• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paper tugas Kebijakan imigrasi Uni Eropa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Paper tugas Kebijakan imigrasi Uni Eropa"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Kebijakan Imigrasi di Uni Eropa! Oleh: Muhammad Arif!1

Latar Belakang!

Imigrasi merupakan salah 1 persoalan politik yang berkembang & sedang dihadapi oleh Uni Eropa pada saat itu! Imigrasi netto pada Eropa di tahun dua ribu satu menempati tiga dari seribu warga & saat itu jumlah penduduk pendatangnya mencapai lima puluh enam juta dibandingkan Amerika Utara yang empat puluh juta2. Dari situ terlihat tanda bahwa pada tahun-tahun mendatang, Eropa akan menjadi tujuan utama bagi para pendatang, apalagi dengan tersedianya pekerjaan yang membutuhkan buruh serta keterampilan jangka pendek.

Keberadaan pendatang membawa peluang bagi UE dalam bidang kemasyarakatan & iktisad. Tetapi pada sisi lain jua membawa masalah yang tak banyak! Oleh sebab ini, serangkaian kebijakan sudah & akan selalu digodok, baik oleh UE selaku perkumpulan kedaerahan pada Eropa, jua oleh negeri masing-masing yang menjadi anggota UE!

Perkiraan dari Eurostat3 menunjukkan bahawa pada tahun dua ribu enam, sekitar 3.500.000 manusia menempati hunian baru pada dua puluh tujuh negeri anggota UE. Sesudah peningkatan hebat pada tahun dua ribu tiga dibandingkan pada tahun dua ribu dua, peningkatan yang lebih tinggi lagi terjadi pada tahun dua ribu enam, 1/2 lebih tinggi pada tahun dua ribu dua4. Akan tetapi dalam 3 tahun terakhir jumlahnya menurun!

Negeri yang paling sedikit jumlah pendatangnya ialah Irlandia & Spanyol! Sebaliknya, beberapa negeri seperti Jerman, Austria, & Belanda menunjukkan penurunan imigrasi! Pada tahun dua ribu enam, total imigrasi pada 3 negeri itu masing-masing 14%, 17%, & 11% lebih tinggi ketimbang tahun dua ribu dua5!

Jika merunut kembali sejarah imigrasi di UE, maka akan ditemukan kenyataan bahwa gejala itu secara dramatis berkembang setelah berakhirnya Perang dunia kedua. Perancis, Jerman, Inggris, negeri-negeri Benelux, Austria, Swiss, Swedia, & Denmark mulai didatangi oleh gelombang imigrasi setaknya pada tahun enam puluhan! Walaupun sempat terjadi

1 Penulis ialah mahasiwi gesit semester 4 Hubungan Internasional, Universitas Paramadina, dengan NIM

116105023! Penulis boleh dihubungi melalui surat elektronik: muhammadarifprasetyawan@gmail.com!

2 Christina Boswell, 2006, “Migration on Europe”, Global Commission in International Migration!

3 Anne Herm, 2008, “Recent migration trends: citizens of EU-27 Members Countries became ever more mobile

while EU remains attractive to non-EU citizens”, Eurostat statistics on focus!

(2)

penurunan dengan adanya penyetopan penyewaan antara tahun seribu sembilan ratus tujuh puluh tiga, tetapi gelombang imigrasi selalu berlanjut dalam hubungan penyatuan kembali keluarga, pengungsi, serta perpindahan buruh! Tingkat imigrasi tertinggi terjadi sejak sembilah puluhan yang dialami oleh Perancis, Austria, Jerman, Belanda, Swiss, Inggris, & negeri-negeri Skandinavia lainnya! Pengecualian atas Jerman yang justru mengalami penurunan jumlah penduduk pada awal seribu sembilan ratus sembilan puluh! Hal itu boleh dimaklumi sebab adanya gelombang perpindahan penduduk dari Jerman, terutama Jerman Barat yang pindah menuju Jerman Timur & negeri-negeri Eropa Timur lainnya, baik ini untuk bertemu dengan keluarga mereka yang sudah tercerai bertahun-tahun, maupun untuk mencari penghidupan yang lebih hebat!

Pada tahun delapan puluhan, kelompok negeri penerima pendatangpun bertambah! Kali itu yang menjadi unsur penarik ialah negeri-negeri yang mengalami pertumbuhan kemakmuran dari segi ekonomi! Negeri-negeri tersebut ialah Irlandia, Spanyol, Portugal, Yunani, & Finlandia. Sementara ini, negeri-negeri pada Eropa Utara memberlakukan sejumlah kebijakan yang membatasi kehadiran pendatang!

