• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENGOLAHAN BRIKET BIO ARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI PENGOLAHAN BRIKET BIO ARANG"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENGOLAHAN BRIKET BIO-ARANG LIMBAH AMPAS TEBU PADA PEMBELAJARAN KIMIA MATERI HIDROKARBON BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN METODE PROYEK

Disusun Oleh:

1.

Dian Suci Atika NIM : F02111005

2.

Rosita

NIM : F02111021

3.

Faji Yusni JF

NIM : F02111025

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat, dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini. Adapun judul yang diangkat oleh penulis adalah “Implementasi Pengolahan Briket Bio-Arang Limbah Ampas Tebu Pada Pembelajaran Kimia Materi Hidrokarbon

Berbasis Pendekatan Saintifik Dengan Metode Proyek ”

Dalam menyelesaikan tulisan ini, penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Thamrin Usman, DEA. selaku Rektor Universitas Tanjungpura.

2. Ibu Dra. Eny Enawaty, M.si sebagai dosesn pembimbing yang telah memberi bimbingan dan masukan dalam penyusunan karya tulis ini.

3. Orang tua dan rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan semangat dan motivasi serta bantuan materil.

Penulisan ini mungkin masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna memperbaiki penulisan yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat DIJADIKAN bahan referensi serta dapat menambah pengetahuan serta wawasan kepada pembaca.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ... ... ii

Pernyataan Orisinal Karya ... ... iii

KATA PENGANTAR ... ... iv

DAFTAR ISI ... ... v

ABSTRAK ... ... 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 2

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penulisan ... 4

1.4 Manfaat penulisan... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biomassa, Briket dan Bio-arang ... 5

2.1. 1Biomassa ... 5

2.1. 2Bioarang ... 5

2.1.3Brike Bioarang ... 6

2.2 Tanaman Tebu ... 6

2.2.1Ampas Tebu ... 6

2.3 Materi Hidrokarbon ... 7

2.4 Pembelajaran Berbasis Proyek ... 8

BAB III METODE PENULISAN 3.1 Pendekatan Penulisan ... ... 10

3.2 Sumber Penulisan ... ... 10

3.3 Sasaran Penulisan ... ... 10

3.4 Prosedur Penulisan ... ... 11

BAB IV PEMBAHASAN

(6)

Hidrokarbon Berbasis Pendekatan Saintifik dengan Metode Proyek ... ... 12 BAB V PENUTUP

(7)

Abstrak

Krisis energi yang terjadi di Indonesia saat ini sudah semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, konsumsi minyak bumi di Indonesia saat ini mengalami defisit sebesar 608.000 barrel per hari. Oleh karena itu diperlukan adanya sumber alternatif lain yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu energi terbarukan yang perlu mendapatkan perhatian untuk dikembangkan adalah biomassa seperti ampas tebu.

Ampas tebu diperoleh dari hasil samping penggilingan tebu dengan tiap kilogram ampas mengandung gula sekitar 2,5% dan memiliki kalor sebesar 1825 kkal. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa ampas tebu memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan bakar alternatif. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan limbah tersebut melatar belakangi penulis untuk mengajukan sebuah gagasan dalam memanfaatkan sistem pendidikan dalam membangun kesadaran generasi muda akan swadaya energy. Melalui implementasi pengolahan briket bio-arang dalam materi hidrokarbon dengan pendekatan saintifik berbasis proyek. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memaparkan tahapan dalam proses pembelajaran yang harus dilakukan sehingga tujuan dari pembelajaran bermakna yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 dapat tercapai dengan baik. Metode penulisan yang digunakan berupa pendekatan konseptual dengan mengkaji berbagai literature dan penelitian terkait sehingga didapatkan sebuah solusi alternative mengenai masalah yang dibahas. Model pembelajaran kimia berbasis proyek pada materi hidrokarbon ini menggunakan pendekatan saintifik dengan memilih lingkungan sebagai media pembelajaran, sehingga dapat mengajak siswa untuk bereksplorasi di luar kelas. Dengan memanfaatkan limbah ampas tebu menjadi sebuah energy alternatif terbarukan diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa, serta dapat membangun kesadaran dan kepedulian peserta didik akan swadaya energi.

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fenomena krisis energi saat ini terjadi di seluruh dunia, meliputi krisis energi minyak bumi dan gas alam, bahan bakar fosil, serta energi listrik. Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, konsumsi minyak bumi di Indonesia saat ini mengalami defisit sebesar 608.000 barrel per hari. Sumber energi tak terbarukan khususnya fosil (minyak dan gas) mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dengan semakin bertambahnya populasi penduduk menyebabkan kebutuhan akan bahan bakar pun meningkat sehingga dibutuhkan sumber alternative yang lain. Salah satu energi terbarukan yang perlu mendapatkan perhatian untuk dikembangkan adalah biomassa. Berdasarkan Statistik Energi Indonesia (DESDM, 2004) disebutkan bahwa potensi energi biomassa di Indonesia cukup besar mencapai 434.008 GWh. Biomassa sendiri dapat dibuat dengan memanfaatkan sampah atau limbah.

(9)

itu diperlukan adanya solusi alternatif yang dapat menjadi sarana dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat khususnya generasi muda yang dianggap sebagai problem solver atas permasalahan krisis energi yang sedang terjadi saat ini. Sarana dalam sistem pendidikan yang dapat dikembangkan adalah metode pembelajaran dengan berdasarkan pendekatan saintifik. Salah satunya adalah pendekatan saintifik pada pembelajaran kimia dengan materi hidrokarbon. Dalam materi hidrokarbon, siswa diajarkan mengenai senyawa-senyawa yang penyusunnya terdiri dari unsur C,H, dan O dimana senyawa dengan unsur-unsur tersebut merupakan polimer penyusun minyak bumi. Sehingga melalui materi ini diharapkan siswa mempunyai konsep dasar yang nantinya dapat dikembangkan untuk membuat sebuah energy alternative terbarukan.

