Isi Program Wajib Belajar 12 Tahun
Pemerintah telah memperkuat dasar hukum
pelaksaan Wajib Belajar 12 tahun melalui
PP
No. 47 Tahun 2008
Tentang Wajib Belajar.
Dalam PP ini ditegaskan bahwa Wajib Belajar
adalah program pendidikan minimal yang
harus diikuti oleh warga negara Indonesia
atas tanggung jawab Pemerintah dan
pemerintah daerah. Pasal 7 Ayat 4 dalam PP
Wajar (Wajib Belajar) menyatakan
“Pemerintah daerah dapat menetapkan
kebijakan untuk meningkatkan jenjang
Untuk merealisasikan PP tersebut, Kementrian
telah membuat program kerja sebagai penunjang
Beberapa program untuk mengawali pendidikan dasar 12
tahun sudah dilakukan oleh Pemerintah, misalnya melalui
program
Pendidikan Menengah Universal (PMU)
melalui
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No. 20
Tahun 2013.
PMU disebut sebagai program rintisan wajib
belajar 12 tahun. Program rintisan ini muncul untuk
meningkatkan kemampuan daya saing bangsa dan
menyambut bonus demografi. Selain PMU pemerintah
juga memberikan skema pembiayaan lain agar akses
siswa dari keluarga miskin tetap dapat mengakses
Program dan Pelaksanaannya ...
Kartu Indonesia Pintar
Program Indonesia Pintar melalui Kartu Indonesia Pintar adalah salah satu program nasional (tercantum dalam RPJMN 2015-2019) yang bertujuan untuk:
Meningkatkan angka partisipasi pendidikan dasar dan menengah.
Meningkatkan angka keberlanjutan pendidikan yang ditandai dengan menurunnya angka putus sekolah dan angka melanjutkan.
Menurunnya kesenjangan partisipasi pendikan antar kelompok masyarakat, terutama antara penduduk kaya dan penduduk miskin, antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan, antara wilayah perkotaan dan perdesaan dan antar daerah.
Meningkatkan kesiapan siswa pendidikan menengah untuk memasuki pasar kerja atau melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
Prioritas Penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP)
Anak usia sekolah (6-21 tahun) dari keluarga tidak mampu yang ditetapkan oleh pemerintah pada 2016.
Anak usia sekolah (6-21 tahun) dari keluarga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera/KKS yang telah menerima bantuan Program Indonesia Pintar pada 2015 dari Kemdikbud dan Kemenag.
Anak usia sekolah (6-21 tahun) dari keluarga peserta Program Keluarga Harapan (PKH) Anak usia sekolah (6-21 tahun) yang tinggal di Panti Asuhan/Sosial
Siswa/santri (6-21 tahun) dari Pondok Pesantren yang keluarga/rumah tangganya memiliki KKS (khusus untuk PIP Kementerian Agama) maupun melalui jalur usulan Pondok Pesantren (sejenis FUM/Formulir Usulan Madrasah).
Data Penerima Kartu Indonesia Pintar
Pelaksanaannya ...
Menurut pendapat saya pelaksanaan program pendidikan
dari kementrian pendidikan ini berjalan cukup baik banyak
masyarakat yang merasa terbantu dengan adanya bantuan
pendidikan ini terutama masyarakat di pulau Jawa yang
Program dan Pelaksanaannya ...
Dana Bantuan Operasional Sekolah
Program BOS menyediakan pendanaan bagi sekolah-sekolah untuk pembiayaan operasional bukan gaji. Dana ini bertujuan untuk meringankan biaya sekolah dan mendukung pembiayaan peningkatan kualitas bagi seluruh sekolah dasar dan menengah pertama negeri dan swasta di Indonesia. Sebelum ada
program BOS, sekolah meminta kontribusi dari orang tua murid untuk membiayai pengeluaran operasional mereka.
Program BOS membantu sekitar 44 juta murid di 228,000 sekolah dasar dan menengah pertama. Alokasi BOS per murid telah meningkat dari Rp 397,000 menjadi Rp 580,000 per murid SD dan dari Rp 570,000 menjadi Rp 710,000 per murid SMP per tahun pada tahun 2012. Dengan meningkatkan jumlah dana yang fleksibel penggunaannya untuk sekolah, program BOS membuka jalan bagi akuntabilitas dan otonomi yang lebih baik dalam sistem pendidikan.
Program BOS telah menunjang:
•
Peningkatan angka partisipasi siswa
SD dan SMP.
•
Peningkatan partisipasi siswa SMP
yang berasal dari keluarga miskin
dan mengurangi kesenjangan antara
kelompok pendapatan.
•
Mengurangi tingkat drop out siswa
terutama di SMP
•
Peningkatan pendanaan sekolah
terutama untuk sekolah-sekolah
kurang mampu.
•
Pengurangan korupsi dan
penyalahgunaan dana.
Pelaksanaannya ...
Menurut pendapat saya pelaksanaan program pendidikan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) telah berjalan dengan baik, cakupan dari pelaksanaan program ini sudah menyebar diseluruh daerah di Indonesia karena memang program ini telah direalisasikan sejak lama berbeda dengan program KIP yang baru dicanangkan beberapa tahun belakangan.
Bantuan dana BOS ini dirasakan manfaatnya oleh sekolah maupun masyarakat sebab sangat membantu sekolah maupun masyarakat yang kesulitan dalam membiayai kebutuhan operasional pendidikan mereka.
Akan tetapi dalam pelaksanaannya masih terdapat problematika dalam penyelenggaraan
bantuan ini, besarnya bantuan disetiap daerah berbeda-beda antar yang satu dengan yang lain hal ini disebabkan oleh kebijakan dari kepala daerah masing-masing sehingga seringkali menimbulkan
konflik.
Dari segi pelaksanaannya, walaupun telah ada pedoman, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dalam pengelolaan dana BOS, tetapi masih ditemukan terjadinya keterlambatan penyaluran dana, penggunaan dana yang tidak tepat sasaran serta pencatatan yang tidak tertib atas penggunaan dana BOS, termasuk ketidaktertiban penggunaan dana safeguarding yang dikelola oleh Tim
Manajemen BOS.