Kelompok ke-3 negeri penerima pendatang kali itu disandang oleh negeri-negeri CEEC! Sesudah tahun seribu sembilan ratus delapan puluh sembilan, negeri-negeri mantan reruntuhan Uni Soviet yang berbatasan dengan Eropa pada sebelah timur menjadi negeri pengangkitan yang penting bagi para kaum pindahan sebelum mereka memasuki menuju negeri-negeri penerima lainnya pada Eropa Barat. Siprus, Hungaria, Republik Ceko, Slovakia, & Slovenia sekarang menjadi negeri-negeri dengan perpindahan netto yang pasti! Artinya, mereka jua menjadi negara penerima pendatang!

Jika dilakukan perbandingan pendatang antara mereka yang melakukan imigrasi untuk bekerja & untuk mencari suaka, maka jumlah pendatang yang mahu mencari pekerjaan nisbi lebih sedikit dari pada pendatang yang mencari suaka politik! Bahan keterangan dari OECD6 pada tahun dua ribu empat menunjukkan sejak tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh, terjadi peningkatan gelombang pendatang dari Turki, Maroko, jua pencari suaka dari Yugoslavia, Irak, & Iran. Berikut itu data pada tahun dua ribu satu yang menunjukkan negeri asal pendatang & negara penerimanya pada Eropa, yakni: Maroko pada Belgia; Irak & Afganistan pada Denmark; Rusia pada Finlandia; Maroko & Aljazair di Perancis; Turki pada

(3)

Jerman; Rumania & Ukraina pada Hungaria; Albania, Rumania, & Maroko pada Italia; Angola & Cape Verde pada Portugal, Irak pada Swedia, & India pada Inggris7!

Inilah sekelumit sejarah tentang imigrasi pada UE. Sebagaimana sudah disinggung pada atas, keberadaan para pendatang membawa akibat yang tak banyak! Pada 1 sisi, memang terjadi simbiosis berdampingan, di mana negeri-negeri Eropa membutuhkan tenaga kerja untuk keberlangsungan kerajinan dan perekonomian mereka & kedudukan-kedudukan ini boleh diisi oleh para pendatang! Pendatang yang memang tujuan utamanya kebanyakan mencari pekerjaan, akhirnya tak sulit mendapatkannya! Selama lowongan ini boleh disediakan oleh negeri-negeri penerima, tentu sahaja bukan suatu masalah! Tetapi akan berbeza jadinya apabila jumlah pendatang meluap tanpa adanya kesiapan dari negeri penerima! Itu tentu sahaja menjadi masalah tersendiri!

Kejadian imigrasi itu menyebabkan perubahan-perubahan dalam negeri-negeri Eropa! Salah 1 unsur penting yang berubah ialah kebijakan. Pada 1 sisi, penyediaan acara perpindahan yang sah dari pemerintah pada negeri penerima amatlah terbatas, kerana negeri-negeri Eropa kinipun melakukan penyaringan khusus untuk menyaring kaum pindahan yang yang mempunyai keterampilan tinggi! Adanya acara penyeleksian itu menunjukkan sebuah masalah mengenai buruh-buruh jangka pendek & ketaksesuaian antara permintaan dan penawaranpada sedikit negeri Eropa!

Skup yang terbatas dari acara itu kemudian memunculkan hasil bola salju, di mana kecenderungan yang terjadi kemudian ialah ketakteraturan penduduk yang masuk, masalah tempat tinggal, sampai penyediaan lapangan pekerjaan! Terlebih kembali, pembatasan terhadap jalan masuk para pencari suaka mengakibatkan adanya jalur-jalur perpindahan tertentu sehingga para pengungsipun beralih pada perpindahan yang tak teratur tersebut!

Unsur ke-2 yang memengaruhi arus perpindahan selama lima belas tahun terakhir itu jua ialah perubahan hubungan antara UE dengan tetangga-tetangganya pada Selatan & Timur! Pada awalnya, penghapusan batasan untuk melakukan perjalanan bagi negeri-negeri mantan komunis, membuka jalur yang berlipat-lipat bagi gerakan yang lebih teratur, di mana mudahnya perpindahan intra-perusahaan, kepastian untuk belajar, acara perpindahan buruh secara sementara, penempatan Aussiedler, & lelain8! Tetapi, hal itu pula membuka peluang terjadinya perpindahan yang tak teratur, penyelundupan, & perdagangan manusia dari &

(4)

melalui negara-negara Eropa Tengah & Timur menuju negeri-negeri Eropa Barat! Kebijakan baru berupa pengendalian yang lebih ketat pada perbatasan luar langsung dengan negeri-negeri CEE jua mengakibatkan terbatasnya gerakan antara negeri-negeri-negeri-negeri anggota baru UE & tetangga pada sekitarnya yang bukan anggota UE!