Sistem pendidikan saat ini mengacu pada kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif membangun konsep melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

(10)

pembelajaran hanya di kelas saja akan menyebabkan minimnya media belajar yang dapat diterapkan. Bercermin dari hal ini pembelajaran di luar kelas bisa menjadi solusi pembelajaran yang kaya media sehingga mampu menumbuhkan minat dan motivasi siswa dan pembelajaran yang dilakukan dirasakan bermakna, hal ini juga dikarenakan lingkungan di luar kelas (lingkungan sekitar) cukup potensial untuk memberikan pengalaman langsung bagi siswa yang tidak mudah dilupakan. Baranjak dari hal ini, kami mengajukan sebuah gagasan untuk memanfaatkan alam sebagai medi belajar yang bermakna, dengan mengimplementasikan pengolahan briket bio-arang dari limbah tebu dalam pembelajaran kimia pada materi hidrokarbon dengan metode project. Melalui pembelajaran ini diharapkan dapat menumbuhkan pengetahuan dan kesadaran peserta didik akan swadaya energi terbarukan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah yang kami angkat adalah, bagaimana pengimplementasian proses pengolahan briket bio-arang ampas tebu dalam pembelajaran kimia pada materi hidrokarbon dengan metode project di SMA N 1 Sambas Kalimantan Barat.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menjelaskan tahapan dari pengimplementasian proses pengolahan briket bio-arang ampas tebu dalam pembelajaran kimia pada materi hidrokarbon dengan metode project di SMA N 1 Sambas Kalimantan Barat.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Manfaat praktis yang didapat dari penulisan karya tulis ini adalah dapat dijadikan sebagai suatu metode alternatif bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biomassa, Briket dan Briket Bio-arang

2.1.1 Biomassa

Bioamassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah tanaman, pepohonan rumput, limbah pertanian, limbah hutan, tinja, dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan ternak, minyak nabati, bahan bangunan, dan sebagainya. Biomassa juga digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Yang digunakan adalah bahan bakar biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk primernya (Pari dan Hartoyo, 1983).Sedangkan menurut Silalahi (2000), biomassa adalah campuran material organik yang kompleks, biasanya terdiri dari karbohidrat, lemak protein dan mineral lain yang jumlahnya sedikit seperti sodium, fosfor, kalsium dan besi. Komponen utama tanaman biomassa adalah karbohidrat (berat kering ± 75%), lignin (± 25%) dimana dalam beberapa tanaman komposisinya bisa berbeda-beda. Energi biomassa dapat menjadi sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil (minyak bumi) karena beberapa sifatnya yang menguntungkan yaitu, dapat dimanfaatkan secara lestari karena sifatnya yang dapat diperbaharui, relatif tidak mengandung unsur sulfur sehingga tidak menyebabkan polusi udara dan juga dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya hutan dan pertanian (Widardo dan Suryanta, 1995).

2.1.2 Bioarang

(12)

proses pengolahan salah satunya adalah menjadi briket bioarang (Brades dan Tobing, 2008). Sedangkan menurut Johannes (1991), bioarang adalah arang yang diproses dengan membakar biomassa kering tanpa udara (pirolisi). Energi biomassa yang diubah menjadi energi kimia inilah yang disebut dengan bioarang.

2.1.3 Briket Bioarang

Briket bioarang adalah gumpalan-gumpalan atau batangan-batangan arang yang terbuat dari bioarang (bahan lunak). Bioarang yang sebenarnya termasuk bahan lunak yang dengan proses tertentu diolah menjadi bahan arang keras dengan bahan tertentu. Kualitas dari bioarang ini tidak kalah dengan batubara atau bahan bakar jenis arang lainnya (Joseph dan dan Hislop, 1981). Briket bioarang yang didefinisikan sebagai bahan bakar yang berwujud padat dan berasal dari sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya tekan tertentu. Briket bioarang dapat menggantikan penggunaan kayu bakar yang mulai meningkat konsumsinya. Selain itu harga briket bioarang relatif murah dan terjangkau oleh masyarakat (Hambali, dkk., 2007).

2.2 Tanaman Tebu

2.2.1 Ampas Tebu

Ampas tebu adalah bahan sisa berserat dari batang tebu yang telah mengalami ekstraksi niranya dan banyak mengan-dung parenkim serta tidak tahan disimpan karena mudah terserang jamur. Serat sisa dan ampas tebu kebanyakan digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi yang diperlukan untuk pembuatan gula (Slamet, 2004). Berdasarkan analisis kimia, ampas tebu memiliki komposisi kimia yaitu, abu 3,28 %, lignin 22,09 %, selulosa 37,65 %, sari 1,81 %, pentosan 27,97 % dan SiO2 3,01 %. Ampas tebu ini dihasilkan sebanyak 32 % dari berat tebu giling (Husin, 2007).

(13)

ligno-cellulose serta memiliki panjang seratnya antara 1,7 sampai 2 mm dengan

diameter sekitar 20 mikro, sehingga ampas tebu ini secara ekonomis pemanfaatannya tidak hanya sebagai sumber energi bahan bakar semata. Namun ampas tebu ini bisa dimanfaatkan juga sebagai bahan baku untuk industri kertas, industri kanvas rem, industri jamur dsb. Bahkan ampas tebu juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak.

Kebutuhan energi di pabrik gula dapat dipenuhi oleh sebagian ampas dari gilingan akhir. Sebagai bahan bakar ketel, jumlah ampas dari stasiun gilingan adalah sekitar 30% berat tebu dengan kadar air sekitar 50%. Berdasarkan bahan kering, ampas tebu terdiri dari unsur C (karbon) 47%, H (hidrogen) 6,5%, O (oksigen) 44% dan Ash (abu) 2,5% (Subroto, 2006). Menurut rumus Pritzelwitz (Hugot, 1986) tiap kilogram ampas dengan kandungan gula sekitar 2,5% akan memiliki kalor sebesar 1825 kkal. Nilai bakar tersebut akan meningkat dengan menurunnya kadar air dan gula dalam ampas. Dengan penerapan teknologi pengeringan ampas yang memanfaatkan energi panas dari gas buang cerobong ketel, dimana kadar air ampas turun menjadi 40% akan dapat meningkatkan nilai bakar per kg ampas hingga 2305 kkal. Sehingga penggunaannya sebagai bahan bakar ketel di pabrik gula dapat meningkatkan produksi uap sekitar 10%. Kontinuitas tenaga listrik dari ampas dapat lebih terjamin karena ampas bersifat terbaharui (renewable), dan harganya akan menjadi lebih murah. Sementara bahan bakar dari fosil seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara akan semakin langka dan mahal.

2.3 Materi Hidrokarbon

(14)

Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik. Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain. Hidrokarbon adalah salah satu sumber energi paling penting di bumi. Penggunaan yang utama adalah sebagai sumber bahan bakar. Dalam bentuk padat, hidrokarbon adalah salah satu komposisi pembentuk aspal. Saat ini, hidrokarbon merupakan sumber energi listrik dan panas utama dunia karena energi yang dihasilkannya ketika dibakar. Energi hidrokarbon ini biasanya sering langsung digunakan sebagai pemanas di rumah-rumah, dalam bentuk minyak maupun gas alam. Hidrokarbon dibakar dan panasnya digunakan untuk menguapkan air, yang nanti uapnya disebarkan ke seluruh ruangan. Prinsip yang hampir sama digunakan di pembangkit-pembangkit listrik.

2.4 Pembelajaran Berbasis Proyek

2.4.1 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang dikerjakan oleh siswa dapat berupa proyek perseorangan atau kelompok dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara kolaboratif, menghasilkan sebuah produk, yang hasilnya kemudian akan ditampilkan atau dipresentasikan. Pelaksanaan proyek dilakukan secara kolaboratif dan inovatif, unik, yang berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan siswa. Pembelajaran berbasis proyek merupakan bagian dari metoda instruksional yang berpusat pada pembelajar (Grant, 2008).

