• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIK GURU dan MASA DEPAN PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TIK GURU dan MASA DEPAN PENDIDIKAN"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Entah berapa banyak orang yang kerap memperlakukan teknologi tanpa rasa syukur. Guru-guru yang belum lancar mengetik Rencana Proses Pembelajaran (RPP) dengan bantuan laptop misalnya, yang dilakukannya bukan kemudian berlatih mengetik, melainkan lebih memilih mendownload dan bahkan membeli RPP yang sudah jadi. Kekufuran berjamaah semacam itu bukannya coba diakhiri dengan upaya pendayagunaan teknologi secara maksimal, melainkan justru dirawat dan pelihara. Ya Tuhan, ampunilah kami.

Sebenarnya, ketertinggalan kita dengan bangsa lain dalam bidang teknologi bukanlah semata pada segi kemampuan memproduksi, lebih-lebih daya masyarakat dalam membeli, melainkan lebih pada bagaimana kita memanfaatkan produk-produk teknologi yang sudah jadi.

Kita tahu, masa depan pendidikan Indonesia sangat ditentukan oleh bagaimana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Guru menjalin ikatan yang kuat. Ibarat sekeping uang logam, guru dan TIK tidak bisa terpisahkan. Memang, teknologi pendidikan tidak sebatas pada TIK. Namun, jika guru abai pada TIK, niscaya langkahnya dalam mengemban amanat kemerdekaan akan terseok-seok di tengah jalan.

Pemanfaatan TIK dalam menunjang tugas profesi pendidik selama ini memang telah diupayakan oleh pemerintah. Namun, upaya tersebut lebih sering hanya berhenti pada proyek pengadaan sarana TIK, belum pada bagaimana pemanfaatan agar perangkat TIK yang tersedia dapat lebih berguna.

Dengan adanya peningkatan kesejahteraan yang cukup besar yang diterima oleh guru (khususnya guru PNS dan yang sertifikasi) mestinya dapat disisihkan sebagian untuk meningkatkan kualitas pribadinya sebagai pendidik. Selama ini yang kerap terjadi justru bertolak belakang; alih-alih kursus komputer, membeli buku, atau mengundang para blogger untuk membimbing membuat blog, banyak guru justru lebih tergiur untuk mengikuti trend gaya hidup. Harapan meningkatkan kesejahteraan guru untuk kemajuan pendidikan pun pupus. Dan sayangnya pemerintah tidak segera membuat kebijakan khusus untuk mengakhiri fenomena ini; misal, dengan mewajibkan guru yang sudah sertifikasi untuk memiliki laptop dan blog.

Tetapi kita cukup beruntung, karena di saat pemerintah cenderung abai pada guru-guru butaInformation Comunication and Technology (ICT), muncullah orang-orang dan komunitas-komunitas nirlaba yang peduli. Mereka bergerak, turun langsung ke sekolah-sekolah, menyebarkan virus ngeblog kepada guru-guru di berbagai pelosok, menulis dan sharing tentang pentingnya TIK bagi guru dan kemajuan pendidikan negeri ini.

Kita patut angkat topi dan mengapresiasi mereka yang melakukan gerakan mensyukuri teknologi, khususnya bagi guru-guru yang masih asing dengan dunia IT. Sebab menunggu pemerintah bergerak sama saja menunggu hujan di musim kemarau.

Ibarat air bagi orang kehausan, pengoptimalan pemanfaatan TIK untuk menunjang proses mengajar merupakan satu hal yang mendesak. Kita tahu, TIK sendiri sifatnya tidaklah ajeg, melainkan terus berkembang. Semakin lama mengabaikan pemanfaatan TIK, maka semakin sulit pula kita mengejar ketertinggalan.

(2)

Sebagaimana Anda tebak, hasil survey yang saya lakukan menunjukkan bahwa ungkapan syukur atas nikmat teknologi yang dilakukan oleh siswa tidak jauh beda dengan yang dilakukan oleh guru pada umumnya. Internet bagi anak-anak digital native memang tidak lagi menjadi makhluk asing. Tetapi sayangnya mereka menggunakan internet masih bolak-balik antara socmed, Youtube, dan game online. Sebagai guru kita mesti melek dan menyadari realitas ini, lalu berupaya bagaimana mengarahkan siswa didik untuk lebih mensyukuri teknologi.

Ngeblog: Puncak Gunung TIK

Bagaimana orang dikatakan telah optimal dalam memanfaatkan teknologi? Orang boleh pintar membuat dan menjalankan slide pembelajaran, membuat software Exel, mendesain dengan Corel, bahkan membuat game. Tetapi ia belum bisa dikatakan sebagai orang yang optimal dalam

memanfaatkan TIK ketika ia belum ngeblog. Apakah saya berlebihan? Tidak juga.

Jika TIK kita ibaratkan sebagai gunung, maka para blogger adalah orang-orang yang berada di puncak gunung TIK. Meski memang, ngeblog tidaklah sesulit membuat software atau game. Tapi ingatlah, puncak keilmuwan bukanlah ketika kita bisa menguasai dan memahami sesuatu, tetapi ketika kita sudi membagikan sesuatu (ilmu) yang kita miliki (meskipun hanya setetes) kepada yang lain.

