• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KE (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KE (1)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI PADA PENDERITA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT

UMUM SARI MUTIARA MEDAN TAHUN 2014

Paskah Rina Situmorang

STIKes Imelda Medan Paskah_situmorang@yahoo.com

ABSTRAK

Hipertensi yang lebih dikenal dengan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan dan kematian. Lebih kurang 90 % penderita hipertensi tergolong hipertensi essensial atau primer yang belum diketahui penyebabnya, sedangkan sisanya adalah hipertensi sekunder yang sudah jelas penyebabnya seperti kelainan pembuluh darah, gangguan kelenjar tiroid, dan lain – lain. Faktor penyebab hipertensi antara lain faktor keturunan, pola makan, factor merokok, berat badan, dan faktor alkohol yang dianggap sangat mempengaruhi meningkatnya angka kejadian hipertensi. Penelitian bertujuan untuk

mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi. Sampel dalam

penelitian ini berjumlah 71 orang, desain penelitian adalah Cross – sectional dengan

mengunakan Chi – square Test. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara

hipertensi dengan faktor keturunan dengan p : 0,000, adanya hubungan dengan pola makan dengan p : 0,001, adanya hubungan dengan faktor merokok dengan p : 0,000, dan adanya hubungan dengan factor alkohol denganp : 0,000, tidak ada hubungan antara aktifitas fisik p: 0,263 dan tidak ada hubungan dengan berat badan p : 0,644. Kesimpulan hasil penelitian

Faktor – Faktor yang berhubungan dengan kejadian hiperensi adalah Faktor genetic, Faktor

pola makan, Faktor merokok dan Faktor alcohol. Saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan tindakan pencegahan diharapkan agar pelayanan kesehatan memberikan penyuluhan kesehatan untuk mencegah hipertensi.

Kata Kunci: Hipertensi, Faktor Keturunan, Pola makan, Faktor Merokok, Faktor Alkohol, Aktifitas fisik, Berat Badan

PENDAHULUAN

Hipertensi atau darah tinggi diartikan sebagai peningkatan tekana darah secara terus menerus sehingga melebihi batas normal. Hpertensi sering dikatakan sebagi Sillent Killer, karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala – gejala terlebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Hipertensi merupakan penyakit yang kerap dijumpai di masyarakat dengan jumlah penderita yang terus meningkat setiap tahunnya. Baik desertai gejala atai tidak, ancaman terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh hipertensi terus berlangsung. (Vitahealth, 2005).

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu Hipertensi Primer atau Hipertensi Essensial dan Hipertensi Sekunder.

Hipertensi ikut berperan dalam kematian ribuan orang karena penyakit ikutannya yang lebih berbahaya seperti stroke, serangan jantung dan gagal ginjal terminal. Hipertensi juga membuka peluang 12 kali lebih besar bagi penderitannya untuk menderita stroke dan 6 kali lebih besar untuk serangan jantung, serta 5 kali lebih besar kemungkinan meninggal karena gagal jantung (Congestive heart failure) (Vitahealth, 2005).

Prevalensi hipertensi semakin lama

semakin meningkat. Dibanyak Negara saai ini, prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, aktivitas fisik dan stress psikososial. Saat ini hipertensi diderita lebih dari 800 juta orang di

seluruh dunia. Kurang lebih 10 – 30 %

(2)

menunjukkan prevalsensi hipertensi diduduki oleh India (40 %), Jerman (60 %) dan Indonesia menduduki peringkat ke 7 di asia. WHO memperkirakan prevalensi hipertensi lebih dari 20 % populasi penduduk dunia (Arrosyid Z, 2007).

Berdasarkan survey pendahuluan, data penderita hipertensi yang diperoleh dari rekam Medik Rumah Sakit Umum Sari Mutiara tahun dari 1104 penderita rawat inap).

Disamping itu dari hasil observasi dan wawancara dari berbagai masyarakat diperoleh keterangan bahwa masyarakat yang dirawat mempunyai kebiasaan mengkonsumsi daging 2-3 kali per minggu, mengkomsumsi alcohol dan merokok. Berdasarkan data di atas maka perluh

diketahui tentang faktor- faktor yang

berhubungan dengan kejadian hipertensi di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan.

Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah „‟

Faktor – Faktor apa yang berhubungan dengan

kejadian hipertensi pada penderita rawat inap di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan‟‟

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Faktor – Faktor yang

berhubungan dengan kejadian hipertensi pada penderita rawat inap di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan.

Manfaat Penelitian

1. Memberikan masukan bagi Rumah Sakit

Umum Sari Mutiara Medan tentang Faktor –

Faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi yang digunakan dalam upaya melakukan tindakan preventif.

2. Memberikan masukan kepada Dinas

kesehatan dalam upaya menyusun

kebijaksanaan dalam pencegahan penyakit hipertensi di masyarakat.

3. Sebagai bahan informasi kepada para

penderita hipertensi dalam menghindari Faktor – Faktor resiko terjadinya hipertnsi.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Hipertensi Defenisi

Hipertensi atau yang dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu gangguan pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigendan nutrisi yang dibawah oleh darah terhambat sampai kejaringan tubuh yang membutuhkannya (Vita Health, 2005 )

Hipertensi dapat juga ditetapkan sebagai tingginya tekanan darah secara menetap dimana tekanan sistemik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. (Brunner & Suddarth, 2002)

Tanda dan Gejala Hipertensi

Hipertensi seringkali disebut sebagai silent killer kerena termasuk penyakit yang

mematikan tanpa disertai gejala – gejalanya

lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul gejalah tersebut seringkali dianggap gangguan biasa sehingga korbannya terlambat menyadari akan datangnya penyakit. (Vita health, 2005)

Gejala – gejala hipertensi bervariasi

pada masing – masing individu dan hampir sama

dengan penyakit lainnya. Gejala – gejala itu

i. Telinga berdenging (tinnitus)

j. Dunia terasa berputar (vertigo)

Faktor – faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi

Beberapa faktor berikut sering berperan

dalam kasus – kasus hipertensi, yaitu faktor

keturunan, faktor obesitas, faktor stres, faktor pola makan dan faktor merokok.

a. Faktor keturunan

(3)

kedua orang tua, maka kemungkinan hipertensi esensial lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satu menderita hipertensi.

b. Faktor Obesitas

Di antara semua faktor risiko yang dapat dikendalikan, berat badan adalah salah satu yang

paling erat kaitannya dengan hipertensi.

Dibanding dengan orang kurus, orang yang

gemuk lebih besar peluangnya terkena

hipertensi. Kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi. Di perkirakan sebanyak 70% kasus baru penyakit hipertensi adalah orang dewasa yang berat badannya sedang bertambah. Dugaannya adalah jika berat badan seseorang bertambah, volume darah akan bertambah pula, sehingga beban jantung untuk memompah darah juga bertambah. Sering kali kenaikan volume darah dan beban pada tubuh yang bertambah berhubungan dengan hipertensi, karen! semakin besar bebannya, semakhn berat juga kerja jantung Dalam memompah darah keseluruh tubuh. Kdmungkinan lain adalah dari faktor produksi insulin, yakni suatu hormon yang diproduksi oleh pangkreas untuk mengatur kadar gula darah. Jika berat badan rertambah, terdapat kecenderungan pengeluaran insulin yang bertambah. Dengan bertambah"nya inrulin,

penyerapan natrium dalam ginjal akan

berkurang. Dengan bervambahnya natrium dalam tubuh, volume cairan dalam tubuh juga akán bertambah. Semakin banyak cairan termasuk darah yang ditahan, tekanan darah akan semakin tinggi.

Untuk mengetahui seseorang itu termasuk memiliki berat badan belebih atau tidak, yaitu aktivitas saraf simpatis, dalam kondisi stress adrenalin ka dalam aliran darah, sehingga

menyebabkan kenaikan tekanan darah sehingga siap untuk bereaksi.Menurut Sue Hichlift dalam Vita Health, (2005), Stres adalah respon yang dapat mengancam kesehatan jasmani ataupun emosional. Bila seseorang terus menerus dalam keadaan ini, maka tekanan darah akan tetap meningkat. Tanda-tanda stres antara lain : denyut jantung meningkat, kekuatan otot, terutama sekitar bahu dan leher, sulit tidur, konsentrasi menurun, nadi dan tekanan darah meningkat. Makan terlalu banyak atau sedikit, tidak tenang, dan tidak mampu menyelesaikan masalah.