(15)

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode proyek sebagai berikut (Whendi, 2013) :

1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question).Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu

pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.

2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project).Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan

aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.

4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses.

5. Menguji Hasil (Assess the Outcome)Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

(16)

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Pendekatan Penulisan

Metode pendekatan yang dipakai oleh penulis berupa pendekatan konseptual, yaitu pendekatan dengan menggali masalah-masalah yang cukup aktual serta menyesuaikan dengan tema yang telah ditentukan. Selain itu penulis juga meninjau, membandingkan serta menganalisis data-data hasil penelitian yang telah ada untuk mendapatkan gambaran umum suatu permasalahan. Kemudian masalah yang ada tersebut dikaji dan dibahas secara ilmiah untuk menawarkan solusi yang inovatif dan dapat berlanjut. Pendekatan dalam penulisan ini diharapkan mampu menggambarkan keseluruhan dari ide yang dibahas. Akumulasi dari kajian pustaka yang kami dapat akan kami sajikan dalam bentuk narasi deskriptif dengan menggambarkan keseluruhan tema. Kemudian, berdasarkan analisis permasalahan yang dilakukan maka tahap selanjutnya adalah menarik kesimpulan berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan.

3.2 Sumber Penulisan

Penulisan karya tulis ini dilakukan dengan menelusuri pustaka dari literatur-literatur yang berhubungan dengan penulisan ini yang berupa data-data sekunder atau hasil yang pernah diteliti sebelumnya, seperti jurnal, artikel dan sumber lain yang mendukung penulisan ini. Kemudian data-data sekunder tersebut dipelajari secara seksama dan dijadikan sebagai bahan pendukung penulisan karya tulis ini.

3.3 Sasaran Penulisan

(17)

kalangan akademisi berperan dalam mengakaji lebih lanjut metode ini sehingga dapat memberikan kemajuan dalam bidang pendidikan.

3.4 Prosedur Penulisan

Penyusunan karya tulis ini telah melalui langkah-langkah yang sistematis sehingga diperoleh hasil kajian yang lengkapdan terstruktur. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penulisan karya tulis ini yaitu:

1. Menemukan dan merumuskan masalah

2. Mencari dan menyelesaikan sumber-sumber kepustakaan yang relevan

3. Menganalisis data-data untuk menjawab permasalahan 4. Merumuskan alternatif pemecahan masalah

(18)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Proses Pengimplementasian Pengolahan Briket Bio-arang Ampas Tebu Dalam Pembelajaran Kimia pada Materi

Hidrokarbon Berbasis Pendekatan Saintifik dengan Metode

Proyek

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif membangun konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

(19)

pengalaman baru ke dalam konsep atau pengertian yang sudah dipunyai siswa. Proses belajar mengajar berbasis pendekatan saintifik yang dilakukan tidak selamanya efektif tanpa adanya media peraga atau sekedar media untuk diamati sebagai bahan analisis. Untuk itu, dengan membatasi proses pembelajaran hanya di kelas saja akan menyebabkan minimnya media belajar yang dapat diterapkan. Bercermin dari hal ini pembelajaran di luar kelas bisa menjadi solusi pembelajaran yang kaya media sehingga mampu menumbuhkan minat dan motivasi siswa sehingga pembelajaran yang dilakukan dirasakan bermakna, hal ini juga dikarenakan lingkungan di luar kelas (lingkungan sekitar) cukup potensial untuk memberikan pengalaman langsung bagi siswa yang tidak mudah dilupakan

Model pembelajaran kimia berbasis proyek pada materi hidrokarbon ini menggunakan pendekatan saintifik dengan memilih lingkungan sebagai media pembelajaran, sehingga dapat mengajak siswa untuk bereksplorasi di luar kelas. Dengan memanfaatkan limbah ampas tebu menjadi sebuah energy alternatif terbarukan diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

(20)

Dengan memaparkan permasalahan-permasalahan mengenai krisis energy kepada siswa, akan membantu siswa untuk menumbuhkan kesadaran mengenai pentingnya swadaya energi dengan memanfaatkan limbah-limbah organik yang ada di sekitar lingkungan hidup siswa. Hal ini sejalan dengan materi pembelajaran yang dipelajari oleh siswa mengenai karakteristik dan pengaplikasian senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun langkah dari proses pembelajaran berbasis proyek mengenai pengimplementasian pengolahan briket bio-arang dari limbah ampas tebu akan ditampilkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP terlampir). Penjelasan singkat mengenai langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :

1. Pembelajaran dimulai dengan Apersepsi, yaitu pemaparan tentang masalah krisis energi yang hingga saat ini belum bisa diatasi padahal disekitar kita tedapat banyak limbah yang bisa dimanfaatkan untuk membuat sebuah energi terbarukan. Mengajukan pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.

2. Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan kegiatan proyek, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

(21)

4. Sesuai dengan tugas proyek yang diberikan oleh guru, siswa akan memperoleh dan membaca kerangka proyek, dan berupaya berpikir dengan kemampuannya berdasar pada pengalaman yang dimiliki, membuat pemetaan topik, dan mengembangkan gagasannya untuk kemudian diaplikasikan dalam kerja nyata.

5. Siswa bekerja dalam proyek berkelompok. siswa menentukan kegiatan dan langkah yang akan diambil sesuai dengan tugasnya di dalam kelompok masing-masing, serta merencanakan waktu pengerjaan dari semua langkah kegiatan. Jika bekerja dalam kelompok, tiap anggota harus mengikuti aturan dan memiliki rasa tanggung jawab.

6. Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

7. Siswa diberi kebebasan untuk mengembangkan produk yang dihasilkan sesuai dengan kreatifitasnya masing-masing, kemudian hasil tersebut dipresentasikan di depan kelas, seluruh siswa memperhatikan dan memberikan tanggapan, kritik, serta memberikan penilaian terhadap setiap kelompok yang tampil dengan menggunakan format penilaian yang telah disediakan oleh guru. Kemudian guru mengkalkulasikan jumlah total dari penilaian tersebut dan memilih kelompok terbaik untuk selanjutnya diberikan penghargaan sebagai apresiasi terhadap hasil kerja keras siswa.