Dengan membagikan ilmu yang kita punya, misal tentang pembuatan media pembelajaran interaktif (MPI), maka memungkinkan ribuan orang untuk bisa melakukan hal yang sama. Berbeda jika kita diundang untuk seminar, atau pelatihan, dengan peserta dan waktu yang sangat terbatas. Padahal belum tentu juga ada yang mau mengundang kita.

Kerelaan untuk berbagi melalui media blog menjadi cara sakti kita dalam mensyukuri teknologi. Lebih bagus lagi jika para guru juga mengajak siswa didik untuk ikut ngeblog, atau paling tidak mengenalkan kepada mereka tentang blog. Salah satu langkah strategis yang bisa dilakukan adalah dengan membuat blog dan menggunakannya sebagai media pembelajaran sekaligus sumber belajar bagi siswa didik kita.

(3)

sejak kurang lebih 5 tahun

belakang. Saya menciptakan

ruang belajar virtual

bernama

Ruang Siswa

: Belajar

Fiqih Seru, Tanpa Dibatasi

Ruang dan Waktu. Saya

tantang mereka untuk ulangan

harian online, dan tidak lupa

pula saya memberikan

materi-materi pengayaan melalui blog.

Kita paham, memberikan petuah saja tidak cukup. Anak-anak sudah paham jika korupsi itu haram, betul? Mereka juga bukan tidak tahu bahwa sebenarnya selain socmed dan game online juga banyak fasilitas lain yang tersedia di internet. Mereka sudah bisa membedakan baik dan buruk. Maka, tugas guru dan orang tua adalah bagaimana

mengarahkan mereka untuk mendayagunakan teknologi dengan baik, salah satunya adalah memanfaatkan blog sebagai media dan sumber belajar bagi mereka.

Selain di gunakan sebagai media dan sumber belajar siswa, blog guru juga bisa dijadikan sebagai tempat untuk mendokumentasikan karya-karya siswa, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekolah. Karenanya, saya juga membuat saluran Youtube yang khusus menampung video pembelajaran dan hal-hal penting yang terjadi di sekolah, dan tidak lupa menautkannya di blog.

Klik gambar untuk mengunjunginya!

Manfaat memiliki blog yang digunakan sebagai media pembelajaran akan berlipat ganda. Apa yang kita share di blog tidak hanya akan dimanfaatkan oleh siswa didik kita, tetapi juga oleh orang lain yang jumlahnya tak terkira. Jika ini dilakukan dengan ikhlas, tentu akan menjadi amal jariyah yang tak nilainya tak terbatas.

(4)

*) Penulis adalah Guru MTs N Wonosobo. Akitf ngeblog sejak tahun 2009. Cerpen, puisi, dan esainya dimuat di berbagai surat kabar dan majalah. Sudah menerbitkan 4 novel, 1 buku cerpen, 1 buku puisi, dan beberapa buku non-fiksi. Memenangi Lomba Pengayaan Sumber Belajar Berbasis Blog yang diselenggarakan BPTIKP Jateng (2014). Mendapat penghargaan Sastra untuk Pendidik dari Pusat Pengembangan Bahasa dan Sastra (2013). Baru saja menyelesaikan Tesis dengan tema seputar Pemanfaatan Blog sebagai Media dan Sumber Belajar.

Catatan:

Artikel ini ditulis untuk diikutkan dalam lomba yang

diselenggarakan Gerakan Indonesia Terdidik TIK (IndiTIK). Sebelumnya saya juga sudah menulis beberapa artikel terkait Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam menunjang proses mengajar, yang bisa dijadikan bacaan pendukung untuk artikel ini. Berikut adalah bacaan pendukung untuk artikel berikut:

>> Internet, ICT dan Dunia Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Arman (2007) menyatakan bahwa, network firewall yang pertama muncul pada akhir era 1980- an yaitu berupa perangkat router yang dipakai untuk memisahkan suatu network menjadi jaringan

Indikator menawarkan harga yang lebih baik harga di luar Kostajasa memberikan persentase bobot sebesar 84% yang berarti beberapa petani responden menyatakan bahwa

pada huruf a dan huruf b, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pengembangan Kawasan Strategis Cepat

Software System for Educational Institute (ETAP) dinyatakan GAGAL ITEM karena tidak ada peserta yang memasukkan penawaran pada ITEM tersebut. Demikian pengumuman ini dibuat

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah persistensi laba, struktur modal, ukuran perusahaan dan alokasi pajak antar periode pada perusahaan manufaktur yang

Berdasarkan Pasal 295 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan Perubahannya Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) SUMBER ALAM, KECAMATAN DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT

Ahli desain diminta untuk memberi masukkan berkaitan dengan relevansi atau ketepatan tujuan, kompetensi dasar dan indikator dampingan atas ketepatan perangkat dampingan