d. Faktor Rokok

Merokok dapat mempermudah terjadinya penyakit jantung. Selain itu, merokok dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Hal ini disebabkan pengaruh nikotin dalam peredaran darah. kerusakan pembuluh darah juga diakibatkan oleh pengendapkan kolesterol pada pembuluh darah, sehingga jantung bekerja lebih cepat. (Vita Health, 2005).

e. Faktor Pola Makan yang Salah

Makanan yang diawetkan dan komsumsi garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah yang

tinggi seperti monosodium glutamat (MSG),

dapat menaikkan tekanan darah karena

mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih, sehingga dapat menahan air (retensi) sehinggameningkatkan jumlah volume darah, akibatnya jantung harus bekerja lebih keras untuk memompanya dan tekanan darah menjadi naik, selain itu natrium yang berlebihan akan menggumpal pada dinding pembuluh darah, dan natrium akan terkelupas sehingga akibatnya menyumbat pembuluh darah (Vita Health, 2005).

Upaya Pencegahan dan Penanggulangan The Joint National Committee on Detection, evaluation and treatment of high blood pressure (1997) menganjurkan saat mulainya pengobatan berdasarkan pada tipe kelompok resiko yang ditentukan oleh derajat hipertensi, adanya kerusakan organ target dan faktor resiko kardiovaskuler lainnya (E. Susalit, 2001).

(4)

a. Turunkan kelebihan berat badan

Diantara semua faktor resiko yang dapat dikendalikan, berat badan adalah salah satu yang

paling erat kaitannya dengan hipetensi.

Hubungan antara hipertensi dengan obesitas telah dibuktikan oleh beberapa penelitian, penurunan berat badan terbukti menurunkan tekanan darah. berat badan sebanyak 4 kg saja sudah sangat berarti dalam penurunan tekanan darah tinggi. Penurunan berat badan juga dapat mempercepat turunnya tekanan darah dalam proses pengobatan, hampir dua per tiga dari orang-orang yang kelebihan berat badan dengan hipertensi dapat mengendalikan tekanan darah dengan menurunkan sekitar 50% kelebihan berat badannya, tekanan darah akan turun sekitar 1,5 mmHg untuk setiap kilogram berat badan yang diturunkan.

b. Olahraga

Olahraga atau senam adalah bagian dari usaha untuk mengurangi berat badan dan mengelola stres, dua faktor yang mempertinggi

resiko hipertensi. Pada tahun 1993, American

College of Sport Medicine (ACSM) menganjurkan latihan-latihan aerobik (olahraga ketahanan) yang teratur serta cukup takarannya untuk mencegah resiko hipertensi. Dengan melakukan gerakan yang tepat selama 30-40 menit atau lebih sebanyak 3-4 hari per minggu, dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 10 mmHg pada sistolik dan diastolik. Olahraga teratur selain dapat mengurangi stres, juga dapat menurunkan berat badan serta membakar lemak di dalam darah dan memperkuat otot-otot jantung.

c. Pengatur pola diet

Diet yang dianjurkan adalah pembatasan asupan garam cukup menggunakan sekitar satu sendok teh saja atau sekitar 5 gram garam per hari, berarti tidak menambah garam waktu

makan dan menghindari makanan yang

diasinkan dan menggunakan mentega yang bebas garam.

d. Mengontrol stress

Beberapa cara untuk mendapatkan keadaan relaksasi seperti meditasi, yoga, senam dapat mengontrol sistem saraf otonom dengan kemungkinan dapat pula menurunkan tekanan darah.

e. Merubah gaya hidup modern

Perubahan gaya hidup dapat dibuktikan dengan menghindari kebiasaan merokok, minuman alkohol. merokok dapat meningkatkan tekanan darah, kelompok perokok memiliki tekanan

darah yang tinggi dibandingkan dengan

kelompok yang tidak merokok. Alkohol merupakan minuman keras yang dihasilkan dari fermentasi karbohidrat dan ragi, disamping alkohol terdapat ethanol atau ethyl alkohol, di dalam peredaran darah bagian tubuh tertentu

akan menyerap alkohol lebih banyak

dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain. Peminum alkohol yang berat sangat beresiko terjadinya hipetensi.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan

penelitian survei analitik dengan mengunakan desain cross-sectional dimana pengukuran atau

pengamatan terhadap subjek penelitian

dilakukan dengan sekali pengamatan.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Rumah

Sakit Umum Sari Mutiara Medan dan

direncanakan mulai bulan juni – Agustus.