(22)

pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

Dalam Pembelajaran berbasis proyek ini, ada beberapa aspek yang menjadi perhatian utama yang ingin dikembangkan, yaitu berupa aspek afektif dan aspek psikomotorik yang selama ini kurang mendapatkan perhatian dalam proses pembelajaran. Aspek psikomotorik yang dapat dikembangkan adalah keterampilan siswa dalam mempresentasikan hasil dari proyeknya di depan kelas, serta kemampuan siswa tiap kelompok untuk membuat rancangan alat dan melaksanakan kegiatan proyek. Adapun aspek afektif yang dapat dikembangkan berupa : 1. Sikap Kreatif

Sikap kreatif siswa dalam pembelajaran dapat dilihat saat siswa mengolah produk yang dihasilkan. Produk briket bio-arang dari limbah ampas tebu dapat dicetak dalam berbagai variasi bentuk yang unik dan menarik sehingga akan memberikan daya tarik pada produk tersebut. Selain itu siswa juga dapat membuat media presentasi produk yang menarik untuk mendapatkan penilaian yang baik dari teman-temannya. Melalui kegiatan ini siswa dapat menumbuhkan sikap kreatif dalam proses belajar.

2. Sikap Inovatif

Sikap inovatif siswa dalam pembelajaran dapat dilihat ketika siswa memiliki ide dan penemuan yang baru untuk membuat rancangan alat pengolahan briket bio-arang limbah ampas tebu dengan memanfaatkan peralatan sederhana yang ada disekitarnya. Siswa juga dapat bereksperimen dengan menggunakan bahan-bahan baru yang memiliki karakteristik yang sama dan bisa dijadikan sebagai pengganti bahan yang sudah ada untuk membuat briket tersebut. Melalui kegiatan ini dapat membuat siswa melakukan sebuah inovasi yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya.

(23)

Sikap bertanggung jawab yang dimiliki siswa dapat terlihat dari bagaimana siswa tersebut dapat mengerjakan proyek yang diberikan secara bersungguh-sungguh, dan dapat menyelesaikan semua tugas yang diberikan yang berkaitan dengan proyek secara tepat waktu. Hal ini dapat dibuktikan melalui video yang ditayangkan pada saat presentasi di depan kelas. Serta dapat dilihat dari hasil laporan proyek yang telah dikerjakan dari masing-masing siswa.

4. Sikap Berkerja Sama

Dalam kegiatan pembelajaran, siswa akan diminta untuk berdiskusi dalam kelompok mengenai rancangan awal proyek, aturan kegiatan proyek, dan pembagian tugas dalam proyek. Melalui kegiatan ini dapat dilihat sikap siswa berkerjasama dalam kelompok untuk mengahsilkan sebuah solusi mengatasi permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya.

(24)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan, antara lain sebagai berikut :

1. Model pembelajaran kimia berbasis proyek pada materi hidrokarbon menggunakan pendekatan saintifik dengan memilih lingkungan sebagai media pembelajaran, sehingga dapat mengajak siswa untuk bereksplorasi di luar kelas. Dengan memanfaatkan limbah ampas tebu menjadi sebuah energy alternatif terbarukan diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa serta dapat membangun kesadaran dan kepedulian peserta didik akan swadaya energi.

2. Dalam Pembelajaran pengimplementasian pembuatan briket bio-arang menggunakan pendekatan berbasis proyek ini, ada beberapa aspek yang menjadi perhatian utama untuk dikembangkan, yaitu berupa aspek afektif dan aspek psikomotorik. Aspek psikomotorik yang dapat dikembangkan adalah keterampilan siswa dalam mempresentasikan hasil dari proyeknya di depan kelas, serta kemampuan siswa tiap kelompok untuk membuat rancangan alat dan melaksanakan kegiatan proyek. Sedangkan aspek afektif dari siswa yang dapat dikembangkan adalah sikap kreatif, inovatif, bertanggung jawab, dan dapat bekerja sama didalam kelompok. 3. Penerapan pembelajaran dengan pendekatan saitifik berbasis

(25)

5.2 Saran

1. Penerapan pembelajaran pengimplementasian pembuatan briket bio-arang menggunakan pendekatan berbasis proyek ini memerlukan perencanaan yang matang dan alokasi waktu sebaikanya diperhitungkan dengan baik agar tidak mengganggu penyampaian materi yang lain.

2. Dalam pembelajaran berbasis proyek , guru sebaiknya melakukan penialian yang dapat menilai secara lengkap setiap kegiatan dan proses yang telah dilakukan oleh siswa.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Brades, A.C. dan F.S. Tobing, 2008. Pembuatan Briket Arang dari Enceng Gondok (Eichornia Crasipess Solm) dengan Sagu Sebagai

Pengikat.(online). (http://brades.multiply.com/journal/item/1/Pembuatan

_Briket_Arang_dari_Enceng_Gondok_Eichornia_Crasipess_Solm_ dengan_Sagu_Sebagai_Pengikat, diakses tanggal 28 Maret 2014).

Hambali, E., S. Mujdalipah, A.H. Tambunan, A.W. Pattiwiri dan R. Handroko. 2007. Teknologi Bioenergi. Jakarta : Agromedia.

Husin, A. A. 2007. Pemanfaatan Limbah Untuk Bahan Bangunan. (online). (http://www.kimpraswil.go.id/balitbang, diakses tanggal 26 Maret 2014).

Johannes, H., 1991. Menghemat Kayu Bakar dan Arang Kayu Untuk Memasak di Pedesaan dengan Briket Bioarang. Yogyakarta :

UGM-Press.

Joseph, S. dan D. Hislop, 1981. Residu Briquetting in Developping Countries. Aplyed Science Publisher. (online).

(http://www.informaworld.com.diakses tanggal 28 Maret 2014).

Pari, G., dan Hartoyo, 1983. Beberapa Sifat Fisis Dan Kimia Briket Arang Dari Limbah Arang Aktif. Bogor : Puslitbang Hasil Hutan.

Slamet. 2004. Tebu (Saccharum officinarum). (online). (http://warintek.progresio.or.id/tebu/perkebunan/warintek/merintisbisnis/pr ogresio.html,diakses tanggal 26 Maret 2014.

(27)

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. IDENTITAS PELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMAN 1 Sambas Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/1

Materi Pokok : Senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari

2. KOMPETENSI INTI

KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 :Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

3. KOMPETENSI DASAR

(28)

tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

1.2 Mensyukuri kekayaan alam Indonesia berupa minyak bumi, batubara dan gas alam serta berbagai bahan tambang lainnya sebagai anugrah Tuhan YME dan dapat dipergunakan untuk kemakmuran rakyat Indonesia.

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

2.2 Menunjukkanperilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.

3.1 Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan pemahaman kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya.

4. INDIKATOR

1.1.1 Menumbuhkan kesadaran pada siswa bahwa terdapat keteraturan dari sifat hidrokrbon sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dan pengetahuan tersebut merupakan hasil pemikiran siswa yang kebenarannya bersifat tentatif 1.2.1 Menumbuhkan rasa syukur dalam diri siswa terhadap

kekayaan alam Indonesia yang berupa batubara (energi tak terbarukan ) yang sangat berguna bagi kemakmuran hidup manusia

2.1.1 Menunjukkan sikap kreatif dalam membuat rancangan proyek yang akan dilaksanakan

(29)

3.1.1 Menganalisis strukur senyawa hidrokarbon dalam kaitannya sebagai sumber energi ( briket bioarang)

5. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui tampilan gambar pada media PPT tentang sumber energi menumbuhkan rasa syukur dalam diri siswa atas kekayaan alam Indonesia sebagai bukti kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, serta siswa dapat menganalisis kaitan dari struktur dalam senyawa hidrokarbon dengan kegunaannya sebagai energi alternatif.