Permasalanpun makin sukar ketika pada dalam UE sendiri terdapat dua puluh tujuh negeri anggota yang memasing memiliki kepentingan & kemahuan berbeza terkait masalah imigrasi. Benturan kepentingan terjadi antara khalayak Eropa yang tinggal pada negeri-negeri Eropa Utara & Barat dengan khalayak yang berasal dari negeri-negeri Eropa Tengah & Timur yang secara budaya & suku berbeza. Perasaan anti-pendatangpun terjelmakan dalam sokongan khalayak terhadap kebijakan imigrasi terbatas & kebijakan suaka, pelaporan yang klise pada media tentang pendatang & pencari suaka, persoalan pembedaan memusuhi kelompok golongan kecil suku, serta rasisme/kekerasan anti-pendatang!

Dilema Kebijakan!

Adanya masalah-masalah pada atas pada akhirnya memunculkan pilihan dalam pembuatan kebijakan mengenai imigrasi pada UE! Pilihan tersebut boleh dibagi dalam 4 kelompok, antara lain pilihan dalam: kebijakan perpindahan buruh, kebijakan pengendalian perpindahan, sistem penjagaan & suaka, serta kebijakan penggabungan9!

Penulis akan mulai dari pilihan kebijakan perpindahan buruh! Pada sedikit negeri, tak dipungkiri, bahwa ada percekcokan lasat antara iktisad dengan demografi, khususnya dalam kasus bertambahnya jumlah buruh serta perlawanan khalayak terhadap perpindahan yang meninggi! Negeri-negeri Eropa sudah menyetujui masalah itu melalui cecara yang berbeza! Dalam sedikit kasus, pemerintah sudah berhasil mengenalkan perundang-undangan/acara liberalisasi! Acara & perundang-undangan itu ditujukan untuk kaum pindahan yang mempunyai keterampilan tinggi/paling rendah memiliki keterampilan pada bidang tertentu! Acara itu jua diperkenalkan bagi kaum pindahan yang memang telah tinggal pada negeri Eropa sebelum acara itu diluncurkan!

Akan namun, usaha tegas pada perluasan acara initu secara politik mengandung perdebatan! Pemerintah UE memandang acara itu sebagai hal yang menjanjikan & bersifat sementara & takkan dibuat tetap! Tetapi dalam kasus yang berbeza, pemerintah sudah

9 Mikko Lahteenmaki, 2004, ‘Refugee & Migration Policy at the European Union’, International Seminar for

(5)

menghindari percekcokan politik dengan mengenalkan liberalisasi melalui sikap yang tak meminta persepakatan DPR & perhatian yang banyak dari media!

Tak 1-pun dari persetujuan itu yang menetapkan penyelesaian berkelanjutan bagi buruh jangka pendek!

Kebijakan pengendalian perpindahan jua meningkatkan piluhan bagi pemerintahan UE! Ada hambatan yang lasat bagi pemerintah untuk mengendalikan perpindahan kaum pindahan, penduduk, & buruh yang tak teratur! Pengendalian dalam terhadap pengencangan pemakaian air, misalnya untuk mencegah penempattinggalan yang tak teratur! Hal itu tentu sahaja tak sesuai dengan unsur yang diterima pada negeri-negeri bebas demokratis! Mirip dengan ini ialah mahalnya biaya pengendalian perbatasan & menyebabkan penundaan yang lasat bagi mereka yang akan menyeberang melewati perbatasan, & akibat selanjutnya ialah akibat yang klise terhadap kerajinan pariwisata & perdagangan! Pada sisi lain, jaringan penyelundupan & perdagangan manusia menjadi lebih canggih kembali caranya. Akibatnya, kebijakan pengendalian itu jua wajib mempertimbangkan segi penyesuaian hi-tech dalam kegiatannya pada lapangan! Dalam kasus negeri-negeri Schengen, bentuk pengendalian pada perbatasan dalam itu tak kembali berguna sebab adanya penghapusan pengecekan!

Upaya pengendalian buruh yang tak teratur itu menghadapi kendala-kendala jua! Misalnya, percekcokan antara kepentingan usahan dalam menyelamatkan perlengkapan buruh yang murah! Adanya kepentingan itu menunjukkan derajat penguatan yang lemah dalam pemberian persetujuan bagi pegawai pada sedikit negara! Sekali sahaja manusia sudah menjadi penghuni dalam zaman yang lama merupakan hal yang susah untuk kemudian menyepelekan mereka dengan alasan berguna & kemanusiaan, & kepastian ada kasus yang lebih kuat kembali dalam pengaturan keadaan mereka! Hal itu tentu sahaja tanpa masalah!