Populasi dan Sampel

Seluruh pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan dan Sampel dalam penelitian ini sebanyak 71 orang.

1. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.

Analisa Deskriptif

Distribusi Faktor Keturunan Dengan Kejadian Hipertensi

Dari 71 orang responden ternyata

responden yang mempunyai faktor keturunan hipertensi ada sebanyak 48 orang (67,6%), responden yang tidak mempunyai faktor keturunan Hipertensi ada sebanyak 23 orang (32,4%).

Distribusi Pola Makan Dengan kejadian Hipertensi

Dari 71 orang responden ternyata

(5)

memiliki pola makan buruk ada sebanyak 39 orang (54,9%)

Distribusi Kebiasaan Merokok Dengan kejadian Hipertensi

Dari 71 orang responden ternyata

responden yang tidak merokok ada sebanyak 20 orang (28,2%), responden yang kategori merokok ringan sebanyak 15 orang (21,1%), responden yang kategori merokok sedang ada sebanyak 15 orang (21,1%), responden yang kategori merokok berat ada sebanyak 21 orang (29,6%),

Distribusi Konsumsi Alkohol dengan Kejadian Hipertensi

Dari 71 orang responden yang tidak

pernah minum minuman beralkohol ada

sebanyak 19 orang (26,8%), responden yang termasuk kategori pengkomsumsi alcohol ringan ada sebanyak 13 orang (18,3%), responden yang termasuk pengkomsumsi alkohol sedang ada sebanyak 15 orang (21,1%), responden yang termasuk pengkomsumsi alcohol berat ada sebanyak 24 orang (33,8%),

Distribusi Aktifitas Fisik Dengan Kejadian Hipertensi

Dari 71 orang responden ternyata

responden yang melakukan aktifitas fisik ada

sebanyak 41 orang (57,7%), sedangkan

responden yang tidak melakukan aktifitas fisik ada sebanyak 30 orang (42,3%)

Distribusi Hubungan Berat Badan Dengan Kejadian Hipertensi

Dari 71 orang responden ternyata

responden dengan kategori kurus ada sebanyak 6 orang (8,5%), responden dengan kategori berat badan normal ada sebanyak 33 orang (46,5%), responden dengan kategori gemuk ada sebanyak 25 orang (35,2%), responden dengan kategori obesitas ada sebanyak 8 orang (9,9%).

Analisa Statistik

Hubungan Faktor Keturunan Dengan Kejadian Hipertensi

Berdasarkan hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,000 yang berarti ada hubungan Faktor Keturunan Dengan Kejadian Hipertensi

Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi

Berdasarkan hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,001 yang berarti ada hubungan pola makan dengan kejadian Hipertensi

Hubungan Kebiasaan merokok Dengan

Kejadian Hipertensi

Berdasarkan hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,000 yang berarti ada hubungan Kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi.

Hubungan konsumsi Alkohol Dengan kejadian Hipertensi

Berdasarkan hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,000 yang berarti ada hubungan kebiasaan

mengkonsumsi alcohol dengan kejadian

hipertensi.

Hubungan Aktifitas fisik Dengan Kejadian Hipertensi

Berdasarkan hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,263 (p = >0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi.

Hubungan Berat Badan dengan Kejadian Hipertensi

Berdasarkan hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,664 yang berarti tidak ada hubungan

1. Distribusi responden berdasarkan umur

menunjukkan bahwa umur 25 – 50 tahun

yaitu 41 orang (57,7%), berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa laki – laki yang paling banyak yaitu 53 orang (74,6%), berdasarkan pekerjaan diketahui yang bekerja sebagai petani yaitu 32 orang (45,1%), berdasarkan agama diketahui responden yang beragama Kristen yang paling banyak yaitu 60 orang (88,7%).