2. Melalui pemaparan video yang berkaitan dengan kesulitan yang di hadapi masayarakat luas tentang sumber energi (masalah akibat kelangkaan sumber energi) dapat menumbuhkan sikap kreatif siswa untuk merancang suatu rancangan sebuah solusi yang berkaitan dengan pemanfaatan tebu sebagai energi alternatif briket bioarang dengan bantuan LKS dari guru sebagai panduan disertai bimbingan guru.

3. Melalui diskusi rancangan solusi dalam bentuk proyek pembuatan briket bioarang dari limbah ampas tebu dapat menumbuhkan sikap kerjasama dalam diri siswa untuk menghasilkan suatu kerangka rancangan dengan kreasi dari kelompok mereka masing-masing yang nanti akan ditindaklanjuti lebih jauh sebagai proyek di rumah .

6. Materi Pembelajaran

(30)

efek buruk terhadap lapisan ozon. Metana dan etana berbentuk gas dalam suhu ruangan dan tidak mudah dicairkan dengan tekanan begitu saja. Propana lebih mudah untuk dicairkan, dan biasanya dijual di tabung-tabung dalam bentuk cair. Butana sangat mudah dicairkan, sehingga lebih aman dan sering digunakan untuk pemantik rokok. Pentana berbentuk cairan bening pada suhu ruangan, biasanya digunakan di industri sebagai pelarut wax dan gemuk. Heksana biasanya juga digunakan sebagai pelarut kimia dan termasuk dalam komposisi bensin. Heksana, heptana, oktana, nonana, dekana, termasuk dengan alkena dan beberapa sikloalkana merupakan komponen penting pada bensin, nafta, bahan bakar jet, dan pelarut industri. Dengan bertambahnya atom karbon, maka hidrokarbon yang berbentuk linear akan memiliki sifat viskositas dan titik didih lebih tinggi, dengan warna lebih gelap.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrokarbon)

(31)

dan efisien. Mempertimbangkan juga bahwa proses pem-bentukannya dalam ukuran geological time frame memerlukan ribuan tahun, sumber energi fosil tersebut disebut sebagai sumber yang tak dapat diperbaharui.

http://akmalchaka.blogspot.com/2010/02/hidrokarbon-sebagai-sumber-energi.html

Bioarang merupakan arang (salah satu jenis bahan bakar) yang dibuat dari aneka macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, daun-daunan, rumput, jerami, kertas maupun limbah pertanian lainnya yang dapat dikarbonisasi. Bioarang ini dapat digunakan melalui proses pengolahan salah satunya adalah menjadi briket bioarang (Brades dan Tobing, 2008). Sedangkan menurut Johannes (1991), bioarang adalah arang yang diproses dengan membakar biomassa kering tanpa udara (pirolisi). Energi biomassa yang diubah menjadi energi kimia inilah yang disebut dengan bioarang.

Briket bioarang yang didefinisikan sebagai bahan bakar yang berwujud padat dan berasal dari sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya tekan tertentu. Briket bioarang dapat menggantikan penggunaan kayu bakar yang mulai meningkat konsumsinya. Selain itu harga briket bioarang relatif murah dan terjangkau oleh masyarakat (Hambali, dkk., 2007).

7. METODE/MODEL/PENDEKATAN PEMBELAJARAN Pendekatan : Saintifik

Model : Kooperatif Metode : Proyek

8. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN Media : Video, Power Point

(32)

Johannes, H., 1991. Menghemat Kayu Bakar dan

 Guru mengecek kehadiran siswa  Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa sebelum belajar

 Guru memotivasi siswa untuk bersemangat dalam menerima proses pembelajaran dari awal hingga akhir

 Guru menggali ingatan siswa mengenai meteri hidrokarbon sebelumnya dan mengarahkan siswa untuk mengaitkan pada materi yang akan diajarkan dengan menampilkan gambar pada power point tentang contoh-contoh dari bahan yang merupakan senyawa hidrokarbon yang ada dalam kehidupan sekitar siswa. Kemudian siswa diminta memberi

(33)

tanggapan mengenai apa analisis mereka terhadap bahan tersebut dengan kaitannya terhadap sifat dan sturuktur senyawa hidrokarbon yang telah mereka pelajari, sekaligus upaya menumbuhkan rasa syukur akan kekayaan alam sebagai salah satu Kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

 Guru memberikan

apersepsi tentang masalah krisis energi yang akan diangkat sebagai tema pembelajaran dengan menampilkan sebuah video yang berisi masalah yang dialami masyarakat akibat krisis energi yang terjadi dan meminta siswa memberikan komentar mereka akan kondisi tersebut

 Guru mengarahkan siswa untuk memberikan solusi alternastif dari masalah krisis energi dengan pemamparan singkat mengenai maeteri pembuatan briket bioarang, kemudian mengarahkan siswa untuk membetuk kelompok belajar berjumlah 5-6 orang setiap kelompoknya untuk pembahasan lebih lanjut.

 Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran KEGIATAN INTI

 Guru membagikan LKS pada setiap kelompok belajar tentang pembuatan briket biorang dari limbah ampas tebu, ynag berisi kerangka umum setiap hal yang dibutuhkan dan proses pembuatannya sebagai acuan untuk siswa

 Guru mengarahkan dan

(34)

membimbing siswa untuk berdiskusi dengan kelompok belajar mereka dan meminta mereka membuat rancangan dengan siskp kerjasama, tentang pembuatan briket bioarang dari limbah ampas tebu melalui pengembangan kerangka dasar yang ada pada LKS sesuai kreatifitas mereka masing-masing kelompok, serta menuliskan juga pembagian kerja dalam pengerjaan proyek secara jelas dalam bentuk laporan mini yang anti akan dikumpulkan sebagai gambaran akan proyek akan kelompok mereka lakukan.

 Guru mengecek laporan yang telah dikumpulkan siswa tentang gambaran proyek yang akan mereka lakukan untuk memastikan setiap kelompok telah berdiskusi menhasilakn suatu gambaran proyek yang jelas dari hasil diskusi

PENUTUP

 Guru memberikan

penguatan dengan menekankan konsep-konsep penting yang mendasari pengerjaan proyek yang akan mereka lakukan agar tidak terjadi kesalahan secara konsep yang dilakukan siswa.

 Guru memeberikan

kesempatan pada siswa untuk refleksi diri dengan mempersilakan mereka mengajukan pertanyaan jika ada hal-hal yang kurang dimengerti dari pembelajarn yang telah dialakukan ataupun ada hal yang masih kurang jelas mengenai penugasan proyek yang diberikan kepada mereka.

