104bcj. diakses

pada 02 Februari 2014 pukul 21.59

http://www.murianews.com/rembang/item/ 2906-belum-sarapan-siswi-sman-1- lasem-pingsan-saat-mengikuti-un-hari-pertama.html. Diakses pada 04 Februari 2015 pukul 20.09

http://www.tempo.co/read/news/2014/09/0 2/083603970/SMA-Negeri-Bekasi- Tiga-Tahun-Menumpang-di-Ruang-SD. Diakses pada 02 Februari 2015 pukul 13.59

http://www.indosiar.com/fokus/siswi-smk-pingsan_105222.html. Diakses pada 03 Februari 2015 pukul 12.50

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

30 Pasal 2 Peraturan Bersama Menteri Riset Dan Teknologi RI Dan Menteri Dalam Negeri RI No. 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah ... ASN Balitbangda yang memenuhi

Frozen-thawed sperm motility, motion characteristics, viability, acrosome integrity, membrane permeability and mitochondrial activity were evaluated using a computer

Jenis TE-70 kecepatan gelombang P dan gelombang S lebih kecil atau lebih lambat dari pada batubara jenis ANS, yang berarti bahwa batubara berjenis ini kurang padat atau sedikit

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Selain dari beberapa karya di atas, Fazlur Rahman pernah menulis artikel yang berjudul “Iqbal in Modern Muslim Thoght” Rahman mencoba melakukan survei terhadap

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang