• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kinerja Mengajar Guru Berdasarkan Status Akreditasi Sekolah Dasar se-Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang T2 942016703 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kinerja Mengajar Guru Berdasarkan Status Akreditasi Sekolah Dasar se-Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang T2 942016703 BAB I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Meningkatkan mutu pendidikan secara nasional merupakan salah satu program pemerintah yang sedang dilaksanakan sekarang ini. Peningkatan mutu di setiap satuan pendidikan, diarahkan pada upaya terselenggaranya layanan pendidikan kepada pihak yang berkepentingan atau masyarakat. Upaya yang terus menerus dilakukan dan berkesinambungan diharapkan dapat memberikan layanan pendidikan bermutu dan berkualitas, yang dapat menjamin bahwa proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah sudah sesuai harapan dan yang seharusnya terjadi. Dengan demikian, peningkatan mutu pada setiap satuan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia secara nasional.

(2)

2

Agar mutu pendidikan sesuai dengan yang seharusnya dan yang diharapkan masyarakat, mungkin perlu kita pertanyakan diperlukan standar yang sesuai acauan. Jika standar yang dikehendaki bersifat nasional, maka hendaknya standar tersebut juga harus bersifat nasional pula. Dari aspek input, proses hingga output nya.

Proses evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian target penyelenggaraan layanan pendidikan yang berkualitas dan memberdayakan mereka yang dievaluasi sehingga menghasilkan lulusan pendidikan yang sesuai dengan standar yang telah diterapkan. Artinya pihak yang dievaluasi, apakah itu administrator pendidikan, kepala sekolah, guru, atau siswa akan merasakan bahwa kegiatan evaluasi membantu untuk mengenal berbagai kelebihan dan kekurangan, serta memberikan arah yang jelas dilakukan untuk mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik. Oleh karena itu evaluasi harus dilakukan secara berkesinambungan, komprehensif, dan transparan serta memotifasi peserta didik dan pengelola pendidikan untuk terus menerus berupaya meningkatkan mutu kegiatan pembelajaran dan pendidikan.

(3)

3 merupakan kegiatan evaluasi yang independen dan berwenang untuk itu.

Akreditasi sekolah yang sebenarnya mempunyai pengertian sebagai proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan dan kinerja lembaga atau suatu program pendidikan dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas publik, alat regulasi diri (self regulation) di mana sekolah mengenal kekuatan dan kelemahan serta terus menerus meningkatkan kekuatan dan memperbaiki kelemahannya.

(4)

4

Ada pihak sekolah yang berpandangan dalam menghadapi akreditasi sekolah sangat antusias dengan mempersiapkan segala sesuatunya seawal mungkin, sehingga pada saat tiba sekolah mendapatkan giliran penilaian akreditasi sekolah, semuanya sudah ada dan tidak perlu lembur sampai berminggu–minggu untuk menghadapi akreditasi. Namun ada pihak sekolah yang biasa saja menanggapi adanya akreditasi sekolah, dan pada gilirannya tiba saat akreditasi sekolah baru mmpersiapkan segala sesuatunya dengan cara lembur. Hal ini tentunya akan mengganggu proses belajar mengajar karena sibuk mempersiapkan segala administrasi selama beberapa tahun dikerjakan dalam waktu singkat hanya untuk memenuhi saat akan diakreditasi. Ini jelas menggambarkan yang tidak sebenarnya.

Dengan demikian akreditasi sekolah tidak menggambarkan adanya upaya untuk meningkatkan kualitas yang sebenarnya, tetapi hanya untuk memenuhi saat akan ada penilaian dengan harapan nilai akreditasi dapat nilai bagus, tetapi kualitas pembelajaran diabaikan.

(5)

5 Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas profesinya (Sarimaya, 2008:17). Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk ikhlas dan total dalam menjalankan profesinya sehingga dalam proses belajar mengajar bisa berjalan dengan lancar dan kondusif. Guru merupakan suatu profesi, yang berati suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di bidang pendidikan (Utomo, 2007:15). Maka dari itu setiap guru hendaknya dapat melakukan tugasnya secara profesional agar kualitas pendidikan tetap terjaga dan selalu berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Selain itu, kinerja ideal seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran harus selalu ditingkatkan agar kualitas peserta didik semakin meningkat sesuai dengan harapan.

(6)

6

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa keberhasilan akreditasi yang dapat mencerminkan peningkatan kualitas pendidikan, selain unsur kebijakan pemerintah, sebagian besar ditentukan oleh kinerja guru yang memikul tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan, disamping itu guru harus dapat meningkatkan kecerdasan anak didiknya. Untuk kepentingan sekolah memiliki guru yang profesional merupakan kunci keberhasilan proses pembelajaran, guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik.

Berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan yang salah satu langkah yang ditempuh pemerintah adalah dengan mengadakan akreditasi sekolah, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimanakah perbedaan kinerja mengajar guru berdasarkan status akreditasi sekolah dasar Se-Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Lebih jauh peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana akreditasi yang dilakukan sebagai proses untuk memenuhi segala tuntutan perbaikan mutu pendidikan dan output yang dapat diandalkan guna menghadapi era globalisasi, sehingga perlu untuk diteliti berpengaruh positif atau negatif terhadap dan kinerja mengajar guru.

(7)

7 SMA se-Kabupaten Banjarnegara. Dari pengujian hipotesis tentang pengaruh Akreditasi Sekolah terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa variabel mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian tersebut memiliki hubungan dengan penelitian ini dalam hal variabel independen yaitu akreditasi sekolah, namun dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah kinerja guru di SDN se-Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah adalah: Sejauh mana perbedaan kinerja mengajar guru berdasarkan status akreditasi sekolah dasar Se-Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja mengajar guru berdasarkan status akreditasi sekolah dasar Se-Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

(8)

8

khususnya yang berkaitan dengan akreditasi sekolah dan kinerja guru;

2. Manfaat Praktis

Referensi

Dokumen terkait

[r]

berat dari semua bagian suatu gedung/bangunan yang bersifat tetap selama masa layan struktur, termasuk unsur – unsur tambahan, finishing, mesin – mesin serta.. peralatan tetap

[r]

• Sedangkan untuk elemen struktur tekan dengan tulangan spiral diameter 6 mm atau lebih dengan jarak minimal 100 mm, panjang penyaluran yang.. dihitung dari persamaan di atas

[r]

[r]

Penelitian ini menggunakan metode cyclic strategy dimana hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah video promosi pariwisata Kabupaten Halmahera Utara

Dengan dimasukkannya si anak sebagai pelaku kejahatan ke Pemasyarakatan bukannya tidak menjamin bahwa si anak tersebut akan dapat berubah, namun di dalam Pemasyarakatan