(35)

 Guru memberikan keterangan mengenai wktu pengerjaan (seminggu) dan minggu depan mereka akan mempresentasikan hasil dari proyk yang mereka kerjakan baik proses dan perlakukannya ( yang dapat disajikan dalam bentuk video atau gambar-gambar Selma kegiatan mereka mengerjakan proyek tersebut) dan hasil tau produk akhir proyek yaitu briket bioarang dari limbah ampas tebunya yang akan dinilai berdasarkan hasil uji nyala, serta pertanyaan-pertanyaan pada LKS harus mereka jawab. Dan setiap anggota kelompok dapat mencatat nama temannya yang tidak ambil bagian dalam keitan pengerjaan proyek

rancangan proyek dengan kreatifitas yang tinggi yaitu dengan banyak menambahkan ide-ide dari kerangka dasar yang ada sebagai upaya menghasilkan

(36)

kreasi tersendiri untuk produk mereka nantinya

 Membuat

rancangan proyek dengan lebih banyak mengacu pada kerangka dasar berdasarkan LKS yang diberikan

 Tiadak membuat rancangan proyek yang akan dialakuakan oleh kelompok mereka kerjasama selama kegiatan diskusi dengan kelompok ahli secara konsisten

 Menunjukkan sikap kerjasama dalam kegiatan diskusi dengan namun belum konsisten (kadang masih memilih untuk tidak ikut serta dalam berpendapat, atau memilihi pendapat sendiri untuk dijadikan acuan, atau kurang menujukkan sikap saling membantu dalam penyelesaian masalah dalam diskusi)

(37)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. IDENTITAS PELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMAN 1 Sambas Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/1

Materi Pokok : Senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari

2. KOMPETENSI INTI

KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 :Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

(38)

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. .

3.2 Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan pemahaman kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya.

4.1 Mengolah dan menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan pemahaman kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya.

4. INDIKATOR

2.1.1 Menunjukkan sikap inovatif dari hasil rancangan alat serta bahan yang digunakan dalam proyek pembuatan briket bioarang

2.1.1 Menunjukkan sikap bertanggungjawab dalam pengerjaan proyek dengan dapat diselesaikannya proyek tepat waktu 2.1.3 Menunjukkan sikap komunikatif dalam mengkomuniaksikan

hasil pengerjaan proyek yang telah dilakukan

3.1.1 Menganalisis strukur senyawa hidrokarbon dalam kaitannya sebagai sumber energi ( briket bioarang)

4.1.1 Mempresentasikan hasil uji produk akhir prroyek yaitu briket bioarang limbah ampas tebu di depan kelas.

5. TUJUAN PEMBELAJARAN

(39)

bertanggungjawab dalam pengerjaan proyek dengan dapat diselesaikannya proyek tepat waktu,

2. Melalui presentasi hasil uji produk akhir proyek yaitu briket bioarang limbah ampas tebu di depan kelas siswa dengan percaya diri siswa sekaligus dapat Menganalisis strukur senyawa hidrokarbon dalam kaitannya sebagai sumber energi ( briket bioarang).

6. Materi Pembelajaran

Hidrokarbon adalah salah satu sumber energi paling penting di bumi. Penggunaan yang utama adalah sebagai sumber bahan bakar. Dalam bentuk padat, hidrokarbon adalah salah satu komposisi pembentuk aspal. Hidrokarbon dulu juga pernah digunakan untuk pembuatan

klorofluorokarbon, zat yang digunakan sebagai propelan pada semprotan nyamuk. Saat ini klorofluorokarbon tidak lagi digunakan karena memiliki efek buruk terhadap lapisan ozon. Metana dan etana berbentuk gas dalam suhu ruangan dan tidak mudah dicairkan dengan tekanan begitu saja.

Propana lebih mudah untuk dicairkan, dan biasanya dijual di tabung-tabung dalam bentuk cair. Butana sangat mudah dicairkan, sehingga lebih aman dan sering digunakan untuk pemantik rokok. Pentana berbentuk cairan bening pada suhu ruangan, biasanya digunakan di industri sebagai

pelarut wax dan gemuk. Heksana biasanya juga digunakan sebagai pelarut kimia dan termasuk dalam komposisi bensin. Heksana, heptana,

oktana, nonana, dekana, termasuk dengan alkena dan beberapa sikloalkana merupakan komponen penting pada bensin, nafta, bahan bakar jet, dan pelarut industri. Dengan bertambahnya atom karbon, maka hidrokarbon yang berbentuk linear akan memiliki sifat viskositas dan titik didih lebih tinggi, dengan warna lebih gelap.

(40)

Dunia sekarang ini berada dalam masalah krisis energi. Krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang melanda dunia akibat dari tingginya harga minyak dunia dan menipisnya cadangan minyak bumi memaksa seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia untuk mengambil langkah dalam mengatasi hal tersebut. Eksplorasi dan pengembangan suatu proses yang mampu mereduksi kebergantungan pada sumber hidrokarbon fosil adalah merupakan suatu langkah untuk merealisasikan karena hampir 90 % dari jumlah senyawa hidrokarbon hasil proses penyulingan minyak mentah baik berupa BBM gasoline, diesel maupun minyak tanah, digunakan sebagai bahan bakar energi untuk mendukung sektor transportasi, industri maupun aktivitas rumah tangga. Mengingat energi bahan bakar yang dilepaskan seiring dengan terlepasnya gas CO2, maka kebergantungan yang terus menerus pada sumber energi minyak bumi tersebut jelas menimbulkan semakin tingginya skala permasalahan yakni menaiknya kadar CO2 yang tak terkendali di dalam atmosfir bumi sehingga menimbulkan pemanasan global. Disisi lain, isu tentang semakin menipisnya cadangan minyak bumi dunia, maka semakin menuntut suatu taktik dan strategi atas sumber utama hidrokarbon tersebut secara hemat dan efisien. Mempertimbangkan juga bahwa proses pem-bentukannya dalam ukuran geological time frame memerlukan ribuan tahun, sumber energi fosil tersebut disebut sebagai sumber yang tak dapat diperbaharui.

http://akmalchaka.blogspot.com/2010/02/hidrokarbon-sebagai-sumber-energi.html

(41)

udara (pirolisi). Energi biomassa yang diubah menjadi energi kimia inilah yang disebut dengan bioarang.

Briket bioarang yang didefinisikan sebagai bahan bakar yang berwujud padat dan berasal dari sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya tekan tertentu. Briket bioarang dapat menggantikan penggunaan kayu bakar yang mulai meningkat konsumsinya. Selain itu harga briket bioarang relatif murah dan terjangkau oleh masyarakat (Hambali, dkk., 2007).