2. Distribusi responden berdasarkan kategori

responden menunjukkan bahwa yang

(6)

berdasarkan kebiasaan merokok responden diketahui responden yang merokok berat sebanyak 21 orang (29,6 %), berdasarkan kebiasaan yang peminum alcohol diketahui

yaitu sebanyak 24 orang (33,8%),

berdasarkan aktifitas fisik diketahui bahwa responden yang melakukan aktifitas fisik ada sebanyak 41 orang (57,7%), berdasrkan berat badan diketahui bahwa responden kategori normal sebanyak 33 orang (46,5%).

Berdasarkan hasil uji Chi-square diketahui bahwa :

1. Ada hubungan antara faktor keturunan

dengan kejadian hipertensi

2. Ada hubungan antara faktor pola makan

dengan kejadian hipertensi

3. Ada hubungan antara kebiasaan merokok

dengan kejadian hipertensi

4. Ada hubungan antara konsumsi alcohol

dengan kejadian hipertensi

5. Tidak ada hubungan antara aktifitas fisik

dengan kejadian hipertensi

6. Tidak ada hubungan antara berat badan

dengan kejadian hipertensi.

Saran

1. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar

meningkatkan konseling gizi mengenai pola makan yang baik kepada penderita hipertensi agar tidak memperparah kondisi

penderita dan tidak menimbulkan

komplikasi.

2. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar

meningkatkan penyuluhan bagi penderita

hipertensi agar menghentikan atau

mengurangi kebiasaan merokok.

3. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar

meningkatkan penyuluhan kepada penderita

hipertensi agar menghentikan atau

mengurangi kebiasaan mengkomsumsi

alkohol.

DAFTAR PUSTAKA

Adriantoro H, 2007, Pembunuh Diam – Diam

itu Bernama Hipertensi,

http//:www.republikaonline.com

Anies, 2006, Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular, PT Elex Media Komputiondo, Jakarta

Arrosyid Z, 2007, Tekanan Darah Tinggi, http//:www.yahoo.com.

Brunner & suddarth, 2002, Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8, Vol 2, EGC, Jakarta

Bustan MN, 2000, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta Bustan MN, 2002, Pengantar Epidemiologi,

Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Lovastin K, 2006, Penyakit Jantung dan Tekanan darah Tinggi, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta

Mansjoer Arif dkk; 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Media Aesculapius FKUI, Jakarta

Marliani L & Tatan S, 2007, 100 Question & Answers Hipertensi, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta

Notoatmodjo S, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta Ramaiah S, 2007, All You Wanted To Know Aout Hypertension, Penerbit PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia

Sastroasmoro S, 2002, Dasar – dasar Metodelogi

Penelitian Klinis Edisi 2, CV. Agung Seto, Jakarta

Sayoga, 2005, Mencegah Stroke dan Sakit Jantung, PT. Granesia, Bandung

Sample P, 1991, Tekanan Darah Tinggi, Penerbit ARCAN, Jakarta

Stein J.H, 1998, Panduan Klinis Ilmu penyakit Dalam, EGC, Jakarta

Supariasa dkk, 2001, Penilaian Status Gizi, EGC, Jakarta

Susalit E, dkk, 1996, Buku Ajar penyakit Dalam jilid 2, Balai Penerbit FK UI, Jakarta Vitahealth, 2005, Hipertensi, PT. Gramedia

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan penelitian pengembangan ini adalah (1) Dihasilkan modul pembelajaran fisika dengan strategi inkuiri terbimbing pada materi fluida statis yang tervalidasi; (2)

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

skor penilaian yang diperoleh dengan menggunakan tafsiran Suyanto dan Sartinem (2009: 227). Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini da- pat dilihat

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

2. Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang

Aplikasi yang dihasilkan pada penelitian ini sudah menerapkan perancangan yang telah dilakukan seperti: (1) aplikasi ini dapat mengidentifikasi kondisi anak dan remaja

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) upaya layanan bimbingan konseling Islam yang dilakukan guru konselor untuk menyadarkan perilaku merokok pada siswa di SMP Negeri 5