Lalu, cara suakapun menyimpan pilihan tersendiri! Semenjak tahun seribu sembilan ratus delapan puluh, negeri-negeri Eropa sudah mempunyai pengalaman yang lumayan sedikit mengenai pembatasan terhadap cara suaka itu, berdasarkan Rapat Jenewa tahun seribu sembilan ratus lima puluh satu10! Kesejahteraan & sokongan bantuan untuk pencari suaka sudah dikurangi secara umum, & dalam beberapa kasus, para pencari suaka jua sudah dipindahkan menuju wilayah-wilayah khusus! Naskah-naskah surat lamaran suaka mereka jua dipertimbangkan melalui tata cara yang sudah dipercepat, serta pembatasan visa, jua aturan

(6)

dari negeri aman/negara pengangkutan jua membatasi jalan terhadap cara suaka! Pada antara semua perubahan itu, cara suaka itu jua pada akhirnya tak berhasil mempertemukan 2 tujuan utama, yakni: memberikan sokongan bagi mereka yang membutuhkan penjagaan serta membatasi & mencegah mereka yang memang tak membutuhkan! Kebijakan itu pada kelanjutannya nanti memunculkan bantahan dari kelompok-kelompok pembela hak asasi manusia & jua kelompok buruh! Media & khalayakpun melanggar cara suaka melewati pemberitaan & sikap mereka!

Pada sini boleh disaksikan bahwa ada 2 kasus yang terjadi, yaitu perselisihan antara dalam negara, Eropa, & pengungsi antarbangsa serta susila hak asasi manusia pada ! sisi; serta tekanan khalayak terhadap larangan pada sisi lainnya!

Masalah terakhir yang masih menjadi pilihan dalam kebijakan UE mengenai imigrasi ialah tentang penggabungan! Penggabungan merupakan persoalan yang paling sedikit menuai perdebatan pada Eropa! Hal itu diakibatkan oleh wacana kedaulatan kebangsaan dari memasing negeri yang masih kuat mempertahankan kepribadian kebangsaan mereka! Kerana hal itu nak tak nak nantinya akan berdampak pada masalah kewarganegaraan & aturan-aturan negeri! Sesungguhnya pilihan kebijakan penggabungan pada Eropa berakar pada masalah keunggulan, yaitu ketegangan antara kedekatan kerakyatan, pertimbangan iktisad, dan susila-sulila serta lembaga bebas!

(7)

Kesimpulan!

Dari berbagai pilihan kebijakan mengenai imigrasi pada atas, boleh ditarik kesimpulan bahwa kebijakan imigrasi masih merupakan hal yang belum benar-benar tetap! Itu ialah bahaya bagi sebuah perkumpulan kedaerahan dengan dua puluh tujuh negeri anggota yang memiliki kepentingan & kemahuan yang berbeza-beza. Tetapi, sejalan dengan semakin tingginya tanggung jawab negeri-negeri anggota terhadap perjanjian Lisbon, maka penyempurnaan serta pelaksanaan kebijakan imigrasi itu bukan hal yang tak pasti untuk diwujudkan!

Daftar Pustaka

Boswell, Christina, 2006, “Migration at Europe”, Global Commission in International Migration!

Herm, Anne, 2008, “Recent migration trends: citizens of EU-27 Members States became ever more mobile while EU remains attractive to non-EU citizens”, Eurostat Statistic on focus!

Lahteenmaki, Mikko, 2004, ‘Refugee & migration policy at the European Union’, International seminary for experts at the Series Great Debates organised by the Cicero Foundation, Paris, 18-19 November 2004!

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa, pemberian pendidikan kesehatan dengan menggunakan media booklet tentang gangguan jiwa dan perawatannya terbukti dapat

Rencana Strategis Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016-2020 merpakan integral dari kebijksanaan dan program Pemerintahan Kabupaten

Setiap mahasiswa diminta untuk membuat sebuah paper dengan panjang maksimal 500 kata yang berisi rangkuman dan refleksi kritis atas tulisan Abraham van de Beek. yang berjudul

Dari hasil analisa waktu yang tidak produktif (NPT) serta analisa masalah pada operasi pemboran sumur NB-AAA di lapangan XY Total E&P Indonesie, dapat disimpulkan: 1.

Pengujian Peningkatan Produktivitas Menggunakan alat analisis statistik yaitu uji hipotesis, dilakukan dalam 2 tahap: Tahap I: untuk menguji apakah ada perbedaan

Sebelum aliran yang melintasi bangunan pelimpah dikembalikan ke dalam sungai, maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi super-kritis tersebut harus diperlambat

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah harus berbasis kinerja, maka

Adapun solusi yang digunakan oleh peneliti dalam memperbaiki kendala yang ada pada pembelajaran Kooperatif tipe TSTS yaitumemberikan penjelasan lagi tentang