7. METODE/MODEL/PENDEKATAN PEMBELAJARAN Pendekatan : Saintifik

Model : Kooperatif Metode : Proyek

8. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN Media : Proyektor

Sumber : Buku :

Johannes, H., 1991. Menghemat Kayu Bakar dan Arang Kayu Untuk Memasak di Pedesaan dengan Briket Bioarang. Yogyakarta:UGM-Press.

Hambali, E., S. Mujdalipah, A.H. Tambunan, A.W. Pattiwiri dan R. Handroko.2007. Teknologi Bioenergi. Jakarta:Agromedia.

Internet:

http://akmalchaka.blogspot.com/2010/02/hidrokarb

on-sebagai-sumber-energi.html

http://brades.multiply.com/journal/item/1/Pembuata n_Briket_Arang_dari_Enceng_Gondok_Eichornia_Crasipess_Solm_ dengan_Sagu_Sebagai_Pengikat

9. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

O

Langkah-Langkah Pembelajaran

(42)

.

memotivasi siswa untuk bersemangat dalam menerima proses pembelajaran dari awal hingga akhir

mengarahkan siswa untuk memulai kegiatan presentasi hasil penugasan proyek yang telah mereka lakukan dengan mengundi urutan maju setiap kelompok

 Setiap

kelompok maju secara bergiliran untuk mepresentasikan kegiatan pengerjaan proyek sehingga sikap inovatif dari hasil rancangan alat serta bahan yang digunakan dalam proyek

(43)

pembuatan briket bioarang dan sikap komunikatif dari cara penyampaian presentasi yang mereka lakukan dapat di nilai melalui penilaian angket peer assesment.

 Guru melakukan penilaian terhadap sikap tanggungjawab siswa dari pemamaparan hasil proyek yang mereka lakukan serta menilai hasil uji dari briket biorang limbah ampas tebu (berdasarkan lamanya nyala briket bioarang tersebut) yang semuanya dinilai. Hasil uji ini sekaligus menjadi perantara guru mengarahkan pemahaman siswa pada analisis strukur senyawa hidrokarbon dalam kaitannya sebagai sumber energi ( briket bioarang)

PENUTUP  Guru

mengarahkan siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran yang telah didapatkan, disertai penekanan kembali pada konsep-konsep utama dari materi dan pelurusan jika masih ada

(44)

konsep yang kurang tepat dari pemahaman siswa.

 Siswa diberikan kesempatan melakukan refleksi diri dimana siswa diminta menyampaikan apa yang menjadi kendala serta kesulitan ataupun kesan yang diperoleh dalam pengerjaan proyek ini dengan menuliksan pada kertas selembar tanpa menuliskan nama untuk dikumpulkan

 Guru

mengumumkan kelompok yang memperoleh skor tertiggi dari total peenilaian dan memberikan reward pada kelompok tersebut.

 Guru menutup pembelajaran

 Gurumemberi salam

Total waktu pembelajaran 90 Menit

10. PEDOMAN PENILAIAN

a. Penilaian kognitif ( Jawaban soal-soal pada LKS) 1. Indikator: Membuat diagram alir dari kegiatan proyek pembuatan briket bioarang yang telah dilakukan

Soal: Buatlah diagram alir dari kegiatan yang telah dilakukan sampai selesai!

(45)

2. Indikator: Menjelaskan struktur senyawa tebu sehingga menyebabkan tebu bisa menjadi bahan baku bioarang

Soal: Apa yang menyebabkan tebu bisa menjadi bioarang. Kaitkan dengan struktur senyawa yang terdapat dalam tebu!

Kunci: menjelaskan dengan lengkap rantai karbon yang dimiliki tebu + menyisipkan gambar (skor maks. 15)

3. Indikator: (a)Menyebutkan bahan-bahan yang dapat mengaantikan ampas tebu sebagai bahan baku dalam pembuatan briket bioarang (b) Menjelaskan alasan bahan tertentu dapat dijadikan bahan baku pembuatan briket bioarang

Soal: Bahanapa saja yang dapatdigunakansebagai bahan

pengganti Ampas tebu dalam pembuatan bioarang ini. Sebuatkanbeserta alasan!

Kunci: 1bahan+alasan skor 2

4. Indikator: Menjelaskan fungsi cracking dalam pembauatan briket bioarang

Soal: Mengapa tebu perlu di panaskan dalam kaleng(cracking)?

Kunci: pemecahan rantai karbon (skor maks. 5)

5. Indikator: Menjelaskan fungsi bahan perekat dalam briket bioarang

Soal: Apa fungsi penambahan perekat aci?

Kunci: perekat agar dapat dibentuk arang dalam bentuk padatan dengan kreasi sesuai keinginan (skor maks. 3)

6. Indikator: (a) menjelaskan fungsi pengilingan arang hasil cracking, (b) menjelaskan fungsi Penyaringan arang yang telah digiling

(46)

Kunci: fungsi penggilingan untuk mempermudah proses perekatan(skor 2)

Fungsi penyaringan agar dapt dipisahkan arang yang telah benar-benar halus dan siap ditambahakan perekat dengan arang yang perlu digiling ulang (skor 2)

(47)

pada LKS saat diskusi pada minggu sebelumnya namun untuk produk briket digunakan dan produk briket bioarang yang dihasilkan didesain dalam bentuk yang unik dan apa yang disampaikan kelompok sangat kurang bis untuk dipahami ( berbelit-belit) dan membuat kelompok yang mendengar tidak memahami informasi yang disampaikan.

 2 bintang jika penyampaian saat presentasi dapat dicerna dengan baik oleh kelompok yang mendengarkan

(48)

mengerti maksud yang disampaikan dan dikemas dengan variasi kata-kata ilmiah yang berkaitan dengan pembelajaran kimia khususnya materi yang sedang dipelajari

namun mampu

mengemukakan maksud dari kata tersebut untuk dimengerti pihak yang mendengar.

diselesaikan tepat waktu dan menampilkan hasil yang memuaskan baik dari desain alat ataupun bahan yang digunakan

 Proyek

diselesaikan tepat waktu namun dengan hasil dan proses pengerjaaan yang masih terihat biasa-biasa saja.

 Proyek tidak

3

2

(49)

dikerjaka/ memberikan alasan tidak bisa menampilkan hasil pengerjaan karena belum selesai

c. Penilaian psikomotorik (penilaian produk)

Skor 4 : untuk uji nyala yang paling lama di antara kelompok yang ada

Skor 3 : untuk uji nyala paling lama di anata kelompok yang ada

Skor 2 : utuk uji yang berhasil (selaian kelompok yang memperoleh skor 3 dan 4)

Skor 0 : jika uji nyala tidak berhasil

(50)

Lampiran 2

LEMBAR KERJA SISWA

Materi : Hidrokarbon Kelas/semester : X/I

Materi Pokok :Senyawa Hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari

Tujuan : siswa dapat membuat bricket bioarang dari limbah ampas tebu

Bricket Ampas Tebu

A. Dasar Teori

Sampah daun-daunan , potongan kayu , dan sampah rumah tangga lain dapat ditingkatkan nilainya, dengan cara memberi sentuhan teknologi sederhana akan diperoleh bahan bakar alternatif.

