1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Menurut Wong, et al. (2010), tanaman kecombrang (Etlingera ela tior) adalah sejenis tanaman rempah dan merupakan tumbuhan tahunan yang bunga, buah, serta bijinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan sayuran. Bunga kecombrang juga termasuk salah satu anggota familia Zingibera cea e. Kecombrang dipetik saat bunganya masih kuncup dan berwarna merah muda. Bunga kecombrang mempunyai kandungan zat kimia antara lain: karbohidrat, serat pangan, lemak, protein, air, kalsium, tembaga, besi, magnesium, mangan, seng, natrium, kalium, sulfur, fosfor, boron, fluor, selenium, kobalt, krom, dan molibdenum (Wijekoon, et al., 2011).
Menurut Jackie, et al. (2011), mahkota bunga dari kecombrang banyak digunakan pada kari, laksa Penang, nasi ulam, nasi kerabu, atau rujak. Di Sumatera Utara, mahkota bunganya digunakan untuk memasak arsik ikan mas dan asam cekala. Buahnya dapat dimakan tetapi asam dan terkenal dengan aktivitas antihipertensinya dan sering diolah menjadi permen atau manisan (Lim, 2014).
Menurut Adliani, dkk. (2012), bunga kecombrang juga mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol, steroid, saponin, dan minyak atsiri. Bunga kecombrang banyak bermanfaat di antaranya adalah menghilangkan bau badan, menyembuhkan penyakit kulit. Menurut Jackie, et al. (2011), ekstrak etanol bunga kecombrang memiliki aktivitas antioksidan yang signifikan dengan konsentrasi ekstrak 200 mg/kg. Kalium yang terkandung dalam bunga kecombrang bermanfaat untuk melancarkan air seni, mengobati penyakit ginjal (Heyne, 1913).
2
Menurut Sutanto (2005), bahan mineral mendominasi tubuh tanah mineral sebagai hasil pelapukan batuan, media tempat tumbuh perakaran tanaman, dan penyedia unsur hara. Komponen mineral termasuk mineral primer, mineral sekunder, dan bahan amorf. Mineral merupakan salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan (Almatsier, 2004).
Metode kompleksometri dan gravimetri banyak digunakan untuk penetapan kadar besi, kalsium, dan magnesium, sedangkan menurut Ben-Bassat dan Azrad (2013), untuk penetapan kadar kalium dapat digunakan titrasi volumetris dengan metode heterometri secara langsung melalui pembentukan endapan Kalium Tetraphenilboron untuk sampel dengan konsentrasi 40 - 60 ppm K+ dan secara tak langsung melalui pembentukan K2Na[Co(NO2)6] dalam medium asam asetat-etanol untuk sampel dengan konsentrasi 4 - 10 mg K+. Akan tetapi, semua mineral ini dapat ditentukan metode spektrofotometri serapan atom dan pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri serapan atom karena mempunyai kepekaan yang tinggi (batas deteksi kurang dari 1 ppm), pelaksanaannya relatif cepat dan sederhana, dan interferensinya sedikit (Rohman, 2007).
Berdasarkan pengamatan peneliti, sebelumnya tidak pernah dilakukan penelitian pada skala nasional mengenai kadar besi, kalium, kalsium, dan magnesium pada bunga kecombrang. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai analisis kandungan mineral ini pada bunga kecombrang secara spektrofotometri serapan atom untuk mengetahui kadar dari besi, kalium, kalsium, dan magnesium dari bunga kecombrang (Etlingera ela tior).
3 1.2Perumusan Masalah
1. Berapakah kadar besi, kalium, kalsium, dan magnesium yang terdapat pada bunga kecombrang ?
1.3Hipotesis
1. Bunga kecombrang memiliki kandungan mineral besi, kalium, kalsium, dan magnesium pada kadar tertentu.
1.4Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui berapa kadar mineral besi, kalium, kalsium, dan magnesium pada bunga kecombrang.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang kadar besi, kalium, kalsium, dan magnesium serta manfaat yang terdapat pada bunga kecombrang, sehingga konsumsi bunga kecombrang dapat ditingkatkan oleh masyarakat dalam hal kandungan mineral besi, kalium, kalsium, dan magnesium.