Bagi interpreneur keadaan ini merupakan suatu peluang untuk menciptakan teknologi tepat guna yang bermanfaat bagi masyarakat dan juga suatu penghematan devisa negara dalam penyediaan bahan bakar dan merupakan energi alternatif (energi terbarukan).

Salah satu cara pemanfaatan limbah daun tebu adalah dengan mengolah limbah tersebut menjadi arang briket dengan proses pirolisis seperti yang dilakukan di negara India.

(51)

zat menguap sedangkan pengujian fisik dengan pengujian indrawi terhadap tekstur, warna dan lama pembakaran (Anonim 2009).

B. Alat dan Bahan Daftar Alat

No Nama Alat Jumlah 1 Kabinet Dryer / Oven

2 Pengapian, bisa kompor, furnace atau api terbuka

(52)

3 plastik (pengemas)

4 Timbangan 5 Pengiling

(blender/penghancur manual lainnya) 6 Penyaring

7 Drum bekas/kaleng susu bekas ukuran 1 atau 2 kg

8 Pengaduk 9 Baskom

Daftar Bahan

No Nama Bahan Jumlah 1 Ampas tebu

2 Tepung tapioka 3 Air

C. Cara Kerja

1. Disiapkan bahan awal untuk pembuatan briket yaitu ampas tebu 0.5 kg.

2. Karbonisasi : Bahan-bahan baku dimasukkan ke dalam drum bekas/kaleng atau wadah dan tutup rapat untuk mengurangi oksidasi. Wadah ditaruh di atas sumber api, bisa kompor, atau perapian dan dipanaskan kira-kira kurang lebih 2-3 jam

tergantung jumlah bahan yang di arangkan dan derajat pengarangan yang diharapkan.

3. Arang yang terbentuk kemudian digiling sampai halus.

4. Hasil gilingan arang kemudian disaring dengan alat penyaring. Yang tidak lolos bisa digiling kembali.

(53)

6. Ditambahkan larutan perekat larutan kanji dengan komposisi 300cc untuk 0.5 kg arang. Pembuataan perekat aci ini yaitu dengan memanaskan tepung yang telah dicampur air, usahakan tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental.

7. Diaduk dengan pengaduk didalam wadah sampai merata. 8. Dilakukan pencetakan briket dengan alat pencetak briket , bisa

mengunakan pralon atau bentuk lain sesuai kreatifitas.

9. Briket yang sudah dicetak dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2-3 hari atau di dalam oven selama 4-6 jam sampai benar-benar kering, selama pengeringan, briket dibolak-balik agar pengeringan merata.

10. Dilakukan pengujian D. Pertanyaan

1. Buatlah diagram alir dari kegiatan yang tel;ah dilakukan sampai selesai!

2. Apa yang menyebabkan tebu bisa menjadi bioarang. Kaitkan dengan struktur senyawa yang terdapat dalam tebu

3. Bahan apa saja yang dapat digunakan sebagai bahan pengganti Ampas tebu dalam pembuatan bioarang ini. Sebuatkan beserta alasan !

4. Mengapa arang tebu perlu di panaskan dalam kaleng(cracking)?

(54)

Lampiran 3

Daftar Riwayat Hidup A. Ketua kelompok

Nama lengkap : Dian Suci Atika

NIM : F0211005

Jurusan/fakultas : Pendidikan MIPA/ Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Tempat, tanggal lahir : Pemangkat, 05 Januari 1994 Alamat : Jl. Silat Baru No. K46 Pontianak Nomor Telpon/ Hp : 089693404650

Alamat E-mail : sucidian42@yahoo.com Karya Ilmiah :

1. Juara Harapan 2 Lomba Karya Perekayasaan LITBANG tahun 2013 dengan judul “Khitosan Liquid dari Limbah sawit sebagai Pengawet pada Tahu”.

2. PKM didanai DIKTI tahun 2013 dengan judul “Pelatihan dan Sosialisasi AVEC (Aloevera Edible Coating) Teknologi Sederhana untuk Memperpanjang Masa Simpan Buah Upaya Meningkatkan Daya Jual Buah Likal Pepaya (Cacarica papaya) di Kelurahan Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara Kalimantan Barat”.

3. Finalis LKTIN Universitas Andalas tahun 2013 dengan judul “ The Games of Miracelous Card sebagai Media Pembelajaran Alternatif Berbasis Pendidikan Karakter dan Budaya”.

B. Anggota kelompok 1

Nama lengkap : Rosita

NIM : F0211021

Jurusan/fakultas :Pendidikan MIPA/ Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(55)

Alamat : Jl. A. Yani 1 Gg. Sepakat 2 Nomor Telpon/ Hp : 08979873304

Alamat E-mail : rositarosita331@yahoo.com

C. Anggota kelompok 2

Nama lengkap : Faji Yusni JF.

NIM : F0211025

Jurusan/fakultas : Pendidikan MIPA/ Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Tempat, tanggal lahir : Minsere, 23 Februari 1993

Alamat : Jl. Serdam Gg. Raya II No.12 Pontianak Nomor Telpon/ Hp : 081256272768

Alamat E-mail : faji_yusni_jf@ymail.com

(56)

Gambar

gambar pada power point tentang contoh-contoh
gambar Selma kegiatan mereka mengerjakan

Referensi

Dokumen terkait

Pada faktor karakteristik balita, variabel yang menunjukkan adanya hubungan dengan kejadian TB paru pada balita adalah status gizi (nilai p = 0,03 ) dimana balita dengan

• Saling tukar informasi tentang Faktor persekutuan terbesar (FPB) dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru

Kampung wisata merupakan salah satu produk wisata yang menawarkan konsep sustainable and inclusive tourism dalam konteks budaya secara kompleks tidak hanya atraksi

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sub Seksi Rekam Medis dan petugas rekam medis di Rumah Sakit Panti Nugroho, diketahui bahwa pelaksanaan klaim BPJS dalam

Dalam konteks hukum Islam, budaya masyarakat yang baik dapat menjadi hukum dan dapat diterapkan dalam masyarakat sebagai perekat, spirit dan kehormatan dalam

(1) Sebagai alat pemacu pertumbuhan dan perkembangan jasmasi, rohani, dan kesehatan untuk anak usia dini, (2)Sebagai alat untuk membentuk, membangun dan memperkuat

Hal ini merupakan salah satu penyimpangan yang terjadi pada Undang-undang ini, yang mana pada dasarnya antara perbuatan- perbuatan yang sifatnya

Hasil analisis kuasi statik dengan perangkat lunak CAESAR II.5.1 pada sistem pemipaan sebelum modifikasi dengan memasukan gaya transien sebesar 6482 kg adalah GAGAL (FAILED)